KERAJAAN SRIWIJAYA
OLEH :
KELOMPOK 1
1. IRMA WATI
2. LILIS SAPUTRI
3. APRILIA ANZARU
4. M. ZAIT
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “Kerajaan
Sriwijaya”. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas sekolah untuk menambah
pengetahuan tentang Kesejarahan Nusantara.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa
mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................
Daftar Isi........................................................................................................................
Bab I Pendahuluan.......................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
Bab II Pembahasan.......................................................................................................
A. Historiografi..............................................................................................
A. Sumber Sejarah..........................................................................................
B. Negara Maritim..........................................................................................
C. Kehidupan Politik......................................................................................
D. Struktur Birokrasi.......................................................................................
E. Kehidupan Ekonomi..................................................................................
F. Kehidupan Sosial dan Budaya...................................................................
G. Hubungan Regional dan Luar Negeri........................................................
H. Masa Keemasan.........................................................................................
I. Masa Kemunduran.....................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah Indonesia terdiri dari pulau besar dan kecil yang dihubungkan oleh
selat dan laut, hal ini menyebabkan sarana pelayaran merupakan lalu lintas utama
penghubung antar pulau. Pelayaran ini dilakukan dalam rangka mendorong aktivitas
perdagangan. Pelayaran perdagangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, bukan
hanya dalam wilayah Indonesia saja, tetapi telah jauh sampai ke luar wilayah
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Historiografi
Nama Kerajaan : Sriwijaya
Ibukota : Palembang
Bahasa : Melayu Kuno, Sansekerta
Agama : Budha, Hindu
Pemerintahan : Monarki
Sejarah : 1. Didirikan pada tahun 600-an M
2. Invasi Majapahit tahun 1300-an M
Mata Uang : Koin emas dan perak
B. Lokasi Kerajaan
C. Sumber Sejarah
1. Sumber Cina
Kunjungan I-sting, seorang peziarah Budha dari China pertama kali pada
tahun 671 M. Dalam catatannya disebutkan bahwa saat itu terdapat lebih dari seribu
orang pendeta Budha di Sriwijaya. Aturan dan upacara para pendeta Budha tersebut
sama dengan aturan dan upacara yang dilakukan oleh para pendeta Budha di pusat
ajaran agama Budha, India. I-tsing tinggal selama 6 bulan di Sriwijaya untuk belajar
bahasa Sansekerta, setelah itu ia berangkat ke Nalanda, India. Setelah lama belajar di
Nalanda, tahun 685 I-tsing kembali ke Sriwijaya dan tinggal selama beberapa tahun
untuk menerjemahkan teks-teks Budha dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina.
Catatan Cina yang lain menyebutkan tentang utusan Sriwijaya yang datang secara
rutin ke Cina, yang terakhir pada tahun 988 M.
2. Sumber Arab
Orang-orang Arab sering menyebut Sriwijaya dengan nama Sribuza,
Sabay atau Zabaq. Mas‘udi, seorang sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang
Sriwijaya pada tahun 955 M. Dalam catatan itu, digambarkan Sriwijaya merupakan
sebuah kerajaan besar, dengan tentara yang sangat banyak. Hasil bumi Sriwijaya
adalah kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, kayu cendana, pala, kardamunggu, gambir
dan beberapa hasil bumi lainya. Bukti lain yang mendukung adalah ditemukannya
perkampungan-perkampungan Arab sebagai tempat tinggal sementara di pusat
Kerajaan Sriwijaya.
3. Sumber India
Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-raja dari
kerajaan-kerajaan di India seperti Kerajaan Nalanda dan Kerajaan Chola. Dengan
Kerajaan Nalanda disebutkan bahwa Raja Sriwijaya mendirikan sebuah prasasti yang
dikenal dengan nama Prasasti Nalanda. Dalam prasasti tersebut dinyatakan bahwa
Raja Nalanda yang bernama Raja Dewa Paladewa berkenan membebaskan 5 desa
dari pajak. Sebagai gantinya, kelima desa tersebut wajib membiayai para mahasiswa
dari Kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di Kerajaan Nalanda. Di samping
menjalin hubungan dengan Kerajaan Nalanda, Kerajaan Sriwijaya juga menjalin
hubungan dengan Kerajaan Chola (Cholamandala) yang terletak di India Selatan.
Hubungan ini menjadi retak setelah Raja Rajendra Chola ingin menguasai Selat
Malaka.
4. Sumber lain
Pada tahun 1886, Beal mengemukakan pendapatnya bahwa Shih-li-fo-
shih merupakan suatu daerah yang terletak di tepi Sungai Musi. Sumber lain, yakni
Kern, pada tahun 1913 M telah menerbitkan tulisan mengenai Prasasti Kota Kapur,
prasasti peninggalan Sriwijaya yang ditemukan di Pulau Bangka. Namun, saat itu,
Kern menganggap Sriwijaya yang tercantum pada prasasti itu adalah nama seorang
raja, karena Cri biasanya digunakan sebagai sebutan atau gelar raja.
Sumber dalam negeri berasal dari prasasti-prasasti yang dibuat oleh raja-raja
dari Kerajaan Sriwijaya. Prasasti-prasasti dari Kerajaan Sriwijaya sebagian besar
menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti itu antara lain
sebagai berikut.
3. Prasasti Talangtuo
Prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan tentang pembuatan
Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang.
4. Prasasti Karang Berahi
5. Prasasti Ligor
Prasasti berangka tahun 775 M itu menyebutkan tentang ibu kota Ligor
yang difungsikan untuk mengawasi pelayaran perdagangan di Selat Malaka.
6. Prasasti Nalanda
D. Negara Maritim
E. Kehidupan Politik
1. Dapunta Hyang Sri Yayanaga (Prasasti Kedukan Bukit 683 M, Prasasti Talangtuo
684 M)
Berita mengenai raja ini diketahui dari Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 M dan
Prasasti Talangtuo tahun 684 M. Pada masa pemerintahannya, Raja Dapunta
Hyang Sri Yayanaga telah berhasil memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke
wilayah Minangatamwan, Jambi. Sejak awal pemerintahannya, Raja Dapunta
Hyang telah mencita-citakan agar Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim.
F. Struktur Birokrasi
G. Kehidupan Ekonomi
Pada masa awal, Kerajaan Khmer juga menjadi daerah jajahan Sriwijaya.
Banyak sejarawan mengklaim bahwa Chaiya, di propinsi Surat Thani, Thailand
sebagai ibu kota terakhir kerajaan, walaupun klaim tersebut tidak mendasar. Pengaruh
Sriwijaya nampak pada bangunan pagoda Borom That yang bergaya Sriwijaya.
Setelah kejatuhan Sriwijaya, Chaiya terbagi menjadi tiga kota yakni (Mueang)
Chaiya, Thatong (Kanchanadit) dan Khirirat Nikhom.
J. Masa Keemasan
Pada paruh pertama abad ke-10 yaitu antara masa jatuhnya Dinasti Tang dan
naiknya dinasti Song, perdagangan dengan luar negeri cukup marak, terutama Fujian,
Kerajaan Min dan negeri kaya Guangdong, Kerajaan Nan Han. Tak diragukan lagi
Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini. Pada tahun 903, penulis
Muslim Ibn Batutah sangat terkesan dengan kemakmuran Sriwijaya. Daerah urban
kerajaan meliputi Palembang (khususnya Bukit Seguntang), Muara Jambi dan Kedah.
K. Masa Kemunduran
Tahun 1025, Rajendra Chola, Raja Chola dari Koromandel, India selatan
menaklukkan Kedah dari Sriwijaya dan menguasainya. Kerajaan Chola meneruskan
penyerangan dan penaklukannya selama 20 tahun berikutnya ke seluruh imperium
Sriwijaya. Meskipun invasi Chola tidak berhasil sepenuhnya, invasi tersebut telah
melemahkan hegemoni Sriwijaya yang berakibat terlepasnya beberapa wilayah
dengan membentuk kerajaan sendiri, seperti Kediri, sebuah kerajaan yang
berbasiskan pada pertanian.
Maka sejak akhir abad ke-13 M Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan kecil
dan wilayahnya terbatas pada daerah Palembang. Kerajaan Sriwijaya yang kecil dan
lemah akhirnya dihancurkan oleh Kerajaan Majapahit pada tahun 1377 M.
Pada tahun 1402, Parameswara, pangeran terakhir Sriwijaya mendirikan
Kesultanan Malaka di Semenanjung Malaysia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Sejarah harus selalu kita kaji agar menjadi sebuah pengetahuan dan
motivasi dalm mengisi kenerdekaan
2. Lestarikan terus nilai-nilai budaya sejarah bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Bellwood, Peter and James J. Fox, Darrell Tryon. The Austronesians: Historical and
Comparative Perspectives.
Hirth, Friedrich and Chao Ju-kua, W.W.Rockhill. The Chinese and Arab Trade in the
Twelfth and Thirteen centuries. Entitled Chu-fan-chi St Petersburg, 1911.
http://wikipedia/sejarahkerajaansriwijaya/com
Karso, Drs, dkk. Pelajaran Sejarah Untuk SMTA kelas 1. Bandung: Penerbit
Angkasa, ISBN. 979-404-179-3-7, 1988.
Munoz, Paul Michel. Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay
Peninsula. Singapore: Editions Didier Millet, pages 171, 143, 140, 132, 130, 124,
113. ISBN 981-4155-67-5, 2006.
Notosusanto, Nugroho, dkk. Sejarah Nasional Indonesia 1. Jakarta: CV. Adhi Waskita
Semarang, ISBN. 979-462-144-7, 1992.
Taylor, Jean Gelman. Indonesia: Peoples and Histories. New Haven and London:
Yale University Press, pp. 8-9. ISBN 0-300-10518-5, 2003.