Anda di halaman 1dari 50

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMHAN RI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKFUNGHAN

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI - NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
DAN
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

TENTANG

PEMBUATAN BARCODE FORMULIR KOMPLAIN PASIEN


DI SATKES DENMA MABES TNI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

Oleh:

dr. SHINTA KHARISMA DEWI


III/b NIP. 199102172020122004

Jakarta, Agusutus 2022


ii

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI - NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
DAN
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

TENTANG

PEMBUATAN BARCODE FORMULIR KOMPLAIN PASIEN


DI SATKES DENMA MABES TNI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

Nama Peserta : dr. Shinta Kharisma Dewi

NIP : 199102172020122004

Kelas/ No. Presensi : Kelas II / 28

Jabatan : Ahli Pertama - Dokter

Unit Kerja : Satkes Denma Mabes TNI

Pembimbing : Arief Iswanto, S..A.P., M.Pd


Mentor : dr. Ratna Dewi
iii

LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
DAN
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

Disusun Oleh:
dr. Shinta Kharisma Dewi
III/b NIP. 199102172020122004

Telah disetujui oleh Pembimbing dan Mentor


Pada, 11 Agustus 2022

Pembimbing, Mentor,

Arief Iswanto, S..A.P., M.Pd dr. Ratna Dewi


III/d NIP. 1968101111992031001 IV/c NIP. 197103302001122002

Mengetahui:
a.n. Kepala
Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kapusdiklat Tekfunghan
u.b.
Kabid Opsdiklat,

Tjandra Ariwibowo, S.E.


Kolonel kal NRP. 522947
iv

LEMBAR PENGUJIAN

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI - NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
DAN
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

Telah diuji di depan Penguji


Pada, 12 Agustus 2022

Penguji,

Suhendra, S.I.P, M.M.,


IV/b NIP. 197208221994031001
v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan segala karunia-Nya, sehingga penulisan rancangan
aktualisasi dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam proses
pembuatan rancangan ini, antara lain :
1. Badan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional Kementerian
Pertahanan selaku asal instansi tempat penulis melaksanakan
rancangan aktualisasi
2. Kedua Orang tua dan rekan-rekan penulis yang selalu memberikan
doa, motivasi, nasehat dan saran sehingga penulis selalu semangat
dalam menyusun rancangan aktualisasi ini
3. dr. Ratna Dewi selaku mentor yang telah memberikan arahan dan
dukungan selama proses pembuatan rancangan dan memberikan
pendampingan pada saat seminar rancangan aktualisasi; Bapak Arief
Iswanto, S.A.P., M.Pd, selaku pembimbing rancangan aktualisasi
yang telah memfasilitaasi, membimbing, dan mengarahkan dalam
penyusunan rancangan aktualisasi ini;
4. Seluruh Widyaiswara dan Pembina Latsar CPNS Golongan III
Gelombang I Tahun 2022 yang telah memberikan pengetahuan dan
pembinaan.
Semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan
memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca dan khususnya
bagi penulis sendiri.

Jakarta, 11 Agustus 2022

dr. Shinta Kharisma Dewi


III/b NIP. 199102172020122004
vi

DAFTAR ISI

RANCANGAN AKTUALISASI ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii

LEMBAR PENGUJIAN ............................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ................................................................................................... 1

Maksud dan Tujuan Rancangan Aktualisasi ................................................... 3

Ruang Lingkup Aktualisasi .............................................................................. 4

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

A. Gambaran Umum Organisasi ..................................................................... 5

B. Struktur, Visi, Misi, Nilai-nilai Organisasi ................................................... 6

C. Gambaran Satkes Denma Mabes TNI .................................................... 9


BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

A. Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK .................................................................. 11

B. Kedudukan dan peran ASN ...................................................................... 18

C. Analisis Penetapan Isu ............................................................................ 25

D. Analisis Dampak ....................................................................................... 30

E. Matriks Rancangan Aktualisasi ................................................................ 32

F. Timeline Rancangan Aktualisasi .............................................................. 41

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 43


vii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Metode APKL .......................................................................... 25

Tabel 3.2. Metode USG .......................................................................... 27

Tabel 3.3. Diagram Fishbone ................................................................... 29


Tabel 3.4. Matriks Rancangan Aktualisasi .............................................. 31

Tabel 3.5. Timeline Rancangan Aktualisasi ............................................ 40


viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Mabes TNI ............................................ 7

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Denma Mabes TNI ............................... 8

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Satkes Denma Mabes TNI .................... 9


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Aktualisasi


Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintahan. Pengertian tersebut sesuai
dengan Undang-Undang No 5 tahun 2014. Peran Aparatur Sipil
Negara (ASN) sudah ditetapkan pada Undang-Undang No 5 tahun
2014 pasal 12, yaitu Sebagai perencana, pelaksana dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional, melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme. serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran
sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945.

Demi mewujudkan pembangunan tersebut, berdasarkan Peraturan


Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 1 tahun 2021 tentang
Pelatihan Dasar CPNS, diperlukan pembinaan melalui Pelatihan
Dasar (Latsar). Dengan demikian diharapkan terbentuk karakter
ASN yang kuat yaitu ASN yang mampu bersikap dan bertindak
profesional dalam melayani masyarakat.

Pelatihan Dasar yang dilakukan untuk membentuk ASN yang


profesional tersebut dilakukan melalui Pendidikan dan pelatihan
dalam dan luar ruangan, klasikal dan non klasikal. Pelatihan Luar
Ruangan atau di lapangan dilakukan untuk memberikan materi Bela
Negara sehinggga membentuk karakter ASN yang disiplin dan
berwawasan luas. Pelatihan Dalam Ruangan meliputi pemberian
materi dengan memasukkan model Pendidikan berkelompok
2

dengan materi-materi inti pembentuk PNS Profesional yaitu


Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompoten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK).

Latsar ini berjalan dengan landasan Undang-Undang Nomor 5


Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara merujuk pada Pasal 63
ayat 3 dan ayat 4 yang menyatakan CPNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan melalui proses Diklat terintegrasi
untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasiolismedan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung-jawab, dan memperkuat profesionalisme
serta kompetensi bidang.

