Anda di halaman 1dari 7

Pharmaceutical Care

I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. M
Ruang : VII A
Umur : 49 tahun
Tanggal MRS : 11 April 2012
Tanggal KRS :-
Diagnosa : CVA perdarahan (Subarachnoid hemorrhage)
Farmasis :

II. SUBYEKTIF (Saat MRS)


2.1. Keluhan Utama
Pasien jatuh di dapur dan sempat pingsang. Tangan dan kaki kanan lemas, terdapat luka
robek pada pipi kiri.
2.2. Keluhan Tambahan
Batuk pilek
2.3. Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (tidak terkontrol)
2.4. Riwayat Pengobatan
-
2.5. Riwayat Penyakit Keluarga
-
2.6. Alergi Obat
-
III. OBYEKTIF (Saat MRS)
3.1. Tanda Vital
Tanggal
Parameter
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Tekanan
Darah 130/70 120/70 130/70 140/80 140/70 140/70 120/90 130/70 130/70 160/90
(mmHg)

Suhu 36,3 37,4 36,2 36,3 36,5 36,7 36


Tubuh(0 C)

Denyut Nadi dbn dbn dbn dbn dbn dbn dbn dbn dbn dbn

RR dbn dbn dbn dbn dbn dbn dbn dbn dbn dbn

3.2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Nilai
Parameter
Normal 11 12
HDL 45-65 - 35
Leukosit 4000-10.000 3.900 3000
LED < 7 mm/jam - 35
IV. ASSESMENT
4.1 Terapi Pasien

Tanggal
Dosis &
No Nama Obat Indikasi
Frekuensi 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Nicholin Neuroprotektan 2x250 mg          
2 Nimotop syr. pump Mencegah vasospasme 2 cc/jam      stop
3 Nimotop tablet pembuluh darah 3x60 mg  4x1 4x1 4x1 4x1
4 Ranitidin Anti ulcer 2x1 amp    Stop
5 Parasetamol Antipiretik 4x500mg     Stop
6 Vitamin K Mencegah perdarahan 4x1 amp         
7 Laxadin Laxative 1x1 cth (prn)
8 Fluimucil Mukolitik 3x1 sachet       2x1 2x1 2x1
9 Imunos Suplemen 1x1 tablet      Stop
10 Vitamin C Suplemen 3x100 mg         
11 Dansera Suplemen 4x1 tablet       3x1 3x1 3x1
12 Fenitoin Anti kejang 2x100 mg        
13 Vicillin Infeksi 4x1 g       Stop
14 L-Bio 1x1   
15 Colaskin Suplemen 2x1 tablet  
16 Telmisartan Antihipertensi 1x40 mg 
4.2 Problem Medik dan Drug Related Problem Pasien
Problem Tanggal Analisa
Subjek / Objektif Terapi DRP Rekomendasi & Monitoring
Medik
CVA 11/4 S: Sempat pingsang Vitamin K  Pengunaan vitamin K pada  Pemilihan terapi  Monitoring
perdarahan Tangan dan 4x1 pasien SAH tidak memiliki tidak tepat Efektivitas terapi :
(SAH) lemas indikasi penggunaan. (Vitamin K dan Motorik baik
O: CT-scan: Fenitoin  Fenitoin sebagai fenitoin pada Sensorik normal
subarachnoid 2x100mg profilaksis kejang post SAH pasien SAH)  Monitoring ESO
hemorraghe tidak direkomendasikan,  Dosis nimodipin clopidogrel:
Nimodipin karena pasien ini tidak untuk mencegah Nyeri lambung (-)
iv drip ganti po mempunyai riwayat vasospasme pada Mual-muntah (-)
3x60 mg kejang juga bukan pasien SAH Perdarahan (-)
termasuk dalam pasien adalah 60 mg tiap  Monitoring ESO nimodipin
Nicholin dengan resiko tinggi 4 jam (dosis Hipotensi (-)
2x250 mg terjadi kejang kurang pada  Rekomendasi :
 Nicholin sebagai pasien Ny. M) o Nimodipin dinaikkan
neuroprotektan, dosisnya dan
memperbaiki fungsi dilakukan monitoring
neurologi ESO
 Nimodipin untuk o Vitamin K dihentikan
mencegah vasospasme penggunaannya
post SAH o Fenitoin
dipertimbangkan
untuk dihentikan

Batuk 11/4 S : batuk berdahak Fluimucil  Fluimucil mengencerkan Monitoring


berdahak warna kuning 3x1 dahak  Efektivitas terapi
dan pilek Batuk pilek membaik
Problem Tanggal Subjek / Objektif Terapi Analisa DRP Rekomendasi & Monitoring
Medik

Luka robek 11/4 Ampisilin Monitoring


dipipi 4x1 gram  Efektifitas terapi
(dijahit) Kondisi luka membaik

Hipertensi 20/4 S:- Telmisartan  Telmisartan untuk Monitoring


O : TD 160/90 1x40 mg menurunkan TD pasien  Tekanan darah pasien dengan
karena kontrol tekanan target tekanan darah sistolik
darah kurang baik 130-140 mmHg
- 11/4 Vitamin C  Penggunaan multivitamin  Obat tanpa Rekomendasi
3x100 mg pada pasien SAH tidak indikasi Hentikan pengunaan
berdasarkan evidence based  Polifarmasi multivitamin tanpa indikasi
Imunos
1x1 tablet

Dansera
4x1 tablet

Colaskin
2x1 tablet
4.3. Pembahasan
1. Nimodipin diindikasikan pada pasien CVA perdarahan subarachnoid (SAH) untuk
mencegah periode iskemik sekunder yang disebabkan karena vasospasme pembuluh
darah pasca CVA perdarahan subarachnoid. Dosis yang digunakan adalah 60 mg setiap 4
jam diberikan selama 21 hari. Dalam evidence based medicine, penggunaan nimodipin
sudah terbukti memperbaiki outcome pasien dengan SAH. Pasien Ny. M mendapatkan
nimodipin iv diteruskan dengan peroral dengan dosis 3x60 mg. Nimodipin iv digunakan
untuk terapi pada SAH akut, dan tidak digunakan sebagai terapi rutin. Sedangkan
nimodipin oral memberikan efektivitas dengan meningkatkan outcome klinik dan
digunakan sebagai terapi rutin (AHA, 2012).
Pada pasien Ny. M, mendapat nimodipin 3 x 60 mg. Dosis ini masih dapat ditingkatkan
sampai menjadi 6 x 60 mg untuk mencapai outcome klinik yang baik dan dapat dilakukan
monitoring terhadap tekanan darah pasien.
2. Pemberian vitamin K pada pasien dengan CVA perdarahan subarachnoid kurang tepat.
Pemberian vitamin K hanya digunakan pada pasien dengan perdarahan karena
pemberian warfarin dan pasien dengan defisiensi vitamin K. Pemberian vitamin K ini
tidak meningkatkan outcome klinik pasien karena dapat meningkatkan resiko terjadinya
iskemik serebral. Dengan demikian penggunaan vitamin K pada pasien ini kurang tepat.
3. Penggunaan fenitoin sebagai profilaksis kejang post CVA perdarahan subarachnoid
kurang tepat karena pasien tidak mempunyai riwayat kejang baik sebelum maupun
sesudah MRS. Berdasarkan penggunaan antikonvulsan sebagai profilaksis kejang hanya
diberikan pada pasien dengan resiko tinggi terjadi kejang.
DAFTAR PUSTAKA
American Pharmacist Association. 2011. Drug Information Handbook A Comprehensive
Resource for all Clinicians and Healthcare Proffesionals. Lexicomp. USA.
Bederson, J.B., et.al. 2009. Guideline for the Management of Aneurysmal Subarachnoid
Hemorrhage : A Statement for Healthcare Professional From A Special Writing Group of
the Stroke Council, American Heart Association. Stroke The Journal of American Heart
Association. 40 : 994-1025.
Koda-Kimble, M.A., dkk. 2009, Aplied Theraupetics the Clinical Use of Drugs, 9th edition Lipincot
William & Wikins
Naidech, A.M., et.al. 2005. Phenyton Exposure Is Associated With Functional and Cognitive
Disability After Subarachnoid Hemorrhage Stroke The Journal of American Heart
Association. 36 : 583-587

Anda mungkin juga menyukai