Anda di halaman 1dari 19

- PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT AUDIT -

AKS VII E
Kelompok 1:

1. ARYUMITHA LUTHFIAH S. (0502172326)


2. ASRUL GUNAWAN (0502172407)
3. EVA AYU ANDA SARI (0502173504)
4. SRI WIDIYATI (0502172321)
5. YUSVI RHOFIVA TASYA (0502172389
Pelaporan Hasil Audit

Menurut Mulyadi yang dikutip oleh


(Wahyudi,2016) laporan audit adalah
suatu media yang dipakai oleh
auditor dalam berkomunikasi Berdasarkan rekomendasi hasil penugasan audit (Rustendi,2017). Sifat laporan hasil audit
dengan masyarakat lingkungannya. terdiri atas:
Dalam laporan tersebut auditor 1. Laporan final, laporan yang dibuat dan dikomunikasikan setelah aktivitas audit
menyatakan pendapatnya diselesaikan
mengenai kewajaran laporan 2. Laporan Interim, laporan yang dibuat dan dikomunikasikan segera untuk ditindak
keuangan hasil audit. Dikutip dari
lanjuti oleh manajemen sementara aktivitas audit masih berjalan
(Wahyudi,2016) laporan hasil audit
merupakan salah satu tahap paling
penting dan akhir dari suatu
pekerjaan audit sehingga dalam
setiap tahap audit akan selalu
terdapat dampak psikologis bagi
auditor maupun auditee.
Karakteristik Laporan Hasil Audit

• Objektif, yaitu faktual, tidak memihak, serta terbebas dari distorsi baik yang
disebabkan oleh kesalahan dan kelalaian ataupun unsur prasangka.
• Jelas dan ringkas, yaitu mudah dipahami dan logis, dimana laporan disusun
menggunakan kalimat yang jelas, runtut dan fokus pada pokok masalah
dengan mengurangi rincian yang tidak perlu, serta mengandung informasi
Laporan hasil audit internal yang yang tidak lengkap. Salah satu cara yang efektif agar laporan hasil audit jelas
baik memiliki karakteristik dan ringkas adalah dengan menyajikan informasi dalam format yang mudah
sebagai berikut untuk dibaca seperti angka dan persentase, tabel atau list, dan diagram,
sementara rinciannya disajikan dalam lampiran.
• Bermanfaat, yaitu informasi yang disajikan dalam laporan hasil audit dapat
digunakan sebagai dasar bagi manajemen terkait untuk melakukan tindakan
perbaikan yang diperlukan. Manajemen dapat mengoptimalkan informasi hasil
audit bila mereka menilai bahwa laporannya disampaikan tepat waktu, serta
kesimpulan dan pendapat auditor adalah konstruktif (Rustendi, 2017).
Sistematika Laporan Hasil Audit
Sistematika pelaporan dalam laporan audit
internal berbeda dengan laporan audit Secara umum, laporan hasil audit memiliki sistematika berikut:
eksternal. Dalam laporan audit internal, auditor 1. Bagian pengantar, yang berisi latar belakang penugasan baik yang terkait
internal diperkenankan melakukan variasi dengan risiko signifikan ataupun permasalahan yang mendorong
sepanjang tidak melanggar Standar Profesional manajemen untuk memberikan penugasan audit.
Audit Internal (SPAI). Format pelaporan yang
2. Bagian pokok, yang berisi tujuan dan ruang lingkup audit sesuai
berbeda diharapkan tetap berdasar pada SPAI.
penugasannya, serta hasil audit yang bersifat kesimpulan mengenai
Laporan ini ditujukan kepada pimpinan
organisasi (direktur, pimpinan puncak temuan audit yang disajikan berdasarkan unsur kondisi, kriteria, akibat,
manajemen), maka perlu diperhatikan bahwa dan penyebab.
cara pandang pimpinan organisasi adalah 3. Bagian penutup, yang berisi pendapat dan rekomendasi auditor yang
holistik (helicopter view). Artinya, dengan merupakan hasil evaluasi terhadap kegiatan yang diauditnya yang
membaca laporan secara cepat, pimpinan menempatkan temuan audit dalam perspektif yang didasarkan pada
puncak organisasi berharap mampu menangkap implikasi temuan secara keseluruhan.
permasalahan yang disajikan. Untuk itu aspek 4. Lampiran, yang berisi informasi penting yang bersifat rincian atau
bahasa dan tipografi pelaporan menjadi hal yang penjelasan yang mendukung kesimpulan (Rustendi, 2017).
penting untuk diperhatikan bagi auditor internal
sebagai penyusun laporan (Utami, 2018).
Tujuan Pelaporan Hasil Audit

Pelaporan hasil audit internal menurut (Rustendi, 2017) bertujuan untuk:

1. Menginformasikan (to inform), yaitu melaporkan hasil penugasan audit sebagai


bagian dari akuntabilitasnya dan untuk memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan terhadap informasi yang andal/reliabel.
2. Meyakinkan atau mengajak (to persuade), yaitu menyampaikan bahwa informasi
yang disajikan dalam laporan hasil audit bermanfaat bagi manajemen dan
berpengaruh signifikan terhadap perbaikan organisasi sehingga memberikan
keyakinan kepada manajemen untuk mengambil langkah tindak lanjut yang
diperlukan.
3. Menghasilkan (to get result), yang mana laporan hasil audit dapat mendukung
manajemen dalam melakukan tindakan korektif yang memiliki nilai tambah bagi
organisasinya
Friksi dalam Penulisan Laporan
Terdapat sedikit sumber friksi di dalam aktivitas audit yang mampu melebihi friksi yang disebabkan oleh proses penulisan laporan.
Menurut (Sawyer, 2003) yang dikutip oleh (Indah, 2017) terdapat beberapa alasan yang dapat diberikan:

Penulisan Ulang oleh supervise Kemampuan menulis yang lemah


Perbedaan opini antara auditor
Pelaporan di bawah tekanan
dengan supervisor
Terlalu banyak waktu yang dihabiskan Penulisan laporan dilakukan jauh dari
untuk penulisan laporan lokasi audit
Draf yang buruk Kurangnya minat klien
Solusi Yang Ditawarkan Memasarkan Laporan Audit
Untuk meningkatkan proses penulisan laporan Menurut Sawyer (2006) dalam (Tikka, 2017) cara efektif
maka perlu dilakukan (Indah, 2017): untuk memasarkan laporan audit adalah sebagai berikut:

1. Penentuan standar minimum penerimaan  Menjelaskan proses audit sebagai suatu tambahan yang
laporan melalui manual penulisan. partisipasif bagi manajemen.
2. Mengkomunikasikan standar-standar tersebut  Menguraikan profesionalisme dari staf audit.
kepada staf melalui pelatihan.  Mengidentifikasikan anatomi dari sebuah temuan audit
3. Memperkuat standar-standar yang telah sederhana.
ditetapkan dengan pengeditan yang independen  Menguraikan keuntungan-keuntungan yang dihasilkan
atau melalui evaluasi seluruh laporan terhadap dari penggunaan laporan untuk setiap tingkat manajemen.
standar tersebut.  Menjelaskan bagaimana manajemen dapat memperoleh
4. Meyakinkan dimuatnya seluruh unsur dari bantuan dari staf audit dalam menyelesaikan
temuan. permasalahan-permasalahan manajemennya secara
objektif.
MENINGKATKAN KETEPATAN WAKTU
PROSEDUR DAN STANDAR PELAPORAN
LAPORAN AUDIT INTERNAL
Menurut (Sawyer, 2003) dalam (Indah, 2017) kelambatan-
kelambatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, di mana Menurut (Standar Internasional Praktek Profesional Internal Audit
seluruhnya secara tradisional dianggap sebagai unsur dari sebuah (Standar), 2017) memberikan panduan mengenai tanggung jawab auditor
prosedur audit yang baik namun nyata-nyata akan memakan internal atas pelaporan hasil audit. Standar tersebut disajikan sebagai berikut :
waktu. Beberapa di antaranya adalah: • 2400: Communicating Result (Mengkomunikasikan Hasil Audit)
 Menahan mempresentasikan seluruh temuan sampai saat • 2410: Criteria for Communicating (Kriteria untuk Melakukan
dilakukannya rapat akhir. Komunikasi)
 Memberikan klien jangka waktu yang wajar untuk
• 2420: Quality of Communications (Kualitas Komunikasi)
memberikan komentarnya biasanya 30 hingga 60 hari.
 Menulis draf laporan di kantor berdasarkan kertas kerja • 2430: Engagement Disclosure of Noncompliance with the Standards
audit. (Pengungkapan Penugasan atas Ketidakpatuhan terhadap Standar)
 Mengakomodasi komentar-komentar klien di dalam laporan.
• 2440: Disseminating Result (Penyebarluasan Hasil)
 Memperbaiki draf laporan melalui dua atau tiga tingkatan.
 Menelaah laporan. - Telaah akhir oleh direktur audit internal
(Indah, 2017).
PENGKOMUNIKASIAN HASIL AUDIT UNSUR-UNSUR LAPORAN AUDIT INTERNAL
YANG BAIK
Adapun menurut Tampulon (2005) yang dikutip dari (Priharto, 2015) unsur-unsur
Laporan audit internal ditujukan untuk kepentingan
laporan hasil audit adalah sebagai berikut:
manajemen yang dirancang untuk:
1. Penjelasan tentang tujuan dilakukannya audit.
 Memperkuat pengendalian audit internal.
 Menentukan ditaati tidaknya prosedur/kebijakan- 2. Ruang lingkup audit.
kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen. 3. Penjelasan tentang standar-standar audit yang digunakan sehubungan dengan
pemeriksaan yang telah dilakukan.
Audit intern harus melaporkan kepada manajemen
apabila terdapat penyelewengan / penyimpangan- 4. Hasil audit yang menjelaskan tentang obyek atau prosedur yang belum dilaksanakan
penyimpangan yang terjadi di dalam suatu fungsi sesuai dengan ketentuan, dan sampai sejauh mana penyimpangan-penyimpangan
perusahaan dan memberikan saran-saran / tersebut terjadi.

rekomendasi untuk perbaikannya (Taufana, 2017). 5. Penjelasan tentang hubungan antara penyimpangan yang terjadi dengan operasional
perusahaan (secara keseluruhan) yang diperiksa.

6. Penjelasan tentang pentingnya efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan


operasional perusahaan.

7. Menyajikan saran atau rekomendasi mengenai usaha-usaha perbaikan yang dapat


dilakukan oleh auditee berdasarkan pedoman sistem dan prosedur yang berlaku.
MODEL LAPORAN HASIL AUDIT YANG MENDASAR

Bentuk laporan audit intern menurut Amin Wijaya Tunggal dalam


bukunya Internal Auditing (2005) yang dikutip oleh (Mariani, 2013)
menyatakan bahwa:

1. Lisan.
2. Daftar kuesioner.
3. Surat.
4. Laporan yang berisi sekumpulan komentar.
Tindak Lanjut Audit
1. Standar Audit
Menurut The IIA (2016) dalam intenational standarts for professional 2. Pengertian Tindak Lanjut Audit
practice of internal auditing menyatakan bahwa pada aktivitas penjaminan, kepala Tindak lanjut audit adalah
bagian audit internal harus menetapkan proses tindak lanjut untuk memantau dan langkah˗langkah yang harus diambil
memastikan bahwa manajemen senior telah melaksanakan tindakan perbaikan oleh auditor setelah laporan audit
secara efektif , atau menerima resiko untuk tidak melaksanakan tindakan diserahkan kepada auditee. Tindak lanjut
perbaikan. Sementara itu pada aktivitas konsultasi, kepala bagian audit internal audit merupakan kegiatan untuk
harus memantau disposisi hasil penugasan seperti yang disepakati dengan klien. mengidentifikasi dan
Berdasarkan standar tersebut, tahapan pemantauan audit ileh auditor internal mendokumentasikan kemajuan auditee
memiliki fokus untuk: dalam melaksanakan rekomendasi audit.
a. mengetahui apakah manajemen terkait melakukan tindakan korektif berdasarkan Tindak lanjut audit dilakukan untuk
temuan audit yang dilaporkan, memperoleh bukti yang cukup untuk
b. mengetahui apakah manajemen menghadapi kendala dalam melaksanakan tindakan untuk memberikan keyakinan yang
korektif, dan memadai bahwa auditee telah
c. mengetahui apakah terdapat kemungkinan bahwa temuan audit atau rekomendasi melaksanakan tugasnya.
tidak ditindak lanjuti oleh manajemen tekait.
3. Tujuan Tindak Lanjut Audit 4. Langkah˗langkah Tindak Lanjut Audit
Secara umum bertujuan untuk Berikut adalah langkah˗langkah tindak lanju audit :
meningkatkan efektifitas dan dampak dari a. Membuat perencanaan tindak lanjut, seperti:
1) menentukan apakah tindak lanjut akan dilaksanakan yaitu dengan membuat prioritas tindak lanjut yang akan
laporan audit. Dan secara spesisifik bertujuan
dilaksanakan berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan
untuk :
2) menentukan lingkup tindak lanjut seperti keberlanjutan penerapan simpulan audit terdahulu, pernyataan
a. Membantu pihak ekesekutif dalam
manajemen atas tindakan perbaikan, dan tingkat kepercayaan auditor atas hasil kerja auditor terdahulu
mengarahkan tindakan yang akan 3) cross aufit follow up yang mencakup review beberapa hasil audit dalam satu entitas untuk
diambil terkait dengan hasil audit yang mempertimbangkan proses perencanaan strategis audit kerja.
diterima 4) Menyiapkan sumberdaya untuk tindak lanjut
b. Mengevaluasi kinerja lembaga audit itu 5) Menjadwalkan tindak lanjut, waktu yang tepat dan lama audit (mandays) bergantung pada ketersediaan
sendiri auditor dan tingkat prioritas.
c. Memberikan masukan untuk b. Pelaksanaan tindak lanjut
melakukan perbaikan atas 1) Mengumpulkan informasi, dengan meminta konfirmasi status pelaksanaan rekomendasi dari auditee dan
melakukan pengujian dokumen dan wawancara, juga evaluasi dan review atas hasil audit intenal.
perencanaan dan pelaksanaan
2) Mencatat hasil tindak lanjut seperlunya
strategis audit dimasa mendatang.
3) Menilai dampak audit kerja, akan membantu auditor dalam menilai efektivitas audit kinerja.
Lanjutan…

c. Pelaporan hasil tindak lanjut


Laporan audit tindak bertujuan untuk menyediakan informasi bagi stakeholder
mengenai penilaian efektivitas tindak lanjut audit kinerja serta manfaat yang
dihasilkan oleh audit kinerja (seperti penghematan biaya atau manfaat lainnya)
dengan syarat :

1. Tingkat signifikansi temuan audit yang dilaporkan berkaitan dengan urgensi dan
cakupan tindakan korektif yang diperlukan manajemen
2. Laporan merupakan ringkasan pelaksanaan rekomendasi
3. Laporan menitikberatkan pada pelaksanaan rekomendasi yang buruk
4. Laporan menggambarkan tindakan yang akan diambil atas pelaksanaan
rekomendasi yang buruk.
5. Pemantauan Hasil Audit 6. Tujuan dan Manfaat Tindak lanjut Rekomendasi Audit
Menurut Rustendi (2017) Tindak lanjut rekomendasi audit internal bertujuan untuk memberi
pemantauan hasil audit oleh keyakinan bahwa manajemen telah mengambil koreksi atas berbagai
auditor iternal merupakan proses temuan yang dilaporkan atau manajemen telah menetapkan besarnya
tindak lanjut audit dengan cara resiko yang dihadapi jika tidak dilakukan tindakan koreksi.
menilai efektifitas dari tindakan Adapun manfaat tindak lanjut rekomendasi audit intenal adalah
korektif oleh manajemen terhadap untuk meningkatkan kinierja manjerial dan perusahaan agar apabila terjadi
hasil audit yang dilaporkan. Pada ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan dalam
dasarnya keberhasilan tindak lanjut melaksanakan kegiatan operasional dapat segera diperbaiki, sehingga
audit ditentukan ketika laporan kegiatan operasional perusahaan dapat mendukung perusahaan dalam
hasil audit dikomunikasikan pada mencapai tujuan utamanya.
saat yang tepat.
Contoh Kasus 1 :
PT Garuda Indonesia - BDO International Limited

Kementerian Keuangan memaparkan tiga kelalaian Akuntan Publik (AP) dalam mengaudit laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
tahun 2018. Hal itu akhirnya berujung sanksi dari Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK).

Adapun, laporan keuangan tersebut diaudit oleh AP Kasner Sirumapea dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang,
dan Rekan. Sebelumnya, laporan keuangan Garuda Indonesia menuai polemik. Hal itu dipicu oleh penolakan dua komisaris Garuda Indonesia,
Chairal Tanjung dan Dony Oskaria untuk mendatangani persetujuan atas hasil laporan keuangan 2018.

Keduanya memiliki perbedaan pendapat terkait pencatatan transaksi dengan Mahata senilai US$239,94 juta pada pos pendapatan. Pasalnya,
belum ada pembayaran yang masuk dari Mahata hingga akhir 2018. Sekretaris Jenderal Kemenkeu Hadiyanto merinci kelima kelalaian yang
dilakukan. Pertama, AP bersangkutan belum secara tepat menilai substansi transaksi untuk kegiatan perlakuan akuntansi pengakuan
pendapatan piutang dan pendapatan lain-lain. Sebab, AP ini sudah mengakui pendapatan piutang meski secara nominal belum diterima oleh
perusahaan. "Sehingga, AP ini terbukti melanggar Standar Audit (SA) 315," ujar Hadiyanto, Jumat (28/6). Kedua, akuntan publik belum
sepenuhnya mendapatkan bukti audit yang cukup untuk menilai perlakuan akuntansi sesuai dengan substansi perjanjian transaksi tersebut. Ini
disebutnya melanggar SA 500.

Terakhir, AP juga tidak bisa mempertimbangkan fakta-fakta setelah tanggal laporan keuangan sebagai dasar perlakuan akuntansi, di mana hal ini
melanggar SA 560. Tak hanya itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) tempat Kasner bernaung pun diminta untuk mengendalikan standar
pengendalian mutu KAP. "KAP mau tidak mau harus comply dengan seluruh standar ini," jelas dia. Sebelumnya, Kemenkeu menjatuhkan dua
sanksi kepada Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumapea dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang Rekan terkait
dengan polemik laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk tahun buku 2018. Tak hanya itu, KAP yang mengaudit laporan
keuangan Garuda Indonesia juga dikenakan peringatan tertulis disertai kewajiban untuk melakukan perbaikan terhadap Sistem Pengendalian
Mutu KAP dan dilakukan reviu oleh BDO International Limited kepada KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang Rekan.
Contoh kasus 2 :
Dari : Manajer Bagian Audit Internal

Kepada : Direksi PT Joyopedia

Perihal : Temuan audit Mengenai Uang Muka Perjalanan

Periode : Tahun 2019

Kondisi : Terdapat uang muka perjalanan yang jumlahnya melampaui batas yang diperbolehkan. Kami menemukan 100 uang muka perjalanan dari 150 uang muka perjalanan yang kami periksa,
jumlahnya melampaui jumlah yang diperbolehkan yaitu Rp 3.500.000. Jumlah tersebut berkisar antara 3.600.000 s.d Rp 4.750.000, total kelebihan adalah Rp 100.000.000

Kriteria: Kebijakan tertulis dari direktur keuangan menyatakan bahwa uang muka perjalanan dinas maksimum Rp 3.500.000

Penyebab: Kepala bagian keuangan memberikan uang muka berdasarkan formulir permintaan uang muka yang sudah diotorisasi oleh marketing sales supervisor. Otorisasi dari supervisor biasanya
diberikan dengan mudah tanpa memperhatikan batas maksimum yang bisa diberikan.

Akibat: Banyak salesman yang meminta uang muka perjalanan melebihi jumlah yang dibutuhkan dan pertanggungjawabannya sering terlambat. Bahkan ada salesman yang sudah berhenti, tspi
mssih belum mempertanggungjawabkan uang mukanya.

Komentar Manajemen: Bagian akuntansi akan menindaklanjuti masalah uang muka perjalanan dinas yang melampaui jumlah maksimum dan yang lama belum dipertanggungjawabkan.

Supervisor akan diinstruksikan agar lebih ketat dalam meng-otorisasi uang muka perjalanan.

Surabaya, 28 Februari 2018

Budi Hernawan

Audit Manajer
Contoh Kasus 3 :

Next

Anda mungkin juga menyukai