Anda di halaman 1dari 66

i

ii
ISBN : 978-602-9026-07-8

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER DAN RENCANA


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Penulis :
Katharina Rustipa

Reviewer :
Prof. Dr. Hardani Widhiastuti, M.M., P.Si.
Dr. Peni Pujiastuti, M.Si.
Dr. Chalimah, M.M

Penerbit :
Badan Penerbitan Universitas Stikubank (BP-UNISBANK)

Redaksi :
Jl. Tri Lomba Juang No. 1
Semarang 50241
Telp +62248311668
Fax +62248445340
Email : baak@edu.unisbank.ac.id

Cetakan Pertama, 2016

Hak Cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan
cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.
iv
SAMBUTAN

KOORDINATOR KOPERTIS WILAYAH VI

Pertama-tama marilah kita selalu memanjatkan puji syukur


kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan karunia Nya, sehingga Buku
Ajar Program Pelatihan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(PEKERTI) yang rencananya akan digunakan untuk Perguruan Tinggi di
lingkungan Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah, dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya.

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan


Kemenristekdikti melalui Direktur Pembelajaran selalu mengupayakan
peningkatan kompetensi dosen perguruan tinggi secara profesional,
sehingga dosen diharapkan dapat tugas mendidik dan mengajar secara
berkualitas. Dosen profesional adalah dosen yang memiliki 4 (empat)
kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, sosial, profesional, dan
kepribadian.

Terkait dengan keempat kompetensi tersebut diatas, maka salah


satu sasaran yang akan dicapai adalah untuk mewujudkan dosen yang
memiliki profesionalitas tersebut. Hal ini dikarenakan terlebih lagi masih
banyaknya dosen yang memiliki latar belakang non kependidikan. Maka
dirasakan sangat perlu untuk diadakan suatu program khusus yang dapat
mengantarkan dosen dalam melaksanakan tugas mendidik dan mengajar.
Kompetensi yang dimaksud lebih terfokus pada kompetensi pedagogik
dan kompetensi sosial. Salah satu program yang sangat strategis untuk
keperluan tersebut adalah Program Pengembangan Keterampilan Dasar
Teknik Instruksional (PEKERTI). Sebenarnya PEKERTI sudah dilaksanakan
mulai tahun 1987, namun dengan berjalannya waktu dan regulasi yang
sejalan dengan kebutuhan dan tantangan zaman, maka diperlukan suatu
penyesuaian konsep dasar teoritik, strategi dan pendekatan, serta teknik
implementasinya. Oleh karena itu diperlukan “rekonstruksi” bahan ajar
PEKERTI.
Penyelenggaraan program PEKERTI dilakukan secara terstandar,
karena ada standar minimum yang harus dipenuhi untuk proses sertifikasi.
Standar ini meliputi standar isi, standar tenaga pelatih/ fasilitator, standar
proses, dan standar penilaian.

Diharapkan, dengan rekonstruksi bahan ajar yang telah disusun ini


PEKERTI akan memberikan manfaat dan mampu memberikan alternatif
jalan keluar dalam pemecahan masalah yang dialami dosen di perguruan
tinggi, dalam rangka peningkatan kualitas dosen dalam penguasaan
dibidang pendidikan dan pembelajaran. Pada akhirnya, dari semua upaya
tersebut diharapkan, secara bertahap, akan dapat diperoleh peningkatan
kualitas mutu lulusan perguruan tinggi yang berdampak langsung
terhadap pembangunan masyarakat Indonesia.

Semoga segala upaya yang telah dilakukan oleh Kemenristekdikti


khususnya Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan melalui
Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah yang secara operasional dilaksanakan
oleh Tim PEKERTI, dapat bermanfaat dan mencapai tujuan yang telah
diharapkan.

Semarang, Februari 2016

Koordinator,

Prof. Dr. DYP. Sugiharto, M.Pd. Kons.

NIP.196112011986011001

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt., Tuhan Yang Maha
Pengasih lagi Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
inayah dan kekuatan, sehingga Buku Ajar Program Pelatihan
Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) yang
digunakan untuk Perguruan Tinggi di lingkungan Kopertis Wilayah VI
Jawa Tengah dapat diselesaikan dengan baik.

PEKERTI merupakan program yang diselenggarakan oleh


Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi mulai tahun 1993, ditujukan untuk memberikan bekal
kepada Dosen Pemula agar mempunyai kompetensi pedagogik, sosial, dan
kepribadian yang memadai yang meliputi penguasaan konsep dan teori
dasar mengajar, perancangan pembelajaran, desain dan analisis
instruksional, keterampilan dasar mengajar, media pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran, serta dapat mengimplementasikannya baik pada
pembelajaran mikro maupun pada pembelajaran yang sesungguhnya (real
teaching).

Mencermati perubahan paradigma pendidikan yang berkembang


dengan pesat seiring perkembangan dan tuntutan zaman, maka Tim
Fasilitasi Pekerti Kopertis wilayah VI Jawa Tengah menganggap perlu
untuk melakukan rekonstruksi Buku Ajar Pekerti yang sudah ada selama
ini yang diterbitkan oleh Pusat Antar Universitas (PAU) - Direktorat
Pembinanan Akademik dan Kemahasiswaan. Rekonstruksi dilakukan
terkait dengan beberapa hal yang substansial seperti teori pembelajaran,
desain dan model pembelajaran, rancangan pembelajaran, dan media
pembelajaran, serta evaluasi (asesmen) pembelajaran.

Hal ini dilakukan dengan merujuk kepada beberapa regulasi yang


berkembang saat ini seperti Perpres No: 8/ 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Permenristekdikti No: 44/ 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti); dan Kurikulum
Pendidikan Tinggi (KPT) tahun 2015.
Tim rekonstruksi buku ajar Pekerti mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Koordinator Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah
dan seluruh jajarannya, serta kepada semua pihak yang turut membantu
pelaksanaan tugas rekonstruksi ini sehingga dapat diselesaikan dengan
baik. Kami menyadari bahwa walaupun Buku Ajar Pekerti ini sudah
direkonstruksi pasti masih terdapat kekurangan dan keterbatasan, oleh
karena itu saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan selanjutnya.

Demikian, dengan kehadiran Buku ini semoga dapat memberi


manfaat yang sebesar-besanya khususnya kepada para Dosen di
lingkungan Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah dan para pembaca pada
umumnya.

Semarang, Februari 2016

Koordinator Fasilitator Pekerti,

Prof. Dr. Sunandar, M.Pd.

NIP 196208151987031002

viii
DAFTAR ISI

SAMBUTAN........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................xi
TINJAUAN UMUM MATA LATIH .................................................................... 1
A. Deskripsi Mata Latih ................................................................................. 1
B. Manfaat Mata Latih ................................................................................... 1
C. Capaian Pembelajaran Mata Latih .......................................................... 1
BAB I. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN ..................................... 3
A. Pendahuluan .............................................................................................. 3
B. Penyajian..................................................................................................... 3
1. Pengertian Perencanaan Proses Pembelajaran ............................... 3
2. Manfaat Rencana Pembelajaran ........................................................ 5
C. Penutup ..................................................................................................... 10
BAB II. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) ............................. 11
A. Pendahuluan ............................................................................................ 11
B. Penyajian................................................................................................... 11
1. Dasar Hukum Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester
(RPS) ................................................................................................... 11
2. Pengertian dan Karakteristik Rencana Pembelajaran Semester
(RPS) ................................................................................................... 15
3. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dalam Kurikulum
Pendidikan Tinggi (KPT) ................................................................. 17
4. Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) ................... 21
C. Penutup ..................................................................................................... 31
BAB III. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ........................... 33
A. Pendahuluan ............................................................................................ 33
B. Penyajian ..................................................................................................... 33
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............. 33
2. Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
............................................................................................................. 35
3. Format dan Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) ................................................................................................... 38
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........... 40
C. Penutup ..................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 51

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Format Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)............................... 7


Tabel 1.2 Format Satuan Acara Pengajaran (SAP) ............................................. 8
Tabel 2.3 Contoh format RPS .............................................................................. 17
Tabel 2.4 Penjelasan pengisian format RPS ..................................................... 17
Tabel 2.5 Contoh RPS ............................................................................................. 1
Tabel 2.6 Rencana Pembelajaran Semester (RPS)............................................... 1
Tabel 3.7 Contoh format RPP .............................................................................. 17

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sasaran Belajar Berdasarkan Variasi Kemampuan ...................... 6


xii
TINJAUAN UMUM MATA LATIH

A. Deskripsi Mata Latih


Mata latih Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) mencakup materi:
1. Perencanaan Proses Pembelajaran,
2. RPS (Rencana Pembelajaran Semester),
3. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

B. Manfaat Mata Latih


RPS dan RPP bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa sebagai
panduan dalam proses pembelajaran jangka panjang dan jangka
pendek. Kualitas dan efektivitas kegiatan pembelajaran tidak terlepas
dari aktivitas berkualitas yang dilaksanakan dosen dalam perancangan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Oleh sebab itu, dosen perlu
membuat rencana pembelajaran sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran.

C. Capaian Pembelajaran Mata Latih


Setelah mempelajari mata latih ini diharapkan peserta
pelatihan dapat membuat RPS dan RPP untuk mata kuliah yang
diampu. Untuk bisa memperoleh capaian pembelajaran mata latih ini,
pelajarilah materi pada buku ajar ini dengan seksama, bila perlu
bacalah berulang-ulang. Kerjakan semua latihan dan petunjuk yang ada
pada buku ini.

1
2
BAB I
PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan

1. DeskripsiSingkat
Perencanaan proses pembelajaran merupakan langkah pertama
yang dilakukan oleh seorang dosen untuk dapat menjalankan tugasnya
dengan baik. Cakupan bab ini meliputi: pengertian perencanaan proses
pembelajaran dan manfaat rencana pembelajaran.

2. Kemampuan Akhir yang Diharapkan


Setelah mempelajari bab ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:
a. Menjelaskan pengertian perencanaan proses pembelajaran,
b. Menjelaskan manfaat rencana pembelajaran.

B. Penyajian

1. Pengertian Perencanaan Proses Pembelajaran


Sebelum mengelola proses pembelajaran, seorang dosen
tentulah akan membuat catatan-catatan sebagai persiapan yang berisi
hal-hal yang perlu dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa dalam
kegiatan pembelajaran yang antara lain meliputi unsur-unsur:
pemilihan materi, metode, media, dan alat evaluasi. Persiapan-
persiapan yang dilakukan seorang dosen akan dituangkan dalam
dokumen rencana pembelajaran yang namanya bervariasi, antara lain:
silabus, GBPP(Garis Besar Program Pengajaran), RAPEM (Rancangan
Pembelajaran), RPS (Rencana Pembelajaran Semester), SAP (Satuan Acara
Pengajaran), RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran
Semester), RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Jadi, membuat
dokumen rencana pembelajaran adalah langkah pertama yang
dilakukan oleh seorang dosen dalam menjalankan tugasnya.
Pembuatan rencana pembelajaran merupakan bagian penting
dalam pelaksanaan pendidikan karena dengan rencana pembelajaran
yang baik, dosen akan lebih mudah dalam melaksanakan proses
pembelajaran dan mahasiswa akan lebih terbantu dalam belajar.
Rencana pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik mahasiswa, mata kuliah, dan sebagainya.
Perencanaan proses pembelajaran memiliki dampak psikologis,
pedagogis, dan kontinuitas. Seorang dosen yang terampil membuat
rencana pembelajaran dan setia membuatnya akan memiliki rasa
percaya diri. Pembuatan rencana pembelajaran akan mendidik dosen
untuk disiplin dan berusaha untuk meningkatkan wawasan
pengetahuannya. Perencanaan pembelajaran juga akan menjamin
adanya kesinambungan dalam kegiatan pembelajaran dan dalam
materi pembelajaran.
Rencana pembelajaran meliputi rencana jangka satu semester
dan rencana jangka satu tahap pembelajaran pada suatu mata kuliah
tertentu yang sekurang kurangnya memuat capaian pembelajaran,
materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar. Rencana pembelajaran menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi.
Sujanarko (2014) mendefinisikan rencanapembelajaran sebagai
kegiatan memproyeksikan tindakan yang akan dilaksanakan dalam
suatu proses pembelajaran, yaitu dengan
mengkoordinasikankomponen-komponen pembelajaran sehingga
capaian pembelajaran, materipembelajaran, cara penyampaian kegiatan
(metode, model dan teknik), sertabagaimana mengukurnya menjadi

4
jelas dan sistematis, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan
efisien. Dari definisi ini jelas bahwa rencanapembelajaran mencakup
komponen-komponen pembelajaran.

2. Manfaat Rencana Pembelajaran


Keberhasilan dari suatu kegiatan sangatlahditentukan oleh
perencanaannya. Apabila suatu kegiatan dirancang dengan baik, maka
kegiatan tersebut akan lebih mudah dilaksanakan, terarah serta
terkendali. Demikian pula dalam proses pembelajaran, agar
pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik maka diperlukan
rencana pembelajaran yang baik pula.
Abdullah Sani (2013) mengatakan bahwa efektivitas
pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas berkualitas yang
dilaksanakan dosen dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Oleh sebab itu, dosen perlu membuat rencanapembelajaran sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran. Dalam membuat rencana
pembelajaran, dosen perlu memperhatikan kejelasan capaian
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, latihan terbimbing, dan kejelasan
cara pengecekan pemahaman atau evaluasi.
Harjanto (2003) mengatakan bahwa rencana pembelajaran
berperan sebagai acuan bagi dosen untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efektif dan efisien.
Dengan kata lain, rencana pembelajaran berperan sebagai skenario
proses pembelajaran.
Di Indonesia pengembangan rencana pembelajaran
berkembang sejak tahun 1970-an yang populer dengan istilahProsedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Rencana pembelajaran
perlu dibuat karena memiliki arti penting sebagai berikut:
a. Untuk pengganti keberhasilan yang diperoleh secara untung-
untungan,
b. Sebagai alat untuk menemukan dan memecahkan masalah,
c. Untuk memanfaatkan sumber secara efektif.
Dominika Niron (2009) menjelaskan bahwa pembuatan
dokumen rencana pembelajaran merupakan bentuk akuntabilitas
dosen, untuk menjamin materi dan bentuk pembelajaran yang
diberikan dosen sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah
ditetapkan. Secara lebih rinci, fungsi dan manfaat rencana
pembelajaran disebutkan sebagai berikut:
a. sebagai pedoman bagi pengembangan pembelajaran yang
memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan
dicapai dalam suatu mata kuliah,
b. sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu
program pembelajaran,
c. dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas suatu
program pembelajaran,
d. memberikan bantuan kepada para dosen agar dapat melaksanakan
proses pembelajaran secara professional,
e. untuk mempermudah proses pembelajaran,
f. sebagai pedoman bagi dosen dan mahasiswa dalam kegiatan
pembelajaran karena gambaran aktivitas dosen dan mahasiswa
akan terlihat dalam rencana pembelajaran.
g. sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa
rencanapembelajaran mempunyai fungsi yang beragam yang
kesemuanya bermuara pada tujuan yang sama yaitu agar capaian
pembelajaran dapat diraih dengan efektif dan efisisen.

6
Dominika Niron (2009) juga menjelaskan manfaatrencana
pembelajaran dari sudut pandang lain, yakni dari segi implementasi
kurikulum. Dikatakan bahwa kurikulum tidak bisa secara langsung
diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk dapat
diimplementasikan, kurikulum harus dijabarkan ke dalam dokumen
rencana pembelajaran. Kurikulum memiliki dua makna yaitu sebagai
dokumen (curriculum plan) dan sebagai kegiatan nyata (actual
curriculum).Rencana pembelajaran berperan sebagai kurikulum ideal
(ideal/potentialcurriculum), yang selanjutnya akan diimplementasikan ke
dalam proses pembelajaran yang merupakan kurikulum aktual
(actual/real curriculum). Oleh karena itu, sifat kurikulum mempengaruhi
rencana pembelajarannya.
Dalamkurikulum yang cenderung menganut pola pembelajaran
yang terpusat pada dosen (Teacher Centered Learning/TCL), rencana
pembelajarannya juga akan bersifat terpusat pada dosen (Teacher Centered
Learning/TCL). Dalam pola pembelajaran TCL, rencana pembelajaran
diturunkan dari ‘dokumen kurikulum’ dalam bentuk Garis Besar
Program Pengajaran (GBPP) dan Satuan Acara Pengajaran (SAP),
sedangkan proses pengajaran dipisah dengan proses penilaian hasil
belajar (lewat ujian). Dalam Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dan
Satuan Acara Pengajaran (SAP), yang ditekankan adalah kegiatan
mengajar dosen, bukan kegiatan pembelajaran mahasiswa. Hal ini karena
pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sudah jadi yang tinggal
ditransfer dari dosen ke mahasiswa.Belajar dipandang sebagai menerima
pengetahuan sehingga mahasiswa pasif, hanya mendengarkan
saja.Mengajar didefinisikan sebagai menyampaikan pengetahuan
dengan ceramah/kuliah.
Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) adalah program
pengajaran yang meliputi satu mata kuliah untuk diajarkan selama satu
semester. Sedangkan Satuan Acara Pengajaran (SAP) adalah program
pengajaran yang meliputi satu atau beberapa pokok bahasan untuk
diajarkan selama satu kali atau beberapa kali pertemuan (Suparman, 2001:
2). Berikut disajikan contohformat Garis Besar Program Pengajaran
(GBPP) dan Satuan Acara Pengajaran (SAP).

Tabel 1.1 Format Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)


GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
JUDUL MATA KULIAH :
NOMOR KODE/SKS :
DESKRIPSI SINGKAT :

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM :

No. Tujuan Pokok Sub Est. Daftar


Instruksional Bahasan Pokok Waktu Kepustakaan
Khusus Bahasan

(Sumber: Suparman, 2001)

8
Tabel 1.2 Format Satuan Acara Pengajaran (SAP)
SATUAN ACARA PENGAJARAN
Mata Kuliah :
Kode Mata Kuliah :
Waktu Pertemuan :
Pertemuan ke :

A. Tujuan Instruksional
1. Umum
______________________________________________
______________________________________________
2. Khusus
______________________________________________
______________________________________________
B. Pokok Bahasan: __________________________________
C. Sub Pokok Bahasan
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
D. Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Kegiatan Media dan Alat


Pengajar Mahasiswa Pengajaran

(Sumber: Suparman, 2001)

Dalamkurikulum yang cenderung menganut pola pembelajaran


yang terpusat pada mahasiswa(Student Centered Learning/ SCL), yaitu
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Pendidikan
Tinggi (KPT), rencana pembelajarannya juga akan bersifat terpusat pada
mahasiswa(Student Centered Learning/ SCL). Dalam pola pembelajaran SCL,
rencana pembelajaran diturunkan dari ‘dokumen kurikulum’ dalam
bentukRencana Pembelajaran Semester (RPS)dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Rencana pembelajaran model ini difokuskan pada ‘paduan
mahasiswa belajar’dengan mengembangkan sistem asesmen dalam
kegiatan pembelajaran. Yang ditekankan adalah proses belajar (learning
process), bukan proses mengajar (teaching process). Proses belajar
dilakukan mahasiswa dengan prinsipkonstruktif yang menuntut
mahasiswa untuk dapat melakukan unjuk kerja di setiap pertemuan.

C. Penutup

1. Rangkuman
Rencana pembelajaran merupakan pedoman bagi dosen dan
mahasiswa untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara
efektif dan menarik.Rencana pembelajaran berperan sebagai skenario
proses pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran merupakan
bentuk akuntabilitas dosen, untuk menjamin materi dan bentuk
pembelajaran yang diberikan dosen sesuai dengan capaian
pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Evaluasi
Untuk mengevaluasi pemahaman anda tentang materi yang
disajikan pada bab I, kerjakan tugas berikut ini:
a. Jelaskan pengertian perencanaan proses pembelajaran.
b. Jelaskan manfaat rencana pembelajaran.

3. Tindak Lanjut
Cobalah periksa rencana pembelajaran yang ada pada institusi
anda. Apa nama rencana pembelajaran yang ada pada institusi anda?

10
BAB II
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

A. Pendahuluan

1. Deskripsi Singkat
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) adalah rencana
pembelajaran untuk jangka satu semester. Cakupan bab ini meliputi
dasar hukum penyusunan RPS, pengertian dan karakteristik RPS,
format dan contoh RPS dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi,
penyusunan RPS.

2. Kemampuan Akhir yang Diharapkan


Setelah mempelajari bab ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:
a. Menyebutkan dasar hukum penyusunan Rencana Pembelajaran
Semester (RPS),
b. Menjelaskan pengertian Rencana Pembelajaran Semester (RPS),
c. Menjelaskan karakteristik RPS,
d. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RPS,
e. Membuat RPS mata kuliah yang diampu.

B. Penyajian

1. Dasar Hukum Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester


(RPS)
Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) berdasakan
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia no. 44 tahun 2015, bagian keempat tentang standar proses
pembelajaran. Standar Proses Pembelajaran merupakan kriteria
minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk
memperoleh capaian pembelajaran lulusan. Standar proses
pembelajaran yang dimaksud di sini meliputi
a. Karakteristik proses pembelajaran bersifat interaktif, holistik,
integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif dan
berpusat pada mahasiswa.
1) Proses pembelajaran interaktif adalah proses pembelajaran yang
mengutamakan interaksi dua arah antara mahasiswa dan
dosen.
2) Proses pembelajaran holistik adalah proses pembelajaran yang
mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan
luas dengan menginternalisasi keunggulan kearifan lokal dan
nasional.
3) Proses pembelajaran integratif adalah proses pembelajaran yang
terintegrasi untuk memenuhi capaianpembelajaran secara
keseluruhan dalam satu kesatuanprogram melalui pendekatan
antardisiplin dan multidisiplin.
4) Proses pembelajaran saintifik adalah proses pembelajaran yang
mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta
lingkungan akademik yang berdasarkansistem nilai, norma,
dan kaidah ilmu pengetahuan,serta menjunjung nilai-nilai
tinggi agama dan kebangsaan.
5) Proses pembelajaran kontekstual adalah proses pembelajaran
yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan
masalah dalam ranah keahliannya.
6) Proses pembelajaran tematik adalah proses pembelajaran yang
disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan
dikaitkan dengan permasalahannyata melalui pendekatan
transdisiplin.

12
7) Proses pembelajaran efektif adalah proses pembelajaran yang
capaian pembelajarannya diraih secara berhasil guna dengan
mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar
dalam kurun waktu yangoptimum.
8) Proses pembelajaran kolaboratif adalah proses pembelajaran
yang melibatkan interakasi antar idividu pembelajar untuk
menghasilkan kapitalisasi sikap,pengetahuan, dan
keterampilan.
9) Proses pembelajaran berpusat pada mahasiswa adalah proses
pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas,
kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta
mengembangkan kemandirian dalam mencari dan
menemukan pengetahuan.
b. Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap mata
kuliah dan disajikan dalam Rencana Pembelajaran Semester(RPS).
c. Pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk
interaksiantara dosen, mahasiswa dan sumber belajar dalam
lingkungan belajar tertentu. Proses pembelajaran setiap mata
kuliah dilaksanakan sesuai dengan RPS.
d. Beban belajar mahasiswa dinyatakan dalam besaran satuan kredit
semester (sks). Semester merupakan satuan waktu proses
pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu,
termasuk ujian tengah semester (UTS) dan akhir semester (UAS).
UTS dan UAS merupakan satu kesatuan takterpisahkan dalam
penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa.
Dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia no. 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi pasal 12 disebutkan secara khusus tentang RPS serta
komponen komponen minimal yang wajib dincantumkandalam RPS
sebagai berikut:
1. Perencanaan proses pembelajaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b disusun
untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam rencana
pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain.
2. Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan
dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau
bersama dlm kelompok keahlian suatu bidang ilmu
pengetahuan dan/ atau teknologi dalam program
studi.
3. Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain
paling sedikit memuat;
a. nama program studi, nama dan kode mata
kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu;
b. capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan
pada mata kuliah;.
c. kemampuan akhir yang direncanakan
pada tiap tahap pembelajaran untuk
memenuhi capaian pembelajaran lulusan;
d. bahan kajian yang terkait dengan kemampuan
yang akan dicapai
e. metode pembelajaran;
f. waktu yang disediakan untuk mencapai
kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;
g. pengalaman belajar mahasiswa yang
diwujudkan dalam deskripsi tugas yang
harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu
semester;
h. kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan
i. daftar referensi yang digunakan.
4. Rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain
wajib ditinjau dan disesuaikan secara berkala dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

14
2. Pengertian dan Karakteristik Rencana Pembelajaran Semester
(RPS)

a. Pengertian Rencana Pembelajaran Semester (RPS)


Sesuai dengan namanya, Rencana Pembelajaran Semester
(RPS) pada dasarnya merupakan rencana pembelajaran jangka satu
semester pada suatu mata kuliah tertentu dan merupakan program
yang masih perlu dijabarkan. Selain itu, proses pembelajaran
sendiri pada hakikatnya merupakansuatu proses yang ditata dan
diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkahtertentu agar
dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan
sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah dirumuskan.RPS
memuat hal-hal yang perlu dilakukan oleh dosen dan mahasiswa
untuk menuntaskan suatu capaian pembelajaran mata kuliah.
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) berisi kegiatan atau
tindakan mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran
sehingga capaian pembelajaran, materi pembelajaran, cara
penyampaian, kegiatan (metode, model dan teknik) serta cara
menilainya menjadi jelas dan sistematis, sehingga proses
pembelajaran selama satu semester menjadi efektif dan efisien. RPS
harus disusun secara sistematis dan sistemik dan berorientasi pada
capaian pembelajaran.
RPS dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama
dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan
dan/atau teknologi dalam satu program studi. RPS merupakan
bagian tak terpisahkan dari struktur kurikulum program studi.
b. Karakteristik Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
Dominika Niron (2009) menjelaskan bahwa terdapat
beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar dalam pengembangan
silabus (yang istilah lainnya adalah RPS), yaitu: ilmiah, relevan,
sistematis,konsisten, memadai/adequate, aktual/kontekstual,
fleksibel, dan menyeluruh.
Sifat ilmiah dari RPS berarti bahwa keseluruhan materi dan
kegiatan dalam RPS harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara keilmuan. Materipembelajaran yang akan dipelajari
mahasiswa harus memenuhi kebenaran ilmiah. Dengan kata lain,
ilmiah mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan
kegiatanyang menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis,
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Relevan berarti bahwa cakupan, kedalaman, tingkat
kesukaran dan urutan penyajian materi pembelajaran harus sesuai
dengan tingkat perkembangan mahasiswa.
Sistematis berarti bahwa komponen-komponen dalam RPS
harus saling berhubungan secara fungsional dalam meraih capaian
pembelajaran. RPS pada dasarnya merupakan suatu sistem, oleh
karena itu dalam penyusunannya harus dilakukan secara sistematis.
Konsisten berarti bahwa dalam RPS harus nampak
hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara capaian
pembelajaran, materi bahan kajian, bentuk pembelajaran, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
Memadai berarti bahwa cakupan materi pembelajaran,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup
memadai untuk menunjang pencapaian capaian pembelajaran.

16
Aktual dan Kontekstual berarti bahwa materi pembelajaran,
metode pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata.
Fleksibel berarti bahwa keseluruhan komponen RPS dapat
mengakomodasi keragaman peserta didik serta dinamika
perubahan yang terjadi dan tuntutan masyarakat.
Menyeluruh berarti bahwa komponen RPS mencakup
keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

3. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dalam Kurikulum


Pendidikan Tinggi (KPT)
Kurikulum Pendidikan Tinggi merupakan seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi. Kurikulum Pendidikan
Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh setiap
Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
Tinggi untuk setiap Program Studi yang mencakup pengembangan
kecerdasan intelektual, pengembangan akhlak mulia, dan ketrampilan
(UU Dikti, No. 12 tahun 2012, pasal 35).
Sejalan dengan Permen Ristek Dikti no. 44 tahun 2015, pasal 12
tentang RPS serta komponen komponen minimal yang wajib
dincantumkandalam RPS, dalam Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi
(2014) dikembangkan format RPS sebagai berikut:
Tabel 2.3Contoh format RPS
Mata Kuliah: ………………… Semester: ….., Kode: ……, sks: ….
Program Studi: ………………. Dosen: …………………..
Capaian Pembelajaran: ………………………………………..
Ming Kemam Bahan Bentuk Waktu Kriteria Bobot
gu puanakh kajian pembela belajar penilai nilai
ke- ir yang (Materi jaran (menit) an
diharap pelajaran) (indikat
kan or)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Referensi:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

(Sumber: Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi, 2014)

Selanjutnya pengisian format RPS di atas dijelaskan


dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.4 Penjelasan pengisian format RPS
No Judul Kolom Penjelasan Pengisian

1 Minggu ke Menunjukan kapan suatu kegiatan


dilaksanakan, yakni mulai minggu ke 1 sampai
ke 16 (satu semester) (bisa 1/2/3/4 mingguan).

2 Kemampuan Rumusan kemampuan di bidang kognitif,


akhir yang psikomotorik, dan afektif diusahakan lengkap
diharapkan dan utuh (hard skills & soft skills). Merupakan
tahapan kemampuan yang diharapkan dapat
mencapai kompetensi matakuliah ini di akhir
semester.

18
No Judul Kolom Penjelasan Pengisian

3 Bahan kajian Bisa diisi dengan pokok bahasan / sub pokok


(materi bahasan, atau topik bahasan. (dengan asumsi
belajar) tersedia diktat/modul ajar untuk setiap pokok
bahasan).

4 Bentuk Bisa berupa: ceramah, diskusi, presentasi tugas,


pembelajaran seminar, simulasi, responsi, praktikum, latihan,
kuliah lapangan, praktek bengkel, survei
lapangan, bermain peran, atau gabungan
berbagai bentuk. Penetapan bentuk
pembelajaran didasarkan pada keniscayaan
bahwa kemampuan yang diharapkan di atas
akan tercapai dengan bentuk/model
pembelajaran tersebut.

5 Kriteria Berisi indikator yang dapat menunjukan


Penilaian pencapaian kemampuan yang dicanangkan,
(Indikator) atau unsur kemampuan yang dinilai (bisa
kualitatif misal ketepatan analisis, kerapian
sajian, kreatifitas ide, kemampuan komunikasi,
juga bisa juga yang kuantitatif: banyaknya
kutipan acuan / unsur yang dibahas,
kebenaran hitungan).

6 Takaran waktu yang menyatakan beban belajar


Waktu belajar
dalam satuan sks (satuan kredit semester). Satu sks
setara dengan 170 (seratus tuju puluh) menit
kegiatan belajar per minggu per semester.

7 Bobot Nilai Disesuaikan dengan waktu yang digunakan


untuk membahas atau mengerjakan tugas, atau
besarnya sumbangan suatu kemampuan
terhadap pencapaian kompetensi matakuliah
ini.
(Sumber: Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi, 2014)

Untuk memperjelas konsep di atas, dalam “Panduan Ringkas


Menyusun KPT” disajikan contoh RPS sebagai berikut:
Tabel 2.5 Contoh RPS

Mg Kemampuan akhir yang Bahan kajian Bentuk pembelajaran Kriteria penilaian Bobot
diharapkan (Materi ajar) (indikator) nilai
ke-
1-4 Mampu menjelaskan dan Sistem, anatomi, dasar Ceramah, diskusi tugas Kelengkapan dan 20%
mempresentasikan fisiologi makalah kebenaran penjelasan;
tingkat komunikatif
presentasi
5 Mampu mengidentifikasi Anatomi manusia PBL Kebenaran metode, 15%
dan bekerjasama kerjasama
6 Manpu mengidentifikasi Anatomi manusia Tes Kelengkapan dan 15%
kebenaran identifikasi
7-10 Mampu menjelaskan Sistem syaraf system Ceramah, diskusi
otot
11- Mampu analisis dan Sistem jaringan, Praktikum Ketrampilan, 20%
trampil memillah fisiologi tubuh kebenaran analisis
14
15 Mampu menganalisis dan Sistem manusia Tes praktek dan Ketajaman dan 30%
berkomunikasi wawancara kelengkapan analisis,
kelancaran
komunikasi

20
4. Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

a. Format RPS Perguruan Tinggi


Berdasarkan format serta contoh RPS yang tercantum dalam
Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi, suatu institusi Perguruan Tinggi
membuat RPSnya, disesuaikan dengan kebutuhan Perguruan Tinggi.
Namun perlu diingat bahwa RPS yang disusun harus mengakomodasi
komponen-komponen minimal yang tecantum dalam Peraturan
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
no. 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi pasal 12.
Format RPS yang disajikan dalam Program Peningkatan Keterampilan
Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) pada KOPERTIS Wilayah VI
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
Identitas Mata Kuliah:
Program Studi : ..........
Mata Kuliah : ..........
Kode Mata Kuliah : ..........
Semester : ..........
SKS : ..........
Dosen Pengampu : ..........
Deskripsi Mata Kuliah:
…………………………………………………………………………
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:
1. Sikap (Afektif)
a….
dst
2. Ketrampilan (Psikomotor)
a….
dst
3. Pengetahuan (Kognitif)
a…
dst

21
Minggu Kemampuan Bahan Bentuk Kriteria Waktu Bobot
ke akhir yang kajian pembelaja penilaian belajar nilai
diharapkan (Materi ran (indikator) (menit)
ajar)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Referensi:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

b. Penjelasan Pengisian Format RPS


Uraian di bawah ini pada dasarnya merupakan penjabaran dan
penambahan dari penjelasan pengisian format RPS yang ada dalam
Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi (2014). Selanjutnya komponen-
komponen yang ada dalam RPS tersebut di atas akan dijelaskan sebagai
berikut:
1) Identitas Mata Kuliah
Mata kuliah merupakan unsur kurikulum yang memiliki
capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir tahap
tertentu, guna mendukung pembentukan profil lulusan pada suatu
program studi, memiliki keterkaitan antara satu matakuliah
dengan yang lain dandidistribusikan dalam satuan waktu
semester(Sujanarko, 2014). Mata kuliah memiliki identitas yang
terdiri dari nama mata kuliah, kode mata kuliah, kedudukan
pada semester, jumlah SKS, fakultas/program studi.
2) Deskripsi Mata Kuliah
Deskripsi mata kuliah dapat diartikan sebagai gambaran
suatu mata kuliah yang ditulis dalam suatu paragraf pernyataan

22
yang menyebutkan keseluruhan isi mata kuliah. Dengan kata lain,
deskripsi mata kuliah merupakan rangkuman dari pokok bahasan
dan sub pokok bahasan dalam mata kuliah. Pada bagian ini bisa
juga dijelaskan pula secara singkat posisi mata kuliah dalam
kurikulum, peranannya dalam memberikan sumbangan terhadap
capaian pembelajaran lulusan program studi, misalnya: untuk
memfasilitasi dan menunjang suatu profil tertentu.
Contoh:
a) Mata kuliah Metodologi PenelitianPendidikan memaparkan
pengetahuan tentang metode penelitian pendidikan dan
aplikasinya dalam pemecahan masalah pendidikan. Cakupan
bahasan mata kuliah ini meliputi: (1) jenis-jenis penelitian, (2)
tahap-tahap penelitian, (3) variabel penelitian, (4) pemilihan
topik dan perumusan masalah penelitian, (5) penyusunan
kajian pustaka dan perumusan hipotesis penelitian, (6)
populasi dan sampel, (7) metode dan alat pengumpulan data,
(8) skala pengukuran, (9) analisis data, interpretasi hasil analisis
data dan pembahasan hasil penelitian, (10) penyusunan
proposal dan laporan penelitian. Setiap topik atau bahasan
dilengkapi dengan contoh-contoh dan penerapannya untuk
tiap-tiap jenis penelitian. Mata kuliah ini diakhiri dengan
bimbingan penulisan usulan penelitian pendidikan secara
individu.
b) Mata kuliah Paragraph-based writing memaparkan pengetahuan
tentang cara menulis paragrap yang koheren. Ruang lingkup
yang menjadi kajian mata kuliah ini meliputi (1) the meaning of
paragraph, (2) structure and parts of paragraph, (3) topic sentence, (4)
the process of writing, (5) coherence and cohesion, (6) topic sentence
and controlling ideas, (7) method of development: process paragraph,
cause and effect paragraph,comparison and contrast paragraph,
classification paragraph. Mata kuliah ini memfasilitasi genre-based
writing dan advanced writing guna menunjang profil writer.
3) Capaian Pembelajaran (CP) Mata Kuliah
Capaian pembelajaran merupakan substansi utama
dari rencana pembelajaran, oleh karena itu capaian
pembelajaran perlu dirumuskan dengan benar.Perumusan capaian
pembelajaran mata kuliah akan diawali dengan mengkaji capaian
pembelajaran program studi karena capaian pembelajaran mata
kuliah sesungguhnya merupakan penjabaran capaian pembelajaran
program studi. Sesuai ketentuan yang tercantum dalam Standar
Nasional Pendidikan Tinggi (SN DIKTI) tahun 2014, setiap
program studi wajib dilengkapi dengan target capaian
pembelajaran program studi sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggaraan program terhadap para pemangku
kepentingan. Capaian pembelajaran lulusan program studi
merupakan rumusan capaian pembelajaran yang hendak dicapai
danharus dimilki oleh semua lulusannya.
Capaian pembelajaran mata kuliah pada dasarnya
merupakan kualifikasi kemampuan minimal mahasiswa yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester
untuk mata kuliah tertentu. Dalam Panduan Krikulum Universitas
Sebelas Maret (2016) dijelaskan bahwa capaian pembelajaran mata
kuliah yang terdiri atas aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan
merupakan jembatan antara proses pembalajaran dengan kurikulum
Program Studi untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Jadi
Standar Kompetensi Lulusan program studi merupakan akumulasi
capaian pembelajaran lulusan yang diperoleh dari tiap mata kuliah
yangdikembangkan secara integratif menjadi satu kesatuan utuh.
Capaian pembelajaran mata kuliah dalam pola
pembelajaran yang terpusat pada dosen (Teacher Centered
Learning/TCL) disebut Tujuan Instruksional Umum (TIU) terjemahan dari
general instructional atau terminal objective (tujuan akhir) yang berisi
kompetensi-kompetensi umum yang diharapkan dikuasai,

24
didemonstrasikan, atau ditampilkan oleh mahasiswa setelah
menyelesaikan suatu mata kuliah.
Contoh:
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat:
a) Membuat usulan penelitian yang sesuai dengan aturan
penulisan yang benar dan menggunakan metode penelitian
yang sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan.
b) Membuat paragrap yang koheren.

4) Kemampuan Akhir yang Diharapkan


Untuk mewujudkan capaian pembelajaran mata kuliah,
maka diperlukan pentahapan satu atau beberapa capaian
kemampuan yang akan dicapai dalam setiap pertemuan atau
sejumlah pertemuan. Tahap kemampuan ini disebut dengan
kemampuan akhir yang direncanakan/ diharapkan. Jadi
kemampuan akhir yang diharapkan merupakan sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai mahasiswa dalam mata kuliah
tertentu untuk bisa meraih capaian pembelajaran mata kuliah.
Kemampuan akhir yang diharapkan dalam pola
pembelajaran yang terpusat pada dosen (Teacher Centered
Learning/TCL) disebut Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang
merupakan kompetensi dengan jenjang yang lebih sempit.
Contoh:
a) Menjelaskan tahap-tahap penelitian mulai dari menemukan
topik sampai dengan penulisan laporan hasil penelitian.
b) Merumuskan masalah penelitian.
c) Memaparkan metode pengumpulan data.
d) Memaparkan jenis analisis data sesuai dengan metode
penelitian.
e) Menjelaskan struktur serta bagian-bagian paragraph secara
benar.
f) Membuat topic sentence yang baik
g) Mengembangkan topic sentence menjadi paragraph yang utuh
dan koheren
Seperti halnya dengan capaian pembelajaran mata kuliah,
kemampuan akhir yang diharapkan merupakan kemampuan
minimal. Abullah Sani (2013) mengatakan bahwa rumusan yang
dibuat dalam sebuah rencana pembelajaran merupakan kompetensi
minimal yang harus dicapai oleh semua mahasiswa. Namun dosen
juga perlu memikirkan tentang apa yang mungkin dipelajari oleh
beberapa mahasiswa yang pintar seperti diilustrasikan pada
gambar berikut ini:

Apa yang akan dipelajari bebarapa


mahasiswa.

Apa yang akan dipelajari sebagian


besar mahasiswa.

Apa yang
seharusnya
dipelajari semua
mahasiswa
(Kompetensi
minimal)

(Sumber: Abdullah Sani, 2013)


Gambar 2.1Sasaran Belajar Berdasarkan Variasi Kemampuan

26
5) Minggu ke
Komponen “Minggu ke” bisa diganti dengan “Pertemuan
ke” karena bisa terjadi suatu mata kuliah diberikan beberapa kali
dalam satu minggu.
6) Bahan Kajian (Materi Ajar)
Topik utama mata kuliah akan dirinci dalam bahan-bahan
kajian atau kalau dalam buku akan berupa bab atau pokok
bahasan. Bahan kajian tersebut merupakan substansi materi yang
akan dibahas dalam pertemuan pada perkuliahan, tugas
terstruktur dan kegiatan mandiri mahasiswa.
Bahan kajian atau materi pokok merupakan bagian struktur
keilmuan yang dapat berupa pengertian, konsep, dan lain-lain.
Secara praktis materi pokok dapat dibagi menjadi sub-sub pokok
bahasan yang dibentuk dari kemampuan akhir yang diharapkan.
Materi pokok disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan
kemampuan, mengandung nilai fungsional, praktis, serta
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan.
Bahan kajian mengacu pada standar isi pembelajaran
yang merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan
keluasan materi pembelajaran, serta harus mengacu pada capaian
pembelajaran mata kuliah/ lulusan. Untuk mencapai tiap
kemampuan akhir (kompetensi) yang telah ditentukan diperlukan
bahan kajian atau materi pembelajaran.
Bahan kajian tersusun atas topik-topik dan sub topik
tertentu. Tiap topik atau sub topik mengandung ide-ide pokok
yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan (Sukmadinata,
2001: 105). Bertolak dari uraian tersebut, jelas bahwa CP atau
kemampuan akhir harus dijembatani oleh bahan kajian yang
diberikan kepada mahasiswa.
Judul bahan kajian biasanya dirumuskan dalam bentuk kata
benda atau kata kerja yang dibendakan. Suparman (2001)
mengatakan bahwa judul bahan kajian atau topik bahasan
merupakan judul yang mencerminkan isi atau materi kuliah yang
konsisten dengan rumusan kemampuan akhir yang diharapkan.
Untuk menemukan judul bahan kajian, kita harus menemukan
unsur objek dalam rumusan kemampuan akhir yang diharapkan.
Berikut ini disajikan contoh rumusan kemampuan akhir yang
diharapkan beserta judul bahan kajiannya:
Setelah mengikuti kuliah, mahasiswa akan mampu:
a) Menjelaskan tahap-tahap penelitian mulai dari menemukan
topik sampai dengan penulisan laporan hasil penelitian.
b) Merumuskan masalah penelitian.
c) Memaparkan metode pengumpulan data.
d) Memaparkan jenis analisis data sesuai dengan metode
penelitian.
e) Menjelaskan struktur serta bagian-bagian paragraph secara
benar.
f) Membuat topic sentence yang baik
g) Mengembangkan topic sentence menjadi paragrap yang utuh
dan koheren.
Judul bahan kajian dari kemampuan akhir yang diharapkan di atas
adalah:
a) Tahap-tahap penelitian
b) Masalah penelitian
c) Metode pengumpulan data
d) Jenis analisis data
e) Struktur serta bagian-bagian paragraph

28
f) Topic sentence
g) Proses pengembangan Topic sentence, coherence.
Pada umumnya setiap kemampuan akhir atau capaian
pembelajaran yang dirumuskan dengan baik mengandung suatu
judul pokok bahasan atau bahan kajian.
7) Bentuk Pembelajaran
Yang dimaksud dengan bentuk pembelajaran di sini adalah
metode atau model pembelajaran. Metode/ model pembelajaran
mengacu pada standar proses pembelajaran. Metode/ model
pembelajaran berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam
rangka pencapaian kemampuan akhir yang diharapkan.
8) Kriteria penilaian (indikator)
Indikator merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan
untuk menjelaskan kemampuan akhir yang diharapkan.Indikator
merupakan wujud penjabaran dari kemampuan akhir yang
diharapkan sehingga lebih spesifik, yang merupakan penanda
pencapaian tahapan kemampuan yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur dan menjadi cerminan dari
kemampuanmahasiswa dalam satu tahapan pencapaian
kemampuan yang dirumuskan. Bila serangkaian indikator suatu
tahapan kemampuan sudah dapat dicapai mahasiswa berarti
targettahapan kemampuan tersebut sudah terpenuhi.
Contoh:
Kemampuan akhir yang diharapkan:
Mahasiswa mampu menjelaskan kebijakan dalam aplikasi
pestisida.
Indikator:

- Menjelaskan pengaruh positif dan negatif pestisida terhadap


a) Tanaman dan hasil produknya,
b) Kesehatan manusia dan kualitas lingkungan.
- Menjelaskan konsep toksisitas, residu pestisida, resistensi
pestisida .
(Panduan Krikulum Universitas Sebelas Maret, 2016)
9) Waktu belajar (menit)
Waktu belajarmerupakan lama waktu dalam menit yang
dibutuhkan mahasiswa untuk menguasi kemampuan akhir yang
telah ditetapkan. Dalam menentukan perkiraan waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai suatu kemampuan, dosen perlu
mempertimbangkan tingkat kesukaran materi, cakupan materi,
tingkat pentingnya materi yang dipelajari, serta cara penyampaian
materi.
10) Bobot nilai
Bobot nilai adalah prosentase dari nilai yang didapat untuk
suatu kemampuan akhir yang diharapkan terhadap seluruh nilai
akhir suatu mata kuliah.
11) Referensi
Referensi yang digunakan dalam pembelajaran mata
kuliah mencakup semua bahan kajian. Untuk satu bahan kajian
dapat digunakanlebih dari satu referensi.
Dalam implementasinya RPS dijabarkan ke dalam rencana
pelaksanaanpembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan
ditindaklanjuti oleh masing-masing dosen. RPS harus dikaji dan
dikembangkan secara berkelanjutan denganmemperhatikan
masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan
pembelajaran) dan evaluasi rencana pembelajaran.

30
C. Penutup

1. Rangkuman
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) merupakan rencana
pembelajaran jangka satu semester pada suatu mata kuliah tertentu.
Komponen komponen minimal yang wajib dincantumkandalam
RPSadalah identitas mata kuliah, CP mata kuliah, kemampuan akhir
yang diharapkan untuk tiap tahap pembelajaran, bahan kajian, bentuk
pembelajaran, waktu untuk mencapai kemampuan akhir yang
diharapkan untuk tiap tahap pembelajaran, indikator dan bobot
penilaian, serta referensi.

2. Evaluasi
Untuk mengevaluasi pemahaman anda tentang materi yang
disajikan pada bab II, kerjakan tugas berikut ini:
a. Sebutkan dasar hukum penyusunan Rencana Pembelajaran
Semester (RPS).
b. Jelaskan
c. pengertian Rencana PembelajaranSemester (RPS).
d. Jelaskan karakteistik RPS.
e. Jelaskan langkah-langkah penyusunan RPS.
f. Buatlah RPS untuk satu mata kuliah yang anda ampu.

3. Tindak Lanjut
Periksa dokumen RPS/ silabus yang ada pada institusi anda
dan lakukan analisis apakah komponen-komponen minimal yang wajib
dincantumkan, yang tertera dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia no. 44 tahun 2015, pasal 12,
telah tercantum dalam dokumen tersebut?
32
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)menjadi pedoman
dosen dan mahasiswa dalam jangka satu tahap pembelajaran, satu
pertemuan atau lebih, sebagai pengarah untuk mencapai satu
kemampuan akhir yang diharapkan.Cakupan bab ini meliputi:
pengertian RPP, format dan komponen RPP, penyusunan RPP.

2. Kemampuan Akhir yang Diharapkan


Setelah mempelajari bab ini, peserta pelatihan diharapkan
dapat:
a. Menjelakan pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
b. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RPP,
c. Membuat RPP mata kuliah yang diampu.

B. Penyajian

1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana Pembelajaran Semester (RPS)merupakan pegangan
dosen dalam pelaksanaan pembelajaran yang masih bersifat makro,
umum, luas. Untuk pegangan dosen dalam jangka waktu yang lebih
pendek, RPS masih perlu dijabarkan, dan penjabarannya adalah dalam
bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dengan demikian,
RPS akan dijabarkan dalam RPP. RPS untuk meraih capaian pembelajaran
mata kuliah, sedangkan RPP untuk mencapai satu sub capaian
pembelajaran atau satu kemampuan akhir yang direncanakan/diharapkan.
Jadi RPP ini merupakan satuan atau unit program pembelajaran
terkecilyang berisi rencana penyampaian suatu pokok atau satuan
bahasan tertentu untuk mencapai satu kemampuan akhir. Singkatnya,
RPP merupakan penggalan-penggalan kegiatan untuk meaih suatu capaian
pembelajaran.
Sanjaya (2008) mendefinisikan RPP sebagai program
perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Jadi
penekanannya di sini adalah pada fungsinya yaitu sebagai pedoman.
Dominika Niron (2009) menjelasakan bahwaperencanaan
pembelajaran memproyeksikan mengenai tindakan apa yang akan
dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mungkin
saja dalam pelaksanaannya tidak begitu persis seperti apa yang telah
direncanakan, karena proses pembelajaran itu sendiri bersifat
situasional. Namun, apabila perencanaan sudah disusun secara
matang, maka proses dan hasilnya tidak akan terlalu jauh dari apa
yangsudah direncanakan. Di sini yang ditekankan adalah perencanaan
kegiatan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran. RPP
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya untuk mencapai satu kompetensi yang
ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus
(Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007). Definisi ini lebih menekankan
pada prosedur dan fungsi RPP sebagai pengarah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fokus dari RPP
adalah kegiatan pembelajaran. Untuk menjamin kualitas
capaianpembelajaran perlu dibuat perencanaan kegiatan pembelajaran
yang disusun untuk setiap tahap pembelajaran dalam suatu mata

34
kuliah. Dengan kata lain, RPP bersifat lebih teknis dan dibuat untuk
memudahkan implementasi RPS dalam proses pembelajaran.
RPP dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-
masing dosen. RPP dikembangkan secara berkelanjutan dengan
memperhatikan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses
(pelaksanaan pembelajaran). Hasil evaluasi RPP ini selanjutnya akan
dipakai untuk mengkaji dan mengembangkan RPS.

2. Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


RPP pada dasarnya adalah kurikulum mikro yang
efektivitasnya dipengaruhi oleh penyusunannya. Prinsip penyusunan
RPP menurut Rusman (2012) adalah:
a. Memperhatikan perbedaan individu mahasiswa.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun dengan
memperhatikan perbedaan individu mahasiswa. Dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran, dosen perlu menyadari
bahwa mahasiswa adalah individu yang unik, heterogen dan
memiliki minat yg berbda beda. Dalam proses pembelajaran, dosen
harus memperhatikan karakteristik mahasiswa yang ada, baik
kemampuan intelektualyang dimiliki, motivasi belajar, kemampuan
bersosialisasi, gaya belajar dan lingkungan sosial mahasiswa. Proses
pembelajarandiharapkan dapat menciptakan suasana sesuai
konteks secara faktual.
b. Mendorong partisipasi aktif mahasiswa.
Active learning menjadi kegiatan yang harus dilakukan
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa ini bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian
melalui kegiatan memotivasi, kreativitas, inisiatif, inspirasi
danbelajar mandiri. Jadi proses pembelajaran dirancang dengan
berpusat pada mahasiswa untuk mendorong motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
c. Mengembangkan upaya membaca dan menulis.
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai tulisan. Kegemaran membaca dan
menulis ini menjadi dasar dalam proses pembelajaran sepanjang
hayat, proses pembudayaan dan pemberdayaan yang berlangsung
sepanjang hayat.
d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,
dan remidi. Eggen dan Kauchak (1996) dalam Abdullah Sani (2013)
menyebutkan karakteristik umpan balik yang efektif sebagai
berikut:
1) Diberikan dengan segera,
2) Memiliki kekhususan,
3) Mengandung informasi,
4) Bergantung pada kinerja,
5) Diberikan secara positif.
e. Keterkaitan dan keterpaduan.
Penyusunan rencana pebelajaran harus memperhatikan
keterkaitan antara capaian pembelajaran, kemampuan akhir yang
diharapkan, metode pembelajaran; media pembelajaran, sumber
belajar, serta alokasi waktu dan penilaian dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
f. Menerapkan teknologi informsi dan komunikasi.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun dengan

36
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan
situasi dan kondisi. Pada era sekarang ini, mahasiswa dituntut
menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi karena dunia kerja menuntut kemampuan tersebut.
Untuk itulah rencana pembelajaran juga dilengkapi dengan
kegiatan yang dapatmemotivasi mahasiswa untuk menguasai ilmu
dan teknologi informasi.
Senada dan melengkapi pendapat Rusman (2012), Dominika
Niron (2009) mengatakan bahwa dalam menyusun RPP, dosen perlu
memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
a. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi mahasiswa,
b. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang
berlaku,
c. Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang
tersedia,
d. Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan
pembelajaran yangsistematis,
e. Perencanaan pembelajaran bila perlu dilengkapi dengan lembaran
kerja/tugas dan atau lembar observasi,
f. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel,
g. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan
sistem yangmengutamakan keterpaduan antara kemampuan akhir
yang diharapkan, materi, kegiatan pembelajaran dan evaluasi.
Secara praktis dalam penyusunan RPP, seorang dosen harus
sudah menguasai bagaimana menjabarkan capaian pembelajaran mata
kuliah menjadi kemampuan akhir yang diharapkan, bagaimana dalam
memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan akhir
yang diharapkan, bagaimana memilih alternatif metode pembelajaran
yang dianggap paling sesuai untuk mencapai kemampuan akhir
yang diharapkan, dan bagaimana mengembangkan evaluasi proses dan
hasil pembelajaran.

3. Format dan Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)
RPS dan RPP pada dasarnya dibuat dengan pertimbangan
kemudahan dalam melakukan kontrol terhadap kualitas proses
pembelajaran.Berdasarkan RPS yang telah disusun, suatu institusi
Perguruan Tinggi membuat RPPnya, disesuaikan dengan kebutuhan
Perguruan Tinggi. Yang jelas RPP dibuat mengacu pada standar proses
pembelajaran yang antara lain meliputi karakteristik proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran. Karena RPP dibuat
untuk menjamin tercapainya kemampuan akhir pada setiap tahap
pembelajaran, maka komponen kemampuan akhir pada setiap tahap
pembelajaran menjadi acuan bagi komponen yang lain, yaitu antara
lain kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar,
instrumen penilaian.
Berikut adalah contoh format RPP yang disajikan dalam
Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(PEKERTI) pada KOPERTIS Wilayah VI.

Tabel 3.7Contoh format RPP


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Program Studi : ...........................................................................


Mata Kuliah : ...........................................................................
Kode Mata Kuliah : ...........................................................................
Semester : ...........................................................................
SKS : ..........................................................................
DosenPengampu : ..........................................................................
Pertemuan ke : …….. (…X tatap muka)

38
Alokasi waktu : ……………………………………………….

A. Kemampuan Akhir yang Diharapkan:


………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

B. Bahan kajian
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
C. Metode Pembelajaran
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
D. Media/ Alat
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
E. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke: …..

1. Pendahuluan (….menit)
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

2. Inti (….menit)
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

3. Penutup (….menit)
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
F. Instrumen Penilaian
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

G. Sumber Belajar/ Referensi


………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan RPP dilakukan dengan mengisi kolom-kolom
pada format RPP. Komponen-komponen yang terdapat dalam RPP
lebih lengkap dari komponen-komponen yang terdapat dalam RPS.
Selain mengandung komponen-komponen yang sama seperti yang ada
dalam RPS, RPP mengandung komponen-komponen kegiatan
pembelajaran, media/ alat, instrument penilaian. Komponen kegiatan
pembelajaran akan dijelaskan secara lebih rinci karena fokus RPP pada
dasarnya adalah pada kegiatan pembelajaran atau actual curriculum.
Selanjutnya pengisian komponen kolom-kolom RPP yang belum
terdapat dalam RPS atau yang memerlukan penjelasan lebih rinci akan
dijelaskan sebagai beriikut:
a. Pertemuan ke –
Kolom “Pertemuan ke –“ diperlukan karena RPP dibuat
untuk mencapai satu kemampuan akhir pada tahap pembelajaran
yang bisa dicapai dalam satu pertemuan atau lebih. Kemampuan
akhir merupakan penjabaran capaian pembelajaran mata kuliah.
b. Alokasi Waktu
Alokasi waktu setiap RPP ditentukan oleh luas dan
sempitnya pokok/satuan bahasan yang dicakupnya.Alokasi waktu
pembelajaran akan tergantung dari bobot sks mata kuliah. Berikut
adalah penjelasan dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia no. 44 tahun 2015, pasal 7
tentang 1 sks proses pembelajaran:

(1) 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa kuliah, responsi,


atau tutorial, terdiri atas:
a. kegiatan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per
semester;
b. kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit
perminggu per semester; dan

40
c. kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per
semester.
(2) 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa seminar atau
bentuk lain yang sejenis, terdiri atas:
a. kegiatan tatap muka 100 (seratus) menit per minggu
persemester; dan
b. kegiatan mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu
persemester.
(4)Perhitungan beban belajar dalam sistem blok, modul, atau
bentuk lain ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
dalammemenuhi capaian pembelajaran.
(5) 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa praktikum,
praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan,
penelitian,pengabdian kepada masyarakat, dan/atau proses
pembelajaranlain yang sejenis, 170 (seratus tujuh puluh) menit
per mingguper semester.

Contoh:
Untuk mata kuliah yang berbobot 3 sks, kegiatan perkuliahan tatap
muka dalam setiap pertemuan selama 150 menit. Kegiatan
terstruktur dengan cara memberi tugas selama 180 menit dan
menugaskan pada mahasiswa untuk belajar mandiri selama 180
menit.
c. Tahap kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan
bantuan kepada dosen agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secaraprofesional. Kegiatan ini memuat rangkaian
kegiatan yang harus dilakukanoleh mahasiswa secara berurutan
untuk mencapai kemampuan akhir yang diharapkan. Pelaksanaan
pembelajaran merupakan bentuk interaksi antara dosen,
mahasiswa dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu.
Abdullah Sani (2013) menjelaskan bahwa berdasarkan
prinsip pembelajaran efektif, dikembangkan tahapan kegiatan
pembelajaran secara umum yang mencakup empat langkah sebagai
berikut:
1) Persiapan
Langkah persiapan adalah langkah penggugahan.
Perkuliahan tidak akan efektif jika mahasiswa tidak siap untuk
belajar. Oleh karena itu mahasiswa perlu digugah dan
dipersiapkan pada tahap ini.
2) Penyampaian
Langkah penyampaian adalah langkah pertemuan atau
perjumpaan. Pada tahap ini mahasiswa akan mengalami
perjumpaan dengan pengetahuan atau ketrampilan baru.
3) Pelatihan
Langkah pelatihan adalah langkah integrasi. Pada tahap
ini mahasiswa akan mengintegrasikan pengetahuan atau
ketrampilan baru. Pembelajaran akan terganggu jika mahasiswa
tidak diberi kesempatan untuk mengintegrasikan (menyerap
dan menginternalisasi) pengetahuan atau ketrampilan baru
yang mereka peroleh.
4) Penampilan
Langkah penampilan adalah langkah penerapan. Pada
tahap ini, mahasiswa akan menerapkan pengetahuan atau
ketrampilan baru yang mereka peroleh pada situasi dunia
nyata. Pembelajaran akan cepat “menguap” jika mahasiswa
tidak memiliki kesempatan untuk menerapkan apa yang telah
mereka pelajari.
Keempat langkah di atas, yaitu persiapan, penyampaian,
pelatihan, dan penampilan akan diaplikasikan dalam kegiatan
pembelajaran yang terdiri dari tahap kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, kegiatan penutup.

42
Pendahuluan merupakan tahap awal kegiatan yang
dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar secara
mental siap mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
baru, untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan
perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Kegiatan pendahuluan ini adalah tahap persiapan
yang sangat penting karena perkuliahan tidak akan efektif jika
mahasiswa tidak siap untuk belajar, tidak memiliki minat, tidak
mengetahui tujuan pembelajaran, dan tidak menyadari manfaat
belajar. Oleh karena itu, dalam kegiatan pendahuluan dosen perlu
menyampaikan kemampuan akhir yang diharapkan setelah
mengikuti perkuliahan dan cakupan materi perkuliahan. Pada
tahap pendahuluan, dosen juga melakukan kegiatan apersepsi yang
merupakan pengecekan kemampuan awal mahasiswa, membuat
kaitan, dengan antara lain mengkaitkan materi yang akan dibahas
dengan materi sebelumnya atau mengkaitkan kondisi nyata dalam
masyarakat dengan materi kuliah yang akan dibahas, menayangkan
gambar-gambar, memutar video. Kegiatan pendahuluan ini
disampaikan dalam waktu 5-10 % dari keseluruhan waktu
pembelajaran.
Tahap inti atau penyajian merupakan tahapan utama dalam
pembelajaran, di dalamnya diantaranya berisi uraian, contoh,
diskusi atau latihan tentang materi yang dikaji. Kegiatan ini
disampaikan dalam waktu 70-80 % dari keseluruhan waktu
pembelajaran. Kegiatan inti berisi berbagai kegiatan berupa
kegiatan eksplorasi, elaborasi, konfirmasi. Kegiatan eksplorasi
adalah kegiatan yang melibatkan mahasiswa untuk mencari atau
menemukan informasi. Kegiatan elaborasi mendorong mahasiswa
untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah sehingga
kegiatan pembelajaran memfasilitasi mahasiswa untuk berani
mengungkapkan gagasan baru. Kegiatan konfirmasi adalah
kegiatan yang memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan refleksi.
Rusman (2012) menjelaskan lebih lanjut tentang apa yg perlu
dilakukan dosen dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi, konfirmasi.
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, dosen perlu memperhatikan
hal-hal berikut:
a) Melibatkan mahasiswa mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/ tema materi yang akan dipelajari
dengan menerapkan prinsip “alam takambang” sehingga
mahasiswa dan dosen belajar dari aneka sumber.
b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain.
c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar mahasiswa serta
antara mahasiswa dengan dosen, lingkungan, dan sumber
lainnya.
d) Melibatkan mahasiswa secara aktif dalam setiap kegiatan
pempelajaran.
e) Memfasilitasi mahasiswa melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
2) Elaborasi
Dalam kegiatan eksplorasi, dosen perlu memperhatikan
hal-hal berikut:
a) Membiasakan mahasiswa membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
b) Memfasilitasi mahasiswa melalui pemberian tugas, diskusi,

44
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis.
c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
d) Memfasilitasi mahasiswa dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif.
e) Memfasilitsi mahasiswa berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
f) Memfasilitasi mahasiswa membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik secara lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok.
g) Memfasilitasi mahasiswa untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok.
h) Memfasilitasi mahasiswa melakukan pameran, turnamen,
festival produk yang dihasilkan.
i) Memfasilitasi mahasiswa melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri
mahasiswa.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, dosen perlu memperhatikan
hal-hal berikut:
a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tertulis, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan mahasiswa.
b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi mahasiswa melalui berbagai sumber.
c) Memfasilitasi mahasiswa melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
d) Memfasilitasi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi akhir yang
diharapkan.
e) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan mahasiswa yang menghadapi
kesulitan.
f) Membantu menyelesaikan masalah.
g) Memberi acuan agar mahasiswa dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi.
h) Member informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut.
i) Memberikan motivasi kepada mahasiswa yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
Tahap Penutup merupakan tahapan akhir suatu
pembelajaran. Tahap Penutup ini digunakan untuk memberikan
penegasan, ringkasan, penilaian maupun tindak lanjut tentang
materi yang dikaji tersebut. Secara rinci, hal-hal yang perlu
dilakukan dosen dalam kegiatan penutup adalah sebagai berikut:
1) Bersama-sama dengan mahasiswa dan/ atau sendiri membuat
rangkuman.
2) Melakukan penilaian dan/ atau refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar.
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remidi, pengayaan, memberikan tugas.
5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Kegiatan penutup ini disampaikan dalam waktu 5-10 % dari
keseluruhan waktu pembelajaran.

46
d. Media/Alat
Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan
materi pembelajaran/ pesan/informasi agar dapat dilihat, dibaca,
didengar oleh mahasiswa, misalnya: alat-alat elektronik, gambar,
bagan,video, film animasi, power point.Media pembelajaran
hendaknya dipilih yang sesuai dengan metode pembelajaran yang
akan digunakan. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat
menjadikan pembelajaran lebih menarik, sehingga akan
mempermudah untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Alat pembelajaran adalah benda-benda atau alat-alat yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk memfasilitasi
terjadinya kegiatan pembelajaran. Alat-alat itu tidak disebut media
pembelajaran karena tidakdimaksudkan untuk membawa pesan,
misalnya: penggaris, alat-alat olahraga yang digunakan dalam
pendidikan jasmani, kalkulator yang digunakan untuk menghitung.
e. Sumber Belajar/ Referensi
Sumber belajar adalah sumber pustaka atau kumpulan
referensi yang bisa berupa buku, jurnal, dan lain-lain yang
dijadikan acuan pembelajaran dalam RPP terkait.
f. Instrumen Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh
informasi yang bermakna sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang
telah ditentukan. Penilain dilakukan dengan menggunakan suatu
instrumen penilaian sebagai tolok ukur ketercapaian kemampuan.
Penilaian proses dan produk hendaknya dilakukan dengan prinsip
edukatif, otentik, objektif, akuntabel dan transparan yang dilakukan
secara integratif. Penilaian dilakukan secara berkelanjutan
(direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan
gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan
kompetensi siswa, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun
efek pengiring (nurturant effect) dari proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan
non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan lain-lain untuk
dapat mengukur hasil dan proses pembelajaran yang meliputi
aspek sikap,pengetahuan dan keterampilan.
Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuai dengan teknik
penilaiannya. Bentuk instrumen yang dikembangkan dapat berupa:
1) Tes tulis: dapat berupa tes uraian, pilihan ganda, isian,
menjodohkan, dansebagainya.
2) Tes lisan: berbentuk daftar pertanyaan.
3) Tes unjuk kerja: dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi,
dan sebagainya.
4) Penugasan: tugas proyek atau tugas rumah.
5) Observasi: menggunakan lembar observasi.
6) Wawancara: menggunakan pedoman wawancara.
7) Portofolio: menggunakan dokumen pekerjaan, karya, dan atau
prestasi mahasiswa.
Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan
apa yang bisa dilakukan mahasiswa setelah mengikuti proses
pembelajaran, dan bukanuntuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.

48
C. Penutup

1. Rangkuman
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)merupakan satuan
atau unit program pembelajaran terkecilyang berisi rencana
penyampaian suatu pokok atau satuan bahasan tertentu untuk
mencapai satu kemampuan akhir.Berdasarkan RPS yang telah disusun,
suatu institusi Perguruan Tinggi membuat RPPnya.Komponen yang
ada pada format RPP antara lain: identitas mata kuliah, kemampuan
akhir yang diharapkan, kegiatan pembelajaran, media pembelajaran,
sumber belajar, instrumen penilaian.

2. Evaluasi
Untuk mengevaluasi pemahaman anda tentang materi yang
disajikan pada bab III, kerjakan tugas berikut ini:
a. Jelaskan pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Jelaskan langkah-langkah menyusun RPP.
c. Buatlah RPP untuk satu mata kuliah yang anda ampu.

3. Tindak Lanjut
Cobalah anda pelajari lebih lanjut tentangproses pembelajaran
yang interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik,
efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa.
50
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Sani, Ridwan. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


Depdiknas. (2007). Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses.
Direktorrat Pembelajaran dan Kemhasiswaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi. (2014). Panduan Penyusunan Capaian
Pembelajaran Lulusan Program Stdi. Diakses dari
belmawa.ristekdikti.go.id/.../6A-Panduan-Penyusunan.
Dominika Niron, Maria. (2009). Bahan Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru dalam Jabatan Pengawas Sertifikasi Guru Rayon 11 Universitas
Negeri Yogyakarta (Makalah). Diakses dari
staff.uny.ac.id/.../MODUL%20PENGEMBANGAN%2
Harjanto. (2003). Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta.
LPPMP Universitas Sebelas Maret. (2016). Panduan Kurikullum Universitas
Sebelas Maret. Diakses darilppmp.uns.ac.id/wp.../Panduan-Kurikulum-
UNS.pdf
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia, No. 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidian
Tinggi.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Rajawali Pers: Jakarta.
Presiden Republik Indonesia. (2012). Undang Undang Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2012, Tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta, Indonesia: Menteri
Hukum dan hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Sailah, Illah dkk. (Tim penyusun). (2014). Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran KTSP. Jakarta: Kencana.
Sujanarko, Bambang. (2014). Praktek Penyusunan Rancangan Belajar.
(Modul). Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan
Universitas Jember. Diakses dari
repository.unej.ac.id/.../Praktek%20Penyusunan%20R...
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2001). Pengembangan Kurikulum, Teori dan
Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Suparman, M. Atwi. (2001). Mengajar di Perguruan Tinggi: GBPP dan
SAP.Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan
Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional

52
Bahan Ajar PEKERTI Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah :

 Buku 1.01 : Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi & Kebijakan Kopertis Wil. VI
- DYP. Sugiharto, Sunandar, Peni Pujiastuti

 Buku 1.02 : Pendidikan Sebagai Sistem- Hardani Widhiastuti


 Buku 1.03 : Teori Belajar dan Motivasi- Hardani Widhiastuti
 Buku 1.04 : Model-Model Pembelajaran Inovatif- Titik Haryati
 Buku 1.05 : Pembelajaran Orang Dewasa- Sri Rejeki Retnaningdyastuti
 Buku 1.06 : Dasar Komunisasi dan Keterampilan Dasar Mengajar - Listyaning Sumardiyani

 Buku 1.07 : Taksonomi Tujuan Pembelajaran- Chalimah


 Buku 1.08 : Desain Instruksional- Intan Indiati
 Buku 1.09 : Rencana Pembelajaran Semester dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
- Katharina Rustipa

 Buku 1.10 : Metode Pembelajaran- Peni Pujiastuti


 Buku 1.11 : Metode Pemberian Tugas- Peni Pujiastuti
 Buku 1.12 : Team Teaching- Lamijan
 Buku 1.13 : Praktikum- Wawan Laksito Yuly Saptomo
 Buku 1.14 : Media Pembelajaran- Sunardi
 Buku 1.15 : Penilaian Hasil Pembelajaran- Sunandar
 Buku 1.16 : Praktik Mengajar- Sunandar

Tentang Penulis

Dr. Katharina Rustipa, M.Pd. lahir di Dukuh Glodogan, Desa Harjosari,


Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang pada bulan Agustus 1963.
Meraih gelar Doktor dalam bidang Pendidikan Bahasa Inggris di
Universitas Negeri Semarang pada tahun 2013. Sejak tahun 1991
hingga sekarang menjadi pengajar pada Pendidikan Tinggi, yakni
1991-2000 sebagai dosen tetap di AKABA “17” Semarang, 2000 –
sekarang sebagai dosen tetap di UNISBANK Semarang, 2013 –
sekarang sebagai dosen tidak tetap di Program Pasca Sarjana
UNNES.
Buku yang ditulis antara lain 1) English Playground: An English Course
for Elementary School Students, 2) Smart with English. Artikel ilmiah
yang dipublikasikan dalam Jurnal Internasional antara lain 1) The
Pedagogical Implications of Coherence in English Argumentative Discourse by Indonesian
Professionals, 2) Metadiscourse in Indonesian EFL Learners’ Persuasive Texts: A Case Study at
English Department, UNISBANK, 3) The Use of Demonstrative Pronoun and Demonstrative
Determiner this in Upper-Level Student Writing: A Case Study, 4) The Structure and Adequate
Development of English as a Foreign Language Learners’ Paragraphs: A Case Study, 5) EFL
Students’ Sentence Writing Accuracy: Can “Text Analysis” Develop It?

BP-UNISBANK

Anda mungkin juga menyukai