Anda di halaman 1dari 4

SOP Interpretasi Foto Rontgen

No. Dokumen :
S SOP/ / XII/ 2022
O No. Revisi :0
P Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1

KLINIK PRATAMA
SATUAN dr. Randy Zainubun, Sp.EM
KESEHATAN Letkol Kes NRP. 531977
DENMA MABES TNI

1. Pengertian Interpretasi foto rontgen adalah suatu teknik untuk menafsirkan


hasil pemeriksaan radiologi berupa rontgen tulang belakang, toraks
dan abdomen.
2. Tujuan Untuk membantu menafsirkan hasil foto rontgen secara sistematis
sehingga didapatkan kesimpulan yang tepat
3. Kebijakan SK Komandan Satuan Kesehatan Nomor … tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis Klinik Pratama Satkes Denma Mabes TNI
4. Referensi 1. Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu
Penyakit Dalam (2017).
2. Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Primer (2017).
5. Prosedur 1. Redupkan cahaya ruangan.
2. Pasang film pada lightbox.
3. Film lama diperlukan untuk membandingkan dengan hasil
film terbaru.
4. Cek nama, tanggal dan diagnosis pasien.
5. Identifikasi jenis film : AP / PA / Supine / Erect / Lateral.
6. Interpretasi :
a. Vertebra servikal
1) Foto lateral :
a) Seluruh vertebrae terlihat dari dasar tengkorak
sampai dengan vertebrae T2
b) Garis anterior yaitu garis di depan ligamentum
longitudinal. Garis posterior merupakan garis di
belakang ligamentum longitudinal. Garis spinolaminar
adalah garis yang dibentuk sudut prosesus spinosus
memanjang dari basis cranii.
c) Jarak diskus harus sama di setiap diskus.
d) Pelebaran jaringan lunak prevertebral dapat
disebabkan oleh hematom prevertebral akibat fraktur.
2) Foto AP :
a) Foto harus mencakup seluruh tulang servikal
hingga vertebrae thorakal atas.
b) Posisi AP sulit digunakan untuk melihat
adanya fraktur.
c) Pada posisi ini dapat terlihat kelainan
emfisema pada jaringan lunak.
3) Swimmer position :
Digunakan untuk menilai C7-T1 yang sulit dinilai pada
foto lateral.

b. Thorakolumbal
1) Foto lateral :
a) Garis-garis : garis anterior, posterior sejajar
dengan lengkung vertebrae.
b) Tulang : korpus vertebrae semakin membesar
dari superior ke inferior.
c) Jarak : jarak diskus semakin membesar dari
superior ke inferior.
2) Foto AP :
a) Korpus vertebrae dan prosesus spinosus
membentuk garis lurus
b) Tulang : korpus vertebrae dan pedikel intak
c) Jarak : setiap diskus mempunyai tinggi yang
sama kanan dan kiri.
d) Pedikel : semakin melebar dari superior ke
inferior
e) Perhatikan jaringan lunak paravertebra yang
membentuk garis lurus pada sisi kiri, bedakan dari
aorta.

c. Lumbal
1) Foto lateral :
a) Garis : ikuti ujung korpus vertebrae dari satu
tingkat ke tingkat selanjutnya.
b) Jarak diskus biasanya meningkat dari superior
ke inferior.
c) Perhatikan bahwa jarak L5-S1 sedikit lebih
sempit dibandingkan L4-L5.
2) Foto AP :
Nilai integritas pedikel dan prosesus transversus.
Penilaian lain sama dengan penilaian foto AP
thoracolumbal.

d. Sacrum-pelvis
1) Foto AP :
a) Dua tulang hemipelvis dan sakrum membentuk
cincin tulang yang pada bagian posterior dihubungkan
oleh sendi sakroiliaka dan pada bagian anterior oleh
simfisis pubis.
b) Fraktur pelvis memiliki gambaran yang sangat
bervariasi tergantung mekanisme cedera.
e. Toraks
1) Kualitas film :
a) Pada film yang baik, dapat terlihat 10 iga
posterior, 6 iga anterior dan vertebrae thorakal.
b) Klavikula sejajar dan sternum tepat berada di
tengahnya.
2) Diafragma :
a) Normalnya garis diafragma tajam,
hemidiafragma kanan sedikit lebih tinggi dibandingkan
kiri.
b) Adanya udara bebas di bawah garis diafragma
menandakan peritonitis, tenting didapatkan pada
fibrosis paru, dan elevasi yang berlebihan
menandakan hepatomegali / splenomegali.
3) Sudut kostofrenikus :
a) Normalnya sudut kostofrenikus tajam.
b) Sudut kostofrenikus yang tumpul menandakan
adanya efusi.
4) Hilus :
a) Pembesaran hilus unilateral dapat disebabkan
oleh : infeksi (TB, viral, bakteri), tumor dan vaskular
(aneurisma atau stenosis arteri pulmonal).
b) Pembesaran hilus bilateral dapat disebabkan
oleh sarkoidosis, infeksi, tumor, hipertensi arteri
pulmonal.
5) Mediastinum
6) CTR (Cardio-Thoracic Ratio)

7) Kelainan ukuran jantung :


a) Kelainan kontur jantung dapat disebabkan oleh
atrial atau ventrikular septal defect, atau efusi
perikardial, atau aneurisma.
b) Kontur jantung yang tidak jelas atau hilang
batasnya dapat disebabkan oleh penyakit paru di
sekitar jantung.
8) Paru :
Abnormalitas paru dapat terlihat dalam bentuk :
a) Konsolidasi :
- Akut : pneumonia, aspirasi, infark, edema
- Kronik : limfoma, pneumonia, sarkoidosis
- Batwing : edema, pneumonia bakterialis,
PCP, pneumonia viral
b) Atelektasis :
- Resorpsi : mukus, tumor, benda asing
- Relaksasi : efusi pleura, pneumotoraks
c) Nodul-Massa :
- Nodul < 3 cm : granuloma, Ca paru,
metastasis, hamartoma
- Nodul > 3 cm : Ca paru, granuloma,
hamartoma
- Massa multipel : infeksi, metastasis,
sarkoidosis, wegner
9) Pleura :
Volume cairan pleura mulai terlihat pada gambaran
foto rontgen toraks adalah 200-300 ml. Volume cairan
pleura dapat menutupi seluruh hemitoraks jika
berjumlah lebih dari 5 L.
f. BNO (Foto polos abdomen)
1) Lakukan penilaian terhadap distribusi udara dalam
abdomen, apakah ada obstruksi atau ada udara yang sampai
distal.
2) Identifikasi adanya gambaran herring bone,
stepladder, air-fluid level, dan tanda-tanda distensi dari usus
serta adanya udara bebas pada subdiafragma.
3) Perhatikan psoas line kiri dan kanan serta
preperitoneal fat line kiri dan kanan.
6. Unit Terkait Ruang tindakan, poli umum

Histori Perubahan

Tanggal Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai