Anda di halaman 1dari 18

FILSAFAT UMUM

YENNI KARENITA

(HAKIKAT FILSAFAT)
Pengertian Filsafat
 Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Yunani "philosophia" , philos (philia)
yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan (meletakkan sesuatu pada
tempatnya). Filsafat dapat diartikan sebagai suatu gagasan yang penuh kebijaksanaan
dan kebenaran.
 Secara terminologi, filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan proses
perenungan /pemikiran untuk mencari hakikat kebenaran segala sesuatu. Filsafat
berarti berfikir sedalam-dalamnya, bersifat kritis (membahas sesuatu dari segala
aspeknya), bersifat universal (menyeluruh), dan tersusun secara sistematis.

Objek Filsafat
Filsafat mempunyai dua objek kajian yaitu objek material dan objek formal :
1. Objek Material
Objek material yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran
penyelidikan). Atau segala sesuatu yang ada. Objek yang dikaji adalah sesuatu yang dapat
dirasionalkan yang bersifat empiris dan ilmiah.
Sesuatu yang dianggap ada bukan hanya yang hanya dirasakan indera saja tapi ada
beberapa hal yang tidak bisa dirasakan langsung oleh indera misalkan sejarah.
Sesuatu yang "ada" kemudian disebutkan sebagai berikut:
 Thinkable, hal rasional yang berdasarkan pada inderawi dalam artian selama panca
indera bisa mengenali atau merasakan hal tersebut maka itulah hakikat ada dalam
objek material.
 Unthinkable, sesuatu yang tidak terfikirkan oleh kita namun bisa jadi sedang atau
telah difikirkan oleh orang lain. Hal tersebut juga merupakan hakikat ada yang bisa
menjadi objek kajian dalam filsafat bagian dari objek material karena hal yang
difikirkan oleh orang lain bisa diteliti oleh kita.
 Unthoughtable, sesuatu yang tidak pernah terfikirkan namun diyakini ada. Satu-
satunya hal tersebut adalah adanya Tuhan. Tuhan diyakini ada namu pemikiran kita
tidak akan sampai pada esensi pertanyaan-pertanyaan tentang adanya Tuhan. Pada
akhirnya apapun tentang Tuhan tidak bisa terpikirkan oleh akal.
2. Objek Formal
Objek formal adalah metode untuk memahami objek material tersebut yang dikaji secara
khusus.
Contoh: Penelitian tentang pohon kelapa khususnya fungsi air kelapa.
 Pohon kelapa merupakan objek material,
 Air kelapa merupakan objek formalnya.

Cara pemahamannya ada dua yaitu:


 Spesifikasi, yaitu hal yang menjadi fokus kajian bukan sesuatu yang umum
melainkan sesuatu yang khusus.
 Perspektif, yaitu objek dikaji dengan sudut pandang tertentu.

3. Ciri-ciri Filsafat
 Menyeluruh, gagasan dan pemikiran bersifat menyeluruh karena tidak membatasi
diri dan ditinjau dari banyak sudut pandang dan tidak hanya pada objek tertentu.
 Mendasar, pemikiran yang dalam tidak hanya berhenti pada kulitnya, tapi tembus
sampai akar-akarnya sehingga tidak ada hal yang terlewat.
 Spekulatif, hasil pemikiran yang dapat di jadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya.
Jadi berhubungan antara setiap gagasan yang dinyatakan.
(KAJIAN HISTORIS FILSAFAT)
1. Masa Purba Filsafat Yunani
Secara etimologis kata filsafat dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja
filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata filsafat juga berasal dari kata Yunani
yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai atau philia yang berarti cinta, dan
sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yang biasa
diterjemahkan " Cinta kearifan "

 Filsafat Yunani Kuno muncul pada abad ke-6 pramasehi sebagai tonggak
sejarah penutup zaman Helenistis maupun semasa negeri Yunani dan negeri-negeri
perantauan bangsa Yunani menjadi bagian dari wilayah kedaulatan Kekaisaran
Romawi.

 Filsafat diberdayakan di berbagai bidang ilmu, antara lain astronomi,


epistemologi,matematika, ketatanegaraan, etika, metafisika, ontologi, logika, biologi,
dan estetika.

 Zaman Yunani Kuno periode filsafat Yunani merupakan terpenting dalam


sejarah peradaban manusia. Karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir
mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan
fenomena alam.

 Pada periode ini muncullah filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul
alam yaitu Thales (624-546 SM). Sehingga Heracllitos menyimpulkan bahwa yang
mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan
penyebabnya, yaitu api. Artinya, api adalah aktor pengubah dalam alam ini, sehingga
api pantas dianggap sebagai simbol perubahan itu sendiri.

 Selain Heracllitos ada pula Permenides. Permenides lahir di kota Elea. Ia


merupakan ahli filsuf yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada.
Menurut pendapat Permenides apa yang disebut realistis adalah bukan gerak dan
perubahan. Yang ada itu ada, yang ada dapat hilang menjadi ada, yang tidak ada
adalah tidak ada sehingga tidak dapat dipikirkan.

 Faktor-faktor yang menjadikan filsafat Yunani lahir :

1. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai
awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut
kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional
sehingga muncul mitos selektif dan rasional. Seperti syair karya Homerus,
Orpheus dan lain-lain.
2. Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
Yunani, karya Homerus mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk
pedoman hidup orang-orang Yunani didalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.

3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berada dari Babylonia (Mesir) di lembah


sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut
dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek
praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.

 Filsafat Yunani dibagi menjadi dua periode :


1. Yunani Purba (pra-Socrates) peran agama dan mitos Yunani dalam filsafat
sangat kuat.
2. Yunani Kedua (pasca Socrates) pengetahuan dan pendekatan deduktif sangat
ditekankan.

 Filsuf Yunani Purba


1. Thales (625-545 SM)
2. Anaximandros (640-546 SM)
3. Pythagoras (572-497 SM)
4. Xenophanes (570-? SM)
5. Heracllitos (535-475 SM)
6. Permanides (540-475 SM)
7. Anaxagoras (499-20 SM)
8. Empledoces (490-435 SM)
9. Zeno (490-430 SM)
10. Democritos (460-370 SM)

2. Masa Kedua Filsafat Yunani


Membicarakan filsafat Yunani sesudah masa Socrates sama artinya membicarakan
mengenai pemikiran filosof-filosof sesudahnya.
 Plato
Plato ialah seorang filosof Barat yang paling populer dan dihormati di antara filosof
lainnya. Karya-karyanya menjadi rujukan awal bagi perkembangan filsafat dunia. Pemikiran
filsafatnya sangat dipengaruhi oleh gurunya yaitu Socrates, yang telah mengajarinya selama 8
tahun.
Plato memandang bahwa kehidupan ideal adalah kehidupan berpikir, harmoni adalah
idealitas jiwa manusia. Artinya bahwa akal sebagai dasar, pengendali, pengatur bagi setiap
pemahaman. Realitas pada dasarnya terbagi ke dalam realitas yang dapat ditangkap oleh
indera (kasat mata) dan realitas yang hanya dapat dipahami oleh akal. Segala yang nyata
dalam alam bersifat mengalir, dapat hancur, dapat terkikis oleh waktu, karena terbuat dari
materi yang dapat ditangkap oleh indera. Ini dikenal dengan sebutan dunia materi.
Plato memandang akal sebagai sarana untuk menangkap pengetahuan mengenai
segala sesuatu idea dalam realitas, seperti ide kebaikan, ide kebahagiaan dan ide keadilan. Ide
kebaikan tertinggi manusia adalah kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang bersifat absolut,
abadi dan kekal, bukan kesenangan karena kesenangan hanyalah sekedar memuaskan nafsu
badaniah semata.

 Aristoteles
Aristoteles adalah seorang bilogist seorang yang sangat empiris, percaya pada hal-hal
natural dan rill. Aristoteles merupakan murid Plato, awalnya mendasarkan diri pada
pandangan gurunya, namun kemudian mengembangkan prinsip-prinsipnya sendiri.
menurut Aristoteles, Mind adalah bagian yang paling rational, hanya dimiliki oleh
manusia. Jadi pada binatang, informasi hanya sampai pada memory. Mind berfungsi untuk
membentuk abstraksi dari representasirepresentasi obyek yang sampai ke memory. Dengan
kata lain, membentuk pengetahuan atau knowladge.

3. Filsafat Abad Pertengahan


Filsafat abad pertengahan adalah suatu arah pemikiran yang berbeda. Filsafat abad
pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru sekali di tengah-tengah suatu rumpun
bangsa yang baru yaitu Eropa Barat. Filsafat barat abad pertengahan juga dapat dikatakan
sebagai "abad gelap", dikarenakan adanya kekuasaan agama yang bersifat absolut dari gereja.
Kondisi tersebut menyebabkan sejumlah penyimpangan dan peristiwa sejarah yang kelam,
seperti : keterbelakangan ilmu pengetahuan, maraknya mitos dan tahayul, inkuisisi dan
sebagainya.
Zaman abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan keagamaan. Semboyang yang berlaku bagi ilmu pada masa ini
adalah ancilla theologia atau abdi agama.
 Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad pertengahan :
1. Cara berpikirnya dipimpin oleh Gereja
2. Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles
3. Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.

 Masa abad pertengahan terbagi menjadi :


1. Masa Patristik
Istilah patristik berasal dari kata lain pater atau bapak, yang artinya para
pemimpin Gereja. Para pemimpin Gereja ini dipilih dari golongan atas atau
golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikiri inilah menimbulkan sikap yang
beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang
menerimanya.
2. Masa Skolastik
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang artinya
sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.

 Faktor Skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beberapa faktor
berikut :
1. Faktor Religius
Faktor religius dapat memengaruhi corak pemikiran filsafatnya. Yang dimaksud
dengan faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang berperikehidupan
religius.

2. Faktor Ilmu Pengetahuan


Pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan oleh
biara-biara, gereja ataupun dari warga istana. Kepustakaannya diambilkan dari
para penulis Latin, Arab (Islam) dan Yunani.

 Masa Skolastik dibagi menjadi 3 yaitu :


1. Skolastik awal (800-1200)
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 M, pemikiran filsafat Patristik mulai merosot,
terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan
pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta
peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad.

2. Skolastik Puncak (1200-1300)


Masa ini merupakan kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 12001300
dan masa ini juga disebut masaberbunga. Masa ini ditandai dengan munculnya
universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersamasama ikut
menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan.

3. Skolastik Akhir (1300-1450)


Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran
filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan).

4. Filsafat Pada Masa Renaissance


Kata Renaissance, terjemahan dari bahasa Perancis adapun dalam bahasa Inggris
yaitu "Rebirth" Yang artinya kelahiran kembali.
Dimulai dari Florence, Italia pada abad ke-14
Renaissance adalah sebuah gerakan budaya yang sangat mempengaruhi kehidupan
intelektual Eropa pada periode modern awal. Mulai di Italia dan menyebar ke seluruh Eropa
pada abad ke-16, pengaruhnya dirasakan dalam sastra, filsafat, seni, music, politik, ilmu
pengetahuan, dan Agama.
Manusia berani berpikir secara baru, antara lain mengenaj dirinya sendiri, manusia
menganggap dirinya sendiri tidak lagi sebagai vlator mundi, yaitu orang yang berziarah di
dunia ini, melainkan sebagai faber mundi yaitu orang yang menciptakan dunianya.
 Filsuf Renaissance
1. Coluccio Salutati (1331-1406)
2. Gemistus Pletho (1355-1452)
3. Leonardo Bruni (1370-1444)
4. Nicholaus Cusanus (1401-1464)
5. Lorenzo Valla (1407-1457)
6. Leon Battista Alberti (1404-1472)
7. Marsilio Ficino (1433-1499)

 Latar Belakang Terjadinya Gerakan Renaissance


1. Adanya pembatasan-pembatasan, penyiksaan, kekejaman, keterikatan, pemaksaan,
dan banyak tindakan lain yang mungkin tidak berperikemanusiaan
2. Keinginan kaum Borjuis untuk mengembalikan kejayaan mereka seperti masa
lalu, sehingga mereka dapat hidup dengan penuh kehormatan dankejayaan.
3. Munculnya sebuah geraman kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di
bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia.
4. Munculnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdangangan mengubah
perasaan pesimistis (zaman abad pertengahan) menjadi optimistis.

 Ciri Utama Renaissance


1. Humanisme : Pada abad pertengahan itu manusia di anggap kurang di hargai
sebagai manusia.
2. Rasionalisme : faham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting
dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.
3. Empirisme : suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri dan mengecilkan pernan
akal.
4. Materialisme : paham ini dipelopori oleh Lamettrie (1709-1751). Bagi ia
manusia tak lain dari mesin begitu pula dengan binatang, sehingga tak ada
bedanya antara manusia dengan binatang.

 Dampak Dari Renaissance Bagi Perkembangan Peradaban Barat :


1. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan dan kemandirian individu
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan , teknologi, seni dan budaya
3. Munculnya paham pemikiran baru seperti humanisme, rasionalisme,bempirisme
dan materialisme
4. Runtuhnya dominasi Gereja
5. Menguatnya kedudukan kaum borjuis sehingga mereka tumbuhbmenjadi di kelas
penguasa
6. Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjelajahan
samudera.
5. Filsafat Modern
Filsafat modern adalah pembagian dalam sejarah filsafat barat yang menjadi tanda
berakhirnya era skolastisisme. Waktu munculnya filsafat modern adalah pada abad ke-17
hingga awal abad ke-20 di Eropa Barat dan Amerika Utara. Filsafat modern ini pun dimulai
sejak munculnya rasionalisme lewat pemikiran Descartes, seorang filsuf terkemuka pada
zaman modern.
Penanda filsafat modern yaitu masa modern menjadi identitas di dalam filsafat
modern. Pada masa ini rasionalisme semakin dipikirkan. Tidak remeh untuk menentukan
mulai dari kapan Ratus tahun pertengahan bubar. Namun, mampu dituturkan bahwa ratus
tahun pertengahan itu habis pada ratus tahun 15 dan 16 atau pada kesudahan masa
Renaissance. Masa setelah ratus tahun pertengahan adalah masa modern. Sekalipun, memang
tidak jelas kapan habisnya ratus tahun pertengahan itu. Akan tetapi, hadir hal-hal yang jelas
menandai masa modern ini, yaitu mengembang pesat beragam kehidupan manusia barat,
khususnya dalam bagian norma budaya istiadat, ilmu-ilmu, dan ekonomi. Satu hal yang
menjadi perhatian pada masa ini adalah ketika kita melihat perkembangan pemikirannya.
Perkembangan pada masa ini menimbulkan sebuah masa yang amat berperan di dalam alam
filsafat. Inilah yang menjadi awal dari masa modern.
 Tokoh-Tokoh Filsafat Modern
Rene Descartes

Sering disebut sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes lahir di La Haye
Touraine Prancisdari sebuah keluarga borjuis. Di Bavaria selama musim dingin 1619-1620 ia
mendapatkan pengalaman yang dituangkannya ke dalam buku Discours de la Methode
(Russel, 2007:733) Descartes, kadang dipanggil "penemu filsafat modern" dan "bapak
matematika modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam
sejarah barat modern. Ia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa
mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental,
sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18. Pemikirannya membuat sebuah
revolusi falsafi di Eropa karena pendekatan pemikirannya bahwa semuanya tidak ada yang
pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang mampu berpikir. Ini juga membuktikan
keterbatasan manusia dalam berpikir dan mengakui sesuatu yang di luar kemampuan
pemikiran manusia. Karena itu, ia membedakan "pikiran" dan "fisik". Pada akhirnya, kita
mengakui keberadaan kita karena adanya alam pikir.
Dalam bahasa Latin, kalimat ini adalah: cogito ergo sum, sedangkan dalam bahasa
Prancis adalah je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah " aku berpikir maka aku ada"
(ing : i think, therefore i am) atau I think, therefore I exist. Ia juga menjelaskan bahwa di
dalam alam ilmiah tidak hadir sesuatu pun yang dianggapnya pasti. Segala sesuatu mampu
dipersoalkan dan peda kenyataannya memang dipersoalkan juga.
 Dampak atau Perubahan dari Filsafat Modern
Pada masa modern terjadi perkembangan yang pesat pada bagian ekonomi. Hal ini terlihat
dari kota-kota yang mengembang menjadi pusat perdagangan, pertukaran barang, perkara
ekonomi moneter dan perbankan. Kaum kelas menengah melaksanakan upaya untuk bangun
dari keterpurukan dengan mengembangkan suatu kebebasan tertentu. Kebebasan ini berkaitan
dengan syarat-syarat dasar kehidupan. Segala macam barang kebutuhan bisa dibeli dengan
uang. Mekanisme pasar pun sudah mulai mengambil peranan penting untuk menuntut
manusia untuk rajin, cerdik, dan tajam cara melakukan sesuatu. Dari sudut pandang sosio-
ekonomi menjelaskan bahwa individu berhadapan dengan tuntutan-tuntutan baru dan praktis
yang harus dijawab berlandaskan kemampuan adat yang mereka miliki. Kemampuan ini
tanpa harus mengacu kepada otoritas lain entah itu dari kekuasaan gereja, tuntutan tuan tanah
feodal, maupun nasihat muluk-muluk dari para filsuf.
(HAKIKAT ILMU)
 Pengertian Hakikat
Dalam filsafat, hakikat diartikan inti dari sesuatu, yang dimana semua hal meskipun
mempunyai sifat dan bentuk yang beraneka ragam, namun intinya adalah satu.

 Pengertian Ilmu
Kata ilmu (science) diartikan sebagai pengetahuan yang didapat secara ilmiah,atau
bisa disebutkan bagian dari pengetahuan.
Menurut The Liang Gie (1996:88), ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas, atau metode
merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Ilmu merupakan rangkaian aktivitas manusia
yang dilaksanakan dengan metode tertentu yang akhirnya metodis itu menghasilkan
pengetahuan ilmiah.
 Objek Ilmu
Objek ilmu mempunyai artian sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau
pembentukan pengetahuan.
Objek Ilmu terbagi menjadi 3 bagian :
1. Ilmu-ilmu Alam
Ilmu alam disebut juga dengan natural sciences adalah ilmu yang mempelajari
susunan benda dan perkembangannya.
2. Ilmu-ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah ilmu penegetahuan yang mempelajari hubungan antar manusia,
antara manusia dengan kelompok manusia serta sifat dan perubahan buah pemikiran
sosial sehingga dapat memhami masyarakat umumnya.
3. Humaniora
Humaniora adalah ilmu kejiwaan yang dikurangi dengan ilmu-ilmu sosial, ia
mencakup bahasa, sastra, kebudayaan, filsafat, etika, hukum serta agama (teologi).

 Arti Metode Ilmiah :


Suatu prosedur yang digunakan oleh ilmuwan dalam pencarian kebenaran dengan cara
kerja yang sistematis terhadap pengetahuan baru dan melakukan peninjauan kembali
kepada yang telah ada.

 Ciri-ciri Metode Ilmiah :


1. Sistematis, yaitu mempunyai ciri yang menunjukkan adanya keterangan dan data
yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan yang mempunyai hubungan-
hubungan saling ketergantungan yang teratur.
2. Empiris, yaitu ilmu yang diperoleh berdasarkan pengamatan serta percobaan-
percobaan secara terstruktur di dalam bentuk pengalamanpengalaman, baik secara
langsung ataupun tidak langsung.
3. Obyektif, yaitu kumpulan pengetahuan yang sesuai dengan obyeknya (baik obyek
material maupun obyek formal-nya), tanpa dihitaukan oleh keinginan dan
kecondongan subyektif dari penelitinya.
4. Verifikatif, berarti ilmu yang dikaji terdapat kebenaran-kebenaran yangterbuka
untuk diperiksa atau diuji (diverifikasi) sehingga dapat dinyatakan sah (valid) dan
bisa disampaikan kepada orang lain.

 Sarana Berpikir Ilmiah


Pengertian Sarana ilmiah : merupakan alat bagi kegiatan ilmia untuk membantu
langkah-langkah ilmiah mendapatkan kebenaran.

4 Sarana Berpikir Ilmiah :


1. Bahasa : Peranan bahasa dalam sarana berpikir ilmiah yaitu sebagai alat
komunikasi verbal
2. Logika : Memiliki peran sarana berpikir sistematis, valid dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Matematika : Bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan
yang ingin kita sampaikan.
4. Statistika : Statistik merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk
memproses pengetahuan secara ilmiah.
(HAKIKAT FILSAFAT ILMU)
 Faktor munculnya filsafat
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan
filsafat dimulai dengan keduanya. Pemikiran filsafat didorong untuk mengetahui apa yang
telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Pemikiran filsafat berarti rendah hati bahwa
tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang tak terbatas ini.
Sebenarnya, filsafat telah ada semenjak manusia ada, tetapi keberadaannya tidak diakui
secara formal seperti filsafat sekarang. Sebab ia tidak digali, dihimpun, dan disistematiskan
menjadi suatu hasil pemikiran.
Filsafat Ilmu merupakan suatu bidang studi filsafat yang objek materinya berupa ilmu
pengetahuan dalam berbagai jenis dan perwujudannya. Jadi, kedua itu meliputi prulalitas
ilmu pengetahuan. Sementara, objek formalnya yaitu berupa hakikat ilmu pengetahuan.
 Objek filsafat Ilmu terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, meliputi ada dalam
kenyataan, ada dalam pikiran, dan ada dalam kemungkinan.
2. Objek formal filsafat ialah metodologi dari sudut pandang atau cara pandang
serta prinsip-prinsip yang digunakan dari objek material itu sendiri.

 Bidang kajian ilmu filsafat.


Sebagaimana pengetahuan yang lain, filsafat ilmu telah mengalami perkembangan yang pesat
yang ditandai dengan bermacam-macam aliran dan cabang.
1. Aliran-aliran Filsafat
Ada beberapa aliran filsafat diantaranya adalah : realisme, rasionalisme, empirisme,
idealisme, materialisme, dan eksistensialisme.
2. Cabang-cabang Filsafat
Filsafat memiliki cabang-cabang yang cukup banyak, diantaranya : metafisika,
epistemologi, logika, etika, estetika, filsafat sejarah, filsafat politik, dsb.

 Pokok permasalahan utama yang dikaji filsafat Ilmu mencakup tiga segi, yaitu
apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika), mana yang dianggap baik
dan mana yang dianggap buruk (etika), serta apa yang termasuk indah dan apa yang
termasuk jelek (estetika).
Selain ketiga cabang utama tersebut, kemudian bertambah lagi, yakni:
1. Teori tentang hakikat kebendaan zat, hakikat pikiran serta kaitan antara zat dan
pikiran yang semuanya terangkum dalam metafisika.
2. Politik, yakni kajian mengenai organisasi sosial/pemerintahan yang ideal.
Sehingga, 3 cabang utama ditambah dengan 2 , jadi berjumlah 5. Kemudian,
berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat yang memiliki bidang kajian
yang spesifik, di antaranya filsafat ilmu (Suriasumantri, 1995).
 Arah pembahasan filsafat ilmu dapat mencakup :

1. Ontologi : Hakikat Apa Yang Dikaji?


Ontologi merupakan apa yang akan dikaji dalam ilmu pengetahuan atau hakikat apa
yang dikaji. Apa yang dikaji di sini adalah mengenai objek dari suatu peristiwa. Dalam
pembahasannya, ada metafisika yang membahas mengenai basic atau hal yang dasar. Faktor
panca indera akan sangat berperan dalam mengkaji objek-objek dalam kehidupan. Panca
indera akan membantu mengkaji mengenai teori keberadaan, di mana sesuatu yang ada pasti
nyata.
2. Epistemologi : Bagaimana Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benar?
Epistemologi merupakan cara untuk mendapatkan pengetahuan. Ketika kita ingin
mengetahui sesuatu, kita akan mencari cara bagaimana kita bisa mengetahui tentang apa yang
ingin kita ketahui. Itulah yang merupakan hakikat epistemologi. Cara yang ingin kita gunakan
dalam mendapatkan suatu pengetahuan bukan hanya sekedar cara “yang penting kita bisa
mengetahui sesuatu”, namun bagaimana cara yang benar. Kemudian, ketika berkembang
abad penalaran, konsep dasar yang semula menggunakan kriteria kesamaan mulai berubah
menjadi perbedaan. Pohon pengetahuan pun mulai membentuk cabang-cabang baru yang
lebih kompleks. Pada saat itu juga terjadi diferensiasi bidang ilmu yang kemudian mulai
mengerucut menjadi ilmu alam dan juga ilmu sosial.
3. Aksiologi : Nilai Kegunaan Ilmu Bagi Manusianitu sendiri.
Aksiologi adalah nilai kegunaan ilmu. Sedangkan, ilmu akan berguna bagi
perkembangan peradaban manusia. Di dalam kehidupan, ilmu akan saling terkait dengan
moral. Masalah moral tidak bisa dilepaskan dengan tekad manusia untuk menemukan
kebenaran, sebab untuk menemukan kebenaran dan terlebih lagi untuk mempertahankan
kebenaran, diperlukan keberanian moral.
 Fakta dan Kebenaran
Fakta adalah hal, peristiwa, keadaan atau sesuatu yang merupakan kenyataan yang
benar-benar ada atau terjadi. Fakta menunjukkan suatu kebenaran informasi, artinya hal atau
peristiwa tersebut terbukti benar-benar ada.
Sedangkan, kebenaran adalah sesuatu yang nyata dan sesuai dengan fakta dan
bersifat relatif, berdasarkan pendapat/pemikiran masing-masing individu. Jadi, apa yang
dianggap seseorang benar, belum tentu orang lain menganggap benar.
(PEMIKIRAN FILOSOF TERKEMUKA)
 Tokoh filsafat Yunani
1. SOCRATES
Socrates hidup sekitar tahun 469-399 Sebelum Masehi. Beliau sangat menaruh perhatian
pada manusia dan menginginkan supaya para manusia yang ada di muka bumi ini mampu
mengenali dirinya sendiri. Menurut Beliau, jiwa manusia merupakan asas hidup yang paling
mendalam sehingga berkaitan dengan hakikat manusia sebagai penentu kehidupannya sendiri.
Berdasarkan pandangannya, dirinya tidak mempunyai niat untuk memaksakan orang lain
untuk mau menerima ajarannya, justru Beliau mengutamakan supaya orang lain dapat
menyampaikan pandangan mereka sendiri. Maka dari itu, Socrates menggunakan dialektika,
yakni berupa berdialog dengan orang lain supaya orang lain tersebut dapat mengemukakan
atau menjelaskan pandangan serta idenya, sehingga kemudian dapat timbul pandangan baru.
Meskipun Socrates ini tidak pernah meninggalkan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan
pandangannya tersebut, tetapi pandangan Beliau dikemukakan kembali oleh Plato yang
menjadi salah satu muridnya.
2. PLATO
Plato yang hidup sejak 427-347 SM ini mengemukakan atas pendapatnya bahwa realitas
yang paling mendasar atau ide. Beliau percaya bahwa alam yang kita lihat ini bukanlah
realitas yang sebenarnya, sehingga terdapat adanya dunia tangkapan indrawi atau dunia
nyata, dan dunia ide. Untuk memasuki dunia ide, diperlukan adanya tenaga kejiwaan yang
besar dan untuk itu para manusia harus melakukan banyak hal, termasuk meninggalkan
kebiasaan hidupnya dan mengendalikan hawa nafsu.
Beliau juga menyatakan bahwa jiwa manusia itu terdiri atas tiga tingkatan, yakni akal
budi, rasa atau keinginan, dan nafsu. Akal budi yang mana merupakan bagian tingkatan jiwa
tertinggi dapat digunakan untuk melihat ide dan menertibkan “tingkatan jiwa” bagian lain.
Apakah kalian mengetahui bahwa Plato ini telah meninggalkan lebih dari 30 tulisan sastra
yang tentu saja mengandung keindahan dan kemurnian dalam setiap tulisannya. Plato pernah
mendirikan sebuah sekolah dan murid yang paling terkenal adalah Aristoteles.
3. ARISTOTELES
Aristoteles hidup sejak 384-322 Sebelum Masehi dan pernah menjadi murid terbaik dari
Plato selama 20 tahun. Aristoteles ini senang melakukan perjalanan jauh ke berbagai tempat
dan sempat menjadi guru dari Pangeran Alexander hingga dirinya menjadi Raja Alexander
Yang Agung. Sama halnya dengan gurunya, Plato, Beliau ini juga mendirikan sebuah sekolah
bernama Lyceum.
Aristoteles dikenal sebagai pemikir yang kritis dengan banyak melakukan penelitian dan
aktif mengembangkan pengetahuan semasa hidupnya. Beliau paling banyak menaruh
perhatian pada ilmu alam dan kedokteran. Sebelum meninggal, Aristoteles telah
meninggalkan banyak tulisan mengenai ilmu pengetahuan yang hingga sekarang masih
dijadikan landasan teori, mulai dari ilmu alam, masyarakat dan negara, sastra, kesenian,
hingga kehidupan manusia.
Tulisan milik Aristoteles yang paling terkenal adalah yang mengenai logika, disebut
dengan analitika. Analitika ini jika diterapkan pada zaman sekarang, bertujuan untuk
mengajukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pemikiran sehingga dimaksudkan demi
mencapai kebenaran.
4. THALES
Thales adalah tokoh filsuf yang berasal dari daerah Miletus, Yunani Kuno, dan
diperkirakan telah hidup di antara tahun 624-548 Sebelum Masehi. Beliau ini dianggap
sebagai orang pertama yang berupaya mencari jawaban atas pertanyaan tentang asal dari
segala benda yang ada di alam semesta ini. Beliau tinggal di setiap pulau dan setiap hari
melihat lautan luas, sehingga pandangannya tersebut dapat muncul.
Thales pernah melakukan perjalanan hingga ke negeri Mesir dan menyaksikan bahwa air
yang ada di Sungai Nil dimanfaatkan oleh para penduduk, terutama untuk keperluan
pertanian. Atas hal itulah, Beliau berpendapat bahwa asal segala yang ada di dunia ialah air.
Air yang senantiasa bergerak itu dipandangnya sebagai asas kehidupan manusia. Pandangan
Beliau memang benar adanya bukan? Sebab memang manusia tidak dapat hidup tanpa
bergantung pada air.
5. ANAXIMENES
Berbeda dengan Thales, Anaximenes yang hidup di antara tahun 585-528 Sebelum
Masehi ini justru berpandangan bahwa dasar kehidupan makhluk hidup di alam semesta ini
adalah udara. Pandangan tersebut dikemukakan berdasarkan landasan pemikiran bahwa
manusia dan semua makhluk hidup itu bernapas, yakni mengambil udara yang terdapat di
alam semesta.
Udara memang sumber kehidupan semua makhluk hidup dan tanpa keberadaannya semua
makhluk hidup yang ada di muka bumi ini akan mati. Jadi, Beliau berpikir bahwa segala
sumber kehidupan makhluk hidup adalah udara.
6. PHYTAGORAS
Phytagoras hidup di antara tahun 580-500 Sebelum Masehi di kota Kroton, Italia Selatan.
Selain menjadi tokoh filsuf yang berpandangan bahwa manusia harus melakukan
pembersihan rohani supaya jiwanya dapat memperoleh kebahagiaan, Beliau juga dikenal
sebagai ahli matematika. Maka dari itu, Beliau selalu mengajarkan kepada para muridnya
bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini berasal dari bilangan atau angka. Pandangannya
tentang alam semesta bertitik pada bilangan.
 Pandangan Dalam Filsafat
1. IDEALISME
Istilah ‘Idealisme” ini dikemukakan oleh Plato sekitar 2400 tahun yang lalu. Grameds
pasti sudah tahu bukan jika Plato memiliki pemikiran bahwa realitas yang paling fundamental
dan realitas yang tampak oleh indera manusia adalah ide. Penekanan dalam pandangan ini
idealis alam yang mana bersifat spiritual.
Orang-orang yang mengikuti pandangan ini cenderung menghormati kebudayaan dan
tradisi, sebab mereka memiliki pandangan bahwa nilai-nilai kehidupan tersebut mempunyai
tingkat yang lebih dari sekadar ilmu kelompok individu.
2. HUMANISME
Sebenarnya, sejak zaman kuno hingga pertengahan abad ke-4 M, pendidikan yang ada di
Yunani dan Romawi memiliki tujuan membentuk manusia supaya dapat menjadi warga
negara yang baik dan berguna bagi negara serta bangsa. Kemudian selanjutnya, di Eropa pada
abad ke-5 hingga ke-14 juga terdapat pendidikan yang bertujuan untuk mencapai
kebahagiaan hidup abadi dan mengatasi kebutuhan duniawi.
Pandangan humanisme ini sebenarnya memiliki dua arah, yakni humanisme individu dan
humanisme sosial. Dalam humanisme individu, lebih mengutamakan adanya kemerdekaan
berpikir, mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas yang menuntut kreativitas.
Biasanya, pemikiran tersebut disalurkan melalui kesenian, kesusastraan, musik, dan
teknologi. Sementara dalam humanisme sosial, lebih mengutamakan pendidikan bagi
masyarakat secara keseluruhan untuk kesejahteraan sosial dan hubungan antar manusia.
3. RASIONALISME
Rasionalisme adalah pandangan yang sumber pengetahuannya berasal dari rasio (akal)
manusia. Rene Descartes dikenal sebagai Bapak Rasionalisme sekaligus tokoh filsuf modern.
Selain itu ada juga tokoh John Locke yang berpandangan mengenai adanya tabula rasa,
artinya setiap manusia diciptakan sama, layaknya kertas kosong. Dengan demikian, para
manusia itu harus dilatih dan diberikan pendidikan supaya dapat menalar dan tidak selamanya
menjadi kertas kosong.
4. EMPIRISME
Empirisme adalah pandangan yang sumber pengetahuannya adalah pengalaman, sebab
pengalaman selalu memberikan kepastian yang diambil dari dunia nyata. Pandangan ini juga
berpendapat bahwa suatu pernyataan yang tidak dapat dibuktikan melalui pengalaman adalah
tidak berarti.
5. KRITISME
Pada abad ke-18, terdapat seorang tokoh filsuf bernama Emmanuel Kant yang berhasil
menjembatani dua pandangan yakni rasionalisme dan empirisme sehingga menjadi
pandangan kritisime ini.
Singkatnya, pandangan ini berpendapat bahwa kebenaran itu tidak perlu diuji sebab sudah
memiliki batasan-batasan tersendiri antara rasionalisme dan empirisme.
6. KONSTRUKTIVISME
Pandangan ini dikemukakan oleh Giambattista Vico pada tahun 1710, yang menyatakan
bahwa pengetahuan seseorang itu merupakan hasil konstruksi dari individu itu sendiri,
melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Tokoh lain
bernama E. Von Galsersfelf yang berasal dari University of Massachusetts mengemukakan
bahwa pengetahuan seseorang dibentuk oleh individu tersebut sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.

