Oleh :
Kelompok I
Nurida Nasution : 0502171006
Sri Widiayati : 0502172321
Krisnawati : 0502173502
Rizka Hidayanti Daulay : 0502172396
Muhammad Hafzan : 0502173443
Dosen pengampu :
Putri Kemala Dewi Lubis
Penulis
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem akuntansi pemerintah daerah secara garis besar terdiri atas empat
prosedur akuntansi, yaitu: Prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur
akuntansi pengeluaran kas, prosedur akuntansi selain kas dan Prosedur
akuntansi aset. Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi: prosedur
penerimaan melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Prosedur
penerimaan melalui Satuan Kerja Pengelola Keuanga Daerah (SKPKD).
Prosedur akuntansi pengeluaran kas meliputi: Prosedur uang persediaan
(UP), Prosedur ganti uang (GU), Prosedur tambahan uang persediaan dan
prosedur pembebanan langsung (LS). Prosedur akuntansi selain kas meliputi:
Prosedur koreksi kesalahan pencatatan, pengakuan asset, utang dan piutang,
jurnal depresiasi dan jurnal terkait transaksi yang bersifat accrual dan
prepayment.dan prosedur akuntansi asset meliputi: Prosedur pencatatan dan
pelaporan akuntansi asset perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan
1
klasifikasi dan penyusutan terhadap aset.pada makalah ini yang akan dibahas
adalah prosedur pencatatan transaksi selain kas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Unit yang terkait dalam prosedur ini adalah: fungsi akuntansi, berfungsi
untuk mencatat semua transaksi atau kejaidan selain kas.
3
1) Bukti memorial, dokumen ini digunakan untuk mencatat transaksi
atau kejadian selain kas, misalnya saat pemegang kas
pertanggungjawabankan UUDP dan transaksi atau kejadian lainnya.
2) Tanda bukti yang sah. Dokumen ini digunakan sebagai dasar
pencatatan atau tanda bukti yang sah. Tanda bukti yang sah dapat
terdiri atas kuitansi, surat, kontrak, jaminan.
4
neraca berdasarkan tanda bukti yang sah. Mencatat semua transaksi atau
kejadian ke dalam buku besar pembantu berdasarkan tanda bukti yang sah.
1. Koreksi kesalahan
Walaupun sistem akuntansi telah dirancang dengan baik dan
buku pedoman telah dibuat dengan jelas, kadang-kadang masih juga
terjadi kesalahan dalam mencatat bahkan dengan menggunkana
komputer sekalipun. Ada beberapa kesalahan yang dapat terjadi.
Yang dibahas disini adalah kesalahan-kesalahan dalam membuat
jurnal dan jurnal tersebut telah telanjur diposting (dicatat di buku
besar).
Jurnal koreksi adalah jurnal yang dibuat untuk mengoreksi
kesalahan yang ditemukan selama periode pembukuan sehingga
kalau jurnal tersebut diposting maka rekening-rekening dan saldo
yang keliru secara otomatis menjadi benar. Dengan kata lain akibat
jurnal koreksi,saldo yang dihasilkan menjadi bebas dari kesalahan,
baik kesalahan klasifikasi maupun kesalahan jumlah rupiah.
2. Jenis kesalahan
Kesalahan sebenarnya dapat terjadi pada berbagai tingkat proses
pencatatan mulai dari kesalahan bukti transaksi sampai kesalahan
penjurnalan dan bahkan pada proses posting ke buku besar. Bisa saja
suatu transaksi sudah dijurnal dengan benar. Tapi pada waktu
memposting terjadi kesalahan. Kesalahan dapat segara ditemukan
pada saat transaksi dicatat atau setelah beberapa lama setelah
transasksi. Bila kesalahan terjadi pada saat melakukan analisis
transaksi, dan telanjur dijurnal dan diposting, kesalahan hanya dapat
diperbaiki dengan jurnal pula. Beberapa kesalahan yang berkaitan
dengan analisis transksi adalah:
a. Kesalahan nama rekening
b. Kesalahan jumlah rupiah akibat:
a) Digit tertukar tempat (transposition)
5
b) Kesalahan desimal (transplancement atau slide)
c) Kesalahan baca (misreading)
d) Kesalahan hitung (miscalculation)
e) Kesalahan tekanan tombol (mistype)
f) Kombinasi kesalahan diatas
Pada prinsip kesalahan jurnal hanya dapat dikoreksi dengan jurnal pula.
Adapun alasan diperlakukannya jurnal koreksi adalah:
a. Kesalahan Rekening
6
Kesalahan ini dapat dinetralkan dengan cara mengkompensasi
rekening yang keliru dengan jumlah rupiah yang sama dengan
sekaligus menimbulkan rekening yang benar dengan jumlah yang
sama pula.
Contoh :
Membayar belanja pegawai Rp100.000.000 dicatat sebagai belanja
sewa.
Transaksi yang salah
Belanja sewa Rp100.000.000
Kas Rp100.000.000
Contohnya :
7
Menerima pembayaran pajak hotel Rp300.000.000 keliru dicatat menerima
pajak hotel Rp30.000.000
Kas Rp30.000.000
Pendapatan- Rp30.000.000
pajak hotel
Kas Rp300.000.000
Pendapatan- Rp300.000.000
pajak hotel
Kas Rp270.000.000
8
Kesalahan ini menghasilkan jurnal yang salah sebagai berikut:
Kas Rp500.000.000
Kas Rp50.000.000
Kas RP550.000.000
Sekali lagi, cara berfikirnya adalah bahwa jurnal yang keliru ditambah
dengan jurnal koereksi akan menjadi jurnal yan benar (jurnal yang seharusnya).
Hal yang perlu dicatat adalah bahwa koreksi berbeda dengan penyesuaian.
Koreksi bersangkutan dengan kesalahan yang kadang-kadang terjadi dalam
pencatatan. Penyesuaian bukan merupakan pengoreksian kesalahan. Penyesuaian
9
adalah pencatatan rutin dan merupakan salah satu prosedur dalam akuntansi.
Peneyesuaian merupakan keharusan sebagai konsekuensi dianutnya konsep dasar
tertentu, yaitu konsep akrual sedangkan koreksi merupakan suatu yang harus
dihindari atau merupakan sesuatu yang seharusnya tidak terjadi.
Penerimaan donasi non kas adalah penerimaan sumber ekonomi non kas yang
berasal dari donasi. Transkasi semacam ini biasanya bukan merupakan
pelaksanaan APBD, tetapi karena mengandung konsekuensi ekonomi bagi
pemerintah Daerah, maka tetap harsu dicatat. Sebagai contoh Pemda menerima 5
unit ada penggantian berupa kas. Pelepasan ini biasa terjadi karena adanya
kerjasama, investasi dan dapat juga karena pemberian bantuan pada pihak tertentu
yang memang dibenarkan menurut peraturan perundangang yang berlaku.
Misalnya Pemda memberikan bantuan kepada ormas tertentu berupa tanah senilai
Rp100.000.000. Peristiwa ini akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut :
Tanah Rp100.000.000
Penerima aktiva tanpa koskuensi kas ini dapat terjadi karena adanya
penyerahan fasilitas yang telah dibnagun oleh pihak ketiga kepada Pemda.
Misalnya penyerahan fasilitas (infrastruktur) dari pengembangan kepada Pemda
senilai Rp2.000.000.000
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem akuntansi pemerintah daerah secara garis besar terdiri atas empat
prosedur akuntansi, yaitu: Prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi
pengeluaran kas, prosedur akuntansi selain kas dan Prosedur akuntansi aset.
Sistem akuntansi selain kas adalah sistem yang digunakan untuk mencatat
semua transaksi atau kejadian selain kas. Prosedur akuntansi selain kas merupakan
serangkaian kegiatan yang menggambarkan aktivitas yang dilkaukan oleh fungsi/
pihak terkait, dokumen yang digunakan dan aliran dokumen, catatan yang
digunakan dan aliran catatan serta laporan yang dihasilkan yang berkaitan dengan
transaksi atau kejadian selain kas.
Prosedur Akuntansi Selain Kas merupakna prosedur yang digunakan
untuk mencatat semua transaksi atau kejadian selain kas. Transaksi atau
kejadian selaian kas, antara lain terdiri atas :Koreksi kesalahan pencatatan,
Penerimaan donasi selain kas, Pembelian secara kredit, Retur pembelian
kredit, Pelepasan hak atas aktiva tetap tanpa konsekuensi kas
11
DAFTAR PUSTAKA
Arfan ikhsan, Muhammad Yamin Noch, 2018. Akunyansi Sektor Publik Edisi
Revisi.Medan. Penerbit Madenatera.
12