Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS Cianjur, 12 Maret 2019

TB DISEMINATA (TB MILIER DAN TB ABDOMEN)

Mutya herdianti M - 2014730067

Dokter Pembimbing : dr. Tety Suratika, SpPD

Rumah Sakit Umum Daerah Program Studi Kedokteran


Sayang, Cianjur Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Stase Ilmu Penyakit Dalam Universitas Muhammadiyah Jakarta
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.SP
Ruang Perawatan : Arben
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Masuk RS : 28 Februari 2019
No. Kamar :2
No. RM : 48 9x xx
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Sesak napas sejak 1 hari SMRS karena perut membesar

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 1 hari SMRS, keluhan sesak dirasakan karna perut pasien
membesar. Keluhan disertai batuk dan lemas, sebelumnya pasien sempat dirawat di RSUD Sayang Cianjur
dengan keluhan yang sama pada tanggal 20 Februari 2019, namun pasien sempat pulang ke rumah dan
keluhan tersebut dirasakan pasien memberat kembali sesampainya di rumah sehingga pasien memutuskan
untuk kembali ke IGD RSUD Sayang Cianjur pada tanggal 28 Februari 2019 pukul 18.00. BAB dan BAK
dalam batas normal.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat TB diseminata (TB milier dan TB Abdomen) +

Riwayat Penyakit Keluarga


Pada keluarga pasien tidak ada yeng memiliki keluhan yang sama

Riwayat Pengobatan
Pasien sedang dalam pengobatan 4FDC 1x2 tab

Riwayat Alergi
Os tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat, makanan, debu, maupun cuaca
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran Umum : Tampak sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS = E : 4, V : 5 M : 6

TANDA VITAL ANTROPOMETRI & STATUS GIZI

• TD :90/60 mmHg TB : 151 cm


• Nadi : 64x/menit, reguler BB : 40 Kg
kuat angkat IMT : 15,78 kg/m2
• RR : 26/menit, spontan
• Suhu : 36.8 oC
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA
Kepala : Normocephal, nyeri (-)
Wajah : Pucat (+)
Rambut : Hitam, tidah mudah dicabut (tidak rontok).
Mata : Cekung (-/-), kering(-/-), Edema palpebra (-/-), Konjungtiva
: anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+).
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
Telinga : Normotia, serumen (-/-).
Mulut : Bibir kering (+), perdarahan gusi (-), lidah kotor dan
tremor (-), stomatitis (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Tonsil (T1/T1), permukaan licin.
Leher : Pembesaran KGB (-/-), Pembesaran kelenjar tiroid (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX
Pulmo
Inspeksi : Normochest, Pergerakan dinding dada simetris.
Palpasi : Vocal fremitus sama pada kedua lapang paru.
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi : Vesikuler (-/-), Ronkhi (+/+), wheezing (-/-)
 
Jantung:
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Redup
Auskultasi : BJ I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Inspeksi : cembung +, distensi (+), massa (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Nyeri tekan pada epigastrium (+)
Perkusi : Sifting dullnes+, Ascites +
PEMERIKSAAN FISIK
ANUS & GENITALIA | STATUS NEUROLOGIS
• ANUS
• Dalam batas normal • RANGSANG MENINGEAL
• Kaku kuduk (-)
• EKSTREMITAS • Lasegue (-)
• CRT <2 dtk + • Kernig Sign (-)
• Edema minimal pada • Brudzinski 1 (-)
• Brudzinski 2 (-)
ekstremitas bawah
• REFLEKS
• GENITALIA
• Biceps ++/++
• Perempuan • Triceps ++/++
• Patella ++/++
• Achilles ++/++

• GCS : E4 M6 V5
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Hematologi Rutin : 28/02/2019
PEMERIKSAAN RONTGEN THORAX
Pada tanggal : 22/02/2019

Hasil analisa foto thoraks didapatkan :


Cor : tidak membesar
Sinus dan diafragma normal
Pulmo :
Hilin kabur
Corakan bronkovaskuler sulit dinilai
Tampak infiltrate disertai noda keras dikedua paru
 
Kesan : TB paru lama aktif
PEMERIKSAAN USG ABDOMEN
Pada tanggal : 22/02/2019

Kesan : Ascites disertai limfadenopaty parailiaka kiri


ec suspek TB abdomen
USG hepar,kandung empedu,spleen,pancreas,ginjal
kanan/kiri,vesica urinaria dan uterus normal
HASIL SKRINING MALNUTRISI
1. IMT
IMT >20 (obesitas >30) 0
IMT >18.5-20 1
IMT <18.5 2
2. Kehilangan BB yang tidak direncanakan 3-6 bln terakhir
BB hilang <5% 0
BB hilang 5-10% 1
BB hilang >10% 2
3. Efek penyakit akut terhadap asupan nutrisi
Ada asupan nutrisi < 5 hari 0
Tidak ada asupan nutrisi > 5 hari 2
Total 4
Hasil : Beresiko tinggi
RESUME
Ny.SP 26 th datang dengan keluhan sesak sejak 1 hari SMRS, keluhan sesak dirasakan karna perut pasien
membesar. Keluhan disertai batuk dan lemas, sebelumnya pasien sempat dirawat di RSUD Sayang Cianjur
dengan keluhan yang sama pada tanggal 20 Februari 2019, namun pasien sempat pulang ke rumah dan
keluhan tersebut dirasakan pasien memberat kembali sesampainya di rumah sehingga pasien
memutuskan untuk kembali ke IGD RSUD Sayang Cianjur pada tanggal 28 Februari 2019 pukul 18.00.
BAB dan BAK dalam batas normal. Riwayat TB diseminata (TB milier dan TB abdomen) dengan
pengobatan 4 FDC.

- PF : Kesadaran = composmentis, keadaan = tampak sakit sedang


- TTV : Nadi = 68x/menit, Pernapasan = 26x/menit, Suhu = 36.8o C, TD : 90/60 mmHg
- Wajah pucat +, konjungtiva anemis +,bibir kering+
- Thoraks : ronkhi +/+
- Abdomen : nyeri tekan epigastrium +,Ascites +, sifting dullnes +
- Ekstremitas : Edema minimal pada ektremitas bawah
DIAGNOSA

• TB Diseminata (TB milier dan TB Abdomen)


• Ascites ec Hipoalbuminemia
• Malnutrisi berat
• Anemia
• Hipokalemia
TATALAKSANA

IVFD D5% 500 cc/24 jam


O2 3 lt/menit Nasal kanul
4FDC 1x3
Dexametasone 3x10 mg
Furosemid 1x20 mg
Omeprazole 1x40 mg
Albumin 25% infus 1x1
FOLLOW UP
01/03/2019
S O A P
keluhan masih sesak dan TD : 90/60 • TB diseminata • Lanjutkan terapi
HR : 68x/m • Asites ec
batuk, perut masih besar RR : 22x/m hipoalbuminemia
dan kembung S : 36.8 C • malnutrisi berat
Abdomen : distensi dan • Anemia
sifting dullness + • hipokalemia
FOLLOW UP
02/03/2019
S O A P
keluhan sesak masih TD : 80/60mmHg • TB diseminata • Lanjutkan terapi
HR : 60x/m • Asites ec
ada,batuk RR : 20x/m hipoalbuminemia
berkurang,tenggorokan S : 36.2oC • malnutrisi berat
sakit,perut perih. BAB dan *Post-Pungsi • Anemia
BAK normal • hipokalemia
FOLLOW UP
03/03/2019
S O A P
pasien masih mengeluh TD : 90/6mmHg • TB diseminata • Rencana pulang
HR : 64x/m • Asites ec
batuk kadang-kadang dan RR : 20x/m hipoalbuminemia
sesak bila berpindah S : 36.5oC • malnutrisi berat
posisi,keluhan sudah Abdomen : perut sudah • Anemia
membaik mulai mengecil • hipokalemia
TINJAUAN PUSTAKA
TB DISEMINATA

TB diseminata didefinisikan sebagai infeksi tuberculosis


meliputi aliran darah, sumsum tulang belakang, hati,
atau 2 atau sisi paru yang terkontaminasi, atau TB
milier, Gejalanya bersifat tidak spesifik dan durasi gejala
sebelum diagnosis ditegakkan
TB MILIER
Tuberkulosis milier ( TB milier ) merupakan penyakit
limfohematogen sistemik akibat penyebaran kuman
Mycobacterium Tuberculosis dari kompleks primer,
yang biasnya terjadi 2-6 bulan setelah infeksi awal.
Tuberkulosis milier sering terjadi pada bayi atau anak-
anak dengan usia dibawah 5 tahun dan juga pada orang-
orang dengan immunocompromised berat.
MANIFESTASI KLINIS

• Penurunan nafsu makan


• Demam
• Penurunan berat badan
• Batuk berdahak
• Keringat malam
• Mengiggil
• Nyeri dada
• Sakit perut,
• Saki kepala
• Batuk darah
• Mual dan diare.
DIAGNOSIS
Kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis TB milier seperti :

1. Gambaran klinis seperti demam yang biasanya akan meningkat waktu malam
hari, penurunan berat badan, panurunan nafsu makan, tahikardi, keringat
malam menetap setelah pemberian antituberkulosis selama 6 minggu
2. Gambaran klasik pada pemeriksaan foto thorax yaitu berupa tuberkel halus
(millii) yang tersebar merata diseluruh lapangan paru, dengan bentuk yang khas
dan ukuran yang hampir seragam (1-3mm).
3. Lesi paru berupa gambaran retikulonodular difus bilateral di belakang
bayangan milier yang dapat dilihat pada foto toraks meupun HRCT
4. Bukti mikrobiologi dan atau histopatologi yang menunjukan tuberkulosis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN
1. Uji tuberkulin Pengobatan anti tuberkulosis di
2. Pemeriksaan sputum kelompokkan menjadi dua fase: fase
3. Pemeriksaan laboratorium darah yang pertama adalah fase intensif
(awal) selama 2 bulan yang bertujuan
4. Pemeriksan radiologi
membunuh dengan cepat sebagian
5. Pungsi lumbal besar kuman dan mencegah resistensi
obat, dan fase yang kedua adalah fase
lanjutan, yang bertujuan membunuh
kuman yang dormant (tidak aktif).
PENATALAKSANAAN TB MILIER

PengobatanTuberkulosis pada keadaan khusus seperti TB milier. 1,4 :


• Rawat inap
• Panduan obat 2 RHZE / 4 RH Pada keadaan khusus ( sakit berat ), tergantung
keadaan klinis, radiologi dan evaluasi pengobatan, maka pengobatan lanjutan dapat
diperpanjang. Pengobatan fase lanjutan, bila diperlukan dapat diberikan selama 7
bulan, dengan paduan 2RHZE / 7 RH, dan alternatif 2RHZE/ 7R3H3. Pada TB
meningitis maka ethambutol diganti streptomisin. Selain itu pada TB siste saraf pusat
biasanya diberi 2 RHZS dan 10 RH.
• Pemberian kortikosteroid tidak rutin hanya di berikan pada keadaan :
• Tanda/ gejala meningitis
• Sesak napas
• Tanda/ gejala toksik
• Demam tinggi
TB ABDOMEN

adalah jenis TBC ekstra paru yang paling umum, terdiri


dari TBC saluran pencernaan, peritoneum, omentum,
mysentery dan kelenjar getah bening serta organ perut
lainnya seperti hati, limpa dan pancreas.
MANIFESTASI KLINIS

Anamnesis
• Gejala utama : gejala konstitusional pada
sekitar sepertiga pasien (Demam, malaise,
diare, anemia, keringat malam, penurunan
berat badan,anoreksia dan kelemahan)

• Gejala dan tanda local tergantung pada


lokasi, sifat dan tingkat keterlibatannya

Pemeriksaan Fisik
Asites
Benjolan di perut
DIAGNOSIS
kriteria baru untuk diagnosis disarankan oleh Lingenfelser sebagai berikut:

- Manifestasi klinis yang memberi kesan TB


- Bukti pencitraan yang mengindikasikan TB abdominal
- Bukti histopatologis atau mikrobiologis dari TB dan / atau
- Respon terapeutik terhadap pengobatan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan darah
• Biokimia serum
• Tes kulit PPD / tes mantoux
• Rontgen polos perut dan dada:
• Barium
• CT-Scan
• Ultrasonografi (USG)
• MRI
• Endoscopy
• Laparoscopy
• Ascitic Tap (Paracentesis)
PENATALAKSANAAN

• Pengobatan tuberkulosis abdominal sama dengan tuberkulosis paru


• terapi antitubercular diperpanjang hingga 8 hingga 12 bulan, tetapi baru-baru
ini, rejimen kemoterapi jangka pendek 6 bulan telah ditemukan sama efektifnya
dengan rejimen standar 12 bulan
• Kortikosteroid telah digunakan untuk mengurangi fibrosis selama
penyembuhan untuk mencegah perkembangan obstruksi tetapi sekarang tidak
disukai karena mereka dapat menunda penyembuhan dan cenderung perforasi
atau obstruksi lebih lanjut.
• Perawatan bedah dilakukan untuk mengelola komplikasi seperti obstruksi,
perforasi
MALNUTRISI PASIEN TB

• Gangguan status imun akibat malnutrisi pada infeksi tuberculosis


• Makronutrien dan infeksi tuberculosis
Malnutrisi berat kebutuhan energi sekitar 35-40 kkal/kgbb ideal. asupan protein diet
diperlukan untuk mencegah wasting lebih lanjut yaitu sebanyak 1,2-1,5 g/kgbb atau sekitar
15% dari asupan energy total atau sekitar 75-100 g/hari.
• Mikronutrien dan infeksi tuberculosis
• Malnutrisi dan keberhasilan pengobatan tuberkulosis
Infeksi TB mengakibatkan penurunan asupan dan malabsorpsi nutrient serta perubahan metabolism
tubuh sehingga terjadi proses penurunan massa otot dan lemak (wasting) sebagai manifestasi malnutrisi
energy protein. Malnutrisi pada infeksi TB akan memperberat perjalanan penyakit TB yang kemudian
berpengaruh kepada prognosis pengobatan dan tingkat kematian.
TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai