Anda di halaman 1dari 22

PANDUAN PENYUSUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN


CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page i


Tim Penyusun
Penanggung Jawab : Dr. Hariyono, M.Kep
Ketua : Arif Wijaya, SKp, M.Kep
Anggota : 1. Lusianah Meinawati, SST, M.Kes
2. Inayatur Rosidah, S Kep.Ns, M.Kep
3. Maharani Tri Puspitasari, S.Kep.Ns, MM
4. Ita Nikmatuz Zuhro, SST, M.Kes
5. Sri Sayekti, S.Si, M.Ked

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page ii


KEPUTUSAN

KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
Nomor : 074/K3/SK-AK/VIII/2017
Tentang
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PANDUAN PENYUSUNAN MODUL
DI STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG

Bismillahirrohmanirrohim
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

Menimbang : 1. Bahwa dalam mendukung proses pembelajaran di STIKes Insan Cendekia


Medika Jombang dipandang perlu melakukan penyempurnaan,
pengembangan dan aturan dalam proses pembelajaran
2. Bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan
flesibilitas untuk mahasiswa yang bisa dilaksanakan kapan saja, di mana saja
dan dengan siapa saja
Mengingat : 1. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
3. Permendikbud No. 109 Tahun 2013 Tentang penyelenggaraan Pendidikan
Jarak Jauh di Pendidikan Tinggi
4. Permendikbud No. 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi
5. Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Tentang Simtem Penjaminan Mutu
Internal
6. Permendikbud No. 87 Tahun 2014 Tentang Akreditasi
7. Permendikbud No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
8. Permenristekdikti No. 50 Tahun 2015 Tentang Pembukaan dan Pendirian PT
Permenristekdikti No. 2 Tahun 2016 Tentang Registrasi Dosen

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Panduan penyusunan modul STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
KEDUA : Dalam rangka melaksanakan penyusunan modul pembelajaran dan praktikum
dosen harus selalu berkoordinasi dengan Ketua Program Studi dan Wakil
Ketua I Bidang Akademik.
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diadakan
perbaikan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : JOMBANG
Pada Tanggal : 24 Agustus 2017
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang

H. Imam Fatoni, SKM., MM


NIK.03.04.022
Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Bahwa Buku panduan
penyusunan modul Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
telah selesai disusun. Buku panduan ini disusun untuk menyamakan pembuatan modul
oleh dosen di lingkungan STIKes ICMe Jombang. Modul yang telah disusun oleh dosen
pengampu setiap mata kuliah diharapkan untuk dapat disebarluaskan kepada peserta
didik untuk melancarkan proses belajar mengajar di STIKes ICMe Jombang.
Modul merupakan bagian dari bahan ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis
oleh pengajar tsb, mengikuti kaidah tulisan ilmiah & disebar luaskan kepada peserta
kuliah, yang diharapkan dapat digunakan untuk menunjang target dan kompetensi yang
di inginkan untuk peserta didik masing-masing program studi.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim penyusun buku panduan modul
ini dan pihak lain yang telah mencurahkan tenaga, pikiran serta segala upaya demi
tersusunnya panduan penyusunan modul ini, dan tak lupa kami harapkan saran dan
kritik yag bersifat membangun demi kesempurnaan buku ini.

Jombang, 24 Agustus 2017

Tim Penyusun

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page iv


DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul……………………………………………………………….............. i
Tim Penyusun……………………..…………………………………………………. ii
SK Penetapan Panduan Modul………………………………………............... iii
Kata Pengantar……………………………………………………………………….. Iv
Daftar Isi…………………………………………………………………….................. v
Panduan penyusunan modul pembelajaran dan praktikum………. 1
1. Pengertian Modul…………………………………………………………….. 1
2. Karakteristik Modul…………………………………………………………. 2
3. Prinsip Pengembangan Modul………………………………………….. 4
4. Elemen Mutu Modul…………………………............................................. 4
5. Prosedur Penyusunan Modul……………………………………………. 6
6. Langkah-langkah Penyusunan Modul………………………………... 7
7. Kriteria Penilaian…………………………………………………………….. 10
8. Format Modul……………………………………………………………......... 11
DaftarPustaka………………………………………………………………………… 14

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page v


PANDUAN PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN
DAN MODUL PRAKTIKUM

A. Pendahuluan
Peningkatan mutu pelaksanaan pembelajaran di kampus dilakukan dengan
berbagai strategi, salah satu diantaranya melalui penerapan pendekatan pendidikan dan
pelatihan berbasis kompetensi (competency based education and training). Pendekatan
berbasis kompetensi digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum,
pengembangan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan prosedur
penilaian.
Terkait dengan pengembangan bahan ajar, saat ini pengembangan bahan ajar dalam
bentuk modul menjadi kebutuhan yang sangat mendesak.Hal ini merupakan konsekuensi
diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan berbasis kompetensi di
kampus.Pendekatan kompetensi mempersyaratkan penggunaan modul dalam
pelaksanaan pembelajarannya.Modul dapat membantu sekolah dalam mewujudkan
pembelajaran yang berkualitas.Penerapan modul dapat mengkondisikan kegiatan
pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output)
yang jelas.
Mengingat pentingnya peranan modul untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran di Prodi S1 Ilmu Keperawatan, maka dosen sebagai orang yang paling
bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses pembelajaran, dituntut untuk dapat
memahami pengertian, karakteristik, prinsip, ketentuan dan prosedur pengembangan
modul.

B. Pembahasan
1. Pengertian
Berdasarkan SK.Ditjen Dikti No.4565/D1.3/c/2009 Tgl. 24 Desember 2009 Modul
adalah bagian dari bahan ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis oleh pengajar tsb,
mengikuti kaidah tulisan ilmiah & disebar luaskan kepada peserta kuliah
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan
didesain untuk membantu mahasiswa menguasai tujuan belajar yang spesifik.Modul
minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi. Penulisan
modul bertujuan :
Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 1
a. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik mahasiswa maupun dosen.
c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.
d. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi mahasiswa.
e. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lainnya,
f. Memungkinkan mahasiswa belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
g. Memungkinkan mahasiswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

2. Karakteristik Modul
Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar,
pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul,
yaitu: a) Selfinstructional, b) Self Contained, c) Stand alone (berdiri sendiri), d) Adaptif dan e)
User friendly.
a. Self Instruction
Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut
memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain.
Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus:
1) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
2) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang
kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas;
3) Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi
pembelajaran;
4) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk
mengukur penguasaan mahasiswa;
5) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks
kegiatan dan lingkungan mahasiswa;
6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif,
7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
8) Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan mahasiswa melakukan
penilaian mandiri (self assessment);
9) Terdapat umpan balik atas penilaian mahasiswa, sehingga mahasiswa mengetahui
tingkat penguasaan materi;

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 2


10) Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/referensi yang mendukung materi
pembelajaran dimaksud.
b. Self Contained
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan
termuat dalam modul tersebut.Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan
mahasiswa mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar
dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh.Jika harus dilakukan pembagian atau
pemisahan materi dari satu standar kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan
dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi/kompetensi dasar
yang harus dikuasai oleh mahasiswa.
c. Berdiri Sendiri (Stand Alone)
Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak
tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, mahasiswa tidak perlu
bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul
tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain
selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai
modul yang berdiri sendiri.
d. Adaptif
Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu
dan teknologi.Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di
berbagai perangkat keras (hardware).
e. Bersahabat/Akrab (User Friendly)
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab
dengan pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam
merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan.Penggunaan bahasa yang sederhana,
mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah
satu bentuk user friendly.

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 3


3. Prinsip Pengembangan Modul
Di dalam pengembangan modul, terdapat sejumlah prinsip yang perlu
diperhatikan.Modul harus dikembangkan atas dasar hasil analisis kebutuhan dan kondisi.
Perlu diketahui dengan pasti materi belajar apa saja yang perlu disusun menjadi suatu
modul, berapa jumlah modul yang diperlukan, siapa yang akan menggunakan, sumberdaya
apa saja yang diperlukan dan telah tersedia untuk mendukung penggunaan modul, dan hal-
hal lain yang dinilai perlu. Selanjutnya, dikembangkan desain modul yang dinilai paling
sesuai dengan berbagai data dan informasi objektif yang diperoleh dari analisis kebutuhan
dan kondisi. Bentuk, struktur dan komponen modul seperti apa yang dapat memenuhi
berbagai kebutuhan dan kondisi yang ada.
Berdasarkan desain yang telah dikembangkan, disusun modul per modul yang
dibutuhkan. Proses penyusunan modul terdiri dari tiga tahapan pokok :
Pertama, Menetapkan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai.
Padatahap ini, perlu diperhatikan berbagai karakteristik dari kompetensi yang
akan dipelajari, karakteristik peserta didik, dan karakteristik konteks dan situasi
dimana modul akan digunakan.
Kedua, Memproduksi atau mewujudkan fisik modul. Komponen isi modul antara
lainmeliputi: tujuan belajar, prasyarat pembelajar yang diperlukan, substansi
atau materi belajar, bentuk-bentuk kegiatan belajar dan komponen
pendukungnya.
Ketiga, Mengembangkan perangkat penilaian.Dalam hal ini, perlu diperhatikan agarsemua
aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap terkait) dapat dinilai
berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

4. Elemen Mutu Modul


Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang mampu memerankan fungsi dan
perannya dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu dirancang dan dikembangkan
dengan memperhatikan beberapa elemen yang mensyaratkannya, yaitu: format, organisasi,
daya tarik, ukuran huruf, spasi kosong, dan konsistensi.
a. Format
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan format modul adalah sebagai
berikut.
1) Gunakan format kolom (tunggal atau multi) yang proporsional. Penggunaan kolom
tunggal atau multi harus sesuai dengan bentuk dan ukuruan kertas yang digunakan.

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 4


Jika menggunakan kolom multi, hendaknya jarak dan perbandingan antar kolom
secara proporsional.
2) Gunakan format kertas (vertikal atau horisontal) yang tepat. Penggunaan format
kertas secara vertikal atau horizontal harus memperhatikan tata letak dan format
pengetikan.
3) Gunakan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap dan bertujuan untuk
menekankan pada hal-hal yang dianggap penting atau khusus. Tanda dapat berupa
gambar, cetak tebal, cetak miring atau lainnya.
b. Organisasi
1) Tampilkan peta/bagan yang menggambarkan cakupan materi yang akan dibahas
dalam modul.
2) Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis,
sehingga memudahkan mahasiswa memahami materi pembelajaran.
3) Susun dan tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi sedemikian rupa sehingga
informasi mudah mengerti oleh mahasiswa.
4) Organisasikan antarbab, antarunit dan antarparagrap dengan susunan dan alur yang
memudahkan mahasiswa memahaminya.
5) Organisasikan antar judul, sub judul dan uraian yang mudah diikuti oleh mahasiswa.
c. Daya Tarik
Daya tarik modul dapat ditempatkan di beberapa bagian seperti:
1) Bagian sampul (cover) depan, dengan mengkombinasikan warna, gambar (ilustrasi),
bentuk dan ukuran huruf yang serasi.
2) Bagian isi modul dengan menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar atau
ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau warna.
3) Tugas dan latihan dikemas sedemikian rupa sehingga menarik.
d. Bentuk dan Ukuran Huruf
Persyaratan bentuk dan ukuran huruf pada modul adalah:
1) Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca sesuai dengan karakteristik
umum mahasiswa.
2) Gunakan perbandingan huruf yang proporsional antar judul, sub judul dan isi naskah.
3) Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks, karena dapat membuat proses
membaca menjadi sulit.
e. Ruang (spasi kosong)

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 5


Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar untuk menambah
kontras penampilan modul.Spasi kosong dapat berfungsi untuk menambahkan catatan
penting dan memberikan kesempatan jeda kepada mahasiswa.Gunakan dan tempatkan
spasi kosong tersebut secara proporsional. Penempatan ruang kosong dapat dilakukan
di beberapa tempat seperti:
1) Ruangan sekitar judul bab dan subbab.
2) Batas tepi (marjin); batas tepi yang luas memaksa perhatian peserta didik untuk
masuk ke tengah-tengah halaman.
3) Spasi antar kolom; semakin lebar kolomnya semakin luas spasi diantaranya.
4) Pergantian antar paragraf dan dimulai dengan huruf kapital.
5) Pergantian antar bab atau bagian.
6) Gunakan bentuk dan huruf secara konsisten dari halam ke halaman. Usahakan agar
tidak menggabungkan beberapa cetakan dengan bentuk dan ukuran huruf yang
terlalu banyak variasi.
7) Gunakan jarak spasi konsisten. Jarak antar judul dengan baris pertama, antara judul
dengan teks utama. Jarak baris atau spasi yang tidak sama sering dianggap buruk,
tidak rapih.
8) Gunakan tata letak pengetikan yang konsisten, baik pola pengetikan maupun
margin/batas-batas pengetikan.
9) Konsistensi / taat asas.
Semua elemen yang terdapat pada modul baik yang terkait dengan format penulisan,
organisasi, bentuk huruf maupun ruang kosong harus konsisten.

5. Prosedur Penyusunan Modul


Modul pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan suatu
modul, meliputi analisis kebutuhan, penyusunan draft, uji coba, validasi dan revisi.
Pengembangan suatu desain modul dilakukan dengan tahapan yaitu menetapkan
strategi pembelajaran dan media, memproduksi modul, dan mengembangkan perangkat
penilaian. Dengan demikian, modul disusun berdasarkan desain yang telah ditetapkan.
Dalam konteks ini, desain modul ditetapkan berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh dosen. Adapun kerangka modul pada
pedoman ini telah ditetapkan, sehingga sekolah dimungkinkan untuk langsung
menerapkan atau dapat memodifikasi sesuai dengan kebutuhan tanpa harus mengurangi
ketentuan-ketentuan minimal yang harus ada dalam suatu modul.

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 6


6. Langkah-langkah Penyusunan Modul
Penulisan modul merupakan proses penyusunan materi pembelajaran yang dikemas
secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh mahasiswa untuk mencapai kompetensi
atau sub kompetensi. Penyusunan modul belajar mengacu pada kompetensi yang terdapat
di dalam tujuan yang ditetapkan. Terkait dengan hal tersebut dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi/ tujuan
untuk menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk mencapai suatu
kompetensi tersebut.Penetapan judul modul didasarkan pada kompetensi yang terdapat
pada RPS yang ditetapkan.Analisis kebutuhan modul bertujuan untuk mengidentifikasi
dan menetapkan jumlah dan judul modul yang harus dikembangkan. Analisis kebutuhan
modul dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. Tetapkan kompetensi yang terdapat di dalam RPS yang akan disusun modulnya;
b. Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut;
c. Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipersyaratkan;
d. Tentukan judul modul yang akan ditulis
e. Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal pengembangan
modul
2) Penyusunan Draft
Penyusunan draft modul merupakan proses penyusunan dan pengor-ganisasian
materi pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub kompetensi menjadi satu kesatuan
yang sistematis. Penyusunan draft modul bertujuan menyediakan draft suatu modul
sesuai dengan kompetensi atau sub kompe-tensi yang telah ditetapkan. Penulisan draft
modul dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tetapkan judul modul
b. Tetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik
setelah selesai mempelajari satu modul
c. Tetapkan tujuan antara yaitu kemampuan spesifik yang menunjang tujuan akhir
d. Tetapkan garis-garis besar atau outline modul
e. Kembangkan materi pada garis-garis besar
f. Periksa ulang draft yang telah dihasilkan

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 7


Kegiatan penyusunan draft modul hendaknya menghasilkan draft modul yang sekurang-
kurangnya mencakup:
a. Judul modul; menggambarkan materi yang akan dituangkan di dalam modul;
b. Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah menyelesaikan
mempelajari modul;
c. Tujuan terdiri atas tujuan akhir dan tujuan antara yang akan dicapai mahasiswa
setelah mempelajari modul;
d. Materi perkuliahan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari dan dikuasai oleh mahasiswa;
e. Prosedur atau kegiatan perkuliahan yang harus diikuti oleh mahasiswa untuk
mempelajari modul;
f. Soal-soal, latihan, dan atau tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh
mahasiswa;
g. Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan mahasiswa dalam
menguasai modul;
h. Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian
3) Uji Coba
Uji coba draft modul adalah kegiatan penggunaan modul pada mahasiswa terbatas,
untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat modul dalam pembelajaran sebelum
modul tersebut digunakan secara umum. Uji coba draft modul bertujuan untuk;
a. mengetahui kemampuan dan kemudahan peserta dalam memahami dan
menggunakan modul;
b. mengetahui efisiensi waktu belajar dengan menggunakan modul; dan
c. mengetahui efektifitas modul dalam membantu mahasiswa mempelajari dan
menguasai materi pembelajaran.
Untuk melakukan uji coba draft modul dapat diikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a. Siapkan dan gandakan draft modul yang akan diuji cobakan sebanyak mahasiswa
yang akan diikutkan dalam uji coba.
b. Susun instrumen pendukung uji coba.
c. Distribusikan draft modul dan instrumen pendukung uji coba kepada mahasiswa uji
coba.
d. Informasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan uji coba dan kegiatan yang
harus dilakukan oleh peserta uji coba.
e. Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen uji coba.

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 8


f. Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukan yang dijaring melaluiinstrumen
uji coba.
Dari hasil uji coba diharapkan diperoleh masukan sebagai bahan penyempurnaan
draft modul yang diuji cobakan. Terdapat dua macam uji coba yaitu uji coba dalam
kelompok kecil dan uji coba lapangan.Uji coba kelompok kecil adalah uji coba yang
dilakukan hanya kepada 2 - 4 mahasiswa, sedangkan uji coba lapangan adalah uji coba
yang dilakukan kepada peserta dengan jumlah 20 – 30 mahasiswa.
4) Validasi
Validasi adalah proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap
kesesuaian modul dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan pengakuan kesesuaian
tersebut, maka validasi perlu dilakukan dengan melibatkan pihak praktisi yang ahli
sesuai dengan bidang-bidang terkait dalam modul.
Validasi modul bertujuan untuk memperoleh pengakuan atau pengesahan
kesesuaian modul dengan kebutuhan sehingga modul tersebut layak dan cocok
digunakan dalam pembelajaran. Validasi modul meliputi: isi materi atau substansi
modul; dan kelengkapan modul.
Untuk melakukan validasi draft modul dapat diikuti langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Siapkan dan gandakan draft modul yang akan divalidasi sesuai dengan banyaknya
validator yang terlibat.
b. Susun instrumen pendukung validasi.
c. Distribusikan draft modul dan instrumen validasi kepada peserta validator.
d. Informasikan kepada validator tentang tujuan validasi dan kegiatan yang harus
dilakukan oleh validator.
e. Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen validasi.
f. Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukkan yang dijaring melalui instrumen
validasi.
Dari kegiatan validasi draft modul akan dihasilkan draft modul yangmendapat
masukkan dan persetujuan dari para validator, sesuai dengan bidangnya. Masukkan
tersebut digunakan sebagai bahan penyempurnaan modul.
5) Revisi
Revisi atau perbaikan merupakan proses penyempurnaan modul setelah
memperoleh masukan dari kegiatan uji coba dan validasi. Kegiatan revisi draft modul
bertujuan untuk melakukan finalisasi atau penyempurnaan akhir yang komprehensif

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 9


terhadap modul, sehingga modul siap diproduksi sesuai dengan masukkan yang
diperoleh dari kegiatan sebelumnya, makaperbaikan modul harus mencakup aspek-
aspek penting penyusunan modul di antaranya yaitu;
a. Pengorganisasian materi pembelajaran;
b. Penggunaan metode instruksional;
c. Penggunaan bahasa; dan
d. Pengorganisasian tata tulis dan perwajahan.
Mengacu pada prinsip peningkatan mutu berkesinambungan, secara terus menerus
modul dapat ditinjau ulang dan diperbaiki

7. Kriteria Penilaian
Penilaian modul pembelajaran dilakukan terhadap substansi dan
kelengkapannya.Modul dinilai oleh Ketua Program Studi, dengan persetujuan Wakil Ketua
1 bidang akademik, Kriteria penilaian nomor 1 s/d 5 mengenai substansi, sedangkan untuk
kelengkapan sesuai dengan kriteria nomor 6 s/d 10 sebagai berikut:
1) Materi sesuai dengan kemampuan mahasiswa dan disusun secara menarik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan
2) Dirancang secara sistematis dan dikemas dalam satu modul secara utuh (self contained),
3) Dapat digunakan untuk belajar mandiri (self instructional), dan penggunaannya tidak
tergantung media lain (self alone)
4) Dapat digunakan untuk latihan dan mengukur kemampuan dengan melakukan tes
sendiri (self test)
5) Mengakomodasi kesulitan belajar dan memberi kesempatan mengembangkan diri
dengan materi pengayaan
6) Mempunyai asesories sampul yang lengkap atau minimal memiliki topik yang jelas
7) Mempunyai rumusan kompetensi dasar atau kemampuan akhir sesuai RPS
8) Mempunyai uraian dan contoh yang disusun secara sistematis, rinci dan lengkap
9) Mempunyai latihan soal atau tes formatif untuk melakukan tes sendiri
10)Mempunyai daftar pustaka yang mutakhir dan jumlahnya memadai
Kriteria di atas berlaku untuk setiap topik dan masing-masing kriteria diatas dinilai
dengan ketentuan sebagai berikut :
1 s/d 3 : Sangat kurang
4 s/d 5 : Kurang
8 s/d 7 : Cukup

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 10


8 s/d 9 : Baik
10 : Sangat baik

8. Format Modul
Sebaiknya dalam pengembangan modul dipilih struktur atau kerangka yang sederhana
dan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Bagian-bagian sebuah
modul yang lengkap terdiri dari :

BAGIAN PEMBUKA
1. Halaman Sampul
Berisi antara lain:
1. Logo Program Studi /Stikes
2. Judul modul (Mata Kuliah)
3. Tahun penulisan Modul/ tahun revisi modul
4. Gambar ilustrasi (mewakili kegiatan yang dilaksanakan pada pembahasan modul)
5. Nama penyusun modul
6. Nama Program Studi
7. Nama Stikes: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
Penjelasan:
Judul modul perlu menarik dan memberi gambaran tentang materi yang dibahas dan
menampilkan nama mata kuliah.
2. Kata Pengantar
Memuat informasi tentang peran modul dalam proses pembelajaran.

3. Penyusun
Memuat nama-nama tim penyusun modul.
4. Daftar isi
Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. Topik-topik tersebut diurutkan
berdasarkan urutan kemunculan dalam modul. Pembelajar dapat melihat secara
keseluruhan, topik-topik apa saja yang tersedia dalam modul. Daftar isi juga
mencantumkan nomor halaman untuk memudahkan pembelajar menemukan topik.
5. Petunjuk penggunaan modul
Memuat panduan tatacara menggunakan modul, yaitu
a. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul secara benar,

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 11


b. Perlengkapan, seperti sarana/prasarana/ fasilitas yang harus dipersiapkan sesuai
dengan kebutuhan belajar.
6. Rancangan Pembelajaran
Memuat rancangan pembelajaran semester setiap mata kuliah.

BAGIAN INTI
A. BAB 1 PENDAHULUAN
1. Deskripsi Mata Ajar
Penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi modul, kaitan modul dengan
modul lainnya, hasil belajar yang akan dicapai setelah menyelesaikan modul, serta
manfaat kompetensi tersebut dalam proses pembelajaran dan kehidupan secara
umum.
2. Capaian Pembelajaran Lulusan
Capaian pembelajaran lulusan meliputi sikap, ketrampilan umum, ketrampilan khusus,
pengetahuan.
3. Strategi Perkuliahan
Pendekatan perkuliahan ini adalah pendekatan Student Center Learning. Dimana
Mahasiswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan
lebih banyak menggunakan metode ISS (Interactive skill station) dan Problem base
learning.

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 12


B. BAB 2 KEGIATAN BELAJAR
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan
Hasil akhir yang diharapkan adalah pernyataan tentang maksud yang
menggambarkan kemampuan tertentu pada mahasiswa setelah menyelesaikan
pengalaman belajar tertentu. Kemampuan tersebut disusun dengan format ABC
(Audience, Behaviour, Content) dan menggunakan rumusan tingkah laku yang
spesifik dan jelas.Rumusan tingkah laku harus jelas, artinya menggunakan kata kerja
yang operasional, yaitu hanya menggunakan 1 (satu) kata kerja (tingkah laku) yang
spesifik, dapat diamati dan dapat diukur.
Rumusan tingkah laku yang dimaksud dapat disajikan dalam berbagai aspek dan
tingkatan, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik, sebagai berikut : mempunyai
tingkatan sebagai berikut :
a. Tingkah laku yang berhubungan dengan aspek pengetahuan (cognitive)
mempunyai tingkatan ingatan (C1) : Mendefinisikan, mengidentifikasi,
menggambarkan, menyatakan, menamakan ; Pemahaman (C2) : Meringkas,
menyimpulkan, mengklasifikasi, menjelaskan, membedakan, membandingkan,
menyontohkan ; Penerapan (C3) : Melaksanakan, menggunakan, menampilkan,
menerapkan, menunjuk, mengerjakan ; Analisis (C4) : Menguraikan, menata,
mengintegrasikan, memisahkan, merinci, menyusun, mengubah,menghubungkan;
Evaluasi (C6) : Memeriksa, mengkritik, menilai, menguji,mendeteksi, memantau,
menyimpulkan ; Mencipta (C6) : Merancang, membangun, merancang,
merencanakan, memproduksi, menemukan, membuat.
b. Tingkah laku yang berhubungan dengan aspek sikap (affective) mempunyai
tingkatan sebagai berikut : Penerimaan (A1) : Menyatakan, memilih, mengikuti;
Tanggapan (A2) : Menjawab, membahas, mengerjakan ; Keyakinan (A3) :
Menguraikan, membedakan, mengajak ; Berkarya (A4) : Mengubah, mengatur,
mengintegrasikan ; Ketekunan (A5) : Mengusulkan, mempraktekan, membuktikan.
c. Tingkah laku yang berhubungan dengan aspek perbuatan (psychomotoric)
mempunyai tingkatan sebagai berikut : Pemilihan (P1) : Memilih, menggambarkan,
memisahkan ; Beraksi (P2) : Melakukan, Menggerakkan, memperlihatkan ; Pamer
(P3) : Memamerkan, memasang, mendiskusikan ; Membangun (P4) : Membangun,
mengatur, menyusun ; Mengatur (P5) : Mengatur, mengukur, melukiskan, dan
sebagainya
2. Uraian Materi

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 13


Di bawah uraian dan contoh ini diberikan judul sub-sub topik atau pokok
bahasan yang merupakan bagian dari sub kegiatan belajar. Setiap sub topik atau pokok
bahasan terdiri dri beberapa sub sub topik atau pokok bahasan.
Setelah penulisan judul sub-sub topik atau pokok bahasan diberikan uraian yang
disertai ilustrasi atau contoh-contoh aktual. Uraian diberikan dengan gaya bahasa
sederhana dan komunikatif dalam bentuk bertutur sehingga penulis seolah-olah hadir
di depan pembaca dan tengah menjelaskan materi pembelajarannya.
Contoh-contoh harus disertakan dalam uraian sehingga memperkuat penguasan
terhadap materi pembelajaran yang disajikan.Penyajian contoh-contoh dapat
dilakukan dengan gambar-gambar yang berkaitan.
3. Rangkuman :
Rangkuman berisi tentang pokok-pokok materi pembelajaran yang disajikan
dalam uraian.
4. Penugasan dan umpan balik
Penugasan dalam modul perlu untuk menegaskan kompetensi apa yang
diharapkan setelah mempelajari modul. Jika pembelajar diharapkan untuk dapat
menghafal sesuatu, dalam penugasan hal ini perlu dinyatakan secara tegas.Jika
pembelajar diharapkan menghubungkan materi yang dipelajari pada modul dengan
pekerjaan sehari-harinya maka hal ini perlu ditugaskan kepada pembelajar secara
eksplisit.Penugasan juga menunjuk-kan kepada pebelajar bagian mana dalam modul
yang merupakan bagian penting.
Umpan balik diberikan dalam bentuk rumus yang dapat digunakan untuk
memaknai pencapaian hasil belajar sehingga dapat diberikan umpan balik yang dapat
dilakukan oleh pembaca.

C. DAFTAR PUSTAKA
Mencantumkan daftar pustaka yang digunakan sebagai sumber belajar dengan
menuliskan nama lengkap pengarang buku, judul buku, kota penerbitan buku, nama
penerbit buku, tahun penerbitan buku dan halaman sumber belajar tersebut diacu.
Cara menuliskan daftar pustaka : nama lengkap pengarang buku (ditulis tanpa gelar,
nama akhir menjadi nama pertama dan dibatasi koma), koma, judul buku (digaris bawahi
atau dicetak miring), koma, kurung buka, kota penerbitan buku, titik dua, nama penerbit
buku, koma, tahun penerbitan buku, kurung tutup, koma, halaman (tulis halaman dan

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 14


nomor halaman sumber belajar tersebut diacu). Contoh : Wiharto, Mulyo, Filsafat Ilmu dan
Logika, (Jakarta : Esa-Press, 2008), halaman 6.

SISTEMATIKA PENULISAN MODUL


Modul ditulis dengan menggunakan huruf Times New Roman 12 dengan spasi 1,5. Modul
disusun pada format kertas A4 dengan lay out kiri 4 cm, atas 3 cm, kanan 3cm dan bawah
3cm.

FORMAT MODUL PEMBELAJARAN


Bagian Pembuka
1. Halaman Sampul (Judul modul, logo stikes, tim penyusun, nama prodi,
nama stikes, tahun penyusunan modul)
2. Kata Pengantar
3. Penyusun
4. Daftar Isi
5. Petunjuk Penggunaan Modul
6. Rancangan pembelajaran
Bagian Inti
A. BAB 1 Pendahuluan
1. Deskripsi Mata Ajar
2. CapaianPembelajaran Lulusan
3. Strategi Perkuliahan
B. BAB 2 Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan
2. Uraian Materi
3. Rangkuman
4. Penugasan dan Umpan Balik
Kegiatan Belajar 2… dst
Daftar Pustaka

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 15


FORMAT MODUL PRAKTIKUM
Bagian Pembuka
1. Halaman Sampul (Judul modul, logo stikes, tim penyusun, nama prodi,
nama stikes, tahun penyusunan modul)
2. Kata Pengantar
3. Penyusun
4. Daftar Isi
5. Petunjuk Penggunaan Modul
Bagian Inti
A. BAB 1 Pendahuluan
1. Deskripsi Mata Ajar
2. CapaianPembelajaran Lulusan
3. Strategi Perkuliahan
B. BAB 2 Kegiatan Praktik
Kegiatan Praktik 1
1. Kemampuan Akhir yang diharapkan
2. Uraian Materi
3. Rangkuman
4. Penugasan dan Umpan Balik
Kegiatan Praktik 2… dst
Daftar Pustaka

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 16


DAFTAR PUSTAKA

1. Abdurrahman. 2012. Panduan Penyusunan Modul Bagi Pengembangan


Profesional. Bandar Lampung : FKIP Universitas Lampung.
2. Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press.
3. Kohl, P.B., D. Rosengrant and ND. Finkelstein. 2007. “Strongly and weakly
directed approaches to teaching multiple representation use in physics”
4. SK.Ditjen Dikti No.4565/D1.3/c/2009 Tgl. 24 Desember 2009. Tentang
penyusunan bahan ajar.
5. Suprawoto, N.A.2009. Mengembangkan Bahan Ajar Dengan Menyusun Modul.

Buku Panduan Penyusunan Modul Pembelajaran dan Praktikum Page 17

Anda mungkin juga menyukai