Anda di halaman 1dari 11

“Sistem Pertanggungjawaban Penerimaan” mencakup tiga:

Surat tanda Setoran,Rekap Penerimaan Harian, Laporan Pertanggun Jawaban


bendahara penerimaan.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Sri Widiyati (0502172321)


Krisnawati (0502173502)
Nurida (0502171006)
Rizka Hidayanti Daulay (0502172396)
Muhammad Hafzan (0502173443)

Dosen pengampu :
PUTRI KEMALA DEWI LUBIS

AKS VII E AKUNTANSI SYARIAH

AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TA. 2021
Kata Pengatar

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala karena atas rahmat, nikmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Pertanggungjawaban
Penerimaan” mencakup enam :
Sistem Pertanggung jawaban penerimaan yang mencakup surat tanda setoran, rekapan
penerimaan harian dana laporan pertanggung jawaban bendahara penerimaan yang akan sajikan
mudah-muhan dapat membantu kita dalam proses belajar mengajar perkulian dan menambah
wawasan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
amanah kepada kami sehingga kami dapat belajar lebih banyak dalam memahami judul makalah
yang telah diberikan.
Dalam makalah ini kita dapat memahami dan mengetahui secara keseluruhan tentang
sistem akuntansi selain kas.
Kami menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan untuk itu
atas segalah kekurangan yang ada kami memohon maaf serta kritik dan saran yang membangun
dalam menyempurnakan makalah ini.

Medan, 23 januari 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................i
Daftar Isi ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................iii
Latar Belakang ...................................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................1
Sistem Pertanggung Jawaban Penerimaan....................................................1
A. Surat Tanda Setor.........................................................................................1
B. Rekap Harian penerimaan.............................................................................1
C. Laporan Bendahara Penerimaan...................................................................1

BAB III PENUTUP ..........................................................................................6


A. Kesimpulan ...................................................................................................6
B. Saran ..............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................7

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sistem pertanggung jawaban penerimaan adalah salah satu hal yang saat penting dalam dunia
pemerintah karna menyankut atau pemasukan dan pengeluaran uang negara di mana harus penuh
dengan sistem dan serangkaian ketetapan agar laporan yang di sajian penuh dengan keakuratan seingga
tidak timbul banyak permasalahan.Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) diatur dalam
Peraturan Mentri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 64 tahun 2013.Pada pasal 5 Permendagri 64
tahun2013 dikatakan bahwa SAPD tersusun atas prosedur dan teknik akuntansi dalam identifikasi
transaksi,pencatatan jurnal, pemostingan ke dalam buku besar atau buku besar pembantu, penyusunan
neraca saldo dan diakhiri dengan penyajian laporan keuangan oleh bagian akuntansi. Berdasarkan
Permendagri 64 tahun 2013 SAPD terdiri atas: Sistem Akuntansi Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah
(PPKD) dan Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Itu Surat Tanda Setoran....?
2.Bagaimana Rekap harian Penerimaan....?

ii
3.Bagaimana Pertanggung jawaban bendahara penerimaan...?

C.TUJUAN
1. Untuk mengetahui sistem pertanggungjawaban penerimaan
2.memahami surat tanda setor
3. mengetahui prosedur pertanggung jawaban bendaraha penerimaan

iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surat Tanda Setoran
Surat Tanda Setoran (STS) adalah surat yang digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah
yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD.

Ketetapan ini di atur dalam uu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tentang
Modul Penerimaan Negara dipandang perlu mengubah Peraturan Menteri Keuangan Nomor
99/PMK.06/2006 tentang Modul Penerimaan Negara. Pasal 6 ayat 2 yang berbunyi

Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan penerimaan negara antara lain meliputi Surat
Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran Pabean, Cukai, dan
Pajak (SSPCP), Surat Tanda Bukti Setor (STBS), dan Surat Setoran Pengembalian Belanja
(SSBP) dan Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang diterbitkan oleh Bank Persepsi/Devisa
Persepsi/Pos Persepsi dan/atau KPPN.

B. Rekap Harian penerimaan

Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan permendagri nomor 13 tahun 2006
merupakan suatu sistem yang secara komprehensif mengatur prosedur-prosedur akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur akuntansi selain kas, dan prosedur akuntansi aset.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam setiap prosedur tersebut adalah fungsi yang terkait,
dokumen yang digunakan, laporan yang dihasilkan, dan uraian teknis prosedur.

Dalam sistem akuntansi pemerintahan ditetapkan entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang
menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah. Sistem akuntansi pemerintahan daerah
dilaksanakan oleh pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD) pada satuan kerja pengelola
keuangan daerah (SKPKD) dan sistem akuntansi satuan kerja perangkat daerah (SKPD)
dilaksanakan oleh pejabat penatausahaan keuangan satuan kerja perangkat daerah (PPK-SKPD).
Sistem akuntansi pemerintah daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur akuntansi, yaitu:
prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, selain kas, dan aset.

Tata cara atau prosedur pelaksanaan sistem penatausahaan keuangan daerah sangat penting dalam
penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah mengingat perkembangan volume kegiatan dari tahun ke
tahun terus meningkat, yaitu dengan melakukan

1. Mempersiapkan buku-buku untuk pencatatan kegiatan pelaksanaan anggaran


belanja
2. Pencatatan dalam Buku Kas Umum dan Buku Kepala/Buku Pembantu 3.
Pengolahan tanda-tanda bukti untuk menyusun Surat Pertanggungjawaban
4. Penyimpanan uang dan dokumen-dokumen.

C. Laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan


Wewenang dan tanggung jawab prosedur penerimaan kas pada SKPD

Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK
SKPD. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas melakukan
pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas, disertai rekening lawan asal penerimaan kas tersebut.
Bukti transaksi penerimaan kas diantaranya mencakup:

1
Surat tanda bukti pembayaran (STBP)

Surat tanda setoran (STS)

Bukti transfer

Nota kredit

Bukti penerimaan lainnya

Fungsi akuntansi SKPD secara periodik atau berkalamelakukan posting ke buku besar. Jika
dianggap perlu, fungsi akuntansi pada SKPD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi
sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai kontrol. Pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas,
buku besar, dan buku besar pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPD sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. Pada akhirb periode,
fungsi akuntansi pada SKPD akan menyusun laporan keuangan.

Dokumen dan catatan yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD
meliputi:

Surat ketetapan pajak daerah, digunakan untuk menetapkan pajak daerah atas wajib pajak yang
dibuat oleh PPKD.

Surat ketetapan retribusi daerah (SKRD), digunakan untuk menetapkan retribusi daerah atas wajib
retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran.

Surat tanda bukti penerimaan (STBP), digunakan untuk mencatat setiap penerimaan pembayaran
dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan.

Surat tanda setoran (STS), digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah yang diselenggarakan
oleh bendahara penerimaan pada SKPD.

Bukti transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.

Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang masuk ke
rekening kas.

Buku jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan penerimaan kas.

Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk memosting
semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke buku beasr untuk setiap rekening
ase, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

Buku bear pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang
dianggap perlu.

Dari seluruh dokumen dan catatan yang telah didapat dalam prosedur penerimaan kas, maka
tanggung jawab yang harus dipenuhi dari kegiatan penerimaan kas pada SKPD yaitu
menghasilkan sebuah laporan daiantaranya: a) Laporan realisasi anggaran (LRA)
b) Neraca
c) Catatan atas laporan keuangan (CALK)

B. Prosedur penatausahaan penerimaan dan pengeluaran pada SKPD dan SKPKD

2
Dalam Prosedur Penerimaan dan pengeluaran Kas pada SKPD dan SKPKD mengacu pada
permendagri nomor 13 tahun 2006 pasal 232 ayat (3) yang meliputi serangkaian prosedur,
mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi
atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Dalam pelaksanaan prosedur tersebut tentu saja memerlukan serta melibatkan fungsi
pihakpihak yang terkait, diantaranya: bendahara penerimaan, bendahara penerimaan pembantu,
bendahara umum daerah (BUD), satuan kerja pengelolaan keuangan daerah (SKPKD), dan
pejabat penetausahaan keuangan satuan kerja perangkat daerah. Dokumen dan catatan yang
digunakan, diantaranya: Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) terbayar, Tanda Bukti
Penerimaan (TBP), Rekap Setoran Surat Tanda Setoran (STS), Rekapitulasi Penerimaan Harian
(RPH), Nota Kredit Bank, Rekening Koran (RC). Sampai dengan mendeskripsikan prosedur
untuk menunjang tercapainya tujuan dari penatausahaan keuangan tersebut.

Penatausahaan pengeluaran kas merupakan serangkaian proses kegiatan menerima,


menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan, dan mempertanggungjawabkan pengeluaran
uang yang berada dalam pengelolaan SKPKD dan/atau SKPD.

Sistem dan Prosedur Akuntansi Pengeluaran kas terdiri atas 2 sub sistem yaitu:

1. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas – Pembebanan Langsung (LS) yang meliputi:
a. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD).
b. Pengajuan Surat Permintaan PEmbayaran (SPP).
c. Permintaan Surat permintaan Membayar (SPM).
d. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

2. Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas – Pembebanan Uang Persediaan (UP), Ganti Uang
Persediaan (GU), dan Tambahan Uang Persediaan (TU) yang meliputi: a. Penerbitan Surat
Penyediaan dana (SPD).
b. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP).
c. Permintaan Surat permintaan Membayar (SPM).
d. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
e. Penggunaan Dana.
f. Pertanggung jawaban Penggunaan Dana (SPJ)

C. Teknis pelaksanaan prosedur penatausahaan penerimaan dan pengeluaran pada SKPD dan
SKPKD

Teknis pelaksanaan prosedur penatausahaan penerimaan kas pada SKPD dan SKPKD pertama-
tama adalah pihak ketiga melakukan pembayaran pajak/retribusi Daerah sesuai dengan Surat
Ketetapan Pajak Daerah untuk pajak daerah atau Surat Ketetapan Retribusi untuk retribusi
daerah. Apabila dibentuk Bendahara Penerimaan Pembantu, maka Bendahara Penerimaan
Pembantu akan menerima uang dan TBP rangkap 5 (lima) dari Pihak Ketiga.

Selanjutnya, bendahara Penerimaan Pembantu atau Kasir Penerima Uang akan membuat Surat
Tanda Setoran (STS) (minimal rangkap 6) sebagai tanda bukti penyetoran penerimaan. STS
sebanyak enam lembar terdistribusi dan kemudian Bendahara Penerimaan Pembantu akan
mengarsip STS lembar ke-5 dan menyetorkan uang ke rekening umum Kas Daerah selambat-
lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah penerimaan uang kas dengan menggunakan Rekap Setoran
rangkap 4. Rekap Setoran diisi secara rinci: jumlah rupiah, kode rincian obyek pendapatan
(digit) dan obyek pendapatan (ayat) serta uraiannya, berdasarkan SKPD atau TBP.

3
Berdasarkan STS dan Rekap Setoran maka Bendahara Penerimaan Pembantu membuat Buku
Kas Penerimaan Harian Pembantu yang wajib disampaikan kepada Bendahara Penerimaan
paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Selanjutnya Bank akan menerima uang dan
mengesahkan STS. Berdasarkan penerimaan/setoran harian, Bank akan membuat Nota Kredit
yang akan diserahkan ke BUD dan bank akan mengarsip STS lembar ke-4.

BUD akan mencatat penerimaan kas dari Pendapatan Asli Daerah dalam Register Penerimaan
dan Pengeluaran Kas. Nota Kredit akan diarsip oleh BUD. STS yang telah disahkan Bank,
Rekap Setoran rangkap 4 dan TBP terbayar (lembar ke-2 s/d ke-4) diterima Kasir Penerima
Uang dari Bendahara Penerimaan Pembantu akan diteliti. Apabila dokumen tidak sesuai, akan
dikembalikan ke Bendahara Penerimaan Pembantu. Apabila sesuai, akan digabung dengan STS
yang telah disahkan Bank, Rekap Setoran rangkap 4 dan TBP terbayar (lembar ke-2 s/d ke-4)
yang diterima langsung Kasir Penerima Uang. Kasir Penerima Uang akan mengarsip Rekap
Setoran lembar ke-4. STS yang telah disahkan Bank, Rekap Setoran lembar ke-1 s/d ke-3 dan
TBP terbayar (lembar ke-2 s/d ke-4) diserahkan ke Pembuat Dokumen.

Berdasarkan dokumen-dokumen tersebut dan Buku Kas Penerimaan Harian Pembantu,


Bendahara Penerimaan melalui Pembuat Dokumen akan menyusun Buku Kas Umum dan
Laporan Pertanggungjawaban (LPJ). LPJ disampaikan secara administratif kepada PPKSKPD
dan secara fungsional kepada PPKD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

BUD akan meneliti Rekap Setoran (lembar ke-1 dan ke-2), STS (lembar 2 dan 6) dan RPH
(lembar ke-1 dan ke-2). Apabila tidak sesuai/sah, akan dikembalikan ke Bendahara
Penerimaan Pembantu. Jika sah/sesuai, BUD akan mencatatnya dalam Register RPH. Rekap
Setoran dan RPH akan didistribusikan ke fungsi Akuntansi Biro Keuangan (lembar ke-1) dan
diarsip (lembar ke-2). STS lembar ke-6 diarsip oleh BUD. Rekap Setoran (lembar ke-1), RPH
(lembar ke-1), dan STS (lembar ke-2) yang diterima Fungsi Akuntansi-PPKD akan diteliti.
Berdasarkan STS, fungsi Akuntansi PPKD akan mencatat dalam Buku Jurnal Penerimaan Kas
dan memposting dalam Buku Besar. Berdasarkan Rekap Setoran, fungsi Akuntansi Biro
Keuangan akan mencatat ke Buku Besar Pembantu. Rekap Setoran, RPH, dan STS diarsip.

D. Prosedur Akuntansi Pengeluaran kas - pembebanan langsung

Prosedur akuntansi pengeluaran kas meliputi serangkaian proses, baik manual maupun
terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau
kejadian keuangan, sampai pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada SKPD atau SKPKD.

Prosedur pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD,
sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. Fungsi akuntansi
pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas melakukan pencatatan ke
dalam jurnal pengeluaran kas, disertai rekening awal asal pengeluaran kas tersebut. Bukti
transaksi penerimaan kas tersebut mencakup antara lain: a. SP2D
b. Bukti transfer
c. Nota kredit
d. Bukti penerimaan lainnya

Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD atau SKPKD secara periodik atau berkala melakukan
posting ke buku besar. Jika dianggap perlu, dapat dibuat buku besar pembantu yang berfungsi
sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai kontrol. Pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran
kas, buku besar, dan buku besar pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD

4
atau SKPKD sesuai dengan tugas poko dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang
berlaku. Pada akhir periode, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD atau fungsi akuntansi pada
SKPD menyusun laporan keuangan.

Prosedur Pencatatan Akuntansi Pengeluaran Kas-Mekanisme Pembebanan Langsung (LS)


diawali dengan kegiatan melalui Fungsi Akuntansi-SKPKD menerima berkas SP2D-LS lembar
4 dari Kuasa BUD. Fungsi Akuntansi-SKPKD mencatat SP2D-LS ke Jurnal Pengeluaran Kas
per tanggal pengesahan SP2D-LS yang telah diotorisasi oleh Kuasa BUD dan melakukan
peringkasan transaksi-transaksi (posting) dari Jurnal Pengeluaran Kas ke Buku Besar. Fungsi
Akuntansi-SKPKD juga mencatat mencatat transaksi-transaksi ke dalam buku pembantu yang
berisi rincian item buku besar setiap rekening yang dianggap perlu (dalam rincian obyek
belanja).

Fungsi Akuntansi-SKPD menerima berkas SP2D-LS lembar ke 3 dari PPK-SKPD. Fungsi


Akuntansi-SKPD mencatat SP2D-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan ke dalam buku Jurnal
Pengeluaran Kas dan SP2D-LS Pengadaan Barang dan Jasa ke dalam buku Jurnal Umum per
tanggal pengesahan SP2D-LS yang telah diotorisasi oleh Kuasa BUD dan melakukan
peringkasan transaksi-transaksi (posting) dari Jurnal Pengeluaran Kas ke dan Jurnal Umum ke
Buku Besar. Fungsi Akuntansi-SKPD juga mencatat mencatat transaksi-transaksi ke dalam
buku pembantu yang berisi rincian item buku besar setiap rekening yang dianggap perlu (dalam
rincian obyek belanja).

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem pertanggung jawaban penerimaan adalah salah satu hal yang saat penting dalam dunia
pemerintah karna menyankut atau pemasukan dan pengeluaran uang negara di mana harus penuh
dengan sistem dan serangkaian ketetapan agar laporan yang di sajian penuh dengan keakuratan
seingga tidak timbul banyak permasalahan.
Surat Tanda Setoran (STS) adalah surat yang digunakan untuk menyetorkan penerimaan
daerah yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD.

B. SARAN
Dalam menyajikan laporan pertanggungjawban penerimaan agar lebih telitih dan benar
adanya dalam menuliskan bukti dan transaksi dan menyankut uang negara dan hak rakyat.

6
DAFTAR PUSTAKA

nuning Hindriani1., Imam Hanafi1., Tjahjanulin Domai ‘jurnal Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) “Vol. 15, No. 3 (2012).hal 5-6
Handayanigrat.(1986). Sistem Pengawasan.Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mulyadi.(2001).Pemeriksaan dalam Pengawasan.Bandung : Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai