Anda di halaman 1dari 8

ANALISA ISU DI UNIT KERJA

UPTD PUSKESMAS BATU ANAM


KABUPATEN SIMALUNGUN

OLEH :
NAMA : FRITA NANDA PUTRI SARAGIH, AMd. AK
NIP : 199509232019032009
ANGKATAN/NO URUT : VIII/27
KELOMPOK : III
PENGAMPU MATERI : Drs. HOLLER SINAMO, MM

KERJASAMA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIAPROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN LPP
AGRO NUSANTARA WILAYAH MEDAN 2021
LATAR BELAKANG
Penulis merupakan CPNS yang bertugas di Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun,
tepatnya di UPTD Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun dengan jabatan sebagai
Tenaga Laboratorium Kesehatan Terampil. Tenaga Laboratorium Kesehatan Terampil atau
Analis Kesehatan merupakan seseorang yang bertugas, bertanggung jawab, berwenang, dan
memegang peranan penting dalam analisa laboratorium kesehatan untuk menegakkan
diagnosa.
Menjadi Tenaga Laboratorium Kesehatan atau lebih dikenal Analis Kesehatan di
Puskesmas Batu Anam sudah saya jalani selama lebih kurang 2 tahun. Bertugas melakukan
pemeriksaan spesimen yaitu darah dan sputum. Analis kesehatan mempunyai peranan penting
sebagai pelaksana teknis unuk pelayanan laboratorium medis. Selain itu, analis kesehatan
memiliki fungsi yakni membantu klinisi untuk memanfaatkan data lab untuk
menginterpretasikan hasil tes lab, mengorganisir kegiatan lab, serta memberikan penyuluhan
pada masyarakat yang berhubungan dengan lab medis yang berada di lingkungan Puskesmas
tempat saya bekerja.
Puskesmas Batu Anam merupakan salah satu sarana kesehatan yang ada di
Kabupaten Simalungun tepatnya di Kecamatan Siantar. Puskesmas Batu Anam Kabupaten
Simalungun terdiri dari 8 Nagori dan 44 Dusun.
Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal Puskesmas Batu Anam saat
ini dipimpin oleh seorang dokter yang berintegritas, disiplin, bertanggung jawab dan
bijaksana yaitu, dr. Henry R M Hutabarat, MKM. Pegawai yang dipimpin beliau berjumlah
61 orang yang bekerja sesuai tupoksinya masing-masing dalam upaya menjalankan pelayanan
kesehatan. Berdasarkan data dan pernyataan dari berbagai pihak terdapat berbagai
permasalahan di Puskesmas Batu Anam terkait dengan pelayanan kesehatan terutama sejak
masa pandemik.

ISU-ISU DI PUSKESMAS BATU ANAM KABUPATEN SIMALUNGUN

I. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Belum optimalnya Petugas Laboratorium dalam penyimpanan Reagensia di Laboratorium
Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun
2. Belum optimalnya penampungan sputum pada masyarakat yang memiliki gejala penyakit
TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun
3. Belum optimalnya pengiriman sampel pemeriksaan Swab PCR yang akan dirujuk ke
Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Puskesmas Batu Anam Kabupaten
Simalungun
II. KAITAN PENETAPAN ISU TERSEBUT DENGAN MATERI AGENDA TIGA
(MANAJEMEN ASN,PELAYANAN PUBLIK, WHOLE OF GOVERNMENT)

1. MANAJEMEN MUTU
Belum optimalnya Petugas Laboratorium dalam penyimpanan Reagensia di Laboratorium
Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun. Reagensia adalah penunjang untuk
pemeriksaan laboratorium, jika penyimpanan yang tidak baik akan berdampak pada hasil
pemeriksaan.

2. PELAYANAN PUBLIK
Belum optimalnya penampungan sputum pada masyarakat yang memiliki gejala penyakit
TBC di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun terkait karena
kurang optimalnya petugas kesehatan memberikan edukasi tentang penyakit TB paru dan
bagaimana dampak yang akan terjadi perihal itu.

3. WHOLE OF GOVERNMENT
Belum optimalnya pengiriman sampel pemeriksaan Swab PCR yang akan dirujuk ke
Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Puskesmas Batu Anam Kabupaten
Simalungun.

III. ANALISIS PENYEBAB ISU


Berdasarkan latar belakang kondisi saat ini terdapat 3 permasalahan di
Puskesmas Batu Anam, isu pertama yaitu belum optimalnya penyimpanan
reagensia di laboratorium Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun. Jika hal
ini tidak di tindak lanjutkan akan sangat berdampak pada hasil pemeriksaan.
Isu yang kedua adalah belum optimalnya penampungan sputum pada
masyarakat yang memiliki gejala TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Batu anam
Kabupaten Simalungun. Pada pasien yang memiliki gejala TB Paru jika tidak
segera ditangani lebih lanjut akan menularkan ke banyak orang serta dampak yang
terjadi kepada pasien tersebut akan mengalami penurunan kesehatan.
Isu yang ketiga adalah belum optimalnya pengiriman sampel pemeriksaan Swab
PCR yang akan dirujuk ke Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di
Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun

Untuk menentukan isu dan penyebab isu dapat dilihat pada table berikut

Tabel Identifikasi Isu

No Permasalahan Penyebab
1 Belum optimalnya petugas laboratorium dalam  Kurangnya ketersediaan tempat
penyimpanan reagensia di Puskesmas Batu Anam penyimpanan
Kabupaten Simalungun  Kurangnya pemahaman peletakkan
reagensia
 Tidak adanya alat untuk mengukur
kelembapan dan temperature suhu
2 Belum optimalnya penampungan sputum pada  Kurangnya edukasi dari petugas
masyarakat yang memiliki gejala penyakit TB Paru Kesehatan kepada masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam Kabupaten  Kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap penyakit TB Paru
Simalungun
 Kurang kesadaran masyarakat
tentang kesehatannya
3 Belum optimalnya pengiriman sampel pemeriksaan  Kurangnya sarana dan prasarana
Swab PCR yang akan dirujuk ke Laboratorium dalam pengiriman sampel
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Puskesmas  Lamanya waktu dalam memperoleh
hasil yang akan menghambat
Batu Anam Kabupaten Simalungun
pengobatan pasien
 Kurangnya koordinasi petugas
puskesmas dengan petugas
laboratorium rujukan
IV. Penetapan isu dengan menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
dan Kelayakan)

Identifikasi Isu dengan Metode APKL

Kriteria
No Isu Permasalahan APKL Keterangan
A P K L
1 Belum optimalnya petugas laboratorium dalam √ √ √ √ Memenuhi
penyimpanan reagensia di Puskesmas Batu Anam
Kabupaten Simalungun

2 Belum optimalnya penampungan sputum pada masyarakat √ √ √ √ Memenuhi


yang memiliki gejala penyakit TB Paru di wilayah kerja
Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun

3 Belum optimalnya pengiriman sampel pemeriksaan Swab √ √ √ √ Memenuhi


PCR yang akan dirujuk ke Laboratorium Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara di Puskesmas Batu Anam
Kabupaten Simalungun

Selanjutnya isu atau permasalahan ini akan dilanjutkan dengan metode USG

Metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) adalah salah satu metode yang digunakan untuk
Menyusun urutan prioritas isu yang harus di selesaikan dengan menentukan skala 1-5 yaitu:

1. Tidak mendesak/ serius/ berdampak,


2. Kurang mendesak/ serius/ berdampak,
3. Cukup mendesak/ serius/ berdampak,
4. Mendesak/ serius/ berdampak,
5. Sangat mendesak/ serius/ berdampak
Dengan metode USG dapat diperoleh analisis sebagai berikut :
Identifikasi Isu Dengan Metode USG

No Isu Permasalahan U S G Total Peringkat


1 Belum optimalnya petugas laboratorium dalam 14 13 13 40 II
penyimpanan reagensia di Puskesmas Batu Anam
Kabupaten Simalungun

 Kurangnya ketersediaan tempat penyimpanan 5 5 5


 Kurangnya pemahaman peletakkan reagensia 5 4 4
 Tidak adanya alat untuk mengukur 4 4 4
kelembapan dan temperature suhu
2 Belum optimalnya penampungan sputum pada masyarakat 15 14 14 43 I
yang memiliki gejala penyakit TB Paru di wilayah kerja
Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun
 Kurangnya edukasi dari petugas Kesehatan 5 4 5
kepada masyarakat
 Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap 5 5 5
penyakit TB Paru
 Kurang kesadaran masyarakat tentang 5 5 4
kesehatannya
3 Belum optimalnya pengiriman sampel pemeriksaan Swab 13 13 13 39 III
PCR yang akan dirujuk ke Laboratorium Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara di Puskesmas Batu Anam
Kabupaten Simalungun
 Kurangnya sarana dan prasarana dalam 4 4 4
pengiriman sampel
 Lamanya waktu dalam memperoleh hasil 5 5 5
yang akan menghambat pengobatan pasien
 Kurangnya koordinasi petugas puskesmas 4 4 4
dengan petugas laboratorium rujukan

Berdasarkan hasil analisis metode USG, dari 3 isu yang dapat dikatakan bahwa isu nomor 2
merupakan isu prioritas karena memiliki skor tertinggi yaitu sebsar 43 dengan rincian 15
(urgen), 14 (keseriusan), dan 14 (perkembangan isu). Untuk itu isu yang dipilih adalah
“Belum optimalnya penampungan sputum pada masyarakat yang memiliki gejala
penyakit TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun.”

Identifikasi Isu dengan Metode Fishbone

Pasien Tenaga Kesehatan

Kurangnya informasi Kurang efektifnya penyampaian


Mengenai penyakit TB Paru dibagian promkes

Belum optimalnya
penampungan sputum
pada masyarakat yang
Belum maksimalnya sarana memiliki gejala penyakit
Sulitnya mewujudkan visi dan misi
puskesmas dengan baik TB Paru di wilayah kerja
Dan prasarana puskesmas
Puskesmas Batu Anam

Puskesmas Media

V. Gagasan Kegiatan Kreatif Isu Terpilih

Berdasarkan hasil analisis metode USG, telah diperoleh sebagai isu prioritas,
maka dengan ditetapkan beberapa gagasan kegiatan untuk mendukung pemecah masalah,
yaitu “Belum optimalnya penampungan sputum pada masyarakat yang memiliki
gejala penyakit TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam Kabupaten
Simalungun.”

Kegiatan yang dilakukan berupa :

1. Melakukan screening terhadap masyarakat yang memiliki gejala penyakit


TBC di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun
2. Membuat spanduk/poster mengenai penularan penyakit TB Paru di wilayah
kerja Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun
3. Membuat Leaflet mengenai pentingnya pemeriksaan sputum untuk menunjang
diagnosa pemeriksaan TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Batu Anam
Kabupaten Simalungun
4. Membagikan pot sputum pada kegiatan-kegiatan seperti di posbindu,
posyandu, perwiritan dll.

Anda mungkin juga menyukai