Anda di halaman 1dari 21

S I S T E M A K U N T A N S I S E L A I N

K A S
Oleh : Kelompok 1
SRI WIDIYATI (0502172321)
KRISNAWATI (0502173502)
NURIDA NASUTION (0502171006)
RIZKA HIDAYANTI DAULAY (0502172396)
MUHAMMAD HAFZHAN (0502173443)
AKS VII E
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Pengertian Akuntansi Selain Kas

Akuntansi Selain Kas merupakan serangkaian proses melalui pencatatan,penggolongan dan


peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
npertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi dan/atau kejadian
keuangan selain kas pada SKPD dan/atau pada SKPKD yang dapat dilaksanakan secara manual
maupun terkomputerisasi (Moh.Mahsun, 2011).

Akuntansi selain kas adalah sebuah prosedur yang meliputi serangkaian proses, baik manual
maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi
dan /atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian keuangan selain kas
pada SKPD dan/atau SKPD.
Prosedur Akuntansi Selain Kas

Prosedur akuntansi selain kas meliputi serangkaian proses,


baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari
pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan
atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkaitan dengan transaksi dan atau kejadian keuangan
selain kas pada SKPD dan atau SKPKD.
Prosedur akuntansi selain kas meliputi transaksi dan atau kejadian yang
berupa :
 Pengesahan Pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran dana yang  Pembelian secara kredit yang merupakan transaksi pembelian
merupakan pengesahan atas pengeluaran/ belanja melalui asset tetap yang pembayarannya dilakukan di masa yang akan
mekanisme uang persediaan/ganti uang/tambahan. datang
 Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi terhadap  Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian asset
kesalahan dalam membuat jurnal yang telah diposting ke buku tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang
besar merupakan pemindahtanganan asset tetap kepada pihak ketiga
 Penerimaan hibah selain kas merupakan penerimaan sumber karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas
ekonomis nonkas yang bukan merupakan pelaksanaan APBD, tetapi  Penerimaan asset tetap / barang milik daerah tanpa konsekuensi
mengandung konsekuensi ekonomi bagi pemerintah daerah kas yang merupakan perolehan asset tetap akibat adanya tukar-
menukar (ruilslaag) dengan pihak ketiga.
fungsi terkait, dokumen, laporan yang dihasilkan dan uraian akuntansi selain kas.

1. Fungsi terkait
Fungsi terkait dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi
pada PPK-SKPD. Sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi pada SKPD.

2. Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dan atau SKPKD terdiri
atas berikut ini :
 Berita acara penerimaan barang
 Surat keputusan penghapusan barang • Berita acara penilaian

 Surat pengiriman barang • Bukti memorial

 Surat keputusan mutasi barang • Buku jurnal umum

 Berita acara pemusnahan barang • Buku besar

 Berita acara serah terima barang • Buku besar pembantu


3. Laporan yang dihasilkan
Laporan yang dihasilkan dalam prosedur kauntansi selain kas pada SKPD terdiri atas berikut ini :
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
b) Neraca
c) Laporan Operasional
d) Laporan Perubahan Ekuitas
e) Catatan atas laporan keuangan (CaLK)
Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD terdiri atas berikut ini :
f) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
g) Laporan perubahan saldo anggaran lebih
h) Neraca
i) Laporan Operasional
j) Laporan Perubahan Ekuitas
k) Laporan arus kas
l) Catatan atas laporan keuangan (CaLK)
4. Uraian prosedur
a. Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi
pada PPK-SKPD , sedangkan SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada
SKPKD
b. Transaksi dan atau kejadian selain kas, antara lain :
1) Pengesahan pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran dana
2) Koreksi kesalahan pencatatan
3) Penerimaan hibah/donasi selain kas
4) Pembelian secara kredit
5) Retur pembelian kredit
6) Pelepasan hak atas asset/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas
7) Penerimaan asset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas
c. Bukti transaksi dan atau kejadian selain kas antara lain :
1) Berita acara penerimaan barang
2) Surat keputusan penghapusan barang
3) Surat pengiriman barang
4) Surat keputusan mutasi barang
5) Berita acara pemusnahan barang
6) Berita acara serah terima barang
7) Berita acara penilaian
d. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti
transaksi dan atau kejadian melakukan pencatatan ke bukti memorial
e. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti
memorial mencatat ke dalam buku jurnal umum
f. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik
melakukan posting ke buku besar
g. Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan atau fungsi akuntansi pada SKPKD
dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan control
h. Pencatatan ke dalam buku jurnal umum dan buku besar pembantu dilaksanakan oleh fungsi
akuntansi pada SKPD dan atau fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya
DESKRIPSI PROSEDUR

Uraian kegiatan Prosedur Akuntansi Selain Kas secara rinci adalah:


Fungsi Akuntansi mencatat semua transaksi atau kejadian selain kas,
antara lain seperti koreksi kesalahan pencatatan, pembelian secara kredit,
retur pembelian, penerimaan modal donasi selain kas, pengakuan hutang
selain kas dan lain sebagainya ke dalam Bukkti Memorial berdasarkan
Tanda Bukti yang Sah. Mencatat transaksi atau kejadian yang telah dicatat
dalam bukti memorial ke dalam Jurnal Umum. Mencatat (memposting) dari
jurnal umum ke buku besar pengeluaran, peneriman serta rekening yang
terkait dengan neraca berdasarkan tanda bukti yang sah. Mencatat semua
transaksi atau kejadian ke dalam buku besar pembantu berdasarkan tanda
bukti yang sah
Koreksi Kesalahan Pencatatan

Jurnal Koreksi adalah jurnal yang dibuat Lampiran II Permendagri 64 tahun


Menurut Permendagri No 64
untuk mengoreksi kesalahan yang 2013 juga mengatur tentang jurnal
Tahun 2013 Lampiran II Ada
ditemukan selama periode pembukuan koreksi dan penyesuaian bagi
SKPD.Dokumen yang digunakan beberapa penyebab bisa terjadinya
sehingga kalau jurnal tersebut kesalahan. Antara lain disebabkan
diposting maka rekening-rekening dan sebagai dasar jurnal koreksi dan
penyesuaian pada tingkat SKPD karena keterlambatan penyampaian
saldo yang keliru secara otomatis bukti transaksi oleh pengguna
berupa bukti memorial.Untuk
menjadi benar. Dengan kata lain akibat anggaran, kesalahan hitung,
melakukan koreksi atas terjadinya
jurnal koreksi tersebut, saldo yang kesalahan penerapan standar dan
kesalahan pencatatan,berdasarkan
dihasilkan menjadi bebas dari dokumen atau bukti koreksi akuntansi, kelalaian, dan lain-lain.
kesalahan, baik kesalahan klasifikasi terkait,fungsi akuntansi SKPD Kesalahan juga bisa ditemukan di
maupun kesalahan jumlah rupiah. membuat bukti memorial terkait periode yang sama saat kesalahan
koreksi kesalahan pencatatan (Dwi itu dibuat, namun bisa pula
Ratmono, 2015) ditemukan pada periode di masa
depan. Itulah sebabnya akan ada
perbedaan perlakuan terhadap
beberapa kesalahan tersebut.
Jenis Kesalahan
1. Kesalahan nama rekening
2. Kesalahan jumlah rupiah akibat:
 Digit tertukar tempat (transposition)
 Kesalahan desimal (transplacement atau slide)
 Kesalahan baca (misreading)
 Kesalahan hitung (miscalculation)
 Kesalahan tekan tombol (mistype)
 Kombinasi kesalahan di atas

Akibat kesalahan di atas tentunya angka saldo rekening


yang pencatatannya salah akan juga salah, sehingga
laporan keuangan tidak menunjukkan posisi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu koreksi perlu dilakukan.
Jurnal koreksi diperlukan hanya untuk kesalahan yang
diakibatkan oleh kesalahan jurnal yang sudah terlanjur
diposting.
Pedoman Koreksi
Berikut ini beberapa contoh kesalahan dan prinsip koreksinya.
a. Kesalahan Rekening
Kesalahan ini dapat dinetralkan dengan cara mengkompensasi rekening yang keliru
dengan jumlah rupiah yang sama dan sekaligus menimbulkan rekening yang benar
dengan jumlah yang sama pula.
Contoh:
Membayar belanja pegawai Rp100.000.000 dicatat sebagai membayar belanja sewa.
Transaksi ini dicatat secara salah :
 
Belanja Sewa Rp100.000.000 (D)
Kas Rp100.000.000 (K)
Sedangkan jurnal yang benar adalah:
 
Belanja Pegawai Rp100.000.000 (D)
Kas Rp100.000.000 (K)
 
Maka jurnal koreksinya adalah:
 
Belanja Pegawai Rp100.000.000 (D)
Belanja Sewa Rp100.000.000 (K)
b. Kesalahan Angka (jumlah)
Kalau jumlah yang dijurnal terlalu besar, koreksi dapat dilakukan dengan cara mengkompensasi
atau mengimbangi (mendebit kalau yang salah sebelah kredit, atau mengkredit kalau yang salah
sebelah debit) rekening yang sama dalam jurnal yang salah dengan jumlah rupiah selisih antara jumlah
rupiah yang salah dengan jumlah rupiah yang seharusnya.
Contoh:
Menerima pembayaran Pajak Hotel Rp300.000.000 keliru dicatat menerima Pajak Hotel
Rp30.000.000.
 
Kesalahan ini mengakibatkan kesalahan jurnal sebagai berikut:
 
Jurnal yang salah:
 
Kas Rp30.000.000 (D)
Pendapatan - Pajak Hotel Rp30.000.000 (K)
 
Sedangkan jurnal yang seharusnya:
 
Kas Rp300.000.000 (D)
Pendapatan - Pajak Hotel Rp300.000.000 (K)
 
Maka jurnal koreksinya:
 
Kas Rp270.000.000 (D)
Pendapatan - Pajak Hotel Rp270.000.000 (K)
C. Kombinasi Beberapa Kesalahan
Apapun kesalahan yang terjadi logika yang penting adalah bahwa kalau jurnal koreksi
digabung dengan jurnal yang salah akan menghasilkan jurnal yang benar. Dengan demikian
kalau jurnal koreksi diposting, saldo rekening dengan sendirinya akan terkoreksi.
 
Membayar Belanja Sewa Lapangan Olah Raga Rp50.000.000 dicatat secara keliru sebagai
penerimaan pendapatan sewa asset daerah sebesar Rp500.000.000.
 
Kesalahan ini menghasilkan jurnal yang salah sebagai berikut:
 
Kas Rp500.000.000 (D)
Pendapatan Sewa Rp500.000.000 (K)
 
 
Sedangkan jurnal yang seharusnya adalah sebagai berikut:
 
Belanja Biaya Sewa Rp50.000.000 (D)
Kas Rp50.000.000 (K)
 
Sehingga untuk membetulkannya diperlukan jurnal koreksi sebagai berikut:
 
Belanja Biaya Sewa Rp 50.000.000 (D)
Pendapatan Sewa Rp500.000.000 (D)
Kas Rp550.000.000 (K)
 
Untuk memudahkan menganalisis kesalahan dengan jalan pikiran di
atas dan membuat koreksinya, kasus tersebut dapat dipecahkan
dengan analisis sebagai berikut:

Jurnal yang keliru Jurnal Jurnal yang seharusnya


Koreksi
Kas 500 juta (D) ? Biaya Sewa 50.000.000 (D)
Pend Sewa 500 juta (K) Kas 50.000.000 (K)
 
PENERIMAAN DONASI SELAIN
KAS
Penerimaan donasi non kas adalah penerimaan sumber ekonomi non kas yang
berasal dari donasi. Transaksi semacam ini biasanya bukan merupakan pelaksanaan
APBD, tapi karena mengandung konsekuensi ekonomi bagi Pemerintah Daerah,
maka tetap harus dicatat. Sebagai contoh Pemda menerima 5 unit alat kedokteran
dari WHO senilai Rp200.000.000.

Transaksi ini akan dijurnal:


 
Alat-alat Kedokteran Rp200.000.000 (D)
Ekuitas Dana Donasi Rp200.000.000 (K)
 
 
 
 
PEMBELIAN SECARA KREDIT
Pembelian secara kredit adalah transaksi pembelian aktiva yang pembayarannya
dilakukan di masa yang akan datang. Misalnya Pemda membeli aktiva tetap
berupa kendaraan roda empat yang pembayarannya dilakukan tahun berikutnya.

Transaksi ini akan dicatat:


 
Belanja Modal - Kendaraan Rp500.000.000 (D)
Pembiayaan-hutang Rp500.000.000 (K)
RETUR PEMBELIAN
Retur pembelian adalah pengembalian aktiva yang telah dibeli karena
sesuatu hal. Misalnya Pemda mengembalikan mobil yang telah dibeli senilai
Rp200.000.000 karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati
dengan supplier.

Transaksi ini akan dicatat:


 
Kas Rp200.000.000 (D)
Retur Belanja Modal Rp200.000.000 (K)
PELEPASAN HAK ATAS AKTIVA
TETAP TANPA KONSEKUENSI KAS
Pelepasan hak aktiva tanpa konsekuensi kas adalah pelepasan hak pemda pada
pihak ke tiga karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas. Pelepasan ini bias
terjadi karena adanya kerjasama, investasi dan dapat juga karena pemberian
bantuan pada pihak tertentu yang memang dibenarkan menurut peraturan
perundangan yang berlaku. Misalnya Pemda memberikan bantuan kepada ormas
tertentu berupa tanah senilai Rp100.000.000.
Peristiwa ini akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut:

Bantuan pada Ormas Rp100.000.000 (D)


Tanah Rp100.000.000 (K)
PENERIMAANAKTIVA TANPA
KONSEKUENSI KAS
Penerimaan aktiva tanpa konsekuensi kas ini dapat terjadi karena adanya
penyerahan fasilitas yang telah dibangun oleh pihak ke tiga kepada Pemda.
Misalnya penyerahan fasilitas (infrastruktur) dari pengembang kepada Pemda
senilai Rp2.000.000.000
Fasilitas umum Rp2.000.000.000 (D)
Ekuitas dana umum Rp2.000.000.000 (K)
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai