Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN AKTUALISASI

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBUKUAN


HARTA PAILIT, UANG PIHAK KETIGA DAN PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK PADA BALAI HARTA PENINGGALAN SURABAYA

OLEH:

Nama : YULITA DWI PRATIWI, S.H.


NIP : 199507052017122001
Gol/Angk./No. Sis/Tahun : III/IIA/40/2018

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBUKUAN HARTA


PAILIT, UANG PIHAK KETIGA DAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
PADA BALAI HARTA PENINGGALAN SURABAYA

Disusun Oleh:
Nama : YULITA DWI PRATIWI, S.H.
NIP : 19950705 201712 2 001
Jabatan : Analis Hukum
Institusi : Balai Harta Peninggalan Surabaya

Telah disempurnakan berdasarkan masukan dari Coach, Mentor dan Penguji pada
Seminar Evaluasi Aktualisasi, hari Selasa tanggal 04 September 2018
Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur

Malang, 04 September 2018

Pembimbing, Peserta Diklat,

Drs. Ahmad Farid Gaftan, M.Si Yulita Dwi Pratiwi, S.H.


NIP. 196910071990021002 NIP 19950705 201712 2 001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

“PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBUKUAN HARTA


PAILIT, UANG PIHAK KETIGA DAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
PADA BALAI HARTA PENINGGALAN SURABAYA”

Disusun Oleh:
Nama : YULITA DWI PRATIWI, S.H.
NIP : 19950705 201712 2 001
Jabatan : Analis Hukum
Institusi : Balai Harta Peninggalan Surabaya

Laporan Aktualisasi ini Telah diseminarkan pada tanggal 04 September 2018


Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur.

Disahkan oleh:

Pembimbing, Mentor,

Drs. Ahmad Farid Gaftan, M.Si R. Supardi, S.H.


NIP. 196910071990021002 NIP 19610718 198211 1 001

iii
BERITA ACARA SEMINAR LAPORAN AKTUALISASI

Sehubungan dengan penyelenggaraan latihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil


Kementerian Hukum dan Hak Asai Manusia Republik Indonesia, yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Badan Pendidikan dan Pelatihan Jawa Timur,
Jalan Kawi No.41 Malang. Hari Selasa tanggal 04 September 2018 telah
melaksanakan seminar laporan aktualisasi.

Nama : Yulita Dwi Pratiwi, S.H.


Kelompok/No.Siswa : II A/ 40
Judul : Penyusunan Standar Operasional Prosedur Pembukuan
Harta Pailit, Uang Pihak Ketiga Dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak Pada Balai Harta Peninggalan Surabaya

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Penguji, Peserta Diklat,

Dr. Muhammad Halim Natsir, S.Pt, M.P Yulita Dwi Pratiwi, S.H.
NIP.19711224 199802 1 001 NIP 19950705 201712 2 001
Pembimbing, Mentor

Drs. Ahmad Farid Gaftan, M.Si R. Supardi, S.H.


NIP. 19691007 199002 1 002 NIP 19610718 198211 1 001

iv
v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena atas berkat dan anugerahNya
sehingga saya dapat mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
Golongan III dan menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini dengan baik. Laporan
Aktualisasi ini secara khusus menguraikan rencana kegiatan di Balai Harta
Peninggalan Surabaya dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta peran
dan kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu manajemen ASN, Whole of
Government (WOG), dan pelayanan publik.
Dalam penyusunan rancangan aktualisasi tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Yasona Hamonangan Laoly, S.H., MSc., PhD. Selaku Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil;
2. Dr. Susy Susilawati, S.H., M.H. selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Timur yang telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk mengikuti pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
golongan III angkatan II;
3. Dr. A. Mudjib Afan, M.Kes selaku Kepala Badan Diklat dan Pelatihan Provinsi
Jawa Timur;
4. Sri Pertiwi Iriani, S.H., selaku Ketua Balai Harta Peninggalan Surabaya yang telah
menugaskan untuk mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
golongan III;
5. Dra. Ec. Nurhasanah, S.H., M.H. selaku Sekretaris Balai Harta Peninggalan
Surabaya yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti
Pelatihan Dasar CPNS golongan III angkatan II;
6. R. Supardi, S.H, selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Harta Peninggalan
Surabaya sekaligus mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan
dan bimbingannya;
7. Yunita Dwi Puspitasari, S.H. selaku Kepala Urusan Keuangan Balai Harta
Peninggalan Surabaya atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan

vi
bimbingannya;
8. Dr. Ir. Bambang Basuki Hanugrah, M.M selaku Ketua Koordinator Coach yang
telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran, petunjuk, dan memberi
gagasan-gagasan kepada penulis;

9. Drs. Akhmad Farid Gaftan, M.Si selaku Widyaiswara Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Jawa Timur sekaligus Coach atas semua arahan, motivasi,
dukungan, masukan dan bimbingannya;

10. Aris Sumingan, S.E. selaku Wali Kelas yang selalu memberikan arahan yang
membuat pelaksanaan latihan dasar berjalan dengan baik dan lancar;

11. Bapak Nengah dan Bu Diana selaku pendamping yang telah mencurahkan
waktu, tenaga, serta pikirannya dalam mendidik CPNS Angkatan II dan III
menjadi pribadi yang lebih baik
12. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang memberikan ilmu tentang
implementasi dan internalisasi nilai-nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN.
13. Rekan-rekan angkatan II dan III yang sangat luar biasa memberikan masukan
dan inspirasi pada penulis selama menjalani seluruh kegiatan pelatihan
dasar CPNS Golongan III.

Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan dari berbagai pihak
membuat laporan aktualisasi menjadi lebih baik. Sehingga laporan ini dapat
dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi nilai dasar ASN, serta
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak.

Malang, 04 September 2018


Penulis

Yulita Dwi Pratiwi, S.H.


NIP.19950705 201712 2 001

vii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI............................... iii
BERITA ACARA SEMINAR LAPORAN AKTUALISASI............................ iv
LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI......................... v
KATA PENGANTAR................................................................................... Vi
DAFTAR ISI................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL......................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Tujuan Aktualisasi....................................................................... 7
1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi.......................................................... 9
BAB II GAMBARAN LEMBAGA/INSTITUSI......................................... 10
2.1 Deskripsi Organisasi................................................................... 10
2.2 Tugas dan Fungsi Balai Harta Peninggalan Surabaya............... 11
2.3 Struktur/Susunan Organisasi Balai Harta Peninggalan
Surabaya.................................................................................... 15
2.4 Uraian Tugas Jabatan (Peserta)................................................. 16
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI.................................................... 17
3.1 Idendifikasi, Penetapan Isu dan Gagasan Pemecahan Isu......... 17
3.2 Diagram Alur dan Jadwal Kegiatan Pemecahan Isu................... 22
3.3 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi........................................ 24
BAB IV HASIL KEGIATAN AKTUALISASI............................................. 32
BAB V PENUTUP................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai-nilai Dasar Aparatur Sipil Negara................................. 8


Tabel 3.1 Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL……………………. 18
Tabel 3.2 Seleksi Isu Menggunakan Metode USG…………………….. 19
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Aktualisasi................................................. 23
Tabel 4.1 Laporan Kegiatan 1 .............................................................. 32
Tabel 4.2 Laporan Kegiatan 2 .............................................................. 35

Tabel 4.3 Laporan Kegiatan 3 .............................................................. 38

Tabel 4.4 Laporan Kegiatan 4 .............................................................. 41

Tabel 4.5 Laporan Kegiatan 5 .............................................................. 44

Tabel 4.6 Laporan Kegiatan 6 .............................................................. 46

Tabel 4.7 Laporan Kegiatan 7 .............................................................. 48

Tabel 4.8 Laporan Kegiatan 8 .............................................................. 50

Tabel 4.9 Laporan Kegiatan 9 .............................................................. 52

ix
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Balai Harta Peninggalan 15


Surabaya...............................................................................
Bagan 3.1 Alur Kegiatan Pemecahan Isu.............................................. 22

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan sebuah profesi dari Pegawai Negeri
Sipil dan juga pegawai pemerintah dengan ketentuan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Dalam hal status kepegawaiannya, pegawai ASN dibagi
menjadi dua yakni Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Tugas dari ASN adalah sebagai pelayan publik yang meliputi banyak hal, dalam
berbagai ruang lingkup kehidupan yaitu, dalam hal pelayanan administrasi negara,
bidang pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, dan lain sebagainya. Setiap ruang
lingkup pelayanan tersebut memiliki unit pelaksana terpadu, mulai unit terkecil
hingga unit terbesar dalam lingkup nasional. Fenomena yang terjadi saat ini,
sebagian besar ASN masih kurang profesional. Faktanya masyarakat mengganggap
ASN sebagai pekerja yang paling tidak disiplin bila dibandingkan profesi lain. Citra
buruk ASN seolah mengakar kuat dan menjadi sebuah kebiasaan. Akibatnya sistem
pemerintahan pun terganggu. Masyarakat sering mengeluhkan kesulitan-kesulitan di
dalam sistem organisasi, buruknya pelayanan publik, ditambah dengan korupsi yang
telah membudaya. Oleh karena itu, untuk memperbaiki kinerja pemerintahan
khususnya ASN,maka dipandang perlu untuk melakukan peningkatan kerja.
ASN dituntut untuk memiliki nilai dasar sebagai seperangkat prinsip yang
menjadi landasan dalam menjalankan profesi. Nilai dasar tersebut antara lain
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kelima
nilai dasar tersebut berperan penting dalam menuntun ASN menjadi pelayan
masyarakat yang profesional untuk membantu mencapai tujuan berbangsa dan
bernegara.
Internalisasi nilai-nilai dasar tersebut dilakukan melalui Pelatihan Dasar Pola
Baru. Aktualisasi nilai dasar merupakan suatu proses untuk menjadikan kelima nilai
dasar menjadi aktual/nyata terjadi/ sesungguhnya ada sesuai dengan tugas pokok

1
dan fungsi (tupoksi) di unit kerja. Aktualisasi tersebut disesuaikan dengan nilai dasar
ANEKA, tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi unit kerja, kegiatan yang sehari-
hari dilakukan di unit kerja, modifikasi agar terjadi peningkatan kualitas pelayanan,
dan dapat juga berupa inovasi yang sebelumnya belum pernah dilakukan.
Internalisasi sangatlah penting bagi setiap ASN salah satunya pada Balai Harta
Peninggalan Surabaya yang merupakan satu-satunya Unit Pelaksana Teknis pada
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia untuk dapat mengabdi sebagai ASN.
Balai Harta Peninggalan di Indonesia telah ada sejak ±389 tahun lalu. Sejarah
dan pembentukan Balai Harta Peninggalan dimulai dengan masuknya bangsa
Belanda ke Indonesia, yang pada mulanya mereka datang sebagai pedagang.
Dalam dunia peragangan di Indonesia mereka bersaing dengan pedagang-pedagang
asing lainnya, seperti Cina, Inggris, Portugis yang memiliki armada-armada besar.
Untuk menghadapi persaingan tersebut orang-orang Belanda pada tahun 1602
mendirikan perkumpulan dagang yang diberi nama Vereenigde Oost Indische
Companie (VOC). Selain bertujuan untuk berdagang di Indonesia, VOC juga memiliki
maksud untuk melakukan penjajahan di Indonesia.1
Kekuasaan VOC lambat laun semakin meluas, hingga timbul kebutuhan bagi
para anggotanya khususnya dalam hal mengurus harta kekayaan yang ditinggalkan
oleh mereka dan bagi kepentingan para ahli waris yang berada di Nederland, anak-
anak yatim piatu dan sebagainya. Untuk memebuhi kebutuhan itulah akhirnya oleh
Pemerintah Belanda dibentuk sebuah lembaga yang diberi nama Wees-en
Boedelkamer atau Weskamer (Balai Harta Peninggalan), pertama kali didirikan di
Jakarta yakni tanggal 1 Oktober 1624. Sedangkan pendirian Balai Harta Peninggalan
(BHP) di daerah lain sejalan pula dengan kemajuan-kemajuan teritorial yang dikuasai
VOC, untuk memenuhi kebutuhan orang-orang VOC.
Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor
M.01.PR.07.01-80 Tahun 1980 tanggal 19 Juni 1980 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Harta Peninggalan menentukan bahwa Balai Harta Peninggalan adalah
unit pelaksana penyelenggara hukum di bidang harta peninggalan dan perwalian
dalam lingkungan Departemen Kehakiman, yang berada di bawah dan
1 Lihat Buku Panduan Praktis Balai Harta Peninggalan Surabaya (Fungsi dan Tugas Pokoknya).

2
bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Hukum dan Peraturan
Perundang-Undangan melalui Direktur Perdata.2
Pada saat ini, Balai Harta Peninggalan mempunyai tugas “Mewakili dan
mengurus kepentingan orang-orang (badan hukum) yang karena hukum atau
putusan hakim tidak dapat menjalankan sendiri kepentingannya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Balai Harta Peninggalan di Indonesia
berdasarkan Pasal 40 Instruksi Balai-Balai Harta Peninggalan di Indonesia Stbl.
1872 No. 166 terdapat 5 BHP, yakni Balai Harta Peninggalan Surabaya, Balai Harta
Peninggalan Jakarta, Balai Harta Peninggalan Semarang, Balai Harta Peninggalan
Medan, dan Balai Harta Peninggalan Makasar.
Balai Harta Peninggalan Surabaya (selanjutnya disebut BHP Surabaya)
memiliki wilayah kerja meliputi 5 (lima) provinsi antara lain: Jawa Timur, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara. Dalam
menunjang pelaksanaan tugasnya, BHP Surabaya ditunjang oleh sub bagian kerja
salah satunya bagian keuangan. Di dalam bagian keuangan terdapat sub bagian lagi
yakni pembukuan, yang mempunyai tugas untuk membuat laporan pembukuan dan
pengadministrasian Harta Pailit, Uang Pihak Ketiga dan Upah Balai. Dalam
melaksanakan tugasnya bagian pembukuan tidak jarang mendapatkan hambatan
dalam melaksanakan tugas. Oleh karenanya salah satu hal penting yang perlu
diperhatikan oleh Balai Harta Peninggalan adalah mutu layanan pegawai ASN dalam
mencapai visi dan misinya.
Berbagai cara dilakukan untuk memperbaiki mutu pelayanan pegawai ASN
meliputi memahami fungsi, tugas pokok, dan peran masing-masing; kompeten pada
bidang pekerjaannya; memiliki target mutu layanan; memahami karakter masyarakat
yang membutuhkan layanan; menguasai teknik melayani prima dengan memberikan
layanan prima dan bersedia menerima kritik untuk perbaikan ke depan. Usaha
perbaikan tersebut diawali dengan melakukan perubahan terhadap pelatihan dasar
bagi calon ASN. Diklat pola baru ini telah memadukan tahap internalisasi dan
aktualisasi dengan melakukan habituasi untuk menjawab isu yang diangkat pada

2 Lihat Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01.PR.07.01-80 Tahun 1980 tanggal 19 Juni
1980 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Harta Peninggalan.

3
institusi. Dalam hal ini BHP Surabaya yang secara spesifik akan diidentifikasi isunya
dan dicoba dicari solusi penyelesaiannya.
Adapun beberapa isu yang teridentifikasi di BHP Surabaya adalah; Pertama,
Laporan arus kas yang kurang informatif sehingga sulit dipahami. Kedua,
Penyimpanan berkas yang tidak efektif. Ketiga, belum optimalnya laporan
pembukuan dan pengadministrasian harta pailit dan uang pihak ketiga Keempat,
belum adanya Standar Operasional Prosedur Pembukuan Harta Pailit dan Uang
Pihak Ketiga.
Identifikasi isu pertama perihal laporan arus kas yang kurang informatif
sehingga sulit dipahami oleh pihak yang meminta informasi terkait transaksi
keuangan boedel pailit maupun uang pihak ketiga. Hal tersebut merupakan ciri yang
bertolak belakang dari laporan keuangan yang berkualitas. Pada dasarnya laporan
keuangan yang berkualitas dilihat dai empat aspek, yakni dapat diphami, relevan,
keandalan dan dapat diperbandingkan. Dapat dipahami yang dimaksud disini adalah
kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Dalam hal ini laporan
pembukuan arus kas harta pailit yang terdapat di BHP Surabaya yang sulit untuk
dipahami. Hal ini juga pernah disampaikan dalam berita acara verifikasi Inspektorat
Jenderal dan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.3 Dampak dari laporan
pembukuan yang kurang informatif inilah yang membuat banyak kesalahpahaman
sehingga nampak ada perbedaan data antara pembukuan boedel kepailitan dan
laporan arus kas, yang notabene seharunya berimbang atau dapat diperbandingkan.
Isu Kedua yang teridentifikasi adalah Penyimpanan arsip pembukuan yang
tidak efektif. Perhatian secara proporsional terhadap penyimpanan maupun
pengelolaan arsip belum dilakukan secara maksimal. Pasalnya penyimpanan arsip
pembukuan masih menjadi satu tempat dan belum dipisahkan antara arsip aktif dan
arsip inaktif. Arsip-arsip bercampur menjadi satu dan disimpan dalam beberapa
lemari besat yang tidak memenuhi persyaratan sebagai ruang pernyimpanan arsip
khususnya pembukuan. Berkenaan tugas dan fungsi BHP Surabaya sebagai
pengampu yang tidak cakap bertindak, pengelolah uang pihak ketiga karena tidak

3Lihat berita acara verifikasi nilai harta boedel pailit pada BHP Surabaya oleh Inspektorat
Jenderal dan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.

4
diketahui pemiliknya dan bidang hak waris serta kepailitan, arsip yang bersifat inaktif
tidak jarang dibutuhkan kembali untuk proses pembuktian. Dengan kondisi
penyimpanan yang belum efektif menyebabkan arsip sulit ditemukan, banyak bukti
transaksi yang lapuk bahkan hilang.
Isu Ketiga yang teridentikasi adalah belum optimalnya laporan pembukuan dan
pengadministrasian harta pailit dan uang pihak ketiga. Pembukuan dan
pengadministrasian harta pailit dan uang pihak ketiga merupakan serangkaian
kegiatan pengelolaan keuangan yang dilakukan BHP Surabaya sebagai bentuk
pertanggungjawaban keuangan orang-orang yang karena hukum att Jendeau
keputusan hakim tidak dapat menjalankan sendiri kepentingannya. Namun, karena
belum optimalnya pembukuan dan pengadministrasian sehingga ada arsip yang
tidak dapat ditemukan.
Permasalahan lain dari isu belum optimalnya laporan pembukuan dan
pengadministrasian berkaitan dengan belum dilakukannya komputerisasi beberapa
laporan arus kas Harta Pailit sehingga data yang ada rentan hilang, terhapus, dan
penghitungan yang secara manual rentan mengalami selisih penjumlahan, belum
adanya laporan arus kas transaksi Uang Pihak Ketiga, sehingga rincian penggunaan
uang pihak ketiga tidak dapat disampaikan pada pihak yang melakukan klaim dan
rentan memunculkan koflik dan kesalahpahaman, pengadministrasian juga tidak
dilakukan pemisahan aporan “Terus-Menerus” Harta Pailit dan Uang Pihak Ketiga
yang telah memasuki 1/3 abad, sehingga data masih tercampur menjadi satu
sehingga laporan yang disajikan seringkali menumpuk antara data boedel pailit yang
melebihi waktu pengurusan 30 tahun dengan boedel pailit yang baru masuk. Hal ini
menjadi permasalahan karena dapat mengurangi akuntabilitas dan komitmen mutu
dari BHP Surabaya. Dengan adanya pembukuan dan pengadministrasian harta pailit
dan uang pihak ketiga yang baik, maka akan tercipta suasana kerja yang lebih
nyaman serta produktif. Hal ini juga akan mendorong terciptanya keuangan yang
lebih tertata dan lebih bai bagi BHP Surabaya dalam menjalankan Tugas dan
Fungsinya.
Isu Keempat yang teridentifikasi adalah belum adanya Standar Operasional
Prosedur Pembukuan Harta Pailit, Uang Pihak Ketiga dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak di Balai Harta Peninggalan Surabaya. Isu ini merupakan isu yang

5
sebenarnya menjadi muara dari isu pertama dan kedua. Hal ini berkaitan belum
adanya Standar Operasional Prosedur pembukuan yang membuat kinerja dari
pegawai yang ada di bagian pembukuan kurang efektif dan efisien.
Salah satu unsur perbaikan kinerja institusi/organisasi pemerintah adalah
memperbaiki proses/prosedur kinerja. Berkenaan dengan seluruh aktivitas organisasi
merupakan suatu system, saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar unit dari
organisasi tersebut. Proses/Prosedur kerja suatu organisasi tersebut akan
melibatkan banyak pegawai yang dibutuhkan untuk mengubah input material atau
informasi menjadi produk atau output. Menyadari betapa pentingnya unsur atau
prosedur kerja dalam menghasilkan suatu output yang tentunya akan mempengaruhi
pencapaian misi dan visi dari suatu oganisasi pemerintah, maka sangat mendesak
untuk menyusun Standar Operasional Prosedur (selanjutnya disebut SOP) pada
masing-masing organisasi pemerintah.
SOP secara umum diartikan sebagai instruksi tertulis sederhana, untuk
menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang paling efektif dalam rangka memenuhi
persyaratan operasional. Serangkaian instruksi tertulis yang didokumentasikan dari
aktivitas rutin dan berulang yang dilakukan oleh suatu organisasi. Instruksi ini berisi
ketentuan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh
siapa.
SOP sebagai instruksi tertulis yang menjadi pedoman untuk menyelesaikan
pekerjaan bukan tanpa dasar diperlukannya. Dasar hukum mengenai SOP diatur
dalam beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia, antara lain:
a. Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;
b. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/35/M.PAN/2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan;
c. Peraturan Presiden RI Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design RB;
d. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RB No 20 Tahun 2010
Tentang Road Map RB;
e. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 12 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Penataan Tatalaksana (Business Process).

6
Urgensi perlunya SOP sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan
tercantum baik secara eksplisit maupun implisit dalam peraturan perundang-
undangan tersebut. Pada hakekatnya SOP untuk menghindari miskomunikasi,
konflik, dan permasalahan pada pelaksanaan tugas/pekerjaan. Namun sampai saat
ini, dalam membuat laporan pembukuan dan pengadministrasian harta pailit dan
Uang Pihak Ketiga tidak berpedoman pada SOP. Hal ini berkaitan belum adanya
SOP terkait pembukuan, sehingga hingga saat ini proses yang ada dikerjakan
berdasarkan kebiasaan yang ada sebelumnya sering kali menyebabkan
miskomunikasi dan permasalahan pada pelaksanaan tugas/pekerjaan.
Berdasarkan identifikasi isu yang telah ditemukan maka langkah selanjutnya
adalah dilakukan analisis dengan mengunakan pendekatan APKL (Aktual,
problematik, kekhalayakan, dan Layak/kelayakan) dan diidentifikasi kembali dengan
USG (Urgensi, Seriousness dan Growth) yang disajikan dalam Bab III dalam
rancangan aktualisasi ini. Hasil identifikasi dan penyaringan isu menggunakan dua
kosep tersebut, isu yang terpilih adalah belum adanya Standar Operasional
Prosedur Pembukuan Harta Pailit, Uang Pihak Ketiga dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak di Balai Harta Peninggalan Surabaya.

1.2 Tujuan Aktualisasi

Tujuan pelaksanaan aktualisasi ialah untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar


ASN yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi yang disingkat menjadi ANEKA. Nilai-nilai tersebut diinternalisasikan ke
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Pengolah Laporan Pembukuan untuk
menyusun Standar Operasional Prosedur Pembukuan Harta Pailit, Uang Pihak
Ketiga dan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Balai Harta Peninggalan
Surabaya. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berinovasi dan
profesionalisme ASN.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tetang Aparatur Sipil
Negara nilai-nilai dasar tersebut secara spesifik adalah sebagai berikut:

7
Tabel 1.1
Nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara

Nilai Dasar Aktualisasi Nilai Dasar


Akuntabilitas Tanggung jawab, jujur, kejelasan target, netral, mendahulukan
kepentingan publik, adil, transparan, konsisten, partsipatif.

Nasionalisme Ketuhanan: religius,toleran,etos kerja, transparan, amanah

Kemanusiaan: humanis, tenggang rasa, persamaan derajat,


saling menghormati, tidak diskriminatif.

Persatuan: cinta tanah air, rela berkorban, menjaga ketertiban,


mengutamakan kepentingan publik, gotong royong.

Kerakyatan: musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai


pendapat, bijaksana.

Keadilan: bersikap adil, tidak serakah, tolong menolong, kerja


keras, sederhana

Etika Publik Jujur, bertanggung jawab, integritas tinggi, cermat, disiplin,


hormat, sopan, taat pada peraturan, taat perintah, menjaga
rahasia.

Komitmen Mutu Efektivitas, efisiensi, inovasi, berorientasi mutu.

Anti Korupsi Jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, mandiri,
adil, berani, peduli.

Whole Of Goverment Kolaborasi, koordinasi, komunikasi, sinkronisasi, kepentingan


(Wog) umum, kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak
dan kewajiban, partisipatif, persamaan perlakuan, keterbukaan.

Manejemen ASN Profesional, tidak berpihak, etika luhur, tanggap, cepat, berdaya
guna dan berorientasi nilai.

Pelayanan Publik Bersemangat, memakai cara yang terbaik, antisipatif, proaktif,


dan tidak menunggu, tanpa curiga dan kekhawatiran, tepat
waktu, tidak mengada-ngada, sabar, transparan, berkeadilan,
cepat, mudah, berkualitas

8
1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi

Berdasarkan dari tujuan aktualisasi tersebut maka ruang lingkup aktualisasi


sebagai berikut:

1. Kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan yaitu pelaksanaan tugas


pengolah laporan pembukuan dalam hal menyusun Standar Operasional Prosedur
Pembukuan Harta Pailit, Uang Pihak Ketiga, Penerimaan Negara Bukan Pajak
pada Balai Harta Peninggalan Surabaya;

2. Kegiatan aktualisasi dilakukan selama masa out class yakni 80 hari, dengan
timeline yang tercantum dalam Bab III rancangan aktualisasi ini;

3. Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Balai Harta Peninggalan Surabaya,


khususnya pada bagian urusan keuangan.

Ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan terbatas pada kegiatan yang telah
dirancang dalam gagasan pemecahan isu yakni (1) Melakukan persiapan
penyusunan SOP Pembukuan pada Balai Harta Peninggalan Surabaya; (2) Membuat
Lembar Kerja Identifikasi Kegiatan Penyusunan Pembukuan; (3) Membuat Penilaian
Kebutuhan Laporan Pembukuan pada Balai Harta Peninggalan Surabaya; (4)
Mencatat rancangan SOP Pembukuan yang akan dibuat; (5) Pembuatan Flowchart
SOP Pembukuan; (6) Menyusun rancangan Dokumen SOP Pembukuan; (7)
Melakukan Pengujian dan review draft SOP Pembukuan pada Balai Harta
Peninggalan Surabaya; (7) Mengajukan draft SOP Pembukuan kepada atasan
langsung.

9
BAB II
GAMBARAN LEMBAGA/INSTITUSI

2.1 Deskripsi Organisasi


2.1.1 Sejarah Singkat Balai Harta Peninggalan Surabaya

Balai Harta Peninggalan (BHP) adalah lembaga yang menyelenggarakan


pengurusan dan pengelolaan harta kekayaan dalam perwalian, pengampuan,
ketidakhadiran, harta peninggalan yang tidak terurus, titipan kadaluwarsa, dana
transfer tunai yang tidak diambil, uang yang berasal dari jaminan sosial tenaga kerja
yang tidak diambil, pewarisan, dan kepailitan. BHP berkedudukan di ibukota provinsi
yang dipimpin oleh seorang ketua. Keberadaan BHP di Indonesia telah ada sejak ±
389 tahun lalu. Balai Harta Peninggalan (Wees-en Boedelkamer atau Weskamer),
pertama kali didirikan di Jakarta yakni tanggal 1 Oktober 1624.
Adapun mengenai wilayah kerja BHP, sesuai dengan Besluit Kerajaan Belanda
tanggal 4 Juli 1921 No. 60 Stb. 1921 No. 489, bahwa dalam wilayah hukum dari tiap-
tiap Raad van Justitie dibentuk sebuah Balai Harta Peninggalan yang tempat
kedudukannya dan wilayah kerjanya diatur oleh Gubernur Jendral (sekarang Menteri
Hukum & HAM), dan pada tiap-tiap BHP mempunyai perwakilan-perwakilan.
Kehadiran BHP di Indonesia mengalami masa pasang surut, yakni dengan
penghapusan BHP Ujung Pandang dan perwakilan-perwakilannya dengan Surat
Keputusan Menteri Kehakiman RI tanggal 12 Oktober 1964 Nomor J.A.10/11/24.
Kemudian pada tahun 1976 oleh Menteri Kehakiman yang pada waktu itu dijabat
oleh Mochtar Kusumaatmadja dirasa perlu untuk membentuk kembali BHP Ujung
Pandang dan perwakilan-perwakilannya, maka dengan Surat Keputusan Menteri
Kehakiman tanggal 23 Oktober 1976 No. J.S.4/9/1 telah dibentuk kembali BHP
Ujung Pandang dan perwakilan-perwakilannya. Selanjutnya dengan Surat Keputusan
Menteri Kehakiman masing-masing:
1. Tanggal 5 Nopember 1986 No. M.02-PR.07.01 Tahun1986 ;
2. Tanggal 1 April 1987 No. M.01-PR.0.01 Tahun 1987 ;
3. Tanggal 29 Juni 1987 No. M.04-PR.07.01 Tahun 1987 ;
4. Tanggal 5 September 1987 No. M.06-PR.07.01 Tahun 1987.

10
Seluruh kantor Perwakilan Balai Harta Peninggalan telah dihapus, sedang
semua tugas teknis di Perwakilan dikembalikan/diserahkan kepada Balai Harta
Peninggalan yang membawahinya. Dengan demikian sampai saat ini di Indonesia
hanya ada 5 Balai Harta Peninggalan, yaitu di Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan
dan Ujung Pandang. Khusus wilayah kerja Balai Harta Peninggalan Surabaya
meliputi 4 propinsi yaitu : Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan
Kalimantan Tengah. Di dalam Balai Harta Peninggalan Surabaya dibagi lagi menjadi
3 Seksi Harta Peninggalan yang wilayah kerjanya meliputi :
1. Seksi Harta Peninggalan Wilayah I : Surabaya, Malang, Gresik, Jombang,
Lamongan, Tuban, Kediri, Tulungagung, Pamekasan, Sumenep, Mojokerto,
Kalimantan Selatan.
2. Seksi Harta Peninggalan Wilayah II : Surabaya, Probolinggo, Pasuruan,
Lumajang, Bangkalan, Sampang, Sidoarjo, Trenggalek, Blitar, Bojonegoro,
Kalimantan Timur.
3. Seksi Harta Peninggalan Wilayah III : Surabaya, Madiun, Ponorogo, Magetan,
Pacitan, Nganjuk, Ngawi, Jember, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi,
Kalimantan Tengah.

2.1.2 Visi dan Misi Balai Harta Peninggalan Surabaya


Visi Balai Harta Peninggalan sebagai berikut:
“Memberikan perlindungan / terayominya Hak Asasi Manusia, khususnya yang
oleh hukum dan penetapan pengadilan dianggap tidak cakap bertindak di
bidang hak milik”.
Misi Balai Harta Peninggalan adalah:
’’Mewakili dan mengurus kepentingan orang-orang yang karena hukum atau
keputusan hakim tidak dapat menjalankan sendiri kepentingannya,
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”

2.2. Tugas dan Fungsi Balai Harta Peninggalan Surabaya


2.2.1 Tugas Pokok
Adapun kebijakan operasional/tugas pokok Balai Harta Peninggalan dapat
diperinci sebagai berikut:

11
1. Pengampu atas anak yang masih dalam kandungan (Pasal 348 KUH Perdata jo.
Pasal 45 Instruksi untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia);
2. Pengurus atas diri pribadi dan harta kekayaan anak-anak yang masih belum
dewasa, selama bagai mereka belum diangkat seorang wali/sebagai wali
sementara (Pasal 359 KUH Perdata jo. Pasal 55 Instruksi untuk Balai Harta
Peninggalan di Indonesia);
3. Sebagai wali pengawas (Pasal 366 KUH Perdata jo. Pasal 47 Instruksi untuk Balai
Harta Peninggalan di Indonesia);
4. Mewakili kepentingan anak-anak belum dewasa dalam hal adanya pertentangan
dengan kepentingan wali (Pasal 370 KUH Perdata jo. Pasal 25a Reglement voor
Het Collegie van Boedelmessteren);
5. Mengurus harta kekayaan anak-anak belum dewasa dalam hal pengurusan itu
dicabut dari wali mereka (Pasal 338 KUH Perdata);
6. Melakukan pekerjaan Dewan Perwalian/Voogdiraad (Besluit Gouverneur Generaal
van Nederlandsch-Indie tanggal 25 Juli 1927 No 8 Stb 1927 – 382 mulai berlaku
tanggal 5 Agustus 1927);
7. Pengampu Pengawas dalam hal ini adanya orang-orang yang dinyatakan berada
di bawah pengampuan (Pasal 449 KUH Perdata);
8. Mengurus harta kekayaan dan ,kepentingan orang yang dinyatakan tidak hadir
(Pasal 463 KUH Perdata jo. Pasal 61 Instruksi untuk Balai Harta Peninggalan di
Indonesia);
9. Mengurus atas harta peninggalan yang taka da kuasanya (Pasal 1126, 1127,
1128 KUH Perdata);
10. Menyelesaikan boedel kepailitan ( Pasal 70 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang);
11. Mendaftar dan membuka surat-surat wasiat (Pasal 41 dan Pasal 42 OV dan
Pasal 937 dan Pasal 942 KUH Perdata);
12. Membuat surat keterangan warus bagi golongan Timur Asing selain Cina (Pasal
14 ayat 1 Instructie voor de Gouvernements Landmeters in Indonesia en els
zoodaning fungeerende personen (Intruksi bagi para pejabat pendaftaran tanah
di Indonesia dan mereka yang bertindak sedemikian) ;
13. Melakukan pemecahan dan pembagian waris (Pasal 1071 KUH Perdata)

12
14. Melakukan pengelolaan dan pengembangan Uang Pihak Ketiga Balai Harta
Peninggalan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman pada saat itu.
15. Melakukan penerimaan dan pengelolaan hasil transfer dana dari bank (Pasal 37
ayat (3) UU No.3 Tahun 2011 jo. Pasal 17 ayat (4) dan ayat (5), Pasal 18
Peraturan Bank Indonesia No. 14/23/PBI/2012)
16. Melakukan penerimaan dan pengelolaan dana program jaminan social tenaga
kerja (Pasal 22 ayat (3)a dan Pasal 26 ayat (5) PP No. 53 Tahun 2012 jo.
Peraturan Permenkumham No. 13 Tahun 2013.

2.2.2 Klasifikasi Tugas Balai Harta Peninggalan Surabaya


Apabila dikategorikan tugas-tugas Balai Harta Peninggalan sebagai mana
tersebut di atas, dapat dibagi menjadi 4 (empat) klasifikasi sebagai berikut:
1. Pengampu bagi yang tidak cakap bertindak di bidang hak milik, yaitu:
a. Melindungi kepentingan anak bawah umur;
b. Pengampu pengawas.
2. Pengelolah Uang Pihak Ketiga, karena tidak diketahui pemiliknya, yaitu:
a. Uang yang berasal dari orang yang Tidak Hadir (Afwezigheid);
b. Uang yang berasal dari Harta Tiada Kuasanya (Onbeherdee);
c. Uang yang berasal dari Transfer Dana;
d. Uang yang berasal dari Jamsostek;
3. Bidang Hak Waris, yaitu:
a. Membuat Surat Keterangan Hak Mewaris;
b. Mendaftar Wasiat yang sudah terbuka;
c. Membuka Wasiat tertentu;
d. Pemecahan dan Pembagian Waris (boedelscheiding)
4. Bidang Kepailitan, yaitu:
a. Demi hukum sebagai Kurator Negara;
b. Pengurus PKPU;
c. Likwidator PT;
2.2.3 Fungsi Balai Harta Peninggalan;
Dalam melaksanakan tugas/misinya tersebut, Balai Harta Peninggalan
sebagaimana ditetapkan dalam Bab I pasal 3 Keputusan Menteri Kehakiman RI

13
Nomor : M.01.PR.07.01-80 Tahun 1980 tanggal 19 Juni 1980 (tentang
kedudukan, tugas dan fungsi organisasi BHP), mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan penyelesaian masalah perwalian, pengampuan, ketidakhadiran
dan harta peninggalan yang tidak ada kuasanya dan lain-lain masalah yang diatur
dalam perundang-undangan ;
b. Melaksanakan penyelesaian pembukaan dan pendaftaran surat wasiat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
c. Melaksanakan penyelesaian masalah kepailitan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

14
2.3 Struktur/Susunan Organisasi Balai Harta Peninggalan Surabaya

Bagan 2.1 STRUKTUR ORGANISASI


BALAI HARTA PENINGGALAN SURABAYA

KETUA

ANGGOTA TEKNIS SEKRETARIS (ANGGOTA


HUKUM TEKNIS HUKUM)

SEKSI HARTA SEKSI HARTA SEKSI HARTA SUB BAGIAN


PENINGGALAN PENINGGALAN PENINGGALAN TATA USAHA
WILAYAH I WILAYAH II WILAYAH III

URUSAN URUSAN URUSAN


KEUANGAN KEPEGAWAIAN UMUM

15
2.4 Uraian Tugas Jabatan (Peserta)
2.4.1 Tugas sebagai Aparatur Sipil Negara
Pasal 11 Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara menjelaskan bahwa tugas ASN adalah:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.4.2 Tugas Peserta berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai (SKP)


Uraian tugas peserta yang terdapat dalam Sasaran Kerja Pegawai,
sebagai berikut:
a. Mengerjakan pembukuan atau pengadministrasian Harta Milik Anak
Pemeliharaan;
b. Membuat Bon Biru, Bon Kuning, dan Pemindahbukuan;
c. Membuat Neraca Pengelolaan Uang Pihak III dan Kepailitan yang dikelolah
Balai Harta Peninggalan Surabaya;
d. Membuat Daftar Upah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Point G1;
e. Mengerjakan Pembukuan dan Pengadministrasian Uang Orang Lain Sub A,
Sub B, dan Sub C;
f. Penataan Arsip-arsip.

16
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi, Penetapan Isu, dan Gagasan Pemecahan Isu

Unit Kerja:
Balai Harta Peninggalan Surabaya

Jabatan:
Analis Hukum/Pengolah Data Laporan

Pekerjaan/ Uraian Tugas:


1. Mengerjakan pembukuan atau pengadministrasian Harta Milik Anak
Pemeliharaan;
2. Membuat Bon Biru, Bon Kuning, dan Pemindahbukuan;
3. Membuat Neraca Pengelolaan Uang Pihak III dan Kepailitan yang dikelolah
Balai Harta Peninggalan Surabaya;
4. Membuat Daftar Upah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Point G1;
5. Mengerjakan Pembukuan dan Pengadministrasian Uang Orang Lain Sub A,
Sub B, dan Sub C;
6. Penataan Arsip-arsip.

3.1.1 Identifikasi Isu:


Berdasarkan pengalaman selama ± 3 bulan ditempatkan di bagian
pembukuan Balai Harta Peninggalan Surabaya, terdapat beberapa kendala
yang dihadapi diantaranya adalah:
1. Laporan arus kas yang kurang informatif sehingga sulit dipahami;
2. Penyimpanan arsip pembukuan yang kurang efektif;
3. Belum optimalnya laporan pembukuan dan pengadministrasian harta pailit
dan uang pihak ketiga;
4. Belum adanya Standar Operasional Prosedur Pembukuan Harta Pailit, Uang
Pihak Ketiga dan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Balai Harta
Peninggalan Surabaya.

17
Dari beberapa isu diatas, langkah selanjutnya adalah menganalisis isu
tersebut menggunakan metode AKPL untuk mengetahui isu mana dominan.

Tabel 3. 1
Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL
No Isu A K P L Total
1 Laporan arus kas yang kurang informatif 2 4 3 2 11
sehingga sulit dipahami
2 Penyimpanan arsip pembukuan yang kurang 2 2 3 3 10
efektif
3 Belum optimalnya laporan pembukuan dan 4 3 3 3 13
pengadministrasian harta pailit dan uang
pihak ketiga;
4 Belum adanya Standar Operasional Prosedur 5 4 4 5 18
Pembukuan Harta Pailit, Uang Pihak Ketiga
dan Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Kriteria penetapan :
Aktual :
1: pernah benar-benar terjadi
2: benar-benar sering terjadi
3: benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4: benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5: benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan

Khalayak
1: tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2: sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3: cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4: menyangkut hajat hidup orang banyak
5: sangat menyangkut hajat hidup orang banyak

Problematik
1: masalah sederhana
2: masalah kurang kompleks
3: masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
18
4: masalah kompleks
5: masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya

Kelayakan
1: masuk akal.
2: realistis.
3: cukup masuk akal dan realistis.
4: masuk akal dan realistis.
5: masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.

Dari lima isu di atas, dikerucutkan menjadi tiga isu. Dengan menggunakan
metode Urgency (U), Seriousness (S) dan Growth (G).

Tabel 3.2
Seleksi Isu Menggunakan Metode USG
No Isu U S G Total
1 Laporan arus kas yang kurang informatif sehingga 4 2 3 9
sulit dipahami
2 Belum optimalnya laporan pembukuan dan 4 3 3 10
pengadministrasian harta pailit dan uang pihak
ketiga;
3 Belum adanya Standar Operasional Prosedur 5 4 5 14
Pembukuan Harta Pailit dan Uang Pihak Ketiga.

Kriteria penetapan :
Urgency :
1 : tidak penting
2 : kurang penting
3 : cukup penting
4. : penting
5. : sangat penting
Seriousness :
1 : akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : akibat yang ditimbulkan kurang serius
19
3 : akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. : akibat yang ditimbulkan serius
5. : akibat yang ditimbulkan sangat serius

Growth :
1 : tidak berkembang
2 : kurang berkembang
3 : cukup berkembang
4. : berkembang
5 : sangat berkembang

Berdasarkan pendekatan analisis teknik USG tersebut, maka kesimpulan yang


diperoleh mengarah pada isu : “Belum adanya Standar Operasional Prosedur
Pembukuan Harta Pailit dan Uang Pihak Ketiga”.

3.1.2 Penetapan Isu:

Berdasarkan list isu yang diuji dengan menggunakan pendekatan teknik


USG, maka dapat disimpulkan bahwa “Belum adanya Standar Operasional
Prosedur Pembukuan Harta Pailit, Uang Pihak Ketiga dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak Pada Balai Harta Peninggalan Surabaya” merupakan hal yang
urgens, sehingga jika tidak ditangani maka akan berdampak pada:
1. Banyaknya variasi model dan cara penyusunan laporan Pembukuan,
sehingga tidak ada standar baku dan beresiko memunculkan selisih
perhitungan pembuatan laporan pembukuan;
2. Seringkali adanya data yang tidak sinkron antara laporan pembukuan dan
data Bendahara;
3. Tidak adanya standar waktu yang efektif dalam hal menyelesaikan laporan
pembukuan (Bon Biru, Bon Kuning, Neraca, dsb);
4. Tidak adanya standar penataan arsip pembukuan sehingga arsip masih
tercecer;
5. Kurangnya konsistensi laporan Pembukuan dalam hal bukti transaksi masih
banyak yang tidak lengkap;
20
6. Kurang efektif dan efisiennya proses pembukuan sehingga terjadi tumpang
tindih proses;
7. Tidak adanya standar operasional prosedur membuat perbedaan persepsi
dalam penyusunan laporan pembukuan saat terjadi rolling (pergantian
jabatan) sehingga proses penyesuaian tidak efektif.

3.1.3 Gagasan Pemecahan Isu:


Berdasarkan isu di atas, maka diperlukan gagasan berupa Penyusunan
Standar Operasional Prosedur (SOP) Laporan Pembukuan Harta Orang Pailit
dan Uang Pihak Ketiga pada Balai Harta Peninggalan Surabaya. Disadari
bahwa core issue ini bersifat complicated atau tidak bersifat tunggal, maka
diusulkan beberapa kegiatan untuk memecahkan isu tersebut diantaranya
adalah:

1. Melakukan konsultasi dan diskusi dengan Kaur Keuangan (mentor),


Bendahara Pailit dan Bendahara Uang Pihak Ketiga mengenai penyusunan
Standar Operasional Prosedur pembukuan;
2. Melakukan persiapan penyusunan SOP Pembukuan pada Balai Harta
Peninggalan Surabaya;
3. Membuat Lembar Kerja Identifikasi Kegiatan Penyusunan Pembukuan;
4. Membuat Penilaian Kebutuhan Laporan Pembukuan pada Balai Harta
Peninggalan Surabaya;
5. Mencatat rancangan SOP Pembukuan yang akan dibuat;
6. Membuat Flowchart SOP Pembukuan;
7. Menyusun rancangan Dokumen SOP Pembukuan;
8. Melakukan Pengujian dan review draft SOP Pembukuan pada Balai Harta
Peninggalan Surabaya;
9. Mengajukan draft SOP Pembukuan kepada atasan langsung.

21
3.2 Diagram Alur dan Jadwal Kegiatan Pemecahan Isu
Bagan 3.1
Alur Kegiatan Pemecahan Isu
PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBUKUAN
HARTA PAILIT, UANG PIHAK KETIGA DAN PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK PADA BALAI HARTA PENINGGALAN SURABAYA

Melakukan konsultasi dan diskusi dengan Kaur Keuangan


(mentor), Bendahara Pailit dan Bendahara Uang Pihak
Ketiga mengenai penyusunan Standar Operasional
Prosedur pembukuan;

Melakukan persiapan penyusunan SOP Pembukuan pada


Balai Harta Peninggalan Surabaya;

Membuat Lembar Kerja Identifikasi Kegiatan Penyusunan


Pembukuan;

Membuat Penilaian Kebutuhan Laporan Pembukuan pada


Balai Harta Peninggalan Surabaya;

Mencatat rancangan SOP Pembukuan yang akan dibuat;

Membuat Flowchart SOP Pembukuan;

Menyusun rancangan Dokumen SOP Pembukuan;

Melakukan Pengujian dan review draft SOP Pembukuan


pada Balai Harta Peninggalan Surabaya;

Mengajukan SOP Pembukuan kepada atasan langsung.


22
Kegiatan-kegiatan tersebut akan dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.3
Jadwal Kegiatan Aktualisasi

JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER


NO KEGIATAN
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1 Melakukan konsultasi dan diskusi dengan mentor,
Bendahara Pailit dan Bendahara Uang Pihak Ketiga
mengenai penyusunan Standar Operasional Prosedur
pembukuan.
2 Melakukan persiapan penyusunan SOP Pembukuan
pada Balai Harta Peninggalan Surabaya
3 Membuat Lembar Kerja Identifikasi Kegiatan

4 Membuat Penilaian Kebutuhan Laporan Pembukuan


pada Balai Harta Peninggalan Surabaya;
5 Menuliskan rancangan SOP Pembukuan yang akan
dibuat
6 Membuat Flowchart SOP Pembukuan

7 Menyusun rancangan Dokumen SOP Pembukuan

8 Melakukan Pengujian dan review draft SOP Pembukuan


pada Balai Harta Peninggalan Surabaya
9 Mengajukan draft SOP Pembukuan kepada atasan
langsung Kepala Urusan Keuangan

23
3.3 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi

Nama : Yulita Dwi Pratiwi


Unit Kerja : Balai Harta Peninggalan Surabaya
Identifikasi Isu : 1. Banyaknya variasi model dan cara penyusunan laporan Pembukuan, sehingga tidak ada standar baku dan
beresiko memunculkan selisih perhitungan pembuatan laporan pembukuan;
2. Seringkali adanya data yang tidak sinkron antara laporan pembukuan dan data Bendahara;
3. Tidak adanya standar waktu yang efektif dalam hal menyelesaikan laporan pembukuan (Bon Biru, Bon Kuning,
Neraca, dsb);
4. Tidak adanya standar penataan arsip pembukuan sehingga arsip masih tercecer;
5. Kurang konsistensi laporan Pembukuan dalam hal bukti transaksi masih banyak yang tidak lengkap;
6. Tidak efektif dan efisiennya proses pembukuan sehingga terjadi tumpang tindih proses;
7. Tidak adanya standar operasional prosedur membuat perbedaan persepsi dalam penyusunan laporan
pembukuan saat terjadi rolling (pergantian jabatan) sehingga proses penyesuaian tidak efektif.
Isu yang Diangkat : Belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembukuan Harta Orang Pailit dan Uang Pihak Ketiga

Gagasan Pemecahan : Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Laporan Pembukuan Harta Orang Pailit dan Uang Pihak Ketiga
Isu pada Balai Harta Peninggalan Surabaya.

24
Tabel 3.4
Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar

KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI

1 2 3 4 5 6 7

1. Melakukan konsultasi 1. Menghubungi Kaur Keungan 1. Paparan hasil Etika publik (hormat, jelas, Dengan adanya Dengan konsultasi dan
dan diskusi dengan (mentor), Bendahara Pailit dan diskusi (notulensi); sopan, santun dan koordinasi untuk diskusi dengan mentor,
Kaur Keuangan Bendahara Uang Pihak Ketiga 2. Daftar Hadir; komunikatif) penyusunan Standar Bendahara Pailit dan
(mentor), Bendahara (UPK) untuk menentukan 3. Foto/Video Bendahara Uang Pihak
Operasional Prosedur,
Pailit dan Bendahara waktu dan tempat konsultasi; kegiatan. Akuntabilitas (tanggung Ketiga mengenai
Uang Pihak Ketiga 2. Menjelaskan maksud dan jawab, profesionalisme) maka hal ini mendukung penyusunan Standar
mengenai penyusunan tujuan disusunnya SOP Misi organisasi dalam Operasional Prosedur
Standar Operasional Pembukuan pada Balai Harta Nasionalisme (menghargai Mewakili dan mengurus pembukuan. saya bisa
Prosedur pembukuan. Peninggalan Surabaya; pendapat, kekeluargaan). kepentingan orang- menguatkan serta
3. Meminta saran, masukan, dan orang yang karena mengaktualisasikan nilai
persetujuan Kaur Keungan Whole of Government hukum atau keputusan PASTI (Profesional,
(mentor), Bendahara Pailit dan (koordinasi) Akuntabel, Sinergi,
hakim tidak dapat
Bendahara UPK mengenai Transparan, dan Inovatif)
konsep SOP Pembukuan ang menjalankan sendiri Kementerian Hukum dan
akan dibuat. kepentingannya, HAM, sebagai berikut:
berdasarkan peraturan
perundang-undangan Profesional
yang berlaku. (Berintegritas)

Sinergi
(bekerjasama, bermitra
dan solutif)

Transparan

25
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI

(Informatif)

Inovatif
(Inisiatif dan
pembaharuan)
2. Melakukan persiapan 1. Melakukan identifikasi 1. Matriks Rencana Akuntabilitas (Kejelasan) Dengan melakukan tahap Kegaiatan ini sesuai
penyusunan SOP kebutuhan jenis SOP yang Tindak persiapan penyusunan dengan nilai organisasi
dibutuhkan untuk Pembukuan; Penyusunan SOP Etika Publik (Cermat) SOP Pembukuan yang
Pembukuan pada Kementerian Hukum dan
Pembukuan; dilakukan secara cermat
Balai Harta Komitmen Mutu HAM yakni:
2. Mengumpulkan laporan untuk mencapai komitmen
Peninggalan Surabaya pembukuan yang digunakan 2. Form Pembukuan (berorientasi mutu) mutu yang baik demi
Akuntabilitas
selama ini; yang digunakan Anti Korupsi (Prosedural, melaksanakan misi BHP
dalam Mewakili dan (berkesinambungan)
selama ini; jujur, sesuai peraturan
3. Menganalisis/menggambarkan mengurus kepentingan
proses pembukuan dan 3. Gambaran proses perundang-undangan) orang-orang yang Transparan (Informatif
pengadministrasian selama ini; pembukuan dan karena hukum atau dan Aksesibilitas)
pengadministrasia keputusan hakim tidak
4. Menelaah peraturan n selama ini; dapat menjalankan
perundang-undangan dan sendiri kepentingannya,
kebijakan yang berkaitan 4. Foto/Video berdasarkan peraturan
dengan Pembukuan dan Kegiatan. perundang-undangan
Pengadministran harta pailit yang berlaku.
dan uang pihak ketiga.

3. Membuat Lembar 1. Berkordinasi dengan partner 1. Lembar Kerja Akuntabilitas (Kejelasan Dengan membuat alat Kegiatan ini sesuai
Kerja Identifikasi kerja di bidang pembukuan; Identifikasi Target) bantu berupa Lembar dengan nilai organisasi
Kegiatan Kegiatan; Kerja Identifikasi, maka Kementerian Hukum dan
2. Membuat form Lembar Kerja Nasionalisme (Musyawarah
hal ini mendukung HAM yakni:
Identifikasi Kegiatan (LKIK); 2. Notulensi diskusi; mufakat, menghargai
pendapat, Kerja Keras) terlaksananya Misi
3. Menganalisis LKIK ; 3. Foto Kegiatan. organisasi dalam Profesional

26
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI

4. Mendiskusikan hasil pengisian Mewakili dan mengurus (berkompeten dan


LKIK dengan rekan kerja dan kepentingan orang- berintegritas)
atasan langsung; Komitmen Mutu
orang yang karena
(Efektivitas, Efisiensi, Akuntabel
hukum atau keputusan
berorientasi mutu) (Bertanggungjawab)
hakim tidak dapat
menjalankan sendiri
Transparan (Informatif)
kepentingannya,
Whole of Government
berdasarkan peraturan
(Koordinasi dan
perundang-undangan
Komunikasi)
yang berlaku.

Pelayanan Publik
(Memakai cara yang terbaik,
tidak mengada-ngada,
transparan)

4 Membuat Penilaian 1. Mendiskusikan kebutuhan data 1. Notulen Diskusi; Akuntabilitas Dengan membuat Kegaiatan ini sesuai
Kebutuhan Laporan dengan atasan dan rekan kerja; (Taggungjawab, Transparan) penilaian kebutuhan dengan nilai organisasi
2. Catatan Perbaikan;
Pembukuan pada laporan pembukuan Kementerian Hukum dan
2. Membuat dan mengisi form Nasionalisme (Musyawarah
Balai Harta penilaian kebutuhan; 3. Form Penilaian kebutuhan yang disusun HAM yakni:
mufakat, menghargai
Peninggalan kebutuhan ; pendapat, Kerja Keras) secara cermat membantu
Surabaya; 3. Melakukan penyerapan aspirasi terwujudkan Misi Akuntabilitas
melalui telaah rekan sejawat; 4. Foto Kegiatan. Etika Publik (Integritas (berkesinambungan)
organisasi dalam
tinggi, cermat) Mewakili dan mengurus
4. Melakukan konfimasi penilaian Transparan (Informatif
kebutuhan laporan pembukuan kepentingan orang-
Komitmen Mutu dan Aksesibilitas)
untuk disusunnya SOP (berorientasi mutu) orang yang karena
hukum atau keputusan

27
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI

Pembukuan. hakim tidak dapat


menjalankan sendiri
Whole of Government
kepentingannya,
(Kolaborasi, Koordinasi,
berdasarkan peraturan
Komunikasi dan
Sinkronisasi) perundang-undangan
yang berlaku.

5 Membuat rancangan 1. Mencatat kegiatan sehari-hari 1. Resume proses Komitmen Mutu (Inovasi, Dengan menyusun Kegiatan ini sesuai
SOP Pembukuan yang pada bagian pembukuan di kegiatan Efektivitas dan Efisiensi) rancangan SOP dengan nilai organisasi
akan dibuat BHP Surabaya; pembukuan yang Pembukuan akan Kementerian Hukum dan
Pelayanan Publik
biasa dilakukan; menunjang laporan HAM yakni:
2. Membuat desain template (Memakai cara terbaik,
antisipatif dan proaktif) pembukuan yang memiliki
SOP Pembukuan; 2. Templete SOP; standar dan kualitas mutu Profesional
Akuntabilitas sehingga memudahkan (berkompeten dan
3. Menganalisis LKIK dan 3. Notulensi diskusi; (Tanggungjawab) berintegritas)
pelaporan
penilaian kebutuhan SOP
4. Foto kegiatan. Anti Korupsi (Prosedural, pertanggunggjaawanBHP
Pembukuan Akuntabel
jujur) Surabaya dalam hal
(Bertanggungjawab)
4. Mendiskusikan hasil Mewakili dan mengurus
Whole of Government kepentingan orang-
penyusunan dengan atasan Transparan (Informatif)
(Komunikasi) orang yang karena
dan rekan kerja.
hukum atau keputusan Inovatif (Inisiatif dan
hakim tidak dapat pembaharuan
menjalankan sendiri
kepentingannya,
28
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI

berdasarkan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.

6 Membuat Flowchart 1. Mendiskusikan kebutuhan 1. Notulensi diskusi; Komitmen Mutu (Inovasi, Dengan Pembuatan Kegiatan ini sesuai
SOP Pembukuan dengan atasan dan rekan Efektivitas dan Efisiensi) Flowchart maka dengan nilai organisasi
2. Desain Flowchart;
kerja; membantu SOP dapat Kementerian Hukum dan
Pelayanan Publik
3. Foto kegiatan. dipahami oleh semua HAM yakni:
2. Membuat desain Flowchart; (Memakai cara terbaik,
antisipatif dan proaktif) pihak, yang menunjang
Misi organisasi dalam Akuntabilitas
3. Melakukan konfirmasi desain Akuntabilitas (berkesinambungan)
Mewakili dan mengurus
Flowchart SOP Pembukuan (Tanggungjawab) kepentingan orang-
dengan atasan. Transparan (Informatif
orang yang karena
dan Aksesibilitas)
hukum atau keputusan
hakim tidak dapat Inovatif (Inisiatif dan
menjalankan sendiri pembaharuan)
kepentingannya,
berdasarkan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.

7 Menyusun rancangan 1. Menyusun unsur Dokumentasi 1. unsur Dokumentasi Komitmen Mutu (Inovasi, Dengan adanya Kegaiatan ini sesuai
Dokumen SOP (Halaman judul, keputusan SOP (Halaman Efektivitas dan Efisiensi) rancangan dokumen SOP dengan nilai organisasi
Pembukuan atasan langsung, daftar isi judul, keputusan Pembukuan, maka hal ini Kementerian Hukum dan
atasan langsung, Pelayanan Publik
dokumen SOP dan mendukung Misi HAM yakni:
daftar isi dokumen (Memakai cara terbaik,

29
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI

Penjelasan singkat SOP dan antisipatif dan proaktif) organisasi dalam Profesional
penggunaan) SOP Penjelasan singkat Mewakili dan mengurus (berkompeten dan
penggunaan); Akuntabilitas
Pembukuan kepentingan orang- berintegritas)
(Tanggungjawab)
orang yang karena
2. Menyusun unsur Prosedur 2. Unsur Prosedur hukum atau keputusan Akuntabel
SOP (Bagian
(Bagian Identitas dan Bagian hakim tidak dapat (Bertanggungjawab)
Identitas dan Bagian
Flowchart) SOP Pembukuan menjalankan sendiri
Flowchart); Transparan (Informatif)
kepentingannya,
3. Mencetak dan menjilid Draft 3. Foto kegiatan.
berdasarkan peraturan
Dokumen SOP Pembukuan;
perundang-undangan
yang berlaku.
8 Melakukan Pengujian 1. Menyampaikan rancangan 1. PPT pemaparan; Akuntabilitas (Tanggung Dengan adanya Pada pelaksanaan ini
dan review draft SOP dokumen SOP Pembukuan jawab, Kejelasan target) dilakukannya pengujian sesuai dengan nilai
Pembukuan pada pada atasan; 2. Dokumen SOP Etika Publik (Integritas, dan review SOP organisasi Kementerian
Balai Harta 2. Memaparkan SOP Pembukuan; Cermat, Sopan, Hormat) Pembukuan, maka Hukum dan HAM yakni:
Peninggalan Surabaya Pembukuan yang ada; Komitmen Mutu (Inovasi, komiten mutu dapat Akuntabilitas
3. Notulensi review; Efektivitas, Efisiensi, dan
4. Simulasi penerapan SOP tercapai hal ini (berkesinambungan)
Berorientasi Mutu) Transparan (Informatif
Pembukuan 4. Foto Kegiatan. mendukung Misi
Pelayanan Publik
5. Uji coba penerapan SOP organisasi dalam dan Aksesibilitas)
(Transparan)
Pembukuan; Mewakili dan mengurus Inovatif (Inisiatif dan
6. Melakukan revisi SOP kepentingan orang- pembaharuan)
Whole of Government
pembukuan berdasarkan (Kolaborasi, Koordinasi, orang yang karena
saran/masukan dari Kaur Komunikasi dan hukum atau keputusan
Keuangan, Bendahara Pailit, Sinkronisasi) hakim tidak dapat
dan Bendahara Uang Pihak menjalankan sendiri
Ketiga. kepentingannya,
berdasarkan peraturan

30
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI

perundang-undangan
yang berlaku.

9 Mengajukan SOP 1. Membuat lembar persetujuan 1. Lembar Komitmen Mutu (Inovasi, Menunjang kinerja Kegaiatan ini sesuai
Pembukuan kepada SOP Pembukuan; persetujuan SOP; Efektivitas dan Efisiensi) pegawai Balai Harta dengan nilai organisasi
atasan langsung Peninggalan Surabaya Kementerian Hukum dan
2. Menghadap Kepala Urusan 2. SOP Pembukuan; Akuntabilitas
Kepala Urusan untuk melaksanakan VISI HAM yakni:
Keuangan untuk (Tanggungjawab)
Keuangan Balai Harta 3. Foto kegiatan BHP yakni Memberikan
Peninggalan mengesahkan SOP perlindungan/ Inovatif (Inisiatif dan
Surabaya. Pembukuan; terayominya Hak Asasi pembaharuan)
Manusia, khususnya
3. Membuat Berita acara
yang oleh hukum dan
persetujuan SOP;
penetapan pengadilan
dianggap tidak cakap
bertindak di bidang hak
milik dan MISI BHP
Mewakili dan mengurus
kepentingan orang-
orang yang karena
hukum atau keputusan
hakim tidak dapat
menjalankan sendiri
kepentingannya,
berdasarkan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.

31
BAB IV
HASIL KEGIATAN AKTUALISASI

Proses habituasi nilai ANEKA melalui aktualisasi kegiatan-kegiatan yang


telah direncanakan sebelumnnya dilaksanakan di kantor Balai Harta
Peninggalan Surabaya. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut tidak
dipungkiri terdapat beberapa hambatan dan perubahan dalam hal penerapan
rancangan yang dijabarkan pada Bab III laporan ini. Hal tersebut berkaitan
dengan status penulis sebagai Calon Aparatur Sipil Negara yang memiliki
tugas dan fungsi mendukung kinerja organisasi dan melaksanakan
pembaharuan penanganan isu yang ada dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA
dalam masa habituasi.
Penulis menyusun Standar Operasional Prosedur Pembukuan untuk
mengoptimalkan Pembukuan Kepailitan, Uang Pihak Ketiga dan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Balai Harta Peninggalan Surabaya sebagai
bagian dari pelaksanaan aktualisasi selama 113 hari. Adapun dalam
pelaksanaan aktualisasi terdapat 9 (Sembilan) kegiatan yang dilakukan penulis.
Deskripsi kegiatan selengkapnya diuraikan sebagai berikut :

Tabel 4.1
Laporan Kegiatan 1

Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi dan diskusi dengan Kepala Sub Bagian Tata
Usaha (Mentor), Kepala Urusan Keuangan, Pengelola Harta Pailit,
dan Bendahara Penerimaan mengenai Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Pembukuan (SOP Pembukuan).

Tanggal
Pelaksanaa 7 Juni 2018 s.d. 8 Juni 2018
n
Pihak Penulis, Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Mentor), Kepala Urusan
Terkait Keuangan, Pemegang Buku, Pengelola Harta Pailit, dan
Bendahara Penerimaan.
Kegiatan Kamis, 7 Juni 2018 4. Menghubungi Kepala Sub Bagian Tata
Teraktualis Usaha (Mentor), Kepala Urusan
a-sikan Keuangan, Pengelola Harta Pailit, dan
Bendahara Penerimaan mengenai
32
Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Pembukuan (SOP
Pembukuan) untuk menentukan waktu
dan tempat konsultasi;
Kamis, 7 Juni 2018 5. Menjelaskan maksud dan tujuan
s.d. Jum’at 8 Juni disusunnya SOP Pembukuan pada Balai
2018 Harta Peninggalan Surabaya;

Kamis, 7 Juni 2018 6. Meminta saran, masukan, dan


s.d. Jum’at 8 Juni persetujuan Kaur Keungan (mentor),
2018 Bendahara Pailit dan Bendahara UPK
mengenai konsep SOP Pembukuan ang
akan dibuat.
Output/ 1. Foto Kegiatan (Terlampir);
Hasil 2. Notulensi (Terlampir);
3. Daftar Hadir (Terlampir).
Uraian Penulis berkoordinasi dengan Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Teknik (Mentor), Kepala Urusan Keuangan, Pengelola Harta Pailit, dan
Aktualisasi Bendahara Penerimaan untuk menentukan jadwal Konsultasi
Kegiatan pertama. Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, Penulis
dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme
menghadap kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Mentor),
Kepala Urusan Keuangan, Pengelola Harta Pailit, dan Bendahara
Penerimaan dengan sopan santun dan penuh rasa hormat
untuk berdiskusi dan berkonsultasi tentang Penyusunan SOP
Pembukuan. Penulis menjelaskan isu yang ada terkait SOP
Pembukuan dengan jelas dan komunikatif serta menjelaskan
Maksud dan tujuan SOP Pembukuan adalah berorientasi pada
mutu. Diskusi dan konsultasi berjalan dengan baik dan saling
menghargai pendapat demi terselenggaranya pemerintahan
yang baik dan meningkatkan mutu pelayanan.
Hambatan Kesulitan menentukan waktu konsultasi yang tepat dikarenakan
banyaknya pekerjaan yang harus segera diselesaikan dan
kesibukan berkaitan dengan pekerjaan masing-masing terpaksa
harus melakukan konsultasi satu persatu baik dengan Kepala
Sub Bagian Tata Usaha (Mentor), Kepala Urusan Keuangan,
Pengelola Harta Pailit, dan Bendahara Penerimaan. Oleh karena
itu, dalam tahapan kegiatan menghubungi Kepala Sub Bagian
Tata Usaha (Mentor), Kepala Urusan Keuangan, Pengelola Harta
Pailit, dan Bendahara Penerimaan, terdapat kegiatan diskusi dan
konsultasi yang dilaksanakan pada hari itu juga.

33
Kontribusi Penulis melaksanakan kegiatan 1 bertujuan untuk menjaga dan
Terhadap meningkatkan profesionalisme di antara pegawai Balai Harta
Visi, Misi Peninggalan Surabaya. Selain itu dengan adanya Diskusi dan
dan Nilai- Koordinasi yang berkesinambungan akan mendukung adanya
Nilai sinergitas dan Transparansi antar pegawai, dapat
Organisasi menyampaikan gagasan-gagasan yang inovatif untuk kemajuan
instansi dalam hal mewakili dan megurus kepentingan orang-
orang yang karena hukum atau keputusan hakim tidak dapat
menjalankan sendiri kepentinganya berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan
Dampak
Etika Publik Apabila etika publik tidak diterapkan akan
(hormat, jelas, terjadi kesalahpahaman dan dapat
sopan, santun dan menyinggung perasaan atasan.
komunikatif)
Akuntabilitas Konsultasi dan diskusi tidak akan berjalan
(Tanggungjawab dengan baik dan lancar sehingga justru
dan akan menghambat aktualisasi Penulis.
Profesionalisme)
Nasionalisme Akan menumbuhkan ego sentris dan tidak
(Menghargai mampu menerima sesuatu yang berbeda
pendapat dandengan pemikiran justru akan menjadikan
kekurangan) miskin kreatifitas dan mempersempit ide
maupun gagasan.
Whole of Konsultasi dan diskusi tidak akan berjalan
Government dengan baik dan lancar serta tidak dapat
(koordinasi) bertukar pikiran maupun gagasan untuk
memperluas pemikiran.

34
Tabel 4.2
Laporan Kegiatan 2

Kegiatan 2 : Melakukan persiapan penyusunan SOP Pembukuan pada Balai


Harta Peninggalan Surabaya.

Tanggal
Pelaksanaa 25 Juni 2018 s.d. 28 Juni 2018
n
Pihak Penulis, Rekan kerja
Terkait
Kegiatan Senin, 25 Juni 2018 5. Melakukan identifikasi kebutuhan jenis
Teraktualis SOP yang dibutuhkan untuk
-asikan Pembukuan;

Selasa, 26 Juni 6. Mengumpulkan laporan pembukuan


2018 yang digunakan selama ini;

Rabu, 27 Juni 2018 7. Menganalisis/menggambarkan proses


pembukuan dan pengadministrasian
selama ini;

Kamis, 28 Juni 2018 8. Menelaah peraturan perundang-


undangan dan kebijakan yang berkaitan
dengan Pembukuan dan
Pengadministran harta pailit dan uang
pihak ketiga.
Output/ 1. Foto Kegiatan (Terlampir);;
Hasil 2. Matriks Rencana Tindak Penyusunan SOP (Terlampir);;
3. Contoh Form Pembukuan (Terlampir);
4. Gambaran Proses Pembukuan Selama ini(Terlampir);
5. Matriks Identifikasi Peraturan Perundang-
Undangan(Terlampir).
Uraian Dalam kegiatan kedua ini, penulis melakukan persiapan
Teknik penyusunan SOP Pembukuan berorientasi pada mutu SOP,
Aktualisasi sehingga setiap langkanh dilakukan secara cermat, mulai dari
Kegiatan identifikasi awal penyusunan matriks rencana tindak penyusunan
SOP, mengumpulkan dan mengidentifikasi form pembukuan yang
digunakan selama ini, mengevaluasi proses yang dilakukan
selama ini dengan membuat gambaran proses pembukuan yang
dilakukan selama ini dan membukan matriks identifkasi

35
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Tugas
dan Fungsi Balai Harta Peninggalan Surabaya. Keselurahan
output tersebut dalam bentuk dokumen dan gambar ilustrasi yang
penulis uraian dengan rinci dan penuh jelas.
Pada tahapan kegiatan membuat matriks identifkasi peraturan
perundang-undangan, penulis bermaksud agar setiap langkah
atau prosedur dalam SOP Pembukuan nantinya sudah
prosedural dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Dalam penyusunan serangkaian tahapan kegiatan inipun harus
dilakukan secara jujur dan terbuka untuk dapat
dipertanggungjawabkan setiap output yang dihasilkan.
Hambatan Hambatan yang ditemui dalam melaksanakan kegiatan kedua ini
ialah harus memantapkan kosep matriks identifikasi yang harus
dibuat, karena tidak ada konsep bakunya. Selain itu penulis,
harus dapat mengidentifikasi dan menjabarkan maksud dari
setiap form pembukuan yang digunakan selama ini. Banyaknya
koreksi dan evaluasi yang membangunpun dapat membantu
hambatan tersebut dan terselesaiakan.
Kontribusi Setiap tahapan kegiatan pada kegiatan kedua ini merupakan
Terhadap langkah persiapan/awal yang digunakan dalam analisis dan
Visi, Misi pertimbangan dalam penyusunan SOP Pembukuan selanjutnya.
dan Nilai- Tujuannya agar setiap langkah nantinya tidak terputus kerangka
Nilai berfikirnya melainkan saling berkesinambungan antara tahap
Organisasi kegiatan satu dan kegiatan lainnya.
Output dari pada kegiatan ini yang terdiri atas Matriks Rencana
Tindak Penyusunan SOP, Contoh Form Pembukuan, Gambaran
Proses Pembukuan Selama ini serta Matriks Identifikasi
Peraturan Perundang-Undangan bertujuan untuk menyampaikan
proses yang selama ini belum dalam bentuk data, gambar, tulisan
dapat tersampaikan secara informatif dan memiliki sifat
aksesibilitas.
Kegiatan persiapan yang dilakukan dengan cermat dan dapat
dipahami oleh berbagai pihak inilah yang diharapkan menunjang
kinerja pegawai BHP Surabaya dalam mewakili dan megurus
kepentingan orang-orang yang karena hukum atau
keputusan hakim tidak dapat menjalankan sendiri
kepentinganya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan
Dampak Akuntabilitas Apabila dalam menganalisis dan
(Kejelasan) menggambarkan proses pembukuan

36
selama ini dilakukan dengan
menghilangkan nilai akuntabilitas
khususnya kejelasan maka proses yang
digambarkan nantinya tidak bersifat
informatif bagi orang lain.
Etika Publik Melakukan identifikasi kebutuhan jenis
(Cermat) SOP yang dibutuhkan, mengumpulkan
laporan pembukuan yang digunakan
selama ini, dan Menelaah peraturan
perundang-undangan dan kebijakan yang
berkaitan dengan Pembukuan dan
Pengadministran harta pailit dan uang
pihak ketiga jika tidak dilakukan secara
cermat maka akan menyebabkan data
yang dikumpulkan tidak tepat sasaran dan
terpencar. Akibat jangka panjangnya SOP
yang tersusun tidak dilandasi dengan data
yang valid.
Komitmen Mutu Hasil tidak maksimal.
(Berorientasi Mutu)
Anti Korupsi Ada proses yang tidak sesuai dengan
(Prosedural, Jujur, prosedur dan peraturan-perundang
sesuai peraturan undangan yang masuk kegiatan.
perundang- Selain itu dapat menyebabkan rasa
undangan) ketidakpercayaan satu sama lain.

37
Tabel 4.3
Laporan Kegiatan 3

Kegiatan 3 : Membuat Lembar Kerja Identifikasi Kegiatan

Tanggal
Pelaksanaa 2 Juli 2018 s.d. 6 Juli 2018
n
Pihak Penulis, rekan kerja, Pemegang Buku, Kepala Urusan Keuangan,
Terkait Mentor
Kegiatan Senin, 2 Juli 2018 5. Berkordinasi dengan partner kerja di
Teraktualis bidang pembukuan;
-asikan

Selasa, 3 juli 2018 6. Membuat form Lembar Kerja Identifikasi


s.d. Rabu, 4 Juli Kegiatan (LKIK);
2018

Kamis, 5 Juli 2018 7. Mendiskusikan hasil pengisian LKIK


dengan rekan kerja, Pemegang Buku
dan Atasan Langsung (Kepala Urusan
Keuangan), dan Mentor;
Jum’at, 6 Juli 2018 8. Perbaikan Revisi LKIK yang telah
dikoreksi.

Output/ 4. Lembar Kerja Identifikasi Kegiatan(Terlampir);


Hasil 5. Notulensi diskusi (Terlampir);
6. Foto Kegiatan (Terlampir);
7. LKIK yang telah disetujui (Terlampir);
Uraian Penyusunan LKIK bertujuan untuk adanya kejelasan target
Teknik untuk menyusun SOP Pembukuan. LKIK ini disusun dengan
Aktualisasi tahap koordinasi dengan rekan kerja, Pemegang Buku dan
Kegiatan Atasan Langsung (Kepala Urusan Keuangan), dan Mentor cara
musyawarah mufakat, menghargai pendapat dan kerja keras
karena membutuhkan kesepahaman penyusunan setiap
langkahnya yang dituliskan dalam LKIK. Dari hasil diskusi penulis
mendapat banyak tambahan ilmu dan cara sehingga hasil yang
didapatkan lebih efektif, efisien dan berorientasi mutu.
Penyusunan LKIK memakai cara terbaik, tidak mengada-
ngada dan transpran, mulai dari disusunya konsep awal, revisi
konsep LKIK hingga disetujui nya konsep LKIK oleh atasan.
Hambatan Tidak ada hambatan yang substansial dalam penyusunan LKIK.

38
Namun, terdapat tahapan kegiatan yang harus dihapus dan
ditambahkan agar penyususan LKIK lebih efektif mengingat
keterbatasan waktu pelaksanaan. Tahap kegiatan yang diganti
tersebut ialah menganalisis LKIK diganti dengan tahapan
perbaikan revisi LKIK, yang sebenarnya memiliki tujuan yang
hampir sama tetapi disajikan dalam bentuk yang lebih sederhana.
Kontribusi Dengan membuat LKIK terlebih dahulu merupakan bentuk
Terhadap bekerja secara kompeten dan berintegritas sesuai ketentuan
Visi, Misi dalam Permenpan No. 35 Tahun 2012. Hasil dari LKIK yang telah
dan Nilai- masukan dan telah direvisi oleh berbagai pihak dapat
Nilai dipertanggungjawabkan. LKIK yang disusun dari hasil diskusi
Organisasi tersebut disajikan dalam bentuk tabel yang memuat identitas
kegiatan SOP yang akan dibuat, Langkah awal,inti dan akhir,
sehingga lebih informatif untuk dipahami berbagai pihak.
Penyusunan LKIK menunjang kinerja pegawai BHP Surabaya
dalam mewakili dan megurus kepentingan orang-orang yang
karena hukum atau keputusan hakim tidak dapat
menjalankan sendiri kepentinganya berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan
Dampak Akuntabilitas Tidak mencapai hasil maksimal.
(Kejelasan target)

Nasionalisme Akan menumbuhkan ego sentris dan tidak


(Musyawarah mampu menerima sesuatu yang berbeda
mufakat, dengan pemikiran justru akan menjadikan
menghargai miskin kreatifitas dan mempersempit ide
pendapat dan maupun gagasan.
kerja keras)

Komitmen Mutu Hasil tidak maksimal dan tidak sesuai target.


(Efektivitas,
Efisiensi,
berorientasi mutu)

Whole of Menimbulkan kesalahpahaman satu sama


Government lain.
(Koordinasi dan
Komunikasi)

39
Pelayanan Publik Informasi sulit diterima dan dipahami.
(Memakai cara
yang terbaik, tidak
mengada-ngada,
transparan)

40
Tabel 4.4
Laporan Kegiatan 4

Kegiatan 4 : Membuat Penilaian Kebutuhan Laporan Pembukuan pada Balai


Harta Peninggalan Surabaya;

Tanggal
Pelaksanaa 11 Juli 2018 s.d. 12 Juli 2018
n
Pihak Penulis, rekan kerja, dan Kepala Urusan Keuangan.
Terkait
Kegiatan Rabu, 11 Juli 2018 5. Mendiskusikan kebutuhan data dengan
Teraktualis atasan dan rekan kerja;
-asikan

Rabu, 11 Juli 2018 6. Membuat dan mengisi form penilaian


kebutuhan;

Rabu, 11 Juli 2018 7. Melakukan penyerapan aspirasi melalui


telaah rekan sejawat;

Kamis, 12 Juli 8. Melakukan konfimasi penilaian


2018 kebutuhan laporan pembukuan untuk
disusunnya SOP
Output/ 1. Notulen Diskusi (Terlampir);
Hasil
2. Konsep Penilaian kebutuhan (Terlampir);
3. Foto Kegiatan (Terlampir);
4. Penilaian Kebutuhan yang disetujui(Terlampir).

Uraian Dalam membuat penilaian kebutuhan secara bertanggungjawab


Teknik dan transparan penulis berkoordinasi dan berkolaborasi hal-
Aktualisasi hal apa saja yang berkaitan denggan rekan kerja dan atasan.
Kegiatan Diskusi yang dilakukan berlangsung dengan santai namun tetap
saling menghargai pendapat sehingga penilaian kebutuhan
merupakan hasil terbaik dari musyawarah mufakat.
Penyusunan dilakukan dengan penuh integritas tinggi, kerja
keras dan cermat agar hasil penilaian kebutuhan tidak
melewatkan hal-hal yang substansial.
Kunci dari penilaian kebutuhan yang berorientasi mutu yang

41
dapat diketahui urgensitas disusunnya SOP dilakukan langkah-
langkah sinkronisasi beberapa data dari bagian tehnis.
Hambatan Tidak ada hambatan yang substansial. Kegiatan berlangsung
mengefektifkan waktu pelaksanaan sehingga terdapat 3 tahapan
kegiatan yang dilaksakan pada hari yang sama.
Kontribusi Penilaian kebutuhan murupakan penilaian yang
Terhadap berkesinambungan terkait kebutuhan instansi untuk mencapai
Visi, Misi kinerja yang optimal memberikan pelayan publik kepada
dan Nilai- masyrakat. Hasil yang ada juga bersifat informatif dan memiliki
Nilai aksesibilitas kepada masyarakat.
Organisasi Penyusunan LKIK menunjang kinerja pegawai BHP Surabaya
dalam mewakili dan megurus kepentingan orang-orang yang
karena hukum atau keputusan hakim tidak dapat
menjalankan sendiri kepentinganya berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan
Dampak Akuntabilitas Menyulitkan pihak lain dalam memahami
(Taggungjawab, maksud dan tujuan.
Transparan)

Nasionalisme Akan menumbuhkan ego sentris dan tidak


(Musyawarah mampu menerima sesuatu yang berbeda
mufakat, dengan pemikiran justru akan menjadikan
menghargai miskin kreatifitas dan mempersempit ide
pendapat, Kerja maupun gagasan.
Keras)

Etika Publik Hasil tidak maksimal dan tidak sesuai target.


(Integritas tinggi,
cermat)

Komitmen Mutu Hasil tidak maksimal


(berorientasi mutu)

Whole of Akan menumbuhkan ego sentris dan tidak


Government mampu menerima sesuatu yang berbeda
(Kolaborasi, dengan pemikiran justru akan menjadikan

42
Koordinasi, miskin kreatifitas dan mempersempit ide
Komunikasi dan maupun gagasan.
Sinkronisasi)

43
Tabel 4.5
Laporan Kegiatan 5

Kegiatan 5 : Membuat rancangan SOP Pembukuan yang akan dibuat

Tanggal
Pelaksanaa 26 Juli 2018 s.d. 27 Juli 2018
n
Pihak Penulis, rekan kerja, dan Kepala Urusan Keuangan.
Terkait
Kegiatan Kamis, 26 juli 2018 1. Membuat desain template sop
Teraktualis pembukuan
-asikan

Jum’at, 27 Juli 2. Mendiskusikan hasil penyusunan dengan


2018 atasn langsung

Output/ 1. Desain template (terlampir)


Hasil 2. Notulensi diskusi (terlampir);
3. Foto kegiatan (terlampir).
Uraian Membuat desain template SOP Pembukuan bertujuan untuk
Teknik melakukan inovasi, yakni menghasilkan hal-hal baru yang
Aktualisasi bertujuan lebih efektif dan efisiensinya suatu pekerjaan.
Kegiatan Pembuatan desain tersebut dilakukan dengan cara yang
bertanggungjawab atas saran dan masukan dari mentor dan
atasan secara komunikatif sehingga memakai cara terbaik,
antisipatif dan proaktif. Template yang dibuatpun sesuai
dengan prosedural atau ketentuan yang diatur dalam
Permenpan No. 35 Tahun 2012.
Hambatan Tidak ada hambatan yang substansial, hanya berkaitan
keterbatasan waktu pelaksaan.
Kontribusi Rancangan yang dibuat merupakan bentuk profesionalisme
Terhadap yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan dari desain
Visi, Misi template SOP ini merupakan inovasi bentuk SOP yang dapat
dan Nilai- lebih dipahami oleh masyarakat (Informatif),
Nilai Penyusunan LKIK menunjang kinerja pegawai BHP Surabaya
Organisasi dalam mewakili dan megurus kepentingan orang-orang yang
karena hukum atau keputusan hakim tidak dapat
menjalankan sendiri kepentinganya berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

44
Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan
Dampak Komitmen Mutu Tanpa inovasi dan efektivitas rancangan
(Inovasi, Efektivitas yang dibuat tidak terarah dan
dan Efisiensi)
mempengaruhi target pelaksanaan SOP.
Transparan)

Pelayanan Publik Akan terjadi kendala dikemudian hari.


(Memakai cara terbaik,
antisipatif dan proaktif)

Akuntabilitas Akan ada kesalahpahaman.


(Tanggungjawab)

Anti Korupsi Tidak sesuai dengan prosedur.


(Prosedural, jujur)

Whole of Menimbulkan kesalahpahaman.


Government
(Komunikasi)

45
Tabel 4.6
Laporan Kegiatan 6

Kegiatan 6 : Membuat Flowchart SOP Pembukuan


Tanggal
Pelaksanaa 27 Juli 2018 s.d. 1 Agustus 2018
n
Pihak Penulis, rekan kerja, Pemegang Buku, Kepala Urusan Keuangan,
Terkait Mentor
Kegiatan Jum’at, 27 Juli 2018 1. Mendiskusikan kebutuhan dengan
Teraktualis rekan kerja;
-asikan

Senin, 30 Juli 2018 2. Membuat desain Flowchart;


s.d. 31 Juli 2018

Rabu, 1 Agustus 3. Melakukan konfirmasi desain Flowchart


2018 SOP Pembukuan dengan atasan.

Output/ 1. Notulensi diskusi (terlampir);


Hasil
2. Desain Flowchart (terlampir);

3. Foto kegiatan (terlampir).


Uraian Membuat flowcharts merupaan inovasi yang ingin
Teknik mempermudah memahami setiap alur dari SOP Pembukuan
Aktualisasi yang ada. Dengan adanya flowcharts proses yang dilaksanakan
Kegiatan nantinya akan lebih efektif dan efisien karena tidak
membutuhkan waktu lama dalam memahami.
Dalam membuat flowcharts penulis menggunakan cara-cara
terbaik, antisipatif dan proaktif dengan membuat
perbandingan SOP pelaksanaan dari beberapa instansi. Setiap
output yang ada, selalu penulis sajikan dengan penuh
tanggungjawab dengan meminta konfirmasi persetujuan oleh
mentor dan atasan langsung.
Hambatan Hambatan yang ditemui dalam melaksanakan kegiatan keenam
ini ialah harus memantapkan kosep flowcharts yang telah dibuat,
berkaitan banyaknya model dan pemahaman yang berbeda.
Kontribusi Setiap tahapan kegiatan pada kegiatan keenam ini merupakan
Terhadap tahapan kelanjutan yakni menuangkan isi LKIK ke dalam
Visi, Misi floachart, terlihagt dari proses ini saling berkesinambungan
46
dan Nilai- antara tahap kegiatan satu dan kegiatan lainnya.
Nilai Flowcharts dibuat sesederhana mungkin shingga lebih
Organisasi informatif. Dan adanya flowchart SOP ini merupakan suatu
inisiatif dan pembaharuan khususnya pada bagian pembukuan,
urusan keuangan.
Kegiatan persiapan yang dilakukan dengan cermat dan dapat
dipahami oleh berbagai pihak inilah yang diharapkan menunjang
kinerja pegawai BHP Surabaya dalam mewakili dan megurus
kepentingan orang-orang yang karena hukum atau
keputusan hakim tidak dapat menjalankan sendiri
kepentinganya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan


Dampak Komitmen Mutu Jika tidak ada komitmen mutu dan inovasi
(Inovasi, Efektivitas maka akan menggunakan cara-cara lama
dan Efisiensi) yang membingungkan.

Pelayanan Publik Tidak menggunakan langkah yang


(Memakai cara antisipatif dan proaktif dapat menyebabkan
terbaik, antisipatif masalah dikemudian hari dan menurunkan
dan proaktif) kepercayaan publik.

Akuntabilitas Terdapat proses yang tidak dapat


(Tanggungjawab) dipertanggungjawabkan.

47
Tabel 4.7
Laporan Kegiatan 7

Kegiatan 7 : Menyusun rancangan Dokumen SOP Pembukuan


Tanggal
Pelaksanaa 1 Agustus 2018 s.d. 6 Agustus 2018
n
Pihak Penulis
Terkait
Kegiatan Rabu, 1 Agustus 2018 4. Menyusun unsur Dokumentasi (Halaman
Teraktualis judul, keputusan atasan langsung, daftar isi
-asikan dokumen SOP dan Penjelasan singkat
penggunaan) SOP Pembukuan

Kamis, 2 Agustus 2. Menyusun unsur Prosedur (Bagian Identitas


2018 dan Bagian Flowchart) SOP Pembukuan

Senin, 6 Agustus 3. Mencetak dan menjilid Draft Dokumen SOP


2018 Pembukuan;

Output/ 1. Unsur Dokumentasi SOP (Halaman judul, keputusan atasan


Hasil langsung, daftar isi dokumen SOP dan Penjelasan singkat
penggunaan) (terlampir);

5. Unsur Prosedur SOP (Bagian Identitas dan Bagian Flowchart)


(terlampir);
6. Foto kegiatan (terlampir).

Uraian Membuat Dokumentasi SOP merupakan salah satu langkap yang


Teknik ditetapkan dalam Permenpan No. 35 Tahun 2012, merupaan
Aktualisasi inovasi yang ingin mempermudah memahami SOP Pembukuan
Kegiatan yang ada. Dengan adanya Dokumentasi SOP proses yang
dilaksanakan nantinya akan lebih efektif dan efisien karena tidak
membutuhkan waktu lama dalam memahami.
Dalam membuat Dokumentasi SOP penulis menggunakan cara-
cara terbaik, antisipatif dan proaktif dengan membuat
perbandingan SOP pelaksanaan dari beberapa instansi. Setiap
output yang ada, selalu penulis sajikan dengan penuh
tanggungjawab dengan meminta konfirmasi persetujuan oleh
mentor dan atasan langsung.
Hambatan Tidak terdapat hambatan nyang substansial, hanya berkaitan

48
waktu pelaksanaan nyang berbeda dari jadwal semula.
Kontribusi Setiap tahapan kegiatan pada kegiatan ketujuh ini merupakan
Terhadap tahapan kelanjutan yakni berisi kelengkapan informasi yang
Visi, Misi dibutuhkan sebagai penjelas isi dari SOP, sehingga saling
dan Nilai- berkesinambungan antara tahap kegiatan satu dan kegiatan
Nilai lainnya.
Organisasi Dokumen SOP ini dibuat sesederhana mungkin shingga lebih
informatif. Dan adanya output ini dapat membantu
mengintegrasikan kebutuhan dalam dokumen SOP satu
kesatuan, yang merupakan suatu inisiatif dan pembaharuan
khususnya pada bagian pembukuan, urusan keuangan.
Kegiatan persiapan yang dilakukan dengan cermat dan dapat
dipahami oleh berbagai pihak inilah yang diharapkan menunjang
kinerja pegawai BHP Surabaya dalam mewakili dan megurus
kepentingan orang-orang yang karena hukum atau
keputusan hakim tidak dapat menjalankan sendiri
kepentinganya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan


Dampak Komitmen Mutu Akan berpotensi membiasakan cara-cara
(Inovasi, Efektivitas dan lama yang tidak sesuai.
Efisiensi)

Pelayanan Publik Tidak menggunakan langkah yang


(Memakai cara terbaik, antisipatif dan proaktif dapat menyebabkan
antisipatif dan proaktif)
masalah dikemudian hari dan menurunkan
kepercayaan publik.
Akuntabilitas Terdapat proses yang tidak dapat
(Tanggungjawab) dipertanggungjawabkan.

49
Tabel 4.8
Laporan Kegiatan 8

Kegiatan 8 : Melakukan Pengujian dan review draft SOP Pembukuan pada


Balai Harta Peninggalan Surabaya
Tanggal
Pelaksanaa 6 Agustus 2018 s.d.30 Agustus 2018
n
Pihak Penulis, rekan kerja, dan Kepala Urusan Keuangan.
Terkait
Kegiatan Senin, 6 Agustus 1. Mempublikasikan rancangan dokumen
Teraktualis 2018 SOP Pembukuan pada atasan;
-asikan
Senin, 6 Agustus 2. Memaparkan SOP Pembukuan yang
2018 ada;

Selasa, 27 3. Simulasi penerapan SOP Pembukuan


Agustus 2018 s.d.
Kamis, 16 Agustus
2018
Senin, 20 Agustus 4. Uji coba penerapan SOP Pembukuan;
2018 s.d. Rabu, 29
Agustus 2018
Kamis, 30 Agustus 5. Melakukan revisi SOP pembukuan
2018 berdasarkan saran/masukan dari Kaur
Keuangan, Bendahara Pailit, dan
Bendahara Uang Pihak Ketiga.

Output/ 1. Powerpoint pemaparan (terlampir);


Hasil 2. Dokumen SOP Pembukuan (terlampir);
3. Lembar Monitoring dan Evaluasi Simulasi dan Ujiocoba
(terlampir)
4. Foto Kegiatan (terlampir).
Uraian Pada kegiatan ini merupakan proses menilai SOP yang telah
Teknik dibuat. Penulis dengan tanggungjawab dan kejelasan target
Aktualisasi mempublikasikan dan mempresentasikan hasilnya. Setiap
Kegiatan tahapan kegiatan dilaksanakan secara berintegritas, cermat,
sopan dan hormat. Tujuan dari proses publikasi dan
penyampaian pada atasan agar inovasi tersebut bersifat
transparan. Kolaborasi, koodinasi, komunikasi dan
sinkronisasi proses ditunjukan dalam setiap pelaksanaan
50
simulasi dan uji coba yang berkaitan dengan berbagai pihak.
Hambatan Banyak kegiatan yang berlangsung di bulan Agustus, Membuat
jadwal pelaksanaan sedikit berbeda dari yang ditentukan. Hal
tersebut diatasi oleh penulis memampatkan waktu pelaksanaan
seefektif mungkin.
Kontribusi Kontribusi terhadap nilai-nilai organisasi yang dapat dicapai dari
Terhadap kegiatan ini adalah proses berkesinambungan adanya SOP ini.
Visi, Misi Hasil evaluasi diharapkan dapat lebih inovasi dan informatif
dan Nilai- lagi.
Nilai Penyusunan LKIK menunjang kinerja pegawai BHP Surabaya
Organisasi dalam mewakili dan megurus kepentingan orang-orang yang
karena hukum atau keputusan hakim tidak dapat
menjalankan sendiri kepentinganya berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan
Dampak Akuntabilitas Hasil tidak maksimal.
(Tanggung jawab,
Kejelasan target)

Etika Publik Akan terjadi kendala dikemudian hari.


(Integritas,
Cermat, Sopan,
Hormat)

Komitmen Mutu Pelaksanaan Simulasi dan Ujicoba apabila


(Inovasi, tidak didasarkan pada komitmen mutu maka
Efektivitas, dapat dikatakan tidak berjalan dengan baik.
Efisiensi, dan
Berorientasi Mutu)
Pelayanan Publik Tidak dapat dipahami banyak pihak.
(Transparan)

Whole of Menimbulkan kesalahpahaman.


Government
(Kolaborasi,
Koordinasi,
Komunikasi dan
Sinkronisasi)

51
Tabel 4.9
Laporan Kegiatan 9

Kegiatan 9 : Melakukan Pengujian dan review draft SOP Pembukuan pada


Balai Harta Peninggalan Surabaya
Tanggal
Pelaksanaa 30 Agustus 2018 s.d 31 Agustus 2018
n
Pihak Penulis dan Kepala Urusan Keuangan
Terkait
Kegiatan Kamis, 30 Agustus 4. Membuat lembar persetujuan SOP
Teraktualis 2018 Pembukuan;
-asikan
Jum’at, 31 Agustus 5. Menghadap Kepala Urusan Keuangan untuk
2018 mengesahkan SOP Pembukuan;

Jum’at, 31 Agustus 6. Membuat Berita acara persetujuan SOP;


2018

Output/ 1. Lembar persetujuan SOP (terlampir);


Hasil 2. SOP Pembukaan (terlampir);
3. Foto Kegiatan (terlampir).
Uraian Pada kegiatan ini merupakan kegiatan penutup dari serangkaian
Teknik kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan ini ialah mengajkan SOP
AktualisasiPembukuan yang telah dibuat kepada atasan. Untuk menjamin
Kegiatan tanggungjawab penulis, penulis membuat lembar persetujuan
sebagai dasar telah disetujuinya SOP tersebut. Inovasi dengan
disusunnya SOP Pembukuan pada penerapannya dapat
menunjang kinerja pembukuan untuk bekerja dengan penuh
inovasi, lebih efektif dan efisien lagi.
Hambatan Tidak ada hambatan.
Kontribusi Dengan adanya SOP Pembukuan ini menjawab isu yang selama
Terhadap ini terjadi di bagian pembukuan yakni banyaknya variasi. Oleh
Visi, Misi karena itu adanya SOP Pembukuan merupakan pembaharuan
dan Nilai- yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan dan
Nilai mempertegas proses pembukuan yang ada.
Organisasi Penyusunan LKIK menunjang kinerja pegawai BHP Surabaya
dalam mewakili dan megurus kepentingan orang-orang yang
karena hukum atau keputusan hakim tidak dapat
menjalankan sendiri kepentinganya berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
52
Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan
Dampak Akuntabilitas Hasil tidak maksimal.
(Tanggung jawab,
Kejelasan target)

Komitmen Mutu Kegiatan tidak memiliki indikator capaian


(Inovasi, yang tepat.
Efektivitas,
Efisiensi, dan
Berorientasi Mutu)

53
BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Kegiatan aktualisasi dan habituasi Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri


Sipil dalam Penyusunan Standar Operasional Prosedur Pembukuan Harta
Pailit, Uang Pihak Ketiga dan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Balai
Harta Peninggalan Surabaya, berlangsung sejak tanggal 07 Juni 2018 sampai
dengan 31 Agustus 2018. Pelaksaan kegiatan tersebut dibagi dalam 9
(Sembilan) kegiatan yang berfokus pada aspek input, proses, dan output sesuai
dengan rancangan aktualisasi yang telah diseminarkan pada tanggal 06 Juni
2018. Adapun kesembilan kegiatan tersebut adalah:
1. Melakukan konsultasi dan diskusi dengan Kepala Sub Bagian Tata
Usaha (Mentor), Kepala Urusan Keuangan, Pengelola Harta Pailit, dan
Bendahara Penerimaan mengenai Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Pembukuan (SOP Pembukuan);
2. Melakukan persiapan penyusunan SOP Pembukuan pada Balai Harta
Peninggalan Surabaya;
3. Membuat Lembar Kerja Identifikasi Kegiatan;
4. Membuat Penilaian Kebutuhan Laporan Pembukuan pada Balai Harta
Peninggalan Surabaya;
5. Membuat rancangan SOP Pembukuan yang akan dibuat;
6. Membuat Flowchart SOP Pembukuan;
7. Menyusun rancangan Dokumen SOP Pembukuan;
8. Melakukan Pengujian dan review draft SOP Pembukuan pada Balai
Harta Peninggalan Surabaya;
9. Melakukan Pengujian dan review draft SOP Pembukuan pada Balai
Harta Peninggalan Surabaya.

Proses habituasi dengan menanamkan nilai ANEKA memberikan stimulus


tersendiri dalam pelaksanaan kegiatan. Setiap tahapan kegiatan memiliki
standar pencapaian sehingga menghasilkan kualitas mutu pada output setiap

54
kegiatan. Hal ini juga memberikan manfaat bagi pegawai pada Balai Harta
Peninggalan Surabaya yang baik langsung maupun tidak langsung terlibat
dalam pelaksanaan habituasi, yakni dapat meningkatkan penerapan nilai
ANEKA pada pelaksaan setiap tugas yang menjadi tanggungjawab masing-
masing pegawai.
Perbedaan sebelum dan sesudah pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
ini ialah adanya output berupa Standar Operasional Prosedur Pembukuan,
yang terdiri dari:
1. SOP Pembukuan Harta Pailit;
2. SOP Pembukuan Uang Pihak Ketiga;
3. SOP Pembukuan Penerimaan Negara Bukan Pajak;
4. SOP Pemindahbukuan Harta Pailit dan Uang Pihak Ketiga.
SOP Pembukuan merupakan unsur penting bagi pelaksaan tugas di bagian
pembukuan, urusan keuangan. Dengan adanya SOP Pembukuan maka dapat
mengurangi kesalahan, meningkatkan efisiensi dan efektifitas, standarisasi
cara, pegawai lebih mandiri dan akuntabel, menciptakan ukuran kinerja,
menjamin konsistensi pelaksanaan dan sebagai instrument pelindung dalam
setiap kegiatan.

5.2. Saran

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi pada unit kerja


menggunakan nilai-nilai dasar ANEKA memiliki dampak positif, untuk itu,
saran/rekomendasai yang diberikan penulis, yaitu:

1. Untuk Peserta Pelatihan Dasar

Untuk menghabituasikan nilai ANEKA menjadi tantangan tersendiri


babgi CASN untuk dapat melahirkan ASN yang berkarakter dan
memiliki kinerja excellent dalam melakukan tugas dan fungsinya.
Penerapan nilai-nilai ANEKA haruslah menjadi bagian dari gaya hidup
ASN di dalam melaksanakan kegiatan khususnya dalam
melaksanakan setiap tanggungjawabnya.

55
2. Untuk Pegawai Kementerian Hukum dan HAM, khususnya Balai Harta
Peninggalan Surabaya
Hendaknya nilai dasar ANEKA dapat dilakukan oleh setiap ASN dalam
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya masing-masing.

3. Untuk Pimpinan di Unit Pelaksana Tugas

Pimpinan di Unit Pelaksana Tugas khususnya pada Balai Harta


Peninggalan Surabaya secara konsisten memberikan masukan dan
evaluasi bagi para staff untuk konsisten dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya. Hendaknya nilai dasar ANEKA diterapkan tidak hanya
oleh seluruh ASN yang ada di unit kerja, tetapi juga sebagai landasan
berorganisasi dan tata kelola unit kerja sebagaimana menunjang Visi,
Misi dan Tujuan Balai Harta Peninggalan Surabaya.

56
DAFTAR PUSTAKA

Balai Harta Peninggalan Surabaya. 2016. Buku Panduan Praktis Balai Harta
Peninggalan Surabaya. Surabaya.
Inspektorat Jenderal dan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. 2018.
Berita acara verifikasi nilai harta boedel pailit pada BHP Surabaya oleh
Inspektorat Jenderal dan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
Kepala Lembaga Adiminstrasi. 2017. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman penyelenggaraan
Pelatihan dasar Calon Pegawai negeri Sipil Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu.Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Presiden Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5
tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Menteri Hukum dan
hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01.PR.07.01-80 Tahun 1980
tanggal 19 Juni 1980 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Harta
Peninggalan.

57

Anda mungkin juga menyukai