OLEH:
Disusun Oleh:
Nama : YULITA DWI PRATIWI, S.H.
NIP : 19950705 201712 2 001
Jabatan : Analis Hukum
Institusi : Balai Harta Peninggalan Surabaya
Telah disempurnakan berdasarkan masukan dari Coach, Mentor dan Penguji pada
Seminar Evaluasi Aktualisasi, hari Selasa tanggal 04 September 2018
Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Disusun Oleh:
Nama : YULITA DWI PRATIWI, S.H.
NIP : 19950705 201712 2 001
Jabatan : Analis Hukum
Institusi : Balai Harta Peninggalan Surabaya
Disahkan oleh:
Pembimbing, Mentor,
iii
BERITA ACARA SEMINAR LAPORAN AKTUALISASI
Dr. Muhammad Halim Natsir, S.Pt, M.P Yulita Dwi Pratiwi, S.H.
NIP.19711224 199802 1 001 NIP 19950705 201712 2 001
Pembimbing, Mentor
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena atas berkat dan anugerahNya
sehingga saya dapat mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
Golongan III dan menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini dengan baik. Laporan
Aktualisasi ini secara khusus menguraikan rencana kegiatan di Balai Harta
Peninggalan Surabaya dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta peran
dan kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu manajemen ASN, Whole of
Government (WOG), dan pelayanan publik.
Dalam penyusunan rancangan aktualisasi tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Yasona Hamonangan Laoly, S.H., MSc., PhD. Selaku Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil;
2. Dr. Susy Susilawati, S.H., M.H. selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Timur yang telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk mengikuti pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
golongan III angkatan II;
3. Dr. A. Mudjib Afan, M.Kes selaku Kepala Badan Diklat dan Pelatihan Provinsi
Jawa Timur;
4. Sri Pertiwi Iriani, S.H., selaku Ketua Balai Harta Peninggalan Surabaya yang telah
menugaskan untuk mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
golongan III;
5. Dra. Ec. Nurhasanah, S.H., M.H. selaku Sekretaris Balai Harta Peninggalan
Surabaya yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti
Pelatihan Dasar CPNS golongan III angkatan II;
6. R. Supardi, S.H, selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Harta Peninggalan
Surabaya sekaligus mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan
dan bimbingannya;
7. Yunita Dwi Puspitasari, S.H. selaku Kepala Urusan Keuangan Balai Harta
Peninggalan Surabaya atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan
vi
bimbingannya;
8. Dr. Ir. Bambang Basuki Hanugrah, M.M selaku Ketua Koordinator Coach yang
telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran, petunjuk, dan memberi
gagasan-gagasan kepada penulis;
9. Drs. Akhmad Farid Gaftan, M.Si selaku Widyaiswara Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Jawa Timur sekaligus Coach atas semua arahan, motivasi,
dukungan, masukan dan bimbingannya;
10. Aris Sumingan, S.E. selaku Wali Kelas yang selalu memberikan arahan yang
membuat pelaksanaan latihan dasar berjalan dengan baik dan lancar;
11. Bapak Nengah dan Bu Diana selaku pendamping yang telah mencurahkan
waktu, tenaga, serta pikirannya dalam mendidik CPNS Angkatan II dan III
menjadi pribadi yang lebih baik
12. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang memberikan ilmu tentang
implementasi dan internalisasi nilai-nilai ANEKA, peran dan kedudukan ASN.
13. Rekan-rekan angkatan II dan III yang sangat luar biasa memberikan masukan
dan inspirasi pada penulis selama menjalani seluruh kegiatan pelatihan
dasar CPNS Golongan III.
vii
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI............................... iii
BERITA ACARA SEMINAR LAPORAN AKTUALISASI............................ iv
LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI......................... v
KATA PENGANTAR................................................................................... Vi
DAFTAR ISI................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL......................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Tujuan Aktualisasi....................................................................... 7
1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi.......................................................... 9
BAB II GAMBARAN LEMBAGA/INSTITUSI......................................... 10
2.1 Deskripsi Organisasi................................................................... 10
2.2 Tugas dan Fungsi Balai Harta Peninggalan Surabaya............... 11
2.3 Struktur/Susunan Organisasi Balai Harta Peninggalan
Surabaya.................................................................................... 15
2.4 Uraian Tugas Jabatan (Peserta)................................................. 16
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI.................................................... 17
3.1 Idendifikasi, Penetapan Isu dan Gagasan Pemecahan Isu......... 17
3.2 Diagram Alur dan Jadwal Kegiatan Pemecahan Isu................... 22
3.3 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi........................................ 24
BAB IV HASIL KEGIATAN AKTUALISASI............................................. 32
BAB V PENUTUP................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR BAGAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan fungsi (tupoksi) di unit kerja. Aktualisasi tersebut disesuaikan dengan nilai dasar
ANEKA, tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi unit kerja, kegiatan yang sehari-
hari dilakukan di unit kerja, modifikasi agar terjadi peningkatan kualitas pelayanan,
dan dapat juga berupa inovasi yang sebelumnya belum pernah dilakukan.
Internalisasi sangatlah penting bagi setiap ASN salah satunya pada Balai Harta
Peninggalan Surabaya yang merupakan satu-satunya Unit Pelaksana Teknis pada
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia untuk dapat mengabdi sebagai ASN.
Balai Harta Peninggalan di Indonesia telah ada sejak ±389 tahun lalu. Sejarah
dan pembentukan Balai Harta Peninggalan dimulai dengan masuknya bangsa
Belanda ke Indonesia, yang pada mulanya mereka datang sebagai pedagang.
Dalam dunia peragangan di Indonesia mereka bersaing dengan pedagang-pedagang
asing lainnya, seperti Cina, Inggris, Portugis yang memiliki armada-armada besar.
Untuk menghadapi persaingan tersebut orang-orang Belanda pada tahun 1602
mendirikan perkumpulan dagang yang diberi nama Vereenigde Oost Indische
Companie (VOC). Selain bertujuan untuk berdagang di Indonesia, VOC juga memiliki
maksud untuk melakukan penjajahan di Indonesia.1
Kekuasaan VOC lambat laun semakin meluas, hingga timbul kebutuhan bagi
para anggotanya khususnya dalam hal mengurus harta kekayaan yang ditinggalkan
oleh mereka dan bagi kepentingan para ahli waris yang berada di Nederland, anak-
anak yatim piatu dan sebagainya. Untuk memebuhi kebutuhan itulah akhirnya oleh
Pemerintah Belanda dibentuk sebuah lembaga yang diberi nama Wees-en
Boedelkamer atau Weskamer (Balai Harta Peninggalan), pertama kali didirikan di
Jakarta yakni tanggal 1 Oktober 1624. Sedangkan pendirian Balai Harta Peninggalan
(BHP) di daerah lain sejalan pula dengan kemajuan-kemajuan teritorial yang dikuasai
VOC, untuk memenuhi kebutuhan orang-orang VOC.
Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor
M.01.PR.07.01-80 Tahun 1980 tanggal 19 Juni 1980 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Harta Peninggalan menentukan bahwa Balai Harta Peninggalan adalah
unit pelaksana penyelenggara hukum di bidang harta peninggalan dan perwalian
dalam lingkungan Departemen Kehakiman, yang berada di bawah dan
1 Lihat Buku Panduan Praktis Balai Harta Peninggalan Surabaya (Fungsi dan Tugas Pokoknya).
2
bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Hukum dan Peraturan
Perundang-Undangan melalui Direktur Perdata.2
Pada saat ini, Balai Harta Peninggalan mempunyai tugas “Mewakili dan
mengurus kepentingan orang-orang (badan hukum) yang karena hukum atau
putusan hakim tidak dapat menjalankan sendiri kepentingannya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Balai Harta Peninggalan di Indonesia
berdasarkan Pasal 40 Instruksi Balai-Balai Harta Peninggalan di Indonesia Stbl.
1872 No. 166 terdapat 5 BHP, yakni Balai Harta Peninggalan Surabaya, Balai Harta
Peninggalan Jakarta, Balai Harta Peninggalan Semarang, Balai Harta Peninggalan
Medan, dan Balai Harta Peninggalan Makasar.
Balai Harta Peninggalan Surabaya (selanjutnya disebut BHP Surabaya)
memiliki wilayah kerja meliputi 5 (lima) provinsi antara lain: Jawa Timur, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara. Dalam
menunjang pelaksanaan tugasnya, BHP Surabaya ditunjang oleh sub bagian kerja
salah satunya bagian keuangan. Di dalam bagian keuangan terdapat sub bagian lagi
yakni pembukuan, yang mempunyai tugas untuk membuat laporan pembukuan dan
pengadministrasian Harta Pailit, Uang Pihak Ketiga dan Upah Balai. Dalam
melaksanakan tugasnya bagian pembukuan tidak jarang mendapatkan hambatan
dalam melaksanakan tugas. Oleh karenanya salah satu hal penting yang perlu
diperhatikan oleh Balai Harta Peninggalan adalah mutu layanan pegawai ASN dalam
mencapai visi dan misinya.
Berbagai cara dilakukan untuk memperbaiki mutu pelayanan pegawai ASN
meliputi memahami fungsi, tugas pokok, dan peran masing-masing; kompeten pada
bidang pekerjaannya; memiliki target mutu layanan; memahami karakter masyarakat
yang membutuhkan layanan; menguasai teknik melayani prima dengan memberikan
layanan prima dan bersedia menerima kritik untuk perbaikan ke depan. Usaha
perbaikan tersebut diawali dengan melakukan perubahan terhadap pelatihan dasar
bagi calon ASN. Diklat pola baru ini telah memadukan tahap internalisasi dan
aktualisasi dengan melakukan habituasi untuk menjawab isu yang diangkat pada
2 Lihat Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01.PR.07.01-80 Tahun 1980 tanggal 19 Juni
1980 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Harta Peninggalan.
3
institusi. Dalam hal ini BHP Surabaya yang secara spesifik akan diidentifikasi isunya
dan dicoba dicari solusi penyelesaiannya.
Adapun beberapa isu yang teridentifikasi di BHP Surabaya adalah; Pertama,
Laporan arus kas yang kurang informatif sehingga sulit dipahami. Kedua,
Penyimpanan berkas yang tidak efektif. Ketiga, belum optimalnya laporan
pembukuan dan pengadministrasian harta pailit dan uang pihak ketiga Keempat,
belum adanya Standar Operasional Prosedur Pembukuan Harta Pailit dan Uang
Pihak Ketiga.
Identifikasi isu pertama perihal laporan arus kas yang kurang informatif
sehingga sulit dipahami oleh pihak yang meminta informasi terkait transaksi
keuangan boedel pailit maupun uang pihak ketiga. Hal tersebut merupakan ciri yang
bertolak belakang dari laporan keuangan yang berkualitas. Pada dasarnya laporan
keuangan yang berkualitas dilihat dai empat aspek, yakni dapat diphami, relevan,
keandalan dan dapat diperbandingkan. Dapat dipahami yang dimaksud disini adalah
kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Dalam hal ini laporan
pembukuan arus kas harta pailit yang terdapat di BHP Surabaya yang sulit untuk
dipahami. Hal ini juga pernah disampaikan dalam berita acara verifikasi Inspektorat
Jenderal dan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.3 Dampak dari laporan
pembukuan yang kurang informatif inilah yang membuat banyak kesalahpahaman
sehingga nampak ada perbedaan data antara pembukuan boedel kepailitan dan
laporan arus kas, yang notabene seharunya berimbang atau dapat diperbandingkan.
Isu Kedua yang teridentifikasi adalah Penyimpanan arsip pembukuan yang
tidak efektif. Perhatian secara proporsional terhadap penyimpanan maupun
pengelolaan arsip belum dilakukan secara maksimal. Pasalnya penyimpanan arsip
pembukuan masih menjadi satu tempat dan belum dipisahkan antara arsip aktif dan
arsip inaktif. Arsip-arsip bercampur menjadi satu dan disimpan dalam beberapa
lemari besat yang tidak memenuhi persyaratan sebagai ruang pernyimpanan arsip
khususnya pembukuan. Berkenaan tugas dan fungsi BHP Surabaya sebagai
pengampu yang tidak cakap bertindak, pengelolah uang pihak ketiga karena tidak
3Lihat berita acara verifikasi nilai harta boedel pailit pada BHP Surabaya oleh Inspektorat
Jenderal dan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
4
diketahui pemiliknya dan bidang hak waris serta kepailitan, arsip yang bersifat inaktif
tidak jarang dibutuhkan kembali untuk proses pembuktian. Dengan kondisi
penyimpanan yang belum efektif menyebabkan arsip sulit ditemukan, banyak bukti
transaksi yang lapuk bahkan hilang.
Isu Ketiga yang teridentikasi adalah belum optimalnya laporan pembukuan dan
pengadministrasian harta pailit dan uang pihak ketiga. Pembukuan dan
pengadministrasian harta pailit dan uang pihak ketiga merupakan serangkaian
kegiatan pengelolaan keuangan yang dilakukan BHP Surabaya sebagai bentuk
pertanggungjawaban keuangan orang-orang yang karena hukum att Jendeau
keputusan hakim tidak dapat menjalankan sendiri kepentingannya. Namun, karena
belum optimalnya pembukuan dan pengadministrasian sehingga ada arsip yang
tidak dapat ditemukan.
Permasalahan lain dari isu belum optimalnya laporan pembukuan dan
pengadministrasian berkaitan dengan belum dilakukannya komputerisasi beberapa
laporan arus kas Harta Pailit sehingga data yang ada rentan hilang, terhapus, dan
penghitungan yang secara manual rentan mengalami selisih penjumlahan, belum
adanya laporan arus kas transaksi Uang Pihak Ketiga, sehingga rincian penggunaan
uang pihak ketiga tidak dapat disampaikan pada pihak yang melakukan klaim dan
rentan memunculkan koflik dan kesalahpahaman, pengadministrasian juga tidak
dilakukan pemisahan aporan “Terus-Menerus” Harta Pailit dan Uang Pihak Ketiga
yang telah memasuki 1/3 abad, sehingga data masih tercampur menjadi satu
sehingga laporan yang disajikan seringkali menumpuk antara data boedel pailit yang
melebihi waktu pengurusan 30 tahun dengan boedel pailit yang baru masuk. Hal ini
menjadi permasalahan karena dapat mengurangi akuntabilitas dan komitmen mutu
dari BHP Surabaya. Dengan adanya pembukuan dan pengadministrasian harta pailit
dan uang pihak ketiga yang baik, maka akan tercipta suasana kerja yang lebih
nyaman serta produktif. Hal ini juga akan mendorong terciptanya keuangan yang
lebih tertata dan lebih bai bagi BHP Surabaya dalam menjalankan Tugas dan
Fungsinya.
Isu Keempat yang teridentifikasi adalah belum adanya Standar Operasional
Prosedur Pembukuan Harta Pailit, Uang Pihak Ketiga dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak di Balai Harta Peninggalan Surabaya. Isu ini merupakan isu yang
5
sebenarnya menjadi muara dari isu pertama dan kedua. Hal ini berkaitan belum
adanya Standar Operasional Prosedur pembukuan yang membuat kinerja dari
pegawai yang ada di bagian pembukuan kurang efektif dan efisien.
Salah satu unsur perbaikan kinerja institusi/organisasi pemerintah adalah
memperbaiki proses/prosedur kinerja. Berkenaan dengan seluruh aktivitas organisasi
merupakan suatu system, saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar unit dari
organisasi tersebut. Proses/Prosedur kerja suatu organisasi tersebut akan
melibatkan banyak pegawai yang dibutuhkan untuk mengubah input material atau
informasi menjadi produk atau output. Menyadari betapa pentingnya unsur atau
prosedur kerja dalam menghasilkan suatu output yang tentunya akan mempengaruhi
pencapaian misi dan visi dari suatu oganisasi pemerintah, maka sangat mendesak
untuk menyusun Standar Operasional Prosedur (selanjutnya disebut SOP) pada
masing-masing organisasi pemerintah.
SOP secara umum diartikan sebagai instruksi tertulis sederhana, untuk
menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang paling efektif dalam rangka memenuhi
persyaratan operasional. Serangkaian instruksi tertulis yang didokumentasikan dari
aktivitas rutin dan berulang yang dilakukan oleh suatu organisasi. Instruksi ini berisi
ketentuan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh
siapa.
SOP sebagai instruksi tertulis yang menjadi pedoman untuk menyelesaikan
pekerjaan bukan tanpa dasar diperlukannya. Dasar hukum mengenai SOP diatur
dalam beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia, antara lain:
a. Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;
b. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/35/M.PAN/2012
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan;
c. Peraturan Presiden RI Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design RB;
d. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RB No 20 Tahun 2010
Tentang Road Map RB;
e. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 12 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Penataan Tatalaksana (Business Process).
6
Urgensi perlunya SOP sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan
tercantum baik secara eksplisit maupun implisit dalam peraturan perundang-
undangan tersebut. Pada hakekatnya SOP untuk menghindari miskomunikasi,
konflik, dan permasalahan pada pelaksanaan tugas/pekerjaan. Namun sampai saat
ini, dalam membuat laporan pembukuan dan pengadministrasian harta pailit dan
Uang Pihak Ketiga tidak berpedoman pada SOP. Hal ini berkaitan belum adanya
SOP terkait pembukuan, sehingga hingga saat ini proses yang ada dikerjakan
berdasarkan kebiasaan yang ada sebelumnya sering kali menyebabkan
miskomunikasi dan permasalahan pada pelaksanaan tugas/pekerjaan.
Berdasarkan identifikasi isu yang telah ditemukan maka langkah selanjutnya
adalah dilakukan analisis dengan mengunakan pendekatan APKL (Aktual,
problematik, kekhalayakan, dan Layak/kelayakan) dan diidentifikasi kembali dengan
USG (Urgensi, Seriousness dan Growth) yang disajikan dalam Bab III dalam
rancangan aktualisasi ini. Hasil identifikasi dan penyaringan isu menggunakan dua
kosep tersebut, isu yang terpilih adalah belum adanya Standar Operasional
Prosedur Pembukuan Harta Pailit, Uang Pihak Ketiga dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak di Balai Harta Peninggalan Surabaya.
7
Tabel 1.1
Nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara
Anti Korupsi Jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, mandiri,
adil, berani, peduli.
Manejemen ASN Profesional, tidak berpihak, etika luhur, tanggap, cepat, berdaya
guna dan berorientasi nilai.
8
1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi
2. Kegiatan aktualisasi dilakukan selama masa out class yakni 80 hari, dengan
timeline yang tercantum dalam Bab III rancangan aktualisasi ini;
Ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan terbatas pada kegiatan yang telah
dirancang dalam gagasan pemecahan isu yakni (1) Melakukan persiapan
penyusunan SOP Pembukuan pada Balai Harta Peninggalan Surabaya; (2) Membuat
Lembar Kerja Identifikasi Kegiatan Penyusunan Pembukuan; (3) Membuat Penilaian
Kebutuhan Laporan Pembukuan pada Balai Harta Peninggalan Surabaya; (4)
Mencatat rancangan SOP Pembukuan yang akan dibuat; (5) Pembuatan Flowchart
SOP Pembukuan; (6) Menyusun rancangan Dokumen SOP Pembukuan; (7)
Melakukan Pengujian dan review draft SOP Pembukuan pada Balai Harta
Peninggalan Surabaya; (7) Mengajukan draft SOP Pembukuan kepada atasan
langsung.
9
BAB II
GAMBARAN LEMBAGA/INSTITUSI
10
Seluruh kantor Perwakilan Balai Harta Peninggalan telah dihapus, sedang
semua tugas teknis di Perwakilan dikembalikan/diserahkan kepada Balai Harta
Peninggalan yang membawahinya. Dengan demikian sampai saat ini di Indonesia
hanya ada 5 Balai Harta Peninggalan, yaitu di Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan
dan Ujung Pandang. Khusus wilayah kerja Balai Harta Peninggalan Surabaya
meliputi 4 propinsi yaitu : Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan
Kalimantan Tengah. Di dalam Balai Harta Peninggalan Surabaya dibagi lagi menjadi
3 Seksi Harta Peninggalan yang wilayah kerjanya meliputi :
1. Seksi Harta Peninggalan Wilayah I : Surabaya, Malang, Gresik, Jombang,
Lamongan, Tuban, Kediri, Tulungagung, Pamekasan, Sumenep, Mojokerto,
Kalimantan Selatan.
2. Seksi Harta Peninggalan Wilayah II : Surabaya, Probolinggo, Pasuruan,
Lumajang, Bangkalan, Sampang, Sidoarjo, Trenggalek, Blitar, Bojonegoro,
Kalimantan Timur.
3. Seksi Harta Peninggalan Wilayah III : Surabaya, Madiun, Ponorogo, Magetan,
Pacitan, Nganjuk, Ngawi, Jember, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi,
Kalimantan Tengah.
11
1. Pengampu atas anak yang masih dalam kandungan (Pasal 348 KUH Perdata jo.
Pasal 45 Instruksi untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia);
2. Pengurus atas diri pribadi dan harta kekayaan anak-anak yang masih belum
dewasa, selama bagai mereka belum diangkat seorang wali/sebagai wali
sementara (Pasal 359 KUH Perdata jo. Pasal 55 Instruksi untuk Balai Harta
Peninggalan di Indonesia);
3. Sebagai wali pengawas (Pasal 366 KUH Perdata jo. Pasal 47 Instruksi untuk Balai
Harta Peninggalan di Indonesia);
4. Mewakili kepentingan anak-anak belum dewasa dalam hal adanya pertentangan
dengan kepentingan wali (Pasal 370 KUH Perdata jo. Pasal 25a Reglement voor
Het Collegie van Boedelmessteren);
5. Mengurus harta kekayaan anak-anak belum dewasa dalam hal pengurusan itu
dicabut dari wali mereka (Pasal 338 KUH Perdata);
6. Melakukan pekerjaan Dewan Perwalian/Voogdiraad (Besluit Gouverneur Generaal
van Nederlandsch-Indie tanggal 25 Juli 1927 No 8 Stb 1927 – 382 mulai berlaku
tanggal 5 Agustus 1927);
7. Pengampu Pengawas dalam hal ini adanya orang-orang yang dinyatakan berada
di bawah pengampuan (Pasal 449 KUH Perdata);
8. Mengurus harta kekayaan dan ,kepentingan orang yang dinyatakan tidak hadir
(Pasal 463 KUH Perdata jo. Pasal 61 Instruksi untuk Balai Harta Peninggalan di
Indonesia);
9. Mengurus atas harta peninggalan yang taka da kuasanya (Pasal 1126, 1127,
1128 KUH Perdata);
10. Menyelesaikan boedel kepailitan ( Pasal 70 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang);
11. Mendaftar dan membuka surat-surat wasiat (Pasal 41 dan Pasal 42 OV dan
Pasal 937 dan Pasal 942 KUH Perdata);
12. Membuat surat keterangan warus bagi golongan Timur Asing selain Cina (Pasal
14 ayat 1 Instructie voor de Gouvernements Landmeters in Indonesia en els
zoodaning fungeerende personen (Intruksi bagi para pejabat pendaftaran tanah
di Indonesia dan mereka yang bertindak sedemikian) ;
13. Melakukan pemecahan dan pembagian waris (Pasal 1071 KUH Perdata)
12
14. Melakukan pengelolaan dan pengembangan Uang Pihak Ketiga Balai Harta
Peninggalan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman pada saat itu.
15. Melakukan penerimaan dan pengelolaan hasil transfer dana dari bank (Pasal 37
ayat (3) UU No.3 Tahun 2011 jo. Pasal 17 ayat (4) dan ayat (5), Pasal 18
Peraturan Bank Indonesia No. 14/23/PBI/2012)
16. Melakukan penerimaan dan pengelolaan dana program jaminan social tenaga
kerja (Pasal 22 ayat (3)a dan Pasal 26 ayat (5) PP No. 53 Tahun 2012 jo.
Peraturan Permenkumham No. 13 Tahun 2013.
13
Nomor : M.01.PR.07.01-80 Tahun 1980 tanggal 19 Juni 1980 (tentang
kedudukan, tugas dan fungsi organisasi BHP), mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan penyelesaian masalah perwalian, pengampuan, ketidakhadiran
dan harta peninggalan yang tidak ada kuasanya dan lain-lain masalah yang diatur
dalam perundang-undangan ;
b. Melaksanakan penyelesaian pembukaan dan pendaftaran surat wasiat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
c. Melaksanakan penyelesaian masalah kepailitan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
14
2.3 Struktur/Susunan Organisasi Balai Harta Peninggalan Surabaya
KETUA
15
2.4 Uraian Tugas Jabatan (Peserta)
2.4.1 Tugas sebagai Aparatur Sipil Negara
Pasal 11 Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara menjelaskan bahwa tugas ASN adalah:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
16
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja:
Balai Harta Peninggalan Surabaya
Jabatan:
Analis Hukum/Pengolah Data Laporan
17
Dari beberapa isu diatas, langkah selanjutnya adalah menganalisis isu
tersebut menggunakan metode AKPL untuk mengetahui isu mana dominan.
Tabel 3. 1
Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL
No Isu A K P L Total
1 Laporan arus kas yang kurang informatif 2 4 3 2 11
sehingga sulit dipahami
2 Penyimpanan arsip pembukuan yang kurang 2 2 3 3 10
efektif
3 Belum optimalnya laporan pembukuan dan 4 3 3 3 13
pengadministrasian harta pailit dan uang
pihak ketiga;
4 Belum adanya Standar Operasional Prosedur 5 4 4 5 18
Pembukuan Harta Pailit, Uang Pihak Ketiga
dan Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Kriteria penetapan :
Aktual :
1: pernah benar-benar terjadi
2: benar-benar sering terjadi
3: benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4: benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5: benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Khalayak
1: tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2: sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3: cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4: menyangkut hajat hidup orang banyak
5: sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik
1: masalah sederhana
2: masalah kurang kompleks
3: masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
18
4: masalah kompleks
5: masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kelayakan
1: masuk akal.
2: realistis.
3: cukup masuk akal dan realistis.
4: masuk akal dan realistis.
5: masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
Dari lima isu di atas, dikerucutkan menjadi tiga isu. Dengan menggunakan
metode Urgency (U), Seriousness (S) dan Growth (G).
Tabel 3.2
Seleksi Isu Menggunakan Metode USG
No Isu U S G Total
1 Laporan arus kas yang kurang informatif sehingga 4 2 3 9
sulit dipahami
2 Belum optimalnya laporan pembukuan dan 4 3 3 10
pengadministrasian harta pailit dan uang pihak
ketiga;
3 Belum adanya Standar Operasional Prosedur 5 4 5 14
Pembukuan Harta Pailit dan Uang Pihak Ketiga.
Kriteria penetapan :
Urgency :
1 : tidak penting
2 : kurang penting
3 : cukup penting
4. : penting
5. : sangat penting
Seriousness :
1 : akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : akibat yang ditimbulkan kurang serius
19
3 : akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. : akibat yang ditimbulkan serius
5. : akibat yang ditimbulkan sangat serius
Growth :
1 : tidak berkembang
2 : kurang berkembang
3 : cukup berkembang
4. : berkembang
5 : sangat berkembang
21
3.2 Diagram Alur dan Jadwal Kegiatan Pemecahan Isu
Bagan 3.1
Alur Kegiatan Pemecahan Isu
PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBUKUAN
HARTA PAILIT, UANG PIHAK KETIGA DAN PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK PADA BALAI HARTA PENINGGALAN SURABAYA
Tabel 3.3
Jadwal Kegiatan Aktualisasi
23
3.3 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
Gagasan Pemecahan : Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Laporan Pembukuan Harta Orang Pailit dan Uang Pihak Ketiga
Isu pada Balai Harta Peninggalan Surabaya.
24
Tabel 3.4
Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan konsultasi 1. Menghubungi Kaur Keungan 1. Paparan hasil Etika publik (hormat, jelas, Dengan adanya Dengan konsultasi dan
dan diskusi dengan (mentor), Bendahara Pailit dan diskusi (notulensi); sopan, santun dan koordinasi untuk diskusi dengan mentor,
Kaur Keuangan Bendahara Uang Pihak Ketiga 2. Daftar Hadir; komunikatif) penyusunan Standar Bendahara Pailit dan
(mentor), Bendahara (UPK) untuk menentukan 3. Foto/Video Bendahara Uang Pihak
Operasional Prosedur,
Pailit dan Bendahara waktu dan tempat konsultasi; kegiatan. Akuntabilitas (tanggung Ketiga mengenai
Uang Pihak Ketiga 2. Menjelaskan maksud dan jawab, profesionalisme) maka hal ini mendukung penyusunan Standar
mengenai penyusunan tujuan disusunnya SOP Misi organisasi dalam Operasional Prosedur
Standar Operasional Pembukuan pada Balai Harta Nasionalisme (menghargai Mewakili dan mengurus pembukuan. saya bisa
Prosedur pembukuan. Peninggalan Surabaya; pendapat, kekeluargaan). kepentingan orang- menguatkan serta
3. Meminta saran, masukan, dan orang yang karena mengaktualisasikan nilai
persetujuan Kaur Keungan Whole of Government hukum atau keputusan PASTI (Profesional,
(mentor), Bendahara Pailit dan (koordinasi) Akuntabel, Sinergi,
hakim tidak dapat
Bendahara UPK mengenai Transparan, dan Inovatif)
konsep SOP Pembukuan ang menjalankan sendiri Kementerian Hukum dan
akan dibuat. kepentingannya, HAM, sebagai berikut:
berdasarkan peraturan
perundang-undangan Profesional
yang berlaku. (Berintegritas)
Sinergi
(bekerjasama, bermitra
dan solutif)
Transparan
25
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI
(Informatif)
Inovatif
(Inisiatif dan
pembaharuan)
2. Melakukan persiapan 1. Melakukan identifikasi 1. Matriks Rencana Akuntabilitas (Kejelasan) Dengan melakukan tahap Kegaiatan ini sesuai
penyusunan SOP kebutuhan jenis SOP yang Tindak persiapan penyusunan dengan nilai organisasi
dibutuhkan untuk Pembukuan; Penyusunan SOP Etika Publik (Cermat) SOP Pembukuan yang
Pembukuan pada Kementerian Hukum dan
Pembukuan; dilakukan secara cermat
Balai Harta Komitmen Mutu HAM yakni:
2. Mengumpulkan laporan untuk mencapai komitmen
Peninggalan Surabaya pembukuan yang digunakan 2. Form Pembukuan (berorientasi mutu) mutu yang baik demi
Akuntabilitas
selama ini; yang digunakan Anti Korupsi (Prosedural, melaksanakan misi BHP
dalam Mewakili dan (berkesinambungan)
selama ini; jujur, sesuai peraturan
3. Menganalisis/menggambarkan mengurus kepentingan
proses pembukuan dan 3. Gambaran proses perundang-undangan) orang-orang yang Transparan (Informatif
pengadministrasian selama ini; pembukuan dan karena hukum atau dan Aksesibilitas)
pengadministrasia keputusan hakim tidak
4. Menelaah peraturan n selama ini; dapat menjalankan
perundang-undangan dan sendiri kepentingannya,
kebijakan yang berkaitan 4. Foto/Video berdasarkan peraturan
dengan Pembukuan dan Kegiatan. perundang-undangan
Pengadministran harta pailit yang berlaku.
dan uang pihak ketiga.
3. Membuat Lembar 1. Berkordinasi dengan partner 1. Lembar Kerja Akuntabilitas (Kejelasan Dengan membuat alat Kegiatan ini sesuai
Kerja Identifikasi kerja di bidang pembukuan; Identifikasi Target) bantu berupa Lembar dengan nilai organisasi
Kegiatan Kegiatan; Kerja Identifikasi, maka Kementerian Hukum dan
2. Membuat form Lembar Kerja Nasionalisme (Musyawarah
hal ini mendukung HAM yakni:
Identifikasi Kegiatan (LKIK); 2. Notulensi diskusi; mufakat, menghargai
pendapat, Kerja Keras) terlaksananya Misi
3. Menganalisis LKIK ; 3. Foto Kegiatan. organisasi dalam Profesional
26
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI
Pelayanan Publik
(Memakai cara yang terbaik,
tidak mengada-ngada,
transparan)
4 Membuat Penilaian 1. Mendiskusikan kebutuhan data 1. Notulen Diskusi; Akuntabilitas Dengan membuat Kegaiatan ini sesuai
Kebutuhan Laporan dengan atasan dan rekan kerja; (Taggungjawab, Transparan) penilaian kebutuhan dengan nilai organisasi
2. Catatan Perbaikan;
Pembukuan pada laporan pembukuan Kementerian Hukum dan
2. Membuat dan mengisi form Nasionalisme (Musyawarah
Balai Harta penilaian kebutuhan; 3. Form Penilaian kebutuhan yang disusun HAM yakni:
mufakat, menghargai
Peninggalan kebutuhan ; pendapat, Kerja Keras) secara cermat membantu
Surabaya; 3. Melakukan penyerapan aspirasi terwujudkan Misi Akuntabilitas
melalui telaah rekan sejawat; 4. Foto Kegiatan. Etika Publik (Integritas (berkesinambungan)
organisasi dalam
tinggi, cermat) Mewakili dan mengurus
4. Melakukan konfimasi penilaian Transparan (Informatif
kebutuhan laporan pembukuan kepentingan orang-
Komitmen Mutu dan Aksesibilitas)
untuk disusunnya SOP (berorientasi mutu) orang yang karena
hukum atau keputusan
27
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI
5 Membuat rancangan 1. Mencatat kegiatan sehari-hari 1. Resume proses Komitmen Mutu (Inovasi, Dengan menyusun Kegiatan ini sesuai
SOP Pembukuan yang pada bagian pembukuan di kegiatan Efektivitas dan Efisiensi) rancangan SOP dengan nilai organisasi
akan dibuat BHP Surabaya; pembukuan yang Pembukuan akan Kementerian Hukum dan
Pelayanan Publik
biasa dilakukan; menunjang laporan HAM yakni:
2. Membuat desain template (Memakai cara terbaik,
antisipatif dan proaktif) pembukuan yang memiliki
SOP Pembukuan; 2. Templete SOP; standar dan kualitas mutu Profesional
Akuntabilitas sehingga memudahkan (berkompeten dan
3. Menganalisis LKIK dan 3. Notulensi diskusi; (Tanggungjawab) berintegritas)
pelaporan
penilaian kebutuhan SOP
4. Foto kegiatan. Anti Korupsi (Prosedural, pertanggunggjaawanBHP
Pembukuan Akuntabel
jujur) Surabaya dalam hal
(Bertanggungjawab)
4. Mendiskusikan hasil Mewakili dan mengurus
Whole of Government kepentingan orang-
penyusunan dengan atasan Transparan (Informatif)
(Komunikasi) orang yang karena
dan rekan kerja.
hukum atau keputusan Inovatif (Inisiatif dan
hakim tidak dapat pembaharuan
menjalankan sendiri
kepentingannya,
28
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI
berdasarkan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.
6 Membuat Flowchart 1. Mendiskusikan kebutuhan 1. Notulensi diskusi; Komitmen Mutu (Inovasi, Dengan Pembuatan Kegiatan ini sesuai
SOP Pembukuan dengan atasan dan rekan Efektivitas dan Efisiensi) Flowchart maka dengan nilai organisasi
2. Desain Flowchart;
kerja; membantu SOP dapat Kementerian Hukum dan
Pelayanan Publik
3. Foto kegiatan. dipahami oleh semua HAM yakni:
2. Membuat desain Flowchart; (Memakai cara terbaik,
antisipatif dan proaktif) pihak, yang menunjang
Misi organisasi dalam Akuntabilitas
3. Melakukan konfirmasi desain Akuntabilitas (berkesinambungan)
Mewakili dan mengurus
Flowchart SOP Pembukuan (Tanggungjawab) kepentingan orang-
dengan atasan. Transparan (Informatif
orang yang karena
dan Aksesibilitas)
hukum atau keputusan
hakim tidak dapat Inovatif (Inisiatif dan
menjalankan sendiri pembaharuan)
kepentingannya,
berdasarkan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.
7 Menyusun rancangan 1. Menyusun unsur Dokumentasi 1. unsur Dokumentasi Komitmen Mutu (Inovasi, Dengan adanya Kegaiatan ini sesuai
Dokumen SOP (Halaman judul, keputusan SOP (Halaman Efektivitas dan Efisiensi) rancangan dokumen SOP dengan nilai organisasi
Pembukuan atasan langsung, daftar isi judul, keputusan Pembukuan, maka hal ini Kementerian Hukum dan
atasan langsung, Pelayanan Publik
dokumen SOP dan mendukung Misi HAM yakni:
daftar isi dokumen (Memakai cara terbaik,
29
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI
Penjelasan singkat SOP dan antisipatif dan proaktif) organisasi dalam Profesional
penggunaan) SOP Penjelasan singkat Mewakili dan mengurus (berkompeten dan
penggunaan); Akuntabilitas
Pembukuan kepentingan orang- berintegritas)
(Tanggungjawab)
orang yang karena
2. Menyusun unsur Prosedur 2. Unsur Prosedur hukum atau keputusan Akuntabel
SOP (Bagian
(Bagian Identitas dan Bagian hakim tidak dapat (Bertanggungjawab)
Identitas dan Bagian
Flowchart) SOP Pembukuan menjalankan sendiri
Flowchart); Transparan (Informatif)
kepentingannya,
3. Mencetak dan menjilid Draft 3. Foto kegiatan.
berdasarkan peraturan
Dokumen SOP Pembukuan;
perundang-undangan
yang berlaku.
8 Melakukan Pengujian 1. Menyampaikan rancangan 1. PPT pemaparan; Akuntabilitas (Tanggung Dengan adanya Pada pelaksanaan ini
dan review draft SOP dokumen SOP Pembukuan jawab, Kejelasan target) dilakukannya pengujian sesuai dengan nilai
Pembukuan pada pada atasan; 2. Dokumen SOP Etika Publik (Integritas, dan review SOP organisasi Kementerian
Balai Harta 2. Memaparkan SOP Pembukuan; Cermat, Sopan, Hormat) Pembukuan, maka Hukum dan HAM yakni:
Peninggalan Surabaya Pembukuan yang ada; Komitmen Mutu (Inovasi, komiten mutu dapat Akuntabilitas
3. Notulensi review; Efektivitas, Efisiensi, dan
4. Simulasi penerapan SOP tercapai hal ini (berkesinambungan)
Berorientasi Mutu) Transparan (Informatif
Pembukuan 4. Foto Kegiatan. mendukung Misi
Pelayanan Publik
5. Uji coba penerapan SOP organisasi dalam dan Aksesibilitas)
(Transparan)
Pembukuan; Mewakili dan mengurus Inovatif (Inisiatif dan
6. Melakukan revisi SOP kepentingan orang- pembaharuan)
Whole of Government
pembukuan berdasarkan (Kolaborasi, Koordinasi, orang yang karena
saran/masukan dari Kaur Komunikasi dan hukum atau keputusan
Keuangan, Bendahara Pailit, Sinkronisasi) hakim tidak dapat
dan Bendahara Uang Pihak menjalankan sendiri
Ketiga. kepentingannya,
berdasarkan peraturan
30
KETERKAITAN KONTRIBUSI
PENGUATAN NILAI
No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI
ORGANISASI
PELATIHAN MISI ORGANISASI
perundang-undangan
yang berlaku.
9 Mengajukan SOP 1. Membuat lembar persetujuan 1. Lembar Komitmen Mutu (Inovasi, Menunjang kinerja Kegaiatan ini sesuai
Pembukuan kepada SOP Pembukuan; persetujuan SOP; Efektivitas dan Efisiensi) pegawai Balai Harta dengan nilai organisasi
atasan langsung Peninggalan Surabaya Kementerian Hukum dan
2. Menghadap Kepala Urusan 2. SOP Pembukuan; Akuntabilitas
Kepala Urusan untuk melaksanakan VISI HAM yakni:
Keuangan untuk (Tanggungjawab)
Keuangan Balai Harta 3. Foto kegiatan BHP yakni Memberikan
Peninggalan mengesahkan SOP perlindungan/ Inovatif (Inisiatif dan
Surabaya. Pembukuan; terayominya Hak Asasi pembaharuan)
Manusia, khususnya
3. Membuat Berita acara
yang oleh hukum dan
persetujuan SOP;
penetapan pengadilan
dianggap tidak cakap
bertindak di bidang hak
milik dan MISI BHP
Mewakili dan mengurus
kepentingan orang-
orang yang karena
hukum atau keputusan
hakim tidak dapat
menjalankan sendiri
kepentingannya,
berdasarkan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.
31
BAB IV
HASIL KEGIATAN AKTUALISASI
Tabel 4.1
Laporan Kegiatan 1
Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi dan diskusi dengan Kepala Sub Bagian Tata
Usaha (Mentor), Kepala Urusan Keuangan, Pengelola Harta Pailit,
dan Bendahara Penerimaan mengenai Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Pembukuan (SOP Pembukuan).
Tanggal
Pelaksanaa 7 Juni 2018 s.d. 8 Juni 2018
n
Pihak Penulis, Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Mentor), Kepala Urusan
Terkait Keuangan, Pemegang Buku, Pengelola Harta Pailit, dan
Bendahara Penerimaan.
Kegiatan Kamis, 7 Juni 2018 4. Menghubungi Kepala Sub Bagian Tata
Teraktualis Usaha (Mentor), Kepala Urusan
a-sikan Keuangan, Pengelola Harta Pailit, dan
Bendahara Penerimaan mengenai
32
Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Pembukuan (SOP
Pembukuan) untuk menentukan waktu
dan tempat konsultasi;
Kamis, 7 Juni 2018 5. Menjelaskan maksud dan tujuan
s.d. Jum’at 8 Juni disusunnya SOP Pembukuan pada Balai
2018 Harta Peninggalan Surabaya;
33
Kontribusi Penulis melaksanakan kegiatan 1 bertujuan untuk menjaga dan
Terhadap meningkatkan profesionalisme di antara pegawai Balai Harta
Visi, Misi Peninggalan Surabaya. Selain itu dengan adanya Diskusi dan
dan Nilai- Koordinasi yang berkesinambungan akan mendukung adanya
Nilai sinergitas dan Transparansi antar pegawai, dapat
Organisasi menyampaikan gagasan-gagasan yang inovatif untuk kemajuan
instansi dalam hal mewakili dan megurus kepentingan orang-
orang yang karena hukum atau keputusan hakim tidak dapat
menjalankan sendiri kepentinganya berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan
Dampak
Etika Publik Apabila etika publik tidak diterapkan akan
(hormat, jelas, terjadi kesalahpahaman dan dapat
sopan, santun dan menyinggung perasaan atasan.
komunikatif)
Akuntabilitas Konsultasi dan diskusi tidak akan berjalan
(Tanggungjawab dengan baik dan lancar sehingga justru
dan akan menghambat aktualisasi Penulis.
Profesionalisme)
Nasionalisme Akan menumbuhkan ego sentris dan tidak
(Menghargai mampu menerima sesuatu yang berbeda
pendapat dandengan pemikiran justru akan menjadikan
kekurangan) miskin kreatifitas dan mempersempit ide
maupun gagasan.
Whole of Konsultasi dan diskusi tidak akan berjalan
Government dengan baik dan lancar serta tidak dapat
(koordinasi) bertukar pikiran maupun gagasan untuk
memperluas pemikiran.
34
Tabel 4.2
Laporan Kegiatan 2
Tanggal
Pelaksanaa 25 Juni 2018 s.d. 28 Juni 2018
n
Pihak Penulis, Rekan kerja
Terkait
Kegiatan Senin, 25 Juni 2018 5. Melakukan identifikasi kebutuhan jenis
Teraktualis SOP yang dibutuhkan untuk
-asikan Pembukuan;
35
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Tugas
dan Fungsi Balai Harta Peninggalan Surabaya. Keselurahan
output tersebut dalam bentuk dokumen dan gambar ilustrasi yang
penulis uraian dengan rinci dan penuh jelas.
Pada tahapan kegiatan membuat matriks identifkasi peraturan
perundang-undangan, penulis bermaksud agar setiap langkah
atau prosedur dalam SOP Pembukuan nantinya sudah
prosedural dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Dalam penyusunan serangkaian tahapan kegiatan inipun harus
dilakukan secara jujur dan terbuka untuk dapat
dipertanggungjawabkan setiap output yang dihasilkan.
Hambatan Hambatan yang ditemui dalam melaksanakan kegiatan kedua ini
ialah harus memantapkan kosep matriks identifikasi yang harus
dibuat, karena tidak ada konsep bakunya. Selain itu penulis,
harus dapat mengidentifikasi dan menjabarkan maksud dari
setiap form pembukuan yang digunakan selama ini. Banyaknya
koreksi dan evaluasi yang membangunpun dapat membantu
hambatan tersebut dan terselesaiakan.
Kontribusi Setiap tahapan kegiatan pada kegiatan kedua ini merupakan
Terhadap langkah persiapan/awal yang digunakan dalam analisis dan
Visi, Misi pertimbangan dalam penyusunan SOP Pembukuan selanjutnya.
dan Nilai- Tujuannya agar setiap langkah nantinya tidak terputus kerangka
Nilai berfikirnya melainkan saling berkesinambungan antara tahap
Organisasi kegiatan satu dan kegiatan lainnya.
Output dari pada kegiatan ini yang terdiri atas Matriks Rencana
Tindak Penyusunan SOP, Contoh Form Pembukuan, Gambaran
Proses Pembukuan Selama ini serta Matriks Identifikasi
Peraturan Perundang-Undangan bertujuan untuk menyampaikan
proses yang selama ini belum dalam bentuk data, gambar, tulisan
dapat tersampaikan secara informatif dan memiliki sifat
aksesibilitas.
Kegiatan persiapan yang dilakukan dengan cermat dan dapat
dipahami oleh berbagai pihak inilah yang diharapkan menunjang
kinerja pegawai BHP Surabaya dalam mewakili dan megurus
kepentingan orang-orang yang karena hukum atau
keputusan hakim tidak dapat menjalankan sendiri
kepentinganya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan
Dampak Akuntabilitas Apabila dalam menganalisis dan
(Kejelasan) menggambarkan proses pembukuan
36
selama ini dilakukan dengan
menghilangkan nilai akuntabilitas
khususnya kejelasan maka proses yang
digambarkan nantinya tidak bersifat
informatif bagi orang lain.
Etika Publik Melakukan identifikasi kebutuhan jenis
(Cermat) SOP yang dibutuhkan, mengumpulkan
laporan pembukuan yang digunakan
selama ini, dan Menelaah peraturan
perundang-undangan dan kebijakan yang
berkaitan dengan Pembukuan dan
Pengadministran harta pailit dan uang
pihak ketiga jika tidak dilakukan secara
cermat maka akan menyebabkan data
yang dikumpulkan tidak tepat sasaran dan
terpencar. Akibat jangka panjangnya SOP
yang tersusun tidak dilandasi dengan data
yang valid.
Komitmen Mutu Hasil tidak maksimal.
(Berorientasi Mutu)
Anti Korupsi Ada proses yang tidak sesuai dengan
(Prosedural, Jujur, prosedur dan peraturan-perundang
sesuai peraturan undangan yang masuk kegiatan.
perundang- Selain itu dapat menyebabkan rasa
undangan) ketidakpercayaan satu sama lain.
37
Tabel 4.3
Laporan Kegiatan 3
Tanggal
Pelaksanaa 2 Juli 2018 s.d. 6 Juli 2018
n
Pihak Penulis, rekan kerja, Pemegang Buku, Kepala Urusan Keuangan,
Terkait Mentor
Kegiatan Senin, 2 Juli 2018 5. Berkordinasi dengan partner kerja di
Teraktualis bidang pembukuan;
-asikan
38
Namun, terdapat tahapan kegiatan yang harus dihapus dan
ditambahkan agar penyususan LKIK lebih efektif mengingat
keterbatasan waktu pelaksanaan. Tahap kegiatan yang diganti
tersebut ialah menganalisis LKIK diganti dengan tahapan
perbaikan revisi LKIK, yang sebenarnya memiliki tujuan yang
hampir sama tetapi disajikan dalam bentuk yang lebih sederhana.
Kontribusi Dengan membuat LKIK terlebih dahulu merupakan bentuk
Terhadap bekerja secara kompeten dan berintegritas sesuai ketentuan
Visi, Misi dalam Permenpan No. 35 Tahun 2012. Hasil dari LKIK yang telah
dan Nilai- masukan dan telah direvisi oleh berbagai pihak dapat
Nilai dipertanggungjawabkan. LKIK yang disusun dari hasil diskusi
Organisasi tersebut disajikan dalam bentuk tabel yang memuat identitas
kegiatan SOP yang akan dibuat, Langkah awal,inti dan akhir,
sehingga lebih informatif untuk dipahami berbagai pihak.
Penyusunan LKIK menunjang kinerja pegawai BHP Surabaya
dalam mewakili dan megurus kepentingan orang-orang yang
karena hukum atau keputusan hakim tidak dapat
menjalankan sendiri kepentinganya berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan
Dampak Akuntabilitas Tidak mencapai hasil maksimal.
(Kejelasan target)
39
Pelayanan Publik Informasi sulit diterima dan dipahami.
(Memakai cara
yang terbaik, tidak
mengada-ngada,
transparan)
40
Tabel 4.4
Laporan Kegiatan 4
Tanggal
Pelaksanaa 11 Juli 2018 s.d. 12 Juli 2018
n
Pihak Penulis, rekan kerja, dan Kepala Urusan Keuangan.
Terkait
Kegiatan Rabu, 11 Juli 2018 5. Mendiskusikan kebutuhan data dengan
Teraktualis atasan dan rekan kerja;
-asikan
41
dapat diketahui urgensitas disusunnya SOP dilakukan langkah-
langkah sinkronisasi beberapa data dari bagian tehnis.
Hambatan Tidak ada hambatan yang substansial. Kegiatan berlangsung
mengefektifkan waktu pelaksanaan sehingga terdapat 3 tahapan
kegiatan yang dilaksakan pada hari yang sama.
Kontribusi Penilaian kebutuhan murupakan penilaian yang
Terhadap berkesinambungan terkait kebutuhan instansi untuk mencapai
Visi, Misi kinerja yang optimal memberikan pelayan publik kepada
dan Nilai- masyrakat. Hasil yang ada juga bersifat informatif dan memiliki
Nilai aksesibilitas kepada masyarakat.
Organisasi Penyusunan LKIK menunjang kinerja pegawai BHP Surabaya
dalam mewakili dan megurus kepentingan orang-orang yang
karena hukum atau keputusan hakim tidak dapat
menjalankan sendiri kepentinganya berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan
Dampak Akuntabilitas Menyulitkan pihak lain dalam memahami
(Taggungjawab, maksud dan tujuan.
Transparan)
42
Koordinasi, miskin kreatifitas dan mempersempit ide
Komunikasi dan maupun gagasan.
Sinkronisasi)
43
Tabel 4.5
Laporan Kegiatan 5
Tanggal
Pelaksanaa 26 Juli 2018 s.d. 27 Juli 2018
n
Pihak Penulis, rekan kerja, dan Kepala Urusan Keuangan.
Terkait
Kegiatan Kamis, 26 juli 2018 1. Membuat desain template sop
Teraktualis pembukuan
-asikan
44
Analisis Nilai-Nilai Dasar Dampak Bila Tidak Diaktualisasikan
Dampak Komitmen Mutu Tanpa inovasi dan efektivitas rancangan
(Inovasi, Efektivitas yang dibuat tidak terarah dan
dan Efisiensi)
mempengaruhi target pelaksanaan SOP.
Transparan)
45
Tabel 4.6
Laporan Kegiatan 6
47
Tabel 4.7
Laporan Kegiatan 7
48
waktu pelaksanaan nyang berbeda dari jadwal semula.
Kontribusi Setiap tahapan kegiatan pada kegiatan ketujuh ini merupakan
Terhadap tahapan kelanjutan yakni berisi kelengkapan informasi yang
Visi, Misi dibutuhkan sebagai penjelas isi dari SOP, sehingga saling
dan Nilai- berkesinambungan antara tahap kegiatan satu dan kegiatan
Nilai lainnya.
Organisasi Dokumen SOP ini dibuat sesederhana mungkin shingga lebih
informatif. Dan adanya output ini dapat membantu
mengintegrasikan kebutuhan dalam dokumen SOP satu
kesatuan, yang merupakan suatu inisiatif dan pembaharuan
khususnya pada bagian pembukuan, urusan keuangan.
Kegiatan persiapan yang dilakukan dengan cermat dan dapat
dipahami oleh berbagai pihak inilah yang diharapkan menunjang
kinerja pegawai BHP Surabaya dalam mewakili dan megurus
kepentingan orang-orang yang karena hukum atau
keputusan hakim tidak dapat menjalankan sendiri
kepentinganya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
49
Tabel 4.8
Laporan Kegiatan 8
51
Tabel 4.9
Laporan Kegiatan 9
53
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
54
kegiatan. Hal ini juga memberikan manfaat bagi pegawai pada Balai Harta
Peninggalan Surabaya yang baik langsung maupun tidak langsung terlibat
dalam pelaksanaan habituasi, yakni dapat meningkatkan penerapan nilai
ANEKA pada pelaksaan setiap tugas yang menjadi tanggungjawab masing-
masing pegawai.
Perbedaan sebelum dan sesudah pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
ini ialah adanya output berupa Standar Operasional Prosedur Pembukuan,
yang terdiri dari:
1. SOP Pembukuan Harta Pailit;
2. SOP Pembukuan Uang Pihak Ketiga;
3. SOP Pembukuan Penerimaan Negara Bukan Pajak;
4. SOP Pemindahbukuan Harta Pailit dan Uang Pihak Ketiga.
SOP Pembukuan merupakan unsur penting bagi pelaksaan tugas di bagian
pembukuan, urusan keuangan. Dengan adanya SOP Pembukuan maka dapat
mengurangi kesalahan, meningkatkan efisiensi dan efektifitas, standarisasi
cara, pegawai lebih mandiri dan akuntabel, menciptakan ukuran kinerja,
menjamin konsistensi pelaksanaan dan sebagai instrument pelindung dalam
setiap kegiatan.
5.2. Saran
55
2. Untuk Pegawai Kementerian Hukum dan HAM, khususnya Balai Harta
Peninggalan Surabaya
Hendaknya nilai dasar ANEKA dapat dilakukan oleh setiap ASN dalam
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya masing-masing.
56
DAFTAR PUSTAKA
Balai Harta Peninggalan Surabaya. 2016. Buku Panduan Praktis Balai Harta
Peninggalan Surabaya. Surabaya.
Inspektorat Jenderal dan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. 2018.
Berita acara verifikasi nilai harta boedel pailit pada BHP Surabaya oleh
Inspektorat Jenderal dan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
Kepala Lembaga Adiminstrasi. 2017. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman penyelenggaraan
Pelatihan dasar Calon Pegawai negeri Sipil Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu.Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Presiden Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5
tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Menteri Hukum dan
hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01.PR.07.01-80 Tahun 1980
tanggal 19 Juni 1980 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Harta
Peninggalan.
57