Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sanca Bertly Mada

NIM : 052211015

KELAS : 2A Transfer

"Review Jurnal Infeksi Jamur"

Judul Jurnal : NEW INNOVATION USING TOPICAL ITRACONAZOLS AS A SUPERFICIAL FUNGAL SKIN
INFECTION THERAPY AND ITS SUPERIORITY COMPARED TO STANDARD THERAPY

Peneliti : Sukmawati Tansil Tan dan Yohanes Firmansyah

Penerbit : Journal of Holistic and Traditional Medicine

Volume dan Nomor : Vol. 6 No. 2

Tahun Terbit : November 2021

A. Pendahuluan
Mikosis sedang adalah penyakit jamur yang menyerang lapisan kulit (stratum korneum, rambut
dan kuku), dan organ dalam seperti vagina, kulit, kuku, bronkus, atau paru-paru yang
disebabkan oleh jamur Candida sp. Sedangkan mikosis superfisial adalah infeksi yang disebabkan
oleh jamur yang menyerang daerah superfisial yaitu kulit, rambut, kuku.
B. Tujuan Penelitian
Untuk membandingkan kemanjuran terapi pengobatan baru yang menggunakan kombinasi
itrakonazol 2%, asam salisilat 1%, dan sulfur 2% dengan ketokonazol 2% (terapi standar).
C. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah studi kohort retrospektif di mana membandingkan dua formulasi
pengobatan yang berbeda. Sampel penelitian terdiri dari individu yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian. Kriteria inklusi penelitian adalah usia minimal 12 tahun dan terinfeksi jamur pada
kulit. Kriteria eksklusi adalah data atau riwayat rekam medis yang tidak lengkap alergi obat azol.
Pengambilan data dilakukan secara non-random purposive sampel. Variabel bebasnya adalah
formulasi topikal krim ketoconazole 2% atau formulasi jamur ditambah itracolonazole 2%.
Variabel terikatnya adalah keberhasilan pengobatan (meningkat atau tidak), efek samping
selama pengobatan, dan gejala pasca pengobatan. Proporsi (%) untuk jenis data kualitatif dan
sebaran data terpusat (rata-rata, SD, median, minimum, maksimum) termasuk dalam analisis
data deskriptif. Analisis data analitik menggunakan uji komparatif untuk data kategorikal tidak
berpasangan.
D. Hasil
Penelitian ini melibatkan 235 responden dengan infeksi jamur pada kulit. Terdapat 121
responden yang mendapatkan terapi kombinasi krim itrakonazol 2% dan 114 responden yang
mendapatkan terapi krim ketokonazol 2%. Terapi diberikan selama 1 minggu dan diperiksa
kembali pada kunjungan berikutnya. Dari 121 responden yang mendapat krim kombinasi yang
mengandung itrakonazol 2% angka kesembuhannya 91,7%, sedangkan 114 responden yang
mendapat krim kombinasi yang mengandung ketokonazol 2% angka kesembuhannya sebesar
80,7%. Menurut uji statistik Chi Square with Yates Correction, ditemukan adanya perbedaan
tingkat perbaikan klinis dari infeksi jamur menjadi 2% itrakonazol bila dibandingkan dengan 2%
ketokonazol. (nilai p : 0,023).
Penggunaan obat topikal yang sudah banyak beredar adalah penggunaan krim ketoconazole
atau miconazole yang termasuk golongan azol generasi pertama.Berbagai penelitian telah
menunjukkan bahwa ada banyak mekanisme resistensi terhadap azole generasi pertama. Oleh
karena itu, perlu dilakukan inovasi formulasi topikal antijamur baru guna mengantisipasi kasus
resistensi dengan efek samping yang seminimal mungkin. Untuk memaksimalkan khasiat salah
satunya dengan melakukan inovasi formulasi baru dengan beberapa jenis bahan penunjang
untuk mencapai tujuan diatas yaitu formulasi formulasi baru dengan kombinasi krim itrakonazol
2-3%, 1-3% asam salisilat dan 1-3% belerang.
Formulasi krim gabungan ini memiliki efek sinergis yang ideal untuk patogenesis jamur, karena
menggabungkan Itrakonazol, yang memiliki sifat antijamur, dengan belerang, yang juga memiliki
sifat fungisida; belerang juga memiliki sifat keratolitik; asam salisilat, yang sangat berguna untuk
menghilangkan keratin dari kulit, yang merupakan sumber makanan pokok jamur, jika keratin
dilepaskan melalui sifat sulfur dan asam salisilatnya, jamur kehilangan sumber makanan
utamanya dan karenanya tidak dapat tumbuh.
E. Kesimpulan
Terapi itrakonazol topikal telah terbukti memberikan tingkat perbaikan klinis yang lebih tinggi
dibandingkan dengan terapi ketokonazol topikal. Angka kesembuhan pada kelompok terapi krim
itrakonazol adalah 91,7%, sedangkan kelompok yang menerima ketokonazol 2% memiliki angka
kesembuhan yang lebih rendah yaitu 80,7%. Ada perbedaan yang signifikan antara 2 kelompok
terapi, dan tidak ada perbedaan signifikan dalam efek samping yang ditemukan antara 2
kelompok.

Anda mungkin juga menyukai