Anda di halaman 1dari 10

CSL RADIOLOGI

1. Langkah-langkah membaca foto thorax:


a. Baca marker ® untuk menentukan posisi foto dan sebut jenis foto (AP, PA, lateral kanan/kiri,
lateral dekubitus kiri/kanan, anterior oblique, top lordotik, dsb). Jangan membaca foto bila
marker tidak ada!!! Yang terutama diikuti dalam pemasangan foto, sebab marker dibuat
bersamaan dengan saat foto dibuat, sedangkan marker biasa dituliskan setelah foto dibuat jadi
bisa terbalik.
b. Sebutkan ID foto:
- Nama pasien dan nama dokter yang meminta jenis foto bila ada.
- Umur pasien; untuk menentukan predileksi penyakit.
- Tempat pengambilan foto (RS...)
- Tanggal pengambilan foto: penting! Terutama untuk follow up terapi, mengetahui perjalanan
penyakit dari keadaan lalu (membandingkan dengan foto lama) dan menentukan prognosis
penyakit.
c. Menentukan syarat foto yang baik:
- Syarat utama: Foto harus meliputi seluruh lapangan paru dari apex hingga sinus
costophrenicus!!!
- Inspirasi cukup [diafragma minimal terlihat pada costa posterior IX-X (yang mengikuti arah
lengkungan diafragma)]. Bila inspirasi kurang  diafragma meninggi, dan sebaliknya. Inspirasi
yang berlebihan memperlihatkan gambaran emfisema palsu.
- Kesimetrisan foto. Bandingkan garis sternoclavicularis dextra et sinistra atau perhatikan posisi
trachea. Pendorongan mediastinum dapat disebabkan oleh pneumothorax, efusi, dan tumor.
- Densitas foto. Tidak dikenal warna putih atau hitam!
 Hiperlusen: air density (mis: udara bebas)
 Radiolusen: fat density
 Intermediet: water density
 Radiopak: bone density
 Hiperradiopak: metal density
Jika terdapat penyakit paru, udara akan digantikan oleh produk penyakit berupa eksudat
(cairan=opak).
- Perhatikan apa yang kurang atau berlebihan (tidak terdapat pada foto normal)
d. Sebutkan letak kelainan: sinistra, dextra, atau bilateral

2. Foto normal
a. Mengikuti syarat foto yang baik
b. Radiolusen
c. Struktur yang tidak terlihat: pleura (kecuali pada
fissura) dan bronchus serta cabang-cabangnya.
d. Hilus kiri lebih tinggi daripada hilus kanan, dan
berlaku sebaliknya untuk diafragma. Tetapi jarak
antardiafragma tidak lebih dari 2.5-3 cm.
e. Sinus costophrenicus lancip
f. Vaskularisasi meliputi 2/3 dari medial ke lateral dan
mengalami tappering.
3. a. KP/TB
- Klasifikasi:
a. Aktif (bercak, berawan/perselubungan, cavitas) atau tidak aktif (fibrosis dan kalsifikasi). Bila
aktif, perlu melanjutkan pengobatan.
b. Berdasarkan besarnya lesi: KP sinistra, KP dextra, atau KP duplex (HARUS DISEBUT!)
- Tanyakan gejala klinisnya pada penguji  penting!
- Pada foto di bawah terlihat bercak pada hampir semua lapangan paru (bedakan dengan pembuluh
darah yang menghadap ke pembaca)
- Dindang cavitas tipis (berbeda dengan nodul yang dndingnya tebal)

b. KP aktif
- Marker: R2/96
- ID: Tn. Baso, tanggal 15-07-03
- Tampak perselubungan pada lapangan paru kanan
atas-tengah.
4. TB milliar (komplikasi TB)
- ID: Tn. Yalling. ♂, 30 thn. Dr. Gosal. RS. A Poli THT.
- Bercak tersebar merata pada seluruh lapangan paru akibat proses penyebaran hematogen

5. Pneumonia anak
a. - ID foto: Selvi, 8 tahun
- Gejala klinis: demam >1 minggu, sesak.

332
b. Pneumonia anak
- ID: No.foto 978; tanggal: 30-8-95
- Keterangan foto: tampak konsolidai homogen dengan batas tegas dan ABS (+) pada lapangan
paru kanan atas.
ABS (+) terbentuk sebab adanya eksudat yang menutupi bronchus yang berisi udara. Pada
pneumonia yang diserang adalah alveolus, sedangkan bronchus tidak.
- Klinis: batuk, demam

6. Pneumonia
- Tampak konsolidasi dengan batas tegas pada lapangan paru kanan atas, disertai ABS (+). Batas
bisa tampak tidak jelas bila masih dalam awal perlangsungan penyakit.
- Bakteri penyebab pneumonia biasanya dari golongan Streptococcus sedangkan bronchopneumonia
biasanya dari golongan Staphylococcus.

``
7. a. Efusi pleura
- ID: tanggal 14-8
”Perselubungan homogen dengan sinus diafragma tertutup, dengan permukaan meniskus (khas
efusi pleura) pada hemithorax dextra (karena proses efusi di luar paru). Terdapat efusi ringan
pada thorax dextra bawah.”
- Efusi juga bisa menyebabkan fissura terlihat jelas akibat masuknya cairan dalam fissura.

Permukaan meniscus
dari efusi

Efusi
ringan

b. Efusi pada paru yang terkena TB aktif pada orang tua


- ID: RS By, 11 Juli 78
- Biasa terdapat pembesaran gld parahiler atau paratracheal
- Pendorongan mediastinum
8. Emfisema paru (harus lengkap karena ada juga emfisema subkutis)
- ID: Tn. Tan Si Cat, 11/9-0..
- CXR: ● Hiperlusen tetapi vaskularisasi masih tampak
● Diafragma mendatar jantung berbentuk tear drops  khas emfisema,
- Paru berbentuk barrel chest.
- Bisa terdapat pada pasien KP lama

9. Atelektasis
- Jantung, trachea, dan main bronchus sinistra tertarik ke sisi yang sakit.
- Meskipun terlihat seperti efusi tapi jangan didiagnosa ada efusi karena terdapat penarikan,
sedangkan efusi menyebabkan pendorongan. Perselubungan pada atelektasis selalu inhomogen.
- Akibat kerusakan (atelektasis) pada paru sinistra, paru dextra melakukan kompensasi fungsi paru
kiri, sehingga tampak hiperlusen seperti emfisema (emfisema compensatoar)
- Atelektasis juga bisa terjadi pada TB akibat fibrosis.
10. Hydropneumothorax
a. - Marker: R 18112
- D/: KP lama aktif
- ”Tampak konsolidasi + bercak di lapangan paru kanan atas. Sedangkan pada paru kiri tampak air
fluid level (pneumothorax + efusi pleura = hydropneumothorax hemithorax kiri)”. Konsolidasi
menunjukkan paru yang kolap, sehingga dapat dikatakan terdapat pula atelektasis.

b. - Foto berikut adalah foto lateral dari kasus di atas


Untuk menentukan lateral kiri atau kanan,
perhatikan posisi sternum. Sternum di sebelah
kanan pembaca menunjukkan foto lateral kanan.
- Terlihat pula penarikan hilus (?) pada foto di
samping.
c. Foto di samping dapat diakibatkan oleh TB,
Ca mamma (yang bermetastase ke pleura
sehingga pada saat dilakukan thoracocentesis
didapatkan cairan darah).

11. Bronchiectasis (bagian dari PPOK)


- Klinisnya berat, bisa terdapat AFL
- Sarang tawon/honey comb app. Merupakan gambaran dilatasi bronchus.
- Diafragma rendah
- Terdapat emfisema paru
12. Abses paru

13. Proses abdominalis


= Dapat berupa hepatomegali, abses hepar, kehamilan, ascites (bila bilateral), atau paralisis
n.phrenicus.
- ID: R 025
14. Pneumothorax dextra.

NB:
1. DHF
- Foto lateral dekubitus
- Gejala klinis: febril, epistaxis.
2. Pada meningitis TB kesadaran pasien menurun
3. Bronchitis
- vascularisasi kasar hingga ke pinggir paru (vascularisasi ramai)
- bisa terdapat emfisema

Anda mungkin juga menyukai