Untuk itu Latsar merupakan pelatihan inovatif dan terintegrasi


dimana pembelajaran klasikal di tempat pelatihan (on campus)
dipadukan dengan non-klasikal di tempat kerja masing-masing
CPNS (off campus) sehingga diharapkan CPNS yang mengikuti
Latsar dapat menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktualisasikan serta menjadikan nilai- nilai yang ditanamkan
dapat menjadi sebuah kebiasaan (habituasi). Sebagai rancangan
pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi Nilai-Nilai Dasar Profesi
Aparatur Sipil Negara oleh CPNS pada tempat kerja (off campus)
maka Rancangan Aktualisasi dan Habituasi ini disusun dengan isu
yang diangkat merupakan permasalahan di Bidang Prasarana
Teknologi Informasi di Satkes Denma Mabes TNI.

Satkes Denma Mabes TNI merupakan klinik yang berada di bawah


Denma Mabes TNI yang bertugas untuk melayani seluruh personil
yang bertugas di Mabes TNI dan juga bertugas sebagai bantuan
kesehatan untuk mendukung tugas Panglima TNI dalam
kesehariannya.

Pada unit kerja penulis terdapat beberapa isu yang harus


diselesaikan, diantaranya adalah belum adanya barcode formulir
komplain pasien sehingga menyebabkan sulitnya pasien untuk
3

menyampaikan komplain, masukan dan saran kepada manajemen


klinik.

Menyikapi masalah ini, penulis merasa perlu adanya tindak lanjut


dengan memberikan sebuah inovasi berbasis teknologi digital
dengan menggunakan media online sebagai sarana untuk
menyampaikan komplain pasien di Satkes Denma Mabes TNI.
Terkait hal tersebut maka penulis akan membuat barcode formulir
komplain pasien di Satkes Denma Mabes TNI dengan berlandaskan
nilai dasar BerAKHLAK serta peran dan kedudukan ASN dengan
tujuan agar SMART ASN pada Satkes Denma Mabes TNI dapat
diterapkan.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
a. Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil (Latsar CPNS) bertujuan untuk membentuk
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional yakni
ASN yang berkarakter sehingga mampu melaksanakan
tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan masyarakat, pelaksana kebijakan publik, dan
perekat/pemersatu bangsa, serta dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN di tempat
kerja.

b. Adapun maksud pembuatan barcode formulir komplain


pasien di Satkes Denma Mabes TNI adalah untuk
mengoptimalkan pemberian komplain, masukan dan
saran dari pihak penerima layanan kesehatan (pasien)
kepada penyelenggara layanan kesehatan. Dengan
adanya inovasi ini diharapkan Satkes Denma Mabes
4

TNI dapat terus memperbaiki pelayanan kesehatan


yang diberikan

2. Tujuan

a. Teraktualisasinya Nilai-Nilai Dasar BERAKHLAK


(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompoten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), dan
mengetahui kedudukan dan peran profesi ASN dalam
NKRI (Manajemen ASN dan Smart ASN).

b. Memenuhi salah satu syarat kelulusan pelatihan dasar


CPNS Gol. III di Lingkungan Kemhan sesuai PErLAN
No. 12 Tahun 2018.

C. Ruang Lingkup Aktualisasi


Perancangan dan aktualisasi nilai nilai dasar profesi ASN akan
dilakukan sebagai Dokter Umum Ahli Pertama pada Satkes Denma
Mabes TNI. Aktualisasi akan dilaksanakan selama masa off campus
(habituasi) mulai tanggal 15 Agustus sampai dengan 16 September
2022 di Satkes Denma Mabes TNI. Dibatasi dengan kegiatan
kegiatan yang ada pada rancangan untuk membuat barcode formulir
komplain pasien di Satkes Denma Mabes TNI

Sistematika penulisan rancangan aktualisasi ini terdiri dari empat


bab. Bab I (Pendahuluan) berisi latar belakang, tujuan serta ruang
lingkup dan sistematika. Bab II (Deskripsi Organisasi). Bab III
(Rancangan aktualisasi). Bab IV (Penutup).

Apabila kegiatan ini tidak dilakukan akan memberikan dampak pada


pelayanan khususnya di Satkes Denma Mabes TNI.
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

A. Gambaran umum organisasi


1. Sejarah Organisasi

Detasemen Markas Besar Tentara Nasional Indonesia


disebut (Den Mabes TNI) Denma TNI merupakan badan
pelayanan yang berkedudukan langsung dibawah Panglima
TNI, yaitu melaksanakan tugas dalam rangka membantu
Panglima TNI untuk menyelenggarakan urusan dalam,
kepengurusan personel dan logistik serta beberapa tugas
lainnya diantaranya penegakan tata tertib, disiplin, tertib
hukum termasuk pengamanan personel, materiil yang ada di
seluruh instalasi Mabes TNI, termasuk dalam hal perawatan,
pembinaan mental dan kesejahteraan personel di lingkungan
Mabes Tentara Nasional Indonesia. Dalam kesehariannya
Komandan Denma Mabes TNI dipimpin oleh seorang perwira
berpangkat jendral bintang satu yaitu, serta membawahi
beberapa kesatuan seperti Satbek, Satpamwal, Satfaskon,
Satyanma, Satang, Satkes, Satprovos, Satkordik, Binjas,
Satyanma , Ops Denma, Bag Spers Denma, dan
Sathubyanlap.

Satkes Denma Mabes TNI merupakan kesatuan di bawah


Denma Mabes TNI yang menyokong tugas Panglima TNI
terutama dalam hal kesehatan personel, dukungan kesehatan
dalam setiap kegiatan serta tindakan pengobatan dan lain
sebagainya. Dalam pelaksanaannya, Satkes Denma Mabes
TNi dipimpin oleh seorang perwira berpangkat Letkol di
kesehatan.
6

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Dalam kesehariannya, Satkes selain melakukan pelayanan


kesehatan (prolanis, poli gigi, poli umum-VIP,Kebidanan-KIA,
IGD, fisioterapi, pemeriksaan lab serta radiologi) kepada para
anggota TNI/PNS serta keluarga Mabes TNI, Satkes Denma
Mabes TNI juga melakukan pemeriksaan berkala serta Rikkes
kepada anggota TNI yang akan melaksanakan atau sudah
melaksanakan tugas khusus baik dalam negeri maupun luar
negeri. Selain menyokong kegiatan di dalam Mabes TNI,
Satkes juga mempunyai tugas seperti pemeriksaan kegiatan
UKP anggota secara berkala, serta bekerja sama dengan
instansi lain seperti IPDN, STIP dan lainnya dalam
pemeriksaan guna penerimaan siswa baru. Kegiatan dukes
atau dukungan kesehatannya lainnya yang bersifat variatif
seperti bekerjasma dengan POM dalam pengamanan tamu
VIP, hari besar lainnya seperti Hari buruh, acara kenegaraan,
permintaan dari kesatuan lain seperti KOOPSUS, dan lain
sebaginya

B. Struktur, Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Organisasi


1. Struktur Organisasi Mabes TNI
Organisasi TNI dipimpin oleh seorang Perwira TNI dengan
pangkat jenderal bintang empat. Membawahi banyak
Komadan satuan, salah satunya yang berfungsi untuk
pelayanan dinas dalam Markas Besar TNI, yaitu Komandan
Detasemen Markas Mabes TNI gambar 2.1
7

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Mabes TNI

2. Struktur Organisasi Denma Mabes TNI


Organisasi Denma Mabes TNI dipimpin oleh seorang perwira
TNI aktif dengan pangkat jenderal bintang satu (Brigjen,
Marsma atau Laksma). Danndema Mabes TNI membawahi
beberapa komadan di satuan pembantu yang dikepalai oleh
seorang letkol. Berikut struktur organisasi Denma Mabes TNI
diperlihatkan pada Gambar 2.2.
8

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Denma Mabes TNI

3. Struktur Organisasi Satkes Denma Mabes TNI

Satkes Denma Mabes TNI dipimpin oleh seorang perwira TNI


dengan pendidikan dokter umum atau spesialis berpangkat
Letkol, dimana membawahi seorang Wakil Komandan, dan
beberapa Kepala Seksi, yaitu: Kepala Urusan Tata Usaha
(Kaurtu), Kepala Urusan Operasi (Kaurops), Kepala Urusan
Pelayanan Medis (Kauryanmed), Kepala Urusan Penunjang
Medis (Kaurjangmed), Kepala Gudang (Kagud) dan Kepala
Kamar Obat (Kakob).

Terdapat unit-unit pelayanan yaitu pelayanan kesehatan ibu


dan anak (KIA), pelayanan umum, pelayanan gigi dan mulut,
serta rekam medis yang bertanggungjawab kepada Kepala
Urusan Pelayanan Medis. Sedangkan unit pelayanan
laboratorium dan kamar obat bertanggungjawab kepada
Kepala Urusan Penunjang Medis (Kaurjangmed).

Kelompok jabatan fungsional pada Satkes Denma Mabes TNI


hanya berfokus pada unit pelayanan dan tidak memegang
perasan struktural. Adapun struktur organisasi dapat dilihat
pada gambar 2.3.
9

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Satkes Denma Mabes TNI

4. Visi dan Misi dan Nilai-nilai Satkes Denma Mabes TNI


a. VISI
“Menjadi fasilitas kesehatan dengan pelayanan yang
prima bagi prajurit TNI, PNS, keluarga anggota,
purnawirawan dan personel di lingkungan Mabes TNI”

b. MISI
1. Memberikan pelayanan dan dukungan
kesehatan secara cepat, tepat dan bermutu
2. Meningkatkan profesionalisme dan kualitas
sumber daya manusia
3. Mengembangkan sarana dan prasarana
kesehatan sesuai standar
10

c. Nilai-Nilai Satkes Denma Mabes TNI

Satkes Denma Mabes TNI memiliki nilai-nilai dasar berupa


jujur, loyal, tanggap dan cekatan yang juga merupakan tata
nilai yang diturunkan dari Denma Mabes TNI.

C. Gambaran umum Satkes Denma Mabes TNI


Satkes Denma Mabes TNI berada dibawah wewenang dan tanggung
jawab Dandenma Mabes TNI. Mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan kesehatan dan dukungan kesehatan untuk seluruh
anggota Mabes TNI, keluarga serta purnawirawan dan bahkan
masyarakat umum yang berobat pada klinik tersebut.

Pelaksanaan tugas di Satkes Denma Mabes TNI dilakukan oleh Staf


Medis Fungsional dan Tenaga Medis Fungsional Lainnya. Di mana
Staf Medis Fungsional merupakan kelompok dokter yang bekerja di
bidang medis dalam jabatan fungsional. Sedangkan Tenaga
Kesehatan Fungsional Lainnya terdiri atas:
a. Tenaga keperawatan yaitu perawat dan Bidan;
b. Tenaga kefarmasian yaitu Apoteker, Analis Farmasi, Asisten
Apoteker;
c. Tenaga keterapian fisik yaitu Fisioterapis
d. Tenaga keteknisian medis yaitu Radiographer

Permasalahan aktual yang terjadi di Satkes Denma Mabes TNI saat


ini adalah belum optimalnya media layanan pasien secara online.
Tentunya hal ini perlu diperbaiki untuk meningkatkan mutu layanan
11

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK

Dalam rangka pembentukan karakter Aparatur Sipil Negara (ASN)


yang Profesional dalam melaksanakan pelayanan publik, serta
memiliki Nilai-nilai Inti ASN yang sama dalam memperkuat budaya
kerja, maka Pemerintah melalui Surat Edaran Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20
Tahun 2021, tanggal 26 Agustus 2021, tentang Implementasi Core
Values dan Employer Branding ASN, telah memberikan arahan agar
seluruh Instansi Pemerintah dan Daerah mengimplementasikan core
value (nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan employer branding ASN
"Bangga Melayani Bangsa". Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK,
merupakan akronim dari tujuh kata, yakni: Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Adaptif dan Kolaboratif.

1. Berorientasi Pelayanan

Berorientasi pelayanan yaitu komitmen memberikan pelayanan


prima demi kepuasan masyarakat. Kata kuncinya adalah:
responsivitas, kualitas dan kepuasan. Sedangkan kalimat
afirmasinya yaitu: “Kami berkomitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat.” Nilai ini memiliki panduan
prilaku yaitu:

a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat

1) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;


2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak;
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
dan
12

4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan

1) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang


luhur;
2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dan program pemerintah; dan
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun.

c. Melakukan perbaikan tiada henti


1) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik; dan
2) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai.

2. Akuntabel
Akuntabel yaitu adalah bertanggung jawab atas kepercayaan
yang diberikan. Kata kuncinya adalah: integritas, konsisten,
dapat dipercaya dan transparan. Sedangkan kalimat
afirmasinya adalah: “Kami bertanggung jawab atas kepercayaan
yang diberikan.” Nilai ini memiliki panduan prilaku yaitu:

a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,


cermat, disiplin dan berintegritas tinggi;

b. Menggunkan kekayaan dan barang milik negara secara


bertanggung jawab, efektif dan efisien;

c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

Tingkatan dalam Akuntabilitas

a. Akuntabilitas Personal : mengacu pada nilai-nilai yang ada


pada diri seseorang.
13

b. Akuntabilitas Individu : mengacu pada hubungan antara


individu dan lingkungan kerjanya.

c. Akuntabilitas Kelompok : mengacu pada pembagian


kewenangan dan semangat kerjasama.

d. Akuntabilitas Organisasi : mengacu pada hasil pelaporan


kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan
oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja
organisasi kepada stakeholders lainnya.

e. Akuntabilitas Stakeholder : tanggungjawab organisasi


pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang
adil, responsif dan bermartabat.

3. Kompeten
Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
Kata kuncinya adalah: kinerja terbaik, sukses, keberhasilan,
learning agility, dan ahli dibidangnya. Sedangkan kalimat
afirmasinya adalah: “Kami terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas.” Nilai ini memiliki panduan prilaku yaitu:

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan


yang selalu berubah;

b. Membantu orang lain belajar;

c. Melaksanakan tuga dengan kualitas terbaik.

Perilaku ASN Pembelajar dapat berupa :

a. Aktif belajar sesuai kebutuhannya;

b. Belajar sambil melakukan;

c. Belajar sebagai penyangga tuntutan keadaan lingkungan


yang dinamis;
14

d. Bekerja dan mengelola pengetahuan dijadikan sebagai


bagian dari pekerjaan.

e. Mendokumentasian pengalamannya/Pengetahuannya.

f. Melakukan penyelidikan dan pemecahan masalah;

g. Mempertahankan kepercayaan diri (self-efficacy), dalam


mengarahkan diri sendiri terkait pengelolaan potensi
ancaman.

h. Mengalokasikan dirinya dalam waktu dan ruang yang


memadai, yang dikhususkan untuk penciptaan atau
perolehan pengetahuan.

i. Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang


terkandung dalam dokumen kerja seperti laporan,
presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke
dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan
dan diambil (knowledge repositories)

4. Harmonis
Harmonis yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan. Kata
kuncinya adalah: peduli (caring), perbedaan (diversity), dan
selaras. Sedangkan kalimat afirmasinya adalah: “Kami saling
peduli dan menghargai perbedaan.” Nilai ini memiliki panduan
prilaku yaitu:

a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;

b. Suka menolong orang lain;

c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis


atntara lain adalah:

a. Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus


memiliki pengetahuan tentang historisitas ke-Indonesia-an
sejak awal Indonesia berdiri.
15

b. Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan


menciptakan budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas
dan kewajibannya adalah sebagai berikut:

1) Posisi ASN sebagai aparatur Negara, harus


bersikap netral dan adil;

2) ASN juga harus bisa mengayomi kepentingan


kelompok-kelompok minoritas;

3) ASN juga harus memiliki sikap toleran atas


perbedaan untuk menunjang sikap netral dan adil
karena tidak berpihak dalam memberikan layanan;

4) Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban ASN


juga harus memiliki sifat suka menolong; dan

5) ASN menjadi figur dan teladan di lingkungan


masyarakatnya.

Upaya menciptakan dan menjaga suasana harmonis bukan


usaha yang bisa dilakukan sekali dan jadi untuk selamanya,
melainkan harus dilakukan secara terus menerus oleh seluruh
elemen dalam sebuah organisasi.

5. Loyal
Loyal yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa
dan Negara; Kata kuncinya adalah: komitmen, dedikasi,
kontribusi, nasionalisme, dan pengbdian. Sedangkan kalimat
afirmasinya adalah: “Kami berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan Bangsa dan Negara.” Nilai ini memiliki panduan
prilaku yaitu:

a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang Undang Dasar


Negara Republik Indonsea tahun 1945, setia kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta. pemerintahan yang sah;
16

b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi , dan


negara;

c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

6. Adaptif
Adaptif yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan
serta menghadapi perubahan; Kata kuncinya adalah: inovasi,
antusia terhadap perubahan, dan proaktif. Sedangkan kalimat
afirmasinya adalah: “Kami terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakan ataupun menghadapi perubahan.” Nilai ini
memiliki panduan prilaku yaitu:

a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;

b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas;

c. Bertindak proaktif

Ciri-ciri orang (ASN) yang memiliki kemampuan atau karakter


adaptif :

a. Eksperimen orang yang beradaptasi;

b. Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan;

c. Memiliki sumberdaya;

d. Selalu berpikir ke depan;

e. Tidak mudah mengeluh;

f. Orang yang mudah beradaptasi tidak menyalahkan;

g. Tidak mencari popularitas;

h. Memiliki rasa ingin tahu;


17

7. Kolaboratif
Kolaboratif yaitu membangun kerja sama yang sinergis. Kata
kuncinya adalah: kesediaan bekerja sama, sinergi untuk hasil
yang lebih baik. Sedangkan kalimat afirmasinya adalah: “Kami
membangun kerjasama yang sinergis.” Nilai ini memiliki panduan
prilaku yaitu:

a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk


berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai
tambah;
c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk
tujuan bersama.
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik.

WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu


pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

WoG merupakan jawaban untuk sulitnya koordinasi akibat


fragentasi sektor dan eskalasi regulasi di tingkat sektor.

Pendekatan WoG di beberapa negara ini dipandang sebagai


bagian dari respon terhadap ilusi paradigma New Public
Management (NPM) yang banyak menekankan aspek efisiensi
dan cenderung mendorong ego sektoral dibandingkan perspektif
integrasi sektor.
18

WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek


kebersamaan dan menghilangkan sekat- sekat sektoral yang
selama ini terbangun dalam model NPM.

B. Peran dan Kedudukan ASN

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam
sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk
menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun
profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU
ASN tersebut harus jelas. Untuk menjalankan kedudukan pegawai
ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:

a. Pelaksana kebijakan publik


ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik
19

b. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara atas
barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik
dengan tujuan kepuasan pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan
taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara
danpemerintah.ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan
bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen
ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan.

Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa ASN


sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi
pengaturan perilaku agar pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
20

e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan


atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga
reputasi dan integritas asn;
i. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

2. SMART ASN

Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat


digital dapat menggunakan media digital secara bertanggung
jawab. Hal ini termasuk dalam visi misi Presiden Jokowi untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Penilaiannya
dapat ditinjau dari etis dalam mengakses media digital (digital
ethics), budaya menggunakan digital (digital culture),
menggunakan media digital dengan aman (digital safety), dan
kecakapan menggunakan media digital (digital skills).
21

Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah


yang harus dijalankan, yaitu:
a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
b. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor
strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial,
sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor
industri, sektor penyiaran.
c. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah
dibicarakan.
d. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
e. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan
dan pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-
cepatnya.

SMART ASN harus memiliki delapan karakteristik atau nilai.


Diantaranya:
a. Integritas
Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 60 Tahun 2020
Tentang Pembangunan Integritas Pegawai Aparatur Sipil
Negara, integritas didefinisikan sebagai konsistensi
berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/atau etika
organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan
kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta
mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi,
bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta
risiko yang menyertainya.
Pengembangan integritas ASN diukur melalui kejujuran,
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,
kemampuan bekerja sama; dan pengabdian kepada
masyarakat, bangsa dan negara.

b. Nasionalisme
Sebagai seorang aparatur negara, memiliki sikap
nasionalisme tentu sudah menjadi suatu keharusan. Seorang
22

ASN harus memiliki sikap nasionalisme, yang salah satunya


adalah Nasionalisme Pancasila, yang dapat kita pahami
sebagai sebuah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai luhur Pancasila.
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, setiap ASN harus
dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila, seperti nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan

c. Profesionalisme
Profesionalisme ASN adalah terpenuhinya kecocokan antara
kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan
syarat terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya,
keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah dan
tujuan yang dicapai oleh sebuah organisasi.

d. Wawasan global
Upaya membentuk ASN yang berwawasan global merupakan
salah satu bagian penting dari pengembangan kompetensi
Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk mewujudkan visi Presiden
yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Dengan wawasan global, diharapkan ASN dapat membangun
pola pikir yang adaptif serta mendukung fleksibilitas dan
inovasi.

e. IT dan bahasa asing


Teknologi informasi yang kian hari kian berkembang harus
dapat dirangkul dan dimanfaatkan oleh ASN dalam
pelaksanaan tugasnya. Pada masa kini, penguasaan atas
aplikasi perkantoran seperti Word, Excel dan Powerpoint,
23

dapat dikatakan tidak lagi menjadi nilai tambah. Tidak menjadi


nilai tambah yang dimaksud di sini adalah, penguasaan akan
aplikasi perkantoran tersebut memang sudah sewajarnya dan
seharusnya dikuasai oleh tiap-tiap aparat negara.
Seorang ASN tentu diharapkan dapat sekurang-kurangnya
memahami dan menguasai Bahasa Inggris. Hal ini juga
ditegaskan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)
melalui Plt. penguasaan kemampuan bahasa Inggris adalah
salah satu aspek penting lainnya yang perlu dikuasai oleh
ASN dalam menyikapi perkembangan zaman. Terlebih saat
ini, hampir semua alat dan teknologi di era global
menggunakan Bahasa Inggris.

f. Hospitality (Keramahan)
ASN adalah seorang pelayan publik. Untuk itu keramahan
tentu menjadi faktor penting yang harus dimiliki. Hospitality
atau keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik
budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap
pelaksanaan tugas, khususnya dalam memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat.

g. Networking (Jaringan)
Membangun dan menjalin hubungan dengan orang lain
atau organisasi lain juga perlu untuk dilakukan. Mengingat
sinergi dengan instansi atau orang lain, akan dapat
mempermudah aparat negara dalam memberikan
pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.
24

h. Enterpreunership (Kewirausahaan)
Jiwa kewirausahaan yang perlu dimiliki oleh ASN antara
lain adalah keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang
menyerah serta cerdas dalam menangkap dan
menciptakan peluang.
Jiwa kewirausahaan juga dapat dipahami sebagai
bagaimana kita berpikir tentang masa depan orang banyak,
kehidupan orang banyak serta bagaimana kita dapat
mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat
25

C. Analisis Penetapan Isu


1. Analisis APKL
Metode APKL merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk menentukan isu yang layak diangkat dengan melakukan
eliminasi terhadap isu yang tidak memenuhi syarat Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan. Tapisan isu
menggunakan metode AKPL diperlihatkan di Tabel 3.1.

NO ISU/MASALAH A P K L KETERANGAN

1. Belum adanya sarana edukasi di ruang + + + + LAYAK


menyusui
AKTUAL: isu ini dianggap aktual karena
dengan dibangunnya ruangan menyusui
di Satkes Denma Mabes TNI, sarana
edukasi pada ruangan tersebut juga harus
dibicarakan
KEKHALAYAKAN: Jika tidak segera
diselesaikan maka isu ini akan
berdampak bagi masyarkat luas
khususnya Ibu dan bayi
PROBLEMATIK: isu ini dianggap
problematik karena solusinya diharapkan
dapat segera membatu pemberian
edukasi pada ibu dan bayi
LAYAK: isu ini dianggap layak untuk
diangkat karena penyelesaiannya akan
membawa dampak positif
2. Kurangnya sarana edukasi di ruang - + + + TIDAK LAYAK
tunggu pasien
AKTUAL: isu ini dianggap kurang aktual
karena sudah lama dibicarakan namun
hanya sedikit mendapat aksi
26

NO ISU/MASALAH A P K L KETERANGAN

KEKHALAYAKAN: Jika tidak segera


diselesaikan maka isu ini akan
berdampak bagi masyarkat luas
khususnya pasien yang menunggu di poli
umum
PROBLEMATIK: isu ini dianggap
problematik karena solusinya diharapkan
dapat membatu pemberian edukasi pada
pasien di poli umum
LAYAK: isu ini dianggap layak untuk
diangkat karena penyelesaiannya akan
membawa dampak positif
3. Belum adanya barcode formulir + + + + LAYAK
komplain pasien
AKTUAL: isu ini dianggap aktual karena
saat ini komplain pasien sedang
dibicarakan untuk menunjang kegiatan
akreditasi yang akan dilakukan oleh
Satkes Denma Mabes TNI
KEKHALAYAKAN: Jika tidak segera
diselesaikan maka isu ini akan
berdampak bagi masyarkat luas tidak
hanya pasien namun manajemen klinik
dan nama yang kurang baik bagi satuan
kerja
PROBLEMATIK: isu ini dianggap
problematik karena solusinya kompleks
dan diharapkan dapat segera didapatkan
LAYAK: isu ini dianggap layak untuk
diangkat karena realistis dan
penyelesaiannya akan membawa dampak
positif

Tabel 3.1 Identifikasi Isu menggunakan Metode APKL


27

2. Analisi Metode USG

Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan metode tapisan


APKL, ditemukan dua isu yang layak untuk dibahas. Sehingga,
penulis akan menggunakan metode tapisan lain yaitu USG untuk
menentukan isu yang lebih prioritas untuk diangkat berdasarkan
faktor urgensi (Urgency), tingkat keseriusan (Seriousness), dan
potensi dampak sebuah isu berkembang jika dibiarkan (Growth).

NO PENYEBAB MASALAH U S G TOTAL PRIORITAS

1. Belum adanya sarana edukasi 5 5 4 14 2


di ruang menyusui
URGENSI: isu ini dianggap
mendesak untuk diselesaikan
karena sama sekali belum ada
sarana edukasi pada ruang
menyusui
SERIOUS: apabila tidak
diselesaikan maka isu ini akan
berdampak yaitu infeksi pada
payudara ibu, kurangnya air susu
ibu dll karena edukasi mengenai
menyusui yang kurang
GROWTH: isu ini dapat
menimbulkan masalah baru tetapi
kurang signifikan
2. Belum adanya barcode formulir 5 5 5 15 1
komplain pasien
di Satkes Denma Mabes TNI
URGENSI: isu ini dianggap
urgent atau mendesak untuk
diselesaikan. Banyaknya
komplain yang tidak tertangani
28

NO PENYEBAB MASALAH U S G TOTAL PRIORITAS

selama ini sementara waktu


akreditasi yang sudah semakin
dekat
SERIOUS: apabila tidak
diselesaikan maka isu ini akan
berdampak yaitu kurangnya rasa
percaya masyarakat pada satuan
kerja dan menurunnya kualitas
layanan kesehatan

GROWTH: isu ini dapat


menimbulkan masalah baru yang
jauh lebih buruk seperti teguran
dari Dandenma kepada
Komandan Satuan Kesehatan
Denma Mabes TNI dan buruknya
nama satuan kerja

Tabel 3.2 Identifikasi Isu Menggunakan Metode USG

SKOR
5 = Sangat mendesak/serius/berdampak
4 = Mendesak/serius/berdampak
3 = Cukup mendesak/serius/berdampak
2 = Kurang mendesak/serius/berdampak
1 = Tidak mendesak/serius/berdampak
29

3. Analisis Penyebab Core Issue


Setelah mendapatkan core issue, maka langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi penyebab-penyebab potensial untuk menemukan
akar penyebab masalah (sebab pokok) dengan menggunakan teknik
analisis fishbone. Berdasarkan analisis fishbone pada gambar 3.1
didapatkan akar penyebab masalah dari belum adanya barcode
formulir komplain pasien di Satkes Denma Mabes TNI yaitu belum
adanya media online untuk menyampaikan komplain pasien.

Tabel 3.3 Fishbone diagram


30

D. Analisis Dampak Rancangan Aktualisasi


Analisa dampak adalah akibat yang bisa saja terjadi jika isu yang
diangkat tidak segera terselesaikan dengan baik. Dampak yang
akan terjadi apabia isu belum optimalnya media layanan komplain
pasien secara online di Satkes Denma Mabes TNI tidak
diselesaikan adalah:
a. Pasien tidak dapat memberikan masukan terhadap pelayanan yang
didapatkan di Klinik Satkes Denma Mabes TNI. Hal ini dapat
membuat pelayanan menjadi tidak berkembang dan petugas
merasa cepat puas dengan layanan yang telah diberikan.
Akibatnya pasien tidak mendapatkan pelayanan optimal yang
diinginkan.
b. Pasien memberikan pengaduan kepada pimpinan di instansinya
langusung terkait kinerja yang mungkin kurang dari Satkes Denma
Mabes TNI sehingga dapat mebuat teguran terhadap pimpinan
klinik dari pimpinan pasien. Padahal hal tersebut dapat diminimalisir
dengan adanya fasilitas yang baik dalam mengelola manajemen
komplain pasien.
c. Komplain pasien tidak mendapatkan penyelesaian. Karena tidak
adanya sarana resmi dalam menyalurkan keluhan, maka keluhan
tersebut tidak akan sampai kepada pihak yang terkait. Sehingga
tidak akan ada tindak lanjut kedepannya terhadap keluhan tersebut.
32

E. Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit kerja : Ahli Pertama - Dokter Satuan Kesehatan Denma Mabes TNI

Identifikasi isu : 1. Belum adanya barcode formulir komplain pasien di Satkes Denma Mabes TNI
2. Belum adanya saranan edukasi di ruang menyusui di Satkes Denma Mabes TNI
3. Kurangnya sarana edukasi di ruang tunggu pasien di Satkes Denma Mabes TNI
Isu Yang Diangkat : Belum adanya barcode formulir komplain pasien di Satkes Denma Mabes TNI

Gagasan Pemecahan Isu : Membuat barcode formulir layanan komplain pasien. Kegiatan ini mewujudkan salah
satu peran ASN yaitu SMART ASN.
33

MATRIKS RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN


SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI DAN NILAI
PELATIHAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Mengumpulkan 1. Mencari dan • Terkumpulnya 1. Akuntabel: Terkumpulnya data dan Kegiatan
referensi dan materi mengumpulkan data, referensi melakukan referensi untuk barcode pengumpulan
untuk membuat beberapa cara yang dibuthkan pengumpulan formulir komplain pasien referensi dan
barcode formulir pembuatan formulir untuk membuat referensi dan dapat berkontribusi materi,
komplain pasien online dan barcode barcode formulir materi dengan terhadap visi organisasi memberikan
dari internet komplain pasien penuh tanggung yakni menjadi fasilitas penguatan nilai
• Dokumentasi jawab kesehatan dengan organisasi yaitu:
kegiatan 2. Berorientasi pelayanan yang prima. • Tanggap
Pelayanan: Hal ini berkontribusi juga • Cekatan
Melakukan terhadap misi organisasi
pengumpulan yakni mengembangkan
referensi untuk sarana dan prsarana
memberikan kesehatan serta
layanan yang prima memberikan pelayanan
3. Kompeten: kesehatan yang
Mengembangkan bermutu.
kemampuan di
bidan IT
4. SMART ASN:
Menguasai IT

2. Melakukan konsultasi • Dokumentasi


dengan pihak Tim kegiatan 1. Kolaboratif:
Manajemen Komplain Mampu
Pasien terkait bekerjasama
penerapan komplain dengan berbagai
pasien berbasis unit
barcode untuk
34

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN


SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI DAN NILAI
PELATIHAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
menambah referensi 2. Harmonis:
dan wawasan Menghargai
masukan dan saran
dari orang lain

3. Mencatat saran dan • Catatan saran dan 1. Kolaboratif:


masukan dari pihak masukan untuk Mampu
Tim Manajemen pembuatan omline bekerjasama
Komplain Pasien form dengan berbagai
terkait apa saja yang unit
dibutuhkan dalam 2. Harmonis:
pembuatan barcode Menghargai
formulir komplain masukan dan saran
pasien dari orang lain

4. Melakukan konsultasi 1. Kolaboratif:


• Catatan hasil Musyawarah dan
dengan mentor dan konsultasi
mencatat hasil bekerjasama
• Dokumentasi dengan meminta
konsultasi • Lembar saran dan
persetujuan masukan
2. SMART ASN
(Hospitality)
Bersikap ramah
dan baik dalam
menjalankan
konsultasi
35

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN


SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI DAN NILAI
PELATIHAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat konsep 1. Membuat konsep • Konsep 1. Kompeten Kegiatan membuat Kegiatan
barcode formulir mengenai pertanyaan pertanyaan dalam Mampu membuat konsep barcode formulir membuat
komplain pasien yang harus diisi oleh bentuh MS Word draft pertanyaan komplain pasien konsep barcode
pasien dan PDF dengan kualitas memberikan kontribusi formulir
terbaik terhadap perwujudan visi komplain
organisasi yakni menjadi pasien,
2. SMART ASN fasilitas kesehatan memberikan
Menguasai IT dengan pelayanan yang penguatan nilai
prima. Juga berkontribusi organisasi yaitu:
pada misi orgaisasi • Tanggap
yaitu meningkatkan • Cekatan
profesionalisme dan
sumber daya manusia.
36

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN


SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI DAN NILAI
PELATIHAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
3. Membuat barcode 1. Memindahkan konsep • Terbentuknya form 1. Kompeten: Kegiatan membuat Kegiatan
formulir komplain pertanyaan ke aplikasi online melalui Meningkatkan barcode formulir komplain membuat
pasien google form google form kompetensi pasien memberikan barcode formulir
dengan membuat kontribusi terhadap komplain
• Screen shoot form
form secara perwujudan visi pasien,
online
online organisasi yakni memberikan
2. Adaptif: menjadi fasilitas penguatan nilai
Berinovasi kesehatan dengan organisasi yaitu:
mengembangkan pelayanan yang prima. • Tanggap
IT dalam mebuat Juga berkontribusi pada • Cekatan
sarana untuk misi orgaisasi yaitu
komplain pasien meningkatkan
3. SMART ASN profesionalisme dan
Menguasai IT sumber daya manusia
serta mengembangkan
sarana prasarana
2. Menyimpan link google 1. Kompeten:
form • Link google form Meningkatkan
kompetensi
dengan membuat
form secara
online
2. Adaptif:
Berinovasi
mengembangkan
IT dalam mebuat
sarana untuk
komplain pasien
3. SMART ASN
Menguasai IT
37

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN


SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI DAN NILAI
PELATIHAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
3. Meng-convert link • Barcode / QR 1. Kompeten:
google form menjadi CODE Meningkatkan
Barcode / QR CODE kompetensi
dengan membuat
QR CODE
2. Adaptif:
Berinovasi
mengembangkan
IT dalam mebuat
sarana untuk
komplain pasien
3. SMART ASN
Menguasai IT

4. Mentransfer Barcode / • Standing Poster / 1. Adaptif:


QR CODE dalam Banner Kreatif dalam
bentuk fisik (standing mengmbangkan
poster / banner) inovasi terkini
sehingga mudah di
scan oleh pasien
38

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN


SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI DAN NILAI
PELATIHAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7

4. Melakukan 1. Berkoordinasi dengan • Dokumentasi 1. Kolaboratif Terlaksananya kegiatan Kegiatan


sosialisasi barcode Kepala Tim Mutu Mampu sosialisasi barcode sosialisasi
formulir komplain Satkes Denma Mabes bekerjasama formulir komplain pasien barcode formulir
pasien kepada Tim TNI menentukan dengan rekan memberikan kontribusi komplain
Mutu Komplain waktu dan tempat terhadap perwujudan visi pasien,
Pasien dan unit sosialisasi organisasi yakni memberikan
terkait menjadi fasilitas penguatan nilai
2. Membuat dan • Undangan 1. Akuntabel kesehatan dengan organisasi yaitu:
menyebarkan Membuat pelayanan yang prima. • Loyal
undangan sosialisasi undangan dengan Juga berkontribusi pada • Tanggap
serta membuat daftar penuh rasa misi orgaisasi yaitu • Cekatan
hadir tanggung jawab meningkatkan
2. Manajemen ASN profesionalisme dan
melaksanakan sumber daya manusia
semua kegiatan serta mengembangkan
sesuai dengan sarana prasarana
administratif

3. Melaksanakan • Dokumentasi
1. Kolaboratif
sosialisasi dengan • PPT Sosialisasi
menjelaskan Mampu
mengenai barcode bekerjasama
formulir komplain dalam sebuah tim
pasien. Cara 2. Kompeten
pengaplikasian, Membantu untuk
pengecekan dan meningkatkan
pemberian feedback kompetensi
kepada pasien sejawat
3. SMART ASN
39

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN


SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI DAN NILAI
PELATIHAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
(menguasai IT)
4. Adaptif
Bersemangat
dalam
mempelajari hal-
hal baru

4. Melakukan sesi tanya 1. Manajemen ASN


jawab dan membuat • Notulensi Melaksanakan
notulensi dari hasil seluruh kegiatan
sosialisasi dengan tertib
administratif

5. Melakukan uji coba 1. Melakukan 5S • Dokumentasi 1. Berorientasi Terlaksananya kegiatan Kegiatan uji
barcode formulir (Senyum, Sapa, Pelayanan uji coba barcode formulir coba pengisian
komplain pasien Salam, Sopan dan Bersikap ramah komplain pasien langsung formulir
secara langsung di Santun) kepada kepada di lapangan memberikan komplain pasien
lapangan pasien yang akan masyarakat kontribusi terhadap secara langsung
menggunakan perwujudan visi di lapangan,
barcode organisasi yakni memberikan
menjadi fasilitas penguatan nilai
2. Menjelaskan kepada • Dokumentasi 1. Berorientasi kesehatan dengan organisasi yaitu:
pasien mengenai tata Pelayanan pelayanan yang prima. • Tanggap
cara menggunakan Memberikan Juga berkontribusi pada
barcode formulir pelayanan prima misi orgaisasi yaitu
komplain pasien: kepada memberi pelayanan
- Pertama scan masyarakat dan kesehatan secara cepat,
Barcode / QR memenuhi tepat dan bermutu
40

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN


SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI DAN NILAI
PELATIHAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
CODE dengan kebutuhan
ponsel pintar masyarakat
- Masuk ke aplikasi 2. Kompeten:
google form Membantu orang
- Isi formulir komplain lain untuk belajar
pasien 3. SMART ASN
- Klik submit dan data Menguasai IT
isian akan terekam
otomatis

6. Evaluasi kepuasan 1. Membuka basis data • Dokumentasi 1. Berorientasi Terlaksananya evaluasi Kegiatan
pasien terhadap google drive untuk (screenshoot) Pelayanan kepuasan pasien evaluasi
barcode formulir mengakses hasil Berusaha terhadap barcode kepuasan
komplain pasien polling pasien yang melakukan komplain pasien pasien terhadap
memberikan komplain perbaikan tiada memberikan kontribusi barcode formulir
melalui aplikasi henti untuk terhadap perwujudan visi komplain
tersebut kepuasan organisasi yakni pasien,
masyarakat menjadi fasilitas memberikan
2. SMART ASN kesehatan dengan penguatan nilai
(Menguasai IT) pelayanan yang prima. organisasi yaitu:
Juga berkontribusi pada • Jujur
misi orgaisasi yaitu • Tanggap
memberi pelayanan
kesehatan secara cepat,
1. Akuntabel tepat dan bermutu
2. Membuat kesimpulan • Catatan Melaporkan hasil
dari hasil evaluasi kesimpulan evaluasi secara
transparan

Tabel 3.4 Matriks Rancangan Aktualisasi


41

F. Timeline Rancangan Aktuaslisasi

Timeline Rancangan Aktualisasi

Agustus 2022 September 2022

Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu


Ke-3 Ke-4 Ke-1 Ke-2 Ke -3

1. Mengumpulkan referensi dan materi untuk membuat


barcode formulir komplain pasien
2. Membuat konsep barcode formulir komplain pasien

3. Membuat barcode formulir komplain pasien

4. Melakukan sosialisasi barcode formulir komplain


pasien kepada Tim Mutu Komplain Pasien dan unit
terkait
5.. Melakukan uji coba barcode pengisian formulir
komplain pasien secara langsung di lapangan
6. Evaluasi kepuasan pasien terhadap barcode formulir
komplain

Tabel 3.5 Timeline Rancangan Aktualisasi


42

BAB IV
PENUTUP

Berlandaskan nilai-nilai Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten,


harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif atau bisa disebut nilai BerAKHLAK.
Memahami tentang peran dan kedudukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
Lingkungan Kementerian Pertahanan menjadi kementerian yang
berintegritas dan berkualitas menciptakan rasa kesetiakawanan antara
rekan seprofesi, atasan, bawahan maupun lapisan masyarakat lainnya.
Demikian laporan rancangan aktualisasi pada Pelatihan Dasar Calon PNS
Lembaga Kementrian Pertahanan Republik Indonesia Golongan III.
Rancangan ini akan menjadi acuan Peserta Latsar dalam pelaksanaan
habituasi pada masa non- klasikal. Dilaksanakan selama 30 hari yang
dimulai pada tanggal 15 September 2022. Saya menyadari bahwa
pembuatan rancangan aktualisasi ini, sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN
yaitu Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal,
adaptif dan kolaboratif (BerAKHLAK) dan berprinsip pada Manajemen
Aparatur Sipil Negara) dan SMART ASN masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, saya menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dan
akan saya terima dengan baik untuk pelaksanaan habituasi.
43

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Aktualisasi :


Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III.
Jakarta : LAN.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta : Kemenkes.

Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 29 Tahun 2020 Tentang Organisasi


Dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan. Jakarta : Kemhan

Perka lan no 12 th 2018 ttg Diklat Latsar

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara


(ASN).Jakarta

Anda mungkin juga menyukai