Anda di halaman 1dari 54

PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

PEDOMAN PENDIDIKAN
Profesi Apoteker
Tahun Akademik 2018/2019

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jalan Veteran, Malang - 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213, 214 : 569117, 567192
Fax. (62) (0341) 564755
Email : farmasi.fk@ub.ac.id
http://farmasi.fk.ub.ac.id

i
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

Pedoman Pendidikan
Program Profesi Apoteker
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Tahun Akademik 2018-2019

Kode Dokumen : 00806 07000


Revisi : 0
Tanggal : 17 Agustus 2018
Diajukan oleh : Ketua Program Studi

ttd

Ayuk Lawuningtyas Hariadini, M.Farm., Apt.


Disetujui oleh : Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya

ttd

Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes.

ii
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Pendidikan Tahun Akademik 2018/2019 diterbitkan atas


dasar Surat Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran ................. dengan tujuan untuk
menyampaikan informasi proses belajar mengajar di Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Buku ini merupakan pedoman bagi Program Studi Profesi Apoteker Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya TA 2018/2019. Beberapa esensi yang terdapat di
dalam buku ini antara lain adalah Landasan Hukum Pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), Sistem Pendidikan, Pelaksanaaan Pembelajaran, Evaluasi
Keberhasilan, serta Penunjang Keberhasilan Studi. Buku ini menjadi acuan bagi
seluruh civitas akademika yang meliputi staf pengajar, mahasiswa, tenaga
administrasi, dan semua pihak terkait yang terlibat dalam penyelenggaraan
pendidikan di Program Studi Profesi Apoteker Fakutas Kedokteran Universitas
Brawijaya.
Mengingat perkembangan pendidikan yang dinamik, maka pada Buku
Pedoman ini dapat dilakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan yang terjadi.

Dekan FKUB

Ttd.

Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes


NIP. 195804141987012001

iii
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

HALAMAN UNTUK SK

iv
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

HALAMAN UNTUK SK

v
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii


SURAT KEPUTUSAN DEKAN FKUB ............................................................................ iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi
KALENDER AKADEMIK ................................................................................................. vii
KONTRIBUTOR .............................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Sejarah .......................................................................................................... 1
1.2 Perkembangan Bidang Akademik .................................................................. 1

BAB II VISI, MISI dan TUJUAN PENDIDIKAN ............................................................... 2

BAB III SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU .................................................. 6

BAB VI SISTEM PENDIDIKAN


4.1 Body of Knowledge ........................................................................................ 7
4.2 Kompetensi .................................................................................................... 8
4.2.1 Batasan dan Elemen Kompetensi ......................................................... 8
4.2.2 Standar Kompetensi .............................................................................. 8
4.2.3 Standar Apoteker Kompetensi ............................................................... 8
4.3 Capaian Lulusan ............................................................................................. 9
4.4 Kurikulum ......................................................................................................... 15

BAB V PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN


5.1 Silabus Pembelajaran ..................................................................................... 25
5.2 Waktu dan Tempat Pembelajaran ................................................................... 25
5.3 Strategi Pembelajaran ..................................................................................... 25
5.4 Model Pembelajaran ....................................................................................... 26

BAB VI EVALUASI KEBERHASILAN


6.1 Ketentuan Umum ............................................................................................. 27
6.2 Nilai Lulus ..................................................................................................... 27
6.3 Pembobotan .................................................................................................... 28
6.4 Tahapan Evaluasi ............................................................................................ 29
6.5 Penilaian Hasil ................................................................................................. 29
6.6 Predikat Kelulusan ........................................................................................... 29
6.7 Plagiat ..................................................................................................... 30

BAB VII PENUNJANG KEBERHASILAN STUDI


7.1 Ujian Perbaikan ............................................................................................ 32
7.2 Ujian Susulan ............................................................................................... 32
7.3 Ujian Khusus................................................................................................. 32
7.4 Pelatihan UKAI ............................................................................................ 33
7.5 Kepenasehatan Akademik ........................................................................... 33
7.6 Bimbingan Konseling .................................................................................... 34

BAB VII PENUTUP ........................................................................................................ 36

SILABUS ……………… ................................................................................................. 37

vi
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

KALENDER AKADEMIK TA 2018/2019


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

Tanggal Kegiatan
06 – 30 Juni 2017 Pengumuman Pendaftaran Gelombang I
01 – 05 Juli 2017 Seleksi Administrasi Gelombang I
07 Juli 2017 Pengumuman Penerimaan Gelombang I
17 – 21 Juli 2017 Daftar Ulang
10 Juli – 18 Agustus 2017 Pengumuman Pendaftaran Gelombang II
21 Agustus 2017 Seleksi Administrasi Gelombang II
22 Agustus 2017 Pengumuman Penerimaan Gelombang II
23 – 25 Agustus 2017 Daftar Ulang
28 Agustus 2017 Perkuliahan PSPA (Program Studi Profesi Apoteker)

vii
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

KONTRIBUTOR BUKU PEDOMAN PENDIDIKAN TA 2018/2019


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Ketua Jurusan : Dra. Diana Lyrawati, M.Kes., Ph.D., Apt


Ketua Program Studi : Ayuk Lawuningtyas Hariadini, M.Farm., Apt.
Kontributor : Rudy Salam, S.Farm., M.Biomed., Apt.
Hananditia Rahma P, M.Farm-Klin., Apt.
Oktavia Eka Puspita, S.Farm., M.Sc., Apt.
Ratna Kurnia Illahi, M.Pharm., Apt.

viii
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah
Apoteker merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran penting dalam
usaha meningkatkan keluaran terapi dan secara umum meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Peningkatan peran dan fungsi apoteker baik secara kualitas maupun kuantitas
sangat diperlukan karena kebutuhan akan Apoteker di Indonesia tidak akan berhenti. Saat
ini rasio apoteker : penduduk adalah 1 : 4900 maka pada saat ini masih diperlukan
tambahan sekitar 207.000 orang apoteker. Universitas Brawijaya sebagai salah satu
perguruan tinggi yang telah memiliki program pendidikan S-1 Farmasi pada Fakultas
Kedokteran terpanggil untuk memenuhi kebutuhan apoteker di Indonesia. Kelompok kerja
pada Program Studi S-1 Farmasi bertugas membuat dan menyusun proposal pembukaan
program studi profesi apoteker (PSPA) pada Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Program Studi Profesi Apoteker secara resmi dibuka atas dasar Surat Keputusan Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 243/KPT/I/2016
tentang Pembukaan Program Studi Apoteker Program Profesi pada Universitas Brawijaya di
Kota Malang.

1.2 Perkembangan Bidang Akademik


Penyelenggaraan Program Studi Farmasi didukung oleh 17 orang dosen dengan
kualifikasi Doktor sebanyak 11,7% dan Magister sebanyak 88,3%. Selain dari akademisi,
sebanyak 76 praktisi juga ikut dalam proses pendidikan profesi apoteker ini, baik sebagai
pengajar saat perkuliahan maupun preceptor saat Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA).
Praktisi tersebut berasal dari berbagai latar belakang rumah sakit, apotek, industri,
puskesmas, dinas kesehatan dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM).
Sebagian besar dosen memiliki pengalaman praktik yang tinggi serta komitmen dan
dedikasi pada pengembangan institusi. Hal ini dapat diamati dari peningkatan perolehan
dana hibah penelitian, jumlah publikasi nasional maupun internasional, peningkatan
efisiensi dan produktivitas proses pembelajaran, serta jalinan kerjasama tingkat lokal
maupun nasional.
Program Studi Profesi Apoteker juga memiliki unggulan berupa pendidikan
interprofesional yang menyelenggarakan pendidikan dengan berdasarkan kepada
kerjasama dengan berbagai mahasiswa profesi kesehatan lain yang berorientasi kepada
pasien.

1
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
A.
VISI, MISI DAN TUJUAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Visi Universitas
Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif
dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.

Misi Universitas adalah:


1. Membangkitkan kekuatan moral dan kesadaran tentang keberadaan penciptaan
alam oleh Tuhan YME dan sadar bahwa setiap kehidupan mempunyai hak untuk
dihargai.
2. Menyelenggarakan proses pendidikan agar peserta didik menjadi manusia yang
berkemampuan akademik dan/atau profesional yang bermutu serta
berkepribadian/berjiwa enterprenir.
3. Melakukan pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi,
humaniora dan seni, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Tujuan Universitas adalah:


1. Menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, mampu membelajarkan diri, memiliki wawasan yang luas memiliki disiplin
dan etos kerja, sehingga menjadi tenaga akademis dan profesional yang tangguh dan
mampu bersaing di tingkat internasional.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni guna mendorong pengembangan
budaya.
3. Mempunyai kemampuan dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan
konsep pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah.

2
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

VISI, MISI, NILAI DAN TUJUAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Visi Fakultas
Menjadi institusi pendidikan kedokteran dan ilmu kesehatan yang terkemuka dan bertaraf
Internasional.
Misi Fakultas
Merintis pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang kedokteran
dan ilmu kesehatan terkini serta bermutu.
Nilai
F : Futuristik
K : Komitmen dan Kebersamaan
U : Unggul
B : Berdedikasi dan Berjiwa Entrepreneur
Tujuan
1. Tercapainya hasil penyelenggaraan Fakultas di bidang Pendidikan Tinggi berupa lulusan
yang beriman, bertaqwa, berakhlak terpuji, berwawasan Kedaruratan Medik, dan
memiliki profesionalisme untuk mampu bersaing dalam skala nasional maupun
internasional.
2. Tercapainya hasil penyelenggaraan Fakultas di bidang Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat berupa Riset dan Karya Ilmiah di bidang Ilmu-Ilmu Kesehatan
terkini untuk dimanfaatkan bagi pengembangan ilmu, pendidikan serta pelayanan
kepada masyarakat yang menjadi stakeholders nya.
3. Tercapainya hasil pengembangan Organisasi dan Manajemen Fakultas berupa struktur
organisasi dan tata kelola yang lebih otonom, sehat, berbasis Teknologi Informasi, dan
menjadi institusi yang memiliki daya saing nasional yang tinggi.
4. Terjalinnya kerjasama pengembangan insitusional, pendidikan, dan penelitian baik pada
tingkat regional, nasional, maupun pada tingkat internasional untuk mempercepat
pencapaian visi/misi.

3
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

VISI DAN MISI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Visi Jurusan Farmasi


Terdepan dalam pendidikan, penelitian dan pelayanan kefarmasian yang terkemuka untuk
meningkatkan taraf kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan Internasional.

Misi Program Jurusan Farmasi :


1. Menyelenggarakan pendidikan kefarmasian yang bermutu dan berorientasi pada klinis
komunitas.
2. Menyelenggarakan penelitian yang inovatif dalam bidang kefarmasian khususnya
pengembangan obat dan kosmetik serta pelayanan klinis komunitas.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat yang berbasis hasil penelitian dan
pengetahuan kefarmasian terkini untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
4. Menjalin kerjasama bidang kesehatan dalam lingkup nasional dan internasional.

