Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MUKJIZAT AL-QUR’AN DARI SEGI BIOLOGI:


NABAT, HEWAN, DAN MANUSIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah I’jaz Al-Qur’an
Dosen Pengampu: Muslih, M.Ag.

Disusun oleh:
1) Dhea Amanda Putri Nasution (11200340000003)
2) Muhammad Mutsaqqif (11200340000063)
3) Salsa Aufadila (11200340000120)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN PERKULIAHAN 2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada berbagai macam jenis kajian al-Qur’an: Ulum al-Qur’an, Tafsir, Grarib al-Qur’an,
Ma’ani al-Qur’an, Balaghah al-Quran, Tafsir al-Qur’an, I’jaz al-Qur’an, Majaz al-Qur’an,
kajian integrasi ilmu al-Quran dan sains; sosiologi; antropologi, dan sebagainya. Setiap kajian
tersebut mempunyai urgensi dan tujuan tersendiri dalam rangka menyingkap makna dan
hikmah yang ada dalam al-Qur’an dari berbagai sudut pandang.
Kajian tentang I’jaz al-Qur’an dilakukan dalam rangka menerangkan tentang
kemukjizatan al-Qur’an. Yang mana al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad ‫‘ ﷺ‬aqly,
persisten, dan kontinu. Kajian ini menerangkan bahwa al-Qur’an berisi mukjizat yang
mengalahkan dan mengungguli penentangnya dari berbagai sisi: kabar, bahasa, ilmu, dan
syariat.
Salah satu sisi kemukjizatan al-Qur’an adalah mukjizat yang bersifat petunjuk ilmiah.
Maksudnya, al-Qur’an menyampaikan fakta-fakta ilmiah yang terbukti di kemudian hari. Dari
berbagai macam keilmiahan al-Qur’an, petunjuk ilmiah tentang biologi menjadi salah satunya.
Dan hal tersebut akan kami bahas dalam makalah ini.

B. Identifikasi Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah kemukjizatan al-Qur’an tentang petunjuk
ilmiah dalam bidang ilmu biologi. Dalam keluasan cakupan ruang lingkupnya, kami
membatasi kajian ini hanya dalam tiga aspek: manusia (human biology), tumbuhan
(nabat)/botani, dan hewan (zoologi).

C. Rumusan Masalah
“Apa saja dan bagaimana kemukjizatan al-Qur’an berupa petunjuk ilmiah dalam bidang
biologi manusia, botani, dan zoologi?”

D. Tujuan
Memahami dan menjelaskan tentang kemukjizatan al-Qur’an berupa petunjuk ilmiah dalam
bidang biologi manusia, botani, dan zoologi.

1
E. Manfaat
1. Teoritis
Dapat menjelaskan dan mengetahui tentang kemukjizatan al-Qur’an berupa petunjuk
ilmiah dalam bidang biologi manusia, botani, dan zoologi.
2. Praktis
Secara khusus; bagi mahasiswa Kelas 3C I’jaz al-Qur’an Program Studi IAT Fakultas
Ushuluddin, dan secara umum; bagi segenap pembaca, dapat digunakan sebagai referensi
untuk mendapatkan pemahaman mengenai materi tentang kemukjizatan al-Qur’an berupa
petunjuk ilmiah dalam bidang biologi manusia, botani, dan zoologi. Kemudian, dapat
dijadikan landasan pemahaman yang dilanjutkan dengan kajian integrasi keilmuan al-
Qur’an dan Tafsirnya (Quranic Exegesis) dan Ilmu Biologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Integrasi Sains dan Al-Qur’an


Pengetahuan semakna dengan kata knowledge yang berarti sejumlah informasi yang
diperoleh manusia melalui pengamatan, pengalaman dan penalaran. Sedang ilmu (science)
lebih menitikberatkan pada aspek teorisasi dan verifikasi dari sejumlah pengetahuan yang
diperoleh dan dimiliki manusia, sementara pengetahuan tidak mensyaratkan teorisasi dan
pengujian tersebut.
The Liang Gie mendefinisikan ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan untuk mencari
penjelasan, atau suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional-empiris
mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang
menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia. Pengetahuan ilmiah mempunyai
5 ciri pokok: empiris (berdasarkan pengamatan dan percobaan), sistematis (mempunyai
hubungan ketergantungan dan teratur), obyektif (bebas dari prasangka perseorangan), analitis
(berusaha membedakan pokok soalnya ke dalam bagian-bagian yang terperinci), verifikatif
(dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga).
Kondisi sekularisasi ilmu pasca renaissance yang memotivasi para cendekiawan muslim
berusaha keras dalam mengintegrasikan kembali ilmu dan agama. Upaya yang pertama kali
diusulkan adalah islamisasi ilmu pengetahuan. Integrasi Islam dan Sains berupaya keras
mentransformasikan normatif agama, melalui rujukan utamanya al-Qur’an dan Hadis ke dalam
realitas sains secara empiris.
Dalam rangka menerangkan i’jaz al-Qur’an berupa petunjuk ilmiah, integrasi ilmu
diperlukan agar terjadi korelasi yang konektif antara kajian al-Qur’an dan Sains. Sehingga,
ayat-ayat al-Qur’an dapat diterangkan secara saintifik dengan diposisikan sebagai hipotesis
ilmiah terlebih dahulu. Kemudian, dilakukan pengujian dengan metode ilmiah terhadap
pernyataan yang ada dalam ayat al-Qur’an tersebut, sehingga dapat dibuktikan bahwa apa yang
telah disampaikan al-Qur’an terlampau 14 abad lebih merupakan fakta ilmiah yang profan.

B. Kemukjizatan al-Qur’an dalam Ilmu Biologi Manusia


1. Manusia: Pembentukan, kejadiannya, dan fase kehidupan.
Dalam Q.S. al-Mu’minun (23) ayat 12-16, Allah berfirman:

3
ً‫ضغَة‬ ٍ ‫ ُُثَّ َج َعْل َٰنَهُ نُطْ َفةً ِِف قَرا ٍر َّم ِك‬. ‫ي‬
ْ ‫ ُُثَّ َخلَ ْقنَا ٱلنُّطْ َفةَ َعلَ َقةً فَ َخلَ ْقنَا ٱلْ َعلَ َقةَ ُم‬. ‫ي‬ ٍ ‫نسن ِمن ُس َٰلَلَ ٍة ِمن ِط‬ ِ
َ َ ََٰ ‫َولََق ْد َخلَ ْقنَا ٱْْل‬
ِِ
َ ‫َح َس ُن ٱ ْلََٰلق‬
.‫ي‬ ْ ‫اخَر ۚ فَتَ بَ َارَك ٱ َّّللُ أ‬ َ ‫ضغَةَ ِع َٰظَ ًما فَ َك َس ْو ََن ٱلْعِ َٰظَ َم ََلْ ًما ُُثَّ أ‬
َ َ‫َنشأْنََٰهُ َخْل ًقا ء‬ ْ ‫فَ َخلَ ْقنَا ٱلْ ُم‬

‫ ُُثَّ إِنَّ ُك ْم يَ ْوَم ٱلْ ِقيَ ََٰم ِة تُْب َعثُو َن‬. ‫ك لَ َميِتُو َن‬ ِ
َ ‫ُُثَّ إِنَّ ُكم بَ ْع َد َٰذَل‬
Terjemah: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
kiamat.”

