YENNI KARENITA
”BAHAN MAKALAH”
1. Reduplikasi Fonologis
Reduplikasi Fonologis tidak terjadi perubahan makna, karena pengulangannya hanya bersifat
fonologis yang artinya tidak ada pengulangan leksem. Menurut Chaer, reduplikasi fonologis ini tidak
menghasilkan makna gramatikal, melainkan menghasilkan makna leksikal. Berikut yang termasuk
bentuk-bentuk reduplikasi fonologis:
Kuku, dada, pipi, cincin, dan sisi. Bentuk-bentuk tersebut bukan berasal dari ku, da,pi, cin
dan si. Melainkan bentuk tersebut adalah sebuah kata yang bunyi kedua sukunya sama.
Foya-foya dan tubi-tubi. Bentuk tersebut jelas sebagai bentuk ulang secara utuh. Namun,
bentuk dasarnya bukan akar yang mandiri. Dalam Bahasa Indonesia tidak ada akar foya dan
tubi.
Laba-laba, kupu-kupu, paru-paru. Bentuk-bentuk ini juga jelas merupakan bentuk ulang dan
dasar yang diulang juga jelas. Tetapi hasil reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal
dan hanya menghasilkan makna leksikal.
Mondar-mandir,teka-teki, kocar-kacir. Bentuk-bentuk ini tidak diketahui mana yang
merupakan bentuk dasar pengulangannya. Dan makna yang dihasilkan pun hanya makna
leksikal dan todak ada makna gramatikal.
2. Reduplikasi Morfemis
Menurut Kridalaksana dalam buku Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, reduplikasi morfemis
terjadi perubahan makna gramatikal atas leksem yang diulang, sehingga terjadilah satuan yang
berstatus kata. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan
pengulangan sebagian.
Pengulangan Utuh
Pengulangan utuh yaitu bentuk dasar yang diulang tanpa melakukan perubahan bentuk fisik
dari akar itu. Contoh sungguh-sungguh (bentuk dasar sungguh), makan-makan ( bentuk
dasar makan), jalan-jalan (bentuk dasar jalan).
Pengulangan Sebagian
Pengulangan sebagian yaitu bentuk dasar yang diulang hanya salah satu suku katanya saja.
Dan disertai dengan pelemahan bunyi. Contoh leluhur (bentuk dasar luhur) dan lelaki
(bentuk dasar laki).
Pengulangan Perubahan Bunyi
Pengulangan perubahan bunyi yaitu bentuk dasar itu diulang tetapi disertai dengan
perubahan bunyi. Berikut macam pengulangan perubahan bunyi:
1. Yang berubah unsur pertama
Bolak-balik
Larak-lirik
Corat-coret
2. Yang berubah unsur kedua
Ramah-tamah
Lauk-pauk
Serba-serbi
Reduplikasi Fonologis tidak terjadi perubahan makna, karena pengulangannya hanya bersifat
fonologis yang artinya tidak ada pengulangan leksem. Menurut Chaer, reduplikasi fonologis ini tidak
menghasilkan makna gramatikal, melainkan menghasilkan makna leksikal. Berikut yang termasuk
bentuk-bentuk reduplikasi fonologis:
Kuku
Foya-foya
Laba-laba
2. Reduplikasi Morfemis
Menurut Kridalaksana dalam buku Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, reduplikasi morfemis
terjadi perubahan makna gramatikal atas leksem yang diulang, sehingga terjadilah satuan yang
berstatus kata. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan
pengulangan sebagian.
Pengulangan Utuh
Sungguh-sungguh (bentuk dasar sungguh)
Makan-makan ( bentuk dasar makan)
Jalan-jalan (bentuk dasar jalan).
Pengulangan Sebagian
Leluhur (bentuk dasar luhur)
Lelaki (bentuk dasar laki).