Anda di halaman 1dari 38

ANGKATAN I

GOLONGAN III

RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PENGARSIPAN BERKAS SPJ DI UPT.RSK PARU
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH :
MUHAMMAD FUAD, S.E., Ak.

PENATA MUDA (III/a)

NIP.19870110 202012 1 003

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
Lembar Persetujuan:

RANCANGAN AKTUALISASI PELATIHAN


DASAR CPNS
OPTIMALISASI PENGARSIPAN BERKAS SPJ DI
UPT.RSK PARU
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Nama Peserta : Muhammad Fuad, S.E, Ak.


NIP. : 19870110 202012 1 003
Pangkat/Gol. : Penata Muda / IIIa
Jabatan : Auditor Ahli Pertama
Instansi : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
UPT. Rumah Sakit Khusus Paru
Angkatan : I
Kel : 3

Telah diseminarkan pada hari jumat tanggal 09 Juli 2021 di hadapan


Coach, Penguji dan Mentor dengan Metode Distance Learning
(Pembelajaran Jarak Jauh)

Coach, Penguji, Mentor,

Dr. Hj. Dumasari Harahap, M.Si Khairulsyah Parinduri, S.Sos M. Rusdi Rangkuti, SKM, M.Kes
Nip. 19580111 198503 2 002 Nip. 19740917 199803 1 003 Nip. 19740602 199903 1 004

Mengetahui:
An. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sumatera Utara
Kabid. Pengembangan Kompetensi Manajerial

Bambang Siswanto, SE. M.Si


Nip. 19631005 198603 1 006
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,
rahmat, dan hidayah-Nya rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN di Dinas
Kesehatan UPT.RSK Paru dapat terselesaikan dengan baik. Rancangan
aktualisasi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan kelulusan Pendidikan Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III angkatan 1 tahun 2021.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penulisan rancangan aktualisasi ini. Ucapan
terima kasih tersebut penulis tujukan kepada:
1. Keluarga yang tidak henti-hentinya berdoa untuk kelancaran dan keberkahan
dalam menulis, terkhusus buat almarhum ayah yang menjadi motivasi untuk
menyelesaikan penulisan ini.
2. Dr. Dumasari Harahap, SH, M.Si sebagai pembimbing (coach) yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan
arahan kepada penulis selama penyelesaian rancangan aktualisasi ini;
3. Bapak M. Rusdi Rangkuti, SKM, MKes. Selaku mentor yang telah
memberikan saran guna memperbaiki tulisan ini agar menjadi lebih baik.
4. Para Widyaiswara yang dengan sabar memberikan pengetahuan selama
kegiatan diklat pelatihan dasar yang telah membagi ilmunya;
5. Rekan-rekan seperjuangan pelatihan dasar CPNS golongan III UPT RSK.
Paru.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan rancangan aktualisasi ini


masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
dari pembaca dan pemerhati sangat diharapkan untuk penyempurnaan rancangan
aktualisasi ini.

Medan, 09 Juli 2021

Penulis

Muhammad Fuad, S.E., Ak

i
NIP.19870110 202012 1003

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Tupoksi Organisasi.........................................................................................3

1.3 Tujuan............................................................................................................. 8

1.4 Manfaat........................................................................................................... 8

BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU.........................................................10

2.1 Identifikasi Isu...............................................................................................10

2.2 Analisis dan Penetapan Isu Terpilih..............................................................10

2.3 Dampak Isu Terpilih......................................................................................13

2.3 Role Model....................................................................................................13

BAB III STRATEGI PENYELESAIAN ISU TERPILIH..........................................15

3.1 Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif....................................................15

3.2 Nilai - Nilai Dasar ASN .................................................................................18

3.3 Kedudukan dan Peran PNS dlm NKRI .........................................................20

3.4 Rancangan Aktualisasi..................................................................................23

3.4 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi..........................................................30

BAB IV PENUTUP..............................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32

DAFTAR TABEL

ii
Tabel 2.1 Analisa Isu dengan metode AKPL 10

Tabel 2.2 Analisa Isu dengan metode USG 11

Tabel 3.1 Isu, Gagasan Kreatif Pemecahan Isu 14

Tabel 3.2 Pelaksanaan Aktualisasi 25

Tabel 3.3 Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan 30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disrupsi teknologi di era digital telah memporak – porandakan tatanan


dan model administrasi konvensional yang memerlukan banyak sumber daya yang
telah dipakai selama beberapa periode. Disrupsi ini memaksa dilakukannya
transformasi dalam setiap organisasi khususnya di sektor publik. Dalam aspek
pengelolaan keuangan akselerasi digitalisasi menjadi mutlak.
Perkembangan era digital membawa manusia untuk terus belajar
mengenai ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi yang memberikan
pengaruh cukup besar dalam kegiatan organisasi khususnya terkait arsip,
diantaranya 1) Perubahan cara bekerja, 2) Perubahan cara berkomunikasi, 3)
Persepsi tentang efisiensi, 4) Perubahan dalam penciptaan, pengelolaan dan
penggunaan informasi.
Berkaitan dengan hubungan antara efisiensi dan efektivitas dalam
bekerja dengan pemenfaatan teknologi informasi merupakan suatu terobosan yang
sangat dibutuhkan dalam penyimpanan data dan perlindungan data. Khususnya
bagi pengelola keuangan di UPT.RSK Paru dalam melaksanakan urusan – urusan
dalam ruang lingkup administrasi keuangan untuk menciptakan laporan
pertanggung jawaban yang tepat waktu dan akuntabel.
Laporan aktualisasi ini berisi mengenai optimalisasi pengarsipan berkas
SPJ di UPT. RSK Paru. Dimulai dari mengklasifikasikan SPJ berdasarkan
kegiatan, mencatat kegiatan SPJ berdasarkan microsoft excel, menata ulang
dokumen SPJ, menyimpan dokumen SPJ dengan google drive, mensosialisasikan
penyimpanan dokumen di google drive kepada pengelola keuangan
Melalui optimalisasi pengarsipan berkas SPJ di UPT.RSK Paru kegiatan
ini juga menjadi pengimplementasian atas nilai – nilai dasar PNS atau disebut
dengan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitemen Mutu,
dan Anti Korupsi) serta pengimplementasian atas kedudukan dan peran PNS dlm

1
NKRI yakni Manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan Publik,
dimana pengelola keuangan dalam melaksanakan tugasnya harus bersikap
profesional. Selain harus paham dengan tugas pokok dan fungsi pekerjaan sebagai
pengelola keuangan juga harus mengetahui tekait bidang teknologi informasi
aplagi di era digital saat ini sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang
produktif, efektif dan efisien.

1.2 Tupoksi Organisasi


1.2.1 Visi dan Misi Organisasi
1.2.1.1 Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara untuk mewujudkan
Provinsi Sumatera Utara sehat, mandiri dan berdaya saing dengan
pengertian sebagai berikut, yakni:
1. Sehat adalah kondisi dimana Penduduk Sumatera Utara mempunyai
kesehatan baik fisik, mental dan spiritual sehingga mampu untuk hidup
secara produktif, sosial dan ekonomis.
2. Mandiri mengandung keinginan terwujudnya suatu kondisi dimana
masyarakat mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk
mempertahankan kualitas kesehatan dalam kehidupannya.
3. Berdaya saing yaitu suatu kondisi dimana penduduk Provinsi Sumatera
Utara memeiliki kemampuan serta keunggulan sehingga mampu
melangsungkan kehidupan dalam persaingan masyarakat secara
regional, nasional maupun global.

1.2.1.2 Misi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara


Dalam rangka mewujudkan Provinsi Sumatera Utara sehat, mandiri
dan berdaya saing, maka ditetapkan misi Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara sebagai berikut, yakni:
1. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan
terjangkau
2. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan
3. Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan
2
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan
kesehatan.

1.2.1.3 Visi UPT. RSK Paru


Visi UPT. RSK Paru Provinsi Sumatera Utara adalah menjadi
Rumah Sakit Khusus Paru Unggulan dan Martabat.

1.2.1.4 Misi UPT. RSK Paru


Misi UPT. RSK Paru Provinsi Sumatera Utara yakni:
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan dan pernafasan spesialistik secara
paripurna, bermutu dan terjangkau.
2. Menyelenggarakan upaya rujukan kesehatan paru dan pernafasan
spesialistik.
3. Meningkatkan pelayanan unggulan secara komprehensif.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas daya dukung (tata keloala, sarana
dan prasarana dan SDM).
5. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian dibidang
kesehatan paru
6. Menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan.

1.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi


1.2.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi UPT.RSK Paru ProvSU
Tugas Pokok :
Menyelenggarakan urusan pelayanan dan pengobatan, perawatan dan
pemulihan kesehatan paru masyarakat sesuai standar yang ditentukan,
pemenuhan standar mutu fasilitas penunjang medik dan keperawatan rumah
sakit serta pembinaan, pengendalian, pencegahan dan promosi kesehatan
masyarakat tingkat provinsi.
Fungsi :
1. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi pemeriksaan
kesehatan Paru dan pernafasan spesialistik.
2. Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Eksternal

3
3. Pelaksanaan kerja dan kemitraan di bidang kesehatan paru dan
pernafasan spesialistik .
4. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi rujukan kesehatan
paru dan pernafasan spesialistik
5. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi penelitian dan
pengembangan kesehatan paru dan pernafasan spesialistik
6. Pelaksanaan urusan tata usaha.

1.2.2.2 Tugas dan Fungsi Auditor Ahli Pertama


Tupoksi Berdasarkan Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tugas pokok dan fungsi auditor
adalah melakukan kegiatan audit, evaluasi, reviu, pemantauan dan kegitan
pengawasan lain, seperti konsultansi, sosialisasi, asistensi, terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan
keyakinan memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak
ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pimpinan dalam mewujudkan tata kelola/ kepemerintahan yang baik (good
governance).

1.2.3 Nilai – Nilai Organisasi


UPT.RSK Paru dalam perjalanan mewujudkan visi dan misi menjunjung tinggi
nilai-nilai organisasi. Nilai-nilai organisasi merupakan prinsip sosial, tujuan,
atau norma yang harus dapat diterima oleh seluruh tenaga kesehatan di
UPT.RSK Paru. Untuk mencapai visi UPT.RSK Paru memiliki nilai-nilai
organisasi sesuai dengan nilai Kemenkes RI sebagai berikut:
1. Pro Rakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan
selalu mendahulukan kepentigan rakyat dan harus menghasilkan yang
terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya bagi setiap orang adalah hak asasi manusia tanpa membedakan
suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak,
4
karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan saja. Karena itu tiap elemen masyarakat harus
berpartisipasi aktif, lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat
pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
3. Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat,
serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi
setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.
4. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang
telah ditetapkan dan efisien.
5. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme, transparan dan akuntabel

5
Lampiran : Peraturan Gubernur
Sumatera Utara

1.2.4 Struktur Organisasi Nomor : 44 Tahun 2018

Tentang : Tugas, Fungsi,


UraianTugas dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera
Utara

6
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas pelaksanaan aktualisasi melalui agenda


habituasi ini memiliki beberapa tujuan yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan pemahaman bagi pengelola keuangan mengenai digitalisasi


arsip keuangan di unit kerja UPT.RSK Paru Provinsi Sumatera Utara.
Mempermudah pengelola keuangan dalam menyimpan data melindungi
dokumen SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) dan dokumen keuangan
lainnya di UPT.RSK Paru Provinsi Sumatera Utara.
2. Mempermudah pengelola keuangan dalam kegiatan review terhadap data
keuangan baik dokumen SPJ(Surat Pertanggung Jawaban) dan dokumen
keuangan lainnya di UPT.RSK Paru Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan aktualisasi ini dibuat antara lain
adalah sebagai berikut :
Bagi Peserta
Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN berupa ANEKA serta
membiasakan diri terhadap pemahaman mengenai manajemen ASN, pelayanan
publik, dan WoG. Peserta juga mampu memahami, menginternalisasi, dan
melakukan implementasi nilai-nilai tersebut melalui proses aktualisasi pada
unit kerja UPT.RSK PARU Provinsi Sumatera Utara.
Bagi Organisasi
1. Menjadi bahan referensi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan turut
membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang digitalisasi.
2. Memberikan solusi terhadap isu yang berkembang dan menanamkan nilai-
nilai dasar ANEKA ASN pada unit kerja UPT.RSK Paru Provinsi
Sumatera Utara.

7
Bagi Masyarakat
Memberikan pelayanan publik yang berkualitas kepada masyarakat
dalam hal ini memberikan pelayanan berupa pengelolaan data yang baik
khususnya terkait pelaporan keuangan dan didukung oleh kelengkapan pada
dokumen pendukung.

8
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Identifikasi Isu


Penetapan kualitas isu sebaiknya menggunakan alat bantu penetapan
kriteria kualitas isu. Alat bantu penetapan kriteria yang dimaksud adalah
menggunakan 4 kriteria yaitu aktual, kekhalayakan, promblematik dan kelayakan.
Aktual berarti benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat sedangkan kekhalayakan berarti menyangkut hajat hidup orang
banyak. Problematik diartikan bahwa isu tersebut memiliki dimensi masalah yang
kompleks sehingga perlu dicarikan solusi pemecahan masalah sedangkan layak
diartikan isu yang diangkat realistis dan masuk akal untuk dipecahkan
masalahnya.
Berdasarkan pengalaman melaksanakan tugas di sub bidang keuangan
UPT.RSK Paru, terdapat beberapa isu diantaranya yaitu :
1. Belum optimalnya administrasi pengarsipan berkas SPJ di UPT.RSK Paru
Provinsi Sumatera Utara. Manajemen penyimpanan arsip dokumen di Sub
bagian keuangan masih dikelola secara manual dan belum terdigitalisasi
sehingga sulitnya menemukan dokumen yang ingin dicari dan sangat tidak
efisien.

2. Belum optimalnya penatausahaan pendapatan di UPT.RSK Paru Provinsi


Sumatera Utara. Belum real timenya retribusi pendapatan yang diterima oleh
RSK Paru sehingga jika membutuhkan data pendapatan sampai bulan
berjalan harus di hitung ulang sehingga menimbulkan kesan yang tidak
efisien

3. Belum optimalnya sistem pembukuan keuangan di UPT.RSK PARU


Provinsi Sumatera Utara. Masih sering ditemui pergeseran – pergeseran
setiap tahun dalam perencanaan yang diakibatkan sistem pembukuan yang
tidak konsisten. Hal ini mengakibatnya pelayanan akan menjadi kurang
optimal.

9
2.2 Analisis dan Penetapan Isu
2.2.1 Analisis Isu
Dalam menganalisa isu-isu yang muncul diatas, saya akan menganalisa
isu menggunakan kriteria berdasarkan APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Layak).
1. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang terjadi
2. Problematik artinya sebuah isu memiliki permasalahan yang
kompleks sehingga butuh dicarikan solusi permasalahannya.
3. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
4. Layak artinya isu yang diangkat realistis dan masuk akal untuk
dipecahkan masalahnya.

Tabel 2.1 Penilaian Isu melalui kriteria APKL

No Isu A K P L Prioritas
1. Belum optimalnya administrasi Memenuhi
pengarsipan berkas SPJ di UPT.RSK √ √ √ √ Syarat
Paru

2. Belum optimalnya penatausahaan Memenuhi


√ √ √ √
pendapatan di UPT.RSK Paru. Syarat

3. Belum optimalnya sistem pembukuan Memenuhi


√ √ √ √
keuangan di UPT.RSK Paru. Syarat

Keterangan:
A : Aktual K : Kekhalayakan
P : Problematik L : Layak

Dari hasil analisis isu dengan menggunakan matriks AKPL yang didapati

10
di UPT.RSK PARU Provinsi Sumatera Utara tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa semua isu memenuhi semua kriteria APKL.

Analisis Isu Menggunakan Kriteria USG


Salah satu metode untuk menetapkan prioritas isu/ masalah adalah
dengan menggunakan Metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
Metode ini merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah berdasarkan
skala prioritas menggunakan skala nilai 1-5, sehingga dapat diketahui urutan
kepentingan isu/masalah dengan menggunakan 3 (tiga) komponen/variabel
pembanding yaitu (kotler dkk, 2001) :

a. Urgency = seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan


dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness = seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan
akibat/dampak yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
Suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius
dibandingkan dengan masalah yang berdiri sendiri.
c. Growth = seberapa besar isu tersebut berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.
Analisa terhadap isu yang sudah ada berdasarkan analisa kriteria isu
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Analisis Isu dengan Metode USG

No Isu U S G Total
Belum optimalnya administrasi pengarsipan berkas 5 4 5 14
1. SPJ di UPT.RSK Paru.

Belum optimalnya penatausahaan pendapatan di 4 4 4 12


2. UPT.RSK Paru

3. Belum optimalnya sistem pembukuan keuangan di 3 3 3 9

11
UPT.RSK Paru.

Berdasarkan pendekatan analisis teknik USG tersebut, maka kesimpulan


untuk menentukan core isu (menjadi prioritas) yang diukur dengan skala likert
dengan skor 14 mengarah pada isu: “Belum optimalnya administrasi
pengarsipan berkas SPJ di UPT.RSK Paru.”

2.3 Dampak Isu Terpilih

Isu Belum optimalnya administrasi pengarsipan berkas SPJ di UPT.RSK


Paru Provinsi Sumatera Utara sangat mendesak untuk ditindaklanjuti dikarenakan
tuntutan pelayanan administrasi yang harus dilakukan secara efektif dan efisien
yang mana proses penyimpanan arsip secara manual di era digitalisasi sangat
mengganggu proses pelayanan dikarenakan keharusan untuk mendapatkan data
secara cepat dan tepat. Tingkat keseriusan isu ini untuk ditindaklanjuti terlihat dari
dampak yang timbul jika isu ini tidak dilakukan pencegahan yaitu menurunnya
sikap tanggung jawab, kepedulian terhadap lingkungan kerja, dan pelaksanaan
tugas pokok jabatan ASN. Tidak tercapainya misi organisasi dalam
menyelenggarakan tata kelola yang baik dan bersih dalam rangka mencapai
akuntabilitas pengelolaan keuangan serta pelayanan publik yang profesional.
Penurunan kualitas dan mutu pelayanan informasi yang efektif, cepat dan akurat.

2.4 Role Model

Nama : M.Rusdi Rangkuti, SKM., Mkes

NIP :197406021999031004

Pangkat / Gol. Ruang : PEMBINA/ IV a

Jabatan : KasubBag Tata Usaha

12
Riwayat Pendidikan:

 SMAN Ilmu Biologi Kotanopan


 S1 Kesehatan Masyarakat USU Medan
 S2 Magister Kesehatan Masyarakat UGM Yogyakarta Riwayat Pekerjaan:
Kepala sub Bagian Tata Usaha UPT.RSK.Paru Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2017-sekarang
Alasan saya memilih kepala sub Bagian Tata Usaha UPT.RSK Paru di
tempat saya bekerja sebagai role model dalam rancangan aktualisasi ini karena
bapak Rusdi memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Bapak Rusdi dapat
menggerakkan seluruh staf untuk turut serta mempersiapkan diri agar menjadi
pribadi yang berdisiplin serta berintegritas. Selain itu, bapak Rusdi dapat
mengarahkan seluruh staf untuk dapat mengejar kegiatan-kegiatan yang belum
mencapai target serta sering mengajak tenaga non kesehatan yang dibawah sub
bagian tata usaha untuk berdiskusi mencari jalan keluar bila ada masalah terkait
pelaksanaan kegiatan. Bapak Rusdi juga sosok yang sederhana dan tidak segan
langsung turun tangan menyelesaikan masalah yang terjadi demi tercapainya visi
dan misi UPT. RSK Paru Provinsi Sumatera Utara.

13
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif


Gagasan pemecahan isu merupakan kegiatan yang akan dilakukan untuk
mengatasi masalah atau isu yang terjadi, dimana gagasan pemecahan isu tersebut
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 . Isu, Gagasan Kreatif Pemecahan Isu dan Kegiatan kreatif
No Isu Gagasan Kreatif Pemecahan Isu
1 Belum optimalnya administrasi 1. Mengklasifikasikan SPJ
pengarsipan berkas SPJ di berdasarkan kegiatan
UPT.RSK Paru 2. Mencatat kegiatan SPJ berbasis
microsoft excel
3. Menata ulang dokumen SPJ
4. Menyimpan dokumen SPJ
dengan google drive
5. Mensosialisasikan penyimpanan
dokumen di google drive kepada
pengelola keuangan

3.2 Nilai - Nilai Dasar ASN


Nilai dasar merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam
menjalankan profesi. Nilai-nilai dasar PNS sering disebut dengan ANEKA.
Kelima nilai dasar itu adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi, serta ditambah dengan Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole Of Government.
Untuk mencapai terciptanya aparatur negara yang profesional, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanaan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan
peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila
dan Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, maka perlu adanya
penerapan nilai-nilai dasar PNS. Nilai-nilai dasar tersebut dijabarkan sebagai

14
berikut.

3.2.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai yang
mencerminkan akuntabilitas yaitu:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah yang dimana
pimpinan memainkan peran yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah : mendorong komunikasi yang
lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal,
memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan
korupsi dalam pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabilitas
dalam keputusan-keputusan, serta meningkatkan kepercayaan dan
keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan.
c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjungjung
tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-Undang,
kontrak, kebijakan dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas
institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada public
dan/atau stakeholder.
d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga, bahwa ada sesuatu konsekuensi dari setiap tindakan
yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas
keputusan yang telah dibuat. Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas
perorangan dan responsibilitas institusi.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
15
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena dapat
meghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan
akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat
menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya
peningkatan kerja juga memerlukan adanya perubahan kewenangan
sesuai kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga desertai dengan keseimbangan
kapasitas sumber daya keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan. Dengan demikian fokus utama untuk kejelasan adalah
mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan, dan sistem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat
melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.

16
3.2.2 Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti luas berarti pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme merupakan pondasi bagi Aparatur Sipil Negara dalam
mengaktualisasikan fungsi dan tugasnya yang berorientasi untuk kepentingan
Publik, Bangsa dan Negara melalui penanaman nilai- nilai Pancasila bukan
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan. Nilai-nilai yang
mencerminkan nasionalisme antara lain : gotong royong, persamaan etnis, cinta
tanah air, patriotisme, musyawarah mufakat, keadilan, rela berkorban, tidak
diskriminatif, kerjasama, tenggang rasa, kerja keras.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:

1. Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan


bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan Bertanah Air Indonesia serta
tidak merasa rendah diri.
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

3.2.3 Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah suatu perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Nilai-nilai Etika Publik antara lain:
1. Memegang teguh nilai-nilai pancasila dalam ideologi Negara Pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
17
Republik Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja non diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdayaguna, berhasilguna, dan santun
10. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir
3.2.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Negara
bertujuan menjadikan pemerintahan yang baik dan bersih. Indikator komitmen
mutu dalam pelaksanaan tugas ASN dicirikan pada pekerjaan yang berazaskan
efektivitas, efiseinsi, selalu berinovasi demi menjawab tantangan yang
senantiasa berubah, serta mutu kinerja ASN. Target utama kinerja aparatur
yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang
menerima layanan (customer satisfaction).
3.2.5 Anti Korupsi
Anti korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam
UU No. 20 Tahun 2001 diartikan sebagai setiap tindakan melawan hukum
dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Terdapat 7
kelompok tindak pidana korupsi terdiri dari kerugian keuangan negara, suap
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi. Subjek korupsi adalah setiap
18
individu, penyelenggara Negara (ASN). Korupsi dapat terjadi karena objek
yang mendukung seperti: janji, kesempatan, kemudahan, dan kekayaan
Negara.
Korupsi dapat dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu:
1. Korupsi transaktif adalah korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan
timbal balik antara pemberi dan penerima, demi keuntungan bersama.
Kedua pihak sama-sama aktif menjalankan perbuatan tersebut
2. Korupsi ekstroaktif adalah korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk
koersi (tekanan) tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap
guna mencegah kerugian yang mengancam diri, kepentingan, orang-
orangnya, atau hal yang dihargai

3. Korupsi investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang


atau jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan bagi
pemberi. Keuntungan diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang
4. Korupsi nepotistik adalah korupsi berupa pemberian perlakuan khusus
kepada teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka
menduduki jabatan publik
5. Korupsi autogenik adalah korupsi yang dilakukan individu karena
mempunyai kesempatan untuk mendaptkan keuntungan dari pengetahuan
dan pemahamannya atas sesuatu yang diketahui sendiri
6. Korupsi suportif adalah korupsi yang mengacu pada penciptaan suasana
yang kondusif untuk melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak
korupsi yang lain
7. Korupsi defensif adalah korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka
mempertahankan diri dari pemerasan.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan para pakar telah


melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak
sembilan nilai anti korupsi sebagai berikut : jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.

19
3.3 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran besar dan penting didalam
Pemerintahan dan Negara Indonesia ini karena perkembangan pembangunan
sebuah Negara berada dipundak setiap ASN, banyak tantangan dan cobaan oleh
setiap ASN dalam mendukung perkembangan kemajuan sebuah Negara semakin
berat, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya oknum Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran hukum, terlibat praktek korupsi, kolusi dan nepotisme,
disisi lain praktek birokrasi yang menjadi salah satu hambatan dalam
pembangunan.

Adapun kedudukan dan peran PNS/ASN didalam Negara Kesatuan


Republik Indonesia berdasarkan Undang–Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:
1. Pelaksana Kebijakan Publik
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
Selain itu untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN,
serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai
ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat
karir tertinggi.
2. Pelayan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
20
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, Undang - Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah. ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN
disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN
berkewajiban dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kedudukan
dan peran PNS tersebut harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan
dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

3.3.1 Whole of Government


Whole of government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai pedekatan yang mendapatkan
perhatian dari pemerintah yaitu sebagai berikut :
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan pubik dalam mewujudkan
integritas kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik. Selain itu perkembangan
teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks
juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah
sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetensi antar sektor dalam
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap faktor lain,
atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan tidak beriringan,
malainkan justru kontraproduktif atau saling membunuh. Masing-masing
sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari lainnya.
Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar

21
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa. Hal ini
merupakan upaya untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh
sektor guna mencapai tujuan bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang
berorientasi sekor harus dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaan
yang lebih mendasar, yang mendorong adanya semangat persatuan dan
kesatuan.

3.3.2 Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk manghasilkan Pegawai ASN


yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politk, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN
lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman. Untuk dapat membangun profesionalitas
birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.

3.3.3 Pelayanan Publik


Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara: 1998). Prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak Diskriminatif
5. Mudah dan Murah
6. Efektif dan Efisien
7. Aksesibel
8. Akuntabel
9. Berkeadilan
22
3.4 Rancangan Aktualisasi
Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai isu yang diangkat sesuai
dengan nilai – nilai dasar profesi PNS / ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole of Government yang akan diaktualisasikan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan sehari – hari di UPT.RSK Paru
Provinsi Sumatera Utara. Adapun rancangan aktualisasi yang akan di
implementasiakan adalah sebagai berikut.
Isu yang diangkat: “Belum optimalnya administrasi pengarsipan berkas SPJ
di UPT.RSK Paru Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara”
Adapun kegiatannya sebagai berikut :
1. Mengklasifikasikan SPJ berdasarkan kegiatan

2. Mencatat kegiatan SPJ berbasis microsoft excel


3. Menata ulang dokumen SPJ
4. Menyimpan dokumen SPJ dengan google drive.
5. Mensosialisasikan penyimpanan dokumen SPJ di google drive kepada
pengelola keuangan

23
Form 1. Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : UPT.RSK Paru Provinsi Sumatera Utara

Indentifikasi Isu : Permasalahan yang ada di UPT.RSK Paru antara lain :

1. Belum optimalnya administrasi pengarsipan berkas SPJdi UPT.RSK Paru

2. Belum optimalnya penatausahaan pendapatan di UPT.RSK Paru

3. Belum optimalnya sistem pembukuan keuangan di UPT.RSK Paru

Isu Yang Diangkat : Belum optimalnya administrasi pengarsipan berkas SPJdi UPT.RSK Paru

Gagasan Kreatif Pemecahan Isu:

1. Mengklasifikasikan SPJ berdasarkan kegiatan.


2. Mencatat kegiatan SPJ berbasis microsoft excel
3. Menata ulang dokumen SPJ.
4. Menyimpan dokumen SPJ dengan google drive
5. Mensosialisasikan penyimpanan dokumen SPJ di google drive kepada pengelola keuangan

24
KETERKAITAN
KONTRIBUSI PENGUATAN
NO TAHAPAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI
TERHADAP VISI NILAI
KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN MATA
MISI ORGANISASI ORGANISASI
PELATIHAN
1 2 3 4 5 6 7
1 Mengklasifikasikan 1. Melakukan Terklasifikasikanny Tanggung Jawab Dengan Dengan
SPJ berdasarkan konsultasi dengan a SPJ berdasarkan (Akuntabilitas) terklasifikasikannya terklasifikasikann
kegiatan atasan untuk kegiatan SPJ berdasarkan ya SPJ
mengklasifikasika Sopan Santun (Etika kegiatan dapat berdasarkan
n SPJ Publik) mendukung pencapain kegiatan. Hal ini
berdasarkan visi dan misi berarti penguatan
kegiatan Efektif dan Inovasi. organisasi. Sesuai visi nilai Efektif.
2. Mengelompokkan (Komitmen Mutu) yaitu
SPJ berdasarkan “Menjadi Rumah
kegiatan Tranparansi (Anti Sakit Khusus Paru
3. Membuat daftar Korupsi) Unggulan dan
SPJ berdasarkan Bermartabat”
kegiatan Penyajian informasi Dan juga sesuai misi
yang cepat dan akurat yaitu “Meningkatkan
(Pelayanan Publik) kualitas dan kuantitas
daya dukung (tata
kelola, sarana dan
Menjadi ASN yang prasarana dan SDM”
profesional
(Manajemen ASN)

25
2. Mencatat 1. Meminta izin dan Tercatatnya Tanggung Jawab Dengan tercatatnya Dengan
kegiatan SPJ berkonsultasi kegiatan SPJ (Akuntabilitas) kegiatan SPJ berbasis tercatatnya
berbasis kepada atasan berbasis microsoft excel dapat kegiatan SPJ
microsoft mengenai microsoft Sopan Santun (Etika mendukung pencapain berbasis microsoft
excel mencatat excel Publik) visi dan misi excel. Hal ini
kegiatan SPJ organisasi. Sesuai visi berarti penguatan
berbasis Efektif dan Inovasi. yaitu nilai Efektif dan
microsoft excel (Komitmen Mutu) “Menjadi Rumah Responsif
2. Membuat format Sakit Khusus Paru
form kegiatan Tranparansi (Anti Unggulan dan
dari microsoft Korupsi) Bermartabat”
excel
Dan juga sesuai misi
3. Menginput Penyajian informasi
yaitu “Meningkatkan
kegiatan di yang cepat dan akurat
kualitas dan
microsoft excel (Pelayanan Publik)
kuantitas daya
dukung (tata kelola,
Menjadi ASN yang
sarana dan
profesional
prasarana dan SDM”
(Manajemen ASN)

26
3. Menata ulang 1. Meminta izin dan Dokumen SPJ Tanggung Jawab Dengan menata ulang Dengan menata
dokumen SPJ berkonsultasi tertata ulang. (Akuntabilitas) dokumen SPJ dapat ulang dokumen
kepada atasan mendukung pencapain SPJ. Hal ini
untuk menata Sopan Santun (Etika visi dan misi berarti penguatan
ulang dokumen Publik) organisasi. Sesuai visi nilai Efektif .
SPJ yaitu
2. Berkoordinasi Efektif dan Inovasi. “Menjadi Rumah
dengan bendahara (Komitmen Mutu) Sakit Khusus Paru
pembantu Unggulan dan
pengeluaran Tranparansi (Anti Bermartabat”
dalam menyusun Korupsi)
Dan juga sesuai misi
ulang dokumen
yaitu “Meningkatkan
SPJ Penyajian informasi
kualitas dan
3. Memberi label yang cepat dan akurat
kuantitas daya
pada lemari dan (Pelayanan Publik)
dukung (tata kelola,
sampul sesuai
sarana dan
transaksi bulanan Menjadi ASN yang
prasarana dan SDM”
4. Menyusun profesional
dokumen ke (Manajemen ASN)
dalam lemari
sesuai transaksi
bulanan

27
4. Menyimpan 1. Meminta izin dan Tersimpannya Tanggung Jawab Dengan tersimpannya Dengan
dokumen SPJ berkonsultasi dokumen SPJ (Akuntabilitas) dokumen SPJ berbasis tersimpannya
dengan google kepada atasan berbasis google google drive dapat dokumen SPJ
drive untuk menyimpan drive Sopan Santun (Etika mendukung pencapain berbasis google
dokumen SPJ Publik) visi dan misi drive. Hal ini
berbasis google organisasi. Sesuai visi berarti penguatan
drive Efektif dan Inovasi. yaitu nilai Efektif dan
2. Berkoordinasi (Komitmen Mutu) “Menjadi Rumah Responsif
dengan bendahara Sakit Khusus Paru
pembantu Tranparansi (Anti Unggulan dan
pengeluaran Korupsi) Bermartabat”
3. Membuat
Dan juga sesuai misi
akun google Penyajian informasi
yaitu “Meningkatkan
mail yang cepat dan akurat
kualitas dan
4. Melakukan (Pelayanan Publik)
kuantitas daya
scan arsip
dukung (tata kelola,
5. Mengorganis Menjadi ASN yang
sarana dan
ir folder profesional
prasarana dan SDM”
dalam (Manajemen ASN)
google drive
6. Mengunggah
data hasil
scan ke
dalam
google drive

28
5. Mensosialisasika 1. Meminta izin dan Tersosialisasikanny Tanggung Jawab Dengan Dengan
n penyimpanan berkonsultasi a penggunaan (Akuntabilitas) mensosialisasikan mensosialisasikan
dokumen di kepada atasan dalam google drive penyimpanan dokumen penyimpanan
google drive hal sosialisasi Sopan Santun (Etika di google drive dapat dokumen di google
kepada pengelola 2. Membuat undangan Publik) mendukung pencapain drive. Hal ini
keuangan sosialisasi visi dan misi berarti penguatan
3. Mensosialisasikan Efektif dan Inovasi. organisasi. Sesuai visi nilai Efektif dan
penggunaan (Komitmen Mutu) yaitu Responsif
sosialisasi “Menjadi Rumah
Tranparansi (Anti Sakit Khusus Paru
Korupsi) Unggulan dan
Bermartabat”
Penyajian informasi Dan juga sesuai misi
yang cepat dan akurat yaitu “Meningkatkan
(Pelayanan Publik) kualitas dan kuantitas
daya dukung (tata
Menjadi ASN yang kelola, sarana dan
profesional prasarana dan SDM”
(Manajemen ASN)

29
3.4 Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan
Tabel 3.3. Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan

Bulan dan
Tahun
No Kegiatan Juli 2021 Agustus 2021
Minggu
III IV V I II III
1. Mengklasifikasikan SPJ berdasarkan kegiatan
2. Mencatat kegiatan SPJ berbasis microsoft excel
3. Menata ulang dokumen SPJ
4. Menyimpan dokumen SPJ dengan google drive
5. Mensosialisasikan penyimpanan dokumen di google drive kepada pengelola keuangan

30
BAB IV
PENUTUP

4.1. Penutup

 Penetapan kualitas isu dengan alat bantu penetapan kriteria AKPL dapat
mengoptimalkan penilaian isu
 Analisis isu atau pemecahan masalah dengan metode usg dapat menentukan
Core Isu yaitu optimalisasi pengarsipan
 Jika isu tidak dilakukan pencegahan akan berdampak pada proses pelayanan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Gubernur Sumatera Utara No 44 Tahun 2018 Tentang Tugas, Fungsi,


Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Keputusan Menteri Pendayaan Apartur Negara Nomor 220 Tahun 2008 Tentang
Jabatan Fungsional Auditor Dan Angka Kreditnya.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar Calon


PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar Calon


PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Whole of Government: Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

32

Anda mungkin juga menyukai