VARIKOKEL
Oleh
dr. Si Putu Agung Ratih Sukma Dewi
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN
KASUS
Identitas
Nama : Tn. I PUTU H A
Umur : 30Y 8M
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : HINDU
Pekerjaan : Swasta
Tanggal masuk RS : 26/10/2021
Riwayat Kebiasaan
Merokok (-), Alkohol (-)
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital : TD : 130/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x/ menit
S : 37,0°C
Abdomen
Inspeksi : tampak datar
Palpasi : Lemas
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus +() normal
Status Urologis
CVA : Nyeri ketok -/-, bulging (-), ballotement (-)
Suprapubik : Massa tidak teraba, Buli penuh tidak ada
OUE : Darah (-), pus (-)
Pemeriksaan Penunjang
Lab Darah :
Hb : 14,7g/l
Ht : 45,6 vol %
Leukosit : 5530 /µl
Trombosit : 238.000/ µl
MCH : 29
MCHC : 32
MCV : 89
Kimia Darah :
Ureum : 17 mg/dl GDP : 82
Kreatinin : 0,9 mg/dl Klorida : 100,3
SGOT : 22 Kalium : 3,99
SGPT : 20 Natrium : 140
Diagnosis banding
Spermatokel
Hidrocele
Hematocele
Diagnosis kerja
Orchalgia ec. varikokel bilateral
Penatalaksanaan
Konservatif :
-Infus NaCl 0.9% asnet
-inj Starxon 2 gram (Ceftriaxone)
Intervensi :
-Bedah : Pro mikroligasi varikokel bilateral
Laporan Operasi
Tanggal operasi : 26-Oct-2021
Jenis operasi : Pro mikroligasi varikokel bilateral
Follow up pasien
27 Oktober 2015
S : Nyeri luka bekas operasi (+) BAK (+), BAB (+), flatus (+),
O : KU : baik
Kesadaran: Compos Mentis
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
S: 36,7°C
Regio Ileaca dextra et sinistra luka terawat
A : pasca operasi mikroligasi varikokelektomi bilateral H+1
P:
Diet bebas
Mobilisasi bertahap
IVFD Futrolit 500cc/8 jam
Kalnex (Asam Tranexamat) 3 x 500mg injeksi
Starxon (Ceftriaxone)2 x 1 gram
Flamar 3 x 50mg
Invomit (Ondancentrom) 2 x 8mg kp mual injeksi
Tidak aktivitas fisik berat s/d 2 minggu pasca operasi sd 9 November 2021
AFF Kateter
28 Oktober 2015
S : Nyeri minimal pada luka bekas operasi
O KU : baik
Kesadaran: Compos Mentis
T : 120/80 mmHg
N : 86 x/menit
R : 20 x/menit
S: 36,7°C
A : pasca operasi mikroligasi varikokelektomi bilateral H+2
P:
Diet bebas
Mobilisasi bertahap
IVFD Futrolit 500cc/8 jam
Kalnex (Asam Tranexamat) 3 x 500mg injeksi
Starxon (Ceftriaxone)2 x 1 gram
Flamar 3 x 50mg
Invomit (Ondancentrom) 2 x 8mg kp mual injeksi
Tidak aktivitas fisik berat s/d 2 minggu pasca operasi sd 9 November 2021
AFF Kateter dan AFF Infus
Rawat jalan bila keluhan (-)
8
BAB III
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi
Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus
pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna, atau
dapat di analogikan dengan varises pada kaki dengan ukuran diameter melebihi 2
mm. Dilatasi abnormal vena-vena dari spermatic cord biasanya disebabkan
oleh ketidakmampuan katup pada vena spermatik internal. 1,2,3
Pada pria dewasa, masing-masing testis merupakan suatu organ
berbentuk oval yang terletak di dalam skrotum. Beratnya masing-masing kira-kira
10-12 gram, dan menunjukkan ukuran panjang rata-rata 4 sentimeter (cm), lebar 2
cm, dan ukuran anteroposterior 2,5 cm. Testis memproduksi sperma dan androgen
(hormon seks pria). Tiap testis pada bagian anterior dan lateral diliputi oleh
membran serosa, tunika vaginalis. Membran ini berasal dari peritoneum cavum
abdominal. Pada tunika vaginalis terdapat lapisan parietal (bagian luar) dan
lapisan visceral (bagian dalam) yang dipisahkan oleh cairan serosa. Kapsul fibrosa
yang tebal, keputihan disebut dengan tunika albuginea yang membungkus testis
dan terletak pada sebelah dalam lapisan visceral dari tunika vaginalis. Pada batas
posterior testis, tunika albuginea menebal dan berlanjut ke dalam organ sebagai
mediastinum testis. 4
panjang, berkelok yang panjangnya kira-kira 4 sampai 5 meter dan dilapisi oleh
epitel berlapis silindris yang memuat stereocilia (microvilli panjang).9
Duktus deferens juga disebut vas deferens, saluran ini meluas dari tail
epididimis melewati skrotum, kanalis inguinalis dan pelvis bergabung dengan
duktus dari vesica seminalis membentuk duktus ejakulatorius pada glandula
prostat. Testis diperdarahi oleh arteri testicular, arteri yang bercabang dari aorta
setinggi arteri renal. Banyak pembuluh vena dari testis pada mediastinum dengan
suatu kompleks pleksus vena disebut pleksus vena pampiniformis, yang terletak
superior. Epididimis dan skrotum diperdarahi oleh pleksus vena kremaster. Kedua
pleksus beranastomose dan berjalan superior, berjalan dengan vas deverens pada
spermatic cord. Spermatic cord dan epididimis diperdarahi oleh cabang arteri
vesical inferior dan arteri epigastrik inferior (arteri kremaster). Skrotum
diperdarahi cabang dari arteri pudendal internal (arteri scrotal posterior), arteri
pudendal eksternal cabang dari arteri femoral, dan cabang dari arteri epigastrik
inferior (kremaster). Aliran vena testis melalui pleksus vena pampiniformis,
terbentuk pada bagian atas epididimis dan berlanjut ke vena testikularis melalui
cincin inguinal. Vena testikularis kanan bermuara ke vena kava inferior dengan
suatu acute angle, dimana vena testikularis sinistra mengalir ke vena renalis
sinistra dengan suatu right angle.7,8
Epidemiologi
Etiologi
Terdapat beberapa etiologi varikokel ekstratestikular seperti
refluks renospermatik, insufisiensi katup vena spermatika interna, refluks
ileospermatik, neoplastik, atau penyakit retroperitoneal lainnya, sindrom
malposisi visceral, dan pembedahan sebelumnya pada regio inguinal dan
skrotum. Varikokel intratestikular sering dihubungkan dengan atrofi
testikular ipsilateral terkait kelainan parenkhimal.4,6
Patofisiologi
Varikokel terjadi akibat peningkatan tekanan vena dan
ketidakmampuan vena spermatika interna. Aliran retrograde vena
spermatika interna merupakan mekanisme pada perkembangan varikokel.
Varikokel ekstratestikular merupakan suatu kelainan yang umum terjadi.