4
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

VISI, MISI DAN TUJUAN


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Visi Program Studi Profesi Apoteker


Menjadi institusi pendidikan profesi Apoteker yang terkemuka di tingkat internasional
pada tahun 2025 dan tanggap terhadap berbagai masalah kemasyarakatan yang terkait
dengan masalah keprofesian Apoteker yang berorientasi kepada pasien serta memiliki jiwa
entrepreneur.

Misi Program Studi Profesi Apoteker :

1. Menyelenggarakan pendidikan profesi apoteker yang berorientasi pada klinik dan


komunitas, serta memiliki profesionalisme, integritas, dan etika keilmuan yang tinggi.
2. Mengembangkan penelitian kefarmasian yang berkualitas, terkini, bermanfaat, dan
berorientasi pada klinik dan komunitas.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kefarmasian yang
berorientasi pada klinik dan komunitas.
4. Menjalin kerja sama dengan institusi dalam dan luar negeri dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Tujuan Program Studi Profesi Apoteker :

1. Menghasilkan lulusan apoteker yang memiliki profesionalisme, integritas, etika


keilmuan yang tinggi, serta mampu mengembangkan ilmunya secara berkelanjutan.
2. Menghasilkan penelitian kefarmasian yang berkualitas, terkini, dan bermanfaat bagi
masyarakat.
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dalam bidang kefarmasian.
4. Menyelenggarakan kerja sama dengan institusi dalam dan luar negeri untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

5
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

BAB III

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU

Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya mempunyai tujuan mencetak


Apoteker sebagai tenaga kefarmasian yang profesional dalam menyelenggarakan pekerjaan
kefarmasian. Sejalan dengan komitmen Program Studi Profesi Apoteker Jurusan Farmasi FKUB
untuk mencetak Apoteker unggul dan kompeten, perlu dilakukan serangkaian kegiatan dalam
rangka penerimaan mahasiswa baru untuk mendapatkan calon mahasiswa yang sesuai dengan
kualifikasi yang diharapkan sehingga nantinya dapat mencetak Apoteker yang kompeten. Dalam
rangka penerimaan mahasiswa baru, Program Studi Profesi Apoteker menyelenggarakan proses
seleksi dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pendaftaran online yang dapat dilakukan pada website www.selma.ub.ac.id dan
pengumpulan berkas persyaratan (fotokopi Ijazah S1 Farmasi legalisir atau Surat
Keterangan Lulus (SKL), fotokopi Transkrip Nilai S1 Farmasi legalisir, sertifikat TOEFL
ITP/ IELTS/ TOEIC, surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari poliklinik
Universitas Brawijaya/ instansi kesehatan pemerintah, surat keterangan bebas narkoba
dari poliklinik Universitas Brawijaya atau instansi kesehatan pemerintah).
2. Persyaratan yang berlaku IPK minimum 2,75 dari skala 4,00.
3. Seleksi penelusuran berkas administrasi.
4. Pengumuman penetapan hasil seleksi.

6
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

BAB IV

SISTEM PENDIDIKAN

4.1. Body of Knowledge


Apoteker adalah tenaga profesional yang terdidik, terlatih, dan mendapat kewenangan
dalam mengatur manajemen distribusi obat mulai dari saat produksi hingga sampai di tangan
pasien serta menjamin penggunaannya yang aman dan efektif. Usaha penyediaan obat saja
belum tentu menjamin tercapainya efek terapi. Dalam hal ini, apoteker memiliki tanggung
jawab untuk menjamin outcome terapetik pada pasien. Sebagai tenaga profesional, apoteker
berperan penting dalam mengisi gap antara efektivitas obat potensial dan aktual. Peran
apoteker ini menuntut kompetensi keahlian yang dapat dirumuskan dalam body of knowledge
yang meliputi ilmu-ilmu dasar kefarmasian yang digabungkan dengan ilmu komunikasi,
perilaku manusia, manajemen, yang bersama-sama membentuk keahlian (disertai kewenangan)
untuk dapat melakukan praktek kefarmasian di berbagai tempat yaitu: apotek, rumah sakit,
puskesmas, badan pemerintahan (dinas kesehatan, badan pengawas obat dan makanan,
regulasi) dan industri.

PELAYANAN FARMASI
BERORIENTASI PASIEN

FARMASI KLINIS FARMASI FARMASI


KOMUNITAS INDUSTRI

MANAJEMEN, Interprofessionalism Education/IPE


Farmasi Praktis Biologi Farmasi Farmasetika Farmakoterapi Kimia Farmasi

BIOMEDIK MIPA HUMANIORA

Gambar 4.1. Body of Knowledge

7
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

4.2. Kompetensi
4.2.1. Batasan dan Elemen Kompetensi
Menurut SK Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang sebagai syarat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu. Kompetensi hasil didik suatu program studi terdiri atas:
 Kompetensi utama
 Kompetensi pendukung
 Kompetensi lain yang bersifat khusus dan berhubungan dengan kompetensi utama

4.2.2. Standar Kompetensi


Menurut Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi bahwa
standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dinyatakan dalam rumusan capaian lulusan. Standar kompetensi lulusan yang
dinyatakan dalam rumusan capaian lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar
penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan standar sarana dan
prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan
pembelajaran. Rumusan capaian lulusan wajib mengacu pada deskripsi capaian
lulusan KKNI dan memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi KKNI.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) capaian lulusan yang dihasilkan
melalui pendidikan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI. Lulusan Pendidikan Profesi
setara dengan jenjang 7 atau 8.

4.2.3. Standar Kompetensi Apoteker


Standar Kompetensi Apoteker merupakan standar nasional yang harus dicapai
lulusan apoteker di seluruh Indonesia termasuk lulusan Program Studi Profesi
Apoteker Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Kompetensi utama lulusan Apoteker Program Studi Profesi Apoteker Jurusan
Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya adalah:
1. Mampu melakukan praktik kefarmasian secara professional dan etik.

8
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

2. Mampu melaksanakan fungsi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan


medis habis pakai yang meliputi: seleksi, perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
distribusi, penggunaan dan pengendalian.
3. Mampu melaksanakan peran farmasi klinik yang meliputi: pengkajian dan
penelusuran kasus, rekonsiliasi, telaah dan rekomendasi terapi, penyediaan obat,
pemberian obat, pemantauan efek terapi dan efek samping obat, konseling,
informasi, dan edukasi.
4. Terampil dalam berorganisasi dan membangun hubungan interpersonal dalam
praktik kefarmasian
5. Mampu memahami pengendalian mutu dan manajemen resiko dalam pelayanan
kefarmasian
6. Melakukan memformulasi, memproduksi dan melakukan pengujian mutu sediaan
farmasi sesuai standar yang berlaku.

Kompetensi pendukung lulusan Apoteker Program Studi Profesi Apoteker Jurusan


Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya adalah:
1. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip Inter Professional Education (IPE) yang
merupakan keterampilan bekerjasama dalam tim kesehatan untuk memperbaiki
kualitas pelayanan kesehatan.
2. Mahasiswa mampu menguasai sistem informasi dan teknologi di bidang
kefarmasian

Kompetensi lainnya lulusan Apoteker Program Studi Profesi Apoteker Jurusan


Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya adalah:
1. Mahasiswa mampu memiliki jiwa entrepreneur di bidang kefarmasian, yaitu
berjiwa kreatif, inovatif dalam upaya peningkatan pelayanan kefarmasian serta
mampu memanfaatkan peluang dalam membuka lapangan pekerjaan di
masyarakat di bidang kefarmasian.
2. Mahasiswa mampu menerapkan bahasa internasional dalam melakukan
pekerjaan kefarmasian.

4.3. Capaian lulusan


Capaian lulusan (Learning Outcomes/ LO) adalah pernyataan yang jelas, ringkas dan
spesifik mengenai apa yang diharapkan untuk dapat dicapai oleh mahasiswa setelah
selesai mengikuti suatu kegiatan, program, atau perkuliahan. Capaian lulusan

9
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

merupakan capaian tertinggi dari suatu pembelajaran dan menjadi kepentingan dari
sudut pandang mahasiswa, bukan dosen. Perumusannya dapat berupa pernyataan
tentang pengetahuan (knowledge), keahlian (skills), atau perilaku/sikap (attitudes) yang
dibutuhkan. Terdapat dua jenis capaian lulusan yang biasa digunakan:
1. Capaian lulusan Umum: merupakan deskripsi kualifikasi afektif yang mencakup
ketakwaan kepada Tuhan YME, penumbuhan jiwa nasionalisme dan kebangsaan,
kepedulian terhadap pembangunan bangsa dan pelestarian lingkungan, pemahaman
tentang kemanusiaan dan keberagaman
2. Capaian lulusan Spesifik: merupakan deskripsi kualifikasi kognitif dan psikomotorik
yang mencakup capaian keilmuan, keahlian dan keterampilan pada bidang keahlian
atau pekerjaan tertentu.
Capaian lulusan spesifik pada Program Studi Profesi Apoteker FKUB terdapat dalam
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Capaian lulusan Spesifik Program Studi Profesi Apoteker FKUB
Capaian lulusan Deskripsi Bahan Kajian Mata Kuliah
Mampu membuat 1. mampu 1. Farmakoterapi 1. Farmakoterapi
penatalaksanaan melakukan 2. Manajemen terapan
terapi secara praktik Farmasi Rumah 2. Manajemen
profesional dan etis kefarmasian Sakit Farmasi rumah
dengan obat modern secara profesional sakit
dan tradisional untuk dan etik 3. PKP Rumah Sakit
berbagai macam 2. mampu 4. Interprofessional
penyakit (terutama menyelesaikan Education
dengan tingkat kasus medis dasar 5. Ujian Akhir Profesi
prevalensi tinggi di antara lain pada Apoteker
Indonesia). kasus medis dasar, 6. Nutrisi Parenteral
antara lain
penyakit dalam,
bedah, kesehatan
anak, kandungan
dan kebidanan.
3. mampu
menyelesaikan
masalah terkait
penggunaan
sediaan farmasi
4. mampu
melakukan
dispensing
sediaan farmasi
dan alat kesehatan
5. mampu mengelola
sediaan farmasi
dan alat kesehatan
sesuai aturan yang

10
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

berlaku.
6. mampu
berkontribusi
dalam upaya
preventif dan
promosi
kesehatan
masyarakat
7. mampu
mengembangkan
ilmu pengetahuan
dan teknologi
kefarmasian
8. mampu
menyelesaikan
masalah
kesehatan dengan
pendekatan
fitoterapi
9. terampil dalam
pemberian
informasi sediaan
farmasi dan alat
kesehatan
10. Mampu
mengetahui
bentuk kegiatan
pengendalian
mutu dan
manajemen resiko
dalam pelayanan
kefarmasian.

Mampu menerapkan 1. Memahami peran Manajemen Farmasi 1. Manajemen


teori aplikasi bidang apoteker di Industri Farmasi Industri
manajemen farmasi Industri Farmasi 2. PKP Industri
industri untuk dapat 2. Memahami prinsip 3. Ujian Akhir Profesi
melakukan pekerjaan penerapan CPOB, Apoteker
kefarmasian di bidang CPOTB, CPKB 4. Pengembangan
industri baik pada 3. Memahami Obat Bahan Alam
bidang produksi, permasalahan 5. Validasi di Industri
pengawasan mutu, dan pekerjaan Farmasi
pengujian mutu dan kefarmasian di
lain-lain. Industri Farmasi

Mampu melakukan 1. Memahami prinsip 1. Prinsip formulasi 1. PKP Industri


persiapan produksi formulasi dan dan produksi 2. Ujian Akhir Profesi
sediaan farmasi produksi berbagai sediaan Apoteker
berdasarkan analisis macam sediaan 2. Prinsip pengujian 3. Pengembangan
permasalahan farmasi mutu Obat Bahan Alam
formulasi dan produksi 2. Memahami prinsip
dengan metode pengujian mutu

11
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

pengembangan yang berbagai macam


tepat dan dengan sediaan farmasi
memanfaatkan iptek 3. Memahami
terkait permasalahan
terkait formulasi
dan produksi

Mampu mengelola 1. Mampu menjadi 1. Manajemen Apotek 1. Pelayanan


sumber daya lulusan apoteker 2. KIE Kefarmasian
(perbekalan yang dapat Komunitas
kefarmasian, alat menggunakan 2. Manajemen
kesehatan, sumber dasar keilmuan Farmasi komunitas
daya manusia, farmasi untuk dan Akuntansi
keuangan, sarana melakukan praktek Apotek
prasarana, farmasi di 3. PKP Apotek
dokumentasi, komunitas 4. PKP Puskesmas &
informasi) di unit 2. Mampu memahami Dinkes
pelayanan kefarmasian peran apoteker 5. Distribusi Obat dan
sesuai peraturan dalam penentuan Alkes
perundang-undangan kebijakan obat baik 6. Pemasaran Farmasi
dan kebijakan yang nasional maupun
berlaku regional, distribusi
dan ketersediaan
obat sampai sarana
pelayanan
kesehatan yang
terendah.
3. Mampu memahami
pekerjaan
kefarmasian dalam
lembaga
pemerintahan yang
meliputi:
pengelolaan
pengawasan,
perijinan,
pengujian,
pembuatan
kebijakan tentang
pengaturan,
pemilihan,
pengadaan,
distribusi baik
dalam skala kecil
maupun skala
nasional
4. Mampu memahami
pengelolaan
sediaan farmasi,
alat kesehatan dan
bahan medis habis
pakai baik di

12
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

Apotek maupun
Puskesmas sesuai
peraturan
perundang –
undangan yang
berlaku meliputi
kegiatan
perencanaan,
pengadaan,
penerimaan,
penyimpanan,
pemusnahan,
pengendalian,
pencataan,
distribusi, evaluasi
dan pelaporan
5. Mampu melakukan
pelayanan resep
baik di Apotek
maupun Puskemas
yang bertanggung
jawab kepada
pasien secara
profesional dan
etik, yang meliputi:
pengkajian resep;
dispensing obat,
alat kesehatan,
barang habis pakai;
pelayanan
informasi obat;
konseling;
penyelesaian
masalah terkait
penggunaan
sediaan farmasi;
pelayanan
kefarmasian di
rumah (home
pharmacy care)
dan pemantauan
efek samping obat
6. Mampu melakukan
pelayanan obat
tanpa resep
(swamedikasi) di
Apotek yang
bertanggung jawab
kepada pasien
secara profesional
dan etik, meliputi:
penggalian

13
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

informasi pasien;
pemilihan terapi
yang sesuai dengan
kondisi pasien;
pelayanan
informasi obat;
konseling;
penyelesaian
masalah terkait
penggunaan
sediaan farmasi;
pelayanan
kefarmasian di
rumah (home
pharmacy care);
pemantauan efek
samping obat
7. Mampu menjamin
efikasi
keamanan,dan
aspek
farmakoekonomi
terapi obat yang
memihak pada
pasien,
mengevaluasi
kondisi pasien dan
melakukan follow
up pelayanan
kepada pasien.
8. Mampu
berkontribusi
dalam upaya
preventif dan
promotif kesehatan
masyarakat

Memiliki kemampuan 1. Terampil dalam - 1. Interprofesional


interprofessional dalam berorganisasi dan Education (IPE)
praktik kefarmasian membangun 2. Leadership
hubungan
interprofessional
dalam praktik
kefarmasian secara
legal etik.

Mampu 1. Mampu berpikir - PKP Apotek


mengembangkan jiwa kritis, kreatif dan PKP Rumah Sakit
enterpreneurship inovatif dalam PKP Industri
melakukan PKP Dinkes dan
pekerjaan Puskesmas
kefarmasian

14
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

2. Mampu
mengembangkan
asuhan
kefarmasian yang
kreatif dan inovatif
sesuai
perkembangan
terkini

4.4. Kurikulum
4.4.1. Batasan Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat dokumen formal dan tertulis tentang tujuan
pendidikan dan pedoman proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
dimaksud. Mengacu pada Undang Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal
38 ayat (3), kurikulum dapat dikembangkan oleh perguruan tinggi bersangkutan dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi. Untuk
memperjelas pengaturan kurikulum sebagai pedoman proses belajar mengajar maka SK
Mendiknas No. 232/U/2000 tanggal 30 Desember 2000, serta SK Dirjen Dikti Nomor
43/DIKTI/2006 dapat menjadi acuan berikutnya. Sedangkan Peraturan Menteri Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi menjelaskan kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai capaian lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.
4.4.2. Model Kurikulum
Kurikulum Pendidikan Tinggi disusun berbasis capaian lulusan dan dirancang
dengan peningkatan sain-teknologi kefarmasian yang kuat dan unggul serta pembekalan
implementasi pada konsep asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care) melalui
pendekatan terintegrasi baik horizontal maupun vertikal pada kelompok sistem
asuhan/ pelayanan kesehatan bersama dokter, dokter gigi, keperawatan, kebidanan, gizi
dan tenaga/profesi kesehatan lainnya yang lebih berorientasi pada masalah farmasi
klinis dan komunitas.
4.4.3. Struktur, Durasi, dan Komposisi Kurikulum
Berdasarkan Naskah Akademik Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Kurikulum Pendidikan Farmasi, tahap pendidikan profesi apoteker dirancang dengan
beban minimal 36 sks yang dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) semester. Tahap
pendidikan apoteker di PSPA Jurusan Farmasi FKUB dilaksanakan selama 2 semester

15
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

dengan beban studi sekurang-kurangnya 42 sks dan diakhiri dengan gelar Apoteker
(Apt).

4.4.4. Skema Struktur Kurikulum


Struktur kurikulum dan daftar mata kuliah pilihan terdapat pada Tabel 4.2 dan Tabel
4.3.
Tabel 4.2 Struktur Kurikulum Program Studi Profesi Apoteker TA 2018 - 2019

SEMESTER I

NO KODE MATA KULIAH SKS %

1 DEB71001 Farmakoterapi Terapan 2 4.7


2 DEB71002 Pelayanan Kefarmasian Komunitas 2 4.7
3 DEB71003 Manajemen Farmasi Rumah Sakit 2 4.7
4 DEB71004 Manajemen Farmasi Komunitas dan Akuntansi Apotek 2 4.7
5 DEB71005 Manajemen Farmasi Industri 2 4.7
6 DEB71006 PKP Apotek 4 9.5
7 DEB71007 PKP Industri 7 17

JUMLAH SKS SEMESTER 21

SEMESTER II

NO KODE MATA KULIAH SKS %

1 DEB72008 PKP Puskesmas dan Dinas Kesehatan 3 7.1


2 DEB72009 PKP Rumah Sakit 11 26.2
3 DEB72010 Interprofesional Education (IPE) 1 2.5
4 DEB72011 Ujian Akhir Profesi Apoteker 2 4.7
5 Mata Kuliah Pilihan 4 9.5

JUMLAH SKS SEMESTER 21

JUMLAH TOTAL SKS PROGRAM PROFESI APOTEKER 42

16
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

Tabel 4.3 Daftar Mata Kuliah Pilihan Program Studi Profesi Apoteker TA 2018 - 2019

DAFTAR MATA KULIAH PILIHAN

NO KODE MATA KULIAH SKS

1 DEB72012 Nutrisi Parenteral 2


2 DEB72013 Distribusi Obat dan Alat Kesehatan 2
3 DEB72014 Pemasaran Farmasi 2
4 DEB72015 Validasi di Industri Farmasi 2
5 DEB72016 Pengembangan Obat Bahan Alam 2
6 DEB72017 Leadership dalam Praktek Kefarmasian 2
JUMLAH SKS SEMESTER 12

4.4.5. Kodifikasi Mata Kuliah dan Bahan Ajar Mata Kuliah


Dalam rangka pengelompokkan mata kuliah dan bahan ajar mata kuliah diperlukan
kodifikasi yang ditetapkan oleh universitas sehingga mempermudah penelusuran rumpun
ilmu terkait diantara seluruh disiplin ilmu yang diajarkan di berbagai program studi dan
jenjang pendidikan di Universitas Brawijaya.
Kodifikasi mata kuliah dan bahan ajar kompetensi sebagai berikut :
Ilmu-ilmu Farmasi
Mengikuti aturan sebagai berikut:
Kode mata kuliah terdiri dari 8 digit:
Digit 1 : Kode Fakultas Kedokteran (D)
Digit 2 : Kode Jurusan Farmasi(E)
Digit 3 : Kode Program Studi Profesi (B)
Digit 4 : Jenjang Pendidikan Sesuai KKNI (7)
Digit 5 : Kode semester ditawarkan (Jika dibuka pada
semester ganjil maka kodenya adalah “1”
sedangkan jika mata kuliah dibuka pada
semester genap maka kodenya adalah “2”)
Digit 6-8 : Nomor urut mata kuliah

4.4.6 Evaluasi Kurikulum


Program studi melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi
kurikulum secara periodik setiap tahun akademik. Peninjauan menyeluruh dan
pembaharuan kurikulum dilakukan setiap satu tahun dengan mengacu pada aturan
17
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi Pasal
29 ayat 2 dan 3.

4.5 Ujian Akhir Profesi Apoteker


Ujian Akhir Profesi Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker FKUB merupakan
ujian akhir untuk menguji kompetensi calon Apoteker dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ujian Akhir Profesi Apoteker
bersifat komprehensif yang meliputi ujian dalam bidang farmasi industry serta farmasi
klinis dan komunitas.

Tujuan Ujian
Ujian Akhir Profesi Apoteker bertujuan untuk mengukur kemampuan seorang calon
Apoteker dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian
untuk melaksanakan tugas dan fungsi Apoteker baik dalam bidang farmasi klinis dan
komunitas maupun farmasi industri.

Syarat Peserta Ujian


Peserta ujian adalah mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Jurusan Farmasi FKUB
yang memenuhi persyaratan berikut :
1. Telah lulus semua mata kuliah dan PKPA kecuali mata kuliah Ujian Akhir Profesi
Apoteker
2. Belum melampaui batas waktu masa studi pendidikan Program Profesi Apoteker

Penyelenggaraan Ujian Akhir Profesi Apoteker


Ujian Akhir Profesi Apoteker dilaksanakan satu kali dalam setahun pada waktu dimana
mahasiswa telah menyelesaika semua kegiatan perkualiahan dan PKPA. Kegiatan ujian
diselenggarakan dalam kurun waktu selama kurang lebih tiga minggu. Adapun Ujian Akhir
Profesi Apoteker ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
1. Ujian Penelusuran Pustaka
2. Ujian Lisan
3. Ujian Praktek
Pada pelaksanaan ujian ini, tidak diberlakukan sistem gugur pada setiap tahapnya.
1. Tahap Ujian Penelusuran Pustaka
Terdapat dua macam ujian penelusuran pustaka yaitu ujian penelusuran pustaka I dan
ujian penelusuran pustaka II.

18
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

Ujian Penelusuran Pustaka I


Dalam ujian penelusuran pustaka I, peserta ujian diwajibkan menyusun uraian mengenai
sediaan obat yang mencakup :
a. Regulasi obat
b. Informasi obat
c. Formulasi dan produksi
d. Pengujian mutu bahan baku dan sediaan obat
Peserta akan mendapatkan soal melalui mekanisme undian dan mengerjakan uraian yang
mencakup hal-hal diatas selama 2 x 8 jam. Pemeriksa hasil ujian penelusuran pustaka
adalah dosen PSPA FKUB.

Ujian Penelusuran Pustaka II


Dalam ujian penelusuran pustaka II, setiap peserta ujian akan mendapatkan satu kasus
penyakit dan pengobatannya kemudian diwajibkan menyusun uraian yang mencakup :
a. Analisis permasalahan dengan metode SOAP
b. Rancangan asuhan kefarmasian
c. Manajerial Kefarmasian
Untuk ujian penelusuran pustaka II dilaksanakan selama 1 x 8 jam. Pemeriksa hasil ujian
penelusuran pustaka adalah dosen PSPA FKUB.

2. Tahap Ujian Lisan


Ujian lisan untuk calon apoteker dilaksanakan selama 60 menit untuk masing-masing
peserta ujian. Adapun materi yang menjadi bahan untuk ujian meliputi :
1. Regulasi dan Undang-undang
2. Produksi dan Pengujian mutu
3. Manajerial Kefarmasian
4. Pelayanan Klinis dan KIE.
Penguji untuk ujian lisan merupakan gabungan dari dosen PSPA FKUB dan praktisi dari
Rumah Sakit, Apotek, Pemerintahan dan Industri Farmasi.

3. Tahap Ujian Praktek


Masing-masing peserta ujian mendapat satu tugas praktek yaitu produksi sediaan obat dan
pengujian mutu bahan aktif dan sediaan obat yang telah dibuat. Waktu yang diberikan
untuk melakukan ujian praktek adalah 3 x 8 jam untuk setiap peserta ujian. Selama
pelaksanaan ujian praktek, peserta ujian akan diawasi oleh dosen PSPA FKUB.

19
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

Pelaksanaan Ujian
Urutan Pelaksanaan Ujian Akhir Profesi Apoteker PSPA FKUB terdapat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Jadwal Pelaksanaan Ujian Akhir Profesi Apoteker
Hari Ke - Kegiatan
1 Ujian Penelusuran Pustaka I
2 Lanjutan Ujian Penelusuran Pustaka I
3 Ujian Penelusuran Pustaka II
4-5 Penilaian Hasil Ujian Penelusuran Pustaka I dan II
8-9 Ujian Lisan
10-12 Persiapan ujian praktek
15-20 Ujian praktek
21 Rekapitulasi nilai
22 Pleno Kelulusan Ujian Akhir Profesi Apoteker

Tata Tertib
Selama mengikuti ujian, peserta harus mematuhi tata-tertib ujian yang meliputi :
1. Wajib datang tepat waktu
2. Berpakaian rapi dan sopan
3. Memakai tanda peserta
4. Menandatangani daftar hadir
5. Mengumpulkan semua HP/alat komunikasi kepada pengawas Ujian
6. Mengikuti pengundian soal pada saat Ujian Penelusuran Pustaka I dan II
7. Menempelkan kertas undian soal pada lembar jawaban pada saat Ujian Penelusuran
Pustaka I
8. Menuliskan nama, NIM, nomor halaman pada setiap lembar jawaban pada saat Ujian
Penelusuran Pustaka I
9. Mengenakan jas lab selama ujian praktek
10. Menjaga kebersihan tempat kerja di laboratorium selama ujian praktek
11. Memelihara peralatan dan instrument laboratorium Farmasi FKUB yang digunakan
pada saat ujian praktek
12. Meminta paraf dosen pengawas untuk setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan pada
saat ujian praktek
13. Menuliskan dalam log book/ form penggunaan alat/instrument sebelum menggunakan
alat/instrument tersebut pada saat ujian praktek

20
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

Peserta dilarang :
1. Menggunakan lembar jawaban selain yang disediakan oleh panitia
2. Berdiskusi satu-sama lain selama ujian
3. Melakukan komunikasi dengan sesama peserta ujian
4. Terhubung ke jaringan internet selama pelaksanaan Ujian Penelusuran Pustaka I
5. Melakukan komunikasi melalui email selama pelaksanaan Ujian Penelusuran Pustaka I
dan II
6. Meninggalkan lokasi ujian selama ujian berlangsung tanpa seizin pengawas
7. Membawa lembar jawaban ujian ke luar ruangan
8. Melakukan percobaan pendahuluan di laboratorium farmasi FKUB sebelum ujian
praktek
9. Melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan kecelakaan bagi diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
10. Makan dan minum di dalam laboratorium

Sistem Penilaian
Penilaian untuk ujian penelusuran pustaka dan ujian praktek dilakukan oleh dosen
PSPA FKUB sedangkan penilaian ujian lisan dilakukan oleh dosen PSPA FKUB dan praktisi
dari Rumah Sakit, Apoteker, Pemerintahan dan Industri Farmasi. Adapun bobot untuk
masing-masing tahap ujian terdapat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Pembobotan Penilaian Ujian Akhir Profesi Apoteker
Tahap dan Materi Ujian Bobot
Ujian Penelusuran Pustaka I 15%
Ujian Penelusuran Pustaka II 15%
Ujian lisan:
1. Regulasi dan Undang-undang 5%
2. Produksi dan Pengujian mutu 15%
3. Manajerial Kefarmasian, Pelayanan 30%
Klinis dan KIE.
Ujian Praktek 20%
TOTAL 100%

Penetapan Kelulusan Ujian Akhir Profesi Apoteker


Peserta dinyatakan lulus Ujian Akhir Profesi Apoteker jika nilai dari seluruh tahap ujian
sesuai dengan pembobotan masing-masing adalah  70.0
21
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

Peserta ujian dinyatakan tidak lulus apabila :


a. Tidak mengikuti semua atau salah satu dari tahapan ujian
b. Melakukan kecurangan akademik pada saat ujian berlangsung
c. Melakukan kelalaian pada saat bekerja di laboratorium sehingga menyebabkan
kecelakaan fatal berupa kebakaran/kerusakan berat dari alat/instrument di
laboratorium
d. Memiliki nilai yang kurang dari batas nilai lulus yang telah ditetapkan

Penetapan Ujian Remedial


Beberapa ketentuan mengenai ujian remedial adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa yang boleh mengikuti ujian remedial adalah mahasiswa yang ditetapkan
tidak lulus karena mendapatkan nilai yang kurang dari batas nilai lulus yang telah
ditetapkan yaitu < 70,00.
b. Ujian remedial hanya dapat dilakukan 1 kali.
c. Ujian yang dilakukan remedial hanya dua tahap yaitu Ujian Tahap Penelusuran Pustaka
(Ujian Penelusuran Pustaka I dan Ujian Penelusuran Pustaka II) serta Ujian Tahap Lisan
d. Soal yang akan diberikan kepada peserta ujian remedial adalah soal yang baru
e. Penilaian hasil ujian remedial merupakan gabungan dari : nilai Ujian Penelusuran
Pustaka I dan II (remedial) + nilai Ujian Lisan (remedial) + nilai Ujian Praktek (bukan
remedial) sesuai dengan pembobotan yang telah ditetapkan pada poin “Sistem
Penilaian”.
f. Maksimal nilai yang didapatkan setelah mengikuti remedial adalah “B”.
g. Mahasiswa yang tidak lulus dalam Ujian Remedial diwajibkan mengikuti Ujian Akhir
Profesi Apoteker di semester selanjutnya.

4.6. Persyaratan Yudisium


Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus program pendidikan profesi apoteker
apabila :
1. Telah menyelesaikan dan lulus dari seluruh kegiatan akademik baik perkuliahan,
PKPA ataupun Ujian Akhir Profesi Apoteker serta telah lulus UKAI (Ujian
Kompetensi Apoteker Indonesia) dalam waktu maksimal empat semester diluar
cuti akademik.
2. Memiliki nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) ≥ 3,00

22
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

3. Jumlah SKS mata kuliah dengan nilai D dan D+ < 10% (sepuluh persen) dari total
SKS mata kuliah yang diambil.
4.7 Administrasi
a. Administrasi pendidikan mengikuti sepenuhnya dan menjadi bagian dari Administrasi
Pendidikan Fakultas.
b. Administrasi Akademik Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Kedokteran bertugas
menyelenggarakan tugas adminsitratif secara khusus dalam menunjang proses belajar
mengajar kurikulum berbasis kompetensi dengan kodifikasi dan pencirian
pembelajaran kompetensi, administrasi akademik menyusun Kartu-Kartu mahasiswa
(Kartu Rencana Studi, Kartu Hasil Studi, dan Kartu lain yang diperlukan) sesuai dengan
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Kedokteran.
c. Administrasi Akademik bertanggung jawab dan menyelenggarakan Sistem Informasi
Akademik Kurikulum Berbasis Kompetensi.
d. Biaya studi mengacu pada aturan Universitas Brawijaya.

4.8 Pelanggaran dan Sanksi Akademik


1. Sanksi akademik akan diberikan kepada mahasiswa yang melakukan pelanggaran
ketentuan akademik
2. Jenis pelanggaran ketentuan akademik mengacu pada Pedoman Pendidikan Universitas
Brawijaya.
3. Sanksi terhadap pelanggaran ketentuan akademik mengacu pada Pedoman Pendidikan
Universitas Brawijaya.
4. Prosedur penetapan sanksi mengacu pada Pedoman Pendidikan Universitas Brawijaya.

4.9. Batas Masa Studi


a. Batas masa studi mahasiswa adalah 2 (dua) tahun atau 4 (empat) semester yang
dihitung saat terdaftar sebagai mahasiswa.
b. Masa studi pada butir 1 tersebut tidak termasuk cuti akademik dengan ijin Rektor.
c. Bila melebihi masa studi tersebut mahasiswa dinyatakan tidak mampu melanjutkan
studinya.

4.10 Cuti Akademik


a. Cuti akademik pada Program Studi Profesi Apoteker dilaksanakan sesuai dengan aturan
pada Pedoman Pendidikan Universitas Brawijaya.
b. Mahasiswa dapat mengajukan cuti akademik maksimal 2 (dua) semester.

23
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

c. Cuti akademik tidak diperhitungkan sebagai masa studi kecuali bagi mahasiswa yang
tidak daftar ulang tanpa seijin Rektor.
d. Permohonan cuti akademik diajukan ke Rektor, diketahui oleh Dekan dan orang
tua/wali/instansi mahasiswa yang bersangkutan paling lambat 1 (satu) bulan sejak
penutupan registrasi akademik.
e. Alasan yang dapat digunakan untuk mengajukan cuti akademik adalah :
1. Gangguan kesehatan/sakit dalam waktu yang lama.
2. Cuti melahirkan
3. Berdomisili/ bekerja di suatu tempat yang tidak memungkinkan untuk
melaksanakan proses pembelajaran
4. Alasan-alasan lain yang dapat diterima.

4.11. Assessment
Prinsip assessment yang dilakukan dalam Program Studi Profesi Apoteker FKUB
mencakup edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara
integrasi. Assessment yang dilakukan antara lain melalui :
a) Tingkat Kehadiran
b) Ujian semester
c) Mini Cex
d) Laporan PKPA
e) Portofolio PKPA
f) Tugas terstruktur dan non struktur
g) Ujian Akhir Profesi Apoteker (ujian komprehensif)

24
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

BAB V

PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

5.1 Silabus Pembelajaran


a. Silabus pembelajaran merupakan rencana kegiatan proses belajar mengajar dalam 1
semester, yang memuat unsur-unsur mata kuliah, kode mata kuliah, bahan ajar mata
kuliah dan kode bahan ajar, serta beban studi masing-masing mata kuliah.
b. Silabus pembelajaran disusun dengan memperhatikan beban studi proporsional per
semester dengan catatan jumlah beban studi keseluruhan adalah 42 sks untuk
keseluruhan 2 (dua) semester pendidikan Profesi Apoteker.
c. Perkuliahan diberikan pada awal semester satu sebagai bekal persiapan untuk
pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker.

5.2 Waktu dan Tempat Pembelajaran

a. Waktu dan tempat pembelajaran disusun dan ditetapkan oleh Program Studi Profesi
Apoteker. Dalam menetapkan waktu dan tempat pembelajaran, PSPA berkoordinasi
dengan tempat praktek kerja (PKPA).
b. Waktu pembelajaran setiap subkompetensi disesuaikan dengan beban studi masing-
masing.
c. Waktu untuk pembelajaran mandiri ditetapkan sendiri oleh mahasiswa.
d. Waktu dan tempat praktek kerja (PKPA) disesuaikan dengan fasilitas dan kesediaan
pengampu di tempat praktek.

5.3. Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu pada paruh semester satu strategi
pembelajaran dilakukan dengan sistem perkuliahan, dan pada paruh semester satu serta
semester dua pembelajaran dilakukan dengan sistem Praktek Kerja Profesi Apoteker.
a. Kurikulum pada perkuliahan semester satu dilaksanakan dengan pendekatan/strategi
SPICES (Student-centered, Problem-based, Integrated, Community-based, Elective/ Early
Cinical Exposure, Systematic).
b. Program pembelajaran harus diupayakan terpusat pada aktivitas mahasiswa antara
lain diskusi, belajar mandiri, self inquiry, seminar, dan cara belajar aktif lainnya yang
sesuai.
c. Program pembelajaran pada paruh semester satu dan semester dua dilaksanakan
dengan sistem praktek yang diampu langsung oleh para praktisi
25
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

d. Program pembelajaran harus diupayakan menggunakan “masalah“ sebagai titik masuk


penguasaan ilmu, keterampilan, perilaku, dan pemicu (trigger) pembelajaran aktif oleh
mahasiswa.

5.4 Model Pembelajaran


Pendekatan dalam pembelajaran Kurikulum Pendidikan Tinggi berbasis capaian
lulusan menggunakan pendekatan SPICES (Haarden, 2000) yaitu Student Centered,
Problem-based, Integrated, Community Oriented, Early Exposure to Clinic and community,
dan Systematic, Objective Structure Clinical Examination. Elaborasi pendekatan ini dalam
Kurikulum PSPA-FKUB dilaksanakan melalui kuliah, tutorial, dan praktek di lapangan,
melalui proses belajar mengajar yang memiliki beberapa karakteristik:
a. Pembelajaran Mahasiswa Aktif (Student Active Learning)
b. Pembelajaran Terintegrasi
c. Pembelajaran Keterampilan (Skill) secara terintegrasi

26
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

BAB VI
EVALUASI KEBERHASILAN

6.1. Ketentuan Umum


a. Kegiatan penilaian kemampuan akademik suatu mata kuliah dilakukan melalui tugas
terstruktur, ujian semester, dan Ujian Akhir Profesi Apoteker yang bersifat
komprehensif.
b. Kegiatan terstruktur dalam kegiatan penilaian kemampuan akademik sesuatu mata
kuliah pada suatu semester dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu
semester.
c. Ujian semester dilaksanakan 2 (dua) kali sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
d. Penilaian melalui ujian semester dan tugas terstruktur dimaksudkan untuk menentukan
nilai akhir (NA) suatu mata kuliah dengan pembobotan tertentu.
e. Evaluasi hasil praktek kerja profesi apoteker (PKPA) dilaksanakan di masing-masing
institusi tempat mahasiswa praktek oleh pembimbing dari institusi terkait dan dosen
pembimbing PKPA melalui pengumpulan laporan.
f. Nilai Akhir (NA) praktek kerja profesi apoteker (PKPA) diperoleh dengan menilai
praktek kerja, softskill, laporan dan tugas terstruktur.
g. Ujian Akhir Profesi Apoteker dilaksanakan di Program Studi Profesi Apoteker FKUB dan
dinilai sesuai dengan ketentuan pembobotan pada bab IV poin 4.5.
h. Mahasiswa yang tingkat kehadiran kuliahnya kurang dari 80% tidak diperkenankan
mengikuti ujian semester.

6.2. Nilai Lulus


a. Penilaian keberhasilan studi mahasiswa untuk setiap mata kuliah didasarkan pada
sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu dengan cara menentukan batas kelulusan.
b. Hasil nilai akhir matakuliah dilakukan oleh masing-masing dosen (atau tim dosen)
dinyatakan dengan huruf Mutu (HM) dan Angka Mutu (AM) seperti pada Tabel 6.1.
c. Pemberian nilai pada setiap kegiatan dapat dilakukan dengan huruf mutu (E – A) yang
kemudian dikonversikan ke Angka Mutu (0 – 4)
1. Nilai akhir bagi mata kuliah yang diasuh oleh lebih satu dosen merupakan nilai
gabungan dari semua dosen yang digabungkan oleh dosen Penanggung Jawab Mata
Kuliah (PJMK).
2. Nilai akhir merupakan gabungan dari nilai : tugas, kuis dan ujian semester. Nilai akhir
ditentukan dengan kriteria pada butir b.
27
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

3. Kelulusan akhir mahasiswa ditentukan oleh hasil Ujian Akhir Profesi Apoteker dan
UKAI.
Tabel 6.1. Nilai Akhir Mata Kuliah
Kisaran Nilai Huruf Mutu Angka Mutu Golongan Kemampuan
> 80,00 – 100 A 4 Sangat Baik
> 75,00 – 80,00 B+ 3,5 Antara Sangat Baik dan Baik
> 69,00 – 75,00 B 3 Baik
> 60,00 – 69,00 C+ 2,5 Antara Baik dan Cukup
> 55,00 – 60,00 C 2 Cukup
> 50,00 – 55,00 D+ 1,5 Antara Cukup dan Kurang
> 44,00 – 50,00 D 1 Kurang
0 – 44,00 E 0 Gagal

6.3. Pembobotan
a. Bobot suatu kegiatan penilaian mata kuliah ditentukan menurut perimbangan materi
kegiatan dengan materi mata kuliah secara keseluruhan dalam satu semester.
b. Perhitungan Nilai Akhir dilakukan dengan memberikan bobot pada setiap kegiatan
perkuliahan dalam semester tersebut menggunakan rumus :
n

 Bt .Nt i i  Bq i .Nq i  Bm.Nm  Ba.Na


NA  i 1
n

 Bt
i 1
i  Bq i  Bm  Ba

Dengan:
Bti adalah bobot nilai tugas terstruktur ke i
Bqi adalah bobot nilai kuis ke i
Bm adalah bobot nilai ujian tengah semester
Ba adalah bobot nilai ujian akhir semester

Nti;Nqi; Nm; Na; Np adalah nilai setiap kegiatan akademik

6.4. Tahapan Evaluasi


a. Kegiatan penilaian kemampuan akademik suatu mata kuliah dilakukan melalui tugas
terstruktur, kuis, dan ujian semester.

28
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

b. Tugas terstruktur dalam kegiatan penilaian kemampuan akademik suatu mata kuliah
dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu semester.
c. Ujian semester dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
d. Penilaian melalui tugas terstruktur, kuis dan ujian semester dimaksudkan untuk
menentukan nilai akhir (NA) dengan pembobotan tertentu.
e. Evaluasi Hasil Belajar Merupakan Proses Asesmen yang dilakukan berturutan : 1)
Pengukuran (Scoring) , 2) Penilaian (Grading), 3) Pengambilan keputusan.
f. Penilaian terhadap praktek kerja profesi dilakukan oleh praktisi di masing-masing
tempat praktek dan dosen pembimbing PKPA.

6.5. Penilaian Hasil


Penilaian hasil belajar mahasiswa terdiri dari beberapa cara:
a. Ujian tulis (format jawaban pilihan ganda dan/atau jawaban kalimat uraian/
penjelasan baik secara manual maupun computerized based test/ CBT)
b. Ujian Praktek Kerja Profesi (laporan/portofolio, pengamatan keterampilan/ perilaku
dan atau ujian lisan)
c. Laporan tugas (tugas baca, tugas seminar dan tugas pembelajaran PBL)
d. Ujian Akhir Profesi Apoteker (hasil penelusuran pustaka, ujian secara lisan dan
pengamatan keterampilan pada saat melakukan ujian praktek)

Semua hasil belajar mahasiswa dalam kurikulum (KHS dan Transkrip Akademik),
ko kurikulum dan ekstra kurikulum akan dikumpulkan dalam suatu sistem portofolio
mahasiswa secara mandiri dibimbing dosen wali dan dokumen ini akan digunakan dalam
sidang yudisium kelulusan dan dapat menjadi berkas kelengkapan lulusan dalam proses
melamar pekerjaan.

6.6. Predikat Kelulusan


a. Predikat Kelulusan Program Studi Profesi Apoteker FKUB yang terdiri atas 3 tingkat,
yaitu :
1. IPK 3,00 – 3,50 : Lulus dengan predikat “Memuaskan”
2. IPK 3,51 – 3,75 : Lulus dengan predikat “Sangat Memuaskan”
3. IPK >3,75 : Lulus dengan predikat “Dengan Pujian”
b. Predikat Kelulusan “Dengan Pujian” ditentukan dengan harus memenuhi seluruh
pesyaratan yang meliputi masa studi, IPK, dan nilai minimal seperti pada Tabel 6.2

29
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

Tabel 6.2. Persyaratan Predikat Kelulusan dengan Predikat “Dengan Pujian”

Uraian Kriteria

Masa Studi 1 tahun


IPK >3,75
Nilai Minimal ≥B

6.7. Plagiat
Berdasarkan Permendiknas nomor 17 tahun 2010, plagiat adalah perbuatan secara
sengaja atau tidak sengaja dengan memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai
untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya
ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara
tepat dan memadai. Yang dimaksud dengan plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau
informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan
dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai
b. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data
dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan
kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai
c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan
sumber secara memadai
d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata
dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber
secara memadai
e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh
pihak lain sebagai karya ilmiah tanpa menyatakan sumber secara memadai

Plagiator di perguruan tinggi adalah:

a. Satu atau lebih mahasiswa


b. Satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan atau;
c. Satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan bersama satu atau lebih
mahasiswa.
Penanganan tindakan plagiasi dilakukan sesuai dengan Peraturan Rektor Universitas
Brawijaya No. 37/PER/2016 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di
Universitas Brawijaya. Sedangkan sanksi yang diberikan disesuaikan dengan sanksi pada

30
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan,
secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas :

a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
d. Pembatalan nilai satu atau beberapa matakuliah yang diperoleh mahasiswa
e. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; atau
g. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program

31
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

BAB VII
PENUNJANG KEBERHASILAN STUDI

7.1. Ujian Perbaikan

a. Ujian Perbaikan ditujukan untuk memperbaiki nilai akhir suatu mata kuliah yang sudah
pernah ditempuh pada satu periode pendidikan yang sama.
b. Ujian Perbaikan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan
c. Ujian Perbaikan diperuntukkan bagi mahasiswa dengan nilai setinggi-tingginya C+ pada
mata kuliah dimana akan dilakukan Ujian Perbaikan.
d. Nilai maksimal yang diperoleh setelah melakukan ujian perbaikan adalah B
e. Ada tidaknya penyelenggaraan Ujian Perbaikan diserahkan kepada kebijakan PJMK
(Penanggung Jawab Mata Kuliah)
f. Ujian Perbaikan untuk Ujian Akhir Profesi Apoteker dapat dilaksanakan sesuai dengan
ketetentuan pada bab IV poin 4.5.

7.2. Ujian Susulan


Ujian susulan dapat diselenggarakan berdasarkan ketentuan masing-masing
Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK) dan diperuntukkan bagi mahasiswa yang
memenuhi salah satu syarat berikut:
a. Sakit dengan surat keterangan dokter (asli)
b. Alasan lain yang dapat diterima (dengan persetujuan Ketua Program Studi)

7.3 Ujian Khusus


Ujian khusus merupakan ujian tambahan yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang
akan mengikuti Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Telah menyelesaikan seluruh kegiatan akademik baik perkuliahan, PKPA ataupun Ujian
Akhir Profesi Apoteker dalam waktu maksimal 4 (empat) semester diluar cuti akademik.
2. Memiliki nilai IPK < 3,00
3. Jumlah SKS mata kuliah yang memiliki nilai D dan D+ > 10% (sepuluh persen) dari total
SKS mata kuliah yang diambil.
Ujian khusus dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Ujian khusus hanya dilakukan satu kali untuk satu mata kuliah
2. NIlai maksimal yang diperoleh setelah mengikuti ujian khusus adalah B.
3. Biaya untuk mengikuti Ujian Khusus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
32
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

7.4. Pelatihan UKAI


a. Pelatihan UKAI dilaksanakan untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi UKAI dan
diberikan dalam bentuk kegiatan try out internal UKAI
b. Try out internal UKAI dilaksanakan 1 kali dalam setahun menjelang pelaksanaan UKAI
c. Try out internal UKAI dilaksanakan oleh kepanitiaan yang diketuai oleh koordinator
IBA (Item Bank Administrator) institusi
d. Mahasiswa peserta try out internal UKAI harus memenuhi persyaratan yaitu :
1. Telah lulus semua mata kuliah termasuk Ujian Akhir Profesi Apoteker
2. Berstatus mahasiswa aktif

7.5. Kepenasehatan Akademik


a. Program Studi menetapkan sejumlah Dosen sebagai Penasehat Akademik bagi
mahasiswa.
b. Penasehat akademik ( PA ) bertugas :
1) Memberikan informasi tentang pemanfaatan saranan dan prasarana penunjang
kegiatan akademik dan non akademik
2) Membantu mahasiswa dalam mengatasi masalah-masalah akademik
3) Membantu mahasiswa dalam mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik
4) Memberi rekomendasi tentang tingkat keberhasilan belajar mahasiswa untuk
keperluan tertentu
5) Membantu mahasiswa mengembangkan wawasan belajar keilmuan secara
mandiri
6) Pada saat registrasi akademik setiap awal semester, PA berkewajiban
melakukan :
a. Menetapkan kebenaran jumlah kredit yang diambil dalam Kartu rencana
studinya (KRS) berdasarkan hasil studi sebelumnya (KHS)
b. Memberikan persetujuan terhadap studi semester yang direncanakan
oleh mahasiswa
c. Kegiatan bimbingan akademik wajib dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali
persemester.
d. Penasehat akademik harus benar-benar menguasai peraturan akademik, sistem
pendidikan, sistem evaluasi hasil belajar agar mampu membantu mahasiswa secara
maksimal dalam menentukan beban dan prioritas mata kuliah yang perlu diambil

33
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

untuk semester berikutnya agar efektif mengikuti pembelajaran pada setiap


semester.
e. Administrasi kepenasehatan akademik diatur melalui sejumlah daftar dan kartu yang
harus dipahami Penasehat Akademik, masing-masing ;
1) Daftar :
 Daftar nama mahasiswa
 Daftar Hadir mahasiswa
 Daftar Nilai Ujian
2) Kartu :
 Kartu Rencana Studi (KRS), dikeluarkan oleh Program Studi, mencatat semua
matakuliah yang diprogramkan mahasiswa pada masing-masing semester.
 Kartu hasil Studi (KHS) dikeluarkan oleh Program Studi, mencatat Nilai yang
diperoleh mahasiswa bagi mata kuliah yang di program dalam KRS.
3) Program Studi berhak mengesahkan kartu Hasil Studi dan menetapkan Kartu
Rencana Studi untuk semester berikutnya
4) Kepenasehatan akademik dibawah koordinasi Wakil Dekan I Bidang Akademik.

7.6. Bimbingan Konseling


a. Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan secara sistimatis dan intensif
kepada mahasiswa dalam rangka pengembangan pribadi, sosial, studi , dan karir, demi
masa depannya.
b. Bimbingan Konseling diberikan oleh Konselor yang mempunyai keahlian dibidangnya
dalam satu unit Bimbingan Konseling Fakultas
c. Pengajuan untuk Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan oleh mahasiswa
bersangkutan ataupun penasehat akademik kepada konselor yang ada dalam tim
Fakultas dengan sepengetahuan Ketua Program Studi dan Jurusan.

7.7 Program Bimbingan untuk mahasiswa Re-taker


Program bimbingan yang diberikan oleh tim dosen PSPA dalam rangka membantu
mahasiswa yang tidak lulus UKAI. Mahasiswa yang tidak lulus UKAI diwajibkan untuk
membayar biaya pendidikan 1 (satu) semester agar status mahasiswa menjadi aktif dan
dapat mengikuti UKAI selanjutnya. Selama kurun waktu 1 (satu) semester tersebut
mahasiswa berhak :
1. Mendapatkan bimbingan persiapan UKAI yang dibagi menjadi tiga bidang yaitu CS
(Clinical Sciences) dengan bobot 2 (dua) SKS, PS (Pharmaceutical Sciences) dengan bobot
34
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

1 (satu) SKS dan SBA (Social/ Behaviour/ Administrative Sciences) dengan bobot 1 (satu)
SKS.
2. Mengikui try out internal UKAI
3. Mengikuti UKAI periode selanjutnya
Setiap mahasiswa boleh mengikuti program re-taker maksimal sebanyak 2 (dua) kali.

35
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

BAB VIII
PENUTUP

1. Pedoman Pendidikan Program Studi Profesi Apoteker tahun akademik 2018/2019 ini
berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, Pedoman Pendidikan ini akan ditinjau kembali dan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Pendidikan Program Studi Profesi Apoteker
tahun akademik 2018/2019 ini, akan diatur tersendiri sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

36
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

SILABUS

1. Farmakoterapi Terapan (Kode : DEB 71001, 2 SKS)


Deskripsi:
Mata kuliah ini mempelajari mengenai peran apoteker dalam melaksanakan pekerjaan
kefarmasian bidang farmasi klinik, mempelajari cara penelusuran EBM (evidence based
medicine), spesialite obat dan alat kesehatan, mempelajari contoh analisis kasus,
mempelajari farmakokinetika terapan, cara pengisian rekam medis pasien, serta cara
berkomunikasi dengan sejawat, health care proffesional, maupun dengan pasien atau
keluarga pasien.
Pustaka:
1. Bauer LA. 2008. Applied Clinical Pharmacokinetics. 2nd Ed. The McGraw-Hill
Companies, Inc. New York.
2. British National Formulatorium (BNF). 61th Ed. 2010. BMJ Publishing Group.
3. Cannon SJ, Young LL & Kramer E. 2007. Evidence-Based Pharmacotherapy. The
American Pharmacists Association. Washington.
4. Chiquette E & Posey M. 2008. Evidence-Based Medicine in Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach. 7th Ed. eds D Joseph, T Robert, Y Gary, M Gary, W Barbara
& P Michael. The McGraw-Hill Companies, Inc. New York.
5. Dipiro JT, Spruill WJ, Wade WE, Blouin RA & Pruemer JM. 2005. Concepts in Clinical
Pharmacokinetics. 4th Ed. American Society of Health-System Pharmacists, Inc.,
Bethesda.
6. Heneghan C & Badenoch D. 2002. Evidence Based Medicine Toolkit. BMJ Books.
London.
7. Jambhekar SS & Breen PJ. 2009. Basic Pharmacokinetics. Pharmaceutical Press.
London.
8. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Standar Kompetensi Dokter. Jakarta.
9. Kunnamo I. 2005. Evidence-Based Medicine Guidelines. John Wiley & Sons Ltd.
Helsinki.
10. Mackinnon GE & Mackinnon NJ. 2008. Documentation of Pharmacy Services in
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. 7th Ed. eds D Joseph, T Robert, Y
Gary, M Gary, W Barbara & P Michael. The McGraw-Hill Companies, Inc. New York.
11. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009.
12. Rescigno A. 2004. Foundations of Pharmacokinetics. Kluwer Academic Publishers
New York.

37
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

13. Rowland M & Tozer TN. 1995. Clinical Pharmacokinetics Concepts and Applications.
3rd Ed. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
14. Shargel & Andrew. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. 2nd Ed.
Airlangga University Press. Surabaya.

2. Pelayanan Farmasi Komunitas (Kode : DEB 71002, 2 SKS)


Deskripsi:
Mata kuliah yang mempelajari tentang etika dan perundang-undangan kefarmasian,
identifikasi masalah terkait obat, swamedikasi, pelayanan resep di apotek, pelayanan
resep di puskesmas, dan komunikasi informasi edukasi.
Pustaka:
Sifat mata kuliah ini adalah komprehensif sehingga semua referensi yang digunakan
pada mata kuliah lain dalam ruang lingkup Farmasi Komunitas dapat digunakan.

3. Manajemen Farmasi Rumah Sakit (Kode : DEB 71003, 2 SKS)


Deskripsi :
Mata kuliah ini mempelajari mengenai manajemen farmasi dan pelayanan kefarmasian
klinik di rumah sakit. Materi pada mata kuiah ini meliputi regulasi obat, sumber daya
kefarmasian, administrasi obat di rumah sakit, manajemen pengelolaan sediaan farmasi
terkait perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pengendalian, distribusi, penarikan dan
pemusnahan, serta pelayanan kefarmasian klinik dalam bidang pengkajian dan
pelayanan resep, rekonsiliasi obat, konseling, monitoring efek samping, dispensing
sediaan steril dan sitostatika.
Pustaka:
1. Brown, T.R., 1992, Institutional Pharmacy Practice 3rd Ed, ASHP
2. Harlina, 2000, Manajemen Pengendalian dan Pengembangan di Rumah Sakit, MMF,
Yogyakarta.
3. Quick, D. (ED), 1997, Managing Drug Supply 2nd Ed, Kumarian Press, USA
4. Santoso, B. dkk, 1999, Manajemen Obat Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran UGM,
Yogyakarta.

4. Manajemen Kefarmasian Komunitas dan Akuntansi Apotek (Kode: 71004, 2 SKS)


Deskripsi:
Mata kuliah ini mempelajari tentang konsep manajemen pada farmasi komunitas yang
meliputi manajemen sumber daya manusia, manajemen persediaan barang, manajemen

38
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

pemasaran dan pengelolaan, penataan layout, manajemen praktek kefarmasian,


manajemen keuangan dan laporan keuangan, prosedur pemberian harga dan
perpajakan, pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran transaksi, akuntansi apotek
(pembelian dan penjualan) dan jurnal khusus dan buku tambahan
Pustaka:
1. Andrew M., 2004. Managing Pharmacy Practice, Principles, Strategies and Systems,
CRS Press, USA.
2. Anonim, 1990, Keputusan menteri kesehatan no 347/MenKes/SK/VII/1990, tentang obat
wajib Apotek, Depkes RI, Jakarta

3. Anonim, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan No 922/MenKes/per/X/1993, tentang


ketentuan dan tata cara pemberian ijin Apotek, DepKes RI, Jakarta

4. Anonim, 2002, Keputusan Kesehatan RI No 1332/MenKes/SK/X/2002 tentang perubahan


atas perubahan atas peraturan MenKes RI tentang ketentuan dan tata cara pemberian ijin
Apotek, DepKes RI, Jakarta

5. Anonim, 2004, Keputusan MenKes RI No 1027/MenKes/SK/IX/2004 tentang standar


Pelayanan Farmasi di Apotek, DepKes RI, Jakarta

6. Dessele, P., Shane, Z., David, P., 2005, Pharmacy Management Assentials for All
Practice Setting, The McGraww-Hill Compony, USA
7. Seto,S., 2001, Manajemen Apotek, Airlangga University Press, Surabaya
8. Quick, J.D., Rankin, J.R, Laing, R.O., O’Connor.R.W., 1997, Managing Drug Supply, second
edition, Kumarin Press, West Harford, USA
9. Steven B., 2005. Pharmacy Business Management. Pharmaceutical Press, USA
10. Umar, M., 2005, Manajemen Apotek Praktis, Ar-rahman, Solo

5. Manajemen Farmasi Industri (Kode : 71005, 2 SKS)


Deskripsi:
Mata kuliah ini mempelajari penerapan aspek-aspek cara pembuatan obat yang baik dan
sistem manajemen mutu di Industri Farmasi. Beberapa topik yang akan dipelajari oleh
mahasiswa adalah overview industri farmasi dan CPOB secara umum, manajemen mutu,
kualifikasi dan validasi, personalia dan manajemen organisasi, leadership, bangunan
dan fasilitas, peralatasan dan kalibrasi, sanitasi dan hygiene, produksi non steril,
produksi steril, pengawasan mutu, dokumentasi, inspeksi diri, audit mutu dan
persetujuan pemasok, penanganan lekuhan terhadap produk dan penarikan kembali,
regulasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, pharmacovigilance, supply chain,
distribusi sediaan farmasi, quality risk management, product development dan registrasi.
39
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

Pustaka:
1. Agalloco J., Carleton, F. J., 2008. Validation of Pharmaceutical Processes, , Informa
Healthcare
2. Priyambodo, B., 2007. Manajemen Farmasi dan Industri, , Global Pustaka Utama,
Yogyakarta
3. World Health Organization, Basic Principles of GMP: Qualification and Validation,
Jan 2006
4. Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012, Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)

6. Praktek Kerja Profesi Apoteker Apotek (Kode: DEB 71006, 4 SKS)


Deskripsi :
Mata kuliah ini memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktek
kerja di apotek selama 4 minggu. Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi/ perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat. Selain sebagai sarana praktek Apoteker, apotek dapat
digunakan oleh apoteker sebagai sarana dalam mengembangkan ilmu kewirausahaan.
Apotek merupakan tempat atau terminal distribusi obat perbekalan farmasi yang
dikelola oleh apoteker sesuai standar dan etika kefarmasian. Seorang apoteker
bertanggungjawab atas pengelolaan apotek mulai dari perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, distribusi, evaluasi dan pelaporan perbekalan kefarmasian. Dengan
adanya tanggungjawab dari apoteker ini diharapkan pelayanan obat oleh apoteker di
apotek terjamin keamanan perbekalan kefarmasian baik dari segi kualitas maupun
kuatitasnya.
Kemampuan akhir yang diharapkan setelah PKPA di Apotek adalah mahasiswa mampu
membuat keputusan profesi pada pekerjaan kefarmasian di apotek berdasarkan ilmu
pengetahuan, standar praktek kefarmasian, perundang-undangan yang berlaku dan
etika profesi farmasi, mampu mempraktekkan asuhan kefarmasian agar tercapai tujuan
terapi bagi pasien, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien, karyawan
apotek dan tenaga kesehatan lainnya, mampu menyusun rencana pengelolaan
perbekalan farmasi dan alat kesehatan, keuangan, pengembangan sumber daya manusia
dan bisnis.. mampu menyusun rencana pengembangan praktek kefarmasian yang
berorientasi pada layanan kefarmasian, mampu berkontribusi dalam upaya preventif
dan promotif kesehatan masyarakat.
Pustaka :

40
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

1. Gennaro, A.R., 1995, Remington: The Science and Practice of Pharmacy, 19th ed., Mac
Publishing Company; USA.;
2. ASHP. 1983, Basic Skills in Clinical Pharmacy Practice
3. Walker R., and Edwards C., 1999, Clinical Pharmacy and Therapeutics, 2nd ed., Churchill
Livingstone, Edinburgh;
4. Rovers J.P., et al., 1998, A Practical Guide to Pharmaceutical Care, American
Pharmaceutical Assoaciation, Washington DC;
5. Speight, T.M., and Holford, N.H.G., 1997, Avery’s Drug Treatment, 4th ed., Adis
International, Auckland

7. Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri (Kode : DEB 71007, 7 SKS)


Deskripsi :
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) adalah salah satu proses pembelajaran yang
menggunakan metode praktek. Mahasiswa akan berpraktek di bidang pekerjaan
kefarmasian, dalam hal ini adalah bidang industri farmasi. Mahasiswa akan terlibat
secara langsung pekerjaan kefarmasian di perusahaan yang memproduksi produk obat,
obat tradisional, dan/atau kosmetik. Pembelajaran PKPA ini dilaksanakan dengan
strategi pembelajaran aktif secara mandiri (self-directed active experiential learning) di
tempat praktek dengan bimbingan oleh seorang apoteker yang bekerja di tempat
tersebut (preceptor) dan menerima tugas serta arahan selama 40 hari minggu. Selama
PKPA mahasiwa mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di
industri, memahami konsep sistem mutu (quality system) dan penjaminan mutu (quality
assurance). Mahasiswa akan berkesempatan untuk mempelajari penerapan praktis Good
Manufacturing Practice (CPOB, CPOTB, dan/atau CPKB). Mahasiswa akan memperoleh
gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di industri dan
penyelesainnya.
Pustaka :
1. Keputusan Majelis Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia Nomor:
13/APTFI/MA/2010 tentang: Standar Praktek Kerja Profesi Apoteker
2. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia Tahun 2016, Ikatan Apoteker Indonesia dan
Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia

8. Praktek Kerja Profesi Apoteker Dinas Kesehatan dan Puskesmas (Kode : DEB
72008, 3 SKS)
Deskripsi :

41
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

PKPA dilakukan di beberapa instansi, termasuk instansi pemerintah yaitu Dinas


Kesehatan dan Puskesmas. PKPA di Dinas Kesehatan dan Instalasi Farmasi dilakukan
untuk dapat mengetahui tugas pokok, fungsi dan kewenangan profesi apoteker pada
pos-pos strategis di instansi pemerintah. Selama melakukan PKP di Dinas Kesehatan dan
Instalasi Farmasi, mahasiswa mempelajari tentang Peraturan perundang-undangan
berkaitan dengan peran/fungsi Dinas Kesehatan, Instalasi Farmasi dan Puskesmas,
Manajemen SDM Dinkes dan Puskesmas, Manajemen Keuangan, Manajemen Keuangan,
Manajemen Persediaan Obat dan Perbekalan Farmasi di Dinkes dan Instalasi Farmasi,
serta Manajemen Informasi.
Pustaka :
1. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
2. UU Kesehatan
3. PP No. 51 tentang Pelayanan Kefarmasian

9. PKPA Rumah Sakit (Kode : DEB 72009, 11 SKS)


Deskripsi:
Aktifitas mahasiswa dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA); Instalasi Rawat Jalan
(IRJA), Unit Pelayanan Farmasi (UPF) IRNA dan IRJA, Instalasi Gawat Darurat (IGD), OK
Sentral dan gudang farmasi. Aktifitas yang dilakukan mahasiswa meliputi tutorial,
penyusunan makalah, konseling kepada pasien, dan penyuluhan. Materi yang dibahas
dalam aktivitas tersebut adalah analisis perencanaan dan pengadaan perbekalan
farmasi, sistem distribusi obat di RS, analisis kepuasan pelayanan farmasi, analisis biaya
perbekalan farmasi, Pelayanan Informasi Obat (PIO), Promosi Kesehatan di RS (PKRS),
kajian Drug Utility Review, kajian resep, melakukan pencacatan dalam dokumentasi
rekam medis, dokumentasi penggunaan antibiotika, dan dokumentasi Monitoring Efek
Samping Obat (MESO).
Pustaka :
1. KEPUTUSAN MAJELIS ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI FARMASI INDONESIA Nomor:
13/APTFI/MA/2010 tentang: STANDAR PRAKTIK KEJA PROFESI APOTEKER
2. Standar Pendidikan Profesi Apoteker Indonesia.

10. Interprofesional Education (IPE) (Kode : DEB 72010, 1 SKS)


Deskripsi :
Mata kuliah dimana mahasiswa dapat menerapkan dan melakukan interprofesional
collaborative service pada saat melakukan pekerjaan kefarmasian bidang klinis.

42
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

Pustaka :
1. Chan A, Wood V. Preparing tomorrow’s healthcare providers for interprofessional
collaborative patient-centred practice today. UBC Medical Journal. 2010:22-4.
2. Barr H. Interprofessional education: Today, yesterday and tomorrow. London:
Learning and Teaching support Network: Centre for Health Sciences and Practice, 2002.
3. World Health Organization (WHO). 2010. Framework for Action on Interprofessional
Education & collaborative Practice. Geneva: WHO, department of human resources
for health.
4. Barr H, Helme M, D'Avray L. Developing Interprofessional Education in health and
social care courses in the United Kingdom: A Progress Report. London: Higher
Education Academy, Health Sciences and Practice Subject Centre, 2011.
11. Ujian Akhir Profesi Apoteker (Kode : DEB 72011, 1 SKS)
Deskripsi :
Merupakan ujian akhir apoteker yang bertujuan mengukur kemampuan calon Apoteker
dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian untuk
melaksanakan tugas dan fungsi apoteker baik dalam bidang farmasi klinis dan
komunitas maupun farmasi industri sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan.
Pustaka :
1. Aulton, Michael E., Taylor, Kevin M.G., 2013, Aulton’s Pharmaceutics : The Design and
Manufactureof Medicines 4th ed, Churchill Livingstone
2. Lachman, L., H.A. Liberman, J.L. Kanig, The Theory and Practice of Industrial
Pharmacy, 3rd ed, Lea & Febiger, Philadelphia, 1986.
3. Lund, Walter, 1994, The Pharmaceutical Codex, London : The Pharmaceutical Press
4. Rowe, RC. dan Shesky, PJ., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th Ed,
Pharmaceutical Press
5. Swarbrick, J., 2007, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Informa
Healthcare,USA
6. Jones, D., 2008, Pharmaceutics-Dosage Form and Design, Pharmaceutical Press, USA
7. Allen, L.V., Popovich, N.G., Ansel, H.C., 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms
and Drug Delivery Systems, Lippincots William & Wikins, Philadelphia.
8. GS Banker GS, CT Rhodes, 1996, Modern Pharmaceutics, Marcel Dekker.
9. GS Banker, CT Rhodes, 1995, Modern Pharmaceutics 3rd Ed, Marcel Dekker.
10. NA Halls, 1994, Achieving sterility in Medical and Pharmaceutical Products 1st Ed,
Marcel Dekker.

43
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

SILABUS MATA KULIAH PILIHAN (MKP)


1. Nutrisi Parenteral ( Kode: DEB 71012, 2 SKS)
Deskripsi :
Mata kuliah ini mempelajari mengenai pelayanan nutrisi parenteral di rumah sakit.
Materi pada mata kuliah ini meliputi regulasi dan definisi nutrisi parenteral, peran
farmasis dalam pemberiannya, indikasi, kontraindikasi, komplikasi, waktu pemberian,
metode pemberian, jumlah dan komposisi kebutuhan, cara pencampuran serta
monitoring pemberian nutrisi parenteral.
Pustaka :
1. Staci Nix. Basic Nutrition & Diet Therapy. Elseview/Mosby. Current Edition.
2. B. Other Manual of Clinical Dietetics. American Dietetic Association. Deutsch. New
Nuts Among the Berries.
3. Williams and Worthington. Nutrition Through the Life Cycle. Yetiv. Popular
Nutritional Practices. Recmmended Dietary Allowances. National Research Council.
Current Edition.

2. Distribusi Sediaan Obat dan Alat Kesehatan ( Kode: DEB 72013, 2 SKS)
Deskripsi :
Mata kuliah ini mempelajari mengenai peranan apoteker dalam melaksanakan
pekerjaan kefarmasian khususnya dalam proses distribusi obat dan alkes dimulai dari
industri sampai ke konsumen/pasien. Beberapa topik yang dipelajari diantaranya
adalah proses distribusi obat yang baik (CDOB) di industri, sistem distribusi obat/alkes
di pedagang besar farmasi (PBF) dan peran apoteker di PBF, sistem distribusi
obat/alkes di pemerintahan (dinas kesehatan dan puskesmas), peran apoteker di dinas
kesehatan dalam distribusi vaksin untuk mensukseskan program pemerintah.
Pustaka :
1. Rob Whewell, Supply chain in the pharmaceutical industry, Gowe ,2010
2. Hedley Rees, Supply chain management in the drug industry, Wiley, 2011
3. Pemasaran Farmasi ( Kode: DEB 72014, 2 SKS)
Deskripsi :
Mata kuliah ini mempelajari tentang konsep pemasaran, promosi, penawaran pasar
sepanjang masa hidup produk, analisis pasar dan perilaku konsumen, membangun
kepuasan nilai dan loyalitas pelanggan, pemasaran jasa, dan social marketing.
Pustaka :

44
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

1. Kotler, P., Keller, K. L., 2012. Marketing Management 14th edition. New Jersey:
Prentice Hall.

4. Validasi di Industri Farmasi ( Kode: DEB 72015, 2 SKS)


Deskripsi :
Merupakan mata kuliah pilihan yang memberikan pengetahuan kepada mahasiswa
mengenai prinsip validasi, kalibrasi, verifikasi dan kualifikasi serta prinsip pelaksanaan
beberapa proses validasi yang dilakukan di Industri Farmasi. Beberapa topik yang
dipelajari meliputi kualifikasi peralatan dan sarana penunjang, validasi metode analisa
bahan baku dan sediaan, validasi proses produksi, validasi proses pengemasan, validasi
proses pembersihan serta kualifikasi sterilizer dan validasi proses sterilisasi.
Pustaka :
1. U.S. Dept of Health and Human Services Food and Drug Administration, 2011, Guidance
for Industry Process Validation : General Principles and Practices
2. Agalloco J., Carleton,F.J., 2008, Validation of Pharmaceutical Processes, Informa
Healthcare
3. Priyambodo, B., 2007, Manajemen Farmasi dan Industri, Global Pustaka Utama,
Yogyakarta
4. Nash, R.A., Wachter, A.H., 2003, Pharmaceutical Process Validation, Marcel Dekker,
Inc.
5. World Health Organization, Basic Principles of GMP: Qualification and Validation,
Jan 2006.
6. Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012, Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
7. Huber, L., 2009, Analytical Instrument Qualification and System Validation, Agilent
Technologies Printed in Germany

5. Pengembangan Obat Bahan Alam (Kode: DEB 72016, 2 SKS)


Deskripsi :
Mata kuliah ini mempelajari tentang proses produksi dan kontrol kualitas obat bahan
alam,dan arah pengembangan obat bahan alam. Materi pada mata kuliah ini meliputi
CPOTB, mutu dan kualitas obat bahan alam dan arah pengembangan obat bahan alam.
Pustaka :
1. WHO. 2004. WHO Guidelines on Safety Monitoring of Herbal Medicines in
Pharmacovigilance Systems. Geneva.
2. WHO. 2000. General Guidelines for Methodologies on Research and Evaluation of
Traditional Medicine. Geneva.

45
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019

3. WHO. 2003. WHO Guidelines on Good Agricultural and Collection Practices (Gacp)
for Medicinal Plants. Geneva.
4. WHO. 2007. WHO Guidelines on Good Manufacturing Practices (GMP) for Herbal
Medicines. Geneva.
5. WHO. 2007. Who Guidelines for Assessing Quality of Herbal Medicines with
Reference to Contaminants and Residues.
6. BPOM. 2005. Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik. Jakarta.
7. Handa, S., et al (Eds). 2008. Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic
Plants

6. Leadership dalam Praktek Kefarmasian (Kode: DEB 72017, 2 SKS)


Deskripsi :
Mata kuliah yang bertujuan melatih jiwa kepemimpinan mahasiswa baik secara
umum maupun khusus dalam praktek kefarmasian.
Pustaka :
Yukl, Gary, 1989, Leadership in Organization, Prentice Hall Inc.
Hersey, Blanchard, 1986, Manajemen Perilaku Organisasi, Erlangga
Thoha, Miftah, 1983, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Rajawali Press.

46

Anda mungkin juga menyukai