Oleh :
TASRIPAH
0540029312
‘’Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah ‘’
(HR.Turmudzi)
(Aristoteles)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada ayah dan ibu, serta mbak dan
adik aku yang saya cintai terimakasih atas kasih sayang, dukungan dan doa nya
Tasripah
v
KATA PENGANTAR
segala karunia-Nya yang begitu besar bagi penulis sehingga atas ijin-Nya penulis
Terhadap Stabilitas Fisik Salep Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.)”.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi di Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Pekalongan. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya
kepada :
3. Ibu, Anita Mursiany, M.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi D III
5. Ibu Nur Ermawati, S.Far, Apt selaku dosen pembimbing Karya Tulis
Ilmiah.
6. Ibu Siska Rusmalina, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji Karya Tulis
Ilmiah
vi
7. Teman-teman seperjuangan Farmasi angkatan 2014 yang saya cintai
8. Cho Kyuhyun oppa, Jung kook dan Taeyeon eonni yang telah menjadi
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
Ilmiah
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
namun dengan segala kerendahan hati atas kekurangan itu, penulis menerima
kritik dan saran dalam rangka perbaikan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini
Tasripah
vii
DAFTAR ISI
Halaman
1. Salep ....................................................................................... 6
b. Lanolin ..................................................................................... 10
viii
c. Vaselin Album.......................................................................... 10
c. Kandungan Kimia.............................................................. 12
4. Maserasi ................................................................................ 13
C. Hipotesis......................................................................................... 18
2. Formulasi Salep...................................................................... 22
c. Uji pH ............................................................................... 24
ix
E. Analisis Data .................................................................................. 26
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tanaman Ketepeng Cina (Cassia alata L).. .............................. 11
Gambar 4. Salep ekstrak daun keeping cina dengan basis vaselin album ... 32
Gambar 5. Salep ekstrak daun ketepeng cina dengan basis lanolin ............ 33
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 10. Hasil uji daya sebar salep ekstrak daun ketepeng cina
formula I (vaselin album) ............................................................... 39
Tabel 12. Hasil uji daya sebar salep ekstrak daun ketepeng cina
formula II (lanolin) ......................................................................... 41
Tabel 14. Hasil uji daya sebar salep ekstrak daun ketepeng cina
formula III (kombinasi vaselin album-lanolin) .............................. 43
Tabel 15. Hasil uji analisis daya sebar formula 3 basis kombinasi
vaselin album- lanolin menggunakan Paired Samples Test........... 44
xii
Tabel 16. Hasil uji daya lekat salep ekstrak daun ketepeng cina
formula I (vaselin album) ............................................................... 47
Tabel 18. Hasil uji daya lekat salep ekstrak daun ketepeng cina
formula II (lanolin) ......................................................................... 49
Tabel 19. Hasil uji analisis daya lekat formula 2 basis lanolin
menggunakan Paired Samples Test ............................................... 50
Tabel 20. Hasil uji daya lekat salep ekstrak daun ketepeng cina
formula III (kombinasi vaselin album-lanolin) .............................. 52
Tabel 21. Hasil uji analisis daya lekat formula 3 basis kombinasi
vaselin album-lanolin menggunakan Paired Samples Test........... 51
Tabel 22. Hasil uji pH salep ekstrak daun ketepeng cina formula I
Basis vaselin album ........................................................................ 54
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Penimbangan Bahan ........................................... 65
xiv
INTISARI
Daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dapat digunakan untuk penyakit yang
disebabkan oleh jamur hal ini karena daun ketepeng cina (Cassia alata L.)
mengandung flavonoid yang memiliki efek antifungi. Ekstrak daun ketepeng cina
dengan konsentrasi 1,5% dapat dibuat sediaan salep karena salep lebih tahan lama
dan tidak mudah tercuci oleh air sehingga cocok untuk terapi penyakit kulit.
Dalam penelitian ini digunakan basis salep hidrokarbon yaitu vaselin album
dikarenakan mampu melindungi kulit dengan baik, dan basis salep serap yaitu
lanolin berguna sebagai emolien, serta kombinasi dari keduanya, dan dilakukan
uji stabilitas fisik dari masing-masing sediaan salep. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui pengaruh penggunaan basis salep vaselin album, lanolin, dan
kombinasi vaselin album-lanolin terhadap stabilitas fisik salep ekstrak daun
ketepeng cina (Cassia alata L.).
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Terdapat tiga formulasi
yang akan dibuat dengan perbedaan basis salep yaitu FI (vaselin album) FII
(lanolin) dan FIII kombinasi (vaselin album-lanolin). Sediaan salep yang
diperoleh akan diuji stabilitas fisikya meliputi meliputi uji organoleptis, pH, daya
sebar, daya lekat dan homogenitas selama 4 minggu. Data dari uji daya lekat, daya
sebar dan pH yang diperoleh dianlisis dengan uji T metode Paired Samples Test
menggunakan perangkat SPSS 16.0 dan uji organoleptis dan homogenitas
dilakukan secara subyektif, dikatan data tersebut stabil bila nilai signifikansinya >
0,05 dan bila nilai signifikansinya < 0,05 berarti tidak stabil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh
penggunaan basis vaselin album, lanolin dan kombinasi vaselin album-lanolin
terhadap stabilitas fisik yaitu organoleptis, daya sebar, dan daya lekat namun tidak
terdapat pengaruh perbedaan pada homogenitas dan pH.
Kata kunci: Ketepeng cina, Salep, Vaselin album, Lanolin, Stabilitas Fisik
xv
ABSTRACT
Leaf ketepeng china (Cassia alata L.) can be used for diseases caused by
the fungus this is because the leaf ketepeng china (Cassia alata L.) contains
flavonoids that have antifungi effect. Chinese ketepeng leaf extract with 1.5%
concentration can be made ointment because the ointment is more durable and not
easily washed by water making it suitable for skin disease therapy. In this study
used the base of hydrocarbon ointment that is vaseline album because it is able to
protect the skin well, and the base of absorbent ointment is lanolin useful as
emollient, and combination of both, and physical stability test of each ointment.
The purpose of this study is to determine the effect of the use of album vaseline
base ointment, lanolin, and album-lanolin vaseline combination on physical
stability of leaf extract of Chinese ketepeng leaf (Cassia alata L.).
This research uses experimental method. There are three formulations to be
made with different base ointment ie FI (vaseline album) FII (lanolin) and FIII
combination (vaseline album-lanolin). The preparations of the ointment obtained
will be tested for their physical stability including organoleptic test, pH, spreading
capacity, adhesion and homogeneity for 4 weeks. Data from sticky power test,
spreading power and pH obtained were analyzed by T-test of Paired Samples Test
using SPSS 16.0 and organoleptic and homogeneity test were subjected
subjectively, as the data was stable when the significance value > 0,05 and when
the significance value < 0,05 means unstable.
The results showed that there were differences in the effect of album
vaseline base, lanolin and album vaseline-lanolin combination on physical
stability of organoleptis, spreading, and adhesiveness but no difference in
homogeneity and pH.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara tropis, oleh sebab itu negara ini memiliki
tanah yang subur dan sumber tanaman yang melimpah contohnya tanaman obat.
pengetahuan saat ini. Terlebih lagi keadaan perekonomian Indonesia saat ini yang
tanaman obat yang sering digunakan masyarakat Indonesia adalah daun ketepeng
ketinggian mencapai 5 meter. Bagian yang digunakan dalam tanaman ini adalah
dan antrakinon, yang digunakan untuk mengobati kudis, kurap, panu, sariawan,
dan malaria (Hidayat, 2015). Berdasarkan khasiat yang terdapat pada daun
ketepeng cina salah satunya adalah sebagai obat anti jamur. Obat anti jamur
Salep adalah sediaan semi padat yang mudah digunakan dan dioleskan
pemakaian luar. Salep pada prinsipnya digunakan untuk terapi lokal. Berbagai
macam salep digunakan untuk melindungi kulit yang akut maupun yang kronis.
Penggunaan salep dapat memungkinkan kontak dengan tempat aplikasi lebih lama
1
2
sehingga pelepasan zat aktif akan lebih maksimal. Selain itu sediaan salep juga
lebih disukai karena lebih mudah, praktis, menimbulkan rasa dingin, melindungi
daerah yang terluka dari udara luar dan mempermudah perbaikan kulit,
menjadikan kulit lebih lembab atau untuk menghasilkan efek emolient serta
menghantarkan obat pada kulit untuk efek khusus topikal atau sistemik (Tjay dan
Rahardja, 2002).
Pembuatan salep daun ketepeng cina (Cassia alata L.) memperlukan suatu
digunakan basis salep hidrokarbon yaitu vaselin album dan salep serap yaitu
kulit dengan baik. Basis salep hidrokarbon yaitu vaselin album memiliki sifat
sukar dicuci sehingga kontak dengan kulit lebih lama dan tidak memungkinkan
menguap ke udara, basis salep serap yaitu lanolin berguna sebagai emolien,
walaupun tidak menyediakan derajat penutup seperti yang dihasilkan basis salep
berlemak. Basis salep serap juga berfungsi dalam farmasi untuk pencampuran
album-lanolin dapat mempengaruhi uji stabilitas fisik sediaan salep. Dalam hal ini
peneliti ingin mengetahui perbedaan uji stabilitas fisik sediaan salep ekstrak daun
ketepeng cina (Cassia alata L.) dengan menggunakan basis vaselin album, lanolin
menjamin sediaan memiliki sifat yang sama setelah sediaan dibuat dan masih
kestabilan suatu sediaan farmasetika atau kosmetik dalam waktu yang singkat,
maka dapat dilakukan dengan uji stabilitas dipercepat yaitu selama 4 minggu.
Parameter uji stabilitas fisik sediaan salep yang dilakukan adalah uji organoleptis,
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah basis salep vaselin
pembuatan salep ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) akan berpengaruh
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh basis salep
D. Keaslian Penelitian
penggunaan basis salep vaselin album, lanolin, dan kombinasi vaselin album-
lanolin terhadap uji stabilitas fisik salep ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata
L.) belum pernah dilakukan sebelumnya. Berikut karya ilmiah yang memiliki
kesamaan dalam penelitian formulasi sediaan salep dapat dilihat pada tabel I.
4
Aktivitas Antifungi Krim Daun Bayuaji dkk., Krim ekstrak etanol daun ketepeng
Ketepeng cina (Senna alata L. (2012), cina diketahui memiliki aktivitas
Roxb.) Terhadap Trichophyton antijamur, dan krim dengan
mentagrophytes konsentrasi ekstrak ketepeng cina
1,5% mempunyai aktivitas antifungi
yang paling baik.
Formulasi dan Uji Stabilitas Sayuti Formula optimum gel ekstrak daun
Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun (2015), ketepeng cina diperoleh pada
Ketepeng Cina (Cassia alata formula yang mengandung 3%
L.). CMC-Na sebagai gelling agent. Gel
ekstrak daun ketepeng cina formula
optium tidak stabil dalam
penyimpanan pada suhu 40°C
selama 8 minggu
5
E. Manfaat penelitian
1. Bagi Masyarakat
yaitu salep.
2. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Salep
Salep atau unguenta adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan
dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen
a.Stabil
Selama masih dipakai mengobati, salep harus stabil pada suhu kamar dan
b.Lunak
Lunak artinya semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi
lunak dan homogen, sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi,
c.Mudah dipakai
Supaya mudah dipakai, konsistensi salep tidak boleh terlalu keras maupun
terlalu encer, serta dapat melekat pada kulit selama diperlukan. Umumnya
salep tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari
kulit.
Basis salep harus kompatibel secara fisika dan kimia dengan obat yang
6
7
obat dan harus mampu melepas obatnya pada daerah yang diobati. Basis
juga tidak boleh mengiritasi kulit maupun menimbulkan efek samping yang
tidak dikehendaki.
e.Protektif
luar baik berupa sifat asam, basa, debu, sinar matahari, dan lain-lain.
f.Terdistribusi merata
Obat harus terdistribusi merata dalam basis salep agar setiap pemakaian
Salep terdiri dari bahan obat yang terlarut ataupun terdispersi di dalam
basis atau basis salep sebagai pembawa zat aktif. Basis salep yang digunakan
dalam sebuah formulasi obat harus bersifat inert dengan kata lain tidak merusak
ataupun mengurangi efek terapi dari obat yang dikandungnya. Salep memiliki
fungsi sebagai bahan pembawa zat aktif untuk mengobati penyakit pada kulit,
sebagai pelumas pada kulit dan berfungsi sebagai pelindung kulit untuk mencegah
kontak kulit dengan rangsangan kulit.Formulasi salep yang ideal harus bersifat
basis salep yang tepat sangat penting untuk efektivitas fungsi yang diinginkan.
Untuk salep yang berfungsi sebagai protektan, maka dasar salep harus bersifat
melindungi kulit dari kelembaban, udara, sinar matahari, dan faktor eksternal
8
pertumbuhan bakteri. Seringkali infeksi oleh bakteri terjadi jauh di dalam lapisan
kulit, sehingga dasar salep untuk pembuatan salep antiseptik harus memiliki
kemampuan untuk meresap ke dalam kulit dan melepaskan bahan aktif yang
Berdasarkan dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian salep dapat
kuning (vaselinum flavum), malam putih (cera album), malam kuning (cera
flavum), campurannya.
b. Basis salep serap : lemak bulu domba (adeps lanae), campuran 3 bagian
wijen.
c. Basis salep yang dapat dicuci dengan air atau basis salep emulsi misalnya
d. Basis salep yang dapat larut dalam air, misalnya PEG atau campurannya
(Syamsuni, 2006).
Dalam sediaan salep komposisi basis merupakan hal yang penting karena
akan mempengaruhi kecepatan pelepasan obat dari basisnya secara langsung akan
dipengaruhi oleh faktor fisika kimia baik dari basisnya maupun obatnya, misalnya
9
konsentrasi obat, kelarutan, obat dalam basis, viskositas massa salep, ukuran
salep yaitu :
a. Metil Paraben
berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian
etanol (95%)P, dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan
dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam gliserol P panas dan dalam 40
bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih
zat besi dan hidrolisis oleh alkali dan asam kuat. Konsentrasi untuk
b. Lanolin
Nama lain lanolin diantaranya adeps lanae, cera lanae, refined wool
fat, dan lain-lain. Lanolin berwarna kuning pucat, lengket berupa bahan
seperti lemak, bau khas. Lanolin mudah larut dalam benzene, kloroform,
eter, dan petroleum spirit, sedikit larut dalam etanol (95%) dingin, lebih
larut dalam etanol (95%) panas, praktis tidak larut dalam air (Rowe dkk.,
2009). Basis salep ini digunakan sebagai pelumas dan penutup kulit dan
c. Vaselin album
Nama lain vaselin labum adalah white petrolatum, white sofe paraffin.
