Anda di halaman 1dari 27

PENUNTUN

KETERAMPILAN
KLINIS YUNIOR
RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2017
BUKU PENUNTUN

Keterampilan Klinik Yunior

Radiologi

Penyusun :

dr.Rhandyka Rafli, Sp.OnkRad

dr. Vina Triseptiana, Sp.Rad

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

2017

1
KETERAMPILAN KLINIS YUNIOR RADIOLOGI

1. KOMPETENSI RADIOLOGI SKDI


a. Interpretasi X-Ray tengkorak (4A)
b. Interpretasi X-ray muskuloskletal (4A)
c. Interpretasi foto thorax (4A)
d. Interpretasi BNO-IVP (3)

2. SKULL X-RAY
Anatomi tengkorakmempunyai permukaan luar (tabula interna), permukaan dalam
(tabula interna) yang memiliki indentasi vascular. diantaranya terdapat tulang
spongiosum yang disebut diploe
a. Gambaran normal lateral skull

b. Gambaran normal AP skull

c. Contoh bacaan skull X ray :


Pemeriksaan Tidak tampak diskontinuitas pada tabula interna, diploe, dan tabula eksterna.
radiografi
Schedel Sutura dan jejas vaskuler baik.
proyeksi AP
dan lateral Tidak tampak tanda-tanda fraktur pada tulang-tulang kalvaria.
normal
Sella tursika baik dan dorsum sella baik.

2
3. CHEST X-RAY

a. Menggunakan pembacaan sistematik bisa menghindarkan daerah yang terlewat


dalam penilaian, sistem ini diutamakan untuk klinisi yang belum berpengalaman
membaca X-ray.
b. Selalu cek identitas dan data klinis pasien
c. Perhatikan proyeksi foto : apakah posterior-anterior (PA) atau anterior-posterior
(AP), diambil dalam posisi berdiri, duduk atau supine, Perhatikan anotasi / marker
(penanda foto)
d. Lakukan penilaian kualitas foto gunakan mneumonic RIP (Rest in peace)
• R (Rotasi) apakah prosesus spinosus berada di tengah ujung medial kedua
klavikula
• I (Inspirasi) minimal 5-7 iga anterior berpotongan dengan diaghfragma
• P (penetrasi) tulang vertebrae dapat dilhat di belakang jantung

e. Struktur yang diperiksa pada foto thoraks (ABCDEF) :


• Airway : Trachea, bronkus dan Struktur hilar
• Bone dan soft tissue
• Cardiomediastinum : Jantung, Mediastinum
• Diaghfragma dan gastric bubbles
• Efusi (Pleura)
• Fields : (lapangan paru)

3
f. Deskripsikan kelainan yang dijumpai
• Jaringan yang terlibat : paru, jantung, tulang dan aorta
• Ukuran : besar/ kecil/ bervariasi
• Sisi : unilateral, kanan/kiri/ bilateral
• Jumlah lesi : single / multiple
• Distribusi : fokal / tersebar
• Posisi :anterior/posterior/superior/ lung zone
• Bentuk – bulat/ sabit/ dllRound
• Pinggir - Smooth/Irregular/Spiculated
• Pola - Nodular/Reticular(seperti jaring)
• Density - Air/Fat/Soft-tissue/Calcium/Metal
g. Contoh bacaan foto thorax normal
Pemeriksaan Jantung tidak membesar (CTR < 50%).
radiografi Toraks
proyeksi PA Aorta dan mediastinum superior tidak melebar.

Trakea di tengah. Kedua hilus tidak menebal.

Corakan bronkovaskular kedua paru baik.

Tidak tampak infiltrat maupun nodul di kedua lapangan paru.

Kedua hemidiafragma licin. Kedua sinus kostofrenikus lancip.

Jaringan lunak dinding dada terlihat baik

h. Temuan spesifik :
Kardiomegali :
• Riwayat hipertensi atau
angina
• CTR > 50%

4
Gagal Jantung
• Kardiomegali
• (1) pembesaran
pembuluh darah tanda
hipertensi vena
pulmonaris
• (2) Septal (kerley B)
line tanda interstisial
edema. Lihat gambar
dibawahnya
• (3) airspace shadowing
karena edema alveolar
pada daerah perihilar
menyebabkan
gambaran seperti
“batwing”
• (4) sudut costofrenikus
tumpul karena efusi
pleura

Efusi Pleura
• Daerah inferior opak
homogen
• Terdapat batas konkave
“menikus sign”

5
Pneumothorax
• Riwayat trauma dada
• Tampak batas pleura
visceral
• Daerah diatasnya tidak
tampak corakan paru

COPD dengan emphysema


• Hiperekspansi paru.
Tampak iga anterior 5-
6 tidak berpotongan
dengan diaghfragma
• Diaghfragma lebih
datar daripada normal

Bronchiekstasi
• Corakan paru tampak
lebih kasar
• Kadang gambaranya
ditemui pada Xray
normal perlu
konfirmasi CTscan

6
Lobar pneumonia
• Konsolidasi terbatas
pada salah satu lobus
• Dibatasi oleh fisura
paru
• Penyebab paling sering
Streptococcus
pneumoniae

TB paru
• Konsolidasi pada
bagian superior paru
• Pembesaran hilar
ipsilateral karena
pembesaran KGB
• Gambaran klinis TB
paru

TB reactive
• Sering pada pasien
imunocompromise
• Konsolidasi lebih
sering lobus atas
• Konsolidasi sering
sampai ke hilum
• Struktur hilum
mengalami distorsi
karena kehilangan
volume di lobus atas

7
TB paru dengan cavitas
• Infeksi M.tuberculosis
menyebabkan cavitas
• Tampak zonal paru
yang lebih lusen

TB lama (sembuh)
• Riwayat klinis sembuh
TB
• Terdapat gambaran
gabungan scar fibrotic
dengan nodul
kalsifikasi
(fibrocalsikalsifikasi
change)

TB miliar
• Infeksi TB disseminate
• Prognosis buruk
• Gambaran nodul halus
tersebar di seluruh
lapang paru

8
Metastasis paru
• Gambaran klinis tumor
ditempat lain
• Nodul “coin lesion”

4. ABDOMEN X-RAY

a. Periksa detail pasien


b. Periksa posisi foto (AP atau decubitus)
c. Periksa apakah semua abdomen termasuk dalam foto (pasien dengan tubuh besar
kadang butuh 2 foto)
d. Penilaian pola bowel gas
Lambung bisa tampak jika mengandung udara. Dan menghilang jikakosong atau
terisi cairan

Small bowel (duodenum sampai terminal ileum) secara umum smallbowel


terdapat dalam abdomen, dengan valvulae conniventes / plicae circulares yang
tipis, circular, yang melingkar sepenuh lebar bowel. Yang tampak pada gambar
dibawah :

9
Usus besar biasanya pada daerah perifer abdomen,dengan lipatan usus yang
membentuk kantong yang disebut haustradan kadang tampak mengandung feses.

e. Menilai jaringan lunak


Hepar pada kuadran kanan atas. Batas superior membentuk kontur
hemidiaghfragma. Pada pasien wanita hepar bisa overlap dengan batas bawah
payudara.kandung empedu jarang terlihat pada xray abdomen, dan posisinya bisa
beragam

Otot psoas berasal dari prosesus tranversus V. lumbar dan bersama otot iliacus
membentuk tendon iliopsoas yang menempel pada trochanter minor femur.
Pinggir lateral otot psoas seringkali membentuk garis lurus. Otot iliacus tidak
tampak karena superposisi dengan tulang pelvis.

10
Spleen terdapat pada kuadran kiri atas superior terhadap ginjal kiri

f. Menilai tulang : tulang region abdomen akan lebih jelas pada foto lumbrosakral
tulang yang tampak pada foto abdomen : iga bawah, V. Lumbar, sacrum, coccyx,
pelvis dan proximal femur. Tulang berfungsi sebagai penanda lokasi jaringan
lunak yang tidak tampak. Prosesus tranversus lumbar menjadi penanda jalur
ureter (lambing kepala panah). Dan Vesico ureteric junction (asterisk)berada
setinggi spina ischiadicum (lambing panah)

11
g. perhatikan kalsifikasi dan artifak : gambaran densitas tinggi bias disebabkan oleh
artifak atau kalsifikasi jaringan lunak. Kalsifikasi jaringan lunak tidak selalu
bermakna secara klinis. Artifak bisa berupa aksesoris pasien yang lupa dibuka,
sisa kontras ataupun

h. contoh bacaan normal :


Pemeriksaan Preperitoneal fat line sisi kanan-kiri baik.
radiografi
Abdomen Psoas line kesan tegas dan simetris. Kontur kedua ginjal baik.
polos
Distribusi udara usus mencapai rektum.

Tidak tampak dilatasi usus maupun penebalan dinding usus.

Tidak tampak bayangan batu radioopak di proyeksi traktus urinarius.

Tulang-tulang kesan intak.

12
Pemeriksaan Lemak preperitoneal masih baik.
radiografi
abdomen 3 Psoas line dan kontur kedua ginjal tertutup bayangan udara usus.
posisi:
Distribusi udara usus mencapai distal dengan fecal material yang prominen.

Tidak tampak dilatasi usus, tidak tampak penebalan dinding usus.

Tak tampak multipel air-fluid level.

Tak tampak udara bebas ekstralumen.

Tulang-tulang intak.
Pemeriksaan Pada pemeriksaan radiografi polos abdomen didapatkan hasil sebagai berikut:
radiografi Preperitoneal fat line baik. Psoas line simetris. Kontur kedua ginjal sebagian
BNO-IVU tertutup bayangan udara usus.
dengan Tak tampak bayangan radioopak sepanjang proyeksi traktus urinarius.
media Multipel phlebolith di rongga pelvis sisi kanan.
kontras Distribusi udara usus normal. Tak tampak dilatasi patologis maupun penebalan
Iopromide dinding usus.
300 mgI/ml Tulang-tulang yang tervisualisasi intak.
sebanyak 50
mL IVP:
intravena. Kedua ginjal: Fungsi sekresi dan ekskresi kedua ginjal sudah tampak pada
menit ke-5. Bentuk, ukuran dan kontur kedua ginjal baik. Sistem pelviokalises
kedua ginjal tak tampak melebar, dengan kaliks cupping.
Ureter: bentuk, kaliber, dan drainase kedua ureter baik. Tidak tampak dilatasi
kedua ureter.
Buli: dinding reguler licin. Tak tampak filling defect maupun additional
shadow.
Post void: sisa urine minimal.

Kesimpulan:
Fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik.
Tak tampak batu di sepanjang traktus urinarius maupun tanda-tanda
bendungan.

13
i. temuan spesifik
Ileus obstruksi letak tinggi
• obstruksi di duodenum
jejunum
• gambaran dilatasi usus
halus diameter lumen
3cm - 5cm
• gambaran herring bone
/ valvula conniventes
• apabila dilakuak foto
abdomen erect (berdiri)
didapatkan gambaran
stepladder
• tidak tampak udara
pada rektum
• penyebab paling sering
riwayat operasi
sebelumnya

Obstruksi usus besar


• dilatasi usus besar
diameter lumen > 5cm
• tidak tampak udara
pada rektum

14
Ileus paralytic
• dilatasi menyeluruh
dari gaster sampai
rectum
• dilatasi tidak terlalu
mencolok, masih
terdapat udara dalam
rectum. Pertanda
sumbatan parsial.

Perforasi
• tampak udara bebas
diantara hepar dan
diafragma
• udara diantara usus
menyebabkan dinding
usus tampak lebih jelas
(double wall / rigler’s
sign)

Batu Ginjal
• pada pemberian kontras
intravena tampak
daerah yang lebih lusen
dibandingkan kontras
sekitar memberikan
gambaran filling defect

15
Batu staghorn
• batu ginjal yang besar
memenuhi pelvic ginjal
memberikan gambaran
staghorn

5. MUSKULOSKLETAL X-RAY

a. Prinsip membaca foto muskuloskletal


i. Perhatikan klinis pasien, sesuaikan dengan foto
ii. Dalam menilai trauma tulang dibutuhkan minimal 2 view

iii. Bandingkan dengan sisi yang sehat

16
iv. Bandingkan dengan foto sebelumnya jika tersedia

v. Kadang ditemukan kelainan yang tidak berhubungan / tidak terduga

vi. Perhatikan artifak


b. Interpretasi sistematik
i. Keterangan klinis pasien , posisi dan kelayakan foto
ii. Menilai kesejajaran tulang dan sendi

17
iii. Menilai penyempitan ruang sendi

iv. Menilai keutuhan outline kortex tulang

v. Menilai texture tulang

18
vi. Menilai jaringan lunak dan lain lain

c. Contoh laporan interpretasi Xray Normal


Pemeriksaan Kelengkungan dan kedudukan vertebra cervical baik, tidak tampak
radiografi listhesis.
Cervical
proyeksi AP dan Struktur dan bentuk vertebra cervicalis baik. Densitas vertebra cervical
lateral baik.

Pedikel intak. Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi


litik/blastik.

Tidak tampak penyempitan celah diskus intervertebralis.

Sendi-sendi vertebra cervical terlihat baik.

Jaringan lunak sekitar vertebra cervical baik.


Pemeriksaan Kelengkungan dan kedudukan vertebra cervical baik, tidak tampak
radiografi listhesis.
cervical proyeksi
AP dan lateral Struktur dan bentuk vertebra cervicalis baik. Densitas vertebra cervical
dan oblik kanan baik.
dan kiri
Pedikel intak. Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik.

Tidak tampak pembentukan spur.

Tidak tampak penyempitan celah diskus intervertebralis ataupun foramen


intervertebralis.

Sendi-sendi vertebra cervical terlihat baik.

Jaringan lunak sekitar vertebra cervical baik.

19
Pemeriksaan Kelengkungan dan kedudukan fpevertebra torakal baik, tidak tampak
radiografi listesis.
vertebrae torakal
proyeksi AP dan Struktur dan bentuk vertebra torakal baik. Densitas vertebra torakal baik.
lateral
Pedikel intak. Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik.

Tidak tampak pembentukan spur.

Tidak tampak penyempitan celah diskus intervertebralis ataupun foramen


intervertebralis.

Jaringan lunak paravertebra torakal kesan baik.

Pemeriksaan Kelengkungan dan kedudukan vertebra lumbosacral baik, tidak tampak


radiografi listesis.
vertebrae
lumbosacral Struktur dan bentuk vertebra lumbosacral baik. Densitas vertebra
proyeksi AP dan lumbosacral baik.
lateral
Pedikel intak. Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik.

Tidak tampak pembentukan spur.

Tidak tampak penyempitan celah diskus intervertebralis ataupun foramen


intervertebralis.

Sendi-sendi vertebra lumbosacral dan sacroiliaca bilateral terlihat baik.

Jaringan lunak paravertebra lumbal kesan baik.

Pemeriksaan Kedudukan tulang humerus baik, tidak tampak subluksasi, dislokasi.


radiografi
Humerus Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik/blastik.
proyeksi AP dan
lateral : Tidak tampak pembentukan spur.

Celah sendi dan permukaan sendi glenohumeral, humeroulnar atau


humeroradial terlihat baik.

Jaringan lunak sekitar tulang humerus terlihat baik.

20
Pemeriksaan Kedudukan tulang-tulang pembentuk sendi cubiti baik, tidak tampak
radiografi Cubiti subluksasi, dislokasi.
proyeksi AP dan
lateral : Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik/blastik.

Tidak tampak pembentukan spur.

Celah sendi dan permukaan sendi humeroulnar atau humeroradial terlihat


baik.

Jaringan lunak sekitar sendi cubiti terlihat baik, tidak tampak kalsifikasi.
Pemeriksaan Kedudukan tulang-tulang antebrachii baik, tidak tampak subluksasi,
radiografi dislokasi.
Antebrachii
proyeksi AP dan Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik/blastik.
lateral
Tidak tampak pembentukan spur.

Celah sendi dan permukaan sendi humeroulnar, humeroradial dan


radiocarpal terlihat baik.

Jaringan lunak regio antebrachii terlihat baik.


Pemeriksaan Kedudukan tulang-tulang pembentuk wrist joint baik, tidak tampak
radiografi wrist subluksasi, dislokasi.
joint AP dan
lateral Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik/blastik.

Tidak tampak pembentukan spur.

Celah sendi dan permukaan sendi radiocarpal, carpalia, dan


carpometacarpal terlihat baik.

Jaringan lunak sekitar sendi wrist terlihat baik.


Pemeriksaan Kedudukan tulang-tulang manus baik, tidak tampak subluksasi, dislokasi.
radiografi Manus
proyeksi AP dan Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik / blastik.
oblik
Tidak tampak pembentukan spur.

Celah sendi dan permukaan sendi karpalia, carpometacarpal,


metacarpophalangeal dan interphalangeal terlihat baik

Jaringan lunak sekitar manus terlihat baik

21
Pemeriksaan Kedudukan tulang-tulang pelvis baik, tidak tampak subluksasi, dislokasi.
radiografi Pelvis
proyeksi AP Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik/blastik.

Tidak tampak pembentukan spur.

Celah sendi dan permukaan sendi sacroiliaka bilateral, coxae bilateral, dan
symphisis pubis terlihat baik.

Jaringan lunak sekitar pelvis terlihat baik

Pemeriksaan Kedudukan tulang femur baik, tidak tampak subluksasi, dislokasi.


radiografi Femur
proyeksi AP dan Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik/blastik.
lateral
Tidak tampak pembentukan spur.

Celah sendi dan permukaan sendi coxae ataupun femorotibial terlihat baik.

Jaringan lunak sekitar femur terlihat baik.

Pemeriksaan Kedudukan tulang-tulang pembentuk sendi genu baik, tidak tampak


radiografi Genu subluksasi, dislokasi.
proyeksi AP dan
lateral Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik / blastik.

Tidak tampak pembentukan spur.

Celah sendi dan permukaan sendi femorotibial terlihat baik.

Jaringan lunak sekitar sendi genu terlihat baik.

Pemeriksaan edudukan tulang-tulang pembentuk sendi genu baik, tidak tampak


radiografi Genu subluksasi, dislokasi.
AP, lateral dan
skyline Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik / blastik.

Tidak tampak pembentukan spur.

Celah sendi dan permukaan sendi femorotibial.dan femoropatelar terlihat


baik.

Jaringan lunak sekitar sendi genu terlihat baik.

22
Pemeriksaan Kedudukan tulang-tulang cruris baik, tidak tampak subluksasi, dislokasi.
radiografi Cruris
proyeksi AP dan Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik / blastik.
lateral
Tidak tampak pembentukan spur.

Celah sendi dan permukaan sendi femorotibial ataupun sendi talocrural


terlihat baik.

Jaringan lunak sekitar regio cruris terlihat baik.


Pemeriksaan Kedudukan tulang-tulang pembentuk ankle joint baik, tidak tampak
radiografi Ankle subluksasi, dislokasi.
Joint proyeksi
AP, lateral dan Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik / blastik.
mortise view
Tidak tampak pembentukan spur.

Celah sendi dan permukaan sendi mortise dan calcaneotarsal terlihat baik.

Jaringan lunak sekitar regio ankle terlihat baik.

d. Kelainan spesifik
Dislokasi bahu anterior
• AP view dan Y view :
kaput humerus terlepas
dari glenoid dan scapula.
Dan berada di inferior
prosesus coracoid
scapula
• Axial view : kaput
AP
humerus tampak berada
di depan fossa glenoid

Y view

23
axial
Dislokasi bahu posterior
• Pada AP view : Terdapat
pelebaran sendi
glenohumeral.
Menyebabkan gambaran
bulat seperti “light bulb”
• Pada Y-View : kaput
AP view humerus berada posterior
dari glenoid

Y-View
Fraktur Monteggia
• Pada foto lateral : fraktur
monteggia terdiri dari
fracture shaft ulna dan
dislokasi kaput radial
pada sendi siku.
• Garis radiocapitellar
keluar dari pertengahan
kapitulum humerus

24
Fraktur Galeazzi
• Pada AP view : tampak
fraktur shaft radial dan
dislokasi ulna dari sendi
radio ulna
• Pada lateral view :
dislokasi ulna tampak
lebih jelas dengan
pergeseran ke dorsal

AP view

Buckle –Greenstick Fracture


• Sering pada anak-anak
• Greenstick injury terdiri
dari pembengkokkan
tulang pada satu sisi dan
kerusakan korteks tulang
pada sisi lainnya

Brodie’s abses osteopenia Osteomyelitis

• Perubahan awalberupa
pembengkakkan
jaringan lunak sekitar
dan lapisan lemak yang
lebih suram
• Osteomyelitis bisa
teridentifikasi dengan

25
Erosi korteks dan mixed lucency Involocrum dan cloaca foto Xray pada hari 5-7
pada anak-anak dan hari
10-14 pada dewasa
• Subakut : Brodie’s abses
• akut : osteopenia :
gambaran tulang tampak
lebih lusen.
• Temuan kronik : erosi
korteks tulang, mixed
lucency dan sclerosis,
Sequestrum reaksi periosteal.
• Pada kasus kronik yang
tidak diobati ditemukan
sequestrum (area
avascular dan
nekrosis), involucrum
(pertumbuhan tulang baru
dari periosteal). Cloaca
(lubang drainase dari
involocrum)

26

Anda mungkin juga menyukai