Disusun Oleh :
Menyetujui
Mentor Peserta
Mengetahui
Coach Penguji
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan kita Yesus Kristus atas limpahan karunia dan penyertaan-
Nya sehingga penulis dapat mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
Golongan II Angkatan II dan menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini dengan baik. Laporan
Aktualisasi ini disusun sebagai sarana untuk menerapkan nilai-nilai dasar ASN (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dan peran kedudukan ASN
dalam NKRI (Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik) yang selama ini
telah dipelajari penulis dalam Latsar di BBPK Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Laporan
Aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi panduan awal bagi penulis dalam melaksanakan
kegiatan yang telah dirancang dan menerapkan nilai-nilai dasar ASN dan peran kedudukan
ASN dalam NKRI di RSUP Dr Johannes Leimena Ambon.
Penyusunan Laporan Aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Fadlyah Mulia, M.K.M selaku Coach yang membimbing dan mengarahkan pengerjaan
aktualisasi dari awal hingga akhir.
2. Nurhefi, S.Kep., M.Kep selaku Mentor yang sudah memberikan masukan-masukan yang
sangat membantu pembuatan dan penerapan kegiatan aktualisas.
3. Dr. Andi Mansur, SKM, M.Kes selaku Penguji yang telah memberikan saran dan
masukkan untuk pengembangan pengerjaan aktualisasi ini.
4. Vrando & Marlock selaku Rekan kerja SIRS yang sudah memberikan masukkan dan
membantu dalam pengerjaan.
5. Rekan-rekan Tim SIRS yang sudah membantu dan mensupport selama kegiatan LATSAR
dari awal tahap MOOC hingga Aktualisasi.
6. Rekan-rekan kelompok II Angkatan II yang sudah saling support dan saling mendoakan
satu sama lain, semoga tetap selalu kompak.
Dengan segala keterbatasan kemampuan, tentunya laporan ini jauh dari sempurna.
Karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Semoga Laporan
Aktualisasi ini bermanfaat bagi pembaca. Semoga Laporan Aktualisasi ini bermanfaat untuk
semua pihak.
Ambon, 20 Agustus 2021
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................................1
1.3 Gambaran Umum Unit Kerja.............................................................................................2
1.4 Visi Dan Misi Organisasi...................................................................................................3
1.5 Tugas Pokok Dan Fungsi Jabatan Fungsional Dan Uraian Tugas 3................................4
BAB IV AKTUALISASI
4.1 Rancangan Altualisasi.....................................................................................................27
4.2 Capaian Hasil Aktualisasi................................................................................................37
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan.....................................................................................................................68
6.2 Saran..............................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................69
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1
Pusat Dr. Johannes Leimena Ambon yang bertujuan untuk meminimalisir terjadinya
manipulasi ,pembobolan data atau bahkan kehilangan semua data dan informasi di Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Johannes Leimena Ambon yang menyebabkan kerugian dan kehilangan
kepercayaan publik.
RSUP Dr. Johannes Leimena adalah Satuan Kerja/ Unit Pelaksana Teknis yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. Berdasarkan Permenkes 34 Tahun 2019 telah ditetapkan Struktur
Organisasi dan Tata Laksana RSUP Dr Johannes Leimena dan berdasarkan Surat Izin
Operasional dari Gubernur Nomor 01/DPMTSP/RS-B/2019 ditetapkan sebagai Rumah Sakit
Kelas B.
RSUP Dr. Johannes Leimena memulai operasional untuk penanganan Covid-19 sejak
tanggal 27 Mei 2020 di ruang perawatan Lantai 5 dan 6. Sejak 3 Agustus 2020 kami membuka
pelayanan rawat jalan bagi pasien umum (non covid-19) untuk 6 poliklinik yaitu Penyakit Dalam,
Anak, Kandungan, Jantung, Saraf, dan Mata.
RSUP Dr. Johannes Leimena merupakan Rumah Sakit Rujukan untuk Maluku dan
Maluku Utara. RSUP Dr. Johannes Leimena Ambon mempunyai tugas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian
dan pengembangan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan. Dan dalam melaksanakan
tugas tersebut RSUP Dr. Johannes Leimena sebagai Rumah Sakit Vertikal Kelas B,
menyelenggarakan fungsi :
2
7. Pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang
pelayanan kesehatan;
8. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara;
9. Pengelolaan sumber daya manusia;
10. Pelaksanaan kerjasama;
11. Pengelolaan sistem informasi;
12. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat;
13. Pelaksanaan urusan umum; dan
14. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
Misi :
Nilai-Nilai Oreganisasi:
Profesional
Integritas
3
Responsif
Komitmen
(PIReK)
1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Fungsional dan Uraian Tugas
4
14. Melakukan perekaman data spasial; dan
15. Melakukan uji coba program multimedia interaktif
Dalam pekerjaan, penulis melakukan beberapa poin dari tugas pokok yang dijabarkan
diatas dan sudah dicantumkan dalam SKP yang sudah ditandatangani oleh atasan langsung.
BAB II
NILAI-NILAI DASAR PNS
2.1. Akuntabilitas
A. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
B. Aspek-Aspek Akuntabilitas
- Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship);
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi
kewenangan bertanggung jawab memberikan arahan yang memadai,
bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Dilain sisi, individu/kelompok/institusi bertanggung jawab untuk
memenuhi semua kewajibannya. Oleh sebab itu, dalam akuntabilitas,
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bertanggung jawab antara
kedua belah pihak.
- Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is resultsoriented);
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah
yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam konteks ini, setiap
individu/kelompok/institusi dituntut untuk bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya
untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
- Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting);
5
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan
laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang
telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti
nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan. Dalam dunia birokrasi,
bentuk akuntabilitas setiap individu berwujud suatu laporan yang didasarkan
pada kontrak kerja, sedangkan untuk institusi adalah LAKIP (Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
- Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences);
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggungjawab, dan
tanggungjawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi dapat berupa
penghargaan atau sanksi.
- Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance);
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS
- Akuntablitas memperbaiki kinerja (Accountibility improves performance);
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan
akuntabilitas yang bersifat proaktif (proactive accountability), akuntabilitas
dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya
yang tepat, dan evaluasi kinerja. Dalam hal ini proses setiap
individu/kelompok/institusi akan diminta pertanggungjawaban secara aktif
yang terlibat dalam proses evaluasi dan berfokus peningkatan kinerja.
C. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
- Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
- Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
- Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
- Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
6
D. Tingkatan Akuntabilitas
7
Gambar 2.1 Piramida Tingkatan Akuntabilitas
2.2 Nasionalisme
8
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan terhadap bangsa
dan tanah air Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Nasionalisme sangat
penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa
nasionalisme yang kuat dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Jiwa nasionalisme ini
harus menjasi dasar dan mengilhami setiap gerak langkah dan semangat bekerja untuk
bangsa dan negara. Untuk itu setiap ASN harus senantiasa taat menjalankan nilai-nilai
dasar Pancasila dan mengaktualisasikannya dengan semangat nasionalisme yang kuat
dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik.
Nilai-nilai nasionalsime diwujudkan dalam pengamalan 5 Sila Pancasila, yakni:
9
C. Sila ke-3: Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia dan
persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
4) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
5) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
10
3) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
4) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
7) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
11
Nilai - nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang undang
ASN, yakni:
a. Memegang teguh nilai nilai ideologi negara Pancasila
12
dijangkau semua orang). Salah satu tantangan dalam menciptakan pelayanan publik yang
bermutu adalah menentukan kelompok sasaran dari layanan publik itu sendiri.
Proses implementasi manajemen mutu diawali dengan menganalisis masalah yang
telah diidentifikasi, kemudian menyusun rencana mutu, melaksanakan pekerjaan berbasis
rencana mutu, mengawal pelaksanaan, mengawasi ketercapaiannya, dan merancang
upaya peningkatannya agar dapat membangun kredibilitas lembaga pemerintahan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk senantiasa memperbaiki mutu layanan dari
pegawai ASN kepada publik. Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.
Pada level puncak bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan
untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diverisifikasi mutu
pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level fungsional
bertanggungjawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit pendukung.
Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana
aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.
Faktor-faktor yang bisa menjadi pendorong sekaligus menghambat upaya untuk
meningkatkan kinerja aparatur yang kreatif, inovatif, dan komitmen terhadap mutu, antara
lain: perubahan pola pikir (mindset) aparatur, pergeserran budaya kerja, perbaikan tata
kelola pemerintahan (good corporate governance).
13
5) Implementasi pendekatan inovatif dalam penyelenggaraan layanan pemerintahan
merupakan sebuah keniscayaan khususnya dalam rangka meningkatkan kepuasan
publik atas layanan aparatur.
b. Nilai-Nilai Dasar Orientasi Mutu
Menurut Zeithmalh, dkk (1990:23) menyatakan terdapat sepuluh indikator pelayanan
mutu, antara lain:
1). Tangible (nyata/ terwujud)
2). Reliability (kehandalan)
3). Responsiveness (cepat tanggap)
4). Competence (kompetensi)
5). Access (kemudahan)
6). Courtesy (keramahan)
7). Communication (komunikasi)
8). Credibilty (kepercayaan)
9). Security (keamanan)
10). Understanding the consumer (pemahaman pelanggan)
c. Empat Fokus Inovasi
1. Product innovation – menyangkut perubahan produk/jasa yang dihasilkan;
2. Process innovation – menyangkut perubahan dalam cara pembuatan dan/atau
pengiriman;
3. Position innovation - menyangkut perubahan dalam konteks promosi untuk
memperkenalkan produk/jasa;
4. Paradigm innovation – menyangkut perubahan dalam hal model mental atau
kerangka kerja organisasi.
d. Hambatan Proses Inovasi
1. Pemimpin atau pihak-pihak yang menolak menghentikan program atau
membubarkan organisasi yang dinilai telah gagal.
2. Sangat tergantung kepada high performers bahkan top leader sebagai sumber
inovasi.
3. Walaupun teknologi tersedia, tetapi struktur organisasi dan budaya kerja, serta
proses birokrasi yang berbelit-belit menghambat berkembangnya inovasi.
4. Tidak ada rewards atau insentif untuk melakukan inovasi atau untuk mengadopsi
inovasi.
5. Lemah dalam kecakapan (skills) untuk mengelola resiko atau mengelola perubahan.
14
2.5 Anti korupsi
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan
pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik
yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Korupsi berasal dari dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar
biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat
dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran,
dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Kata kunci untuk menjauhkan
diri dari korupsi adalah internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja
dalam lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik.
a. Jenis-Jenis Korupsi
Ada tujuh jenis korupsi menurut Syed Husein Alatas:
1. Korupsi Transaktif, yaitu korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan timbal balik
antara pemberi dan penerima demi keuntungan bersama. Kedua pihak sama-sama
aktif menjalankan perbuatan tersebut.
2. Korupsi Ekstroaktif, adalah korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk koersi
(tekanan) tertentu di mana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah
kerugian yang mengancam diri, kepentingan, orang-orangnya, atau hal-hal yang
dihargai.
3. Korupsi Investif yaitu korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau jasa
tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan bagi pemberi. Keuntungan
diharapkanakan diperoleh di masa yang akan datang.
