PEDOMAN PENDIDIKAN
Profesi Apoteker
Tahun Akademik 2018/2019
i
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
Pedoman Pendidikan
Program Profesi Apoteker
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
ttd
ttd
ii
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
KATA PENGANTAR
Dekan FKUB
Ttd.
iii
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
HALAMAN UNTUK SK
iv
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
HALAMAN UNTUK SK
v
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Sejarah .......................................................................................................... 1
1.2 Perkembangan Bidang Akademik .................................................................. 1
vi
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
Tanggal Kegiatan
06 – 30 Juni 2017 Pengumuman Pendaftaran Gelombang I
01 – 05 Juli 2017 Seleksi Administrasi Gelombang I
07 Juli 2017 Pengumuman Penerimaan Gelombang I
17 – 21 Juli 2017 Daftar Ulang
10 Juli – 18 Agustus 2017 Pengumuman Pendaftaran Gelombang II
21 Agustus 2017 Seleksi Administrasi Gelombang II
22 Agustus 2017 Pengumuman Penerimaan Gelombang II
23 – 25 Agustus 2017 Daftar Ulang
28 Agustus 2017 Perkuliahan PSPA (Program Studi Profesi Apoteker)
vii
PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
viii
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah
Apoteker merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran penting dalam
usaha meningkatkan keluaran terapi dan secara umum meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Peningkatan peran dan fungsi apoteker baik secara kualitas maupun kuantitas
sangat diperlukan karena kebutuhan akan Apoteker di Indonesia tidak akan berhenti. Saat
ini rasio apoteker : penduduk adalah 1 : 4900 maka pada saat ini masih diperlukan
tambahan sekitar 207.000 orang apoteker. Universitas Brawijaya sebagai salah satu
perguruan tinggi yang telah memiliki program pendidikan S-1 Farmasi pada Fakultas
Kedokteran terpanggil untuk memenuhi kebutuhan apoteker di Indonesia. Kelompok kerja
pada Program Studi S-1 Farmasi bertugas membuat dan menyusun proposal pembukaan
program studi profesi apoteker (PSPA) pada Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Program Studi Profesi Apoteker secara resmi dibuka atas dasar Surat Keputusan Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 243/KPT/I/2016
tentang Pembukaan Program Studi Apoteker Program Profesi pada Universitas Brawijaya di
Kota Malang.
1
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
A.
VISI, MISI DAN TUJUAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Visi Universitas
Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif
dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
2
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
Visi Fakultas
Menjadi institusi pendidikan kedokteran dan ilmu kesehatan yang terkemuka dan bertaraf
Internasional.
Misi Fakultas
Merintis pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang kedokteran
dan ilmu kesehatan terkini serta bermutu.
Nilai
F : Futuristik
K : Komitmen dan Kebersamaan
U : Unggul
B : Berdedikasi dan Berjiwa Entrepreneur
Tujuan
1. Tercapainya hasil penyelenggaraan Fakultas di bidang Pendidikan Tinggi berupa lulusan
yang beriman, bertaqwa, berakhlak terpuji, berwawasan Kedaruratan Medik, dan
memiliki profesionalisme untuk mampu bersaing dalam skala nasional maupun
internasional.
2. Tercapainya hasil penyelenggaraan Fakultas di bidang Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat berupa Riset dan Karya Ilmiah di bidang Ilmu-Ilmu Kesehatan
terkini untuk dimanfaatkan bagi pengembangan ilmu, pendidikan serta pelayanan
kepada masyarakat yang menjadi stakeholders nya.
3. Tercapainya hasil pengembangan Organisasi dan Manajemen Fakultas berupa struktur
organisasi dan tata kelola yang lebih otonom, sehat, berbasis Teknologi Informasi, dan
menjadi institusi yang memiliki daya saing nasional yang tinggi.
4. Terjalinnya kerjasama pengembangan insitusional, pendidikan, dan penelitian baik pada
tingkat regional, nasional, maupun pada tingkat internasional untuk mempercepat
pencapaian visi/misi.
3
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
4
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
5
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
BAB III
6
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
BAB IV
SISTEM PENDIDIKAN
PELAYANAN FARMASI
BERORIENTASI PASIEN
7
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
4.2. Kompetensi
4.2.1. Batasan dan Elemen Kompetensi
Menurut SK Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang sebagai syarat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu. Kompetensi hasil didik suatu program studi terdiri atas:
Kompetensi utama
Kompetensi pendukung
Kompetensi lain yang bersifat khusus dan berhubungan dengan kompetensi utama
8
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
9
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
merupakan capaian tertinggi dari suatu pembelajaran dan menjadi kepentingan dari
sudut pandang mahasiswa, bukan dosen. Perumusannya dapat berupa pernyataan
tentang pengetahuan (knowledge), keahlian (skills), atau perilaku/sikap (attitudes) yang
dibutuhkan. Terdapat dua jenis capaian lulusan yang biasa digunakan:
1. Capaian lulusan Umum: merupakan deskripsi kualifikasi afektif yang mencakup
ketakwaan kepada Tuhan YME, penumbuhan jiwa nasionalisme dan kebangsaan,
kepedulian terhadap pembangunan bangsa dan pelestarian lingkungan, pemahaman
tentang kemanusiaan dan keberagaman
2. Capaian lulusan Spesifik: merupakan deskripsi kualifikasi kognitif dan psikomotorik
yang mencakup capaian keilmuan, keahlian dan keterampilan pada bidang keahlian
atau pekerjaan tertentu.
Capaian lulusan spesifik pada Program Studi Profesi Apoteker FKUB terdapat dalam
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Capaian lulusan Spesifik Program Studi Profesi Apoteker FKUB
Capaian lulusan Deskripsi Bahan Kajian Mata Kuliah
Mampu membuat 1. mampu 1. Farmakoterapi 1. Farmakoterapi
penatalaksanaan melakukan 2. Manajemen terapan
terapi secara praktik Farmasi Rumah 2. Manajemen
profesional dan etis kefarmasian Sakit Farmasi rumah
dengan obat modern secara profesional sakit
dan tradisional untuk dan etik 3. PKP Rumah Sakit
berbagai macam 2. mampu 4. Interprofessional
penyakit (terutama menyelesaikan Education
dengan tingkat kasus medis dasar 5. Ujian Akhir Profesi
prevalensi tinggi di antara lain pada Apoteker
Indonesia). kasus medis dasar, 6. Nutrisi Parenteral
antara lain
penyakit dalam,
bedah, kesehatan
anak, kandungan
dan kebidanan.
3. mampu
menyelesaikan
masalah terkait
penggunaan
sediaan farmasi
4. mampu
melakukan
dispensing
sediaan farmasi
dan alat kesehatan
5. mampu mengelola
sediaan farmasi
dan alat kesehatan
sesuai aturan yang
10
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
berlaku.
6. mampu
berkontribusi
dalam upaya
preventif dan
promosi
kesehatan
masyarakat
7. mampu
mengembangkan
ilmu pengetahuan
dan teknologi
kefarmasian
8. mampu
menyelesaikan
masalah
kesehatan dengan
pendekatan
fitoterapi
9. terampil dalam
pemberian
informasi sediaan
farmasi dan alat
kesehatan
10. Mampu
mengetahui
bentuk kegiatan
pengendalian
mutu dan
manajemen resiko
dalam pelayanan
kefarmasian.
11
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
12
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
Apotek maupun
Puskesmas sesuai
peraturan
perundang –
undangan yang
berlaku meliputi
kegiatan
perencanaan,
pengadaan,
penerimaan,
penyimpanan,
pemusnahan,
pengendalian,
pencataan,
distribusi, evaluasi
dan pelaporan
5. Mampu melakukan
pelayanan resep
baik di Apotek
maupun Puskemas
yang bertanggung
jawab kepada
pasien secara
profesional dan
etik, yang meliputi:
pengkajian resep;
dispensing obat,
alat kesehatan,
barang habis pakai;
pelayanan
informasi obat;
konseling;
penyelesaian
masalah terkait
penggunaan
sediaan farmasi;
pelayanan
kefarmasian di
rumah (home
pharmacy care)
dan pemantauan
efek samping obat
6. Mampu melakukan
pelayanan obat
tanpa resep
(swamedikasi) di
Apotek yang
bertanggung jawab
kepada pasien
secara profesional
dan etik, meliputi:
penggalian
13
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
informasi pasien;
pemilihan terapi
yang sesuai dengan
kondisi pasien;
pelayanan
informasi obat;
konseling;
penyelesaian
masalah terkait
penggunaan
sediaan farmasi;
pelayanan
kefarmasian di
rumah (home
pharmacy care);
pemantauan efek
samping obat
7. Mampu menjamin
efikasi
keamanan,dan
aspek
farmakoekonomi
terapi obat yang
memihak pada
pasien,
mengevaluasi
kondisi pasien dan
melakukan follow
up pelayanan
kepada pasien.
8. Mampu
berkontribusi
dalam upaya
preventif dan
promotif kesehatan
masyarakat
14
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
2. Mampu
mengembangkan
asuhan
kefarmasian yang
kreatif dan inovatif
sesuai
perkembangan
terkini
4.4. Kurikulum
4.4.1. Batasan Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat dokumen formal dan tertulis tentang tujuan
pendidikan dan pedoman proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
dimaksud. Mengacu pada Undang Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal
38 ayat (3), kurikulum dapat dikembangkan oleh perguruan tinggi bersangkutan dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi. Untuk
memperjelas pengaturan kurikulum sebagai pedoman proses belajar mengajar maka SK
Mendiknas No. 232/U/2000 tanggal 30 Desember 2000, serta SK Dirjen Dikti Nomor
43/DIKTI/2006 dapat menjadi acuan berikutnya. Sedangkan Peraturan Menteri Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi menjelaskan kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai capaian lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.
4.4.2. Model Kurikulum
Kurikulum Pendidikan Tinggi disusun berbasis capaian lulusan dan dirancang
dengan peningkatan sain-teknologi kefarmasian yang kuat dan unggul serta pembekalan
implementasi pada konsep asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care) melalui
pendekatan terintegrasi baik horizontal maupun vertikal pada kelompok sistem
asuhan/ pelayanan kesehatan bersama dokter, dokter gigi, keperawatan, kebidanan, gizi
dan tenaga/profesi kesehatan lainnya yang lebih berorientasi pada masalah farmasi
klinis dan komunitas.
4.4.3. Struktur, Durasi, dan Komposisi Kurikulum
Berdasarkan Naskah Akademik Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Kurikulum Pendidikan Farmasi, tahap pendidikan profesi apoteker dirancang dengan
beban minimal 36 sks yang dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) semester. Tahap
pendidikan apoteker di PSPA Jurusan Farmasi FKUB dilaksanakan selama 2 semester
15
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
dengan beban studi sekurang-kurangnya 42 sks dan diakhiri dengan gelar Apoteker
(Apt).
SEMESTER I
SEMESTER II
16
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
Tabel 4.3 Daftar Mata Kuliah Pilihan Program Studi Profesi Apoteker TA 2018 - 2019
Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi Pasal
29 ayat 2 dan 3.
Tujuan Ujian
Ujian Akhir Profesi Apoteker bertujuan untuk mengukur kemampuan seorang calon
Apoteker dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian
untuk melaksanakan tugas dan fungsi Apoteker baik dalam bidang farmasi klinis dan
komunitas maupun farmasi industri.
18
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
19
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
Pelaksanaan Ujian
Urutan Pelaksanaan Ujian Akhir Profesi Apoteker PSPA FKUB terdapat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Jadwal Pelaksanaan Ujian Akhir Profesi Apoteker
Hari Ke - Kegiatan
1 Ujian Penelusuran Pustaka I
2 Lanjutan Ujian Penelusuran Pustaka I
3 Ujian Penelusuran Pustaka II
4-5 Penilaian Hasil Ujian Penelusuran Pustaka I dan II
8-9 Ujian Lisan
10-12 Persiapan ujian praktek
15-20 Ujian praktek
21 Rekapitulasi nilai
22 Pleno Kelulusan Ujian Akhir Profesi Apoteker
Tata Tertib
Selama mengikuti ujian, peserta harus mematuhi tata-tertib ujian yang meliputi :
1. Wajib datang tepat waktu
2. Berpakaian rapi dan sopan
3. Memakai tanda peserta
4. Menandatangani daftar hadir
5. Mengumpulkan semua HP/alat komunikasi kepada pengawas Ujian
6. Mengikuti pengundian soal pada saat Ujian Penelusuran Pustaka I dan II
7. Menempelkan kertas undian soal pada lembar jawaban pada saat Ujian Penelusuran
Pustaka I
8. Menuliskan nama, NIM, nomor halaman pada setiap lembar jawaban pada saat Ujian
Penelusuran Pustaka I
9. Mengenakan jas lab selama ujian praktek
10. Menjaga kebersihan tempat kerja di laboratorium selama ujian praktek
11. Memelihara peralatan dan instrument laboratorium Farmasi FKUB yang digunakan
pada saat ujian praktek
12. Meminta paraf dosen pengawas untuk setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan pada
saat ujian praktek
13. Menuliskan dalam log book/ form penggunaan alat/instrument sebelum menggunakan
alat/instrument tersebut pada saat ujian praktek
20
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
Peserta dilarang :
1. Menggunakan lembar jawaban selain yang disediakan oleh panitia
2. Berdiskusi satu-sama lain selama ujian
3. Melakukan komunikasi dengan sesama peserta ujian
4. Terhubung ke jaringan internet selama pelaksanaan Ujian Penelusuran Pustaka I
5. Melakukan komunikasi melalui email selama pelaksanaan Ujian Penelusuran Pustaka I
dan II
6. Meninggalkan lokasi ujian selama ujian berlangsung tanpa seizin pengawas
7. Membawa lembar jawaban ujian ke luar ruangan
8. Melakukan percobaan pendahuluan di laboratorium farmasi FKUB sebelum ujian
praktek
9. Melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan kecelakaan bagi diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
10. Makan dan minum di dalam laboratorium
Sistem Penilaian
Penilaian untuk ujian penelusuran pustaka dan ujian praktek dilakukan oleh dosen
PSPA FKUB sedangkan penilaian ujian lisan dilakukan oleh dosen PSPA FKUB dan praktisi
dari Rumah Sakit, Apoteker, Pemerintahan dan Industri Farmasi. Adapun bobot untuk
masing-masing tahap ujian terdapat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Pembobotan Penilaian Ujian Akhir Profesi Apoteker
Tahap dan Materi Ujian Bobot
Ujian Penelusuran Pustaka I 15%
Ujian Penelusuran Pustaka II 15%
Ujian lisan:
1. Regulasi dan Undang-undang 5%
2. Produksi dan Pengujian mutu 15%
3. Manajerial Kefarmasian, Pelayanan 30%
Klinis dan KIE.
Ujian Praktek 20%
TOTAL 100%
22
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
3. Jumlah SKS mata kuliah dengan nilai D dan D+ < 10% (sepuluh persen) dari total
SKS mata kuliah yang diambil.
4.7 Administrasi
a. Administrasi pendidikan mengikuti sepenuhnya dan menjadi bagian dari Administrasi
Pendidikan Fakultas.
b. Administrasi Akademik Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Kedokteran bertugas
menyelenggarakan tugas adminsitratif secara khusus dalam menunjang proses belajar
mengajar kurikulum berbasis kompetensi dengan kodifikasi dan pencirian
pembelajaran kompetensi, administrasi akademik menyusun Kartu-Kartu mahasiswa
(Kartu Rencana Studi, Kartu Hasil Studi, dan Kartu lain yang diperlukan) sesuai dengan
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Kedokteran.
c. Administrasi Akademik bertanggung jawab dan menyelenggarakan Sistem Informasi
Akademik Kurikulum Berbasis Kompetensi.
d. Biaya studi mengacu pada aturan Universitas Brawijaya.
23
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
c. Cuti akademik tidak diperhitungkan sebagai masa studi kecuali bagi mahasiswa yang
tidak daftar ulang tanpa seijin Rektor.
d. Permohonan cuti akademik diajukan ke Rektor, diketahui oleh Dekan dan orang
tua/wali/instansi mahasiswa yang bersangkutan paling lambat 1 (satu) bulan sejak
penutupan registrasi akademik.
e. Alasan yang dapat digunakan untuk mengajukan cuti akademik adalah :
1. Gangguan kesehatan/sakit dalam waktu yang lama.
2. Cuti melahirkan
3. Berdomisili/ bekerja di suatu tempat yang tidak memungkinkan untuk
melaksanakan proses pembelajaran
4. Alasan-alasan lain yang dapat diterima.
4.11. Assessment
Prinsip assessment yang dilakukan dalam Program Studi Profesi Apoteker FKUB
mencakup edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara
integrasi. Assessment yang dilakukan antara lain melalui :
a) Tingkat Kehadiran
b) Ujian semester
c) Mini Cex
d) Laporan PKPA
e) Portofolio PKPA
f) Tugas terstruktur dan non struktur
g) Ujian Akhir Profesi Apoteker (ujian komprehensif)
24
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
BAB V
PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
a. Waktu dan tempat pembelajaran disusun dan ditetapkan oleh Program Studi Profesi
Apoteker. Dalam menetapkan waktu dan tempat pembelajaran, PSPA berkoordinasi
dengan tempat praktek kerja (PKPA).
b. Waktu pembelajaran setiap subkompetensi disesuaikan dengan beban studi masing-
masing.
c. Waktu untuk pembelajaran mandiri ditetapkan sendiri oleh mahasiswa.
d. Waktu dan tempat praktek kerja (PKPA) disesuaikan dengan fasilitas dan kesediaan
pengampu di tempat praktek.
26
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
BAB VI
EVALUASI KEBERHASILAN
3. Kelulusan akhir mahasiswa ditentukan oleh hasil Ujian Akhir Profesi Apoteker dan
UKAI.
Tabel 6.1. Nilai Akhir Mata Kuliah
Kisaran Nilai Huruf Mutu Angka Mutu Golongan Kemampuan
> 80,00 – 100 A 4 Sangat Baik
> 75,00 – 80,00 B+ 3,5 Antara Sangat Baik dan Baik
> 69,00 – 75,00 B 3 Baik
> 60,00 – 69,00 C+ 2,5 Antara Baik dan Cukup
> 55,00 – 60,00 C 2 Cukup
> 50,00 – 55,00 D+ 1,5 Antara Cukup dan Kurang
> 44,00 – 50,00 D 1 Kurang
0 – 44,00 E 0 Gagal
6.3. Pembobotan
a. Bobot suatu kegiatan penilaian mata kuliah ditentukan menurut perimbangan materi
kegiatan dengan materi mata kuliah secara keseluruhan dalam satu semester.
b. Perhitungan Nilai Akhir dilakukan dengan memberikan bobot pada setiap kegiatan
perkuliahan dalam semester tersebut menggunakan rumus :
n
Bt
i 1
i Bq i Bm Ba
Dengan:
Bti adalah bobot nilai tugas terstruktur ke i
Bqi adalah bobot nilai kuis ke i
Bm adalah bobot nilai ujian tengah semester
Ba adalah bobot nilai ujian akhir semester
28
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
b. Tugas terstruktur dalam kegiatan penilaian kemampuan akademik suatu mata kuliah
dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu semester.
c. Ujian semester dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
d. Penilaian melalui tugas terstruktur, kuis dan ujian semester dimaksudkan untuk
menentukan nilai akhir (NA) dengan pembobotan tertentu.
e. Evaluasi Hasil Belajar Merupakan Proses Asesmen yang dilakukan berturutan : 1)
Pengukuran (Scoring) , 2) Penilaian (Grading), 3) Pengambilan keputusan.
f. Penilaian terhadap praktek kerja profesi dilakukan oleh praktisi di masing-masing
tempat praktek dan dosen pembimbing PKPA.
Semua hasil belajar mahasiswa dalam kurikulum (KHS dan Transkrip Akademik),
ko kurikulum dan ekstra kurikulum akan dikumpulkan dalam suatu sistem portofolio
mahasiswa secara mandiri dibimbing dosen wali dan dokumen ini akan digunakan dalam
sidang yudisium kelulusan dan dapat menjadi berkas kelengkapan lulusan dalam proses
melamar pekerjaan.
29
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
Uraian Kriteria
6.7. Plagiat
Berdasarkan Permendiknas nomor 17 tahun 2010, plagiat adalah perbuatan secara
sengaja atau tidak sengaja dengan memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai
untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya
ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara
tepat dan memadai. Yang dimaksud dengan plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau
informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan
dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai
b. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data
dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan
kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai
c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan
sumber secara memadai
d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata
dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber
secara memadai
e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh
pihak lain sebagai karya ilmiah tanpa menyatakan sumber secara memadai
30
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan,
secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas :
a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
d. Pembatalan nilai satu atau beberapa matakuliah yang diperoleh mahasiswa
e. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; atau
g. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program
31
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
BAB VII
PENUNJANG KEBERHASILAN STUDI
a. Ujian Perbaikan ditujukan untuk memperbaiki nilai akhir suatu mata kuliah yang sudah
pernah ditempuh pada satu periode pendidikan yang sama.
b. Ujian Perbaikan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan
c. Ujian Perbaikan diperuntukkan bagi mahasiswa dengan nilai setinggi-tingginya C+ pada
mata kuliah dimana akan dilakukan Ujian Perbaikan.
d. Nilai maksimal yang diperoleh setelah melakukan ujian perbaikan adalah B
e. Ada tidaknya penyelenggaraan Ujian Perbaikan diserahkan kepada kebijakan PJMK
(Penanggung Jawab Mata Kuliah)
f. Ujian Perbaikan untuk Ujian Akhir Profesi Apoteker dapat dilaksanakan sesuai dengan
ketetentuan pada bab IV poin 4.5.
33
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
1 (satu) SKS dan SBA (Social/ Behaviour/ Administrative Sciences) dengan bobot 1 (satu)
SKS.
2. Mengikui try out internal UKAI
3. Mengikuti UKAI periode selanjutnya
Setiap mahasiswa boleh mengikuti program re-taker maksimal sebanyak 2 (dua) kali.
35
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
BAB VIII
PENUTUP
1. Pedoman Pendidikan Program Studi Profesi Apoteker tahun akademik 2018/2019 ini
berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, Pedoman Pendidikan ini akan ditinjau kembali dan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Pendidikan Program Studi Profesi Apoteker
tahun akademik 2018/2019 ini, akan diatur tersendiri sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
36
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
SILABUS
37
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
13. Rowland M & Tozer TN. 1995. Clinical Pharmacokinetics Concepts and Applications.
3rd Ed. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
14. Shargel & Andrew. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. 2nd Ed.
Airlangga University Press. Surabaya.
38
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
6. Dessele, P., Shane, Z., David, P., 2005, Pharmacy Management Assentials for All
Practice Setting, The McGraww-Hill Compony, USA
7. Seto,S., 2001, Manajemen Apotek, Airlangga University Press, Surabaya
8. Quick, J.D., Rankin, J.R, Laing, R.O., O’Connor.R.W., 1997, Managing Drug Supply, second
edition, Kumarin Press, West Harford, USA
9. Steven B., 2005. Pharmacy Business Management. Pharmaceutical Press, USA
10. Umar, M., 2005, Manajemen Apotek Praktis, Ar-rahman, Solo
Pustaka:
1. Agalloco J., Carleton, F. J., 2008. Validation of Pharmaceutical Processes, , Informa
Healthcare
2. Priyambodo, B., 2007. Manajemen Farmasi dan Industri, , Global Pustaka Utama,
Yogyakarta
3. World Health Organization, Basic Principles of GMP: Qualification and Validation,
Jan 2006
4. Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012, Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
40
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
1. Gennaro, A.R., 1995, Remington: The Science and Practice of Pharmacy, 19th ed., Mac
Publishing Company; USA.;
2. ASHP. 1983, Basic Skills in Clinical Pharmacy Practice
3. Walker R., and Edwards C., 1999, Clinical Pharmacy and Therapeutics, 2nd ed., Churchill
Livingstone, Edinburgh;
4. Rovers J.P., et al., 1998, A Practical Guide to Pharmaceutical Care, American
Pharmaceutical Assoaciation, Washington DC;
5. Speight, T.M., and Holford, N.H.G., 1997, Avery’s Drug Treatment, 4th ed., Adis
International, Auckland
8. Praktek Kerja Profesi Apoteker Dinas Kesehatan dan Puskesmas (Kode : DEB
72008, 3 SKS)
Deskripsi :
41
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
42
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
Pustaka :
1. Chan A, Wood V. Preparing tomorrow’s healthcare providers for interprofessional
collaborative patient-centred practice today. UBC Medical Journal. 2010:22-4.
2. Barr H. Interprofessional education: Today, yesterday and tomorrow. London:
Learning and Teaching support Network: Centre for Health Sciences and Practice, 2002.
3. World Health Organization (WHO). 2010. Framework for Action on Interprofessional
Education & collaborative Practice. Geneva: WHO, department of human resources
for health.
4. Barr H, Helme M, D'Avray L. Developing Interprofessional Education in health and
social care courses in the United Kingdom: A Progress Report. London: Higher
Education Academy, Health Sciences and Practice Subject Centre, 2011.
11. Ujian Akhir Profesi Apoteker (Kode : DEB 72011, 1 SKS)
Deskripsi :
Merupakan ujian akhir apoteker yang bertujuan mengukur kemampuan calon Apoteker
dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian untuk
melaksanakan tugas dan fungsi apoteker baik dalam bidang farmasi klinis dan
komunitas maupun farmasi industri sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan.
Pustaka :
1. Aulton, Michael E., Taylor, Kevin M.G., 2013, Aulton’s Pharmaceutics : The Design and
Manufactureof Medicines 4th ed, Churchill Livingstone
2. Lachman, L., H.A. Liberman, J.L. Kanig, The Theory and Practice of Industrial
Pharmacy, 3rd ed, Lea & Febiger, Philadelphia, 1986.
3. Lund, Walter, 1994, The Pharmaceutical Codex, London : The Pharmaceutical Press
4. Rowe, RC. dan Shesky, PJ., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th Ed,
Pharmaceutical Press
5. Swarbrick, J., 2007, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Informa
Healthcare,USA
6. Jones, D., 2008, Pharmaceutics-Dosage Form and Design, Pharmaceutical Press, USA
7. Allen, L.V., Popovich, N.G., Ansel, H.C., 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms
and Drug Delivery Systems, Lippincots William & Wikins, Philadelphia.
8. GS Banker GS, CT Rhodes, 1996, Modern Pharmaceutics, Marcel Dekker.
9. GS Banker, CT Rhodes, 1995, Modern Pharmaceutics 3rd Ed, Marcel Dekker.
10. NA Halls, 1994, Achieving sterility in Medical and Pharmaceutical Products 1st Ed,
Marcel Dekker.
43
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
2. Distribusi Sediaan Obat dan Alat Kesehatan ( Kode: DEB 72013, 2 SKS)
Deskripsi :
Mata kuliah ini mempelajari mengenai peranan apoteker dalam melaksanakan
pekerjaan kefarmasian khususnya dalam proses distribusi obat dan alkes dimulai dari
industri sampai ke konsumen/pasien. Beberapa topik yang dipelajari diantaranya
adalah proses distribusi obat yang baik (CDOB) di industri, sistem distribusi obat/alkes
di pedagang besar farmasi (PBF) dan peran apoteker di PBF, sistem distribusi
obat/alkes di pemerintahan (dinas kesehatan dan puskesmas), peran apoteker di dinas
kesehatan dalam distribusi vaksin untuk mensukseskan program pemerintah.
Pustaka :
1. Rob Whewell, Supply chain in the pharmaceutical industry, Gowe ,2010
2. Hedley Rees, Supply chain management in the drug industry, Wiley, 2011
3. Pemasaran Farmasi ( Kode: DEB 72014, 2 SKS)
Deskripsi :
Mata kuliah ini mempelajari tentang konsep pemasaran, promosi, penawaran pasar
sepanjang masa hidup produk, analisis pasar dan perilaku konsumen, membangun
kepuasan nilai dan loyalitas pelanggan, pemasaran jasa, dan social marketing.
Pustaka :
44
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
1. Kotler, P., Keller, K. L., 2012. Marketing Management 14th edition. New Jersey:
Prentice Hall.
45
PEDOMAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 - 2019
3. WHO. 2003. WHO Guidelines on Good Agricultural and Collection Practices (Gacp)
for Medicinal Plants. Geneva.
4. WHO. 2007. WHO Guidelines on Good Manufacturing Practices (GMP) for Herbal
Medicines. Geneva.
5. WHO. 2007. Who Guidelines for Assessing Quality of Herbal Medicines with
Reference to Contaminants and Residues.
6. BPOM. 2005. Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik. Jakarta.
7. Handa, S., et al (Eds). 2008. Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic
Plants
46