Sebagian besar kasus asimptomatik atau berhubungan dengan riwayat
orchitis, infertilitas, pembengkakan skrotum dengan nyeri. Varikokel
intratestikular merupakan suatu keadaan yang jarang, ditandai oleh dilatasi
vena intratestikular.6
Varikokel lebih sering ditemukan pada sebelah kiri karena
beberapa alasan berikut ini: (a) vena testikular kiri lebih panjang; (b) vena
testikular sinistra memasuki vena renal sinistra pada suatu right angle; (c)
arteri testikular sinistra pada beberapa pria melengkung diatas vena renal
sinistra, dan menekan vena renal sinistra; dan (d) distensi colon
descendens karena feses dapat mengkompresi vena testicular sinistra.9
Proses patologis yang mendasari tidak diketahui, tetapi
diasumsikan berhubungan dengan sudut unik dari vena spermatika /
pertemuan ginjal di sisi kiri ditambah dengan peningkatan tekanan
hidrostatik dan / atau inkompetensi katup (Zini dan Boman, 2009). Itu
"fenomena nutcracker", didefinisikan sebagai kompresi vena renalis kiri
antara aorta dan arteri mesenterika superior, diidentifikasi dalam subset
dari anak laki-laki yang terkena dampak dengan venography dan CDUS
dan dapat berkontribusi pada patogenesis varikokel (Coolsaet, 1980; Kim
et al, 2006). Peningkatan tinggi dan dan indeks berat badan dan indeks
massa tubuh yang lebih rendah, habitus tubuh kurus dan tinggi klasik,
dikaitkan dengan varikokel pada remaja dan orang dewasa di klinik serta
skrining populasi (Handel et al, 2006; Mei et al, 2006b; Nielsen et al,
2006; Kumanov et al, 2008; Tsao et al, 2009) dan dapat berkontribusi
terhadap risiko melalui peningkatan panjang vena spermatika dan / atau
tekanan hidrostatik. Diagnosis mungkin kurang umum pada orang dengan
obesitas karena meningkatnya dinding skrotum lemak yang mengurangi
sensitivitas diagnostik. Dalam penelitian terbaru oleh Sakamoto dan
Ogawa dilaporkan ada peningkatan aliran puncak dan aliran antegrade
yang lebih besar dan diameter vena di prostat yang pleksus vena dari pria
dengan varikokel bilateral, yang terdiri 33% dari 141 pria dengan
varikokel, dibandingkan dengan kontrol dan pria dengan varikokel
unilateral (Sakamoto dan Ogawa, 2008). Data ini konsisten dengan
penelitian lain yang menunjukkan peningkatan risiko inkompetensi
persimpangan saphenofemoral (Karadeniz- Bilgili et al, 2003) dan varises
(Kilic et al, 2007) dalam kasus varikokel, mencerminkan kemungkinan
umum kelainan vena.10
Manifestasi Klinis
Beberapa pasien dengan varikokel dapat mengalami nyeri skrotal dan
pembengkakan, namun yang lebih penting, suatu varikokel
dipertimbangkan menjadi suatu penyebab potensial infertilitas pria.
Hubungan varikokel dengan fertilitas menjadi kontroversi, namun telah
dilaporkan peningkatan fertilitas dan kualitas sperma setelah terapi,
termasuk terapi oklusif pada varikokel. Varikokel pada remaja biasanya
asimptomatik dan untuk itu diagnosis khususnya diperoleh saat
pemeriksaan fisik rutin. Kadang kadang pasien akan datang karena adanya
massa skrotum atau rasa tak nyaman di skrotum, seperti berat atau rasa
nyeri setelah berdiri sepanjang hari.4
Varikokel ekstratestikular secara klinis berupa teraba benjolan
asimptomatik, dengan nyeri skrotal atau hanya menyebabkan infertilitas
dengan perjalanan subklinis. Secara klinis varikokel intratestikular
kebanyakan hadir dengan gejala seperti varikokel ekstratestikuler,
meskipun sering varikokel intratestikuler tidak berhubungan dengan
varikokel ekstratestikuler ipsilateral. Manifestasi klinis paling umum pada
varikokel intratestikular adalah nyeri testikular (30%) dan pembengkakan
(26%). Nyeri testis diperkirakan berhubungan dengan peregangan tunika
albuginea. Manifestasi klinis lain yang telah dilaporkan mencakup
infertilitas (22%) dan epididimorchitis (11%).4
Diagnosis
Diagnosis varikokel ditegakkan berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi dan analisis semen. Pemeriksaan fisik
harus dilakukan dalam posisi berdiri. Refluks vena dapat dievaluasi dengan cara
manuver valsava. Pemeriksaan radiologi yang dapat digunakan yaitu pemeriksaan
ultrasonografi, CT scan, MRI dan angiografi. Pemeriksaan Utrasonografi
merupakan pilihan pertama dalam mendeteksi varikokel. Pemeriksaan
ultrasonografi dan terutama Color Doppler menjadi metode pemeriksaan paling
terpecaya dan berguna dalam mendiagnosis varikokel subklinis. Gambaran
varikokel pada ultrasonografi tampak sebagai stuktur serpiginosa predominan
echo free dengan ukuran diameter lebih dari 2 mm. Pada CT scan dapat
menunjukkan gambaran vena – vena serpiginosa berdilatasi menyangat. Pada MRI
varikokel tampak sebagai suatu massa dari dilatasi, serpiginosa pembuluh darah,
biasanya berdekatan dengan caput epididimis. Spermatic canal melebar, dan
intrascrotal spermatic cord atau pleksus pampiniformis prominen. Spermatic cord
memiliki intensitas signal heterogen. Spermatic cord memuat struktur serpiginosa
dengan intensitas signal tinggi. Peranan MRI dalam diagnosis varikokel belum
terbukti karena tidak cukupnya jumlah pasien yang telah diperiksa dengan MRI.
Venografi dapat menunjukkan dilatasi vena testikular, dapat menunjukkan aliran
retrograde bahan kontras ke arah skrotum3,4
Diagnosis Banding
Beberapa kelainan yang pada pemeriksaan ultrasonografi
memberikan gambaran mirip denga gambaran varikokel dan menjadi
diagnosis banding yaitu spermatokel dan ektasia tubular. Spermatokel
merupakan suatu lesi kistik jinak yang berisi sperma. Spermatokel umunya
ditemukan pada kaput epididimis. Spermatokel banyak ditemukan secara
kebetulan pada saat skrining ultrasonografi pada pasien usia pertengahan
sampai usia tua. Ukuran spermatokel dapat bervariasi dari beberapa
millimeter sampai beberapa sentimeter. Sebagian besar spermatokel tidak
menyebabkan gejala, dan pasien bisa datang dengan teraba massa lunak
pada bagian dalam skrotum. Pada beberapa kasus, dapat juga terdapat rasa
tak nyaman karena efek massa. Etiologi spermatokel masih belum jelas.
Sebagian besar penulis mengarahkan bahwa suatu obstruksi duktus eferen
merupakan asal mula dari kelainan ini.4,5
Ektasia tubular juga dikenal sebagai transformasi kistik rete testis
merupakan dilatasi rete testis sebagai suatu akibat obliterasi parsial atau
komplit duktus eferen. Ektasia tubular sering bilateral dan asimetris, sering
berhubungan dengan spermatokel. Rerata usia pada diagnosis ialah 60
tahun dan secara umum pasien berusia lebih dari 45 tahun.8
Komplikasi
Beberapa komplikasi dari varikokel diantaranya kenaikan temperatur
testis, jumlah sperma rendah dan infertilitas pria. Hambatan aliran darah,
suatu varikokel dapat membuat temperatur lokal terlalu tinggi,
mempengaruhi pembentukan dan motilitas sperma.27
Penatalaksanaan
Terdapat beberapa pedoman dimana suatu varikokel sebaiknya
dikoreksi karena: 1) pembedahan berpotensi mengubah suatu keadaan
patologis; 2) pembedahan meningkatkan sebagian besar parameter semen;
3) pembedahan memungkinkan meningkatnya fertilitas; 4) resiko terapi
kecil. Suatu varikokel sebaiknya dikoreksi ketika: 1) Varikokel secara
klinis teraba; 2) pasangan dengan infertilitas; 3) istri fertil atau telah
dikoreksi infertilitasnya; 4) paling tidak satu parameter semen abnormal.8
Keputusan penatalaksanaan sebaiknya terutama berdasarkan pada
apakah varikokel simptomatik atau berhubungan dengan subfertilitas, dan
pilihan yaitu antara terapi pembedahan dan terapi radiologi. Dimana
tersedia seorang ahli radiologi terlatih, embolisasi perkutaneus harus
menjadi penatalaksanaan lini pertama, dengan pembedahan dilakukan pada
sebagian kecil pasien yang gagal dengan kateterisasi.2
Pada pembedahan terdapat tiga tehnik yang umum dilakukan.
Ketiga tehnik tersebut yaitu ligasi sub-inguinal, ligasi inguinal dan ligasi
retroperitoneal. Ligasi varikokel laparoskopi belum membuktikan superior
terhadap operasi pembedahandan mungkin berhubungan dengan
komplikasi yang serius. Varikokel intratestikular berhasil diterapi dengan
skleroterapi perkutaneus.4
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien didiagnosis dengan varikokel berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan
adanya keluhan keluhan nyeri dan bengkak testis bilateral kanan > kiri, VAS 5-
6, sejak+ 2 bulan. Bengkak awalnya dirasa kecil makin lama makin membesar
dan diperberat terutama jika saat posisi berdiri lama atau aktivitas fisik berat.
benjolan tidak pernah memerah (sesuai warna kulit). Riwayat sering
mengangkat beban berat disangkal, BAB tidak lancar disangkal, BAK dan
BAB biasa. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yaitu mengeluh adanya benjolan
di atas testis yang terasa nyeri. Seringkali, ada rasa sakit.Varikokel juga dapat
menyebabkan keluhan testis terasa berat, dan ini terjadi akibat tekanan
meninggi di dalam vena testis yang tidak berkatup dari muara di vena kava
inferior atau vena renalis sampai di testis. Keluhan yang biasa dimunculkan
antara lain adanya rasa sakit yang tumpul atau rasa berat pada sisi dimana
varikokel terdapat, hal tersebut biasanya muncul pada saat setelah berolah raga
berat atau setelah berdiri cukup lama dan jika pasien berada dalam posisi tidur
rasa berat dan tumpul tersebut menghilang.1,3
Secara khas gambarannya mirip dengan kantong yang penuh cacing pada
skrotum. Keadaan akut varikokel pada penderita berusia di atas 40 tahun mungkin
berhubungan dengan invasi dari tumor ginjal, namun pada pasien ini dengan umur
30 tahun, kemungkinan tersebut disingkirkan. 3,5
Derajat III : adalah varikokel yang sudah dapat dilihat bentuknya tanpa
melakukan manuver valsava.
Pada pasien ditemukan varikokel tanpa harus melakukan manuver
valsafa, sesuai dengan pembagian tingkatan pada varikokel secara klinis, maka
dikategorikan varikokel derajat II.1,2
Pada pemeriksaan penunjang pasien ini yaitu lab lengkap dan rontgen foto
thorax dalam batas normal.
Pada terapi pasien ini terbagi dua, yaitu konservatif dan intervensi
bedah : mikroligasi varikokel bilateral. Konservatif dengan medikamentosa yaitu,
Antibiotik dan analgetik, serta dilakukan intervensi pembedahan. Sesuai
kepustakaan yaitu Indikasi pembedahan, antara lain:
Kualitas sperma yang terganggu;
Nyeri yang menganggu;
Indikasi kosmetik;
Kegagalan testis untuk tumbuh (pada pasien muda).
Pada pasien ini didapatkan 3 kriteria yang memenuhi yaitu poin 2,dan 3. Berdasarkan hal
tersebut, maka dilakukan tindakan intervensi pembedahan: mikroligasi varikokel
bilateral. Teknik bedah mikro inguinal dan subinguinal merupakan teknik inovatif yang
memungkinkan ligasi semua pembuluh darah vena dengan preservasi arteri testikular dan
saluran limfe. Dengan teknik operasi ini akan menurunkan tingkat kekambuhan dan
komplikasi. Tujuan utama terapi pembedahan pada varikokel adalah untuk mencegah
komplikasi dari penyakit ini yaitu infertilitas. Setelah pembedahan diharapkan terjadi
perbaikan dari analisis sperma dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas dari
sperma.9
KESIMPULAN