Anda di halaman 1dari 47

Abdominal Pain

Erri Pratama (405140008)


Fransiska Alisa (405130172)
Keluhan Utama
Nyeri Perut

Sejak Kapan?

≤4 Minggu >4 Minggu


Akut Kronik

Click Next

Tajam Tumpul

Obstruksi di
Ureter atau Tuba Obstruksi di Usus
Fallopi
Lokasi Nyerinya dimana?
Tanya riwayat pengobatan
-Apakah sudah minum obat untuk mengurangi
gejala?
Contoh: Ps minum antacid, gejala membaik  curiga
gastritis

Tanya riwayat penyakit dahulu


- Apakah pernah memiliki keluhan yang sama seperti ini?
Kalo Iya, Pikirkan mungkin ini progresivitas penyakit yang
memburuk,
contoh:
Gastritis Kronik yang menjadi Tukak Lambung
Kalo baru pertama kali, coba tanya apakah pasien punya
penyakit kronis yang diderita.
Tanya Riwayat Kebiasaan
Makan Minum:
-Apakah ada makan di sembarang tempat? Makan
yang pedas-pedas?
Kalo pasien memang ada keluhan diare,
curiga gastroenteritis.
-Apakah sering minum alkohol?
Kalo sering, pikirkan Gastritis, Tukak Lambung, Tukak
Duodenum, Penyakit di Hepar.
Gastrititis
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa
dan submukosa lambung sebagai mekanisme proteksi
mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau
bahan iritan lain. Proses inflamasi dapat bersifat akut,
kronis, difus, atau lokal.
ANAMNESA
Keluhan Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan
panas seperti terbakar pada perut bagian atas.
Keluhan mereda atau memburuk bila diikuti dengan
makan, mual, muntah dan kembung.
Faktor Resiko
a. Pola makan yang tidak baik: waktu makan terlambat, jenis
makanan pedas, porsi makan yang besar.
b. Sering minum kopi dan teh.
c. Infeksi bakteri atau parasit.
d. Pengunaan obat analgetik dan steroid.
e. Usia lanjut.
f. Alkoholisme.
g. Stress.
h. Penyakit lainnya, seperti: penyakit refluks empedu,
penyakit autoimun, HIV/AIDS, Chron disease.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
a. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus
meningkat.
b. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat
ditemukan pendarahan saluran cerna berupa
hematemesis dan melena.
c. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis,
konjungtiva tampak anemis.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tidak diperlukan, kecuali pada gastritis kronis dengan
melakukan pemeriksaan:
a. Darah rutin.
b. Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori:
pemeriksaan breathe test dan feses.
c. Rontgen dengan barium enema.
d. Endoskopi.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Untuk Diagnosis
definitif dilakukan pemeriksaan penunjang.

Diagnosis Banding Komplikasi


a. Kolesistitis a. Pendarahan saluran cerna
b. Kolelitiasis bagian atas.
c. Chron disease b. Ulkus peptikum.
d. Kanker lambung c. Perforasi lambung.
e. Gastroenteritis d. Anemia.
f. Limfoma
g. Ulkus peptikum
h. Sarkoidosis
i. GERD
PENATALAKSANAAN
a. Menginformasikan kepada pasien untuk
menghindari pemicu terjadinya keluhan, antara lain
dengan makan tepat waktu, makan sering dengan
porsi kecil dan hindari dari makanan yang
meningkatkan asam lambung atau perut kembung
seperti kopi, the, makanan pedas dan kol.
b. Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain:
H2 Bloker2 x/hari (Ranitidin 150 mg/kali, Famotidin
20 mg/kali, Simetidin 400-800 mg/kali), PPI 2x/hari
(Omeprazole 20 mg/kali, Lansoprazole 30 mg/kali),
serta Antasida dosis 3 x 500-1000 mg/hr.
EVALUASI
Konseling dan Edukasi
Menginformasikan pasien dan keluarga mengenai faktor risiko terjadinya
gastritis.

Kriteria rujukan
a. Bila 5 hari pengobatan belum ada perbaikan.
b. Terjadi komplikasi.
c. Terjadi alarm symptoms seperti perdarahan, berat badan menurun 10%
dalam 6 bulan, dan mual muntah berlebihan.

Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya
komplikasi, dan pengobatannya. Umumnya prognosis gastritis adalah bonam,
namun dapat terjadi berulang bila pola hidup tidak berubah.
GERD
Masalah Kesehatan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
adalah mekanisme refluks melalui inkompeten sfingter esofagus.
ANAMNESIS
Keluhan Rasa panas dan terbakar di retrosternal atau
epigastrik dan dapat menjalar ke leher. Hal ini terjadi
terutama setelah makan dengan volume besar dan berlemak.
Keluhan ini diperberat dengan posisi berbaring
terlentang.Keluhan ini juga dapat timbul oleh karena makanan
berupa saos tomat, peppermint, coklat, kopi, dan alkohol.
Keluhan sering muncul pada malam hari. Keluhan lain akibat
refluks adalah tiba tiba ada rasa cairan asam di mulut,
cegukan, mual dan muntah. Refluks ini dapat terjadi pada pria
dan wanita. Sering dianggap gejala penyakit jantung.
FAKTOR RESIKO
Usia > 40 thn, obesitas, kehamilan, merokok, kopi,
alkohol, coklat, makan berlemak, beberapa obat di
antaranya nitrat, teophylin dan verapamil, pakaian
yang ketat, atau pekerja yang sering memgangkat
beban berat.
PEMERIKSAAN FISIK

Tidak terdapat tanda spesifik untuk GERD. Tindakan


untuk pemeriksaan adalah dengan pengisian
kuesioner GERD. Bila hasilnya positif, maka dilakukan
tes dengan pengobatan PPI (Proton Pump Inhibitor).
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis yang
cermat. Kemudian untuk di pelayanan primer, pasien
diterapi dengan PPI test, bila memberikan respon positif
terhadap terapi, maka diagnosis definitive GERD dapat
disimpulkan. Standar baku untuk diagnosis definitif
GERD adalah dengan endoskopi saluran cerna bagian
atas yaitu ditemukannya mucosal break di esophagus
namun tindakan ini hanya dapat dilakukan oleh dokter
spesialis yang memiliki kompetensi tersebut.
Diagnosis Banding Komplikasi
a. Angina pektoris a. Esofagitis
b. Ulkus esofagus
b. Akhalasia
c. Perdarahan esofagus
c. Dispepsia d. Striktur esofagus
d. Ulkus peptik e. Barret’s esophagus
e. Ulkus duodenum f. Adenokarsinoma
f. Pankreatitis g. Batuk dan asma
h. Inflamasi faring dan laring
i. Cairan pada sinus dan telinga
tengah
j. Aspirasi paru
TATALAKSANA
• Modifikasi gaya hidup: Mengurangi berat badan, berhenti
merokok, tidak mengkonsumsi zat yang mengiritasi
lambung seperti kafein, aspirin, dan alkohol. Posisi tidur
sebaiknya dengan kepala yang lebih tinggi. Tidur minimal
setelah 2 sampai 4 jam setelah makanan, makan dengan
porsi kecil dan kurangi makanan yang berlemak.
• Terapi dengan medikamentosa dengan cara memberikan
Proton Pump Inhibitor (PPI) dosis tinggi selama 7-14
hari.Bila terdapat perbaikan gejala yang signifikan (50-
75%) maka diagnosis dapat ditegakkan sebagai GERD. PPI
dosis tinggi berupa Omeprazole 2x20 mg/hari dan
lansoprazole 2x 30 mg/hari.
• Setelah ditegakkan diagnosis GERD, obat dapat
diteruskan sampai 4 minggu dan boleh ditambah
dengan prokinetik seperti domperidon 3x10 mg.
• Pada kondisi tidak tersedianya PPI , maka
penggunaan H2 Blocker 2x/hari: simetidin 400-800
mg atau Ranitidin 150 mg atau Famotidin 20 mg.
BATU SALURAN KEMIH

Batu di dalam saluran kemih adalah massa keras seperti batu


yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa
menyebabkan nyeri,perdarahan,penyumbatan aliran kemih
atau infeksi.
Batu bisa terbentuk :
• Di dalam ginjal (batu ginjal)
• Di dalam kandung kemih (batu kandung kemih)
• Proses pembentukan : Urolitiasis
Faktor resiko
• Kurang minum
• Diet banyak mengandung kalsium/oksalat
• Kadar asam urat darah tinggi
• Sumbatan pada saluran kemih
• Riwayat infeksi saluran kemih
• Riwayat keluarga menderita BSK
• Pekerjaan banyak duduk/kurang aktivitas
• Faktor lingkungan
ANAMNESA

Batu berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan dapat keluar sendiri
bersama air seni. Batu berukuran besar dapat menimbulkan sumbatan aliran air seni,
dapat menimbulkan gejala antara lain :
• Rasa nyeri hebat daerah pinggang/kolik
• Biasanya ada keluhan mual dan muntah
• Kadang dijumpai darah pada air seni
• Perasaan panas saluran kemih saat kencing
• Rasa sangat ingin kencing
• Demam
JENIS BATU
• Batu kalsium : paling sering ditemukan, campuran kalsium
dengan oksalat atau kalsium dengan fosfat,sering dijumpai
pada vitamin D berlebihan,gangguan kel
paratiroid,kanker,penyakit ginjal
• Batu asam urat : Gout arthritis
• Batu struvite : amoniak urin tinggi/infeksi
• Batu sistin : tingginya kadar sisitin urin
DIAGNOSA

• Riwayat penyakit
• Pemeriksaan fisik
• Urinalisis mikroskopik : darah,nanah atau kristal batu
kecil
• Pemeriksaan tambahan : urin 24 jam,pem darah
:kalsium,sistin,asam urat
• Rontgen perut : batu kalsium dan struvit
• Pemeriksaan lain : urografi intravena,dll
TATALAKSANA
• Batu yang tidak menyebabkan gejala,
penyumbatan atau infeksi tidak perlu diobati
• Minum banyak cairan membantu membuang
batu
• Kolik renalis : obat pereda nyeri
• Alat gelombang ultrasonik
• Pembedahan : batu asam urat besar
• Antibiotik : batu struvit karena infeksi
PENCEGAHAN

Agar terhindar dari penyakit batu ginjal, beberapa cara


disarankan antara lain :
• Minum banyak air (8-10 gelas sehari)
• Minum air putih ketika bangun tidur
• Jangan menahan kencing
• Pola makan seimbang, berolahraga, menjaga berat badan
tetap ideal
ULKUS PEPTIKUM

Ulkus peptikum adalah luka atau borok yang terjadi di


lapisan dari gaster (ulkus gaster) atau duodenal (ulkus
duodenum)
ANAMNESA

Pasien mengeluh rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut
bagian atas. Keluhan mereda atau memburuk bila diikuti dengan
makan, mual, muntah dan kembung.

Pada kasus yang berat:


• BAB Hitam
• Muntah darah
• Penurunan Berat badan
• Nyeri Parah di bagian tengah hingga atas abdomen
Ulkus Umumnya disebabkan oleh bakteri H. Pylori
Faktor Resiko:
• Penggunaan NSAID
• Konsumsi alkohol berlebih
• Merokok
• Penyakit Kronik (Gastritis Kronik)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ENDOSKOPI

Figure 1. Photograph of a peptic ulcer taken during an


upper endoscopy. This ulcer is a “gastric ulcer” because it is
located in the stomach.
TATALAKSANA

• Proton pump inhibitors (PPI).


• Antibiotics.
• Upper endoscopy. Some bleeding ulcers can be treated through
an endoscope.
• Surgery.
PENCEGAHAN

• Jangan Merokok
• Kurangi Alkohol
• Jangan menggunakan Aspirin dan NSAID
berlebihan
Apendisitis akut
• Radang yang timbul secara mendadak pada
apendiks dapat menyebabkan perforasi jika tidak
ditangani
Hasil anamnesis
• Nyeri perut kanan bawah
• Mula-mula dari epigastrium menjalar ke Mc Burney
• Apabila sudah >6 jam penderita dapat menunjukan
letak karena sifat nyeri yang somatic
Hasil anamnesis
• Gejala klinis:
• Muntah
• Anoreksia, nausea, vomiting
• Disuria jika peradangan dekat dengan vesika urinaria
• Demam tidak terlalu tinggi 37,5 – 38,50C
Pemeriksaan fisik
• inspeksi
• Penderita berjalan membungkuk sambal memegang
perut yang sakit
• Kembung jika terjadi perforasi
• palpasi
• Nyeri tekan Mc burney
• Rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
• Rovsing sign +
• Psoas sign +
• Obturator sign +
Pemeriksaan fisik
• Perkusi
• Nyeri ketok
• Auskultasi
• Peristaltik normal
 Rectal toucer  nyeri tekan pada jam 9-12
 Tanda perforasi  nyeri seluruh abdomen

Pemeriksaan penunjang
• Lab
• Lekosit 11.000-14.000/ mm3, jika sudah 18.000/mm3
terjadi perforasi
• Pemeriksaan urinalisa untuk menyingkirkan kelainan
urologi
• HCG untuk mempertimbangkan wanita subur yang
dicurigai kehamilan ectopic
• Foto polos abdomen
• USG
Diagnosis banding
• Kolesistitis akut
• Divertikel mackelli
• Pankreatitis
• Batu ureter
• Cystitis
• KET( kehmilan ektopik terganggu)
• Salphingitis akut

Anda mungkin juga menyukai