4. Korupsi Nepotistik, adalah korupsi berupa pemberian perlakuan khusus kepada
teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka menduduki jabatan
publik, di mana perilaku pengutamaan dalam segala bentuk yagbetrentangan dengan
norma atau peraturan yang berlaku.
15
5. Korupsi Autogenik yaitu korupsi yang dilakukan individu karena mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya
atas sesuatu yang hanya diketahui sendiri.
6. Korupsi Suportif, adalah korupsi yang mengacu pada penciptaan suasana yang
kondusif untuk melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak korupsi yang lain.
7. Korupsi Defensif, yaitu korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka
mempertahankan diri dari pemerasan.
Dapat diambil kesimpulan bahwa istilah perilaku korupsi dan istilah tindak pidana
korupsi, bahwa setiap perilaku korupsi belum tentu merupakan tindak pidana korupsi.
Berdasarkan UU No 31/1999 jo No. UU 20/2001 terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi
yaitu: kerugian keuangan negara, suap menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi. 7
Jenis kelompok tindak pidana korupsi tersebut diambil dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU
no 3/71). Dampak korupsi tidak hanya bisa merugikan keuangan negara, tapi ada kaitannya
dengan kerusakan kehidupan.
Tunas integritas merupakan konsep yang berprinsip bahwa manusia sebagai faktor
kunci perubahan, dan pendekatan yang seutuhnya terkait manusia sebagai makhluk
dengan aspek jasmani dan rohani, serta makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan
lingkungannya, maka pembangunan integritas perlu dimulai dari upaya membangun
integritas individu yang selaras dengan integritas organisasi dan bangsa.
Tunas integritas adalah individu yang terpilih untuk memastikan lebih banyak lagi
personil organisasi yang memiliki integritas tinggi serta berkiprah nyata dalam membangun
sistem integritas di organisasinya. Menanamkan integritas dan membangun sistem
integritas merupakan suatu kerja yang simultan sampai terbentuk budaya integritas di
organisasi. Dalam upaya sistem mampu memastikan organisasi mencapai tujuannya dan
menjaga individu dalam organisasi, maka kematangan pelaksanaan programnya
dilaksanakan secara optimal lewat tahapan belum ada kinerja, adhoc (sementara, reaktif,
mendadak), planned (terencana dan terorganisir dengan baik), menyatu dengan sistem
organisasi, telah dapat dievaluasi, dan dapat dioptimalkan.
Pembangunan integritas perlu dimulai dari upaya membangun integritas individu yang
selaras dengan integritas organisasi dan bangsa dengan konsep yang dikenal sebagai
tunas integritas. Para tunas integritas dihadapkan dapat menjalankan peran strategis dalam
organisasi berupa:
16
1. Peran sebagai jembatan masa depan kesuksesan organisasi, mereka menjadi
kumpulan orang yang selalu terdepan untuk memastikan tujuan organisasi tercapai.
2. Membangun sistem integritas, berpartisipasi aktif dalam pembangunan sistem integritas
hingga semua peluang korupsi dan berbagai penyimpangan lainnya dapat ditutupi.
3. Mempengaruhi orang lain, khususnya mitra kerja untuk berintegritas tinggi.
Tunas integritas dibangun dengan kesadaran bahwa pembangunan sistem, ataupun
implementasi berbagai upaya pemberantasan korupsi akan efektif, efisien dan berintegritas
jika dilakukan atau dipimpin oleh orang-orang yang berintegritas tinggi. Mereka menjalankan
program dengan penuh keikhlasan sebagai basis bekerja berdasarkan moral idealisme
(bukan sekedar idealisme), sehingga dalam mencapai keberhasilan tidak melakukan
pelanggaran norma/nilai. Namun upaya untuk selalu berada dalam tataran norma tersebut,
dilakukan dengan tetap berinteraksi dengan realitas, sehingga dalam kondisi demikian
diperlukan manusia-manusia yang bijak.
Beragam jenis dan bentuk sistem integritas untuk menjaga suatu organisasi mencapai
tujuannya secara berintegritas diantaranya kebijakan perekrutan dan promosi, pengukuran
kinerja, sistem dan kebijakan pengembangan SDM, pengadaan barang dan jasa, kode etik
dan pedoman perilaku, laporan harta kekayaan penyelenggara negara, program
pengendalian gratifikasi.
Pendekatan apresiasi di atas menyebabkan para tunas integritas selain didorong untuk
memiliki keikhlasan dan kebijakan yang tinggi juga diharapkan memiliki kemampuan untuk
melakukan :
1) Re-framing kultur atau budaya, agar perubahan budaya dapat lebih mudah dan
cepat, serta tidak perlu energi besar, atau dengan istilah-istilah semacam “potong
generasi”, namun membuka kesempatan selebar-lebarnya untuk semua elemen
bangsa, baik generasi lalu, generasi yang sekarang maupun generasi yang akan
datang untuk menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi melalui re-
framing budaya.
2) Utilisasi fenomena perilaku otomatis bagi perubahan diri, keluarga, organisasi dan
bangsa, serta lebih jauh lagi dengan menciptakan peradaban yang lebih baik.
b. Nilai-Nilai Dasar Anti Korupsi
Ada sembilan nilai-nilai dasar terkait aktualisasi anti korupsi antara lain yaitu:
1) Jujur;
2) Peduli;
3) Mandiri;
17
4) Disiplin;
5) Tanggung Jawab;
6) Kerja Keras;
7) Sederhana;
8) Berani;
9) Adil.
18
BAB III
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka menciptakan
masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan
bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan
merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan pebuh kesetiaan kepada Pancasila
dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang
dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
UU ASN mencoba meletakkan beberapa perubahan dasar dalam manajemen SDM.
Pertama, perubahan dari pendekatan personel administration yang hanya berupa pencatatan
administratif kepegawaian kepada human resource management yang menganggap adalah
sumber daya manusia dan sebagai aset negara yang harus dikelola, dihargai, dan
dikembangkan dengan baik. Kedua, perubahan dari pendekatan closed career system yang
sangat berorientasi kepada senioritas dan kepangkatan, kepada open career system yang
mengedepankan kompetisi dan kompetensi ASN dalam promosi dan pengisian jabatan.
UU ASN juga menempatkan pegawai ASN sebagai sebuah profesi yang harus memiliki
standar pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku profesi, pendidikan dan
pengembangan profesi, serta memiliki organisasi profesi yang dapat menjaga nilai-nilai dasar
profesi.
a. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang
unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik.
19
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya, maka pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak.
Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode
perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah.
20
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan
bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:
1) jaminan kesehatan;
2) jaminan kecelakaan kerja;
3) jaminan kematian; dan
4) bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual.
Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai
ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengelolaan SDM harus selalu berkaitan dengan tujuan dan sasaran organisasi (strategic
alignment), dalam konteks ini aktivitas dalam pengelolaan SDM harus mendukung misi utama
organisasi. Pengelolaan SDM/ASN dilakukan untuk memotivasi dan juga meningkatkan
produktivitas pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehingga mampu berkontribusi pada
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Organisasi membutuhkan pegawai yang jujur,
kompeten dan berdedikasi.
Pengambilan keputusan dalam pengelolaan SDM didasarkan pada kemampuan dan
kualifikasi seseorang dalam atau untuk melaksanakan pekerjaan dan tidak berdasarkan
pertimbangan subyektif seperti afiliasi politik, etnis, dan gender. Obyektifitas dilaksanakan pada
21
semua tahapan dalam pengelolaan SDM (rekruitmen, pengangkatan, penempatan, dan
promosi). Sistem ini biasanya disandingkan dengan spoil sistem, dimana dalam penerapan
manajemen SDM-nya lebih mengutamakan pertimbangan subyektif.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi transparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan
juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerapkan sistem ini baik dari
sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepada
masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi
pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegasi untuk mencapai visi dan misinya.
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada
prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai.
Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan
pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, di sisi lain bad permormers mengetahui dimana
kelemahan dan juga diberikannya bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
UU ASN secara jelas mengakomodasi prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASP.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan motor penggerak pemerintahan, pilar utama dalam
melaksanakan tugas sebagai pelayan public yang secara langsung maupun tidak langsung
bersinggungan dengan masyarakat. Oleh karena itu kinerja ASN menjadi indikator utama yang
menentukan kualitas ASN itu sendiri. Untuk mendapatkan ASN yang memiliki kinerja tinggi
diperlukan suatu regulasi yang mampu mendorong ASN bertanggung jawab terhadap tugasnya
dan mau melakukannya dengan sepenuh hati. Merit system adalah salah satu strategi untuk
mendorong produktivitas kerja lebih tinggi karena ASN dijamin obyektivitasnya dalam
perjalanan kariernya. Manajemen menyediakan kondisi dimana berbagai kebijakan dan
manajemen SDM dilakukan dan didasari pada pertimbangan kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar, tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,
agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur ataupun kondisi kecacatan.
Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau
masyarakat dan / atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai
22
dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan
kepada penerima layanan.
Sedangkan definisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan
pelayanan publik sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan / atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur
pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima
layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur
ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1) Partisipatif, yaitu pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya
2) Transparan, yaitu pemerintah harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut
3) Responsif, yaitu pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan
warga negaranya
23
4) Tidak Diskriminatif, yaitu tidak boleh dibedakan antara satu warga negara
dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara
5) Mudah dan Murah, yaitu persyaratan yang dibutuhkan masuk akal dan mudah
untuk dipenuhi serta biaya layanan harus terjangkau oleh seluruh warga negara
6) Efektif dan Efisien, yaitu mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja sedikit, dan biaya yang murah
7) Aksesibel, yaitu dapat dijangkau dalam arti fisi dan non fisik
8) Akuntabel, yaitu dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat.
9) Berkeadilan, yaitu pelayanan publik sebagai alat untuk melindungi kelompok
rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah.
24
4) Konflik kewenangan. Birokrasi yang cenderung membengkak dari waktu ke
waktu mengakibatkan demarkasi antara kewenangan unit organisasi yang satu
dengan yang lain menjadi makin kabur dan bahkan tumpang tindih.
5) Korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Birokrasi yang strukturnya tertutup,
hierarkhis, kaku, dan penuh dengan aturan membuat masyarakat awam sulit
memahami apalagi mengontrol cara kerja birokrasi.
6) Enggan untuk melakukan perubahan. Dengan postur organisasi yang besar dan
bekerja atas dasar berbagai peraturan yang rumit cenderung membuat birokrasi
enggan untuk melakukan perubahan atau inovasi.
f. Sikap Pelayanan
Ada 7 sikap pelayanan yang dapat digambarkan melalui 7P, yaitu:
1) Passionate (sangat bergairah = bersemangat, antusias)
2) Progressive (memakai cara yang terbaik = termaju)
3) Proaktive (antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)
4) Prompt (positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)
5) Patience (penuh rasa kesabaran)
6) Proporsional (tidak mengada-ada)
7) Punctional (tepat waktu)
25
3.3 Whole of Government
Whole of Government atau disingkat WoG adalah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Pendekatan WoG di
beberapa negara ini dipandang sebagai bagian dari respon terhadap ilusi paradigma New
Public Management (NPM) yang banyak menekankan aspek efisiensi dan cenderung
mendorong ego sektoral dibandingkan perspektif integrasi sektor.
WoG menunjukkan atau menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon
terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
Ada 3 alasan utama mengapa WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai
pedekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah, yaitu:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik.
b. Terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan.
c. Dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,
serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilai
nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen
kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
Ada beberapa prinsip-prinsip dalam pelaksanaan WoG, antara lain yaitu:
a. Kolaborasi
b. Kebersamaan
c. Kesatuan
d. Tujuan bersama
e. Mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh
beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu. Kemudian dalam praktek
WoG harus memenuhi beberapa aspek berikut:
26
a. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan
WoG.
c. Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar
struktur formal, yang sifatnya tidak permanen.
d. Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor
atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi ini.
Sedangkan Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
antara lain yaitu :
a. Kapasitas SDM dan institusi-institusi tidak sama.
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama.
Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG,
misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, di mana terjadi
penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda.
b. Nilai dan budaya organisasi yang harus disatukan
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi pun menjadi
kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan
kelembagaan.
c. Kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan budaya
organisasi.
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu SDM yang
tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
27
BAB IV
AKTUALISASI
4.1 Rancangan Aktualisasi
4.1.1 Identifikasi Isu
a. Deskripsi Isu
Internet merupakan sebuah media di mana disitu terjadi pertukaran informasi dan
data yang terbuka. Artinya internet dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan
darimana saja. Dengan berbagai kecanggihan sarana komunikasi modern tersebut,
internet sangat rentan terhadap serangan sistem informasi. Tanpa adanya sistem
keamanan terhadap informasi dan pemahaman tentang berinternet yang aman akan
membuat sistem informasi yang dimiliki individu, organisasi bahkan instansi
pemerintahan menjadi sangat rentan terhadap adanya upaya-upaya penyerangan
sistem informasi. Semakin tingginya nilai (value) internet bagi masyarakat, maka
semakin tinggi juga resiko, ancaman serta gangguan terhadap sumber daya informasi
maupun interaksi yang dilakukan antar pengguna. Hal itu jika terjadi dalam penggunaan
internet di lingkungan RSUP dr J. Leimena tentunya akan memunculkan dampak-
dampak serius yang tidak diharapkan. Dampak-dampak tersebut, seperti kebocoran
data pasien, rekam medis pasien bahkan sampai kepada sistem-sistem privasi
mendasar yang penting yang seharusnya dapa terlindungi dengan baik. Ancaman
terhadap sumber daya informasi dan interaksi antar pengguna pada dasarnya
diakibatkan oleh berbagai kelemahan yang dieksploitasi oleh pelaku dengan tujuan
menguasai/ mengambil alih aset yang bernilai tersebut.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, maka perlunya pemahaman kemananan
dalam berinternet yang benar oleh seluruh pegawai Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Johannes Leimena demi menjaga privasi dan keamanan seluruh data-data yang ada di
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Johannes Leimena Ambon.
b. Sumber Isu
Sumber isu dalam penulisan ini berdasarkan dari hasil wokshop bersama Badan
Siber dan Sandi Negara di Denpasar Bali 16-18 Juni 2021.
28
4.1.2 Isu yang diangkat
Sebagai wujud aktualisasi dan habituasi nilai-nilai ANEKA peserta pelatihan dasar
CPNS Golongan II yang bertugas sebagai anggota sistem informasi rumah sakit yang bertugas
di di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Johannes Leimena Ambon, saya ingin mengangkat Isu
“Minimnya kesadaran keamanan dalam Penggunaan Internet di RSUP Dr. Johannes Leimena
Ambon”.
Adapun gagasan yang diambil adalah “Edukasi Internet Sehat dan Aman di RSUP
Dr. Johannes Leimena Ambon”.
Berdasarkan isu diatas, maka kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rancangan
kegiatan aktualisasi ini adalah, sebagai berikut:
No Kegiatan
29
Gagasan pemecahan isu terpilih adalah Minimnya Keamanan dalam Penggunaan Internet di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Johannes
Leimena. Berikut adalah kegiatan aktualisasi yang merupakan wujud gagasan pemecahan isu terpilih tersebut.
30
3) Merevisi Jurnal, artikel a)Menerima masukan
referensi sesuai dan berita mentor adalah bentuk
dengan menghargai komunikasi,
masukan dari konsultasi, dan kerja
mentor sama [menghargai,
komunikasi, konsultasi,dan
kerja sama - etika publik;]
b) Credibilty
(kepercayaan) kepada
mentor dalam menerima
masukan mentor
[credibility (kepercayaan) –
komitmen mutu;]
31
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
2 Rancangan 1) Membuat Draft Desain Dalam pembuatan draft Menjadi pusat riset dan Membuat desain
Desain Website draft desain Website sangat diperlukan inovasi pengembangan teknologi dengan menerima
[Manajemen tampilan dasar dan kreativitas agar kesehatan kemaritiman masukan secara
ASN] website tampilan website menarik, adalah satu alasan dari cepat yang mengacu
sederhana dan nantinya pembuatan draft hingga pada nilai Responsif
mudah digunakan. finalisasi desain tampilan sesuai dengan tata
[inovasi - komitmen mutu;] website untuk keamanan nilai Rumah Sakit
dalam penggunaan internet Umum Pusat Dr.
di lingkungan Rumah Sakit Johannes Leimena.
Umum Pusat Dr. Johannes Inii juga merupakan
2) Konsultasi Notulensi Melakukan konsultasi Leimena Ambon serta bagian dari
dengan tim masukan tim dengan tim development. Ini dengan kerjasama bersama memeliharan dan
development development merupakan bagian dari demi membuat website mempertahakan
terkait desain menghargai pendapat yang sederhana dan etika luhur.
dan tampilan orang lain [sila ke 5 - mudah digunakan dapat
dari website nasionalisme;] mendorong kemajuan
dibidang teknologi Rumah
3) Merevisi Print Screen Ketika sepakat untuk Sakit Umum Pusat Dr.
desain website Desain membuat desain final untuk Johannes Leimena Ambon
Website website maka nilai keadilan
sangat ditegakkan pada
bagian ini.
[keadilan - akuntabilitas;]
32
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
3 Menguji Coba 1) Membuat Print Screen Saya akan melakukan Melakukan uji coba Menjunjung tinggi
Website coding website coding codingan, yaitu sejenis website akan dilakukan nilai integritas dalam
[manajemen asn] di visual studio website bahasa pemograman pada dengan cara musyawarah melakukan uji coba
code komputer yang memerlukan dan mufakat yang website merupakan
competence (kompetensi) merupakan bagian dari sila bagian yang harus
dalam mengerjakan kelima yang juga bertujuan diperhatikan dan
codingan tersebut untuk mengembangkan dipertahankan demi
[kompetensi - komitmen SDM bidang kesehatan menjaga kualitas
mutu;] yang berkompetensi dan serta membuat
berkinerja sesuai dengan keputusan
2) Menguji coba Print Screen Diperlukan Tanggung visi Rumah Sakit Umum berdasarkan
hasil coding di Hasil Uji jawab dalam menguji coba Pusat Dr. Johannes prinsip keahlian
google chrome Coba coding website [tanggung Leimena Ambon
jawab - anti korupsi;]
33
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
4 Membuat artikel 1) Menyusun Print visual Saya dengan kejelasan Tidak memaksakan Komitmen kuat
tips edukasi artikel di visual studio code akan menyusun artikel di kehendak orang lain untuk memajukan
Internet Sehat dan studi code website agar dapat dalam melakukan tugas dan Rumah Sakit Umum
Aman sesuai dengan dimanfaatkan untuk tanggung jawab maka Pusat Dr. Johannes
[WoG] referensi yang kepentingan orang banyak nantinya bisa menjadikan Leimena Ambon
telah berdasarkan vurnerability Rumah Sakit Umum Pusat maka itu merupakan
dikumpulkan assesment worshop Dr. Johannes Leimena bentuk dari cinta
[kejelasan - akuntabilitas;] Ambon sebagai wahana tanah air dan
pendidikan dan pelatihan bangsa
2) Mencoba Print screen Dimasukan artikel dalam yang berkualitas bagi
hasil coding draft artikel bentuk draft kirannya ini peserta didik dan peserta
artikel di google dapat memberikan acces latihan
chrome (kemudahan) dalam
penyampaian informasi
[access (kemudahan) -
komitmen mutu;]
3) Konsultasi Notulensi Saya akan melakukan
draft artikel ke masukan konsultasi ke mentor guna
mentor mentor mempertanggungjawabkan
tindakan dan kinerja
kepada publik
[etika publik;]
Tabel 4.5 Membuat Artikel Tips Edukasi Internet Sehat dan Aman
34
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
5 Membuat Banner 1) Mengambil Draft Saya akan menyiapkan draft Dilakukannya sosialisasi Dengan dituntunya
Edukasi Internet referensi dari referensi banner yang akan untuk seluruh pegawai untuk bekerja
Sehat dan Aman website yang desain disesuaikan dengan tips Rumah Sakit Umum Pusat profesionalisme
telah dibuat banner yang telah dibuat di website Dr Johannes Leimena maka kemandirian
[Pelayanan untuk banner tanggung jawab Ambon maka saya juga ikut dalam bertindak
Publik] [akuntabilitas;] serta menyukseskan sertakerja keras
sasaran strategis RSUP Dr. adalah kunci
Johannes Leimena Ambon tercapainya
Menjadi Rumah Sakit profesionalisme
2) Membuat Screen shoot a) bisa menyelesaikan Berbasis Teknologi tersebut
desain banner desain pembuatan desain banner Informasi yang Terintegrasi,
edukasi Internet banner adalah wujud nilai Bermutu dan Terjangkau
Sehat dan Aman kepemimpinan Bagian Timur Tahun 2024
[akuntabilitas;] serta memiliki
kemampuan dalam
b) dengan adanya desain melaksanakan kebijakan
banner ini merupakan pemerintah
kepedulian terhadap
sesama
[peduli - anti korupsi;]
35
3) Memasang Foto banner Secara tidak langsung
banner di RSUP yang memasang banner tentang
Dr. J Leimena terpasang edukasi keamanan internet
Ambon merupakan kegiatan
kemanusiaan karena data
dan informasi sekarang
adalah bagian penting yang
sangat bisa disalahgunakan
nantinya
[sila ke 2 - Nasionalisme;]
36
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi
6 Sosiali Edukasi 1) Membuat Print screen Menyiapkan undangan secara Dilakukannya Dengan dituntunya
Internet Sehat Undangan Sosialisasi undangan langsung merupakan suatu sosialisasi untuk untuk bekerja
dan Aman sosialisasi kepedulian terhadap sesama seluruh pegawai profesionalisme
[Pelayanan [peduli - anti korupsi;] Rumah Sakit Umum maka kemandirian
Publik] Pusat Dr Johannes dalam bertindak
Leimena Ambon sertakerja keras
2) Sosialisasi ke IT Foto bisa melakukan sosialisasi maka saya juga ikut adalah kunci
SIRS RSUP Leimena Sosialisasi adalah wujud nilai serta menyukseskan tercapainya
Ambon di kantor kepemimpinan [akuntabilitas;] sasaran strategis profesionalisme
RSUP Dr. Johannes tersebut
Leimena Ambon
Menjadi Rumah Sakit
Berbasis Teknologi
3) Mengirim Print screen Secara tidak langsung Informasi yang
sosialisasi ke group Hasil melakukan sosialiasi tentang Terintegrasi,
IT sosialisasi edukasi keamanan internet Bermutu dan
merupakan kegiatan Terjangkau Bagian
kemanusiaan karena data dan Timur Tahun 2024
informasi sekarang adalah serta memiliki
bagian penting yang sangat bisa kemampuan dalam
disalahgunakan nantinya melaksanakan
[sila ke 2 - Nasionalisme;] kebijakan
pemerintah
37
4.2 Capaian Hasil Aktualisasi
Aktualisasi kegiatan dilakukan sejak tanggal 16 Juli 2021 sampai dengan tanggal 23
Agustus 2021 di RSUP Dr. Johannes Leimena Ambon. Aktulisasi ini terdiri dari 6 kegiatan
dengan beberapa tahapan sebagai berikut :
b) Dokumentasi :
Gambar 4.1 Tips singkat & Praktis Di Dunia Siber dari Badan dan Sandi Negara
38
Gambar 4.3 Edukasi Penggunaan Internet Sehat, Aman dan Produktif Melalui
Kelompok Majelis Taklim
Gambar 4.5 Penggunaan Internet Sehat dan Aman di Era Milenial di SMK PGRI 31
Legok
39
Gambar 4.6 Security Assesment Basan Siber dan Sandi Negara
b) Dokumentasi :
40
Gambar 4.7b Bukti Notulensi Konsultasi referensi dengan mentor
41
konsultasi dengan mentor dapat diambil kesimpulan bahwa Bapak mentor mengingkan
referensi yang bentuknya peraturan menteri
3. Merevisi referensi sesuai dengan masukan dari mentor
a) Nilai Aneka :Etika Publik & Komitmn Mutu. Menerima masukan mentor adalah bentuk
menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama . Kepercayaan kepada mentor
dalam menerima masukan mentor.
b) Dokumentasi :
Sesuai dengan masukan dari mentor bahwa referensi harus berdasarkan sumber dari
kementerian dalam artian harus dari pemerintahan maka beberapa referensi yang saya
dapat ambil adalah sebagai berikut :
42
4.2.2 Rancangan Desain Website
1. Membuat draft desain tampilan dasar website
a) Nilai Aneka : Komitmen Mutu. Dalam pembuatan draft sangat diperlukan inovasi
dan kreativitas agar tampilan website menarik, sederhana dan nantinya mudah
digunakan.
b) Analisis Dampak :
Inovasi adalah hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan segala suatu. Jika
tidak ada inovasi dalam melakukan desain draft website maka kemungkinan
desain website akan terlihat biasa saja dan tidak dipahami oleh user pengguna.
c) Dokumentasi :
Berikut ini adalah draft desain website
43
2. Konsultasi dengan tim development terkait desain dan tampilan dari website
a) Nilai Aneka : Nasionalisme. Melakukan konsultasi dengan tim development. Ini
merupakan bagian dari menghargai pendapat orang lain.
b) Dokumentasi :
Konsultasi dilakukan melalui whatsapp karena saya terkendala untuk bertemu
langsung dikarenankan sedang dalam masa isolasi mandiri
44
Gambar 4.11 Print screen konsultasi dengan tim development
b) Dokumentasi :
Berikut ini adalah hasil revisi dari konsultasi dengan tim development
Gambar 4.12 Print screen hasil revisi desain website dengan tim development
45
4.2.3 Menguji Coba Website
1. Membuat coding website di visual studio code
a) Nilai Aneka : Komitmen Mutu. Saya akan melakukan codingan, yaitu sejenis
bahasa pemograman pada komputer yang memerlukan competence
(kompetensi) dalam mengerjakan codingan tersebut.
b) Dokumentasi :
Print Screen coding website
46
Gambar 4.13 Print Screen hasil uji coba coding di website
b) Analisis Dampak :
Setelah mengetahui ada kekurangan atau bugs dari website atau coding yang
dibuat maka harus diperlukan konsisten untuk menyelesaikan bugs tersebut jika
dibiarkan maka website yang dikerjakan akan mengalami error ketika dibuka
c) Dokumentasi :
Print Screen perbaikan
47
Gambar 4.15 Print screen tampilan perbaikan
b) Dokumentasi :
Print Screen coding website
Gambar 4.16 Print Screen Coding Tips 1 selalu hindari posting data pribadi
48
Gambar 4.17 Print Screen coding Tips 2 validasi URL atau Link
Gambar 4.18 Print Screen coding Tips 3 Jangan Instal Aplikasi Berbahaya
49
Gambar 4.19 Print Screen coding Tips 4 Gunakan jaringan dan koneksi yang aman
Gambar 4.20 Print Screen coding Tips 5 Gunakan Sandi yang unik
Gambar 4.21 Print Screen coding Tips 6 Jangan lupa log off
50
2. Mencoba hasil coding artikel di google chrome
a) Nilai Aneka : Komitmen Mutu. Dimasukan artikel dalam bentuk draft kirannya ini
dapat memberikan acces (kemudahan) dalam penyampaian informasi.
b) Dokumentasi :
Print Screen tips artikel di website
Gambar 4.22 Print Screen Tips 1 Selalu Hindar Posting data Pribadi
51
Gambar 4.24 Print Screen Tips 3 jangan Instal aplikasi berbahaya
Gambar 4.25 Print Screen Tips 4 Gunakan jaringan dan koneksi yang aman
52
Gambar 4.26 Print Screen Tips 5 Gunakan Sandi yang unik
b) Dokumentasi :
Notulensi masukan mentor
53
Gambar 4.28b Notulensi masukan mentor
b) Dokumentasi :
Print Screen upload link ke hosting
54
Gambar 4.29 Print Screen Upload link ke hosting
b) Dokumentasi :
Draft referensi desain banner
55
Gambar 4.31 Print Screen draft banner Tips 3 & 4
b) Dokumentasi :
Print Screen Desain Banner
56
Gambar 4.33 Desain Banner Tips Internet Sehat dan Aman
b) Dokumentasi :
Foto Banner yang terpasang
57
Gambar 4.33 Foto Banner Bersama Security di depan Ballroom
b) Dokumentasi :
Print Screen Undangan
58
Gambar 4.34 Print Screen Undangan Sosialisasi di group Telegram
b) Dokumentasi :
Foto Sosialisasi
59
Gambar 4.35 Foto Sosialisasi ke tim IT
60
3. Sosialisasi ke IT SIRS RSUP Leimena Ambon di melalui telegram
a) Nilai Aneka : Nasionalisme. Secara tidak langsung melakukan sosialiasi tentang
edukasi keamanan internet merupakan kegiatan kemanusiaan karena data dan
informasi sekarang adalah bagian penting yang sangat bisa disalahgunakan
nantinya ini merupakan sila kedua dari pancasila yaitu kemanusiaan yang adil
dan beradab
b) Dokumentasi :
Print Screen Sosialisasi
61
Gambar 4.38 Foto Sosialisasi ke tim IT melalui telegram
63
Tabel 5.2 Rencana Aksi Dengan Nilai Nasionalisme
No Indikator Rencana Aksi di RSUP Dr. Johannes Leimena Ambon
64
4 Pelayanan a. Meningkatkan kesadaran dalam penggunaan internet
yang sehat dan aman
b. Menerima masukkan dan saran dari pengguna website
65
Tabel 5.5 Rencana Aksi Dengan Nilai Anti Korupsi
No Indikator Rencana Aksi di RSUP Dr Johannes Leimena
Ambon
(1) (2) (3)
1 Jujur Tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun
2 Peduli a. Memberikan pemahaman ulang apabila ada yang
menanyakan tentang tentang edukasi internet sehat
dan aman
b. Menerima saran dan masukkan dari seluruh pegawai
untuk peningkatan kinerja Tim IT.
66
5.2 Peran dan Kedudukan ASN
Rencana aksi aktualisasi pada aspek peran dan kedudukan ASN meliputi
manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan Publik.
67
Tabel 5.7 Rencana Aksi pada Pelayanan Publik
Rencana Aksi di RSUP Dr Johannes Leimena
No Indikator
Ambon
(1) (2) (3)
1 Tanggap a. Mensosialisasikan kesadaran dalam berinternet
yang sehat dan aman
b. Membuat skenario pemecahan masalah akibat
system error atau human error dengan tetap
menerapkan aturan yang berlaku di instansi.
2 Jujur Memberitahu jika ada kendala sistem dan jaringan
pada saat pelayanan agar pengguna dapat antisipasi
kendala tersebut.
3 Cepat a. Hadir 10 menit sebelum kegiatan dimulai.
b. Cepat menyelesaikan masalah sistem atau jaringan
c. Tidak menunda-nunda dalam penyelesaian
pekerjaan
68
Tabel 5.8 Rencana Aksi pada Whole Of Government (WoG)
Rencana Aksi di RSUP Dr Johannes Leimena
No Indikator
Ambon
(1) (2) (3)
1 Koordinasi a. Membuat janji temu kepada Pengguna SIMRS ketika
akan melakukan sosialisasi.
b. Berkoordinasi dengan ketua pelaksana maupun
anggota tim kegiatan dalam mencapai tujuan dan
kesuksesan pelaksanaan kegiatan
69
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
70
DAFTAR PUSTAKA
kominfo.go.id. Menkominfo: Jaga, Lindungi dan Hindari Kebocoran Data Pribadi. (Diakses 8
Juli 2021). https://kominfo.go.id/content/detail/33342/siaran-pers-no-87hmkominfo032021-
tentang-menkominfo-jaga-lindungi-dan-hindari-kebocoran-data-pribadi/0/siaran_pers
Zen. 2021. “Security Assesment”
Kominfo.go.id. Ini cara melaporkan konten hoax (Diakses 9 Juli 2021).
https://kominfo.go.id/content/detail/8732/ini-cara-melaporkan-konten-hoax/0/sorotan_media
Limapagi.id. “Waspada Bayaha Menggunakan Aplikasi Whatsapp Mod” (Diakses 9 Juli 2021).
https://www.limapagi.id/detail/A1V38/waspada-bahaya-menggunakan-aplikasi-whatsapp-mod
Popbela.com. “Tips Aman Berinternet dari google”. (Diakses 9 Juli 2021).
https://www.popbela.com/career/working-life/niken-ari/tips-aman-berinternet-dari-google/3
Tirto.id. “Cara membuat password unik dan yang dilakukan jika data pribadi bocor”. (Diakses 9
Juli 2021). https://tirto.id/cara-buat-password-unik-dan-yang-dilakukan-jika-data-pribadi-bocor-
ggeK
Technologue.id “Cara log out akun google dari semua perangkat dalam satu jentikan”. (Diakses
9 Juli 2021). https://technologue.id/cara-log-out-akun-google-dari-semua-perangkat-dalam-
satu-jentikan-jari/?amp
71