Disusun oleh :
2.1 SOAP
SOAP adalah singkatan dari Subjective, Objective, Assessment, dan Plan. Ini
adalah pendekatan struktural dalam pencatatan medis yang diperkenalkan oleh
(Dr. Lawrence Weed pada tahun 1960-an) adalah sebuah metode pencatatan yang
digunakan oleh tenaga medis untuk mendokumentasikan informasi pasien secara
sistematis. Pencatatan SOAP memungkinkan para profesional medis untuk
mengorganisir dan menganalisis data pasien dengan lebih efektif.
2.2 Sistem Pernapasan
Pernapasan adalah saluran proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di
dalam jaringan (pernapasan dalam), yang terjadi di di dalam paru-paru disebut
pernapasan luar. Pada pernapsan melalui paru-paru atau respirasi eksternal,
oksigen (O2) dihisap melalui hidung dan mulut. Udara ditarik ke dalam paru-paru
pada waktu menarik napas dan didorong keluar paru-paru pada waktu
mengeluarkan napas (Pearce, 2009).
2.3 Mekanisme Gngguan Pernapasan
Menurut Irianto (2008) mekanisme terjadinya pernapasan terbagi dua yaitu:
1) Inspirasi (menarik napas)
2) Ekspirasi (menghembus napas)
2.4 Gangguan Pernapasan
Macam-macam kelainan dan gangguan yang umum pada sistem pernapasan
menurut Penatalaksanaan Terapi Penyakit Sistem Pernapasan (2016) antara lain :
a. Asma
b. Penyakit Paru Obstruktif
c. Rinitis Alergi
d. Batuk
e. Bronkitis, dll.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Perhitungan Dosis:
Assesment
Objektif :
TD = 140/80 mmHg
Nadi =28 x/menit
Temp = 38 ⁰C
RR = 70 kali/menit
Leukosit = 8000 sel/mm3
Plan
No Nama Obat Bentuk dan Kekuatan Sediaan Jumlah Signa & aturan minum (ac, dc, Rencana Monitoring
pc)
1 Seretide discus Accuhaler (discus) 50/10 mg 1 Suc Memastikan pasien mengetahui
dosis cara penggunaan discus dengan
benar
2 Metylprednisol Tablet 4 mg 30 2 kali sehari 1tablet DC Metyl prednisolon memiliki
on efek samping cukup luas karena
dapat mempengaruhi hormon
kortikosteroid, pada jangka
panjang dapat terjadi supresi
adrenal, pengurangan lebih dari
5 hari harus tappering off
3 Lasal Sirup 100 ml 1 3 kali sehari 2 sendok teh PC 2 jam sesudah makan
ekspektoran
Perhitungan dosis
SOAP
Assesment
Plan
4.1 Pembahasan
A. Resep 1
Pada kasus pertama pasien dating dengan keluhan gejala sesak nafas
terus menerus, sehingga aktivitas fisik menjadi terbatas dan hampir setiap
malam mengalami sesak nafas yang bertambah berat disertai batuk produktif
dan demam. Gejala ini dirasakan sejak 1 tahun lalu. Pasien memiliki riwayat
asma, tetapi biasanya tidak seberat sakit kali ini. Pada resep dokter
meresepakan obat Seretide discus, Methylprednisolon, dan Lasal
Ekspektoran.
Seretide Discus merupakan obat asma yang mengandung Salmeterol
(golongan beta-agonis kerja panjang) dan Fluticasone Propionate (golongan
kortikosteroid). Obat ini digunakan untuk mengobati penyakit pernapasan
seperti asma, bronkitis, emfisema, dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif
Kronis). Seretide bekerja dengan cara memperlebar saluran udara di paru-
paru, sehingga udara dapat mengalir keluar masuk paru-paru dengan lancar.
Methylprednisolone bekerja dengan cara mengurangi zat pemicu peradangan
di dalam tubuh. Dengan begitu, gejala peradangan, seperti nyeri dan
pembengkakan, akan berangsur mereda. Sedangkan Lasal Ekspektoran
digunakan untuk melegakan pernafasan dan membantu pengeluaran dahak
pada kondisi asma yang disertai batuk. Senyawa salbutamol merupakan obat
golongan bronkodilator yang bekerja dengan cara merangsang secara selektif
reseptor beta-2 adrenergik terutama pada otot bronkus. Hal ini menyebabkan
terjadinya bronkodilatasi karena otot bronkus mengalami relaksasi.
Pada kasus 1 terdapat DRP berupa untreated indication yakni pasien
tidak mendapat obat batuk dan tidak mendapat obat demam, kemudian
underdose pada obat lasal ekspektoran.
B. Resep 2
Pada kasus pertama pasien datang dengan keluhan mengi sesak nafas
berat, dan batuk berdahak. Gejala memburuk di malam hari dan pasien
terdiagnosa asma bronkial oersisten ringan dan diberi penatalaksanaan
dengan glukokortikoid ninhalasi dan tambahan agonies beta-2 serta metil
prednisolone.
KESIMPULAN
1. Pada kasus 1 terdapat DRP berupa untreated indication yakni pasien tidak
mendapat obat batuk dan tidak mendapat obat demam, kemudian underdose
pada obat lasal ekspektoran.
2. Pada pasien kasus 2 pasien terdiagnosa asma bronkial persisten ringan yang
diberi penatalaksanaan dengan glukokortikoidninhalasi dan tambahan agonies
beta-2. Kemudian ditemukan DRP berupa pasien yang tidak mendapat obat
batuk berdahak (untreated indication)