Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH BANK SYARIAH INDONESIA

 Sejarah bank syariah di dunia memiliki akar yang panjang dan berkembang selama
berabad-abad. Bank syariah didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi Islam yang
melarang riba (bunga) dan mengikuti hukum Islam atau syariah. Berikut adalah sejarah
singkat perkembangan bank syariah di dunia:
1. Awal Mula (Abad ke-7 Masehi): Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang mencakup
larangan riba telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada periode awal Islam,
terdapat praktik perdagangan dan peminjaman yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.
2. Zaman Kesultanan Umayyah dan Abbasiyah (abad ke-7 hingga ke-13 Masehi): Di
masa ini, terdapat pengembangan sistem perbankan Islam awal yang dikenal sebagai
"Hawala" di kawasan Timur Tengah. Hawala adalah sistem transfer uang tanpa bunga
yang mendasarkan pada kepercayaan dan hubungan sosial.
3. Periode Ottoman (abad ke-14 hingga ke-20 Masehi): Kesultanan Ottoman
mengembangkan sistem perbankan yang mengikuti prinsip-prinsip syariah. Salah satu
bank Islam pertama adalah Bank Euphrates, yang didirikan pada abad ke-19 di
Konstantinopel (sekarang Istanbul, Turki).
4. Pembentukan Republik Islam Iran (1979): Setelah Revolusi Islam di Iran pada tahun
1979, sistem perbankan Iran berubah menjadi sistem perbankan syariah. Bank Islam
Pertama Iran didirikan pada tahun 1983.
5. Pengembangan Perbankan Syariah Modern: Pada tahun 1970-an dan 1980-an, bank-
bank syariah modern mulai muncul di berbagai negara dengan mayoritas penduduk
Muslim, seperti Malaysia, Pakistan, dan Bahrain. Pada tahun 2000-an, perkembangan
bank syariah semakin pesat, dan banyak lembaga keuangan konvensional juga mulai
menawarkan produk perbankan syariah.
6. Pengakuan Global dan Perkembangan Global: Bank syariah mendapatkan pengakuan
global, dan sekarang mereka beroperasi di seluruh dunia, termasuk di negara-negara
Barat. Organisasi internasional seperti Bank Dunia dan IMF juga telah memberikan
perhatian pada perbankan syariah.
7. Pertumbuhan Industri: Industri perbankan syariah terus berkembang dan memiliki
sejumlah besar lembaga keuangan syariah, termasuk bank, asuransi, dan dana investasi
syariah. Beberapa pusat keuangan global, seperti Dubai, telah menjadi pusat perbankan
syariah terkemuka.
 Berikut adalah sejarah singkat dan beberapa tokoh pendiri bank syariah terkemuka di
Indonesia:
Sejarah Bank Syariah di Indonesia:
1. 1970-an - 1980-an: Perkembangan bank syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1970-
an dan 1980-an. Pada masa itu, beberapa lembaga keuangan syariah kecil muncul dengan
menawarkan produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
2. 1990-an: Pada tahun 1992, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang
Perbankan Syariah yang memberikan dasar hukum bagi bank-bank syariah di Indonesia.
Hal ini membuka jalan bagi perkembangan lebih lanjut dalam industri perbankan syariah.
3. 2000-an: Pada awal tahun 2000-an, perkembangan bank syariah semakin pesat. Beberapa
bank syariah besar didirikan dan beberapa bank konvensional juga mendirikan unit bisnis
syariah. Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia mendirikan Bank Indonesia Syariah
sebagai bank sentral syariah pertama di dunia.
Tokoh-Tokoh Penting dalam Pendirian Bank Syariah di Indonesia:
1. Prof. Dr. Nurcholish Madjid: Dikenal sebagai "Cak Nur," Nurcholish Madjid adalah
seorang intelektual Muslim yang aktif mempromosikan pemahaman Islam yang moderat
dan toleran di Indonesia. Dia juga berperan dalam memperkenalkan konsep perbankan
syariah di Indonesia.
2. DR. H. Boediono: Boediono adalah ekonom yang kemudian menjadi Wakil Presiden
Indonesia. Dia berperan dalam pembentukan Undang-Undang Perbankan Syariah tahun
1992 dan juga mendukung pengembangan bank syariah selama masa pemerintahannya.
3. Bank Muamalat Indonesia: Bank Muamalat adalah salah satu bank syariah pertama
yang didirikan di Indonesia pada tahun 1991. Tokoh-tokoh seperti Prof. Dr. Amin
Summa, Prof. Dr. Ahmad Tirtosudiro, dan Ahmad Soeparno adalah beberapa dari mereka
yang terlibat dalam pendirian bank ini.
4. Bank Syariah Mandiri: Bank Syariah Mandiri (BSM) didirikan pada tahun 1999
sebagai salah satu unit bisnis Bank Mandiri yang telah ada sebelumnya. BSM kemudian
tumbuh menjadi salah satu bank syariah terbesar di Indonesia.
5. Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah): BNI Syariah adalah salah satu bank
syariah yang didirikan oleh BNI pada tahun 2000. Bank ini memiliki peran penting dalam
perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia.

 Pengembangan dan pendirian bank syariah di Indonesia menghadapi beberapa tantangan


dan masalah yang perlu diatasi untuk menjadikan industri perbankan syariah lebih kuat
dan berkelanjutan. Beberapa masalah utama yang sering dihadapi dalam pengembangan
dan pendirian bank syariah di Indonesia meliputi:
1. Pemahaman Masyarakat: Salah satu masalah utama adalah pemahaman masyarakat
tentang perbankan syariah. Banyak masyarakat Indonesia mungkin belum sepenuhnya
memahami prinsip-prinsip perbankan syariah dan manfaatnya. Pendidikan dan kampanye
yang lebih baik diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat
tentang perbankan syariah.
2. Peraturan dan Standar yang Konsisten: Dalam pengembangan bank syariah, peraturan
dan standar yang konsisten sangat penting. Perbankan syariah harus beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah yang telah ditetapkan, dan peraturan perbankan harus
mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip ini.
3. Kelebihan Kepatuhan: Perbankan syariah harus menghindari pelanggaran prinsip-
prinsip syariah, seperti riba (bunga) dan perjudian. Ini memerlukan sistem pengawasan
dan pengendalian internal yang kuat untuk memastikan kepatuhan yang ketat terhadap
prinsip-prinsip syariah.
4. Kualitas Manajemen: Manajemen yang efektif dan terampil sangat penting untuk
keberhasilan bank syariah. Diperlukan sumber daya manusia yang memiliki pemahaman
yang baik tentang perbankan syariah dan dapat mengelola risiko dengan baik.
5. Pasar dan Persaingan: Bank syariah di Indonesia harus bersaing dengan bank
konvensional yang telah ada sebelumnya. Persaingan yang ketat dapat menjadi tantangan,
terutama dalam hal menarik nasabah dan memperluas pangsa pasar.
6. Liquidity Management: Manajemen likuiditas adalah tantangan utama dalam perbankan
syariah karena tidak adanya bunga sebagai sumber pendanaan. Bank syariah harus
mengembangkan instrumen investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah untuk
mengelola likuiditas mereka.
7. Infrastruktur dan Teknologi: Bank syariah perlu menginvestasikan dalam infrastruktur
dan teknologi yang modern untuk memberikan layanan yang efisien dan berkualitas
kepada nasabah. Hal ini mencakup pengembangan platform perbankan digital dan
layanan perbankan berbasis teknologi.
8. Kemitraan Internasional: Untuk bersaing di pasar global, bank syariah di Indonesia
perlu menjalin kemitraan dengan bank-bank syariah dan lembaga keuangan syariah
lainnya di seluruh dunia. Ini dapat membantu dalam mendapatkan akses ke pasar global
dan mendukung pertumbuhan bisnis.

Beberapa masalah utama yang sering dihadapi dalam pengembangan dan pendirian bank syariah
di Indonesia meliputi:
1. Pemahaman Masyarakat: Salah satu masalah utama adalah pemahaman masyarakat
tentang perbankan syariah. Banyak masyarakat Indonesia mungkin belum sepenuhnya
memahami prinsip-prinsip perbankan syariah dan manfaatnya. Pendidikan dan kampanye
yang lebih baik diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat
tentang perbankan syariah.
2. Peraturan dan Standar yang Konsisten: Dalam pengembangan bank syariah, peraturan
dan standar yang konsisten sangat penting. Perbankan syariah harus beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah yang telah ditetapkan, dan peraturan perbankan harus
mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip ini.
3. Kelebihan Kepatuhan: Perbankan syariah harus menghindari pelanggaran prinsip-
prinsip syariah, seperti riba (bunga) dan perjudian. Ini memerlukan sistem pengawasan
dan pengendalian internal yang kuat untuk memastikan kepatuhan yang ketat terhadap
prinsip-prinsip syariah.
4. Kualitas Manajemen: Manajemen yang efektif dan terampil sangat penting untuk
keberhasilan bank syariah. Diperlukan sumber daya manusia yang memiliki pemahaman
yang baik tentang perbankan syariah dan dapat mengelola risiko dengan baik.
5. Pasar dan Persaingan: Bank syariah di Indonesia harus bersaing dengan bank
konvensional yang telah ada sebelumnya. Persaingan yang ketat dapat menjadi tantangan,
terutama dalam hal menarik nasabah dan memperluas pangsa pasar.
6. Liquidity Management: Manajemen likuiditas adalah tantangan utama dalam perbankan
syariah karena tidak adanya bunga sebagai sumber pendanaan. Bank syariah harus
mengembangkan instrumen investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah untuk
mengelola likuiditas mereka.
7. Infrastruktur dan Teknologi: Bank syariah perlu menginvestasikan dalam infrastruktur
dan teknologi yang modern untuk memberikan layanan yang efisien dan berkualitas
kepada nasabah. Hal ini mencakup pengembangan platform perbankan digital dan
layanan perbankan berbasis teknologi.
8. Kemitraan Internasional: Untuk bersaing di pasar global, bank syariah di Indonesia
perlu menjalin kemitraan dengan bank-bank syariah dan lembaga keuangan syariah
lainnya di seluruh dunia. Ini dapat membantu dalam mendapatkan akses ke pasar global
dan mendukung pertumbuhan bisnis

Anda mungkin juga menyukai