YENNI KARENITA
(HAKIKAT FILSAFAT)
Pengertian Filsafat
Secara etimologi filsafat berasal dari bahasa Yunani "philosophia" , philos (philia)
yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan (meletakkan sesuatu pada
tempatnya). Filsafat dapat diartikan sebagai suatu gagasan yang penuh kebijaksanaan
dan kebenaran.
Secara terminologi, filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan proses
perenungan /pemikiran untuk mencari hakikat kebenaran segala sesuatu. Filsafat
berarti berfikir sedalam-dalamnya, bersifat kritis (membahas sesuatu dari segala
aspeknya), bersifat universal (menyeluruh), dan tersusun secara sistematis.
Objek Filsafat
Filsafat mempunyai dua objek kajian yaitu objek material dan objek formal :
1. Objek Material
Objek material yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran
penyelidikan). Atau segala sesuatu yang ada. Objek yang dikaji adalah sesuatu yang dapat
dirasionalkan yang bersifat empiris dan ilmiah.
Sesuatu yang dianggap ada bukan hanya yang hanya dirasakan indera saja tapi ada
beberapa hal yang tidak bisa dirasakan langsung oleh indera misalkan sejarah.
Sesuatu yang "ada" kemudian disebutkan sebagai berikut:
Thinkable, hal rasional yang berdasarkan pada inderawi dalam artian selama panca
indera bisa mengenali atau merasakan hal tersebut maka itulah hakikat ada dalam
objek material.
Unthinkable, sesuatu yang tidak terfikirkan oleh kita namun bisa jadi sedang atau
telah difikirkan oleh orang lain. Hal tersebut juga merupakan hakikat ada yang bisa
menjadi objek kajian dalam filsafat bagian dari objek material karena hal yang
difikirkan oleh orang lain bisa diteliti oleh kita.
Unthoughtable, sesuatu yang tidak pernah terfikirkan namun diyakini ada. Satu-
satunya hal tersebut adalah adanya Tuhan. Tuhan diyakini ada namu pemikiran kita
tidak akan sampai pada esensi pertanyaan-pertanyaan tentang adanya Tuhan. Pada
akhirnya apapun tentang Tuhan tidak bisa terpikirkan oleh akal.
2. Objek Formal
Objek formal adalah metode untuk memahami objek material tersebut yang dikaji secara
khusus.
Contoh: Penelitian tentang pohon kelapa khususnya fungsi air kelapa.
Pohon kelapa merupakan objek material,
Air kelapa merupakan objek formalnya.
3. Ciri-ciri Filsafat
Menyeluruh, gagasan dan pemikiran bersifat menyeluruh karena tidak membatasi
diri dan ditinjau dari banyak sudut pandang dan tidak hanya pada objek tertentu.
Mendasar, pemikiran yang dalam tidak hanya berhenti pada kulitnya, tapi tembus
sampai akar-akarnya sehingga tidak ada hal yang terlewat.
Spekulatif, hasil pemikiran yang dapat di jadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya.
Jadi berhubungan antara setiap gagasan yang dinyatakan.
(KAJIAN HISTORIS FILSAFAT)
1. Masa Purba Filsafat Yunani
Secara etimologis kata filsafat dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja
filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata filsafat juga berasal dari kata Yunani
yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai atau philia yang berarti cinta, dan
sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yang biasa
diterjemahkan " Cinta kearifan "
Filsafat Yunani Kuno muncul pada abad ke-6 pramasehi sebagai tonggak
sejarah penutup zaman Helenistis maupun semasa negeri Yunani dan negeri-negeri
perantauan bangsa Yunani menjadi bagian dari wilayah kedaulatan Kekaisaran
Romawi.
Pada periode ini muncullah filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul
alam yaitu Thales (624-546 SM). Sehingga Heracllitos menyimpulkan bahwa yang
mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan
penyebabnya, yaitu api. Artinya, api adalah aktor pengubah dalam alam ini, sehingga
api pantas dianggap sebagai simbol perubahan itu sendiri.
1. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai
awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut
kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional
sehingga muncul mitos selektif dan rasional. Seperti syair karya Homerus,
Orpheus dan lain-lain.
2. Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
Yunani, karya Homerus mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk
pedoman hidup orang-orang Yunani didalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.
Aristoteles
Aristoteles adalah seorang bilogist seorang yang sangat empiris, percaya pada hal-hal
natural dan rill. Aristoteles merupakan murid Plato, awalnya mendasarkan diri pada
pandangan gurunya, namun kemudian mengembangkan prinsip-prinsipnya sendiri.
menurut Aristoteles, Mind adalah bagian yang paling rational, hanya dimiliki oleh
manusia. Jadi pada binatang, informasi hanya sampai pada memory. Mind berfungsi untuk
membentuk abstraksi dari representasirepresentasi obyek yang sampai ke memory. Dengan
kata lain, membentuk pengetahuan atau knowladge.
Faktor Skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beberapa faktor
berikut :
1. Faktor Religius
Faktor religius dapat memengaruhi corak pemikiran filsafatnya. Yang dimaksud
dengan faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang berperikehidupan
religius.
Sering disebut sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes lahir di La Haye
Touraine Prancisdari sebuah keluarga borjuis. Di Bavaria selama musim dingin 1619-1620 ia
mendapatkan pengalaman yang dituangkannya ke dalam buku Discours de la Methode
(Russel, 2007:733) Descartes, kadang dipanggil "penemu filsafat modern" dan "bapak
matematika modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam
sejarah barat modern. Ia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa
mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental,
sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18. Pemikirannya membuat sebuah
revolusi falsafi di Eropa karena pendekatan pemikirannya bahwa semuanya tidak ada yang
pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang mampu berpikir. Ini juga membuktikan
keterbatasan manusia dalam berpikir dan mengakui sesuatu yang di luar kemampuan
pemikiran manusia. Karena itu, ia membedakan "pikiran" dan "fisik". Pada akhirnya, kita
mengakui keberadaan kita karena adanya alam pikir.
Dalam bahasa Latin, kalimat ini adalah: cogito ergo sum, sedangkan dalam bahasa
Prancis adalah je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah " aku berpikir maka aku ada"
(ing : i think, therefore i am) atau I think, therefore I exist. Ia juga menjelaskan bahwa di
dalam alam ilmiah tidak hadir sesuatu pun yang dianggapnya pasti. Segala sesuatu mampu
dipersoalkan dan peda kenyataannya memang dipersoalkan juga.
Dampak atau Perubahan dari Filsafat Modern
Pada masa modern terjadi perkembangan yang pesat pada bagian ekonomi. Hal ini terlihat
dari kota-kota yang mengembang menjadi pusat perdagangan, pertukaran barang, perkara
ekonomi moneter dan perbankan. Kaum kelas menengah melaksanakan upaya untuk bangun
dari keterpurukan dengan mengembangkan suatu kebebasan tertentu. Kebebasan ini berkaitan
dengan syarat-syarat dasar kehidupan. Segala macam barang kebutuhan bisa dibeli dengan
uang. Mekanisme pasar pun sudah mulai mengambil peranan penting untuk menuntut
manusia untuk rajin, cerdik, dan tajam cara melakukan sesuatu. Dari sudut pandang sosio-
ekonomi menjelaskan bahwa individu berhadapan dengan tuntutan-tuntutan baru dan praktis
yang harus dijawab berlandaskan kemampuan adat yang mereka miliki. Kemampuan ini
tanpa harus mengacu kepada otoritas lain entah itu dari kekuasaan gereja, tuntutan tuan tanah
feodal, maupun nasihat muluk-muluk dari para filsuf.
(HAKIKAT ILMU)
Pengertian Hakikat
Dalam filsafat, hakikat diartikan inti dari sesuatu, yang dimana semua hal meskipun
mempunyai sifat dan bentuk yang beraneka ragam, namun intinya adalah satu.
Pengertian Ilmu
Kata ilmu (science) diartikan sebagai pengetahuan yang didapat secara ilmiah,atau
bisa disebutkan bagian dari pengetahuan.
Menurut The Liang Gie (1996:88), ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas, atau metode
merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Ilmu merupakan rangkaian aktivitas manusia
yang dilaksanakan dengan metode tertentu yang akhirnya metodis itu menghasilkan
pengetahuan ilmiah.
Objek Ilmu
Objek ilmu mempunyai artian sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau
pembentukan pengetahuan.
Objek Ilmu terbagi menjadi 3 bagian :
1. Ilmu-ilmu Alam
Ilmu alam disebut juga dengan natural sciences adalah ilmu yang mempelajari
susunan benda dan perkembangannya.
2. Ilmu-ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah ilmu penegetahuan yang mempelajari hubungan antar manusia,
antara manusia dengan kelompok manusia serta sifat dan perubahan buah pemikiran
sosial sehingga dapat memhami masyarakat umumnya.
3. Humaniora
Humaniora adalah ilmu kejiwaan yang dikurangi dengan ilmu-ilmu sosial, ia
mencakup bahasa, sastra, kebudayaan, filsafat, etika, hukum serta agama (teologi).
Pokok permasalahan utama yang dikaji filsafat Ilmu mencakup tiga segi, yaitu
apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika), mana yang dianggap baik
dan mana yang dianggap buruk (etika), serta apa yang termasuk indah dan apa yang
termasuk jelek (estetika).
Selain ketiga cabang utama tersebut, kemudian bertambah lagi, yakni:
1. Teori tentang hakikat kebendaan zat, hakikat pikiran serta kaitan antara zat dan
pikiran yang semuanya terangkum dalam metafisika.
2. Politik, yakni kajian mengenai organisasi sosial/pemerintahan yang ideal.
Sehingga, 3 cabang utama ditambah dengan 2 , jadi berjumlah 5. Kemudian,
berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat yang memiliki bidang kajian
yang spesifik, di antaranya filsafat ilmu (Suriasumantri, 1995).
Arah pembahasan filsafat ilmu dapat mencakup :
3. LOGIKA
Menurut Rapar (1996), Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun,
mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur-prosedur
normatif, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran
yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Singkatnya, cabang filsafat ini berupaya
memperyimbangkan akal ayau pikiran yang diutarakan melalui kata atau bahasa (verbal).
4. ETIKA
Cabang filsafat ini disebut juga dengan filsafat moral sebab membahas mengenai baik dan
buruknya tingkah laku manusia. Singkatnya, cabang filsafat ini memandang manusia dari
segi perilakunya. Bahkan pada zaman Socrates, etika sangat berpengaruh pada kehidupan
manusia.
Etika ini merupakan ilmu tentang kesusilaan, yang mana menentukan bagaimana patutnya
manusia untuk hidup dalam masyarakat. Etika juga tidak mempersoalkan apa atau siapa
manusia tersebut, melainkan bagaimana manusia itu seharusnya berbuat dan bertindak.
5. ESTETIKA
Cabang filsafat ini mempersoalkan seni (art) dan keindahan (beauty). Hal-hal yang
dibahas mengenai keindahan adalah kaidah dan sifat hakiki dari keindahan, misalnya menguji
keindahan dengan perasaan dan pikiran manusia. Meskipun pada dasarnya, estetika ini telah
ditelaah sejak 2500 tahun lalu di berbagai wilayah, misalnya Babilonia, India, Mesir, China,
hingga Yunani.
6. FILSAFAT ILMU
Cabang filsafat ini membahas mengenai hakikat ilmu. Penerapannya biasanya dalam
upaya mencari akar persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang
ilmu tersebut supaya lebih jelas dan pasti. Sama halnya dengan disiplin ilmu lain, cabang
filsafat ini juga memiliki pembagian ilmunya sendiri, misalnya filsafat hukum, filsafat
sejarah, filsafat bahasa, hingga filsafat matematika.