Kemudian, hal serupa juga dijelaskan dalam Q.S. al-Hajj (22) ayat 5 dan al-‘Alaq (96)
ayat 2). Ayat-ayat al-Qur’an menjelaskan asal kejadian manusia dengan 4 (empat) kejadian
yaitu, kejadian adam dari tanah dalam istilah yang bermacam-macam, antara lain tanah
(Thurab) dalam Q.S. 35:11 dan 3:59, tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk
(shalshal min hama`in masnun) dalam Q.S. 15:26, tanah liat (Thin) dalam Q.S. 37:11;
Kejadian Hawa (Q.S. an-Nisa (4) ayat 1, al-A'raf (7) ayat 189 dan al-Zumar (39) ayat 6
tentang penciptaan Hawa); kejadian Isa; dan kejadian manusia pada umumnya
sebagaimana dijelaskan pada ayat di atas.
Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan “saripati berasal dari tanah”
sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita
makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Kemudian melalui proses metabolisme
yang ada di dalam tubuh di antaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari
pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan
ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk
manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat di atas).
Nutfah sering diartikan dengan sesuatu yang sangat kecil dihasilkan dari setetes air
mani. Dari sejumlah sperma yang ditumpahkan memang hanya satu sel saja yang pada
akhirnya membuahi ovum (sel telur). Sesuatu yang bergantung (al-‘alaq) terus berkembang

4
sampai kira-kira 20 hari dan secara bertahap mengambil bentuk manusia. Jaringan tulang
mulai tampak dalam embrio, dan secara berurutan diliputi oleh otot-otot.
Selanjutnya, fase segumpal darah (‘alaqah) berlanjut terus dari hari ke-15 sampai hari
ke-24 atau ke-25 setelah sempurnanya proses pembuahan. Mulailah tampak pertumbuhan
syaraf dalam pada ujung tubuh bagian belakang embrio, terbentuk (sedikit demi sedikit )
kepingan-kepingan benih, menjelasnya lipatan kepala; sebagai persiapan perpindahan fase
ini (‘alaqah) kepada fase berikutnya yaitu mudhgah (mulbry stage). Mulbry stage adalah
kata dari bahasa Latin yang artinya embrio (janin) yang berwarna seperti warna buah
murberi (merah tua keungu-unguan).
Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa embrio terbagi dua; pertama, sempurna
(mukhallaqah) dan kedua tidak sempurna (ghair mukhallaqah). Penafsiran dari ayat
tersebut adalah: Secara ilmiah, embrio dalam fase perkembangannya seperti tidak
sempurna dalam susunan organ tubuhnya. Sebagian organ (seperti kepala) tampak lebih
besar dari tubuhnya dibandingkan dengan organ tubuh yang lain. Lebih penting dari itu,
sebagian anggota tubuh embrio tercipta lebih dulu dari yang lainnya, bahkan bagian lain
belum terbentuk. Contoh, kepala. Ia terbentuk sebelum bagian tubuh ujung belum
terbentuk, seperti kedua lengan dan kaki. Setelah itu, secara perlahan mulai tampaklah
lengan dan kaki tersebut. Tidak diragukan lagi, ini adalah I’jâz `ilmiy (mukjizat sains) yang
terdapat di dalam Al-Qur’an. Menurut Dr. Ahmad Syauqiy al-Fanjary, kata `alaqah tidak
digunakan kecuali di dalam Al-Qur’an.
Dalam Q.S. al-Thariq (86) ayat 5-8, Allah berfirman:

‫ إِنَّهُۥ َعلَ َٰى َر ْجعِ ِهۦ لََق ِادر‬. ‫ب‬


ِ ِ‫لَّتآئ‬ ِ ‫لصْل‬ ِ َْ‫ ََيْرج ِم ۢن ب‬. ‫ ُخلِ َق ِمن َّما ٍٓء َدافِ ٍق‬. ‫نسن ِم َّم ُخلِ َق‬ ِ
ََّ ‫ب َوٱ‬ ُّ ‫ي ٱ‬ ُُ ُ ََٰ ‫فَ ْليَنظُِر ٱْْل‬
Terjemah: “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia
diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan
tulang dada perempuan. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk
mengembalikannya (hidup sesudah mati).”
Dalam ayat di atas, Allah SWT menyuruh manusia untuk berpikir dan meneliti,
bagaimana ia diciptakan? Dan dari apa dia diciptakan? Jawabannya: Dari air! Sebagaimana
kita jelaskan sebelumnya. Namun dalam kalimat berikutnya, Allah menyebutkan sifat dari
air itu dengan kata dâfiq. Artinya air yang bergerak dan hidup. Dan hal inilah yang telah
dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern. Berdasarkan sains, spermatozoon bergerak
dengan menggunakan ekornya dalam saluran air mani sehingga bertemu dengan sel telur
dan terjadi pembuahan di antara keduanya.

5
2. Tentang Sidik Jari
Dalam Q.S. al-Qiyamah (75) ayat 3 dan 4, Allah berfirman:

ُ‫ُّس ِو َى بَنَانَه‬ ِ ِ َٰ ِ َّ َّ َٰ ‫أ َََيسب ٱِْْل‬


َ ‫ين َعلَ َٰٓى أَن ن‬
َ ‫نس ُن أَلن َّْن َم َع عظَ َامهُۥ بَلَ َٰى قَدر‬
َ ُ َْ
Terjemah: “Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)
tulang belulangnya? Bukan demikian, (bahkan) sebenarnya Kami kuasa menyusun
(kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”
Setiap individu memiliki bukti materai Ilahi yang sangat penting disebut dengan sidik
jari. Sidik jari yang identik tidak akan bisa ditemukan pada orang lain ataupun dua orang
yang terlahir kembar identik sekalipun, karena sidik jari hanya dimiliki oleh satu individu
dalam diri seseorang di dunia ini. Sidik jari merupakan hasil reproduksi tapak jari baik
yang dengan sengaja diambil, dicapkan dengan tinta maupun sebuah bekas yang
ditinggalkan pada benda karena tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Dalam hal ini kulit
telapak yang dimaksud adalah kulit bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan
hingga ke semua ujung jari dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit hingga ke
ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu
sama lain yang dipisahkan oleh sela atau alur yang membentuk lukisan tertentu.
Dunia sains menyebutkan bahwa apabila terdapat 5 juta orang di muka bumi, maka
kemungkinan terdapat sidik jari yang identik baru akan muncul kembali setelah 300 tahun.
Sidik jari pada hakikatnya adalah kulit terluar yang dapat menebal maupun menipis dan
membentuk seperti ridge pada telapak jari yang berupa pola. Fata uniknya bahwa sidik jari
tidak akan mungkin menghilang dalam tubuh seseorang sampai ia meninggal dunia dan
membusuk. Adapun luka atau goresan yang akan menyebabkan bergantinya kulit, maka
pola tersebut akan kembali dan tetap sama seperti semula kecuali kulit tersebut mengalami
luka bakar yang sangat parah.
Sidik jari merupakan garis-garis yang letaknya di ujung sebuah jari dan memiliki
fungsi agar supaya terdapat gaya gesek yang kuat pada jari-jemari, dan suapaya seseorang
mampu memegang berbagai macam benda lebih erat. Pada bidang kepolisian, sidik jari
manusia biasanya digunakan untuk membantu proses identifikasi, hal ini berdasarkan
penelitian pada akhir abad 19 menyatakan bahwa tidak ada dua manusia yang memiliki
sidik jari yang sama atau identik.
Dahulu para ilmuan terus berusaha menggali keunikan serta manfaat sidik jari pada
manusia, hingga akhirnya pada abad ke-19 akhir keunikan sidik jari manusia mulai

6
ditemukan. Mereka menemukan fakta bahwa masing-masing manusia mempunyai bentuk
sidik jari yang berbeda dan unik satu sama lain.
Lebih uniknya lagi, pola sidik jari yang dimiliki manusia tersebut akan tetap stabil
atau permanen seumur hidup, sejak dalam kandungan hingga usia lanjut. Sebelum
penemuan ini terungkap, sidik jari hanya diyakini sebagai garis biasa yang tidak
mempunyai arti, padahal jauh sebelum itu Allah SWT telah menjelaskan kekuasaannya
dalam surah Al-Qiyamah ayat 3-4 mengenai sidik jari pada 1400 tahun yang lalu. Dari sini
dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya Al-Qur’an telah menjelaskan sains terlebih
dahulu sebelum para ilmuan menetapkan penemuannya dan Al-Qur’an merupakan fakta.
Kemudian seiring berkembangnya teknologi, ditemukan fakta baru yaitu sidik jari
berhubungan erat dengan perkembangan saraf pada otak. Tes analisis sidik jari mampu
mendeskripsikan profil dari pemiliknya termasuk potensi serta karakter yang sebelumnya
tidak disadari. Jika tes psikologi pada umumnya bergantung pada mood atau kondisi
kesehatan, berbeda dengan tes sidik jari yang tidak dipengaruhi kondisi emosi dan bersifat
tetap. Dan setiap orang, bahkan bagi orang yang lahir dengan kembar identik sekalipun
mempunyai bentuk khas dan berbeda pada pola sidik jarinya.
Itulah mengapa dikatakan bahwa sidik jari dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengenali seseorang atau identitas yang sangat kuat untuk membedakan satu individu
dengan individu lain. Sistem pen-kode-an tersebut dapat disamakan dengan sistem kode
garis (barcode) sebagaimana yang digunakan sekarang ini.
Dalam tafsir al-Misbah, Prof. Quraish Shihab menjelaskan terkait ayat di atas yang
menunjukkan adanya penegasan mengenai keadaan pada hari kebangkitan yang seharusnya
diterima dengan pembenaran oleh seluruh makhluk, namun ada yang enggan mempercayai.
Mengapa bisa mereka enggan? Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? (yakni yang telah terserak setelah
kematiannya). Bukan demikian, (sungguh) Kami kuasa (bukan hanya menghimpun tulang-
belulangnya, Kami bahkan kuasa) menyempurnakan (yakni menyusun kembali) jari-
jemarinya (dengan sempurna).
Ayat di atas juga menjadi isyarat mengenai adanya penemuan sidik jari yang dalam
kehidupan modern dijadikan sebagai alat guna melacak kejahatan. Dan mungkin orang
akan bertanya, mengapa yang dikatakan secara langsung oleh ayat di atas adalah jari?
Barangkali jari memiliki keistimewaan khusus dan keistimewaan tersebut adalah sidik jari.
Dalam surah Al-Qiyamah ayat 4 di atas, yang menjadi fokus pembahasan adalah lafaz
bananah yang berasal dari kata banan. Dalam kamus al-Misbah kata banan memiliki arti

7
ruas jari, adapun dalam kamus Arab-Indonesia karya Mahmud Yunus berarti tepi (ujung)
jari. Sedangkan dalam kamus Lisan al-‘Arab, kata banan memiliki arti jari-jemari; dengan
bentuk mufrad (tunggal) bananah yakni satu ujung jari.
Penafsiran oleh Tanthawi Jawhari di dalam tafsir al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an al-
Karim. Ia mengatakan bahwa makna banan ini mengarah pada pengertian sidik jari.
Kemudian ia juga menjelaskan bahwa seluruh manusia di dunia ini memiliki garis ukiran
yang tidak serupa dengan garis tangan orang lain. Dan argumen tersebut sudah digunakan
pada kasus pencurian dan pembunuhan di Eropa timur jauh seperti China dan Jepang, juga
di Eropa timur dekat seperti Turki dan Mesir.

3. Tentang DNA
DNA menurut USA National Human Genome Research Institute (2011) “is a molecule
called deoxyribonucleic acid (DNA), which contains the biological instructions that make
each species unique. DNA, along with the instructions it contains, is passed from adult
organisms to their offspring during reproduction.”
DNA ialah molekul yang mengandungi atom karbon, fosforus, nitrogen, hidrogen dan
oksigen. DNA ini dilindungi dalam nukleus sel dan mengandungi gen untuk menjalankan
semua fungsi tubuh. Oleh sebab itu, DNA dianggap sebagai bank maklumat untuk tubuh
manusia. Beribu-ribu proses berbeda berlaku dalam tubuh manusia. Malah, keseluruhan
sistem dikawal oleh maklumat yang terdapat dalam gen.
Apabila telur dalam rahim ibu disenyawakan oleh sperma dari ayah, telur ini akan
membagi-bagi diri dan mengganda. Kemudian, jaringan dan organ akan mulai terbentuk.
Keadaan ini merupakan permulaan penciptaan manusia. Seluruh proses kompleks ini diatur
oleh informasi yang disimpan dalam DNA.
Saat pembuahan terjadi, genetika dari ibu dan ayah bergabung untuk menentukan
karakteristik fisik bayi. Ada ribuan gen dan masing-masing memiliki fungsinya sendiri.
Gen ini akan menentukan warna rambut dan mata, tinggi badan, struktur wajah dan
berbagai fungsi organ dalam, otak, saraf dan otot bayi yang belum lahir.
Dalam Q.S. ‘Abasa (80): 18-19 Allah berfirman:
ٍ ِ ٍ ِ ِ
َ ‫م ْن أَى َش ْىء َخلَ َقهُۥ من نُّطْ َفة َخلَ َقهُۥ فَ َقد‬
ُ‫َّره‬
Terjemah: “Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya
lalu menentukannya.”

8
Ayat “qaddarahu” bisa diterjemahkan sebagai “dilengkapkan keadaannya”. Ayat ini
berasal dari kata kerja “qadara” dalam bahasa Arab yang boleh bermaksud ‘menyusun,
menetapkan, merancang, mengatur, melihat masa depan, penetapan takdir (oleh Allah)’
Perlu dicatat, struktur DNA baru bisa diidentifikasi pada tahun 1953 oleh Francis Crick.
Sampai akhir abad ke-19, tidak ada ahli genetika yang dapat menjelaskan DNA dan gen,
padahal Al-Qur'an telah meriwayatkan konsep perencanaan genetika jauh sebelum ilmu
pengetahuan modern membuktikannya.

C. Zoologi
1. Air sebagai fondasi kehidupan
Dalam Q.S. al-Anbiya` (21) ayat 30 Allah berfirman:
‫ۖ َو َج َعلْنَا ِم َن ٱلْ َما ِٓء ُك َّل َش ْى ٍء َح ٍى ۖ أَفَ ََل يُ ْؤِمنُو َن‬

Terjemah: “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?”
Juga dalam Q.S. al-Nur (24) ayat 45:
ِ ْ َ‫وٱ َّّللُ َخلَ َق ُك َّل َدآبٍَّة ِمن َّما ٍٓء ۖ فَ ِمْن ُهم َّمن َيَْ ِشى َعلَ َٰى بَطْنِ ِهۦ وِمْن ُهم َّمن َيَْ ِشى َعلَ َٰى ِر ْجل‬
ۚ ‫ي َوِمْن ُهم َّمن َيَْ ِشى َعلَ َٰٓى أ َْربَ ٍع‬ َ َ
‫ََيْلُ ُق ٱ َّّللُ َما يَ َشآءُ ۚ إِ َّن ٱ َّّللَ َعلَ َٰى ُك ِل َش ْى ٍء قَ ِدير‬

Terjemah: “Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari
hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki
sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Proses kehidupan dimediasi oleh air untuk memulai garis evolusi panjang yang
menghubungkan hewan, tumbuhan, dan juga manusia. Awal mula kehidupan yang
melibatkan air tercermin dalam semua proses kehidupan, seperti hewan, tumbuhan, dan
juga manusia. Organisme bersel tunggal adalah makhluk hidup paling sederhana yang
dikelilingi dan diisi air. Untuk bertahan hidup, tumbuhan harus mengambil air dari dalam
tanah. Sedangkan tubuh manusia mengandung air sekitar 54% dari beratnya mengandung
cairan. Tanpa air, makhluk hidup tidak akan bertahan hidup.
Molekul ikatan air bersama-sama dengan cara khusus yang dikenal sebagai ikatan
hidrogen. Jika tidak ada ikatan hidrogen antar molekul air maka pada tekanan 1 atm air
akan mendidih pada suhu 100 ° C. Kondisi ini dapat menyebabkan bencana bagi kehidupan
di bumi, seperti darah akan mendidih dalam tubuh, tanaman akan layu dan mati , dan dunia

9
akan berubah menjadi gurun kering. Manusia tidak lagi bisa membuat minumannya. Air
sangat penting bagi kehidupan manusia sebagaimana tercermin dalam ayat yang
menyarankan manusia untuk memperhatikan air yang mereka minum yang tercantum
dalam Al-Qur'an.
Setelah air diturunkan ke bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan, tentunya yang
terlebih dahulu Allah ciptakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan
hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-
hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut
ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.

2. Ayat al-Qur’an tentang hewan melata


Reptil (seperti ular dan kadal) dan amfibi (Katak) termasuk jenis-jebis hewan yang
disebutkan di dalam Al-Qur’an yang disebut sebagai Dabbah, dawab, man yamsyi ‘ala
batnih, sebutan yang lazim diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia “Hewan Melata”
atau “Hewan yang berjalan di atas perutnya” sebutan ini paling tidak dapat kita jumpai di
dalam sebanyak 6 kali.
ْ ‫ن د َۤابَّةْْ َوه َْو ع َٰل‬
‫ى جَم ِع ِه ْم اِذَا يَش َۤاءْ قَدِي ْر‬ َّْ َ‫ض َو َمْا ب‬
ْ ‫ث فِي ِه َمْا ِم‬ ْ ِ ‫ت َواْلَر‬
ِْ ‫س ٰم ٰو‬ ْ ‫َو ِمنْ ٰا ٰيتِ ْه َخل‬
َّ ‫ق ال‬
Artinya: Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-
makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan
semuanya apabila dikehendaki-Nya. (QS. Asy-syura‟ 29)

ْ ‫عهَاْ ك ْل فِيْ ِك ٰتبْ ُّم ِبي‬


‫ن‬ َ ‫ّللا ِرزقهَا َويَعلَ ْم مستَقَ َّر َها َومستَو َد‬
ِْٰ ‫علَى‬
َ ‫ض ا َِّْْل‬ ْ ِ‫َو َما ِمنْ د َۤابَّةْ ف‬
ْ ِ ‫ى اْلَر‬
Artinya: "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (QS. Hud :6)

Ayat-ayat ini berbicara di antaranya sebagai salah satu ciptaan tuhan, di antara hewan reptil
dan amfibi yang disebutkan di dalam al-qur’an adalah Ular dan katak. Ular cukup banyak
disebutkan di dalam al-qur’an, kebanyakan ayat-ayat tersebut berkaitan dengan kisah
mukjizat yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Musa as. Ular disebut dengan redaksi
tsu’ban, hayyan, dan jan. Dalam cerita Nabi Musa dikisahkan bahwa tongkat yang ia
lemparkan berubah menjadi seekor ular yang merayap (hayyatun, tas’a) (Tahaa/20:20).21

‫س ٰعى‬ َ ‫َفا َ ْل ٰقىهَا َف ِاذَا ه‬


ْ َ ‫ِي َحيَّة ت‬

Artinya: Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang
merayap dengan cepat.

Di tempat lain disebutkan tongkat itu bergerak laksana seekor ular yang gesit (Al-Qassas /28;31)

10
َ‫المِ نِ ْين‬ ْ ۗ ‫ِب ٰي ُم ْو ٰسى ا َ ْقبِ ْل َو َل ت َ َخ‬
ٰ ْ َ‫ف اِ َّنكَ مِ ن‬ ْ ۗ ‫صاكَ ۗفَلَ َّما َر ٰاهَا ت َ ْهت َز َكاَنَّهَا ج َۤان َّولّٰى ُم ْدبِ ًرا َّولَ ْم يُعَق‬
َ ‫ع‬ ِ ‫َوا َنْ ا َ ْل‬
َ ‫ق‬

Disebutkan juga bahwa tongkat itu berubah menjadi ular yang sebenarnya. Perbedaan
ungkapan itu bisa dipahami dengan menjadikan beberapa peristiwa itu sebagai proses. Ular
juga digambarkan sebagai makhluk yang akan muncul pada saat hari kebangkitan. Mereka
yang lalai dalam berzakat akan diikuti terus dan dipatuk oleh ular belang dengan dua taring
yang mengerikan.
Contoh lainnya ialah katak. Katak adalah hewan amfibi, atau yang bisa hidup di darat
dan di air. Menurut sebuah penelitian, ditemukan sekitar 4700 jenis atau spesies katak di
muka bumi ini. Yang membedakan katak satu dengan yang lainnya adalah tempat katak
hidup, warna kulit, bentuk tubuh, dan ada atau tidaknya racun pada selaput kulitnya.
Beberapa jenis racun dari katak bisa membunuh manusia bahkan hewan besar seperti gajah.
Katak di dalam al-Quran dikaitkan dengan siksa yang Allah turunkan kepada kaum Firaun
sebagai bukti nyata dan rinci atas kekuasaan Allah dan kebenaran Musa, tetapi mereka tetap
saja menyombongkan diri meski konteksnya demikian, namun itu tidak berarti katak selalu
menjadi musibah bagi manusia. Katak dan kodok menjadi empat sendiri pada hati manusia.

3. Tentang Anjing
Anjing dianggap mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi, menurut penelitian ilmiah
dan bukti-bukti lapangan. Tingkat kecerdasan anjing bergantung pada ras dan masing-
masing anjing secara individu. Anjing ras Border Collie terkenal dapat mematuhi dan
menjalankan berbagai macam perintah. Anjing ras lain mungkin tidak tertarik untuk
menuruti perintah manusia, tetapi lebih suka menunjukkan kepintaran dalam hal-hal lain
seperti menggembalakan hewan ternak. Anjing juga disebut dalam beberapa ayat Al-
Quran, anjing misalnya disebut dalam rangkaian kisah para pemuda penghuni gua
(Ashabul Kahfi) sebagai berikut:
َ‫ٱطلَعْت‬ ِ ‫ع ْي ِه بِ ْٱل َو‬
َّ ‫صي ِد ۚ لَ ِو‬ ٌ ‫ٱلش َما ِل ۖ َوك َْلبُ ُهم َٰبَ ِس‬
َ ‫ط ذ َِرا‬ ِ َ‫ين َوذَات‬ ِ ‫ظا َو ُه ْم ُرقُو ٌد ۚ َونُقَ ِلبُ ُه ْم ذَاتَ ْٱليَ ِم‬
ً ‫سبُ ُه ْم أَ ْيقَا‬
َ ْ‫َوتَح‬
ً ‫علَ ْي ِه ْم لَ َولَّيْتَ ِم ْن ُه ْم فِ َر‬
‫ارا َولَ ُم ِلئْتَ ِم ْن ُه ْم ُر ْعبًا‬ َ
Artinya: “Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-
balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua
lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan
berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh
ketakutan terhadap mereka.” (QS. Al-Kahfi 18)
Dalam hadis berikut Rasulullah ‫ ﷺ‬mengingatkan bahwa pemilik anjing akan dikurangi
pahalanya setiap hari, kecuali jika dimanfaatkannya untuk menjaga ternak, lahan, atau
11
untuk berburu: Barang siapa memlihara anjing, kecuali anjing penjaga hewan
pemeliharaan, anjing pemburu, dan anjing penjaga lahan pertanian, maka setiap hari
pahalanya akan dikurangi sebanyak satu qirat. (Shahih Muslim).
Ayat berikut ini berbicara tentang binatang buas yang telah diajari pemiliknya cara berburu
dengan kepandaian yang diperolehnya dari pengalaman dan ide manusia, serta ilham dari
Allah. Termasuk dalam golongan binatang buas terlatih yang halal hasil buruannya adalah
anjing pemburu, elang pemburu, dan cheetah.
Seperti pada firman Allah SWT:
َّ ‫علَّ َم ُك ُم‬
ۖ ُ‫ٱَّلل‬ َ ‫ح ُمك َِلبِينَ ت ُ َع ِل ُمونَ ُه َّن ِم َّما‬ِ ‫علَّ ْمتُم ِمنَ ْٱل َج َو ِار‬ َّ ‫يَسْـَٔلُونَكَ َماذَآ أ ُ ِح َّل لَ ُه ْم ۖ قُ ْل أ ُ ِح َّل لَ ُك ُم‬
َ ‫ٱلطيِ َٰبَتُ ۙ َو َما‬
‫ب‬
ِ ‫سا‬ َ ‫س ِري ُع ْٱل ِح‬ َ َّ ‫ٱَّلل ۚ إِ َّن‬
َ ‫ٱَّلل‬ ۟ ُ‫علَ ْي ِه ۖ َوٱتَّق‬
َ َّ ‫وا‬ ۟ ‫علَ ْي ُك ْم َوٱ ْذ ُك ُر‬
ِ َّ ‫وا ٱس َْم‬
َ ‫ٱَّلل‬ َ َ‫س ْكن‬َ ‫وا ِم َّما ٓ أَ ْم‬۟ ُ‫فَ ُكل‬

Artinya: Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?".


Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh
binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu
mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari
apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu
melepaskannya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-
Nya. (QS. Al-Maidah 4)

Dalam al-Quran dan Hadits jelas sekali aturan-aturan yang diturunkan Allah tentang
anjing. Pada dasarnya hal ini menjadi logis merupakan suatu kenyataan. Air liur anjing
tidak steril, ia mengandung bahan yang kotor dan dapat menimbulkan penyakit. Karena
itu wajar apabila mereka yang tersentuh untuk membasuhnya sebersih mungkin, akan
tetapi anjing sebagai ciptaan Allah Swt. tetap meski dihargai dan ditolong apabila
memerlukan pertolongan. Seperti pada hadis Nabi, merupakan salah satu jalan
memperoleh ampunan Allah, Rasulullah saw. bersabda : "Seorang wanita pezina diampuni
dosanya karena ia melewati seekor anjing yang berada di sekitar sumur menjulurkan
lidahnya hampir mati kehausan, lalu ia membuka sepatunya dan mengikatnya dengan
kerudungnya kemudian menimbakan air untuknya. Maka Allah mengampuni dosanya
karena perbuatannya itu". [Shahih Bukhari]

4. Tentang burung
Burung dalam bahasa Arab: Tha`ir, yang juga berarti benda yang melayang.

12
Kata ini memiliki arti sendiri dalam bahas arab. Masyarakat pra-Islam biasa menggunakan
arah terbang burung sebagai panduan melihat nasib seseorang. Itulah sebabnya banyak
ayat al-Quran yang secara langsung maupun tidak (misalnya menjadikan perilaku burung
sebagai metafora) menyebut burung dari sisi kalimatnya.
Penyebutan burung cukup banyak di dalam Al-Quran, setidaknya sebanyak 11 kali. Dalam
dua ayat berikut Allah swt. menampakkan kekuasaan-Nya yang berkaitan dengan burung.
Seperti pada firman Allah swt. sebagai berikut:
‫صيْر‬ َ ‫الرحْ م ُۗنُ اِنَّهٗ ِب ُك ِل‬
ِ ‫ش ْي ٍۢ ٍء َب‬ َّ ‫ت َّو َي ْق ِبض َْۘنَ َما ي ُْم ِس ُك ُه َّن ا ََِّّل‬ ٰۤ ‫الطي ِْر فَ ْوقَ ُه ْم‬
ٍ ّٰ‫صف‬ َّ ‫اَ َولَ ْم َي َر ْوا اِلَى‬
Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan
dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara)
selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (QS. Al-
Mulk 19)

5. Tentang lebah
Lebah digunakan namanya dalam Surat al-Nahl yang merupakan surat ke-16 dalam
Alquran dan berjumlah 128 ayat. Lebah termasuk salah satu binatang istimewa dalam al-
Quran. Hewan ini dikatakan sebagai hewan yang serba guna. Lebah siap memberikan
banyak kegunaan bagi manusia mulai dari awal hidupnya hingga titik darah penghabisan.
Keistimewaan utama dari lebah adalah ia dapat menghasilkan madu. Madu berkhasiat
untuk melancarkan proses pencernaan makanan di dalam tubuh manusia karena
kandungannya yang kaya. Mulai dari antibiotik alami, antioksidan, vitamin B1, B2, dan
masih banyak lagi. Bahkan Rasulullah menggunakan madu sebagai metode penyembuhan
penyakit selain habbatusauda dan bekam.
Di sarangnya, lebah memiliki beberapa tugas di antaranya pengaturan kelembapan dan
kesehatannya. Kelembaban sarang, yang membuat madu sangat awet, harus di jaga dengan
baik. Suhunya harus tetap pada 350˚ Celsius. Jika melebihi dan kurang di bawah suhu
tersebut, madu akan rusak dan kehilangan gizinya. Apabila hari panas, seekor lebah
mengerumuni sarangnya sambil mengipas-ngipaskan sayapnya untuk menurunkan suhu di
dalam sarang. Selain itu, lebah pun mengatur pertukaran udara yang berfungsi melindungi
sarang dari asap dan pencemaran udara.
Sengatan lebah juga banyak dipakai untuk terapi penyembuhan berbagai macam
penyakit. Venom (racun lebah) terbukti bermanfaat untuk melancarkan aliran darah jika
disengatkan pada bagian yang tepat pada tubuh manusia. Lebah sangat disiplin dalam
pembagian kerja. Ada lebah yang berfungsi sebagai lebah pekerja, lebah pejantan, dan
lebah ratu. Ia tak pernah ingkar dari pekerjaannya. Budaya lebah dapat menjadi cermin
bagi seorang muslim karena lebah tidak merusak dan tidak merugikan orang lain, bahkan

13
sangat menguntungkan. Budaya lebah diibaratkan oleh Nabi SAW sebagai tidak makan
kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali bermanfaat, dan tidak merusak sesuatu.
Ayat yang kaya akan petunjuk ilmiah perihal kehidupan lebah madu adalah surah an-
Nahl 68 berikut:
‫ِي مِ ن ا ْل ِجبا ِل بُيُ ْوتًا َّومِ ن الشَّج ِر ومِ َّما ي ْع ِرش ُْون‬
ْ ‫وا ْو ٰحى ربُّك اِلى النَّ ْح ِل ا ِن اتَّخِ ذ‬

Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit,


di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia" (QS. An-Nahl 68)
Ayat ini berbicara tentang lebah madu yang bermanfaat banyak bagi kehidupan
manusia. Rangkaian ayat-ayat ini berisi rentetan petunjuk tentang keajaiban ilmiah.
Terlihat bahwa mukjizat Al-Quran masih terus dikisahkan, dan ilmu pengetahuan dari
waktu ke waktu menyingkapnya. Banyak ayat-ayat lain semacam itu yang menunggu untuk
disingkap rahasianya untuk kemudian dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia.

6. Hewan ternak
Hewan ternak termasuk komoditas yang sudah lama akrab dengan kehidupan sehari-hari
umat manusia, tidak terkecuali umat Islam. Dalam tradisi masyarakat arab, term “Hewan
Ternak” menunjuk hanya empat hewan menyusui, yaitu: Unta, sapi, domba, dan kambing.
Keempat hewan ini disebut baik secara individu atau kelompok. Al-Quran dalam banyak
ayatnya menyebut hewan ternak dalam rangkaian gambaran tentang kehidupan duniawi,
yang itu merupakan dari kemanfaatan hewan ternak:
َ‫ِفء َّو َمنَافِ ُع َو ِم ْن َها تَأ ْ ُكلُ ْون‬ َ ‫َو ْاَّلَ ْن َع‬
ْ ‫ام َخلَقَ َها لَ ُك ْم فِ ْي َها د‬
Artinya: Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu)
yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. (QS.
An- Nahl 5)
Perumpamaan sebagai hewan ternak, juga dituliskan dalam firman Allah swt.:

‫ْص ُر ْونَ بِ َه ِۖا َولَ ُه ْم اذَان ََّّل يَ ْس َمعُ ْونَ بِ َه ُۗا‬


ِ ‫س لَ ُه ْم قُلُ ْوب ََّّل يَ ْفقَ ُه ْونَ بِ َه ِۖا َولَ ُه ْم ا َ ْعيُن ََّّل يُب‬ ِ ْ ‫َولَقَدْ ذَ َرأْنَا ِل َج َهنَّ َم َكثِي ًْرا ِمنَ ْال ِج ِن َو‬
ِۖ ِ ‫اَّل ْن‬
ٰۤ ٰۤ ُ
َ‫ض ُّل ُۗ اُولىِٕكَ هُ ُم ْالغ ِفلُ ْون‬ َ ْ ‫ولىِٕكَ ك‬
َ َ‫َاَّل ْنعَ ِام بَ ْل هُ ْم ا‬ ‫ا‬

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
14
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
(QS. Al-A’raf 179)

D. Botani
Tumbuh-tumbuhan yang hidup baik melalui biji, batang, akar, daun bahkan bunga, semua tidak
terlepas dari campur tangan Sang Maha Kuasa. Tumbuhan sering kali disebut sebagai anugerah
khusus bagi manusia. Bahkan Allah menggambarkan surga sebagai “tempat tinggal yang indah
di tengah Kebun Kelanggengan”. Al-Qur'an memandang tumbuhan sebagai ciptaan yang
bernilai tinggi. Tumbuhan dan bagiannya banyak disebutkan di dalamnya, baik dalam
gambaran fisiknya maupun sebagai tamsil― perumpamaan.
1. Tumbuhan sebagai Tamsil
Tamsil mempunyai tujuan yang amat penting seperti disebutkan dalam firman-Nya,
َ‫ض َر ْبنَا للنَّاس ف ْي ٰهذَا ْالقُ ْر ٰان م ْن ُكل َمثَل لَّعَلَّ ُه ْم يَتَذَ َّك ُر ْون‬
َ ‫َولَقَ ْد‬
“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al-Qur'an ini setiap macam
perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.” (az-Zumar/39: 27)
a. Orang yang beriman kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang baik oleh
Al-Qur'an diumpamakan seperti pohon.
ࣱ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
ِ‫س َم ٰۤاء‬ ُ ‫طيِبَ ٍة أَصۡ لُ َها ثَابِت َوفَ ۡر‬
َّ ‫ع َها فِی ٱل‬ َ ࣲ‫ش َج َرة‬ َ ‫ب ٱ َّّللُ َمثࣰَل َك ِل َمة‬
َ ‫طيِبَة َك‬ َ ‫ض َر‬
َ ‫ف‬ َ ‫أَلَ ۡم ت ََر َك ۡي‬
ِ َّ‫ض ِربُ ٱ َّّللُ ٱ ۡۡل َ ۡمثَا َل لِلن‬
َ‫اس لَ َعلَّ ُه ۡم يَتَذَ َّك ُرون‬ ۡ َ‫ت ُ ۡؤتِ ٰۤی أ ُ ُكلَ َها ُك َّل حِ ي ِن ِبإِ ۡذ ِن َر ِب َه ُۗا َوي‬
ِ ‫ق ٱ ۡۡل َ ۡر‬
‫ض َما لَ َها مِ ن قَ َر ࣲار‬ ِ ‫ش َج َرةٍ َخ ِبيث َ ٍة ٱ ۡجتُثَّ ۡت مِ ن فَ ۡو‬
َ ‫َو َمث َ ُل َك ِل َم ٍة َخ ِبيثَةࣲ َك‬
“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjelang) ke
langit, (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya.
Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat. Dan
perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-
akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun”. (Ibrāhīm/14: 24–
26)
Perumpamaan ini sangat tepat. Seperti diketahui, manusia mendapat banyak manfaat
dari tumbuhan, dari keteduhan hingga ketersediaan buah dan bunga. Hijaunya
pepohonan membangkitkan rasa nyaman di hati manusia. Semua kualitas ini seharusnya
ada pada diri mereka yang beriman kepada Allah. Mereka harus berinteraksi dengan
masyarakat dalam harmoni dan dalam rangka memberi manfaat, rasa aman, dan
kesejukan kepada yang lain.
15
b. Orang Mukmin seperti Pohon Kurma.
‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ࣱ
‫ض َو ن ِۖا‬ ۡ ‫ٱّلل َو ِر‬ ِ َّ َ‫ضࣰل ِمن‬ ۡ َ‫سجَّدا يَ ۡبتَغُونَ ف‬ ِ َّ‫علَى ۡٱل ُكف‬
ُ ‫ار ُر َح َم ٰۤا ُء بَ ۡينَ ُه ۡ ِۖم ت ََرى ُه ۡم ُر َّكعا‬ َ ‫ٱّلل َوٱلَّ ِذينَ َم َع ٰۤۥهُ أ َ ِشد َّٰۤا ُء‬
ِ ‫سو ُل َّ ه‬
ُ ‫ُّم َح َّمد َّر‬
ُ‫ع أَ ۡخ َر َج ش َۡطـَٔ ۥهُ َفـَٔازَ َر ۥه‬
ٍ ‫نجي ِل كَزَ ۡر‬ ِ ۡ ‫س ُجو هِد ذَ لِكَ َمثَلُ ُه ۡم فِی ٱلت َّ ۡو َرى ه ِة َو َمثَلُ ُه ۡم فِی‬
ِ ‫ٱۡل‬ ُّ ‫ِسي َماه ُۡم فِی ُو ُجو ِه ِهم ِم ۡن أَث َ ِر ٱل‬
‫ت مِ ۡن ُهم‬
ِ ‫صـ ِل َحـ‬ ۟ ُ‫عمِ ل‬
َّ ‫وا ٱل‬ ۟ ُ‫ٱّللُ ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
َ ‫وا َو‬ َّ َ‫عد‬
َ ‫ار َو‬ َ ُۗ َّ‫ظ بِ ِه ُم ۡٱل ُكف‬
َ ‫ع ِليَ ِغي‬ ُ ‫علَى‬
ُّ ُ‫سوقِ ِۦه يُعۡ ِجب‬
َ ‫ٱلز َّرا‬ َ َ‫فَٱسۡ ت َۡغل‬
َ ‫ظ فَٱسۡ ت ََوى‬
‫ا‬
‫عظِ ي ٍۢ َما‬ َ ‫َّم ۡغف َِرة َوأَجۡ ًرا‬
“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.
Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya.
Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
(yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam
Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin
kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati
orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan
kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka,
ampunan dan pahala yang besar”. (al-Fatĥ/48: 29)
Benar saja bahwa seluruh bagian pohon kurma memiliki manfaat, tidak terkecuali
durinya. Begitulah seharusnya keadaan seorang mukmin di tengah masyarakat. Ia
harus selalu memberi manfaat kepada masyarakat dalam pergaulannya, berakhlak
mulia, memiliki tata krama dan budi pekerti yang luhur, serta tidak menimbulkan
kekisruhan dan gangguan terhadap mereka. Di satu sisi ia bersikap lemah lembut,
namun di sisi yang lain ia punya ketegasan dalam menegakkan kebenaran, seperti
duri pohon kurma yang kuat menangkal gangguan yang datang.

2. Manfaat Tumbuhan
Selain itu, seperti dikemukakan sebelumnya, Al-Qur'an juga sering menyebut tumbuhan
secara fisik―bukan sebagai tamsil. Banyak ayat yang menyebutkan secara jelas manfaat
tumbuhan sebagai sumber makanan bagi manusia dan makhluk lain.
a. Tumbuhan sebagai Sumber Makanan.
‫َّوزَ ْيت ُ ْونًا‬ ‫ضب ًۙا‬
ْ َ‫َّو ِعنَبًا َّوق‬ ‫ض شَق ۙا فَا َ ٍۢ ْنبَتْنَا فِ ْي َها َحب ۙا‬
َ ‫اَّل ْر‬ َ ‫صب ۙا ث ُ َّم‬
َ ْ ‫شقَ ْقنَا‬ َ ‫صبَ ْبنَا ْال َم ٰۤا َء‬
َ ‫ط َعامِ ٖٓه ۙ اَنَّا‬ َ ‫سانُ اِلى‬ ِ ْ ‫ظ ِر‬
َ ‫اَّل ْن‬ ُ ‫فَ ْليَ ْن‬
‫َمت َاعًا لَّ ُك ْم َو َِّلَ ْنعَامِ ُك ُۗ ْم‬ ‫َوفَا ِك َهةً َّواَبا‬ ُ َ‫َّو َحدَ ٰۤائِق‬
‫غ ْلبًا‬ ‫ࣰل‬ۙ ً ‫َّونَ ْخ‬
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Kamilah yang telah
mencurahkan air melimpah (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-
baiknya, lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian, dan anggur dan sayur-sayuran, dan
zaitun dan pohon kurma, dan kebun-kebun (yang) rindang, dan buah-buahan serta
16
rerumputan. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.”
(‘Abasa/80: 24-32)
Ayat-ayat ini memberitahukan bahwa Allah menciptakan tumbuhan sebagai sumber
makanan bagi manusia dan hewan. Melalui tumbuhan tubuh manusia dan hewan
mendapat semua elemen yang diperlukan bagi eksistensi biologisnya.

b. Allah menciptakan beragam rasa pada hasil tumbuhan.


َّ ‫ع ُم ْختَلفًا ا ُ ُكلُه َو‬
ُّ ‫الز ْيت ُ ْونَ َو‬
‫الر َّمانَ ُمتَشَاب ًها‬ َّ ‫غي َْر َم ْع ُر ْو ٰشت َّوالنَّ ْخ َل َو‬
َ ‫الز ْر‬ َ ‫شا َ َجنّٰت َّم ْع ُر ْو ٰشت َّو‬ ْ ‫َوه َُو الَّذ‬
َ ‫ي اَ ْن‬
َ‫صاده َو َل تُسْرفُ ْوا ۗانَّه َل يُحبُّ ْال ُمسْرفيْن‬ َ ‫غي َْر ُمتَشَاب ۗه ُكلُ ْوا م ْن ثَ َمره اذَا اَثْ َم َر َو ٰات ُ ْوا َحقَّه يَ ْو َم َح‬ َ ‫َّو‬
“Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak
merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima
yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya
apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebihan”. (al-An‘ām/6: 141)
Ayat ini berbicara tentang sayuran dan buah segar beserta rasanya, dalam konteks zakat
pertanian dan ketidaksukaan Allah terhadap apa saja yang sifatnya berlebihan. Manusia
diberitahu bahwa semua itu Allah ciptakan sebagai makanan bagi manusia. Allah
menginginkan agar manusia memperoleh semua itu dengan bercocok tanam. Setelah
memanen hasilnya mereka didorong untuk memberi sebagiannya kepada orang lain
dalam bentuk zakat, dan berterima kasih kepada Allah atas berkah yang diberikan oleh-
Nya.

3. Proses dan Kehidupan Tumbuhan


a. Perkawinan Tumbuhan
َ‫س َم ۤاء َم ۤا ًء فَا َ ْسقَ ْي ٰن ُك ُم ْوهُ َو َما اَ ْنت ُ ْم لَه بخَازنيْن‬
َّ ‫س ْلنَا الر ٰي َح لَ َواق َح فَا َ ْنزَ ْلنَا منَ ال‬
َ ‫َواَ ْر‬
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari
langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang
menyimpannya.”. (Al-Hijr : 22)
Yang pertama adalah tumbuh-tumbuhan yang punya organ jantan dan betina. Dan
yang kedua adalah tumbuh-tumbuhan yang organ jantannya terpisah dari organ betina
seperti pohon kurma, sehingga perkawinannya melalui perpindahan. Di antara sarana
pemindahannya adalah angin.
b. Zat Hijau Daun & Fotosintesis
17
Al-Qur'an menyebut “pabrik hijau” atau kloroplas itu dengan nama al-Khaďir,
Di dalam kloroplas ini tumbuhan memanfaatkan energi matahari untuk mengubah
bahan asupan menjadi energi kimia, yang pada akhirnya menghasilkan bermacam
bagian lainnya dari tumbuhan itu. Keterangan rinci akan hal ini dapat kita temukan
dalam (al-An‘ām/6: 99) dari kata “substansi hijau” pada ayat terjemahan ayat
tersebut diartikan bahwa substansi inilah “pabrik” yang memproduksi biji, buah, dan
organ-organ dari semua jenis tumbuhan di bumi. Terkait kloroplas, adalah sangat
menggugah bahwa Al-Qur'an membuka pintu kebenaran dan mengarahkan manusia
ke jalan ilmu pengetahuan dalam rangka membuka rahasia alam, dengan penggalan
ayat berikut. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak.
“Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-
orang yang beriman”. (al-An‘ām/6: 99) Penggalan ini memberikan penekanan
khusus terhadap saat ketika pembentukan buah (dengan daun yang berwarna hijau)
dimulai, dalam kaitannya dengan kematangan buah (ketika tidak ada lagi buah baru
terbentuk karena sebagian daunnya mulai berwarna kuning dan sel-sel di dalamnya
mati). Ilustrasi ini tampak jelas pada tanaman padi-padian.
Proses fotosintesis dapat pula dipahami dari ayat berikut. Demi malam apabila
telah larut, dan demi subuh apabila fajar telah menyingsing. (at-Takwīr/81: 17-18)
Pada ayat di atas kata berbahasa Arab iżā tanaffas dikaitkan dengan waktu subuh,
yakni saat fajar menyingsing. Kata ini dalam terjemah berbahasa Inggris diartikan
dengan when it breathes in, ketika mengambil napas. Ini adalah bentuk metafora atas
proses dalam tumbuhan yang disamakan dengan kondisi ketika seseorang bernapas
atau mengisap oksigen dalam-dalam. Kedua terjemahan tersebut adalah sama-sama
tepat, tentunya kalau disesuaikan dengan konteks masing-masing. Dalam kaitan
produksi oksigen oleh tumbuhan maka terjemahan dalam Bahasa Inggris lebih tepat.
Itu karena terjemah ini tampak memberi penekanan bahwa saat subuh, saat matahari
mulai menyingsing, adalah saat produksi oksigen dimulai, dan bahwa level produksi
oksigen pada saat itu mencapai tingkat yang paling tinggi.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu sisi dari berbagai sisi kemukjizatan al-Qur’an adalah adanya petunjuk-
petunjuk ilmiah berupa informasi-informasi dan pernyataan-pernyataan terkait alam semesta
dan kehidupan sosial. Dalam bidang biologi terkait manusia (human biology), al-Qur’an
memberikan informasi seputar proses penciptaan manusia, kejadian manusia, pembentukan
manusia dalam kandungan, embrio, zigot, fase kehidupan, sidik jari, dan tentang DNA
manusia. Lalu, al-Qur’an juga menerangkan tentang air sebagai fondasi kehidupan dan asal
muasal serta peran air dalam keberlangsungan kehidupan di bumi. Kemudian, kaitannya
dengan zoologi, al-Qur’an banyak menerangkan tentang hewan-hewan, penciptaannya,
perilakunya, serta hikmahnya dalam kehidupan manusia. Terkait tumbuhan, di beberapa
ayat, al-Qur’an menggunakannya sebagai pemisalan. Al-Qur’an juga menerangkan tentang
manfaat tumbuhan, tumbuhan sebagai sumber makanan, beragam rasa pada hasil tumbuhan,
proses dan kehidupan tumbuhan, perkawinan tumbuhan, zat hijau daun & fotosintesis.
Hal-hal tersebut yang telah disampaikan dan dinyatakan dalam al-Qur’an lebih dari 14
abad yang lalu kemudian terbukti dan terungkap kebenarannya oleh ilmu pengetahuan
modern melalui penelitian ilmiah dengan metode saintifik. Terungkapnya fakta-fakta
tersebut membuktikan kemukjizatan al-Qur’an dari segi ilmiah.

19
Daftar Pustaka

ABDUSHSHAMAD, Muhammad Kamil. Mukjizat Ilmiah dalam al-Qur'an. 2002.


r2kn.litbang.kemkes.go.id
Astuti, Rini Nafsiati. "AIR SUMBER KEHIDUPAN (Tinjauan Kimia Air dalam Al-
Qur’an)." ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam 9.2 (2008): 223-238.
Eka Kurniawati, Eka K., and Nurhasanah B. Nurhasanah Bahtiar. "Manusia Menurut Konsep
Al-Quran dan Sains." JNSI: Journal of Natural Science and Integration 1.1 (2018): 78-
94.
Jasmi, K. A., Ahmad A., & Jamarluddin, I. A. (2013). Al-Quran dan Biologi dalam Penciptaan
Manusia dari Perspektif al-Quran. Skudai, Johor Bahru: Universiti Teknologi Malaysia
Press, pp. 49– 73. ISBN: 978-983-52-0915-4
MUFID, Fathul. Integrasi Ilmu-Ilmu Islam. Equilibrium, 2013, 1.1: 55-71.
Niswah, Shofiyatun, 2020. “Sidik Jari Dalam Al-Qur’an (Studi Makna Banan Dalam Q.S Al-
Qiyamah [75]: 4 Perspektif Zaghlul Al-Najjar)” Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
PUTRA, Masyhuri. Mengungkap kemukjizatan ilmiah dalam al-Qur’an. Jurnal An-Nur, 2016,
4.2.

20

Anda mungkin juga menyukai