Vaselin album berwana putih sampai pucat, transparan, massa lembut, tidak
berbau dan tidak berasa. Fungsi vaselin album adalah sebagai emolien, dan
basis salep. Kelarutan praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%) panas
atau dingin gilserin dan air. Larut dalam benzene, karbon disulfida,
2009).
warna dan teroksidasi serta meghasikan bau yang tidak diinginkan. Oksidasi
disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya ditempat sejuk
a. Sistematika tanaman
sebagai berikut :
Divisio : Angiospermae
b. Morfologi Tanaman
Ria (1991) berasal dari daerah tropis Amerika dan biasanya hidup pada
genap, anak daun 8-24 pasang, berbentuk bulat panjang, ujung tumpul, tepi
berwarna kuning. Buah polong, panjang bersegi empat, masih muda hijau
setelah tua berubah hitam kecoklatan. Biji bersegitiga lancip, pipih masih
muda hijau setelah tua hitam (Hidayat, 2015). Yang sering digunakan oleh
masyarakat untuk pengobatan dari tanaman ini adalah daun nya karena daun
c. Kandungan Kimia
Kandungan kimia dari daun ketepeng cina (Cassia alata L.) adalah
ketepeng cina (Cassia alata L.) mengandung flavonoid yang memiliki efek
obat cacing, penghilang gatal-gatal, dan obat kelainan kulit yang disebabkan
4. Maserasi
cairan penyari pada suhu biasa ataupun memakai pemanasan. Ph. Belanda
pembuatan sediaan. Jika tidak ada ketentuan lain, biasanya setengah sampai
dan dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan pelarut
yang sesuai pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan pelarut
akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
Setelah dibuat dalam sediaan salep kemudian akan diuji stabilitas fisik
suatu produk obat atau kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi
kosmetika yang stabil adalah suatu sediaan yang masih berada dalam batas
dimana sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat
yang sama setelah sediaan dibuat dan masih memenuhi parameter kriteria
tampilan fisik suatu sediaan yang meliputi bentuk, warna dan bau
(Syamsuni, 2007).
pembuatan salep antara bahan aktif obat, bahan dasar obat dengan bahan
daya sebar dilakukan dengan memberikan beban pada salep dan diukur
16
bertahan pada kulit lebih lama. Hal ini juga berhubungan dengan lama
daya kerja obat, semakin lama waktu yang dibutuhkan maka semakin
lama pula daya kerja obat yang dihasilkan oleh sediaan (Ansel,2005).
17
B. Landasan Teori
penghilang gatal-gatal, dan obat kelainan kulit yang disebabkan oleh parasit kulit
(Hariana, 2013). Daun ketepeng cina dapat digunkan sebagai antifugi (antijamur),
karena daun ketepeng cina(Cassia alata L.) mengandung flavonoid yang memiliki
Salep atau unguenta adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan
dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen
ke dalam dasar salep yang cocok (Depkes RI, 1979). Dalam pembuatan salep
ketepeng cina digunakan basis salep hidrokarbon (Vaselin album) memiliki sifat
sukar dicuci sehingga kontak dengan kulit lebih lama dan tidak memungkinkan
walaupun tidak menyediakan derajat penutup seperti yang dihasilkan basis salep
berlemak. Basis salep serap juga berfungsi dalam farmasi untuk pencampuran
Uji stabilitas fisik dilakukan untuk menjamin sediaan memiliki sifat yang
sama setelah sediaan dibuat dan masih memenuhi parameter kriteria selama
organoleptis, pH, daya sebar, daya lekat, homogenitas untuk melihat kestabilan
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah basis salep vaselin album, lanolin, dan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
2011).
Variabel penelitian dari pembuatan salep dari ekstrak daun ketepeng cina
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbedaan basis salep dan
(Cassia alata L.) yaitu vaselin album, lanolin dan kombinasi vaselin
album-lanolin.
b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah uji stabilitas dari sediaan
salep ekstrak daun ketepen cina (Cassia alata L.) meliputi uji
kondisi percobaan dari salep ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata
L).
19
20
1. Alat
penguap,thermometer ruang, mortir dan stamper, pipet tetes, alat daya lekat,
2. Bahan
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
D. Rancangan Penelitian
penjemuran ditutup dengan kain hitam hal ini bertujuan agar zat berkhasiat
tidak hilang. Setelah itu daun yang sudah kering diblander agar menjadi
aktif dengan maksimal serta alat-alat yang digunakan pada metode ini
sangat sederhana.
diambil dari ketepeng cina adalah flavonoid yang bersifat polar dan etanol
zat baik yang bersifat polar, semi polar, dan non polar (Arifin dkk., 2006).
Alasan lain digunakannya pelarut ini karena tidak toksik serta untuk
glukosida, damar-damar, dan minyak atsiri, tetapi tidak untuk jenis gom,
plastik hitam dan diletakkan pada tempat yang terlindungi dari cahaya
22
disaring dengan kain flanel dan ampas ditambah cairan penyari lagi dengan
jumlah yang sama. Maserasi dilakukan secara berulang hingga titik maserasi
berakhir yang ditandai dengan cairan pelarut yang digunakan tidak berwarna
2. Formulasi Salep
daun ketepeg cina (Cassia alata L.) dapat dilihat di tabel II:
(Cassia alata L)
a. Formulasi I
b. Formulasi II
c. Formulasi III
cina. Diaduk antara basis dan ekstrak sampai homogen, tambahkan metil
fisik pada penyimpanan dengan suhu ruang yang dilakukan pada 4 minggu
a. Uji organoleptis
warna dari sediaan salep. Parameter kualitas salep yang baik adalah
b. Uji homogenitas
hasil pengolesan salep pada plat kaca. Salep yang homogen ditandai
yang rata dan memiliki warna yang seragam dari titik awal pengolesan
c. Uji pH
aquadest. Nilai pH salep yang baik adalah 4,5-6,5 atau sesuai dengan
sebanyak 3 kali.
25
salep diantara dua lempeng objek transparan yang diberi beban 100
kali.
menit. Setelah itu beban diangkat dari gelas obyek, kemudian gelas
obyek dipasang pada alat test. Alat uji diberi beban 80 gram dan
kemudian dicatat waktu pelepasan salep dari gelas obyek (Sayuti, 2015).
Sedangkan data uji daya lekat, uji daya sebar dan uji pH dianalisis secara
formula. Jika tiap formula memiliki waktu kestabilan yang berbeda maka
Diagram alir cara kerja dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Penyiapan Bahan
Hasil
Analisis
Kesimpulan
Pada penelitian ini digunakan ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.)
untuk dibuat sediaan salep dengan tiga basis yang bebeda yaitu hidrokarbon
(vaselin album), basis serap (lanolin) dan basis kombinasi vaselin album-lanolin.
Daun ketepeng cina yang digunakan diambil dari desa Donowangun Kecamatan
akan digunakan sebagai bahan aktif dalam pembuatan sediaan salep yang
secara langsung dengan ditutup kain hitam untuk mencegah pengaruh sinar
kandungan aktif pada tanaman sehingga berpengaruh terhadap hasil uji yang
dilakukan. Tujuan dari pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air dan
menjaga kualitas tetap baik. Daun ketepeng cina yang sudah kering kemudian
diserbukkan hal ini bertujuan untuk memperoleh ukuran partikel yang lebih
kecil, sehingga luas permukaan partikel yang kontak dengan pelarut semakin
besar dengan demikian kandungan senyawa aktif dari daun ketepeng cina
akan tersari dengan baik, dan dapat memaksimalkan proses ektraksi (Sayuti,
2015).
28
29
masuk ke dalam sel melewatidinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan
yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
maksimal serta alat-alat yang digunakan pada metode ini sangat sederhana
diambil dari ketepeng cina adalah flavonoid yang bersifat polar dan etanol
95% merupakan pelarut universal yang mampu melarutkan hampir semua zat
baik yang bersifat polar, semi polar, dan non polar (Arifin dkk., 2006).Alasan
Umumnya etanol adalah pelarut yang baik untuk alkaloid, glukosida, damar-
damar, dan minyak atsiri, tetapi tidak untuk jenis gom, gula, dan albumin
(Syamsuni, 2007).
30
diperoleh ekstrak kental. Dari hasil ekstraksi 180 gram serbuk daun ketepeng
cina diperoleh ekstrak kental sebanyak 38,94 gram dengan jumlah rendemen
sebesar 16,12% (b/b). Kemudian ekstrak daun ketepeng cina yang telah jadi
Tabel III. Pemeriksaan ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.)
sehingga tidak mudah dituang. Hal ini di karenakan ektrak daun ketepeng cina
memiliki kadar air yang rendah, yaitu kurang dari 10% dengan dibuktikan tidak
adanya aroma etanol pada ekstrak daun ketepeng cina (Depkes RI, 2008). Hasil
menggunakan tiga basis yaitu vaselin album, lanolin dan kombinasi vaselin
melindungi kulit dengan baik. Basis salep hidrokarbon yaitu vaselin album
memiliki sifat sukar dicuci sehingga kontak dengan kulit lebih lama dan tidak
dihasilkan basis salep berlemak. Basis salep serap juga berfungsi dalam
1989). Penggunaan zat pengawet dalam sediaan salep berfungsi untuk menjaga
kualitas salep tetap baik. Zat pengawet yang digunakan yaitu metil paraben.
Setelah salep dibuat dilakukan uji stabilitas fisik salep ekstrak daun
ketepeng cina. Uji stabilitas fisik dilakukan untuk menjamin sediaan memiliki
sifat yang sama setelah sediaan dibuat dan masih memenuhi parameter kriteria
adanya pemucatan warna atau munculnya warna, timbul bau, perubahan, atau
Pada penelitian ini dilakukan uji stabilitas fisik dipercepat yaitu selama
stabilitas fisik salep ketepeng cinapada waktu sesingkat mungkin dengan cara
terjadinya perubahan yang biasanya terjadi pada kondisi normal (Sayuti, 2015).
1. Organoleptis
dengan mengamati bentuk, bau dan warna sediaan. Hasil dari uji
organoleptis sediaan salep ekstrak daun ketepeng cina dengan basis vaselin
album dapat dilihat pada gambar 4 dan hasilnya dapat dilihat pada tabel IV.
Gambar 4. Salep ekstrak daun ketepeng cina dengan basis vaselin album
Tabel IV. Hasil uji organoleptis salep ekstrak daun ketepeng cina formula I
Minggu Replikasi F1 Bentuk Warna Bau
A Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
0 B Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
C Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
A Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
1 B Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
C Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
A Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
2 B Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
C Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
A Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
3 B Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
C Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
A Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
4 B Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
C Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
Keterangan: sediaan salep dikatakan stabil bila selama penyimpanan sama
seperti pada waktu pembuatan
33
mempunyai warna yang sama yaitu coklat kehijauan sedangkan bau dari
Tabel V. Hasil uji organoleptis salep ekstrak daun ketepeng cina formula II
Minggu Replikasi F2 Bentuk Warna Bau
A Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
0 B Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
C Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
A Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
1 B Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
C Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
A Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
2 B Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
C Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
A Agak keras Coklat kehijauan Khas ekstrak
3 B Agak keras Coklat kehijauan Khas ekstrak
C Agak keras Coklat kehijauan Khas ekstrak
A Agak keras Coklat kehijauan Khas ekstrak
4 B Agak keras Coklat kehijauan Khas ekstrak
C Agak keras Coklat kehijauan Khas ekstrak
Keterangan: sediaan salep dikatakan stabil bila selama penyimpanan
sama seperti pada waktu pembuatan
34
mempunyai warna yang sama yaitu coklat kehijauan sedangkan bau dari
Gambar 6. Salep ekstrak daun keepeng cina dengan kombinasi vaselin album-lanolin
Tabel VI. Hasil uji organoleptis salep ekstrak daun ketepeng cina formula III
Minggu Replikasi F3 Bentuk Warna Bau
A Lunak Coklat kehijauan Khas ekstrak
0 B Lunak Coklat kehijauan Khas ekstrak
C Lunak Coklat kehijauan Khas ekstrak
A Lunak Coklat kehijauan Khas ekstrak
B Lunak Coklat kehijauan Khas ekstrak
1 C Lunak Coklat kehijauan Khas ekstrak
A Lunak Coklat kehijauan Khas ekstrak
B Lunak Coklat kehijauan Khas ekstrak
2 C Lunak Coklat kehijauan Khas ekstrak
A Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
B Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
3 C Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
A Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
B Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
4 C Semi padat Coklat kehijauan Khas ekstrak
Keterangan: sediaan salep dikatakan stabil bila selama penyimpanan sama
seperti pada waktu pembuatan
35
massa lunak sedangkan pada minggu ke tiga dan ke empat berbentuk semi
padat. Perubahan bentuk dalam hal ini dikarenakan penyimpanan yang lebih
lama sehingga sediaan salep berubah menjadi massa yang sedikit keras.
sedangkan bau dari salep yaitu khas ekstrak daun ketepeng cina.
stabil selama empat minggu hal ini sesuai dengan teori bahwa basis
hidrokarbon stabil dan tidak dipengaruhi oleh waktu karena basis golongan
ini bersifat lemak dan bebas air (Anwar, 2012). Sedangkan basis lanolin,
dan kombinasi vaselin album-lanolin stabil selama dua minggu untuk untuk
bentuknya setelah disimpan dalam suhu ruang dan untuk bau dan warna t
2. Homogenitas
dibuat tercampur merata antara zat aktif dengan basis salep yang
digunakan.Hasil uji homogenitas pada sediaan salep dapat dilihat pada tabel
Tabel VII. Hasil uji homogenitas salep ekstrak daun ketepeng cina formula I (vaselin album)
Minggu Replikasi F1 Homogenitas
A Homogen
0 B Homogen
C Homogen
A Homogen
1 B Homogen
C Homogen
A Homogen
2 B Homogen
C Homogen
A Homogen
3 B Homogen
C Homogen
A Homogen
4 B Homogen
C Homogen
Keterangan: sediaan salep dikatakan homogen bila tidak ada
partikel yang menggumpal ketika diuji
formula 1 yaitu sediaan terlihat rata, tidak ada gumpalan ataupun partikel
kecil pada formulasi salep ekstrak daun ketepeng cina dan tidak ada
perbedaan warna antara komponen salep dari minggu ke nol sampai minggu
Tabel VIII. Hasil uji homogenitas salep ekstrak daun ketepeng cina formula II (lanolin)
formula 2 yaitu sediaan terlihat rata, tidak ada gumpalan ataupun partikel
kecil pada formulasi salep ekstrak daun ketepeng cina dan tidak ada
perbedaan warna antara komponen salep dari minggu ke nol sampai minggu
Tabel IX. Hasil uji homogenitas salep ekstrak daun ketepeng cina formula III
(kombinasi vaselin album-lanolin)
sediaan salep formula 3 yaitu sediaan terlihat rata, tidak ada gumpalan
ataupun partikel kecil pada formulasi salep ekstrak daun ketepeng cina dan
tidak ada perbedaan warna antara komponen salep dari minggu ke nol
homogenitas salep yang baik, yaitu jika salep dioleskan pada sekeping kaca
atau bahan transparan lain yang cocok harus menunjukkan susunan yang
38
homogen yang dapat dilihat dengan tidak adanya partikel yang bergerombol
Hal ini berarti perbedaan tipe basis salep yang digunakan dalam
homogen dan rata agar tidak menimbulkan iritasi dan terdistribusi merata
ketika digunakan.
3. Daya sebar
Uji daya sebar dilakukan untuk melihat salep dapat menyebar dengan
baik atau tidak dan mengetahui kelunakan massa salep sehingga dapat
didapat hasil salep ekstrak daun ketepeng cina yang dapat dilihat pada tabel
X.
39
Tabel X. Hasil uji daya sebar salep ekstrak daun ketepeng cina formula I
Daya sebar
Minggu Replikasi F1
(cm)
A 3,35
B 3,30
0
C 3,25
A 3,50
1 B 3,25
C 3,35
A 3,32
B 3,48
2
C 3,41
A 3,50
B 3,47
3
C 3,57
A 3,32
B 3,42
4
C 3,58
Keterangan: sediaan salep formula 1 yaitu dengan basis
vaselin album
Dari hasil pengujian salep yang dilakukan bahwa sediaan salep ektrak
daun ketepeng cina pada Formula 1 basis vaselin album memiliki nilai daya
sebar yang hampir sama dari minggu ke nol sampai minggu ke empat hal ini
dapat dilihat pada tabel XI. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa salep
yang dibuat belum memenuhi parameter daya sebar yang nyaman bagi kulit.
Sedia an salep yang nyaman digunakan memiliki daya sebar 5-7 cm (Grag
dkk,. 2002). Salep ekstrak daun ketepeng cina ini masih bisa digunakan
Karena kurang dari standar nyaman dalam pemakaian salep ini dapat
menimbulkan rasa yang kurang nyaman karena akan berasa tebal dikulit.
normal. Suatu sediaan dikatakan normal bila nilai signifikansi > 0,05. Hasil
40
pengamatan uji daya sebar dari sediaan salep kemudian dianalisis dengan
Uji T berguna untuk menilai apakah mean dan keragaman dari dua
sediaan salep berpengaruh terhadap stabilitas jika nilai signifikansi < 0,05.
Sedangkan sediaan salep bila tidak berpengaruh terhadap stabilitas jika nilai
Tabel XI. Hasil uji analisis daya sebar formula 1 basis vaselin album menggunakan
Paired Samples Test
Perbandingan minggu Signifikansi Keterangan
0-1 0.454 Stabil
0-2 0.263 Stabil
0-3 0.058 Stabil
0-4 0.312 Stabil
karena > 0,05 yaitu pada minggu kesatu 0,604, kedua 0,405, ketiga 0,567
dan minggu keempat 0,747 untuk lebih jelasnya dapat dilihat lampiran 6.
Sedangkan untuk hasil yang diperoleh dari analisis Paired Samples Test
signifikan nya yaitu 0,058 dan minggu keempat nilai signifikansinya adalah
selama empat minggu dalam suhu ruang tidak ada perubahan atau stabil
Tabel XII. Hasil uji daya sebar salep ekstrak daun ketepeng cina formula II
Dari hasil pengujian salep yang dilakukan bahwa sediaan salep ektrak
daun ketepeng cina pada Formula 2 basis lanolin memiliki nilai daya sebar
yang menurun dari minggu ke nol sampai minggu ke empat hal ini dapat
dilihat pada tabel XII. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa salep yang
dibuat belum memenuhi parameter daya sebar yang nyaman bagi kulit.
Sediaan salep yang nyaman digunakan memiliki daya sebar 5-7 cm (Grag
dkk,. 2002). Salep ekstrak daun ketepeng cina ini masih bisa digunakan
Karena kurang dari standar nyaman dalam pemakaian salep ini dapat
menimbulkan rasa yang kurang nyaman karena akan berasa tebal dikulit.
normal. Suatu sediaan dikatakan normal bila nilai signifikansi > 0,05.
Tabel XIII. Hasil uji analisis daya sebar formula 2 basis lanolin menggunakan Paired
Samples Test
Perbandingan minggu Signifikansi Keterangan
0-1 0.072 Stabil
0-2 0.052 Stabil
0-3 0.004 Tidak Stabil
0-4 0.010 Tidak Stabil
0,05 yaitu minggu kesatu 0,463, kedua 0,298, ketiga 0,780 dan minggu
signifikansinya adalah 0,054, minggu ketiga nilai signifikan nya yaitu 0,004
dengan basis lanolin setelah disimpan selama empat minggu dalam suhu
ruang terdapat perubahan atau tidak stabil karena nilai signifikansi dalam
Tabel XIV. Hasil uji daya sebar salep ekstrak daun ketepeng cina formula III
Minggu Replikasi F3 Daya sebar (cm)
A 4,10
0 B 4,20
C 4,00
A 3,80
1 B 3,92
C 3,92
A 3,97
2 B 4,05
C 3,97
A 3,42
3 B 3,33
C 3,40
A 3,40
4 B 3,30
C 3,27
Keterangan: sediaan salep formula 3 yaitu dengan basis
Kombinasi vaselin album-lanolin
Dari hasil pengujian salep yang dilakukan bahwa sediaan salep ektrak
memiliki nilai daya sebar yang hampir sama dari minggu ke nol sampai
minggu ke empat hal ini dapat dilihat pada tabel XIV. Dari hasil pengujian
sebar yang nyaman bagi kulit. Sediaan salep yang nyaman digunakan
memiliki daya sebar 5-7 cm (Grag dkk,. 2002). Salep ekstrak daun ketepeng
cina ini masih bisa digunakan sebagai salep antifungi namun dalam
pemakaian salep ini dapat menimbulkan rasa yang kurang nyaman karena
akan berasa tebal dikulit. Hasil ini diduga karana konsistensi sediaan yang
cukup kental.
44
normal. Suatu sediaan dikatakan normal bila nilai signifikansi > 0,05.
Tabel XV. Hasil uji analisis daya sebar formula 3 basis kombinasi vaselin album-
lanolin menggunakan Paired Samples Test
Perbandingan minggu Signifikansi Keterangan
0-1 0.150 Stabil
0-2 0.451 Stabil
0-3 0.002 Tidak Stabil
0-4 0.000 Tidak Stabil
nilai normalitas karena > 0,05 yaitu pada minggu kesatu 0,298, kedua 0,220,
ketiga 0,407 dan minggu keempat 0,427 untuk lebih jelasnya dapat dilihat
signifikan nya yaitu 0,002 dan minggu keempat nilai signifikansinya adalah
perubahan atau tidak stabil karena nilai signifikansi pada minggu ke tiga dan
sediaan salep ektrak daun ketepeng cina terlihat adanya perbedaan antara
memiliki daya sebar yang lebih lebar dari salep ekstrak daun ketepeng cina
dengan basis vaselin album dan lanolin hal ini karena basis kombinasi
memiliki daya sebar yang kecil karena memiliki kekentalan yang tinggi.
normal. Suatu sediaan dikatakan normal bila nilai signifikansi > 0,05. Hasil
pengamatan uji daya sebar dari sediaan salep pada ketiga formulasi tersebut
apakah mean dan keragaman dari dua kelompokberbeda secara statistik satu
sama lain.
Dilakukan uji T dengan hipotesis dalam penelitian ini yaitu basis salep
terhadap uji stabilitas fisik salep ekstrak daun ketepeng cina. Langkah
stabilitas jika nilai signifikansi < 0,05. Sedangkan sediaan salep bila tidak
0,05 yang menunjukkan bahwa data daya sebar ketiga formula terdistribusi
formula 1 stabil dari minggu nol sampai minggu ke empat, sedangkan pada
formula 2 dan 3 stabil sampai minggu ke dua untuk minggu ke tiga dan
empat tidak stabil. Hal ini dikarenakan formula 2 yaitu basis lanolin bersifat
menyerap air sehingga memiliki daya sebar yang lebih kecil dibandingkan
formula yang lain sehingga didapatkan sediaan yang agak keras setelah
dibandingkan basis vaselin dan lanolin sendiri hal ini karena sediaan yang
dibuat memiliki massa yang cukup lembek dibandingkan ke dua formula hal
ini dikarenakan campuran vaselin album yang bersifat minyak mineral yang
dapat menurunkan kekentalan salep dan lanolin yang bersifat menyerap air
cukup tinggi karena semakin besar atau luas nilai daya sebarnya maka
4. Daya lekat
Uji daya lekat dilakukan untuk mengetahui berapa lama sediaan salep
sehingga zat aktif dalam salep terabsorbsi. Daya lekat merupakan salah satu
konsistensi salep semakin kental maka daya lekat salep semakin besar maka
waktu kontak salep dengan kulit semakin lama sehingga absorbsi obat
melalui kulit semakin besar. Dari hasil penelititian diperoleh hasil uji daya
lekat dari salep ekstrak daun ketepeng cina yang dapat dilihat pada tabel
XVI.
Tabel XVI. Hasil uji daya lekat salep ekstrak daun ketepeng cina formula I
Pada formula 1 memiliki kenaikan pada daya lekat dari minggu ke nol
sampai minggu ke empat hal ini dikarenakan konsistensi massa salep yang
48
kenaikan.
normal. Suatu sediaan dikatakan normal bila nilai signifikansi > 0,05.
Tabel XVII. Hasil uji analisis daya lekat formula 1 basis vaselin album
menggunakan Paired Samples Test
Perbandingan minggu Signifikansi Keterangan
0-1 0.592 Stabil
0-2 0.116 Stabil
0-3 0.053 Stabil
0-4 0.100 Stabil
karena > 0,05 yaitu pada minggu kesatu 1,000, kedua 0,998, ketiga 0,901,
dan minggu keempat 0,957, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran
7. Sedangkan untuk hasil yang diperoleh dari analisis Paired Samples Test
signifikan nya yaitu 0,053 dan minggu keempat nilai signifikansinya adalah
selama empat minggu dalam suhu ruang tidak ada perubahan atau stabil
Tabel XVIII. Hasil uji daya lekat salep ekstrak daun ketepeng cina formula II
daya lekat dari minggu ke nol sampai minggu ke empat hal ini dikarenakan
normal. Suatu sediaan dikatakan normal bila nilai signifikansi > 0,05.
Tabel XIX. Hasil uji analisis daya lekat formula 2 basis lanolin menggunakan
Paired Samples Test
Perbandingan minggu Signifikansi Keterangan
0-1 0.078 Stabil
0-2 0.100 Stabil
0-3 0.003 Tidak Stabil
0-4 0.005 Tidak Stabil
0,05 yaitu pada minggu kesatu 0,358, kedua 0,521, ketiga 0,901 dan minggu
Sedangkan untuk hasil yang diperoleh dari analisis Paired Samples Test
signifikan nya yaitu 0,003 dan minggu keempat nilai signifikansinya adalah
empat minggu dalam suhu ruang terdapat perubahan atau tidak stabil karena
nilai signifikansi dalam tiap minggu < 0,05 pada minggu ketiga dan
keempat.
Tabel XX. Hasil uji daya lekat salep ekstrak daun ketepeng cina formula III
Minggu Replikasi F3 Daya lekat (detik)
A 54
0 B 63,33
C 41
A 55,27
1 B 69
C 45,33
A 68
2 B 75,66
C 54
A 70,66
3 B 80
C 56,66
A 153,33
4 B 148,66
C 130,50
Keterangan: sediaan salep formula 3 yaitu dengan basis
Kombinasi vaselin album-lanolin
51
memiliki kenaikan pada daya lekat dari minggu ke nol sampai minggu ke
empat hal ini dikarenakan konsistensi massa salep yang cukup kental
normal. Suatu sediaan dikatakan normal bila nilai signifikansi > 0,05.
Tabel XXI. Hasil uji analisis daya lekat formula 3 basis kombinasi vaselin album-
lanolin menggunakan Paired Samples Test
Perbandingan minggu Signifikansi Keterangan
0-1 0.102 Stabil
0-2 0.091 Stabil
0-3 0.000 Tidak Stabil
0-4 0.006 Tidak Stabil
nilai normalitas karena > 0,05 yaitu pada minggu kesatu 0,824, kedua 0,680,
ketiga 0,781 dan minggu keempat 0,372 untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran 7. Sedangkan untuk hasil yang diperoleh dari analisis Paired
ketiga nilai signifikan nya yaitu 0,000 dan minggu keempat nilai
ruang terdapat perubahan atau tidak stabil karena nilai signifikansi dalam
rendah atau waktu paling singkat karena F1 ini merupakan basis minyak
dibanding basis lainnya. Hasil uji daya lekat F3 yaitu kombinasi vaselin
album-lanolin diketahui memiliki nilai paling tinggi atau waktu paling lama
dibanding formula basis lainnya, sehingga salep akan lebih lama kontak
dikatakan normal bila nilai signifikansi > 0,05. Hasil pengamatan uji daya
lekat dari sediaan salep pada ketiga formulasi tersebut kemudian dianalisis
dengan minggu ke nol. Uji T berguna untuk menilai apakah mean dan
Dilakukan uji T dengan hipotesis dalam penelitian ini yaitu basis salep
terhadap uji stabilitas fisik salep ekstrak daun ketepeng cina. Langkah
stabilitas jika nilai signifikansi < 0,05. Sedangkan sediaan salep bila tidak
Data hasil uji daya lekat ketiga formula selama empat minggu
formula 1 stabil dari minggu nol sampai minggu ke empat, sedangkan pada
formula 2 dan 3 stabil sampai minggu ke dua untuk minggu ke tiga dan
memiliki sifat yang paling baik jika digunakan sebagai basis salep
antibakteri ekstrak daun ketepeng cina dilihat dari nilai daya lekatnya
berdifusi keluar dari basisnya akan semakin cepat sehingga pelepasan obat
5. pH
basa (Lachman, 1994). Hasil pengamatan uji pH dapat dilihat pada tabel
XXII.
Tabel XXII. Hasil uji pH salep ekstrak daun ketepeng cina formula I
Minggu Replikasi F1 pH
A 5,67
0 B 5,33
C 6
A 5,67
1 B 5,33
C 6
A 5
2 B 5,67
C 5,33
A 5.67
3 B 5,33
C 5
A 5
4 B 5,67
C 5,33
Keterangan: sediaan salep formula 1 yaitu dengan basis
vaselin album
pH kulit yaitu 4,5-6,5 hal ini menunjukkan bahwa nilai pH sediaan salep
dengan basis vaselin album yang dibuat sesuai dengan kriteria pH kulit
Suatu sediaan dikatakan normal bila nilai signifikansi > 0,05. Dilakukan uji
Tabel XXIII. Hasil uji analisis pH formula 1 basis vaselin album menggunakan
Paired Samples Test
Perbandingan minggu Signifikansi Keterangan
0-1 1.000 Stabil
0-2 0.426 Stabil
0-3 0.423 Stabil
0-4 0.423 Stabil
karena > 0,05 yaitu pada minggu kesatu 0,984, kedua 0,984, ketiga 0,984,
dan minggu keempat 0,630 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran
8. Sedangkan untuk hasil yang diperoleh dari analisis Paired Samples Test
signifikan nya yaitu 0,423 dan minggu keempat nilai signifikansinya adalah
selama empat minggu dalam suhu ruang tidak ada perubahan atau stabil
Tabel XXIV. Hasil uji pH salep ekstrak daun ketepeng cina formula II
Minggu Replikasi F2 pH
A 5,67
0 B 5,33
C 6
A 5,67
1 B 5.33
C 6
A 5
2 B 5,67
C 5,33
A 5.67
3 B 5,33
C 5
A 5
4 B 5,67
C 5,33
Keterangan: sediaan salep formula 2 yaitu dengan basis
lanolin
56
juga memenuhi kriteria pH kulit yaitu 4,5-6,5 hal ini menunjukkan bahwa
nilai pH sediaan salep dengan basis lanolin yang dibuat sesuai dengan
Suatu sediaan dikatakan normal bila nilai signifikansi > 0,05. Dilakukan uji
Tabel XXV. Hasil uji analisis pH formula 2 basis lanolin menggunakan Paired
Samples Test
Perbandingan minggu Signifikansi Keterangan
0-1 0.746 Stabil
0-2 1.000 Stabil
0-3 0.184 Stabil
0-4 0.423 Stabil
0,05 yaitu pada minggu kesatu 0,984, kedua 0,630, ketiga 0,984, dan
minggu keempat 0,984 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 8.
Sedangkan untuk hasil yang diperoleh dari analisis Paired Samples Test
signifikan nya yaitu 0,184 dan minggu keempat nilai signifikansinya adalah
empat minggu dalam suhu ruang tidak ada perubahan atau stabil karena nilai
Tabel XXVI. Hasil uji pH salep ekstrak daun ketepeng cina formula III
Minggu Replikasi F3 pH
A 5,33
0 B 5,67
C 6
A 5,67
1 B 5.33
C 6
A 5
2 B 5,67
C 5,33
A 5.33
3 B 5,67
C 5
A 5,33
4 B 5,67
C 5
Keterangan: sediaan salep formula 3 yaitu dengan basis
Kombinasi vaselin album-lanolin
ke nol sampai ke empat juga memenuhi kriteria pH kulit yaitu 4,5-6,5 hal ini
digunakan.
Suatu sediaan dikatakan normal bila nilai signifikansi > 0,05. Dilakukan uji
Tabel XXVII. Hasil uji analisis pH formula 3 basis kombinasi vaselin album-lanolin
menggunakan Paired Samples Test
Perbandingan minggu Signifikansi Keterangan
0-1 1.000 Stabil
0-2 0.227 Stabil
0-3 0.227 Stabil
0-4 0.423 Stabil
nilai normalitas karena > 0,05 yaitu pada minggu kesatu 0,984, kedua 0,984,
ketiga 0,984 dan minggu keempat 0,984 untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran 8. Sedangkan untuk hasil yang diperoleh dari analisis Paired
ketiga nilai signifikan nya yaitu 0,227 dan minggu keempat nilai
ruang tidak ada perubahan atau stabil karena nilai signifikansi dalam tiap
Kriteria salep yang baik harus memenuhi kriteria pH kulit yaitu 4,5 -
6,5 (Naibaho dkk., 2013). Ketigat salep menunjukkan nilai pH yang sesuai
asam dapat mengiritasi kulit sedangkan pH yang terlalu basa dapat membuat
nilai signifikansi > 0,05. Hasil pengamatan uji pH dari sediaan salep pada
berguna untuk menilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok
Dilakukan uji T dengan hipotesis dalam penelitian ini yaitu basis salep
terhadap uji stabilitas fisik salep ekstrak daun ketepeng cina. Langkah
stabilitas jika nilai signifikansi < 0,05. Sedangkan sediaan salep bila tidak
nilai diatas 0,05 yang artinya tidak ada perubahan pH yang signifikan
D. Hasil kesimpulan uji stabilitas fisik salep ekstrak daun ketepeng cina
A. KESIMPULAN
sebar, dan daya lekat namun tidak terdapat pengaruh perbedaan pada homogenitas
dan pH.
B. SARAN
cina.
3. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut tentang uji iritasi salep terhadap salep
61
DAFAR PUSTAKA
Anief, M., 2009, Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, Universitas Gadjah
Mada Press, Yogyakarta.
Anief, M., 2010, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Ansel, H.C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat, Jakarta,
UI Press.
Anwar, Effionora., 2012, Eksipien Dalam Sediaan Farmasi, Dian Raya, Jakarta.
Bayuaji, T.S., Astuti, I.Y.,Dhiani, B.As., 2012, Aktivitas Antifungi Krim Daun
Ketepeng Cina (Senna alata L. Roxb.) Terhadap Trichophyton
mentagrophytes,PHARMACYVol.09 No. 03 Desember 2012.
Gama, M. P., 2011, Perbandingan Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.)
Dengan Ketokonazol 2% Dalam Menghambat Pertumbuhan Malassezia
Furfur Pada Pityriasis Versicolor Secara In Vitro, Karya Tulis Ilmiah,
Universitas Diponegoro, Semarang.
62
63
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., & Sigla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid
Formulation, Pharmaceutical Technology, US
Hariana, A., 2013, 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Swadaya, Jakarta.
Hezmela, R., 2006, Daya Antijamur Ekstrak lengkuas merah (Alpinia purpurata
K Schum) dalam Sediaan Salep, Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hidayat, S dan Rodame M.N, 2015, Kitab Tumbuhan Obat, Agrifo (Penebar
Swadaya Grub), Jakarta.
Lachman, L., Lieberman H. A., Kanig, J. L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi
Industri, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, edisi III, 1091-1096,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Linda, R., Khotimah, S., dan Elfiyanti, 2011, Aktivitas Ekstrak Daun Ketepeng
Cina, (Cassia alata Linn.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Cercospora
Personatum,Biopolar Industri: 02 No. 01, Juni 2011.
Miryanti, A., Lanny, S., Kurniawan, B., Stephen, I., 2011, Ekstraksi Antioksidan
dari Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.), Laporan Penelitian,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Katolik Parahyangan, Bandung.
Naibaho, olivia H., Paulina V. Y., Weny W., 2013, Pengaruh Basis Salep
Terhadap Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi ( Ocimum
sanctum L.) Pada Kulit Punggung Kelinci Yang Dibuat InfeI
Staphylococcus aureus, Farmasi FMIPA UNSRATVol. 02, Manado.
Nugroho, A.F., 2008, Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Kemangi (Ocimum santum
L.) Secara Granulasi Basah dengan Menggunakan Pulvis Gummi Arabici
(PGA) Sebagai Bahan Pengikat, Skripsi, Fakultas Farmasi, UMS,
Surakarta.
Permadi, A., 2008, Membuat Kebun Tanaman Obat, Pustaka Bunda (grub puspa
swara) Anggota Ikapi, Jakarta.
64
Poelengan, M., Andriani, K., Susanti, S., Sussan, L., Komala, M., 2007, Uji Daya
Anti Bakteri Ekstrak Etanol Batang Bungur (Largerstormenia Speciosa
Pers) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Secara In Vitro,
Laporan Penelitian, Fakultas Pertenakan, Institut Pertanian Bogor.
Rowe, Roymond C.,Sheskey, P.,J.,dan Quinn, M.,E., 2009, Handbook of
Pharmaceutical Excipients Sixth Edition,Pharmaceutical Press, London.
Sayuti, N. A, 2015, Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun
Ketepeng Cina (Cassia alata L.), Kefarmasian Indonesia Vol.5 No.2
Agustus. 2015, Poltekkes Kemenkes, Surakarta.
Tjay, T.H., & Rahardja, K., 2002. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan
Efek-Efek Sampingnya.Edisi VI. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media
Komputindo.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi 5, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
65
LAMPIRAN
0,3 gram
2. Metil paraben = ×30 gram=0,09 gram
100
3. Vaselin album
98,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
Formula I = × 30 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 29,46 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
83,47 gram
Formula III = × 30 gram = 25,041 gram
100
4. Lanolin
98,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
Formula II = × 30 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 29,46 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
14,73 𝑔𝑟𝑎𝑚
Formula III = × 30 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 4,419 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
66
beratekstrak
Rendemen = X 100%
beratsimplisia
29,01
Rendemen = X 100%
180
= 16,12% (b/b)
67
Hasil sediaan salep basis vaselin album Hasil sediaan salep basis lanolin
Lampiran 6. Data Lengkap Hasil Pengujian, Statistika dan Gambar Uji Daya
Sebar Salep
1. Data pengujian daya sebar salep
Daya Sebar (cm) formula 1 (basisvaselin album)
Minggu Formula A1 Formula A2 Formula A3
Rep 1 Rep 2 Rep 3 Rep 1 Rep 2 Rep 3 Rep 1 Rep 2 Rep 3
Minggu kesatu
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Formula Statistic df Sig. Statistic df Sig.
daya sebar formula basis vaselin
.175 3 . 1.000 3 1.000
album minggu 0
formula basis vaselin 1.000 3 .604
.260 2 .
album minggu 1
Minggu dua
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu ketiga
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu keempat
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu kedua
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu ketiga
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu keempat
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu kesatu
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu kedua
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu ketiga
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu keempat
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
1 12 23 14 36 51 108 31 35 10
0 2 15 16 22 88 93 45 79 73 63
3 20 13 13 27 20 22 52 35 50
1 23 10 13 150 98 45 67 79 49
1
2 15 16 13 75 86 145 79 86 72
3 13 20 22 36 18 15 20 42 15
3 33 27 25 45 37 45 70 38 12
1 15 12 10 14 20 90 140 130 95
3
2 30 30 15 70 110 237 60 90 65
3 10 24 35 100 90 130 12 20 10
1 16 38 13 25 15 47 300 306 60
4 2 26 30 22 60 90 160 100 90 30
Minggu kedua
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu ketiga
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu keempat
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu kedua
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu ketiga
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu keempat
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu kedua
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu ketiga
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu keempat
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std.
Difference
Deviatio Std. Error Sig. (2-
Mean n Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 daya lekat f1
minggu 0 - daya .55000 1.50801 .87065 -3.19611 4.29611 .632 2 .592
lekat f1 minggu 1
Pair 2 daya lekat f1
minggu 0 - daya -3.78333 2.45327 1.41640 -9.87759 2.31093 -2.671 2 .116
lekat f1 minggu 2
Pair 3 daya lekat f1
minggu 0 - daya -3.67000 1.53189 .88444 -7.47544 .13544 -4.150 2 .053
lekat f1 minggu 3
Pair 4 daya lekat f1 -
minggu 0 - daya 1.32267 7.83062 4.52101 -32.67899 6.22566 -2.926 2 .100
lekat f1 minggu 4 E1
salep
Ph
Replika
Minggu Formul Formul Formul Formul Formul Formul Formul Formul Formula
si
a A1 a A2 a A3 a B1 a B2 a B3 a C1 a C2 C3
1 6 5 6 5 6 6 5 6 6
0 2 6 5 6 5 5 6 5 5 6
3 5 6 6 5 6 6 6 6 6
1 6 6 6 5 5 6 5 6 6
1 2 5 6 5 6 5 6 6 5 6
3 6 6 5 6 6 6 6 5 6
1 5 6 5 5 5 6 5 6 6
2 2 5 5 5 6 5 6 5 5 5
3 5 6 6 6 5 6 5 6 5
1 5 5 5 5 5 5 6 5 6
3 2 6 5 5 5 6 6 5 5 5
3 6 6 5 5 5 6 5 5 6
1 5 5 5 5 5 5 5 6 5
4 2 5 5 5 5 6 6 6 6 5
3 5 6 5 5 6 5 5 5 5
Minggu kesatu
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu kedua
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu ketiga
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu keempat
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu kesatu
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu kedua
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu ketiga
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu keempat
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu kesatu
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu kedua
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu ketiga
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Minggu keempat
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Std. Std.
Deviatio Error Sig. (2-
Mean n Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 ph f3 minggu 0 -
.00000 .34000 .19630 -.84461 .84461 .000 2 1.000
ph f3 minggu 1
Pair 2 ph f3 minggu 0 -
.33333 .33501 .19342 -.49888 1.16555 1.723 2 .227
ph f3 minggu 2
Pair 3 ph f3 minggu 0 -
.33333 .33501 .19342 -.49888 1.16555 1.723 2 .227
ph f3 minggu 3
Pair 4 ph f3 minggu 0 -
.33333 .57735 .33333 -1.10088 1.76755 1.000 2 .423
ph f3 minggu 4
89
3. Gambar uji pH