Anda di halaman 1dari 64

PENERAPAN METODE EKSPONENSIAL UNTUK

MERAMALKAN JUMLAH PENDUDUK


KECAMATAN MEDAN BARAT
TAHUN 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR

M RIZKI SYAPUTRA NST


152407096

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENERAPAN METODE EKSPONENSIAL UNTUK
MERAMALKAN JUMLAH PENDUDUK
KECAMATAN MEDAN BARAT
TAHUN 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh


Ahli Madya

M RIZKI SYAPUTRA NST


152407096

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN ORISINALITAS

Penerapan Metode Eksponensial Untuk Meramalkan Jumlah


Penduduk Kecamatan Medan Barat Tahun 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya

Medan, Juni 2018

M Rizki Syaputra Nst


152407096

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENERAPAN METODE EKSPONENSIAL UNTUK MERAMALKAN
JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN MEDAN BARAT TAHUN 2019

ABSTRAK

Metode Eksponensial adalah metode peramalan yang cukup baik untuk peramalan
jangka panjang dan jangka menengah, terutama pada tingkat operasional perusahaan.
Data yang diperoleh dalam kegiatan ini diolah dengan menggunakan metode
eksponensial untuk mengetahui ramalan ramalan jumlah penduduk Kecamatan
Medan Barat tahun 2019 dan untuk mengetahui berapa besar tingkat pertumbuhan
penduduk di Kecamatan Medan Barat tahun 2019 dengan menggunakan rumus
pertumbuhan geometri dan pertumbuhan eksponensial dengan judul penelitian adalah
“Penerapan Metode Eksponensial Untuk Meramalkan Jumlah Penduduk Kecamatan
Medan Barat Tahun 2019”. Proyeksi penduduk adalah perhitungan yang
menunjukkan angka fertilitas, mortalitas dan migrasi di masa yang akan datang.
Perkiraan penduduk tidak hanya beberapa tahun, tetapi bisa saja perkiraan beberapa
puluh tahun yang akan datang. Sehingga diperoleh hasil ramalan penduduk tahun
2019 mendatang adalah sebesar 59688 jiwa, dengan jumlah penduduk laki – laki
sebesar 30405 jiwa dan jumlah perempuan adalah sebesar 29283 jiwa. Jika
dibandingkan dengan penduduk tahun – tahun sebelumnya, dapat dilihat bahwa
sampai pada tahun 2019 yang akan datang jumlah penduduk di Kecamatan Medan
Barat akan mengalami penurunan. Hal tersebut dapat terjadi apabila tingkat kematian
yang tinggi dan migrasi penduduk.

Kata kunci : laju pertumbuha, penduduk, ramalan

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


THE APPLICATION OF EXPONENTIAL METHODS TO PREDICT THE
DISTRICTS OF THE WESTERN SUBDISTRICT IN 2019

ABSTRACT

Exponential method is a good forecasting method for long-term and medium-term


forecasting, especially at the operational level of the company. The data obtained in
this activity is processed by using exponential method to know the prediction of the
population of West Medan District in 2019 and to find out how much the population
growth rate in West Medan District in 2019 by using the formula of geometry growth
and exponential growth with the research title is "Application Exponential Methods
To Forecast Population of West Medan Subdistrict Year 2019". Population
projection is a calculation showing future fertility, mortality and migration rates.
Estimated population is not just a few years old, but it could be an estimate of
several decades to come. So the results obtained by the forecast of the population in
2019 is up to 59688 inhabitants, with a male population of 30405 inhabitants and the
number of women is 29283 inhabitants. Compared to the population of previous
years, it can be seen that until 2019 the population in West Medan will decrease.
This can happen if the mortality rate is high and the population migration.

Key word : divination, growth rate, population

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan limpah
karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul
Penerapan Metode Eksponensial Untuk Meramalkan Jumlah Penduduk Kecamatan
Medan Barat Tahun 2019.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Pasukat Sembiring, M.Si
selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir
ini. Terima kasih kepada Ibu Dr. Elly Rosmaini, M.Si dan Bapak Dr. Open Darnius,
M.Sc selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU,
Kepada Bapak Prof. Dr. Suyanto, M. Kom.dan Bapak Drs. Rosman Siregar, M.Si
selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU, Bapak Dr.
Kerista Sebayang M.S. selaku Dekan FMIPA USU. Terima kasih kepada Teman-
teman yang sudah membimbing dan memberi arahan untuk menyelesaikan TA,
seluruh staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Pegawai FMIPA
USU, seluruh staff Badan Pusat Statsitika (BPS) Provinsi Sumatera Utara yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu. Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan
ucapan terima kasih kepada teman-teman saya Khairunnisa Hsb, Etti Agustina Hsb,
Ismail Yahya Nst, Abdi Kurniawan, Ade Nada, Achmad Cheru, dan M. Yusuf Koto
yang selalu membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir. Teman-teman
stambuk 2015 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah berjuang
bersama dalam masa perkuliahan. Tidak terlupakan kepada kedua orang tua saya
yang tercinta, Ayah saya bernama Irham SH dan Ibu saya bernama Almarhumah
Rosmasari Pulungan serta keluarga yang selama ini selalu memberikan bantuan dan
dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

Medan, Juni 2018

M Rizki Syaputra Nst

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN ORISINILITAS i
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
PENGHARGAAN v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 3
1.5 Tinjauan Pustaka 3
1.6 Metode Penelitian 3
1.7 Sistematika Penulisan 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian – pengertian 7
2.2 Dinamika Kependudukan 8
2.3 Teori – teori Kependudukan 9
2.4 Rasio Jenis Kelamin 10
2.5 Angka Pertumbuhan Penduduk 11
2.6 Pengertian Peramalan 11
2.7 Proyeksi dan Peramalan Yang Digunakan 12

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian 14
3.2 Sumber Data 14
3.3 Teknik Pengumpulan Data 14
3.4 Sejarah Badan Pusat Statistik 15
3.4.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 15
3.4.2 Masa Pemerintahan Jepang 16
3.4.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia 16

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.4.4 Masa Orde Sampai Sekarang 17
3.5 Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Badan Pusat Statistik 18
3.5.1 Tugas 18
3.5.2 Fungsi 18
3.5.3 Kewenangan 19
3.6 Visi, Misi, Nilai – Nilai Inti dan Struktur Organisasi BPS 19
3.6.1 Visi 19
3.6.2 Misi 19
3.6.3 Nilai – nilai Inti 20
3.6.4 Struktur Organisasi BPS 21
3.6.4.1 BPS Kabupaten/Kota 22
3.6.4.2 BPS Provinsi 23
3.6.4.3 Logo Badan Pusat Statistik 26

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL


4.1 Pengertian Pengolahan Data 27
4.2 Fungsi Pengolahan Data 27
4.3 Perhitungan Jumlah Penduduk 28
4.3.1 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk 29
Laki – laki Pertahun
4.3.2 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk 31
Perempuan Pertahun
4.3.3 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk 32
Laki – laki dan Perempuan Pertahun
4.4 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Barat 34
4.4.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki – laki 35
Kecamatan Medan Barat Tahun 2017 – 2019
4.4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan 36
Kecamatan Medan Barat Tahun 2017 – 2019
4.5 Menghitung Rasio Jenis Kelamin 37
4.6 Implementasi Sistem 38
4.6.1 Tahap Implementasi 38
4.6.2 Mengaktifkan Microsoft Excel 38
4.6.3 Lembar Kerja Microsoft Excel 39
4.6.4 Pengisian Data 40
4.6.5 Pembuatan Grafik 41

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 42
5.2 Saran 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Nomor
Judul Halaman
Tabel
Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Barat Tahun 2006
4.1 28
– 2016
Jumlah Perubahan Penduduk Kecamatan Medan Barat
4.2 29
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2006 - 2016
Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Kecamatan
4.3 Medan Barat Menurut Jenis Kelamin Tahun 2006 – 33
2016
Hasil Proyeksi (Perkiraan) Jumlah Penduduk
4.4 37
Kecamatan Medan Barat Dari Tahun 2017 - 2019

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar
3.1 Struktur Organisasi BPS Kabupaten/Kota 21
3.2 Struktur Organisasi BPS Provinsi 22

3.3 Logo Badan Pusat Statistik 25

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul
Lampiran
1. Lampiran SK Pembimbing Tugas Akhir
2. Surat Mohon Izin Pengambilan Data
3. Surat Keputusan Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
4. Surat Balasan Pengambilan Data Dari Badan Pusat Statistik
5. Surat Keterangan Hasil Uji Program Tugas Akhir
6. Kartu Bimbingan Tugas Akhir
7. Data Badan Pusat Statistik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk dapat memahami keadaan penduduk di suatu daerah atau negara maka perlu
dipahamai kajian demografi sehingga kependudukan sangat erat kaitannya dengan
demografi, karena demografi merupakan gambaran mengenai jumlah penduduk.
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-
kekuatan yang menambah dan kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Dimana
pertumbuhan penduduk secara terus-menerus akan dipengaruhi oleh jumlah
kelahiran tetapi, secara bersamaan hal tersebut akan dikurangi dengan jumlah
kematian dan imigrasi penduduk yang terjadi setiap tahunnya.

Dewasa ini masalah kependudukan merupakan salah satu masalah di dunia


karena masalah ini bukan saja dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang
tetapi juga oleh negara-negara maju. Oleh sebab itu studi tentang kependudukan
telah menjadi subjek yang menarik di antara para ahli ilmu-ilmu sosial yang
mempunyai minat untuk mengerti masalah dasar dan kebutuhan manusia. Mereka
mengaitkan bahwa pertumbuhan penduduk dan aspek kependudukan sangat besar
pengaruhnya terhadap perencanaan pembangunan yang akan dilakukan pemerintah
pada suatu wilayah tertentu, karena itu pengembangan kependudukan yang serasi,
selaras, seimbang dan berkualitas perlu diupayakan demi terwujudnya peningkatan
pelaksanaan pembangunan yang berpotensi di segala bidang.

Hal itu tidak terlepas dari pengetahuan kependudukan yang perlu dan harus
diketahui oleh keseluruhan penduduk untuk merangsang tumbuhnya kesadaran dan
membina tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap masalah kependudukan,
sehingga masalah-masalah yang ada dapat diatasi bersama dengan dengan penuh
perhatian dan kemungkinan masalah yang akan timbul juga dapat dicegah dan
dihindari. Misalnya seperti pada perencanaan yang berhubungan dengan penuh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

perhatian dan kemungkinan masalah yang berhubungan dengan pendidikan,


perpajakan, kesejahteraan sosial, dan lain-lain.

Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah pada waktu tertentu,


maka dilaksanakan sensus penduduk atau perhitungan cacah jiwa. Dimana sensus
penduduk merupakan suatu usaha untuk pengumpulan, penyusunan, pengolahan,
serta penerbitan data-data yang bersifat ekonomis dan sosial dari seluruh penduduk
pada suatu wilayah tertentu dan juga pada waktu tertentu.

Dalam tulisan ini penulis ingin memaparkan secara khusus bagaimana tingkat
pertumbuhan penduduk di Kecamatan Medan Barat pada tahun mendatang. Oleh
sebab itu penulis memeilih judul “Penerapan Metode Eksponensial Untuk
Meramalkan Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Barat Tahun 2019”.

1.2 Identifikasi Masalah


Tingkat pertumbuhan penduduk merupakan bagian dari kepadatan atau semakin
banyaknya jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu. Dalam tulisan ini yang
menjadi permasalahan adalah bagaimana tingkat pertumbuhan penduduk Kecamatan
Medan Barat pada masa yang lampau dan kecenderungannya pada masa yang akan
datang. Penulis juga ingin mengetahui apakah jumlah penduduk dapat dijadikan
sebagai informasi bagi pemerintah daerah untuk merumuskan kebijaksanaan
menyangkut pembangunan yang ditinjau berdasarkan rasio penduduk juga ingin
meramal berapa persen pertambahan penduduk tiap tahunnya.

1.3 Batasan Masalah


Agar penelitian ini tepat pada sasaran yang dituju, maka penulis menetapkan
pembatasan ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas yaitu berdasarkan data
jumlah penduduk di Kecamatan Medan Barat dengan jenis kelamin laki-laki dan
jenis kelamin perempuan dari tahun 2006 – 2016.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian


Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperlihatkan beberapa persentase jumlah
perubahan pertumbuhan penduduk dan untuk meramalkan jumlah penduduk di
Kecamatan Medan Barat 3(Tiga) tahun mendatang berdasarkan data dari tahun 2006-
2016. Adapun tujuannya adalah untuk mengatasi masalah-masalh kependudukan
yang terjadi di Kecamatan Medan Barat, dengan diketahuinya ramalan penduduk
tahun 2019 diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi pembaca maupun
pemerintah daerah dalam mengatasi masalah kependudukan yang terjadi.

1.5 Tinjauan Pustaka


Peramalan (Assauri,1991) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi
pada amasa yang akan datang dengan waktu yang singkat tidak dibutuhkan
peramalan. Di dalam peramalan salah satu hal yang penting adalah ketetapan
peramalan yaitu bagaimana mengukur kesesuaian suatu metode peramalan tertentu
untuk suatu kumpulan data yang diberikan.

1.6 Metode Penelitian


Untuk memudahkan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka penulis
memperoleh data melalui riset (pengambilan data) di kantor Badan Pusat Statistik
(BPS) yang berlokasi di Jl Asrama No. 179 Dwi Kora Medan Helvetia, Kota Medan,
Sumatera Utara. Di dalam riset data, penulis juga menggunakan beberapa metode
sebagai berikut :

1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)


Dalam hal ini pengumpulan data serta keterangan-keterangan dilakukan
dengan membaca serta mempelajari buku-buku ataupun literatur pelajaran-
pelajaran yang di dapat diperkuliahan serta sumber informasi lainnya yang
berhubungan dengan objek yang diteliti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

2. Metode Pengumpulan Data


Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Medan. Data yang dikumpulkan
kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk
mendapatkan gambaran yang jelas dari sekumpulan data yang diperoleh.

3. Metode Analisa
Adapun pengolahan data dalam menganalisa data kependudukan di
Kecamatan Medan Barat adalah dengan menggunakan rumus :

= .

Dimana :

= Jumlah penduduk pada tahun n

= Jumlah penduduk pada awal tahun

r = Tingkat pertumbuhan penduduk

n = Periode waktu dalam tahun

e = Bilangan eksponensial yang besarnya 2,718282

Untuk menghitung proyeksi laju pertumbuhan penduduk menggunakan


asumsi pada pertumbuhan geometri, karena laju pertumbuhan ini bersifat berskala
atau bertahap dalam selang waktu tertentu. Adapun Rumus yang digunakan sebagai
berikut :

= (1+r)n

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Dimana :

= Jumlah penduduk pada tahun n

= Jumlah penduduk pada awal tahun

r = Tingkat pertumbuhan penduduk

n = Periode waktu dalam tahun

Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan


jumlah penduduk perempuan. Angka yang ditampilkan digunakan untuk
menggambarkan jumlah penduduk laki-laki terhadap 100 penduduk perempuan.

Untuk menghitung Rasio Jenis Kelamin digunakan rumus sebagai berikut :

= X 100%

Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) menurut kelompok umur dapat dituliskan sebagai
berikut :

Dimana :

= Rasio jenis kelamin pada golongan umur tahun i

= Jumlah penduduk Laki-laki pada golongan umur tahun i

= Jumlah penduduk Perempuan pada golongan umur tahun i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

1.7 Sistematika Penulisan


Karya tulis ini disajikan secara berurutan dengan tidak mengabaikan keterkaitan
antara satu bab dengan bab lainnya. Adapun sistematika penulisan ini diuraikan
untuk memberikan keterangan atau gambaran dari Tugas Akhir ini, yaitu sebagai
berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menguaraikan tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan


masalah, maksud dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan tentang pengertian-pengertian, teori-teori


kependudukan, rasio jenis kelamin, dan angka pertumbuhan penduduk.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan uraian mengenai metode penelitian serta gambaran umum
tentang Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

BAB 4 : PEMBAHASAN DAN HASIL

Pada bab ini dijelaskan tentang tentang pengolahan data dan analisis data
dengan menggunakan metode eksponensial untuk meramalkan jumlah penduduk
Kecamatan Medan Barat tahun 2019 dan menggunakan pemakaian software excel
yang digunakan dalam analisa dan pengolahan data.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup dari karya tulis ini yang berisi kesimpulan
dan saran penulis sehubungan dengan uraian permasalahan pada bab-bab
sebelumnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian – pengertian

Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Kata demografi berasal dari
bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
menulis. Jadi demografi adalah tulisan – tulisan atau karangan – karangan mengenai
rakyat atau penduduk. Donal J.Bugues (dasar – dasar demografi, 1981) memberikan
definisi sebagai berikut :

Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik


tentang besar komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan – perubahannya
sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi yaitu kelahiran,
kematian, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.

Penduduk adalah orang atau invidu yang tinggal atau menetap pada suatu
daerah tertentu dalam jangka panjang, sedangkan pertumbuhan penduduk adalah
keadaan dinamis antara jumlah penduduk yang bertambah dan jumlah penduduk
yang berkurang. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh empat
faktor yaitu kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar. Faktor dominan
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah kelahiran dan
kematian, karena migrasi masuk dan migrasi keluar sangat rendah. Faktor – faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya kelahiran dapat dibagi menjadi dua yaitu
faktor demografi dan non-demografi. Faktor demografi diantaranya struktur umur,
status perkawinan, umur kawin pertama, sedangkan faktor non-demografi antara lain
keadaan ekonomi penduduk, tingkatt penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status
wanita, urbanisasi dan industrilisasi.

Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk lembaga – lembaga


swasta maupun pemerintah baik ditingkat nasional maupun daerah, dimana masalah
kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam menentukan
kebijaksanaan pemerintah.

Pure Demografi (Demografi Murni) atau disebut juga demografi formal


menghasilkan teknik – teknik untuk menghitung data kependudukan. Dengan teknik
tersebut dapat diperoleh perkiraan keadaan penuduk dimasa depan atau masa lampau,
dimana bila seseorang ingin mengetahui seberapa banyak perkembangan penduduk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

tahun sebelumnya, dan ada juga demografi formal yang hanya mempersoalkan
hubungan antara variabel dependen.

Studi kependudukan dapat pula dilihat sebagai penelitian makro demografi


yang terdiri dari penelitian unit skala besar dan sasaran utama makro demografi
adalah benua, bangsa dan kesatuan – kesatuan wilayah, sedangkan makro demografi
adalah merupakan unit penelitian kecil yang umumnya bersifat internal.

2.2 Dinamika Kependudukan

Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah


tertentu dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan
tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik
perpindahan ke luar maupun ke luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan
atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu
daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan
penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke
dalam lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam ke
luar.

Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut


selalu terjadi dan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang
´Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut
sebagai Perkembangan Kependudukan. Perkembangan kependudukan terjadi akibat
adanya perubahan yang terjadi secara alami karena perilaku yang terkait dengan
upaya memenuhi kebutuhannya. Perubahan alami tersebut adalah karena kematian
dan kelahiran. Sedangkan yang terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan adalah
migrasi atau pindahan tempat tinggal.

Setiap perubahan yang diakibatkan salah satu faktor perubahan penduduk


tersebut akan berdampak pada keseluruhan, misalnya jumlah menurut umur
penduduk dan jenis kelamin penduduk.

Hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan adalah :

1.Indikator

Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat berbagai


keadaan atau perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator dalam
demografi terdiri dari beberapa hal, yaitu :

a. Jumlah penduduk
b. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

agama, pekejaan, dan lain-lain


c. Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk

2. Parameter

Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Ada dua macam
pengukuran, yaitu :
a. Angka Absolut
b. Angka Relatif

Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa di samping jumlah absolutnya


yang tetap tinggi, persoalan kependudukan di Indonesia meliputi persebaran serta
kualitas penduduk dipandang dari sudut sumberdaya manusia secara keseluruhan.
Pemahaman terhadap dinamika penduduk sangat penting dalam demografi.

Manfaat dari memahami dinamika penduduk adalah sebagai berikut.


1) Mengetahui jumlah penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu.
2) Memahami perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan yang akan
datang.
3) Mempelajari hubungan sebab akibat keadaan penduduk dengan aspek kehidupan
lain misalnya ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain.
4) Merancang antisipasi menghadapi perkembangan kependudukan yang terjadi baik
hal yang menguntungkan maupun merugikan

2.3 Teori – teori Kependudukan

Teori kependudukan dikembangkan oleh dua faktor yang sangat dominan yaitu yang
pertama adalah meningkatkan pertumbuhan penduduk terutama di Negara – negara
yang sedang berkembang dan hal ini menyebabkan agar para ahli memahami faktor –
faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk, sedangkan yang kedua
adalah adanya masalah – masalah yang bersifat universal, yang menyebabkan para
ahli harus lebih banyak mengembangkan dan menguasai kerangka teori untuk
mengkaji lebih lanjut sejauh mana telah terjalin suatu hubungan antara penduduk
dengan perkembangan ekonomi dan sosial.

Menurut Robert Thomas Maltus ( 1766-1834) yang terkenal sebagai pelopor


ilmu kependudukan yang lebih populer disebut dengan prinsip kependudukan ( the
principle of population) menyatakan bahwa penduduk apabila tidak ada pembatas
akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian
dari permukaan bumi ini dan juga menyatakan bahwa mana untuk hidup memerlukan
bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat
dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk dan apabila tidak ada pembatas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan


makanan sehingga inilah menjadi sumber kemelaratan dan kemiskinan manusia.

2.4 Rasio Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan banyaknya penduduk laki – laki dengan
banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya
dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki – laki per 100 perempuan. Secara umum
rumus rasio dapat dituliskan sebagai berikut :

= X 100%

Besar kecilnya rasio jenis kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh :

1. Sex ratio at brith dibeberapa Negara umumnya berkisar antara 103-105 bagi
laki – laki per 100 bagi perempuan
2. Pola Mortalitas antara penduduk laki – laki dan penduduk perempuan. Jika
kematian laki – laki lebih besar daripada jumlah kematian perempuan, maka
rasio jenis jenis kelamin semakin kecil.
3. Pola Migrasi antara penduduk laki – laki dan penduduk perempuan. Jika
disuatu daerah sex ratio > 100 berarti di daerah tersebut lebih banyak
penduduk perempuan.

Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) menurut kelompok umur dapat dituliskan sebagai
berikut :

Dengan :
SRi = Rasio jenis kelamin pada golongan umur tahun i
Mi = Jumlah Penduduk Laki-laki pada golongan umur tahun i
Fi = Jumlah Penduduk Perempuan pada golongan umur tahun i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

2.5 Angka Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduuk (r) menunjukkan rata – rata pertambahan penduduk


pertahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan prsen.

Ada beberapa macam ukuran angka pertumbuhan penduduk yaitu :

1. Pertumbuhan Geometri

( )

2. Pertumbuhan Eksponensial

Dimana :
= Jumlah penduduk pada tahun n
= Jumlah penduduk pada tahun dasar
= Tingkat pertumbuhan penduduk
= Jangka waktu antara dan
= Bilangan pokok dari sistem logaritma, besarnya 2,718282

2.6 Pengertian Peramalan

Peramalan (forecasting) menurut Sofyan Assauri (1984) adalah suatu kegiatan yang
memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan
penjualan adalah peramalan yang mengaitkan berbagai asumsi yang berhubungan
dengan tindakan – tindakan yang perlu diambil serta variabel – variabel lain yang
mempengaruhi permasalahan arus penjualan yang akan terjadi.

Peramalan diperlukaan adanya perbedaan waktu antara keaaan akan


dibutuhkannya suatu kebijakan baru. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang,
maka peran peramalan menjadi penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam
penentuan kapan terjadi suatu peristiwa sehingga dapat dipersiapkan tindakan yang
diperlukan.

Kegunaan suatu peramalan dapat dilihat pada saat pengambilan keputusan,


keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan oleh pertimbangan apa yang
akan terjadi saat keputusan tersebut dilakukan. Apabila keputusan yang dialami
kurang tepat sebaiknya keputusan tersebut tidak dilaksanakan, karena masalah
pengambilan keputusan merupakan masalah yang dihadapi, maka peramalan juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

merupakan masalah yang harus dihadapi karena peramalan berkaitan erat dengan
pengambilan keputusan.

2.7 Proyeksi dan Peramalan Yang Digunakan


Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik
Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau orang yang berdomisili kurang dari 6
bulan dengan menetap. Sedangkan proyeksi adalah perhitungan dengan meramalkan
atau menduga kejadian-kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi di masa yang
akan datang.

Proyeksi penduduk adalah perhitungan yang menunjukkan angka fertilitas,


mortalitas dan migrasi di masa yang akan datang. Perkiraan penduduk tidak hanya
beberapa tahun, tetapi bisa saja perkiraan beberapa puluh tahun yang akan datang.
Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja
pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang yang
disebut dengan proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan
jumlah penduduk untuk masa mendatang, tetapi juga perhitungan ilmiah yang
didasarkan asumsi dari komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran,
kematian, dan migrasi penduduk. Ketiga kelompok inilah yang menentukan besarnya
jumlah penduduk dan struktur penduduk yang akan datang.

Untuk menentukan asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan di


masa yang akan datang, diperlukan data yang menggambarkan keadaan di masa
lampau hinga kini, faktor- faktor yang mempengaruhi masa komponen, dan
hubungan antara satu komponen dnegan komponen yang lain sera target yang akan
dicapai di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk ini secara periodic perlu
direvisi, karena sering terjadi bahwa asumsi tentang kecenderungan tingkat
kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (migrasi) yang melandasi proyeksi
lama tidak sesuai lagi dengan kenyataannya.

Pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah


atau Negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan
dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada
tahun 2006 -2016 .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini


adalah sebagai berikut :

1. Menghitung tingkat pertumbuhan penduduk Kecamatan Medan Barat menurut


jenis kelamin untuk periode 2019, dengan metode Eksponansial.
2. Memproyeksikan penduduk Kecamatan Medan Barat menurut jenis kelamin
berdasarkan tingkat pertumbuhan 2019 dengan Metode Eksponansial
Adapun rumus Eksponensial tersebut adalah :

Atau

dengan :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
P₀ = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = Tingkat pertumbuhan penduduk
n = Periode waktu dalam tahun
e = Bilangan pokok dari sistem logaritma, besarnya 2,718282

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksponensial.
Adapun pengertian dari metode eksponensial adalah metode peramalan yang cukup
baik untuk peramalan jangka panjang dan jangka menengah, terutama pada tingkat
operasional suatu perusahaan.
Pertumbuhan penduduk adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung
secara terus menerus (continous). Ukuran penduduk secara eksponensial ini lebih
tepat, mengingat dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus
menerus.

3.2 Sumber Data


Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data.
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder.

a. Data Primer, yaitu data yang diambil langsung dan dioleh dari objek
penelitian yang belum mengalami pengolahan lebih lanjut.
b. Data Sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data sekunder yang penulis
gunakan adalah literature, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan
dengan penelitian yang penulis lakukan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data untuk proyeksi penduduk adalah dengan cara melakukan
sensus penduduk dan survey penduduk. Data dasar yang diperlukan untuk pembuatan
proyeksi penduduk adalah sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

a. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin sebagai data
dasar pembuatan proyeksi penduduk.
b. Besar dan perkembangan angka kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk
c. Tabel kematian yang sesuai dengan perkembangan komponen demografi
pada perioe proyeksi tersebut

3.4 Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Non Departemen. BPS melakukan
kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian,
petambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan
keagamaan. Selain hal-hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi
di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah
dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih
instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan
ukuran-ukuran lainnya.

Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS,yaitu :

3.4.1 Masa Pemeritahan Hindia Belanda


Pada bukan Februari 1920, kantor statistik pertama kali oleh direktur pertanian,
kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid end Hendle) dan
berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasi
data statistik.
Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama
Centraal Kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan
dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme
statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen (IUA)
yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

3.4.2 Masa Pemerintahan Jepang


Pada bulan Juni 1942 pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan
statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhkan perang/militer. Pada
masa ini CKS diganti namanya menjadi Shoumbu Chasasitsu Gunseikanbu.

3.4.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia


Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan
yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun
1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari
Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta
mengaktifkan kembali CKS.
Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950
No.219/S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan
berada dibawah Kementrian Kemakmuran.
Dengan surat Mentri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Mentri Perekonomian , dan pada
tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri Perekonomian No. 18.099/M, KPS
dibagi menjdi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian
penyelenggaran dan tata usaha yang disebut Afdeling B.
Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957, Kementrian
Perekonomian dipecah menjadi Kementrian Perdagangan dan Kementrian
Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No.
172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS, dan urusan statistik semula menjadi
tanggung jawab dan wewenang Mentri Pereknomian dialihkan menjadi dibawah dan
bertanggung jawab kepada Perdana Mentri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara
formal nama BPS dipergunakan.
Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara menyelenggarakan sensus penduduk
secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU No. 6
tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie 1930.
Dalam rangka memperhatikan kebutuhan data bagi perencanaan pembangunan
semesta berencana dan mengingat materi statitik ordonnantie 1934 dirasakan sudah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

tidak sesuai lagi dengan kemajuan- kemajuan yang cepat dicapai oleh Negara kita,
maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU No. 7 tahun 1960 tentang
Statistik.
Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965, maka tiap-
tiap daerah Tingkat 1 dan Tingkat 2 dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan
nama kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang mempunyai tugas menjalankan
kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Disetiap daerah administrasi kecamatan,
dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat 2
dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan.

3.4.4 Masa Orde Sampai Sekarang


Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam
perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang
handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi
BPS.
Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan
struktur organisasi, yaitu :
1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang Organisasi Biro
Pusat Statistik.
2. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro
Pusat Statistik.
3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro
Pusat Statistik dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susuanan, Reorganisasi dan tata kerja
Biro Pusat Statistik.
4. 4.Undang- Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.
5. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat
Statistik.
6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi
dan Tata Kerja BPS.
7. PP Tahun 1999 tentang Penyelenggaran Statistik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu yang
mengatur organisasi dan tata kerja d pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan
Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan
Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988
di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan
di Kabupaten/Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik
Kabupaten/Kota. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai
pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan BPS
sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru.

3.5 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik


Tugas, fungsi dan kewenangan BPS telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan Peraturan Kepala Badan
Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat
Statistik.

3.5.1 Tugas
Badan Pusat Statistik sebgai lembaga pemerintah non departemen yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada presiden (Kepres No. 86 tahun 1998), dalam
melaksankan tugasnya berdasarkan beberapa ketentuan perundangan :

1. UU No. 16 tentang statistik


2. Keputusan Presiden Nomor 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik
3. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik

3.5.2 Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi
antara lain :
a) Pengkajian, penyusunan dan perumusan kebijakan dibidang statistik;
b) Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional;
c) Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar;
d) Penetapan sistem statistik nasional;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

e) Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah dibidang


kegiatan statistik; dan
f) Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan dan
rumah tangga.

3.5.3 Kewenangan
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS mempunyai
kewenangan antara lain :
a) Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
b) Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro;
c) Penetapan sistem informasi di bidangnya;
d) Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;
e) Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yaitu;
i.Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik;
ii.Penyusun pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.

3.6 Visi, Misi, Nilai-Nilai Inti dan Struktur Organisasi BPS

3.6.1 Visi
Pelopor data statistik terpercaya untuk semua

3.6.2 Misi

a. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik


yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional.
b. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan
melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

c. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan


amanah untuk kemajuan perstatistikan

3.6.3 Nilai-Nilai Inti


Core values (nilai–nilai inti) BPS merupakan pondasi yang kokoh untuk membangun
jati diri dan penuntun perilaku setiap insan BPS dalam melaksanakan tugas. Nilai-
nilai Inti BPS terdiri dari:

1. PROFESIONAL
a. Kompeten
Mempunyai keahlian dalam bidang tugas yang dikerjakan.
b. Efektif
Memberikan hasil maksimal.
c. Efisien
Mengerjakan setiap tugas secara produktif, dengan sumber daya minimal.
d. Inovatif
Selalu melaukan permbaruan atau penyempurnaan melalui proses
pembelajaran diri secara terus menerus.
e. Sistemik
Meyakini bahwa setiap pekerjaan mempunyai tata urutan proses perkerjaan
yang satu menjadi bagian tidak terpisahkan dari pekerjaan yang lain.

2. INTEGRITAS
a. Dedikasi
Memiliki pengabdian yang tinggi terhadap profesi yang diemban dan
institusi.
b. Disiplin
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
c. Konsisten
Satunya kata dengan perbuatan.
d. Terbuka
Menghargai ide, saran, pendapat, masukan, dan kritik dari berbagai pihak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

e. Akuntabel
Bertanggung jawab dan setiap langkahnya terukur.

3. AMANAH
a. Terpercaya
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, yang tidak hanya
didasarkan pada logika tetapi juga sekaligus menyentuh dimensi mental
spiritual.
b. Jujur
Melaksanakan semua pekerjaan dengan tidak menyimpang dari prinsip
moralitas.
c.Tulus
Melaksanakan tugas tanpa pamrih, menghindari konflik kepentingan (pribadi,
kelompok, dan golongan), serta mendedikasikan semua tugas untuk
perlindungan kehidupan manusia, sebagai amal ibadah atau perbuatan untuk
Tuhan Yang Maha Esa.
d. Adil
Menempatkan sesuatu secara berkeadilan dan memberikan haknya.

3.6.4 Struktur Organisasi BPS


Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan
BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari
masing-masing bagian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

3.6.4.1 BPS Kabupaten/Kota

BAGAN STRUKTUR BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Kabupaten/Kota

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

3.6.4.2 BPS Provinsi

BAGAN STRUKTUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

Gambar 3.2 Struktur Organisasi BPS Provinsi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat


Statistik dan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik. Susunan organisasi BPS terdiri dari:

1. Kepala
BPS dipimpin oleh seorang Kepala yang mempunyai tugas memimpin BPS
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas
BPS; menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BPS yang menjadi
tanggung jawabnya; serta membina dan melaksanakan kerja sama dengan
instansi dan organisasi lain. Kepala dibantu oleh seorang Sekretaris Utama, 5
(lima) Deputi dan Inspektorat Utama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

2. Sekretariat Utama
Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan,
pembinaan, pengendalian administrasi, dan sumber daya di lingkungan BPS.
Sekretariat Utama terdiri dari beberapa Biro, setiap Biro terdiri dari beberapa
Bagian dan setiap Bagian terdiri dari beberapa Subbagian. Sekretariat Utama
terdiri dari Biro Bina Program, Biro Keuangan, Biro Kepegawaian, Biro
Hubungan Masyarakat dan Hukum, dan Biro Umum.

3. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik


Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang metodologi
dan informasi statistik. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik
terdiri dari Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei,
Direktorat Diseminasi Statistik, dan Direktorat Sistim Informasi Statistik.

4. Deputi Bidang Statistik Sosial


Deputi Bidang Statistik Sosial mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang statistik sosial. Deputi Bidang Statistik
Sosial terdiri dari Direktorat Statistik Kependudukan & Ketenagakerjaan,
Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, dan Direktorat Statistik Ketahanan
Sosial.

5. Deputi Bidang Statistik Produksi


Deputi Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang statistik produksi. Deputi Bidang
Statistik Produksi terdiri dari Direktorat Statistik Tanaman Pangan,
Hortikultura & Perkebunan, Direktorat Peternakan, Perikanan & Kehutanan
dan Direktorat Statistik Industri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

6. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa


Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang statistik distribusi dan jasa.
Deputi Bidang Statistik Distribusi & Jasa terdiri dari Direktorat Statistik
Harga, Direktorat Statistik Distribusi, dan Direktorat Statistik Keuangan, TI
& Pariwisata.

7. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik


Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan melaksanakan kebijakan di bidang neraca dan analisis
statistik. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik terdiri dari Direktorat
Neraca Produksi, Direktorat Neraca Pengeluaran, dan Direktorat Analisis &
Pengembangan Statistik.

8. Inspektorat Utama
Inspektorat Utama yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
fungsional terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan BPS.

9. Pusat Pendidikan dan Pelatihan


Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) yang mempunyai tugas
melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan dan
kepemimpinan serta teknis dan fungsional.

10. Instansi Vertikal


Instansi Vertikal BPS terdiri dari BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota.
BPS Provinsi adalah instansi vertikal BPS yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BPS. BPS Kabupaten/Kota adalah instansi
vertikal BPS yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
BPS Provinsi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

3.6.4.3 Logo Badan Pusat Statistik


Logo pada Badan Pusat Statistik memiliki warna biru, hijau dan orange dan disetiap
warna memiliki arti khusus, yaitu :

1. Biru
Melambangkan kegiatan sensus penduduk yang dilakukan sepuluh tahun
sekali pada setiap tahun yang berakhiran angka 0 (nol).
2. Hijau
Melambangkan kegiatan sensus pertanian yang dilakukan sepuluh tahun
sekali pada setiap tahun yang berakhiran angka 3 (tiga).
3. Orange
Melambangkan kegiatan sensus ekonomi yang dilakukan sepuluh tahun
sekali pada setiap tahun yang berakhiran angka 6 (enam).

Gambar 3.3 Logo Badan Pusat Statistik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

BAB 4

PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Pengertian Pengolahan Data


Pengertian dari pengolahan data atau data processing merupakan manipulasi data ke
bentuk yang lebih informative atau berupa informasi. Informasi merupakan hasil dari
kegiatan pengolahan suatu data dalam bentuk tertentu yang lebih berarti dari suatu
kegiatan atau suatu peristiwa.
Terdapat empat penggolongan alat pengolahan data yang bisa anda ketahui
diantaranya peralatan manual atau alat sederhana untuk mengolah data dengan factor
terpenting adalah dalam penggunaan alat dengan tenaga tangan manusia. Selanjutnya
adalah peralatan mekanik yaitu peralatan yang sudah lebih modern dan dalam bentuk
mekanik dan digerakkan oleh tangan manual.
Peralatan berikutnya adalah dengan peralatan mekanik elektronik yang
digerakkkan secara otomatis dengan motor elektronik. Dan alat yang terakhir adalah
peralatan elektronik yang dikerjakan secara elektronik penuh tanpa bantuan tangan
manusia.

4.2 Fungsi Pengolahan Data

Ada beberapa fungsi dasar dari pengolahan data, diantaranya :


1. Pengolahan data untuk mengambil program dan juga data berupa masukan atau
input data.
2. Pengolahan data untuk menyimpan program data dan menyediakan suatu
pemrosesan.
3. Pengolahan data untuk menjalankan proses aritmatika dan juga logika pada
suatu data yang tersimpan.
4. Pengolahan data untuk menyimpan hasil sampai hasil akhir suatu pengolahan.
5. Pengolahan data juga bisa berfungsi untuk menampilkan dan juga mencetak
data yang sudah tersimpan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

4.3 Perhitungan Jumlah Penduduk

Adapun perhitungan jumlah penduduk didahului dengan menghitung tingkat


pertumbuhan penduduk, yang nantinya dengan tingkat pertumbuhan tadi kita
gunakan sebagai peramalan jumlah penduduk di masa yang akan datang, Rumus
yang digunakan untuk menghitung Jumlah penduduk sebagai berikut :

Dengan
dan rumus untuk menghitung Jumlah penduduk yaitu :

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Barat Tahun 2006-2016

JENIS KELAMIN
TAHUN JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
2006 38828 39039 77867
2007 37971 39709 77680
2008 38155 40237 78392
2009 38513 40585 79098
2010 34733 36038 70771
2011 34782 36099 70881
2012 34748 36164 70912
2013 34931 36406 71337
2014 35853 36767 72620
2015 35902 36781 72683
2016 35919 35798 72717
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

Tabel 4.2 Jumlah Perubahan Penduduk Kecmatan Medan Barat Menurut Jenis
Kelamin Tahun 2006-2016

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PERUBAHAN/TAHUN


TAHUN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
2006 38828 39039 - -
2007 37971 39709 -857 670
2008 38155 40237 184 528
2009 38513 40585 358 348
2010 34733 36038 -3780 -4547
2011 34782 36099 49 61
2012 34748 36164 -34 65
2013 34931 36406 183 242
2014 35853 36767 922 361
2015 35902 36781 49 14
2016 35919 35798 17 -983
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

4.3.1 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki – laki Pertahun


Perubahan penduduk di Kecamatan Medan Barat setiap tahunnya mengalami
perubahan jumlah penduduk. Berikut analisis perubahan penduduk laki – laki di
Kecamatan Barat pada pertahun.

( )

( )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

4.3.2 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan Pertahun

Perubahan penduduk di Kecamatan Medan Barat setiap tahunnya mengalami


perubahan jumlah penduduk. Berikut analisis perubahan penduduk perempuan di
Kecamatan Barat pada pertahun.

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

( )

( )

4.3.3 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki – laki dan Perempuan


Pertahun

Perubahan penduduk di Kecamatan Medan Barat setiap tahunnya mengalami


perubahan jumlah penduduk. Berikut analisis perubahan penduduk laki – laki dan
perempuan di Kecamatan Barat pada pertahun.

( )

( )

( )

( )

( )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

( )

( )

( )

( )

( )

Tabel 4.3 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Kecamatan


Medan Barat Menurut Jenis Kelamin Tahun 2006 – 2016
Jumlah Laki-laki
Jumlah Laki-laki Jumlah Perempuan
Tahun dan Perempuan
%\ %
%
-2,23 1,70 -0,24
2007
0,48 1,32 0,91
2008
0,93 0,86 0,90
2009
-10,33 -11,88 -11,12
2010
0,14 0,17 0,16
2011
-0,10 0,18 0,04
2012
0,53 0,67 0,60
2013
2,61 0,99 1,78
2014

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

0,14 0,04 0,09


2015
0,05 0,05 0,05
2016
-7,79 -5,91 -6,84
Jumlah
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel 4.2

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase perubahan jumlah


penduduk laki-laki dan perempuan secara keseluruhan mengalami penurunan yaitu
dimulai dari penurunan pada tahun 2010 dan juga tahun 2016.

Dari perubahan angka-angka tersebut diatas dapat dilihat bahwa setiap


tahunnya jumlah perubahan penduduk di Kecamatan Medan Barat selalu berubah,
terkadang jumlahnya meningkat dan juga menurun. Hal ini mungkin ada kaitannya
dengan program Keluarga Berncana (KB) yang telah disarankan pemerintah, yaitu
kebijakan menekan angka kelahiran penduduk. Adapun factor lain yang
menyebabkan jumlah penduduk meningkat dan menurun adalah karena penyebab
demografis, yaitu : kelahiran (fertilisasi), kematian (mortalitas), dan migrasi
penduduk.

4.4 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Barat

a. Untuk laki – laki

( )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

b. Untuk perempuan

( )

Dengan diperolehnya persentase jumlah penduduk Kecamatan Medan Barat


maka ramalan atau taksiran jumlah penduduk dapat ditentukan dengan
menggunakan hasil perubahan jumlah penduduk Kecamatan Medan Barat dengan
menggunakan rumus :

4.4.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki – laki Kecamatan Medan Barat Tahun
2017 – 2019

a. Untuk Tahun 2017

b. Untuk Tahun 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

c. Untuk Tahun 2019

4.4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan Kecamatan Medan Barat Tahun


2017 – 2019

a. Untuk Tahun 2017

b. Untuk Tahun 2018

c. Untuk Tahun 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

Tabel 4.4 Hasil Proyeksi (Perkiraan) Jumlah Penduduk Kecamatan Medan


Barat dari Tahun 2017-2019
Jumlah Penduduk
Tahun Jumlah
Laki - laki Perempuan
2017 33978 34100 68078
2018 32142 31600 63742
2019 30405 29283 59688

Dari tabel 4.4 dapat diketahui dengan ramalan penduduk tahun 2019
mendatang adalah sebesar 59688 jiwa, dengan jumlah penduduk laki – laki sebesar
30405 jiwa dan jumlah perempuan adalah sebesar 29283 jiwa. Jika dibandingkan
dengan penduduk tahun – tahun sebelumnya, dapat dilihat bahwa sampai pada tahun
2019 yang akan datang jumlah penduduk di Kecamatan Medan Barat akan
mengalami penurunan. Hal tersebut dapat terjadi apabila tingkat kematian yang
tinggi dan migrasi penduduk.

4.5 Menghitung Rasio Jenis Kelamin

1. Untuk Rasio Jenis Kelamin Tahun 2017

SRi = xk

SRi = x 100%

SRi = 99,64%

2. Untuk Rasio Jenis Kelamin Tahun 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

SRi = xk

SRi = x 100%

SRi = 101,72%

3. Untuk Rasio Jenis Kelamin Tahun 2019

SRi = xk

SRi = x 100%

SRi = 103,83%

4.6 Implementasi Sistem


4.6.1 Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan hasil desain tertulis ke dalam programming.
Pada tahap ini seluruh desain dituangkan dalam bahasa pemrograman tertentu untuk
menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan desain tertulis.
Implementasi yang selesai harus diuji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui
kehandalan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan.
Dalam data pengolahan jumlah penduduk, implementasi yang digunakan penulis
adalah dengan menggunakan software Excel.

4.6.2 Mengaktifkan Microsoft Excel


Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan
Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kenudian klik tombol

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

start pada task bar, kemnudian klik all programs, lalu pilih Microsoft Office,
kemudian ada menu program Excel, maka pilih aplikasi Excel tersebut.

Gambar 4.1 Mengaktifkan Microsoft Excel

4.6.3 Lembar Kerja Microsoft Excel


Setelah pengaktifan, akan tambil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk
dipergunakan, lembar kerja Excel tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan
dari atas kebawah, sedangkann baris berurutan dari kiri kekanan yang terdiri atas
256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.
Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan identifikasi dengan alamat yang
merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris, di samping
itu lembar kerja Excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi tersendiri.

4.6.4 Pengisian Data


Pengisian data kedalam lembar kerja Excel adalah sama dengan memasukkan atau
pengetikan data kedalamnya ada dua alternatif pengisian data, yakni menggunakan
keyboard computer atau melalui sub menu yang terdapat pada menu Excel. Dalam
pengisian data kedalam lembar kerja dengan keyboard diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut :

1. Letakkan pointer pada sel yang akan diisi data


2. Ketik data yang diinginkan
3. Tekan enter, sedangkan alternatif kedua dalam mengisi data adalah
menggunakan sub menu pada menu edit di Excel. Dengan alternatif ini akan
memiliki banyak pilihan, yaitu : down, up, right, left dan series (autofill).

Gambar 4.3 Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

4.6.5 Pembuatan Grafik


Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar
kerja sendiri, namun masih berada pata file yang sama. Untuk membuat grafik pada
Excel biasa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada tool bar. Adapun
langkah-langkah yang diperlukan adalah :
1. Sorot Sel atau Range yang ingin dibuat grafik
2. Klik icon insert, maka akan tampil kotak dialog Chart Type
3. Klik Type grafik yang diinginkan dan klik next, tampil kotak dialog
Sourcedata.
4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio.
Botton Rows atau Colums yang diinginkan, klik next. Maka akan tampil
kotak dialog Chart Option.
5. Pada Chart Option, klik judul grafik. Setelah itu klik next. Tampil kotak
dialog Chart Option.
6. Anda dapat memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, kemudian klik
finish.

Gambar 4.4 Tampilan Pembuatan Grafik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi jumlah penduduk di Kecamatan Medan Barat
tahun 2006 – 2016 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan rumus pertumbuhan eksponensial dapat dicari


persentase perubahan jumlah penduduk laki – laki, persentase perubahan
jumlah penduduk perempuan, serta persentase perubahan jumlah penduduk
secara keseluruhan ( laki – laki dan perempuan) sehingga dapat diramalkan
jumlah penduduk di Kecamatan Medan Barat.

2. Dari pembahasan (analisis) yang dilakukan maka dapat diketahui rata - rata
(r) perubahan persentase jumlah penduduk laki – laki sebesar -0,57% setiap
tahun dan rata – rata (r) perubahan persentase jumlah penduduk perempuan
sebesar -10,37% per tahun.

3. Diperkirakan bahwa jumlah penduduk Kecamatan Medan Barat menurut


jenis kelamin laki – laki pada tahun 2019 sebesar 30405 jiwa, jenis kelamin
perempuan sebesar 26228 jiwa, dan secara keseluruhan (jenis kelamin laki –
laki dan perempuan) sebesar 56633 jiwa.

4. Setelah memperlihatkan data jumlah penduduk Kecamatan Medan Barat


berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki –
laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan.

5. Dari hasil ramalan penduduk dari tahun 2017 – 2019 di Kecamatan Medan
Barat dapat dilihat bahwa jumlah penduduk menurun setiap tahunnya yang di
pengaruhi tingkat kematian tinggi dan migrasi penduduk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

5.2. Saran

Berdasarkan data yang diamati, penulis memberi saran dari peramalan jumlah
penduduk di Kecamatan Medan Barat yaitu sebaiknya dengan tingkat pertumbuhan
penduduk yang mengalami penurunan sebaiknya pemerintah setempat
memperhatikan kesejahteraan penduduknya yaitu misalnya membuka banyak
lowongan pekerjaan agar rakyatnya tidak ada yang menganggur dan migrasi
penduduk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

https://medankota.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekViewTab5

Manta,Ida Bagus.2003.Demografi Umum Jakarta:Pustaka Belajar

Munir,Rozy Drs. 1985. Pendidikan Kependudukan.Jakarta:Bumi Aksara.

Sujana, 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai