Anda di halaman 1dari 41

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi, Penetapan Isu dan Gagasan Pemecah Isu

3.1.1 Identifikasi Isu

Rumah Sakit Menurut Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009


adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit
mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna, dan menjalankan fungsi diantaranya
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
dengan standar rumah sakit,
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan paripurna tingkat kedua dan sesuai kebutuhan
medis,
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam memberikan
pelayanankesehatan, dan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan.
Unit rawat intensif merupakan area khusus pada sebuah rumah sakit
dimana pasien yang mengalami sakit kritis atau cidera memperoleh
pelayanan medis, dan keperawatan secara khusus (Pande, Kolekar, dan
Vidyapeeth, 2013). Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1778/
Menkes/ SK/XII/ 2010 mendefinisikan Intensive Care Unit adalah suatu
bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus pula yang ditujukan untuk obervasi, perawatan,
dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cidera atau penyulit-
penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa.
Unit perawatan ini melibatkan berbagai tenaga professional yang terdiri
dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Untuk mempermudah
pelaksanaan dan prosedur perawatan maka ruang intensif di RSUD Waluyo
Jati dibagi menjadi ICU(Intensif Care Unit), PICU(Perinatologi Intensif Care
Unit) dan NICU (Neonatal Intensif Care Unit)
Ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan
intensif di rumah sakit, bagi anak dengan gangguan kesehatan serius atau
yang berada dalam kondisi kritis. Anak-anak yang dirawat di PICU mulai dari
bayi berusia 28 hari sampai anak remaja berusia 18 tahun.
Anak yang dirawat di ruang PICU akan mendapatkan pengawasan
penuh dari dokter umum, dokter spesialis, dan perawat. Selain itu, berbagai
peralatan kesehatan juga disediakan di ruang ini untuk merawat kondisi anak
yang kritis. Lamanya perawatan anak di ruang PICU bervariasi, tergantung
pada perkembangan kondisi kesehatan.
Kondisi Anak yang perlu dirawat di ruang PICU bila kebutuhan medisnya
tidak dapat terpenuhi di ruang perawatan biasa. Kondisi yang dapat menjadi
alasan anak membutuhkan perawatan di ruang PICU antara lain:
 Gangguan pernapasan serius, seperti asma berat, tersedak benda asing,
pneumonia, dan sindrom gagal napas akut (ARDS).
 Infeksi serius, seperti meningitis bakteri dan sepsis.
 Syok dan cedera berat, misalnya akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
ketinggian, dehidrasi, perdarahan berat, luka bakar, atau tersengat listrik.
 Gangguan pada otak, seperti tumor, koma, epilepsi, dan status
epileptikus.
 Gangguan metabolik berat, seperti gangguan elektrolit, gangguan
keseimbangan asam basa darah (alkaliosis dan asidosis), serta
ketoasidosis diabetik.
 Gangguan darah, seperti anemia berat dan kanker darah (leukemia).
 Keracunan obat-obatan atau zat kimia lain, misalnya minyak tanah.
 Kerusakan organ berat, seperti gagal ginjal dan gagal hati, atau kelainan
jantung yang parah
 Cacat bawaan lahir.
Anak-anak yang baru saja menjalani operasi besar, seperti bedah
jantung, saraf, ortopedi (tulang), juga THT, atau transplantasi organ dan
amputasi juga memerlukan waktu pemulihan sementara di ruang PICU.
Sebelum dipindahkan ke ruang perawatan umum.
Layaknya ruangan perawatan intensif (ICU) di rumah sakit, ruangan
PICU juga dijaga 24 jam oleh tim medis yang bekerja secara bergantian
dalam sistem kerja shift, untuk memonitor dan merawat pasien. Ruang PICU
umumnya dijaga agar tenang, di mana tidak banyak orang diperbolehkan
untuk membesuk, dan jumlah pasiennya lebih sedikit dari ruang perawatan
umum. Tujuannya adalah agar pasien terhindar dari infeksi.
Perangkat medis yang terdapat di dalam ruang PICU antara lain adalah:
1. Infus pump
Hampir pada semua anak yang dirawat di ruang PICU terpasang selang
infus, untuk memasukkan cairan, darah, dan obat melalui pembuluh darah.
Infus ini biasanya terpasang di lengan atau tangan, namun kadang juga bisa
terpasang di kaki, tungkai, atau kulit kepala anak. Pemakaian infus juga
menggunakan alat yaitu infus pump untuk mengatur cairan yang masuk.
2. Kateter vena sentral (central venous catheter)
Untuk memonitor kondisi anak yang kritis, dokter mungkin akan
memasang selang khusus pada leher anak. Selang ini akan ditempatkan di
pembuluh darah balik jantung (vena cava) melalui leher, untuk memantau
tekanan dalam pembuluh darah, kestabilan aliran darah dan kadar oksigen.
3. Obat-obatan khusus
Obat-obat tertentu hanya dapat diberikan kepada pasien dengan
pengawasan khusus, termasuk pasien anak-anak di ruang PICU. Contoh
obat-obatan ini adalah dobutamin, dopamin, epinephrine, dan morfin atau
fentanyl. Kegunaannya beragam, mulai dari membantu fungsi jantung,
menjaga tekanan darah, hingga meredakan rasa sakit.
4. Monitor tanda-tanda vital
Pada ruang PICU, terdapat berbagai alat yang dipasangkan ke tubuh
anak dan terhubung dengan layar monitor untuk mengawasi tanda-tanda
vital anak. Beberapa di antaranya adalah alat perekam detak jantung
(elektrokardiogram), tekanan darah, laju pernapasan, suhu tubuh, dan kadar
oksigen (oksimeter).
5. Alat bantu napas
Pada anak yang dapat bernapas sendiri, biasanya akan terpasang
selang atau masker oksigen di hidung atau wajah, yang terhubung ke tabung
oksigen. Sedangkan bagi anak yang mengalami gangguan pernapasan berat
atau koma dan tidak dapat bernapas sendiri, dokter akan memasangkan
ventilator ke saluran pernapasannya. Sebelumnya, dokter akan terlebih
dahulu melakukan tindakan intubasi untuk memasang pipa atau tabung
(ETT) pada tenggorokan anak melalui mulut. Kemudian pipa tersebut akan
disambungkan ke mesin ventilator untuk membantu pernapasan.
6. Alat kejut jantung
Anak yang dirawat di PICU berisiko tinggi mengalami henti jantung
karena kondisinya yang kritis. Oleh karena itu, alat kejut jantung khusus anak
harus tersedia di ruang PICU. Alat kejut jantung ini akan digunakan ketika
irama detak jantung anak mulai tidak beraturan, atau tidak terdeteksi.
Selama di ruang PICU, dokter akan secara berkala melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien anak yang kritis. Jika diperlukan, dokter juga
akan melakukan pemeriksaan darah, urine, cairan otak dan saraf tulang
belakang, Rontgen, atau USG.
Keberadaan ruang PICU di rumah sakit sangat penting untuk membantu
penanganan anak dengan kondisi yang kritis. Dokter anak akan
menyarankan perawatan di ruang PICU apabila kondisi anak perlu dipantau
secara ketat dan diperlukan penanganan semaksimal mungkin.
Keperawatan kritis termasuk salah satu spesialisasi di bidang
keperawatan yang secara khusus menangani respon manusia terhadap
masalah yang mengancam hidup. Seorang perawat kritis bertanggung
jawab untuk menjamin pasien yang kritis di Pediatric Intensive Care Unit
(PICU).Untuk dapat memberikan pelayanan prima maka PICU harus dikelola
dengan baik. Perawat yang bekerja di dalam Pediatric Intensive Care Unit
harus memiliki kemampuan komunikasi dan kerjasama tim. Proses
keperawatan kritis mengatasi klien yang sedang dalam kondisi gawat
tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan peran seorang perawat yang dapat bertindak
cepat dan tepat serta melaksanakan standar proses keperawatan kritis.
RSUD Waluyo Jati Kraksaan mempunyai ruang PICU yang berkapasitas 3
bed dan 1 bed Ruang Isolasi dengan 2 ventilator. Berbekal pengalaman
melaksanakan tugas sebagai perawat di ruang PICU Waluyo Jati Kraksaan
Kabupaten Probolinggo yang belum begitu lama, kurang lebih selama 1
bulan terhitung mulai tanggal 1 April 2021, penyusun menemukan beberapa
isu yang berkembang pada unit kerja terutama kegiatan pelayanan
keperawatan, yaitu
1. Belum optimalnya kemampuan perawat dalam pengoperasian
ventilator
Ruang PICU merupakan Ruangan Intensiv untuk anak yang di buka
pada pebruari 2021 di RSUD Waluyojati, Ruangan PICU adalah ruang
perawatan intensif di rumah sakit, bagi anak dengan gangguan kesehatan
serius atau yang berada dalam kondisi kritis. Anak-anak yang dirawat di
PICU mulai dari bayi berusia 28 hari sampai anak remaja berusia 18
tahun.

Penggunaan Ventilator di ruangan ini sering dilakukan, dari data


yang telah diambil oleh penulis dari pebruari sampai dengan Mei 2021
terdapat 8 pasien yang menggunakan ventilator oleh karena itu
pengoptimalan kemampuan perawat dalam pengoprasian ventilator
sangatlah penting, Pengetahuan Perawat PICU tentang pengoperasian
ventilator perlu ditingkatkan, dari 12 perawat PICU ada 6 yang telah
mengikuti pelatihan PICU, yang dilaksanakan tahun 2016 dan 1 perawat
mendapatkan pelatihan pada tahun 2019, adanya 3 perawat baru karena
Kebijakan Rollingan pegawai, juga sangat memerlukan pengoptimalan
kemampuan dalam pengoprasian ventilator. karena ini dapat berdampak
dalam kesembuhan dan keselamatan Pasien.
2. Pengelolaan keamanan obat injeksi yang belum sesuai SPO
Keselamatan pasien identik dengan mutu dan kualitas
pelayanan rumah sakit. Pada pasien di ruang PICU yang kategori umur
mulai 28 hari, program terapi pengobatan disesuaikan dengan berat
badan sehingga terapi pengobatan yang diberikan rata-rata dengan dosis
rendah. Sejauh pengamatan yang penulis lakukan di Ruang PICU dalam
pengelolaan obat injeksi larutan maupun rekonstitusi yang tersisa dan
disimpan dalam kulkas selama ini hanya dituliskan jumlah pelarutnya saja
dan belum dilakukan pemberian label yang meliputi nama, tanggal lahir,
nomor RM, tanggal obat, dan efektifitas obat selama penyimpanan
3. Belum Optimalnya Kepatuhan Perawat dalam pemasangan papan
keterangan pasien puasa pada pasien puasa
Pada pasien yang dipuasakan dan akan menjalani tindakan maupun
pemeriksaan penunjang seperti USG, perawat selalu mengingatkan pada
pasien dan keluarga agar pasien puasa sesuai dengan ketentuan dan
instruksi dokter. Namun terkadang pasien dan keluarga tersebut lupa jika
sedang dipuasakan sehingga tindakan medis maupun penunjang tersebut
batal dilakukan. Untuk mengantisipasi agar kejadian tersebut tidak
terulang kembali, perlu adanya media edukasi yang berupa pemberian
papan keterangan puasa pada pasien yang dipuasakan.
4. Kurangnya kesadaran tenaga Kesehatan dalam melakukan cuci
tangan 5 moment.
Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan dan alat
pelindung diri lain. Tindakan ini untuk mengurangi mikroorganisme yang
ada di tangan sehingga penyebaran infeksi dapat dikurangi (Nursalam dan
Ninuk, 2007). Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik
melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan
sabun biasa dan air (Depkes RI, 2009).
WHO telah mengembangkan Moments untuk Kebersihan Tangan
yaitu Five Moments for Hand Hygiene, yang telah diidentifikasi sebagai
waktu kritis ketika kebersihan tangan harus dilakukan yaitu sebelum
kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah terpapar cairan
tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan
lingkungan pasien (WHO, 2009).
Dua dari lima momen untuk kebersihan tangan terjadi sebelum
kontak. Indikasi "sebelum" momen ditujukan untuk mencegah risiko
penularan mikroba untuk pasien. Tiga lainya terjadi setelah kontak, hal ini
ditujukan untuk mencegah risiko transmisi mikroba ke petugas kesehatan
perawatan dan lingkungan pasien. Definisi kepatuhan adalah tingkat
seseorang melaksanakan suatu cara atau berprilaku seseorang dengan
apa yang disarankan atau dibebankan kepadanya.
Berdasarkan data kepatuhan cuci tangan 6 langkah dalam 5 moment
yang dilakukan perawat,dokter dan tenaga medis lain yang didapatkan
ditahun 2020 ruang PICU Kurangnya kepatuhan cuci tangan tenaga
kesehatan di ruang PICU, data dari ruang PICU tahun 2020 85 %
melakukan cuci tangan, sedangkan triwulan pada bulan januari-maret
2021 tenaga kesehatan lain mengalami menurunan yaitu 65%. Dengan
adanya data penunjang tersebut dapat disimpulkan kurangnya kepatuhan
tenaga lain untuk melakukan cuci tangan 6 langkah menurun. Dengan
status ruang PICU yang memiliki pasien dengan angka tertinggi penyebab
kematian sebesar 51% diagnosa sepsis (dari data prevalensi kematian
bayi selama tahun 2020). Dapat dilakukan telaah dan perbaikan dalam
sistem pelayanan serta pencegahan dalam peningkatan infeksi di ruang
PICU.
5. Tidak optimalnya IPCLN dalam mengisi data PPI di aplikasi SIMRS di
Ruang PICU
IPCLN adalah perawat pelaksana harian atau penghubung dengan
IPCN (Infection Prevention and Control Nurse) dari tiap unit rawat
inap/unit pelayanan di rumah sakit ((Depkes dan Perdalin, 2008) untuk
mempermudah penghitungan serta penginputan data, RSUD Waluyo Jati
Kraksaan telah memiliki aplikasi PPI di SIMRS untuk mempermudah
dalam mendapatkan perhitungan dan pelaporan di masing-masing
ruangan. Kurangnya kepatuhan tenaga kesehatan dapat menyebabkan
tidak terinputnya data PPI serta tidak adanya data yang terkumpul.
Sehinggan hal ini dapat menjadi kendala dalam pelaporan angka kejadian
infeksi di RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) adalah suatu upaya
yang ditunjukkan untuk mencegah tranmisi penyakit menular disemua
tempat pelayanan kesehatan ( Minnesota Departement of Health, 2014).
Hal ini merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab
langsung atau tidak langsung kematian pasien. Beberapa kejadian
infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan
tetapi ia menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama di rumah
sakit. Ini berarti pasien akan membayar lebih mahal dan menyebabkan
pasien menjadi tidak produktif dalam hal ekonomi. Keterlibatan lintas
profesional, meliputi staf medis, perawat, petugas laboratorium, petugas
farmasi, petugas gizi, petugas pemeliharaan material, petugas sanitasi,
dan petugas house keeping, sangat diperlukan dalam melaksanakan
program PPI(Pengendali & Pencegahan Infeksi) dengan baik.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit (PPIRS)
yang efektif menggambarkan mutu pelayanan Rumah Sakit yang baik.
Mengingat pentingnya program pencegahan dan pengendalian infeksi di
Rumah Sakit tersebut, maka pada Tahun 1976 Join Commision On
Acreditation Of Health Care Organization (JCAHO) memasukkan
kegiatan pengawasan, pelaporan, evaluasi perawatan, organisasi yang
berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian HAIs menjadi syarat
untuk akreditasi Rumah Sakit yang merupakan ukuran kualitas dari
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit atau fasilitas kesehatan lainnya
(WHO, 2004).
Health Care Assosiated Infection (HAIs) atau infeksi Rumah Sakit
merupakan masalah serius bagi semua sarana pelayanan kesehatan di
seluruh Dunia, termasuk di Indonesia. Haley (1985) menyebutkan bahwa
PPI yang efektif dapat mereduksi HAIs hingga 32%, dimana sebelumnya
HAIs merupakan 10 besar penyebab kematian. Program PPI di Rumah
Sakit telak dilakukan di beberapa Rumah Sakit di Indonesia sejak Tahun
1985.
Berdasarkan data aplikasi SIMRS diruang NICU, didapatkan bulan
Januari dan Februari 2021. Petugas IPCLN diruang NICU tidak
melakukan pelaporan SIMRS. Sedangkan bulan Maret dan April 2021,
petugas IPCLN diruang NICU sudah 100% melakukan pelaporan SIMRS
di aplikasi PPI tersebut. Kurangnya kepatuhan petugas dalam mengisi
aplikasi tersebut, menyebabkan kurang terpantaunya kepatuhan petugas
dalam melakukan 5 moment cuci tangan untuk mencegah terjadinya
infeksi di ruang NICU RSUD Waluyo Jati Kraksaan
Tabel 3.1
Identifikasi Isu

No
Identifikasi Isu Kondisi Sekarang Kondisi yang Diharapkan
.
1. Belum Kurangnya Meningkatkan Pengetahuan
optimalnya Pengetahuan Perawat PICU tentang
kemampuan Perawat khususnya pengoperasian ventilator
perawat dalam perawat baru
pengoperasian tentang
ventilator pengoperasian
ventilator
2. Pengelolaan Pengelolaan Terkelolanya keamanan obat
keamanan obat keamanan obat injeksi sesuai dengan standar
injeksi yang injeksi yang belum prosedur operasional yang ada
belum sesuai sesuai SPO : dengan memperhatikan
SPO Adanya obat yang keselamatan pasien yang
telah dioplos masih dilakukan bersama - sama
dalam vial dengan tim pemberi layanan
kesehatan lain seperti bagian
farmasi dengan tersedianya
labeling obat injeksi
3. Belum Belumoptimalnya Terpasangnya papan
Optimalnya pemasangan papan keterangan puasa pada pasien
Kepatuhan keterangan puasa yang memerlukan persiapan
Perawat dalam pada pasien yang puasa
pemasangan memerlukan
papan persiapan puasa
keterangan
pasien puasa
pada pasien
yang
memerlukan
persiapan puasa
4. Kurangnya Kurangnya Meningkatnya kepatuhan
kesadaran kepatuhan cuci tenaga kesehatan dalam
tenaga tangan tenaga melakukan cuci tangan 5
kesehatan dalam
kesehatan di ruang moment
melakukan cuci
tangan 5 moment PICU, data dari
ruang PICU tahun
2020 85 %
melakukan cuci
tangan, sedangkan
triwulan pada
bulan januari-
maret 2021 tenaga
No
Identifikasi Isu Kondisi Sekarang Kondisi yang Diharapkan
.
kesehatan lain
mengalami
menurunan yaitu
65%
5. Kurangnya kepatuhan Meningkatnya kepatuhan
kepatuhan perawat dan tim perawat dan administrasi
IPCLN administrasi dalam
dalam dapat menginput data PPI
mengisi menyebabkan
data PPI di tidak
aplikasi terinputnya data
SIMRS PPI dari bulan
januari-maret
2021, serta
tidak adanya
data yang
terkumpul tahun
2020.

Dari beberapa isu yang ada, langkah selanjutnya adalah menyeleksi isu
tersebut menggunakan metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan,Problematik
dan Kelayakan) dengan skala penskoran 1–5. Adapun penjelasan dari
masing-masing kriteria adalah sebagai berikut.
1. Aktual
Aktual artinya benar–benarterjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2. Kekhalayakan
Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
3. Problematik
Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
4. Kelayakan
Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Metode ini digunakan untuk mengetahui bahwa isu tersebut benar
terjadi dan telah menimbulkan kegelisahan sehingga perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya. Jika diperbaiki, dapat memberikan nilai
kekhalayakan yang baik untuk semua orang serta isu tersebut logis dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab.
Tabel 3.2
Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL

No. Permasalahan A K P L Jumlah Peringkat


1. Belum optimalnya kemampuan 5 5 5 5 20 I
perawat dalam pengoperasian
ventilator

2. Pengelolaan keamanan obat injeksi 5 5 4 4 18 II


yang belum sesuai SPO
3. Belum Optimalnya Kepatuhan 4 3 5 4 16 IV
Perawat dalam pemasangan
papan keterangan pasien puasa
pada pasien yang memerlukan
persiapan puasa
4. Kurangnya kesadaran tenaga 5 4 4 4 17 III
kesehatan dalam melakukan cuci
tangan 5 moment
5. Kurangnya kepatuhan IPCLN 3 4 4 4 15 V
dalam mengisi data PPI di
aplikasi
SIMRS .

Adapun kriteria penetapan indikator AKPL, yaitu:


Aktual:
1. Pernah benar-benar terjadi
2. Benar-benar sering terjadi
3. Benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4. Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5. Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Kekhalayakan
1. Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2. Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Menyangkut hajat hidup orang banyak
5. Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik
1. Masalah sederhana
2. Masalah kurang kompleks
3. Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4. Masalah kompleks
5. Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya

Kelayakan
1. Masuk akal
2. Realistis
3. Cukup masuk akal dan realistis
4. Masuk akal dan realistis
5. Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya

Setelah penetapan isu dengan menggunakan teknik AKPL, kemudian


menarik 3 isu yang dipertimbangkan kembali untuk dijadikan isu prioritas.
Ketiga isu tersebutkembali diidentifikasi dengan menggunakan teknik U
(Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth).
Adapun penjelasan dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:
1. Urgency
Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti.
2.Seriousness
Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas, dikaitkan
dengan akibat yang akan ditimbulkan.
3.Growth
Growth artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak segera ditangani.
Tabel 3.3
Seleksi Isu Menggunakan Metode USG

No Isu U S G Jumlah Peringkat


.
1. Kurangnya 5 4 4 13 III
kesadaran tenaga
kesehatan dalam
melakukan cuci
tangan 5 moment
2. Pengelolaan 5 5 4 14 II
keamanan obat
injeksi yang belum
sesuai SPO
3. Belum optimalnya 5 5 5 15 I
kemampuan perawat
dalam
pengoperasian
ventilator

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu:


Urgency :
1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4. : Penting
5. : Sangat penting

Seriousness:
1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. : Akibat yang ditimbulkan serius
5. : Akibat yang ditimbulkan sangat serius

Growth:
1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4 : Berkembang
5 : Sangat berkembang

3.1.2 Penetapan Isu


Berdasarkan penentuan kualitas isu dengan alat analisis USG
pada tabel 3.3 diatas, maka tergambar peringkat tertinggi yang
merupakan core issue yang perlu dicari pemecahan masalahannya,
yaitu “Belum Optimalnya Kemampuan Perawat dalam
Pengoperasian Ventilator.”
3.1.3 Gagasan Pemecah Isu
Berdasarkan identifikasi dan penapisan isu dengan metode
AKPL dan metode USG dapat diketahui penyebab dari isu
tersebut, maka perlu dicarikan alternatif solusi yang dapat
mengatasi isu tersebut yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4 Gagasan Pemecahan Isu

N Akar Rekomenda
Penyebab Alternatif
o Isu Peny si
Masalah Solusi
. ebab Solusi
1 Belum 1. Kurangnya Kuran Pembuatan Pembuatan
. optimalnya Pengetahuan gnya Media stiker dan
kemampuan Perawat tentang Media edukasi video
perawat Pengoperasian Eduka berbentuk pengoperasian
dalam ventilator si stiker dan ventilator
2. Kurangnya tentan video sesuai dengan
pengoperasia
Sosialisasi SPO g pemasanga SPO yang ada
n ventilator Pemasangan Pelatih n ventilator
Ventilator an sesuai
3. Tidak adanya Ventila dengan
Media edukasi tor SPO yang
tentang ada
Pengoperasian
ventilator

Berdasarkan uraian diatas, maka gagasan pemecahan isu


yang diusulkan dengan judul yang diangkat adalah :
“Peningkatan Kemampuan Perawat dalam Pengoperasian
Ventilator Di Ruang PICU ( Pediatric Intensive Care Unit )
RSUD Waluyo Jati Kraksaan”
Untuk melaksanakan gagasan tersebut, penulis menyusun kegiatan
dalam pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja
sebagai berikut:
1. Penyusunan rancangan aktualisasi.
2. Melakukan konsultasi dengan mentor dan kepala ruangan PICU
( Pediatric Intensive Care Unit ) RSUD Waluyo Jati untuk
rancangan konsep dari gagasan pemecahan isu
3. Pengkajian Pengetahuan Perawat ruang PICU tentang
pemasangan dan pengoperasian ventilator yang benar.
4. Melakukan telaah SPO pengoperasian ventilator di raung PICU
RSUD Waluyo Jati
5. Sosialiasi SPO
6. Melaksanakan koordinasi Pembuatan Poster cara pengoperasian
ventilator sesuai SPO kepada tim PKRS
7. Membuat Video cara pengoperasian ventilator sesuai SPO
8. Mensosialisasikan langkah Pengoperasian Ventilator lewat video
yang dibuat.
9. Mengevaluasi tingkat pemahaman perawat dlam pengoperasian
ventilator sesuai dengan SPO.
10. Menyusun laporan aktualisasi
a. Diagram Alur Kegiatan Pemecahan Isu