 Cabang Ilmu Filsafat


1. EPISTEMOLOGI
Epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (kata,
pikiran, atau ilmu). Sehingga dapat disimpulkan bahwa epistemologi ini adalah cabang
filsafat yang membahas pengetahuan. Dalam epistemologi, yang menjadi pokok persoalan
adalah berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.
2. METAFISIKA
Istilah ini juga berasal kata Yunani metaphysika, artinya “setelah fisika”. Cabang filsafat
ini diperkenalkan oleh Andronikos dan Rhodes dari kumpulan buku-buku yang ditulis oleh
Aristoteles tentang hakikat benda-benda yang kita lihat pada dunia nyata ini. Dapat dikatakan
juga bahwa metafisika ini adalah suatu pembahasan filsafat yang komprehensif mengenai
seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada.
Metafisika dapat dibagi menjadi dua hal, yakni:
 Metafisika Umum atau Ontologi Yakni membahas mengenai segala sesuatu yang
ada secara menyeluruh dan sekaligus.
 Metafisika Khusus Kosmologi, yakni pembahasan mengenai dunia atau alam dengan
ketertiban yang paling fundamental dari seluruh

3. LOGIKA
Menurut Rapar (1996), Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun,
mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur-prosedur
normatif, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran
yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Singkatnya, cabang filsafat ini berupaya
memperyimbangkan akal ayau pikiran yang diutarakan melalui kata atau bahasa (verbal).
4. ETIKA
Cabang filsafat ini disebut juga dengan filsafat moral sebab membahas mengenai baik dan
buruknya tingkah laku manusia. Singkatnya, cabang filsafat ini memandang manusia dari
segi perilakunya. Bahkan pada zaman Socrates, etika sangat berpengaruh pada kehidupan
manusia.
Etika ini merupakan ilmu tentang kesusilaan, yang mana menentukan bagaimana patutnya
manusia untuk hidup dalam masyarakat. Etika juga tidak mempersoalkan apa atau siapa
manusia tersebut, melainkan bagaimana manusia itu seharusnya berbuat dan bertindak.
5. ESTETIKA
Cabang filsafat ini mempersoalkan seni (art) dan keindahan (beauty). Hal-hal yang
dibahas mengenai keindahan adalah kaidah dan sifat hakiki dari keindahan, misalnya menguji
keindahan dengan perasaan dan pikiran manusia. Meskipun pada dasarnya, estetika ini telah
ditelaah sejak 2500 tahun lalu di berbagai wilayah, misalnya Babilonia, India, Mesir, China,
hingga Yunani.
6. FILSAFAT ILMU
Cabang filsafat ini membahas mengenai hakikat ilmu. Penerapannya biasanya dalam
upaya mencari akar persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang
ilmu tersebut supaya lebih jelas dan pasti. Sama halnya dengan disiplin ilmu lain, cabang
filsafat ini juga memiliki pembagian ilmunya sendiri, misalnya filsafat hukum, filsafat
sejarah, filsafat bahasa, hingga filsafat matematika.

Anda mungkin juga menyukai