PENDAHULUAN
di
sekeliling
kita
mengandung
beraneka
ragam
mikroorganisme dalam jumlah yang berbeda-beda. Oleh karena itu, agar lebih
mudah dalam mempelajari jenis dan sifat mikroorganisme diperlukan suatu cara
untuk memisahkan mikroorganisme tersebut dari lingkungannnya ke dalam suatu
medium yang sesuai untuk pertumbuhan masing-masing mikroorganisme.
Kehidupan suatu makhluk bergantung pada lingkungannya, apalagi jika
mikroorganisme tidak mampu menguasai faktor-faktor luar sepenuhnya. Dengan
demikian hidupnya sama sekali tergantung pada lingkungannya. Dimana faktor
biotik merupakan faktor yang berasal dari mikroorganisme itu sendiri sedangkan
faktor abiotik merupakan faktor yang berasal dari suhu, tekanan osmosis dan
tingkat keasaman.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dianggap sangat perlu untuk
melakukan
percobaan
pengaruh
lingkungan
terhadap
pertumbuhan
Maksud Percobaan
Untuk
pertumbuhan mikroorganisme.
I.2.2.
Tujuan Percobaan
1. Menentukan suhu optimum pertumbuhan mikroba.
2. Menentukan pH optimum pertumbuhan mikroba
3. Melihat pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan mikroba
4. Melihat pengaruh zat-zat kimia terhadap pertumbuhan mikroba.
4. Pengamatan
pengaruh
bahan-bahan
kimia
terhadap
pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA
Pengajar
Mikrobiologi
FK
UI,
(1994),Buku
Ajar
Mikrobiologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
cara ini ditujukan untuk pemakaian pada benda mati. Semua disinfektansia
efektif terhadap sel vegetataif, tetapi tidak selalu efektif terhadap sporanya
(4;230).
Bagaimana sifat kerusakan yang diderita bakteri sebagai akibat dari
pekerjan suatu desinfektan, hal ini belum dapat diketahui seluruhnya. Ada
desinfektan yang membunuh bakteri dengan tidak merusaknya sama sekali,
tetapi zat-zat kimia seperti basa dan asam organik menyebabkan hancurnya
bakteri, mungkin sekali kehancuran ini akibat dari suatu hidrolisis. Pengaruhpengaruh zat kimia yang lain lagi belumlah diketahui. Pada umumnya,
kerusakan bakteri itu terbagi atas tiga golongan, yaitu oksidasi, koagulasi,
depresi, dan ketegangan permukaan (5;98).
Antiseptik adalah suatu proses untuk membunuh atau memusnahkan
mikrorganisme atau jasad renik yang pada umumnya menggunakan cara kimia
dan penggunaannya ditujukan kepada benda hidup. Bahan antiseptik dapat
bersifat bakterisid atau fungisid yaitu yang dapat membunuh bakteri atau fungi
dan dapat pula bersifat bakteriostatik atau fungistatitik yaitu hanya dapat
menghambat pertumbuhan bakteri atau fungi (4;230).
Antimikroba (AM) adalah bahan-bahan atau obat-obat yang digunakan
untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia, termsuk golongan ini yang
akan dibicarakan yang berhubungan dengan bidang farmasi antara lain
antibiotik, antiseptik, desinfektansia, preservatis (4;242).
: Agar
Nama lain
: Agar-agar
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
: Aqua destillata
Nama lain
: Air suling
RM / BM
: H2O / 18,02
Pemerian
berasa
Penyimpanan
Kegunaan
: sebagai pelarut
: Ekstrak beef
Nama lain
: Ekstrak daging
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
4. Pepton (7;721)
Nama resmi
: Pepton
Nama lain
: Pepton kering
Pemerian
Kegunaan
Penyimpanan
: Acidum tartaricum
Nama lain
: Asam tartrat
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
Penyimpanan
6. Dekstrosa (6:300)
Nama resmi
: Dekstrosum
Nama lain
: Dekstrosa, glukosa
RM/BM
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
Penyimpanan
: Natrii hydroxydum
Nama lain
: Natrium Hidroksida
RM/BM
: NaOH / 40,0
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
Penyimpanan
8. Alkohol (6:63)
Nama resmi
: Aethanolum
Nama lain
RM/BM
: C2H60 / 46,07
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
: Sebagai antiseptik
Penyimpanan
: Amylum Solani
Nama lain
: Pati kentang
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
: Sumber karbohidrat
Penyimpanan
Diproduksi oleh :
PT. Reckitt Benckiser Indonesia,
Jakarta Indonesia
Depkes RI
II.3. Uraian Mikroba
II.3.1. Klasifikasi Mikroba
a. Candida albicans (8;142)
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Eumycophyta
Class
: Ascomycetes
Ordo
: Saccharomycetales
Familia
: Cryptococcaceae
Genus
: Candida
Species
: Candida albicans
: Procaryotae
Divisio
: Scotobacteria
Class
: Bacteria
Ordo
: Eubacteriales
Familia
: Enterobacteriaceae
Genus
: Proteus
Species
: Proteus vulgaris
: Procaryotae
Divisio
: Scotobacteria
Class
: Bacteria
Ordo
: Eubacteriales
Familia
: Bacillaceae
Genus
: Clostridium
Species
: Clostridium tetani
: Procaryotae
Divisio
: Scotobacteria
Class
: Bacteria
Ordo
: Eubacteriales
Familia
: Streptococcaceae
Genus
: Streptococcus
Species
: Streptococcus aureus
: Procaryotae
Divisio
: Scotobacteria
Class
: Bacteria
Ordo
: Eubacteriales
Familia
: Micrococcaceae
Genus
: Staphylococcus
Species
: Staphylococcus epididimis
III.3.2. Morfologi
a. Candida albicans (8;142)
Jamur yang terdiri dari sel-sel oval, seperti ragi. Sel-sel yang
memanjang sambung-menyambung.
b. Proteus vulgaris (8;327)
Terdapat dalam dua bentuk koloni, satu serupa koloni yang tipis
dengan sel-sel yang bergerak, sedang yang lain agak padat dengan
sel-sel yang tidak bergeerak.
c. Clostridium tetani (8;551)
Sel-sel berbentuk batang terdapat tunggal atau berpasangan, dalam
rantai, paket atau bergerombol, menghasilkan endospora, bersifat
anaerobic.
d. Streptocopccus aureus (8;490)
Sel-sel berbentuk bulat atau batang yang lurus, yang terpisahsspisah, kadang-kadang membentuk koloni berupa rantai, bergerak
dengan flagel yang berintrik atau tidak bergerak.
e. Staphylococcus epididimis (8;483)
Sel berbentuk bola sampai lonjong, terdapat berpasangan atau
dalam rantai bila ditumbuhkan dalam medium cair. Gram posituif
metrabolisme fermentatif anaerobik fakultatif.
BAB III
METODE KERJA
6. Kertas label
7. Larutan Alkohol 70 %
8. Larutan Bayclin
9. Larutan Listerine
10. Larutan Asepso
11. Larutan Wipol
12. Larutan Super Pel
13. Larutan Dettol
14. Medium GB
15. Medium NA
16. Paper disk
17. Suspensi biakan Staphyilococcus aureus
18. Suspensi biakan Streptococcus epidermidis
19. Tissue Roll
III.3. Metode Kerja
A. Pengaruh suhu
1) Diinokulasi
suspensi
bakteri
Streptococcus
epidermidis
dan
aureus dengan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
5oC
-
25oC
+
37oC
+
50oC
-
Staphylococcus aureus
++
Streptococcus epidermidis
++
+++
Bacillus subtilis
Escherchia coli
++
Escherichia coli
++
++
2. Pengaruh pH
Bakteri
pH Pertumbuhan
Salmonella thyposa
3
+
5
++
7
++
9
+
Staphylococcus aureus
++
Streptococcus epidermidis
++
++
Bacillus subtilis
++
+++
Escherchia coli
++
++
Escherichia coli
++
3. Pengaruh cahaya
Bakteri
Salmonella thyposa
Staphylococcus aureus
Streptococcus epidermidis
Bacillus subtilis
Escherchia coli
Escherichia coli
Keterangan
A = Sinar, Bungkus Karbon
B = Tanpa bungkus Karbon + Cahaya 15
C = Tanpa sinar, bungkus
4. Pengaruh Bahan Kimia
Pengamatan
Bakteri
Air
alkohol
asepso
dettol
bayclin
listerin
wipol
super
Salmonella thyposa
steril
3,5
6,4
13,05
7,6
5,3
0,6
3,0
pel
7,0
Staphylococcus aureus
11,4
7,3
2,67
12,9
7,0
1,97
6,68
10,8
Streptococcus epidermidis
0,2
1,3
0,21
0,22
Bacillus subtilis
1,22
1,7
1,9
1,15
0,9
Escherchia coli
2,1
5,13
2,9
9,3
7,3
Escherichia coli
0,3
0,7
0,8
1,3
0,3
0,2
0,6
1,1
Medium : GB
Biakan
Keterangan :
1. Kapas
2. Tabung reaksi
a. pH 3
b. Kontrol pH 3
c. pH 7
d. Kontrol pH 7
e. Ph 9
f. Kontrol pH 9
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium :
Biakan
GB
Keterangan:
1. Kapas
2. Tabung reaksi
a. pH 3
b. Kontrol pH 3
c. pH 7
d. Kontrol pH 7
e. Ph 9
f. Kontrol pH 9
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium :
Biakan
NA
Keterangan :
1. Cawan Petri
A.
B.
C.
D.
Kontrol
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium :
Biakan
NA
Keterangan :
1. Cawan Petri
2. Medium NA
3. Paperdisk
a. Dettol
b. Listerin
c. Wipol
d. Asepso
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium :
Biakan
GB
Keterangan :
1. Kapas
2. Tabung reaksi
a. Suhu 5oC
b. Suhu 25oC
c. Suhu 37oC
d. Suhu 50oC
3. Medium GB
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Medium :
Biakan
GB
Keterangan :
1. Kapas
2.
Tabung reaksi
a. Suhu 5oC
b. Suhu 25oC
c. Suhu 37oC
d. Suhu 50oC
3. Medium GB
BAB V
PEMBAHASAN
karbon, cawan petri yang disinari tetapi tidak dibungkus dan cawan petri yang
tidak disinari dan tidak dibungkus kertas karbon. Disni, akan dilihat sejauh mana
bakteri dapat tumbuh dengan adanya pengaruh sinar matahari. Ternyata, dari
ketiga perlakuan ini pada capet yang disinari cahaya selama 15 menit dan tidak
dibungkus karbon serta pada capet yang dibungkus karbon dan tanpa disinari
terjadi pertumbuhan bakteri.
2. Pengaruh suhu
Pada percobaan ini, bakteri dibiakkan dalam medium GB dan diperlakukan
pada suhu yang berbeda-beda yaitu 5 o,25o,37o,dan 50oC. Pada tiap pertumbuhan
bakteri ditandai dengan kekeruhan pada tabung. Ternyata, temperature optimum
atau temperature inkubasi yang memungkinkan pertumbuhan tercepat selama
periode waktu singkat yaitu 1 x 24 jam untuk bakteri Streptococcus epidermidis
adalah 37oC. Hal ini sesuai dengan pustaka yang menyatakan bahwa termeratur
optimumnya lebih mendekati temperature maksimum dan minimum yaitu 37 oC.
Dari sini dapat diketahui bahwa bakteri Streptococcus epidermidis adalah bakteri
mesofil yaitu bakteri yang tumbuh pada 25-40oC.
3. Pengaruh pH
Pada percobaan ini, akan dilihat berapa pH optimum pertumbuhan suatu
bakteri yang ditandai dengan kekeruhan tabung. Disini, digunakan 4 jenis pH
yang berbeda-beda yaitu dapar pH 3, 5, 7, dan 9. Dalam pustaka dinyatakan
bahwa pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6,5
7,5. Namun, beberapa species dapat tumbuh dalam keadaan sangat asam atau
sangat alkalis. Bagi kebanyakan species nilai pH minimum dan maksimum adalah
4 dan 9. Dari hasil percobaan ini, pH optimum untuk bakteri Streptococcus
epidermidis adalah pada pH 7 dan 9, ini berarti bahwa bakteri Streptococcus
epidermidis hidup baik dalam suasana netral atau sedikit bersifat basa. Sedangkan
pH optimum untuk bakteri Staphylacoccus aureus adalah pH 7.
4. Pengaruh bahan-bahan kimia
Pada percobaan ini, digunakan beberapa bahan-bahan kimia yang memiliki
cara kerja yang berbeda. Diantaranya adalah air steril, alkohol, asepso, dettol,
bayclin, listerin, wipol, dan super pell. Cara kerja desinfektan dan antiseptic
adalah sama, tetapi tujuan pemberiannya berbeda. Desinfektan ditujukan untuk
benda mati sedangkan antiseptic untuk benda hidup. Sedangkan antibiotic ada
yang yang bekerja secara bakterisid dan ada juga yang bersifat bakteriostatik.
Adapun mekanisme kerja dari antimikroba yaitu :
1. Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba
Yang termasuk dalam kelompok ini ialah sulfonilamid, trimetoprim, asm paminosalisilat (PAS) dan sulfon. Dimana apabila sulfonilamid atau sulfon menang
bersaing dengan PABA untuk diikutsertakan dalam pembentukan asam folat,
maka terbentuk analog asm folat yang nonfungsional. Akibatnya kehidupan
mikroba akan terganggu.
2. Antimikroba yang mengahmbat sintesis dinding sel mikroba
Obat yang termasuk dalaam kelompok ini ialah penisilin, sefalosporin,
basitrasin, vankomisin dan sikloserin. Dinding sel bakteri, terdiri dari
tegangan
permukaan
(surface-active
agents)
dapat
merusak
cahaya
ialah
bahwa
dengan
adanya
cahaya
maka
pertumbuhan
LAMPIRAN
SKEMA KERJA
1. Pengaruh suhu
Suspensi bakteri
10 ml
Tabung I
tabung II
tabung III
tabung IV
Ditambahkan pada suhu 5o C, 25oC, 37oC dan 50oC selama 1x24 jam
Diamati
2. pengaruh pH
Medium GB
pH 3 dan kontrol
pH 7 dan kontrol
pH 9 dan kontrol
3. Pengaruh cahaya
Medium NA
Cawan Petri I
Cawan Petri II
Ditambahkan biakan
Ditambahkan biakan
Ditambahkan
bakteri
bakteri
biakan bakteri
Disinari matahari
tanpa dibungkus
dibungkus kertas
kertas karbon
karbon
Cawan Petri I
Ditambahkan medium NA
Cawan Petri I
Cawan Petri II
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa :
Pada pengaruh zat-zat kimia, air steril dan alkohol memberikan daya
hambat yang paling baik terhadap bakteri Streptococcus aureus dan
Staphylococcus epidermidis.
VI.2. Saran
Sebaiknya sampel yang digunakan lebih variatif.
Lampiran :
Pengaruh zat kimia terhadap pertumbuhan bakteri
1. Pada Bakteri Streptococcus epidermidis
Rata-rata zona hambatan pada paper disk KI
X1 X 2 X 3
3
30 39 29
3
X = 32 mm
X1 X 2 X 3
3
25 32 30
3
X = 30,3 mm
X1 X 2 X 3
3
34 29 34
3
X = 21,3 mm
X1 X 2 X 3
3
000
3
X = 0 mm
X1 X 2 X 3
3
000
3
X = 0 mm
X1 X 2 X 3
3
1 2 3
3
X = 2 mm
X1 X 2 X 3
3
53 4
3
X = 4 mm
X1 X 2 X 3
3
7 10 6
3
X = 20 mm
X1 X 2 X 3
3
000
3
X = 0 mm
X1 X 2 X 3
3
675
3
X = 6 mm
X1 X 2 X 3
3
1 8 7
3
X =5,3 mm
X1 X 2 X 3
3
7 12 12
3
X =11,6 mm
Komposisi Medium :
1. GB (Glukosa Broth)
Pepton
0,65 g
Glukosa
0.65 g
Ekstra beef
0,39 g
2. NA (Nutrient Agar)
Pepton
5g
Extract beef
3g
Agar
15 g
Aquadest
ad
1000 mL