Berkonsultasi dengan Mentor


dan kepala ruangan tentang ISU

Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Pengkajian Pengetahuan
Perawat ruang PICU tentang
pemasangan dan
pengoperasian ventilator
Melakukan telaah SPO
pengoperasian ventilator dengan
Kepala ruangan
Sosialiasi SPO Pengoperasian
Ventilator
Melaksanakan koordinasi
Pembuatan Juknis dengan IPS
dan video cara pengoperasian
ventilator sesuai SPO kepada
tim PKRS
de
Mensosialisasikan langkah
Pengoperasian Ventilator lewat
video yang dibuat.

Menyusun laporan aktualisasi


b. Matrik Rencana Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : Ruang PICU RSUD Waluyo Jati


Jabatan : Perawat Terampil
Isu yang diangkat : Belum optimalnya Kemampuan Perawat
dalam Pengoperasian Ventilator
Gagasan pemecahan isu : “Meningkatkan Kemampuan Perawat
dalam Pengoperasian Ventilator Di
Ruang PICU ( Pediatric Intensive Care
Unit ) RSUD Waluyo Jati Kraksaan”
Tabel 3.4. Matrik Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
N Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Output Terhadap visi dan Nilai
O Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1 Melakukan  Menyiapkan bahan Terbentuknya Akuntabilitas


Dengan
konsultasi rancangan Rancangan dapat
konsultasi Dilakukannya
dengan mentor aktualisasi dipertanggung
Konsultasi Dengan
dan kepala  Membuat perjanjian jawabkan
Mentor Menerapkan
ruangan PICU Nasionalisme
dengan mentor. Nilai Dasar ASN
RSUD Waluyo saling menghargai
Terhadap Visi Dan
Jati untuk Berkaitan dengan pendapat.
Misi RSUD Waluyo
rancangan Etika Publik
tempat dan Waktu Jati, Yaitu:
konsep dari Melakukan diskusi
Visi
gagasan  Memaparkan bahan dengan penuh rasa
pemecahan isu konsultasi hormat dan SPOan. Terwujudnya
Komitmen Mutu Pelayanan
 Mencatat kritik dan Inovasi untuk Kesehatan di RSUD
saran memberikan kontribusi Waluyo Jati Kraksaan
terhadap unit kerja Yang Profesional,
 Menyempurnakan
untuk meningkatkan Bermutu, Adil,
bahan konsutasi dan memenuhi standar Modern, Ramah
berdasarkan kritik dan pelayanan. Lingkungan dan
Anti Korupsi Diminati.
saran Disiplin dan datang Misi
tepat waktu sesuai
 Memberikan
kesepakatan dengan
mentor. pelayanan
Berdiskusi dengan kesehatan yang
penuh kejujuran tentang
bermutu didukung
masalah yang ada di
sumber daya yang
unit kerja.
optimal dan
Manajemen ASN:
profesional,
Pengembangan
pengembangan
kompetensi
produk layanan
Whole Of
serta menjalin
Government:
jejaring layanan.
Komunikasi
 Menyelenggaraka
dan Koordinasi
n manajemen
dengan
rumah sakit yang
Mentor
baik, pendidikan,
pelatihan dan
penelitian untuk
menunjang mutu
pelayanan.

2 Pengkajian  Menyiapkan bahan Didapatnya Akuntabilitas  Kerja Keras


Pemberian Kuesioner
data Hasil Kuesioner yang  Kerja
Pengetahuan Kuesioner untuk mengukur
Pengetahuan diperoleh dapat Cerdas
Pengetahuan
Perawat ruang  Membuat perjanjian Perawat dipertanggungjawabkan  Kerja Ikhlas
Perawat
PICU dalam Nasionalisme  Kerja
PICU tentang dengan Kepala Menerapkan Nilai
Pengoperasia Bekerja sama dengan Tuntas
Dasar ASN Terhadap
pemasangan n Ventilator tim dan saling
Ruangan dan Visi Dan Misi RSUD
menghargai pendapat.
dan Waluyo Jati, Yaitu:
Perawat PICU. Etika Publik
Visi
pengoperasian Melakukan diskusi
Berkaitan dengan dengan penuh rasa Terwujudnya
ventilator yang
tempat dan Waktu hormat dan SPOan. Pelayanan
benar dengan Kesehatan di RSUD
menggunakan  Membagikan
Waluyo Jati Kraksaan
Komitmen Mutu
Kuesioner. kuesioner Yang Profesional,
Inovasi untuk
Bermutu, Adil,
 Mencatat Hasil Mendapatkan data
Modern, Ramah
pengetahuan Perawat di
Kuesioner Lingkungan dan
unit kerja untuk
Diminati.
meningkatkan dan
Misi
memenuhi standar
pelayanan.  Memberikan
Anti Korupsi pelayanan
Melaksanakan atau kesehatan yang
mengerjakan kuesioner bermutu didukung
dangan jujur sumber daya yang
Manajemen ASN: optimal dan
Pengembangan profesional,
kompetensi dan pengembangan
pengetahuan produk layanan
serta menjalin
jejaring layanan.
 Menyelenggaraka
n manajemen
rumah sakit yang
baik, pendidikan,
pelatihan dan
penelitian untuk
menunjang mutu
pelayanan.
3 Melakukan 1. Koordinasi SPO Akuntabilitas  Kerja Keras
Dengan
pengoperasian Tanggung jawab dan  Kerja
telaah SPO dengan kepala Dilakukannya
ventilator Profesional melakukan Cerdas
Konsultasi Dengan
pengoperasian ruang dalam dapat setiap langkah  Kerja Ikhlas
Mentor Menerapkan
merencanakan dipahami dan pembuatan SPO dan  Kerja
ventilator Nilai Dasar ASN
dilaksanakan mempertanggung Tuntas
kegiatan telaah Terhadap Visi Dan
dengan Kepala jawabkan hasilnya
Misi RSUD Waluyo
SPO dengan Nasionalisme
ruangan dan Jati, Yaitu:
Bekerjasama dengan
teman sejawat Visi
teman sejawat tim
perawat. Etika Publik Terwujudnya
di ruang PICU
SPOan dan hormat Pelayanan
RSUD Waluyo 2. Menyiapkan Komitmen Mutu Kesehatan di RSUD
alat,bahan dan Koordinasi memberikan Waluyo Jati Kraksaan
Jati
kontribusi terhadap unit Yang Profesional,
materi yang kerja untuk Bermutu, Adil,
diperlukan dalam meningkatkan dan Modern, Ramah
memenuhi standar Lingkungan dan
kegiatan sharing
pelayanan. Diminati.
3. Melaksanakan Manajemen ASN: Misi
kegiatan sharing Telaah SOP
 Memberikan
dengan teman pemasangan ventilator
sejawat tentang SPO harus pelayanan
Pengoprasian mengimplementasikan kesehatan yang
Ventilator sikap integritas sesuai bermutu didukung
dengan keadaan yang sumber daya yang
sebenarnya dan optimal dan
disertai manfaat profesional,
yang akan didapatkan, pengembangan
sehingga dapat produk layanan
dipertanggung serta menjalin
jejaring layanan.
jawabkan pada
 Menyelenggaraka
kegiatan selanjutnya
n manajemen
rumah sakit yang
baik, pendidikan,
pelatihan dan
penelitian untuk
menunjang mutu
pelayanan.
4 Sosialiasi SPO 1. Meminta ijin SPO Akuntabilitas  Kerja Keras
Dengan
kepada kepala pengoperasian Tanggung jawab atas  Kerja
Pengoperasian Dilakukannya
ruangan asoka ventilator materi yang akan Cerdas
Konsultasi Dengan
Ventilator untuk melakukan dapat disosialisasikan  Kerja Ikhlas
Mentor Menerapkan
sosialisasi dipahami dan Nasionalisme  Kerja
Nilai Dasar ASN
2. Memperkenalkan dilaksanakan Saling menghormati Tuntas
Terhadap Visi Dan
maksud dan Etika Publik
Misi RSUD Waluyo
tujuansosialisasi Menggunakan bahasa
Jati, Yaitu:
3. Meminta saran yang sopan
Visi
dan pendapat Komitmen Mutu
kepada petugas Inovasi untuk Terwujudnya
diruang asoka memberikan kontribusi Pelayanan
terhadap unit kerja Kesehatan di RSUD
untuk meningkatkan Waluyo Jati Kraksaan
dan memenuhi standar Yang Profesional,
pelayanan Bermutu, Adil,
Anti Korupsi Modern, Ramah
Pembuatan media Lingkungan dan
dengan jujur dan tepat Diminati.
waktu. Misi
 Memberikan
pelayanan
kesehatan yang
bermutu didukung
sumber daya yang
optimal dan
profesional,
pengembangan
produk layanan
serta menjalin
jejaring layanan.
 Menyelenggaraka
n manajemen
rumah sakit yang
baik, pendidikan,
pelatihan dan
penelitian untuk
menunjang mutu
pelayanan.

5 Melaksanakan - Melakukan - Poster SPO Akuntabilitas  kerja keras


Dengan
konsultasi dan pengoperasia konsisten dan  kerja
koordinasi Dilakukannya
koordinasi tentang n ventilator bertanggung jawab atas cerdas
Konsultasi Dengan
Pembuatan Poster yang telah - Foto poster yang di buat  kerja ikhlas
Mentor Menerapkan
dibuat kepada tim dokumentasi  kerja tuntas
Poster cara Etika Publik Nilai Dasar ASN
PKRS di RSUD kegiatan
sopan Terhadap Visi Dan
pengoperasian Waluyo Jati
santun, kebersamaan) Misi RSUD Waluyo
Kraksaan
ventilator Jati, Yaitu:
VISI
sesuai SPO Komitmen Mutu
(efektif, inovasi) Terwujudnya
kepada tim
Pelayanan
PKRS Anti Korupsi Kesehatan di RSUD
(Disiplin, bekerja keras) Waluyo Jati Kraksaan
Yang Profesional,
WoG Bermutu, Adil,
Dalam membuat poster Modern, Ramah
SOP tentang Lingkungan dan
pengoperasian Diminati
ventilator melalui
berbagai tahapan MISI
khususnya  Memberikan
berkoordinasi dengan pelayanan
tim PKRS, dengan kesehatan yang
percetakan bermutu
Manajemen ASN didukung sumber
dalam membuat poster daya yang
SOP tentang optimal dan
pengoperasian profesional,
ventilator, harus pengembangan
dilakukan dengan produk layanan
cermat, teliti dan serta menjalin
bertanggung jawab, jejaring layanan.\
sehingga tercipta materi  Menyelenggarak
yang mudah dipahami. an manajemen
rumah sakit yang
Pelayanan Publik baik, pendidikan,
Dengan adanya poster pelatihan dan
SOP pemasangan penelitian untuk
ventilator memudahkan menunjang mutu
perawat dalam pelayanan
mengoperasikan alat
tersebut.Hal itu juga
akan meningkatkan
pelayanan kepada
pasien
6 Membuat Video 1. Berkoordinasi Tersedianya Akuntabilitas  Kerja Keras
Dengan
cara dengan teman video Video yang dibuat dapat  Kerja
Dilakukannya
pengoperasian sejawat yang pengoperasia dipertanggung Cerdas
Konsultasi Dengan
ventilator senior untuk n ventilator jawabkan  Kerja Ikhlas
Mentor Menerapkan
sesuai SPO pembuatan video Nasionalisme  Kerja
Nilai Dasar ASN
pengoperasian saling menghargai Tuntas
Terhadap Visi Dan
ventilator pendapat.
Misi RSUD Waluyo
2. Menyiapkan alat Etika Publik
Jati, Yaitu:
dan media untuk Melakukan diskusi
Visi
membuat video dengan penuh rasa
pengoperasian hormat dan sopan Terwujudnya
ventilator Komitmen Mutu Pelayanan
3. Membuat video Inovasi untuk Kesehatan di RSUD
pengoperasian memberikan kontribusi Waluyo Jati Kraksaan
ventilator terhadap unit kerja Yang Profesional,
untuk meningkatkan Bermutu, Adil,
dan memenuhi standar Modern, Ramah
pelayanan. Lingkungan dan
Anti Korupsi Diminati.
Disiplin dan datang Misi
tepat waktu sesuai
 Memberikan
kesepakatan dengan
mentor. pelayanan
Berdiskusi dengan kesehatan yang
penuh kejujuran tentang bermutu didukung
masalah yang ada di sumber daya yang
unit kerja. optimal dan
Manajemen ASN: profesional,
pengembangan
dalam membuat
produk layanan
video langkah
serta menjalin
pengoperasian
jejaring layanan.
ventilator, harus
dengan  Menyelenggaraka
dilakukan
cermat, teliti dan n manajemen
bertanggung jawab, rumah sakit yang
sehingga tercipta materi baik, pendidikan,
video yang mudah pelatihan dan
dipahami penelitian untuk
Whole of Government: menunjang mutu
Dalam pembuatan video pelayanan.
pengoperasian
ventilator harus
berkoordinasi dengan
teman kerja. Kepala
ruang juga dilibatkan
untuk mendampingi
kegiatan pembuatan
video
Pelayanan Publik
Membuat video
pemasangan ventilator
diharapkan
memudahkan perawat
dalam mengoperasikan
ventilator,tindakan
keperawatan akan lebih
maksimal
7 Mensosialisasik 1. Meminta ijin Diharapkan Akuntabilitas  Kerja Keras
Dengan
an langkah kepada kepala peserta Tanggung jawab atas  Kerja
Dilakukannya
Pengoperasian ruangan asoka sosialisasi video yang akan Cerdas
Konsultasi Dengan
Ventilator lewat untuk melakukan lebih mudah disosialisasikan  Kerja Ikhlas
Mentor Menerapkan
video yang sosialisasi memahami Nasionalisme  Kerja
Nilai Dasar ASN
dibuat. 2. Melakukan pengoperasia Saling menghormati Tuntas
Terhadap Visi Dan
persiapan alat n ventilator Etika Publik
Misi RSUD Waluyo
peraga dengan Menggunakan bahasa
Jati, Yaitu:
3. Memutar video adanya yang sopan dan dalam
Visi
cara media video menyiapkan alat peraga
pengoprasian dilakukan dngan dopan Terwujudnya
ventilator dan tidak mengganggu Pelayanan
4. Melakukan aktifitas teman sejawat Kesehatan di RSUD
evaluasi tingkat Komitmen Mutu Waluyo Jati Kraksaan
pemahaman Inovasi untuk Yang Profesional,
teman sejawat memberikan kontribusi Bermutu, Adil,
dalam terhadap unit kerja Modern, Ramah
pengoperasian untuk meningkatkan Lingkungan dan
ventilator dengan dan memenuhi standar Diminati.
cara pelayanan Misi
mempraktikan Anti Korupsi
 Memberikan
mandiri Dalam menyiapkan
media sosialisasi pelayanan
diharapkan tidak kesehatan yang
mengganggu aktifitas bermutu didukung
teman sejawat sumber daya yang
optimal dan
profesional,
pengembangan
produk layanan
serta menjalin
jejaring layanan.
 Menyelenggaraka
n manajemen
rumah sakit yang
baik, pendidikan,
pelatihan dan
penelitian untuk
menunjang mutu
pelayanan.
8 Mengevaluasi Melakukan 1. Pengeta AKUNTABILITAS Kegiatan ini  kerja keras
tingkat evaluasi huan • Tanggung Jawab mendukung  kerja
pemahaman pemahaman Perawat Peserta latsar CPNS tercapainya visi dan cerdas
perawat dalam dengan cara meningk sebagai perawat misi rumah sakit  kerja ikhlas
pengoperasian mempraktekka at dalam melakukan  kerja tuntas
VISI : Terwujudnya
ventilator n secara 2. Perawat melakukan evaluasi
Pelayanan
sesuai dengan mandiri dapat tingkat pemahaman
Kesehatan di RSUD
SPO. Pengoperasian lebih teman sejawat
Waluyo Jati Kraksaan
Ventilator mudah dilkukan dengan
Yang Profesional,
dan penuh tanggung
Bermutu, Adil,
cepat jawab agar mencapai
Modern, Ramah
dalam tujuan yang
Lingkungan dan
mengope diharapkan
Diminati
rasikan • Kepemimpinan
ventilator Peserta latsar CPNS
sebagai perawat
MISI
memandu jalanya
1.Memberikan
evaluasi tingkat
pelayanan
pemahaman teman
kesehatan yang
sejawat dalam
bermutu didukung
pengoperasian
sumber daya yang
ventilator, dimulai
optimal dan
dari membuka acara,
profesional,
menyampaikan
pengembangan
tujuan dan menyuruh
produk layanan
teman sejawat
serta menjalin
melakukan praktik
jejaring layanan.
mandiri dan
2.Menyelenggarakan
melakukan
manajemen rumah
pendampingan.
sakit yang baik,
NASIONALISME
pendidikan,
• Kerjasama
pelatihan dan
Peserta latsar CPNS
penelitian untuk
sebagai perawat
menunjang mutu
melakukan evaluasi
pelayanan
tingkat pemahaman
teman sejawat
bekerja sama dengan
teman sejawat agar
acara dapat berjalan
dengan lancar
• Rela berkorban
Peserta latsar CPNS
sebagai perawat
dalam melakukan
evaluasi tingkat
pemahaman teman
sejawat dalam
pengoperasian
ventilator dilakukan
diluar jam kerja,
sehingga tidak
mengganggu aktifitas
pekerjaan.Hal itu
semata-mata
dilakukan demi
meningkatkan
kemampuan teman
sejawat.
• Amanah
Peserta latsar CPNS
harus bersungguh-
sungguh dalam
kegiatan evalasi
ventilator karena
sudah menjadi tugas
dan amanah yang
diberikan.
ETIKA PUBLIK
• Sopan
Peserta latsar CPNS
sebagai perawat
dalam melakukan
evaluasi tingkat
pemahaman teman
sejawat dilakukan
dengan sopan
supaya tidak
menimbulkan
masalah dengan
rekan kerja.
• Cermat
Peserta latsar CPNS
dalam melakukan
evaluasi tingkat
pemahaman teman
sejawat dalam
pengoperasian
ventilator dilakukan
dengan hati-hati dan
teliti sesuai dengan
SOP.
KOMITMEN MUTU
• Efisien
Peserta latsar CPNS
sebagai perawat
dalam melakukan
evaluasi tingkat
pemahaman teman
sejawat dalam
mengoperasikan
ventilator harus
efisien, tepat waktu
dan sesuai
ketentuan.
• Efektif
Peserta latsar CPNS
sebagai perawat
dalam melakukan
evaluasi tingkat
pemahaman teman
sejawat dalam
pengoperasian
ventilator harus
dilakukan dengn
efektif agar kegiatan
berjalan lancar.
ANTI KORUPSI
• Disiplin
Peserta latsar CPNS
sebagai perawat
dalam melakukan
kegiatan evaluasi
tingkat pemahaman
teman sekerja dalam
pengoperasian
ventilator dilakukan
dengan sikap disiplin
untuk memperoleh
hasil maksimal.
• Kerja keras
Peserta latsar CPNS
sebagai perawat
harus bersungguh-
sungguh dan bekerja
keras dalam
melakukan evaluasi
kepada teman
sejawat agar teman
sejawat benar-benar
bisa optimal dalam
melakukan
pengoperasian
ventilator.
9 Penyusunan 1. Mengumpulkan Laporan Akuntabilitas  Kerja Keras
Dengan
laporan data dan aktualisasi Bertanggung jawab  Kerja
Dilakukannya
aktualisasi dokumentasi hasil terselesaikan dalam menyelesaikan Cerdas
Konsultasi Dengan
kegiatan laporan  Kerja Ikhlas
Mentor Menerapkan
aktualisasi Nasionalisme  Kerja
Nilai Dasar ASN
2. Menghubungi Mau mendengar Tuntas
Terhadap Visi Dan
mentor untuk pendapat orang lain
Misi RSUD Waluyo
berkonsultasi dalam menyusun
Jati, Yaitu:
3. Menyusun laporan laporan mencerminkan
Visi
secara sistematis sila ke 4
Etika Publik Terwujudnya
Profesional, Pelayanan
bertanggungjawab dan Kesehatan di RSUD
cermat dalam Waluyo Jati Kraksaan
menyusun laporan Yang Profesional,
Komitmen Mutu Bermutu, Adil,
Inovasi untuk Modern, Ramah
memberikan kontribusi Lingkungan dan
terhadap unit kerja Diminati.
untuk meningkatkan Misi
dan memenuhi standar
 Memberikan
pelayanan
Anti Korupsi pelayanan
Disiplin, jujur / kesehatan yang
transparan dalam bermutu didukung
melaporkan kegiatan sumber daya yang
optimal dan
profesional,
pengembangan
produk layanan
serta menjalin
jejaring layanan.
 Menyelenggaraka
n manajemen
rumah sakit yang
baik, pendidikan,
pelatihan dan
penelitian untuk
menunjang mutu
pelayanan.
c. Jadwal Rencana Kegiatan

Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan selama 30 hari kerja di Ruang Asoka Rumah Sakit Umum Waluyo Jati
Kraksaan yaitu pada tanggal 01 Juni 2021 sampai dengan 5 juli 2021. Jadwal kegiatan aktualisasi akan dijabarkan pada
tabel berikut:

Tabel 3.5. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Jadwal Pelaksanaan
juni Juli Portofolio / Bukti Fisik
No Kegiatan
1 2 3 4 1
1 Melakukan konsultasi dengan mentor dan kepala Lembar konsultasi yang ditandatangani
ruangan PICU ( Pediatric Intensive Care Unit ) mentor dan foto dokumentasi
RSUD Waluyo Jati untuk rancangan konsep dari
gagasan pemecahan isu

2 Pengkajian Pengetahuan Perawat ruang PICU Lembar kuesioner dan checklist


tentang pemasangan dan pengoperasian
ventilator yang benar.

3 Melakukan telaah SPO pengoperasian ventilator  Foto konsultasi dengan kepala ruang
di raung PICU RSUD Waluyo Jati  Foto SOP pengoperasian ventilator
 Foto telaah SOP
 Daftar hadir
 Foto undangan

4 Sosialiasi SPO Foto dokumentasi


5 Melaksanakan koordinasi Pembuatan Poster cara  Foto koordinasi dengan tim PKRS
pengoperasian ventilator sesuai SPO kepada tim  Foto proses desain poster
PKRS  Foto poster cara pengoperasian
ventilator sesuai SOP
6 Membuat Video cara pengoperasian ventilator  Foto koordinasi dengan teman sejawat
sesuai SPO  Foto peralatan membuat video
pengoperasian ventilator
 Video pengoperasian ventilator
7 Mensosialisasikan langkah Pengoperasian  Foto sosialisasi video pengoperasian
Ventilator lewat video yang dibuat. ventilator
 Undangan sosialisasi
 Foto daftar hadir

8 Mengevaluasi tingkat pemahaman perawat  Foto praktik mandiri peserta sosialisasi


dalam pengoperasian ventilator sesuai dengan  Foto alat peraga sosialisasi.
SPO.

9 Menyusun laporan aktualisasi Laporan aktualisasi


DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.


Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. Jakarta :
Presiden Republik Indonesia
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tentang
Jabatan Fungsional Perawat Dan Angka Kreditnya

Fatimah, Elly dan Erna Irawati. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
CPNS, Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia

Kumorotomo, Wahyudi, dkk. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan II, Etika Publik. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia

Kusumasari, Bevaola, dkk. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan II, Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia

Latief, Yudi, dkk. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan


Golongan II, Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia

Purwanto, Erwan Agus, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Adminitrasi Negara Republik
Indonesia

Suwarno, Yogi dan Tri Atmojo Sejati. 2017. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS Whole of Government. Jakarta: Lembaga Adminitrasi
Negara Republik Indonesia
Tim penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan II, Anti Korupsi. Jakarta:
Lembaga Adminitrasi Negara Republik Indonesia

Yuniarsih, Tjutju dan Muhammad Taufik. 2015. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan II, Komitmen Mutu. Jakarta:
Lembaga Adminitrasi Negara Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai