Anda di halaman 1dari 23

RANCANGAN

AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI – NILAI DASAR PNS
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II

JUDUL
OPTIMALISASI PENERAPAN PROSEDUR FLEBOTOMI
DI BLKD PROVINSI SULUT

DISUSUN OLEH:

NAMA : CHELINE SEIVNI SEKOH


NIP : 19980427 202012 2 013
GOLONGAN : IIc
JABATAN : PENGATUR
UNIT KERJA : BLKD PROVINSI SULAWESI
UTARA
COACH : TOMAN HUTAPEA, SH., MH
MENTOR : MARLA YOULA MASIKOME,
S.Farm, apt

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Menurut UU NO.5 Tahun 2014 menjelaskan bahwa
seorang ASN mempunyai tugas untuk melaksanakan kebijakan
publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam rangka mewujudkan ASN yang profesional dan
berkarakter, maka setiap calon pegawai negeri sipil diwajibkan
untuk menyelesaikan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang disebut dengan Pelatihan Dasar CPNS
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No 94 tahun
2021. Latsar ini dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai dasar
profesi ASN yang diakronimkan sebagai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi).
Dalam mewujudkan aktualisasi nilai dasar PNS maka penulis akan
melaksanakannya pada unit kerja penulis yaitu UPTD Balai
Laboratorium Kesehatan Daerah (BLKD) Provinsi Sulawesi Utara.
Dalam melaksanakan tugas pokok di BLKD Provinsi Sulawesi
Utara didapati beberapa isu yang perlu ditingkatkan , antara lain
pelayanan antrian di BLKD Provinsi Sulut yang belum optimal
yang disebabkan oleh kurangnya kunjungan pasien membuat hal
ini tidak dilaksanakan namun seharusnya dipakai secara terus
menerus agar petugas terbiasa bekerja sesuai alur pelayanan.
Isu yang kedua yaitu Belum optimalnya penanganan tumpahan
sampel infeksius laboratorium yang disebabkan oleh kurangnya
pemahaman petugas dalam menangani tumpahan sampel
infeksius sehingga dapat menyebabkan resiko kontak langsung
antar sampel infeksius dengan petugas.
Isu yang ketiga adalah belum patuhnya petugas dalam
memisahkan limbah medis dan non medis. Kurangnya sosialisasi
dan kurangnya kesadaran pegawai dalam hal pembuangan
sampah ini dapat menyebabkan bahaya terhadap lingkungan.
karena limbah medis merupakan limbah infeksius yang
membutuhkan perlakuan khusus dalam penanganan limbah medis
tersebut.
Isu yang keempat adalah belum optimalnya pencatatan
penggunaan reagen laboratorium. Pencatatan penggunaan
reagen yang belum dilaksanakan secara maksimal dapat
berakibat tidak efisien dan efektifnya laboratorium dalam
menggunakan reagen sehingga dapat menimbulkan kerugian.
Isu yang terakhir yakni pemahaman petugas flebotomi dalam
penerapan prosedur flebotomi belum optimal yang disebabkan oleh
petugas yang belum mengikuti pelatihan mengenai tindakan
flebotomi. Kurangnya pemahaman ini dapat menyebabkan
kesalahan teknis dalam proses pengambilan darah,
mempengaruhi kualitas sampel dan mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium
Dalam menunjang Pelayanan Laboratorium yang unggul, tepat
dan akurat maka diperlukan pelayanan yang optimal. Untuk itu
dalam menunjang tujuan ini penulis mengangkat isu utama
mengenai optimalisasi penerapan standar operasional prosedur
flebotomi. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Goswarmi et al
(2010) menyatakan bahwa pelaksanaan flebotomi yang tidak
tepat, kurangnya pengetahuan dan ketidakpatuhan petugas
merupakan kesalahan yang sangat mempengaruhi kualitas
sampel. Flebotomi merupakan suatu prosedur pra analitik dalam
melakukan pengambilan darah kepada pasien yang kemudian
diperiksa dan diuji di laboratorium untuk menentukan jenis dan
penyebab penyakit dalam rangka membantu diagnosa dokter.
Menurut Permenkes Nomor 43 tahun 2013 Kontribusi kesalahan
terbesar dalam pemeriksaan laboratorium yaitu tahapan pra
analitik yakni sekitar 62%, pasca analitik 23% dan analtik 15%.
Kontribusi kesalahan pra analitik yang begitu besar dapat
mempengaruhi kualitas dari hasil pemeriksaan laboratorium.
Salah satu tahapan pra analitik yang sangat penting dalam
pemeriksaan laboratorium adalah tindakan flebotomi.
BLKD Provinsi Sulawesi Utara telah mempunyai Standar
operasional prosedur dalam tindakan flebotomi namun dalam
kegiatan Flebotomi petugas perlu memiliki keterampilan,
pemahaman dan pelatihan mengenai flebotomi. Tindakan
Flebotomi merupakan salah satu tugas pokok dari seorang tenaga
teknologi laboratorium medis atau yang sering disebut dengan
ATLM. Seorang ATLM memiliki kemampuan dalam menganalisa
keadaan sampel yang memenuhi syarat dan yang tidak memenuhi
syarat serta melakukan analisa laboratorium terhadap sampel
yang diperiksa. Namun, saat ini dengan keterbatasan tenaga
ATLM kegiatan flebotomi masih dilakukan oleh tenaga perawat
dimana perawat belum mengikuti pelatihan mengenai tindakan
flebotomi. Hal ini menyebabkan petugas kurang memahami hal-
hal yang dapat mempengaruhi kualitas sampel dan berpengaruh
terhadap keselamatan pasien serta mutu hasil laboratorium.
Jumlah pasien yang terus meningkat serta pemahaman
petugas yang belum optimal dalam memahami prosedur mulai
dari cara konfirmasi identitas pasien, pelabelan identitas pasien,
pemilihan jenis tabung yang akan digunakan serta urutannya,
teknik pengambilan, volume sampel, homogenisasi sampel,
lamanya penusukan jarum di pembuluh darah vena, lamanya
pembendungan, serta kepentingan keselamatan pasien dapat
menyebabkan tidak maksimalnya pelayanan yang diberikan
kepada pasien. Sehingga isu ini diangkat dalam rangka untuk
membantu mengoptimalisasi penerapan prosedur flebotomi
kepada petugas flebotomi di BLKD Provinsi Sulawesi Utara untuk
mendorong terwujudnya Pelayanan Laboratorium yang unggul
dan profesional.

B. Tujuan
Tujuan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara
ini adalah untuk :
1. Mengerti dan memahami nilai-nilai dasar profesi Pegawai
Negeri Sipil yang mencakup Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
2. Memperoleh pengalaman nyata tentang penerapan nilai-nilai
dasar ANEKA dalam kedudukan dan peran sebagai ASN,
khususnya di instansi tempat bekerja.
3. Mengoptimalisasi penerapan standar operasional prosedur
Flebotomi di BLKD Provinsi Sulawesi Utara

C. Manfaat
Adapun manfaat aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS
laksanakan adalah sebagai berikut :
1. Bagi organisasi Sebagai bahan pertimbangan dalam
mengoptimalkan penerapan prosedur Flebotomi dalam
menunjang pelayanan prima dengan hasil pemeriksaan
laboratorium yang bermutu, tepat dan akurat
2. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil, terbiasa dalam menerapkan
nilai-nilai dasar PNS dalam setiap tugas dan tanggung jawab
yang diberikan sebagai pelayan publik
3. Bagi Masyarakat, yaitu tersedianya fasilitas laboratorium
kesehatan yang memiliki pelayanan yang baik
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan
di BLKD Provinsi Sulawesi Utara yang dilaksanakan selama 30
hari kerja agar terlaksananya nilai-nilai dasar Aparatur Sipil
Negara dengan rincian kegiatan sebagai berikut
1. Mengumpulkan dan mempelajari Materi untuk menyusun
panduan Flebotomi
2. Pembuatan Panduan berupa buku saku rangkuman
mengenai prosedur Flebotomi
3. Pelaksanaan sosialisasi panduan flebotomi
4. Evaluasi penerapan panduan flebotomi
BAB II
DESKRIPSI LOKUS

A. Profil Balai Laboratorium Kesehatan Daerah


Cikal bakal berdirinya Balai Laboratorium Kesehatan Daerah
(BLKD) Provinsi Sulawesi Utara berawal dengan didirikannya
Laboratorium Kesehatan Manado pada tahun 1987. Sejak
bergulirnya otonomi daerah Sulawesi Utara melalui Surat
Keputusan Gubernur Sulawesi Utara nomor 149 tahun 2000
mengenai Organisasi, Tata Kerja dan Tugas Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Utara tanggal 31 Juli 2000, maka sejak
Januari tahun 2001 Balai Laboratorium Kesehatan Manado resmi
menjadi Unit Pelaksanan Teknis Daerah (UPTD) dengan
perubahan nama menjadi Balai Laboratorium Kesehatan
Provinsi Sulawesi Utara. Pada Tahun 2018 Balai Laboratorium
Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara berubah nama
menjadi Balai Penunjang Pelayanan Kesehatan (BPPK) lewat
peraturan Gubernur Nomor 83 tahun 2008 tentang pembentukan
unit UPTD pada Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.
Hingga akhirnya pada tahun 2018 BPPK kembali berubah nama
menjadi Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (BLKD) Provinsi
Sulawesi Utara menurut Peraturan Gubernur No 51 Tahun 2017
tentang Pembentukan UPTD pada Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Utara.
Dalam Perkembangannya, Balai Laboratorium Kesehatan
Daerah Provinsi Sulawesi Utara melayani beberapa bidang
Pemeriksaan Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari hematologi,
kimia klinik, mikrobiologi, imunologi, toksikologi, kimia
lingkungan, dan EKG. Selain itu BLKD juga telah menjadi pusat
rujukan pendidikan dan pelatihan yang dilengkapi dengan
peralatan laboratorium yang terstandar dan berkualitas, serta
ditunjang oleh tenaga (sumber daya manusia) yang kompeten di
bidangnya. Saat ini Balai Laboratorium Kesehatan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara beralamat di Kompleks Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Utara, Jalan 17 Agustus, Manado

B. Stuktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi BLKD Provinsi Sulawesi Utara


C. Visi Misi
1. Visi
Terwujudnya pusat pelayanan Laboratorium kesehatan
yang berkualitas dan berdaya saing untuk Sulawesi Utara
sehat.
2. Misi
- Meningkatkan pelayanan laboratorium secara profesional
dan bermutu;
- Meningkatkan sarana prasarana dan sumber daya
manusia;
- Meningkatkan kemitraan lintas sektoral;
- Menjadikan laboratorium kesehatan pembina dan rujukan di
wilayah kerja.

D. Tata Nilai ( Motto, Slogan)


Dalam menjalankan tugas pelayanan, BLKD Provinsi
Sulawesi Utara memiliki Motto Melayani dengan Senyum,
Empati, Hati, Akurat, dan Tepat ( SEHAT)
BAB III
IDENTIFIKASI ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI
DASAR PNS

A. Identifikasi Isu
Isu merupakan suatu masalah yang terjadi dalam suatu
organisasi, lembaga, kelompok yang membutuhkan solusi untuk
perbaikan. Berdasarkan pengamatan sebagai staf di BLKD ,
terdapat beberapa isu yang ditemukan di lapangan yaitu:
1. Pelayanan antrian pasien dalam Pengambilan darah pasien
di BLKD Pemprov Sulut Belum optimal
2. Pengetahuan Petugas Laboratorium dalam K3 Penanganan
Tumpahan sampel di BLKD Provinsi Sulut belum optimal
3. kepatuhan Petugas Laboratorium dalam membuang Limbah
Medis dan non Medis di BLKD Pemprov Sulut belum optimal
4. Belum optimalnya pemahaman petugas flebotomi dalam
penerapan prosedur flebotomi
5. Koordinasi Petugas Laboratorium dalam melakukan
pencatatan penggunaan reagen di BLKD belum optimal
Berdasarakan identifikasi terhadap masalah, dikemukakan
lima isu kemudian di identifikai dengan menggunakan metode
APKL (Aktual, Probematik, Kekhalayakan, Layak) untuk
mengetahui isu yang paling berpengaruh . APKL merupakan salah
satu metode yang digunakan untuk menetapkan isu yang aktual.
Adapun penjabaran metode APKL, yaitu :
1. Aktual, yaitu isu yang benar – benar terjadi dan sedang
hangat di bicarakan dalam masyarakat.
2. Problematik, yaitu isu tersebut memiliki dimensi masalah yang
menarik, mendesak, dan kompleks sehingga perlu untuk
segera dicarikan solusi.
3. khalayak, yaitu isu tersebut menyangkut hajat hidup orang
banyak.
4. Layak, yaitu isu tersebut masuk akal, realistis, sesuai
kewenangan, serta relevan dan dapat dimunculkan inisiatif
pemecahan masalah.

Tabel 1. Identifikasi Isu dengan Teknik Analisis APKL


No Isu Kontemporer A P K L Skor Ranking

Pelayanan Antrian dalam Pengambilan 3 3 3 2 11 IV


1 darah pasien di BLKD Pemprov Sulut
belum Optimal

Pengetahuan Petugas Laboratorium dalam 5 5 4 4 18 III


2 K3 Penanganan Tumpahan sampel di
BLKD Provinsi Sulut belum optimal

Kepatuhan Petugas Laboratorium dalam 5 4 3 2 12 II


3 membuang Limbah Medis dan non Medis di
BLKD Pemprov Sulut belum optimal

Belum optimalnya pemahaman petugas 5 4 5 5 19 I


4 flebotomi dalam penerapan prosedur
flebotomi
Koordinasi Petugas Laboratorium dalam 3 2 2 3 10 V
5 melakukan pencatatan penggunaan reagen
di BLKD belum optimal

Keterangan (Skala Likert)


Angka 5 : Sangat aktual/problematik/khalayak/layak
Angka 4 : aktual/problematik/khalayak/layak
Angka 3 : cukup aktual/problematik/khalayak/layak
Angka 2 : Kurang aktual/problematik/khalayak/layak
Angka 1 : tidak aktual/problematik/khalayak/layak

B. Penetapan Isu
Penetapan Isu merupakan tindakan yang digunakan untuk
menentukan isu. Dengan menggunakan metode APKLditemukan
tiga isu yang paling berpengaruh yaitu

1. Pengetahuan Petugas Laboratorium dalam K3 Penanganan


Tumpahan sampel di BLKD Provinsi Sulut belum optimal

2. Kepatuhan Petugas Laboratorium dalam membuang Limbah


Medis dan non Medis di BLKD Pemprov Sulut belum optimal

3. Belum optimalnya pemahaman petugas flebotomi dalam


penerapan prosedur flebotomi
Analisis USG adalah metode yang digunakan untuk
menyusun dan menetapkan isu prioritas dan harus
diselesaikan. Analisis USG terdiri dari:
1. Urgency, yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
di analisis, dan ditindaklanjuti.
2. Seriouness, yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
3. Growth, yaitu seberapa besar kemungkinan memberuknya
isu tersebut jika tidak ditangani segera.

Tabel 2. Penetapan Isu dengan Teknik Analisis USG


No Isu U S G Skor Ranking

Pengetahuan Petugas Laboratorium dalam 3 5 5 13 II


1 K3 Penanganan Tumpahan sampel di
BLKD Provinsi Sulut belum optimal

Kepatuhan Petugas Laboratorium dalam 3 4 3 10 III


2 membuang Limbah Medis dan non Medis
di BLKD Pemprov Sulut belum optimal

Belum optimalnya pemahaman 4 5 5 14 I


3 petugas flebotomi dalam penerapan
prosedur flebotomi

Keterangan (Skala Likert)


Angka 5 : Sangat Urgency/Seriousness/Growth
Angka 4 : Urgency/Seriousness/Growth
Angka 3 : cukup Urgency/Seriousness/Growth
Angka 2 : Kurang Urgency/Seriousness/Growth
Angka 1 : tidak Urgency/Seriousness/Growth

Berdasarkan tabel tersebut, ditemukan isu/masalah pokok yang


menjadi prioritas, yakni “Belum optimalnya pemahaman petugas
flebotomi dalam penerapan prosedur flebotomi “

C. Nilai – Nilai Dasar Profesi PNS


Untuk menjadi seorang pelayan publik yang
profesional diperlukan pembekalan kepada PNS dengan nilai
dasar profesi ASN yang dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi).
Nilai – nilai dasar ANEKA dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggung
jawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Indikator nilai dasar akuntabilitas, yaitu: tanggung jawab,
jujur, kejelasan target, netral, mendahulukan kepentingan
umum (publik), transparan, konsisten dan dapat diandalkan
serta partisipatif.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-
nilai kebangsaan. Dengan cara menanamkan dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila pengamalan nilai-nilai
luhur yang terkandung didalamnya. Indikator nilai dasar
nasionalisme, yaitu: religius (taat ajaran agama masing-
masing), hormat-menghormati, kerjasama, tidak
memaksakan kehendak, jujur, amanah, adil, persamaan
derajat, tidak diskriminatif, mencintai sesame manusia,
tenggang sara, membela kebenaran, persatuan dan
kesatuan, rela berkorban, cinta tanah air, memelihara
ketertiban, disiplin, musyawarah, kekeluargaan,
menghormati keputusan, tanggung jawab, kepentingan
bersama, gotong royong, kebersamaan, tidak
menyalahgunakan hak dan wewenang, hidup sederhana,
kerja keras, dan menghargai karya orang lain.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Indikator nilai dasar Etika publik,
yaitu: jujur, bertanggung jawab, integritas tinggi, cermat,
disiplin, hormat, sopan, taat pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku, taat perintah, dan menjaga
rahasia (jabatan dan negara).
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan janji pada diri kita sendiri
atau pada orang lain yang tercermin dari tindakan kita
dalam menjaga mutu kinerja pegawai. Terdapat empat
indikator komitmen mutu yaitu: efektif, efisien, inovatif, dan
berorientasi mutu.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi yang berasal dari bahasa latin yaitu
corruption yang artinya kerusakan, kebobrokan, dan
kebusukan. Dan, Menurut Undang- Undang Nomor 31
Tahun 1999, korupsi adalah tindakan melawan hukum
dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian Negara. Kerusakan
yang diakibatkan oleh tindakan korupsi tidak hanya terjadi
dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang. Terdapat sembilan indikator dari
nilai dasar anti korupsi, yaitu: jujur, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, sederhana, mandiri, adil, berani, dan
peduli.
C. Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : BLKD Provinsi Sulawesi Utara
Identifikasi Isu : 1. Pengetahuan Petugas Laboratorium dalam K3 Penanganan Tumpahan sampel di BLKD
Provinsi Sulut belum optimal
2. Kepatuhan Petugas Laboratorium dalam membuang Limbah Medis dan non Medis di BLKD
Pemprov Sulut belum optimal
3. Belum optimalnya pemahaman petugas flebotomi dalam Penerapan prosedur flebotomi di
BLKD Provinsi Sulawesi Utara
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pemahaman petugas flebotomi dalam Penerapan prosedur flebotomi di
BLKD Provinsi Sulawesi Utara
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Penerapan Prosedur Flebotomi di BLKD Provinsi sulut
Tabel 3. Rancangan Aktualisasi
Kontribusi
Tahap Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai -
No Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Terhadap Visi
Kegiatan Mata Pelatihan Nilai Organisasi
Misi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Mengumpulkan - Melakukan - Surat pernyataan - Akuntabilitas Dengan Dengan
dan mempelajari konsultasi dukungan, Dokumentasi (tanggung jawab) menyiapkan materi mengumpulkan
materi untuk kepada atasan Konsultasi Saya berkonsultasi dengan baik maka dan mempelajari
menyusun dengan atasan untuk akan mendukung dengan cermat
panduan
- Persiapan materi - Dokumentasi Persiapan rencana kegiatan terlebih misi maka akan
flebotomi
dalam menyusun penyusunan panduan dahulu sebagai tanggung “Meningkatkan menjunjung nilai
panduan flebotomi jawab dalam sarana prasarana organisasi
flebotomi melaksanakan kegiatan dan sumber daya Akurat dan Tepat
manusia”

- Mengumpulkan - Dokumentasi - Nasionalisme (Kerja


pengumpulan materi Keras)
dan
Saya bekerja keras dalam
mempelajari panduan flebotomi
mengumpulkan materi
materi panduan dalam penyusunan
flebotomi panduan
- Etika Publik (Sopan)
Saya berperilaku sopan
saat melakukan
konsultasi dengan
atasan
- Komitmen Mutu
(beroreintasi mutu)
Saya mempelajari
dengan cermat materi
yang dikumpulkan agar
panduan tersusun
dengan benar
- Anti Korupsi (jujur)
Saya menyusun materi
dengan jujur sesuai
dengan sumber yang
didapat
2. Pembuatan - Melakukan - surat pernyataan - Akuntabilitas (Kejelasan Dengan membuat Dengan membuat
panduan berupa Konsultasi dukungan,Dokumentasi target) panduan flebotomi buku saku
buku saku kepada atasan konsultasi flebotomi dengan
Saya melakukan berupa buku saku
cermat
Rangkuman
konsultasi dengan atasan Rangkuman menjunjung nilai
mengenai organisasi
untuk menyampaikan flebotomi dengan
Flebotomi Akurat dan Tepat
hasil panduan buku yang baik agar
- Pengumpulan - Dokumentasi
data panduan Pengumpulan data disusun dan meminta mengoptimalisasi
buku saku panduan flebotomi arahan mengenai penerapan
rangkuman
panduan tersebut pelayanan
prosedur - Nasionalisme flebotomi
flebotomi (Kepentingan Bersama) mendukung misi
- Pembuatan - Dokumentasi
Saya membuat panduan “Meningkatkan
panduan buku Pembuatan panduan,
saku Dokumentasi cetakan tersebut dengan sebaik- Pelayanan
rangkuman buku saku Panduan baiknya dan menarik Laboratorium
flebotomi flebotomi
sebagai kepentingan secara profesional
besama dalam dan bermutu”
optimalisasi prosedur
flebotomi
- Etika Publik (Hormat dan
Sopan)
Saat mendengarkan
arahan dari atasan
denganberlaku hormat
dan sopan
- Komitmen Mutu
(Inovasi)
Saya membuat inovasi
berupa pembuatan buku
saku flebotomi
- Anti Korupsi (Kerja
Keras dan jujur)
Saya membuat panduan
buku saku flebotomi
dengan jujur dan bekerja
keras dalam pembuatan
agar hasil maksimal
3. Pelaksanaan - Melaksanakan - Tersedianya surat - Akuntabilitas Dengan Dalam
sosialisasi konsultasi pernyataan dukungan, (Partisipatif) melaksanakan pemaparan
Panduan kepada atasan Dokumentasi konsultasi sosialisasi sosialisasi
Saya berpartisipasi
flebotomi - Persiapan dIharapkan dapat panduan
- Dokumentasi persiapan langsung dalam menambah dilakukan secara
Sosialisasi
sosialisasi memaparkan Panduan wawasan sopan dan ramah
panduan
mengenai maka akan
- Nasionalisme (Kerja
flebotomi flebotomi hal ini menjunjung nilai
- Dokumentasi keras) mendukung misi organisasi
- Pelaksanaan
pelaksanaan Bekerja keras dalam “Meningkatkan Senyum, Akurat
sosialisasi
sosialisasi, daftar hadir sarana prasarana dan Tepat
memaparkan sosialisasi
flebotomi dan sumber daya
agar mudah dipahami manusia”
- Etika Publik (Jujur dan
Sopan)
Saya memaparkan materi
secar jujur dan sopan

- Komitmen Mutu
(Berorientasi Mutu)
Saya memaparkan materi
dengan maksud supaya
adanya optimalisasi
dalam penerapan
prosedur Flebotomi
- Anti Korupsi (Mandiri)
Saya secara mandiri dapat
memaparkan panduan
flebotomi dengan baik dan
benar
4. Evaluasi - Melaksanakan - surat pernyataan - Akuntabilitas Dengan evaluasi Dengan evaluasi
penerapan konsultasi dukungan, (Transparan dan Netral) pelaksanaan pelaksanaan
Dokumentasi konsultasi
panduan kepada atasan Pelaksanaan Evaluasi kegiatan maka kegiatan maka
flebotomi dilaksanakan secara akan mendukung akan
- Menyiapkan Transparan dan Netral misi menjunjung nilai
- Dokumentasi persiapan
Form Checklist sesuai dengan yang ada “Meningkatkan organisasi
form checklist
dalam - Nasionalisme Pelayanan Senyum, Empati
penerapan (Kepentingan Bersama) Laboratorium Hati, Akurat dan
prosedur Evaluasi dilakukan untuk secara profesional Tepat (SEHAT)
Kepentingan bersama dan bermutu”
agar terjadi peningkatan
- Melaksanakan - Etika Publik (cermat dan
- Dokumentasi
evaluasi pelaksanaan, daftar bertanggung jawab)
penerapan hadir, Hasil evaluasi Melakukan Evaluasi
prosedur dengan Cermat dan
bertanggung jawab
- Komitmen Mutu
(Berorientasi Mutu)
Pelaksanaan evaluasi
supaya adanya
optimalisasi dalam
penerapan prosedur
Flebotomi
- Anti Korupsi (Disiplin)
Pelaksanaan Evaluasi
dilaksanakan secara
disiplin

D. Jadwal Rencana Aktualisasi

Tabel 4. Rencana Aktualisasi


WAKTU PELAKSANAAN

November Desember
No KEGIATAN Output
Minggu ke -

IV I II III

1 Mengumpulkan dan mempelajari materi - Surat pernyataan dukungan, Dokumentasi Konsultasi


untuk menyusun panduan flebotomi dalam - Dokumentasi Persiapan penyusunan panduan
bentuk buku saku rangkuman flebotomi
- Dokumentasi pengumpulan materi panduan flebotomi
2 Pembuatan Panduan berupa buku saku - surat pernyataan dukungan,Dokumentasi konsultasi
Rangkuman mengenai prosedur Flebotomi - Dokumentasi Pengumpulan data panduan flebotomi
- Dokumentasi Pembuatan panduan, Dokumentasi
cetakan buku saku Panduan flebotomi
3 Pelaksanaan sosialisasi Panduan - Tersedianya surat pernyataan dukungan,
flebotomi Dokumentasi konsultasi
- Dokumentasi persiapan sosialisasi
- Dokumentasi pelaksanaan sosialisasi, daftar hadir
4 Evaluasi penerapan panduan flebotomi - surat pernyataan dukungan, Dokumentasi konsultasi
- Dokumentasi persiapan form checklist
- Dokumentasi pelaksanaan, daftar hadir, Hasil
evaluasi

Anda mungkin juga menyukai