Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA DAERAH

[STUDI KASUS PADA SISWA-SISWI

KELAS XI IPS 1 SMA CITRA NUSA 2023]

Disusun oleh:

Muhammad Lutvi Al Rajib NIS 212210144

Siti Rahmalia NIS 212210199

Naila Kumaira NIS 202110148

YAYASAN SURYA PURNAMA JAYA

SMA CITRA NUSA

Jl. KSR Dadi Kusmayadi No.17 Cibinong Kabupaten Bogor

Telp. 021 – 87916911

1
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Karya tulis ilmiah/Karya inovasi ini diajukan untuk memenuhi


tugas akhir semester Genap

Judul Karya Tulis : Analisis Pengunaan Bahasa Daerah [Studi Kasus Siswa-Siswi
XI IPS 1 SMA Citra Nusa 2023]

Anggota Kelompok : 1. Muhammad Lutvi Al Rajib


3. Siti Rahmalia
4. Naila Kumaira
Kelas : XI IPS 1

Guru Pembimbing
1. Nama Lengkap : Rully Rizky Febrianawati, S.Pd
2. Guru Mapel : Geografi
SMA Citra Nusa.

Cibinong, Mei 2023

Menyetujui,

Wakabid Akademik, Guru Pembimbing,

Rina Hastuti, S.Si Rully Rizky Febrianawati, S.Pd


NIK: 2910.88

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Indra Ariefandi, S.E


NIK: 2910.59

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur atas kehadirat allah SWT karena atas


rahmat dan hidhayahnya kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah “ Analisis
Pengunaan Bahasa Daerah [Studi Kasus Siswa-Siswi XI IPS 1 SMA Citra Nusa 2023] ”
ini dengan baik.tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada
pembimbing, wali kelas, kepala sekolah, ketua biro dan lembaga tertentu dimana
penulis mengadakan penelitian atau memperoleh informasi, pimpinan
perpustakaan yang telah memberikan fasilitas untuk melakukan studi kepustakaan,
kedua orang tua, kerabat dan teman yang dipandang berjasa dalam penulisan
karya tulis.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar ke
depannya kami akan membuat yang lebih baik lagi.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Cibinong, Mei 2023

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING..............................................................2


KATA PENGANTAR......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................7
1.3 TUJUAN PENULISAN.................................................................................7
1.4 MANFAAT PENULISAN.............................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA...........................................................................................9
2.1 Pengertian Bahasa Daerah...........................................................................9
2.2 Pembagian Bahasa Daerah di Indonesia.....................................................9
2.3 Fungsi Bahasa Daerah................................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................11
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................11
3.2 Populasi dan Sample Penelitian..................................................................11
3.3 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................15
4.1 Hasil Penelitian............................................................................................15
4.2 Pembahasan Rumusan Masalah.................................................................15
BAB V KESIMPULAN..................................................................................................20
5.1 Kesimpulan...................................................................................................20
5.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
LAMPIRAN...................................................................................................................22

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bahasa merupakan salah satu unsur budaya dan simbol bagi seluruh
manusia dalam berkomunikasi terhadap semua kebutuhan. Dengan bahasa
manusia dapat menyampaikan atau mendapatkan berbagai pesan, baik untuk
dirinya itu sendiri ataupun untuk orang lain. Bahasa tidak hanya tertuju pada lisan
ataupun tulisan. Bahasa dapat berupa simbol bunyi yang dihasilkan dari ucapan
manusia karena manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan sarana
berinteraksi dengan manusia lainnya di masyarakat [Ida Desi Astriani, 2021:1].
Bahasa juga sebagai salah satu dari unsur kebudayaan tetapi juga sebagai
alat komunikasi yang digunakan oleh seluruh orang baik di lingkungan
masyarakat maupun sekolah untuk saling dapat melakukan interaksi sosial antar
manusia. Bahasa mempunyai beberapa fungsi sosial yaitu komunikasi sosial,
kerjasama sosial, dan kontrol sosial. Bahasa sendiri muncul untuk digunakan
secara efektif guna kesusuaian komunikasi, dimana kata-kata, sikap dan tingkah
laku mendukung satu sama dengan yang lainnya, adanya kesesuaian antara
pembicara dan pendengar dengan isi dan konteks dari pesan [Iskandar Ely,
2021:5].
Bahasa daerah adalah bahasa yang dipakai sebagai bahasa penghubung di
wilayah negara Indonesia dan merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia.
Kemudian tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa daerah merupakan
keanekaragaman budaya yang mempunyai keunikan tersendiri, Bahasa daerah
juga merupakan kekayaan yang harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini
akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang kayaakan kebudayaannya.
Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas dan ciri khas
masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta mungkin
lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang
berasal dari daerah yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah
keakraban diantara mereka.

5
Maka dari itu fungsi bahasa daerah itu sendiri adalah sebagai lambang
kebanggaan daerah, Lembaga identitas daerah, dan sebagai alat perhubungan di
dalam keluarga dan masyarakat daerah. Bahasa daerah juga seharusnya dimiliki
oleh masing-masing daerah karena bahasa daerah dapat dipergunakan dalam
berbagai upacara adat, dan dalam percakapan sehari-hari. Dengan demikian
bahasa daerah merupakan unsur pembentuk budaya daerah dan sekaligus budaya
nasional.
Bahasa daerah sangat berpengaruh di lingkungan setiap orang. Masih
banyak daerah di Indonesia yang terus menjaga bahasa mereka agar tidak hilang
dengan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahasa utama.
Akan tetapi di daerah seperti perkotaan, biasanya hanya akan menggunakan
bahasa Indonesia dalam kegiatan formal atau saat berkomunikasi dengan orang
lain. Selain bahasa formal Indonesia, bahasa asing juga berpengaruh dalam bahasa
yang digunakan masyarakat, terutama di kalangan remaja.
Hal ini karena maraknya budaya asing yang masuk ke Indonesia dan
biasanya para remajalah yang sering kali tertarik dengan budaya-budaya asing
tersebut. Bahasa asing bukanlah sesuatu yang merugikan, melainkan sebaliknya.
Kemampuan seseorang menggunakan bahasa asing akan sangat menguntungkan
karena dengan kemampuan berbahasa asing dapat membantu seseorang dalam
berkomunikasi dengan jangkauan orang yang lebih luas. Namun, dalam hal ini
bahasa asing tersebut dapat menggantikan posisi bahasa daerah yang ada atau
bahkan mempengaruhi kemurnian bahasa Indonesia sebagai bahasa utama bangsa
Indonesia.
Saat ini sebagai dampak dari pengaruh perubahan zaman dan perkembangan
zaman yang terjadi membuat keberadaan bahasa daerah mulai terlupakan dan
terancam pudar. Secara garis besar pergeseran bahasa daerah di Indonesia bisa
dianalisa melalui kebiasaan berbahasa sehari-hari. Penggunaan bahasa Indonesia
dan bahasa asing yang terbiasa dilakukan oleh masyarakat dapat menimbulkan
pergeseran bahasa daerah yang seharusnya menjadi budaya dan alat komunikasi
pada masing-masing daerah di Indonesia. Seperti di daerah perkotaan banyak
remaja yang mencampurkan penggunaan bahasa asing dalam berkomunikasi
terutama saat berkomunikasi dalam lingkup sosialnya. Maka dari itu keberadaan

6
bahasa daerah ini harus menjadi perhatian khusus agar tetap terjaga dan tidak
menghilang walaupun zaman terus berkembang juga adanya pengaruh globalisasi
yang mengikis kebudayaan di negeri Indonesia [Ida Desi Astriani, 2021:2].
1.2 RUMUSAN MASALAH.
1. Apakah penggunaan bahasa daerah masih dilakukan oleh siswa-siswi
SMA Citra Nusa?
2. Bagaimana pendapat siswa-siswi SMA Citra Nusa terhadap penggunaan
bahasa daerah?
3. Bagaimana pendapat siswa-siswi tentang pengaruh pembelajaran bahasa
daerah.?

1.3 TUJUAN PENULISAN.


Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai
penggunaan Bahasa daerah pada siswa-siswi SMA Citra Nusa pada saat ini .

1.4 MANFAAT PENULISAN.


a. Bagi siswa
Hasil penelitian ini harapkan memberi informasi kepada siswa agar
mengetahui penggunaan bahasa daerah di lingkungan mereka, bagaimana
kondisi penggunaan bahasa daerah dan mengingatkan kepada mereka akan
keberadaan bahasa daerah supaya generasi penerus dapat terus melanjutkan
penggunaan bahasa daerah sebagai kebudayaan lokal di negeri ini.

b. Bagi sekolah
Manfaat bagi sekolah diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan
kepada sekolah sebagai Lembaga Pendidikan untuk terus melanjutkan
kelestarian penggunaan bahasa daerah di lingkungan sekolah, dengan begitu
bahasa daerah akan terus terjaga sebagai budaya nasional.

c. Bagi peneliti
Manfaat karya tulis ini ialah agar pembaca serta peneliti tahu seberapa banyak
siswa-siswi SMA Citra Nusa yang masih menggunakan bahasa daerah dan

7
bagaimana pengaruh bahasa daerah bagi siswa-siswi pada lingkungan sekolah
saat ini.

Memberi pengetahuan untuk peneliti dan pembaca mengenai bahasa daerah.


Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pandangan kepada siswa
atau referensi untuk menjadi arahan penelitian selanjutnya mengenai
penggunaan bahasa daerah.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bahasa Daerah


Bahasa daerah daerah adalah bahasa yang dipakai atau dituturkan dalam
suatu wilayah dalam sebuah negara berdaulat. Wilayah tersebut meliputi daerah
kecil, negara bagian, provinsi, atau teritori yang lebih luas. Berdasarkan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti bahasa daerah adalah bahasa yang lazim
dipakai di suatu daerah. Misalnya bahasa suku bangsa, seperti Batak, Jawa,
Sunda, dan lain sebagainya. [Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)]
Selain itu, ada pengertian bahasa menurut Piagam Eropa untuk Bahasa-
Bahasa Regional. Menurut Undang-Undang Dasar Pasal 36 Bab XV Bahasa
Daerah mempunyai tugas sebagai (1) lambang kebanggaan daerah, (2) lambang
identitas daerah, (3) sarana perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat
daerah, dan (4) sarana pengembangan serta pendukung kebudayaan daerah. [Pasal
36 UUD 1945].
Menurut Haenen dan Masinambow (2002) Bahasa daerah adalah bahasa
yang menjadi salah satu kriteria pengidentifikasian suatu suku bangsa atau
kelompok etnis. Bahasa daerah disebut bahasa suku bangsa. Menurut prastika
(2011) adalah bahasa yang dimiliki dan digunakan di daerah tertentu atau oleh
masyarakat tertentu pula. Bagi pemiliknya, bahasa daerah dikaitkan sebagai
bahasa ibu, yaitu bahasa yang diajarkan dituturkan dan dikuasai pertama kali sejak
lahir. Sebagai bahasa ibu.

2.2 Pembagian Bahasa Daerah di Indonesia


Indonesia memiliki banyak budaya dan berbagai bahasa, jumlah bahasa di
indonesia sebanyak 719 bahasa daerah dan 707 bahasa diantaranya masih aktif
dituturkan tapi unesco baru mencatatkan 143 bahasa daerah di Indonesia [1].
Bahasa bisa di sampaikan dengan beragam bentuk baik dalam bentuk lisan yang
disampaikan melalui media radio, lagu, rekaman maupun percakapan dan tertulis
seperti dalam bentuk buku, surat [2], bahasa indonesia digunakan sebagai bahasa

9
nasional dan sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran untuk penyampaian
informasi [3]. Selain bahasa indonesia yang dijadikan sebagai bahasa dalam
berkomunikasi satu sama lain, indonesia juga memiliki bahasa daerah disetiap
daerah, bahasa daerah digunakan setiap hari pada setiap daerah dan sering
digunakan saat kegiatan kedaerahaan, perbedaan bahasa yang dimiliki
menunjukan identitas mereka [Repositori Institut Universitas Kristen Satya
Wacana, 2022:1].

2.3 Fungsi Bahasa Daerah


Bahasa daerah berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan daerah, (2)
lambang identitas daerah, (3) alat perhubungan di dalam keluarga, (4) sarana
pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia, serta (5) pendukung sastra
daerah dan sastra Indonesia.
Dalam rumusan seminar politik bahasa tahun 1999, disepakati pula
beberapa fungsi bahasa daerah dalam hubungannya dengan fungsi bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Fungsi-fungsi bahasa
daerah, yakni (1) pendukung bahasa Indonesia, (2) bahasa pengantar pada tingkat
permulaan sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar pengajaran
bahasa Indonesia dan/atau pelajaran lain, dan (3) sumber kebahasaan untuk
memperkaya bahasa Indonesia. Ketiga fungsi bahasa daerah tersebut dilengkapi
lagi dengan penjelasan bahwa dalam keadaan tertentu, bahasa daerah dapat juga
berfungsi sebagai pelengkap bahasa Indonesia di dalam penyelenggaraan
pemerintahan pada tingkat daerah [Asrif 2010:13].

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei 2023.
Sementara, lokasi penelitiannya dilakukan di SMA Citra Nusa.

3.2 Populasi dan Sample Penelitian


Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
makhluk hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang
mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian
dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan
diduga. Unit analisis adalah unit/satuan yang akan diteliti atau dianalisis sebagai
objek penelitian. Penelitian ini menggunakan populasi dikelas XI IPS 1 SMA
Citra Nusa sebanyak 29 anak. Sampel penelitian ini diperoleh dengan perhitugan
rumus solvin Rumus Slovin dapat dilihat berdasarkan notasi sebagai berikut:

Keterangan :
n : Jumlah sampel minimal
N : populasi
e : Error Margin

Dari sisi Rumus Slovin, dengan jumlah populasi penelitian diperolah data
dibawah ini

n =29 / [1 + (30 x 0,052)]


n = 29 / [1 + (30 x 0,0025)]
n = 29 / (1 + 0,075)
n = 29 / 1,075
n = 10 siswa

11
Berdasarkan hasil perhitungan Rumus Solvin diatas, maka penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 10 siswa.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Dalam mendukung pencarian data pada penelitian ini, peneliti melakukan

teknik pengumpulan data, diantaranya:

a. Observasi

Observasi selalu identik dengan terjun langsung ke lapangan dalam

masyarakat yang dilakukan oleh peneliti.

b. Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara terhadap

narasumber yang kompeten di bidangnya. Wawancara yang dilakukan

meliputi pertanyaan yang tidak terstruktur dan dilakukan secara santai

hal ini dilakukan agar narasumber dapat bercerita dengan bebas untuk

mewujudkan keobjektifisan dalam penelitian ini. Peneliti mencatat hal-

hal pentingh dan subtantif atas pertanyaan peneliti dan pernyataan

narasumber guna menemukan titik terang dari poses wawancara

tersebut.

Waawancara yang peneliti lakukan yakni dengan mewawancarai siswa-

siswi kelas XI IPS 1.

c. Dokumentasi

Penelitian ini di perkuat dengan perolehan data dari hasil

pengamatan observasi dan wawancara, dengan demikian peneliti

melakukan pendokumentasian. Pendokumentasian ini sangat penting

12
untuk dijadikan kevalidan dari penelitian ini. Dokumentasi dapat berupa

audio dan video, foto gambar ketika dilaukakanya wawancara dan

berbagai catatan penting yang menggaris bawahi subtansi dari penelitian

ini. Dari catatan penting tersebut peneliti menggunakan media perekam

dari handphone.

d. Bahan Audio dan Visual

Penelitian ini dibantu oleh media handphone yang di dalamnya sudah

dilengkapi dengan mesin perekam suara untuk merekam selama

pembicaraan dengan narasumber. Kemudian di lengkapi dengan adanya

visual yaitu foto-foto dari proses wawancara yang dilakukan peneliti.

13
No Pertanyaan

1. Apakah kamu masih menggunakan bahasa daerah?

2. Berasal dari daerah manakah kamu?

3. Alasan kamu masih/tidak menggunakan bahasa daerah?

4. Apakah menurutmu bahasa daerah itu penting?

5. Bagaimana pendapatmu tentang bahasa daerah yang sudah jarang

digunakan?

6. Apakah orangtua kamu mengajarkan bahasa daerah?

7. Apakah kalian di rumah menggunakan bahasa daerah?

8. Menurut kalian apakah pelajaran bahasa daerah itu penting?

9. Apakah kamu mau menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan

sehari-hari?

10. Lebih penting bahasa daerah atau bahasa asing untuk dipelajari?

11. Apakah penting menurut kamu untuk melestarikan bahasa daerah?

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Penelitian

14
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian.


Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, maka terdapat
perbedaan terhadap pandangan menggunakan bahasa daerah. Bahasa daerah sudah
jarang digunakan di daerah perkotaan menjadikan kekhawatiran dalam kelestarian
bahasa daerah, yang dimana walaupun ada pelajaran bahasa daerah di Sekolah
tetapi penerapannya cukup sulit. Karena di wilayah perkotaan ini banyak orang
dari berbagai daerah yang tidak semua menggunakan bahasa daerah yang sama,
maka dari itu mereka meggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk
berkomunikasi sehingga membuat penggunaan bahasa daerah dihindari bahkan
tidak sama sekali digunakan di lingkungan sekolah. Tidak hanya sulit untuk
dipakai dalam keseharian bahasa daerah juga perlu lawan bicara yang sama-sama
mengerti untuk dipakai, maka dari itu banyak orang mengambil jalan tengan
untuk menggunkan bahasa Indonesia sebagai bahasa universal.

4.2 Pembahasan Rumusan Masalah.


A. Penggunaan bahasa daerah masih dilakukan oleh siswa-siswi XI IPS 1
SMA Citra Nusa.
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan Bahasa daerah pada siswa-siswi
sudah jarang digunakan dilingkungan sekolah karena sulitnya mencari lawan
bicara untuk menggunkan Bahasa daerah, kemudian dikarenakan mereka
berasal dari daerah yang berbeda-beda membuat mereka tidak biasa
menggunkan Bahasa daerah kepada orang lain yang dipastikan tidak semua
orang atau kebanyakan orang mengerti atas Bahasa daerah yang mereka
gunakan. Akan tetapi disamping itu beberapa dari mereka ada yang masih
menggunakan Bahasa daerah di lingkungan rumah masing-masing karena
banyaknya lawan bicara yang mendukung untuk berbahasa daerah seperti
orang tua ataupun keluarga yang ada di lingkungan rumah mereka.

15
Tidak hanya itu peneliti juga menemukan siswa-siswi yang tidak
menggunakan Bahasa daerah sama sekali dikarenakan mereka sejak kecil
tidak memiliki Bahasa daerah yang diajarkan oleh orang tuanya, biasanya
mereka ini yang sejak kecil hidup di wilayah perkotaan yang jauh dari
kebudayaan daerah yang biasanya identitas Bahasa ini diturunkan oleh orang-
orang atau keluarga terdahulunya. Hal ini berdasarkan hasil wawancara
menurut beberapa siswa- siswi XI IPS 1.
”Saya masih menggunakan Bahasa daerah dikarenakan itu sebagai
identitas saya dari suku atau daerah mana saya berasal, maka dari
itu saya masih menggunakan Bahasa daerah meskipun hanya di
lingkungan rumah saya saja” (Wawancara, 22 Mei 2023, jam
10:20).

“Saya masih menggunakan Bahasa daerah di lingkungan rumah


saya, saya juga ingin menggunakan Bahasa daerah di sekolah
karena lebih menyenangkan dan terasa lebih akrab kepada orang
yang saya ajak bicara akan tetapi saya tidak menemukan lawan
bicara yang dapat memahami pembicaraan saya tidak hanya itu
mungkin bahasa daerah saya akan sulit dimengerti oleh beberapa
teman saya” (Wawancara, 22 Mei 2023, jam 10:30).

“Saya tidak menggunakan bahasa daerah karena saya sejak kecil


tidak diajarkan Bahasa daerah oleh orang tua saya dan juga
orang tua saya sudah lama hidup di perkotaan yang membuat
mereka tidak terpaut oleh salah satu Bahasa daerah jadi maka
dari itu saya tidak memiliki Bahasa daerah yang dapat saya
gunakan.” (Wawancara, 22 Mei 2023, jam 10:20).

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan Bahasa daerah sudah
jarang digunakan di lingkungan sekolah karena terbatasnya lawan bicara dan
juga banyaknya orang yang datang dari berbagai daerah, berbagai suku, dan
berbagai budaya. Akan tetapi beberapa dari mereka masih dan mau

16
menggunakan Bahasa daerah di lingkungan rumahnya karenaya adanya lawan
bicara yang mengerti meggunakan Bahasa daerah serta terbiasanya suatu
keluarga menggunakan Bahasa daerah yang sudah turun menurun di
keluargaya masing-masing.

B. Pendapat siswa-siswi SMA Citra Nusa terhadap penggunaan bahasa


daerah.

Peneliti mengetahui bahwa siswa-siswi banyak yang tertarik terhadap


Bahasa daerah karena banyak keunikannya dan menyenangkan bagi mereka
yang terbiasa dan fasih dalam berbahasa daerah mereka. Akan tetapi peneliti
juga menemukan siswa-siswi yang acuh akan penggunakan Bahasa daerah
yang dilakukan di lingkungan sekolah karena menurut mereka Bahasa daerah
ini tidak penting dan sulit digunakan dalam lingkungan yang berisi orang-
orang dari berbagai daerah dan membuat mereka lebih memilihin
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai cara mereka untuk berkomunikasi
jelas karena mudah dimengeri dan sudah jadi kebiasaan mereka menggunakan
Bahasa tersebut dalam keseharian yang membuat mereka tidak merasa
kesulitan untuk berkomunikasi dangan orang banyak. Seperti hasil yang kita
dapatkan di wawancara beberapa siswa-siswi XI IPS 1.
“Menurut saya Bahasa daerah tidak terlalu penting pada saat ini
karena sekarang orang-orang lebih memilih menggunakan Bahasa
gaul ataupun Bahasa Indonesia yang biasa mereka pakai dalam
sehari-hari.” (Wawancara, 22 Mei 2023, jam 10:20).

“Saya tidak terlalu memperhatikan Bahasa daerah karena Bahasa


daerah yang saya pakai berbeda dengan Bahasa daerah di wilayah ini
yang membuat saya sulit untuk mengerti dan munggunakan Bahasa
daerah, maka dari itu saya tidak terlalu memikirkan Bahasa daerah
dan saya hanya perlu menggunakan Bahasa Indonesia sebagai cara
saya berkomunikasi” (Wawancara, 22 Mei 2023, jam 10:25).

17
“Saya merasa biasa terhadap penggunaan Bahasa daerah meskipun
Bahasa daerah sudah jarang digunakan karena wilayah kita jauh dari
pedalaman atau perdesaan yang masih lekat dengan kebudayaan serta
Bahasa daerah yang biasa digunakan, kita hidup di wilayah perkotaan
yang dimana kita dapat banyak bertemu orang-orang dari berbagai daerah
sehingga kita perlu Bahasa yang dimengerti oleh banyak orang yaitu
dengan Bahasa Indonesia. Maka dari itu saya tidak terlalu terpaku oleh
Bahasa daerah pada suatu wilayah kita menyesuaikan dengan wilayah
yang kita tinggali.” (Wawancara, 23 Mei 2023, jam 10:40).

Kesimpulannya pedapat siswa-siswi terhadap penggunaan Bahasa daerah


adalah mereka tidak terlalu memperdulikannya karena mereka tinggal di
wilayah yang banyak pendatang dari luar wilayah yang membuat mereka sulit
menggunakan Bahasa daerah karena tidak semua dapat mengerti untuk
memahami suatu Bahasa, dan mereka lebih memilih untuk menggunakan
Bahasa Indonesia tentu semua orang dapat mengerti dengan mudah.

C. Pendapat siswa-siswi tentang pengaruh pembelajaran bahasa daerah.


Menurut peneliti Bahasa daerah tidak banyak berpengaruh dalam
pembelajaran siswa-siswi, banyak dari mereka merasa pelajaran Bahasa
daerah tidak terlalu penting karena pembelajaran tersebut cangkupannya
sangat kecil dibandingkan Bahasa asing seperti Bahasa Inggris yang dimana
pembelajaran Bahasa Inggris lebih di butuhkan untuk masa yang akan datang
dan cangkupannya luas untuk Pendidikan hingga dunia kerja. Dan banyak dari
mereka juga sulit mempelajari Bahasa daerah wilayah yang mereka tinggali
seperti pembelajaran Bahasa Sunda yang dimana mereka bukan orang asal
jawa barat ataupun dari luar pulau jawa maka akan sulit bagi mereka untuk
mengikuti pembelajaran Bahasa daerah walaupun mereka sadar pembelajaran
Bahasa daerah ini sebagai bentuk pelestarian budaya daerah tetapi banyak dari
mereka kesulitan untuk mengikuti pembelajarannya. Seperti jawaban yang
peneliti dapatkan dari wawancara siswa-siswi XI IPS 1.

18
“Saya lebih memilih belajar Bahasa asing dibandikan Bahasa
daerah kerena Bahasa asing seperti Inggris sangat berguna untuk
saya kedepannya baik di dunia kerja maupun dipendidikan
selanjutnya dan saya tidak terpengaruh dengan pembelajaran
Bahasa daerah terlebih Bahasa sunda karena saya bukan asli dari
daerah Jawa Barat” (wawancara, 23 Mei 2023, jam 10:40).

“Saya meresa kurang dan sulit mengerti pelajaran Bahasa daerah


karena saya juga tidak terlalu minat terhadap pelajaran tersebut
saya lebih memilih belajar Bahasa Inggris dikarenakan Bahasa
daerah ini hanya akan berguna untuk di daerah tertentu misalkan
Bahasa sunda di Jawa Barat, tidak seperti Bahasa Inggris yaitu
Bahasa internasional yang akan berguna di banyak negara diluar
sana maka dengan begitu cangkupan Bahasa Inggris lebih luas
dibandingkan Bahasa daerah.” (wawancara, 23 Mei 2023, jam
10:50).

Kesimpulannya pembelajaran Bahasa daerah menurut siswa-siswi tidak


terlalu penting mereka merasa pelajaran tersebut hanya untuk melestarikan
budaya dari suatu daerah tetapi tidak akan terlalu bermanfaat diluar sana dan
di masa yang akan datang. Mereka lebih memilih pelajaran Bahasa Iggris yang
cungkupannya lebih luas, kemudian pembelajaran Bahasa daerah juga cukup
sulit untuk banyak orang terlebih lagi untuk orang yang bukan dari wilayah
tersebut mereka lebih terbiasa dengan Bahasa daerah mereka di asalnya atau
kampung halamannya. Dengan begitu pembelajaran Bahasa daerah sulit dan
membebani banyak dari siswa-siswi.

19
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Pada hasil dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan Bahasa daerah ini sudah jarang
digunakan oleh siswa-siswi XI IPS 1 karena disekolah SMA Citra Nusa ini tertletak
di daerah perkotaan yang menjadikan sekolah ini terdapat banyak orang dari berbagai
daerah, hal inilah yang menjadi kesulitan para siswa-siswi terhadap penggunaan
Bahasa daerah yang dilakukan di lingkungan sekolah, tidak hanya itu mereka juga
lebih memilih menggunakan Bahasa asing atau Bahasa Inggris yang lebih memiliki
cangkupan yang lebih luas dalam dunia kerja maupun dunia pendidikan. Meskipun
begitu siswa-siswi tersebut masih menggunakan Bahasa daerah di lingkungan
keluarga dan rumah mereka, dan mereka juga ingin terus melestarikan Bahasa daerah
karena itu sebagai identitas mereka ataupun asal daerah mereka.

5.2 Saran
Saran yang dapat peneliti berikan untuk penggunaan bahasa daerah adalah
untuk terus melestarikan Bahasa daerah dan menjadikan Bahasa daerah sebagai
kebudayaan dan identitas kita agar tidak menghilang. Tidak hanya itu sebaiknya
sekolah lebih memperhatikan pelajaran Bahasa daerah karena banyak siswa-siswi
yang tidak terbiasa dengan Bahasa di suatu wilayah kerena banyak dari mereka
sebagai pendatang dan memiliki Bahasa daerah juga dari asal mereka dengan begitu
akan menjadi kesulitan bagi mereka untuk mempelajari dan menggunakan Bahasa
daerah tersebut.

20
DAFTAR PUSTAKA
Arum Yuni Astuti, 2017. Penggunaan Bahasa Daerah Pada Remaja . [Online]
Tersedia: http://lib.unnes.ac.id/31958/1/3401413008.pdf
Asrif, 2010. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Daerah. [Online]
Tersedia:
https://media.neliti.com/media/publications/287858pembinaan-dan-
pengembangan-bahasa-daerah-09d183d1.pdf
Ida Desi Astriani, 2021. analisis penggunaan bahasa daerah Bengkulu. [Online]
Tersedia: http://repository.iainbengkulu.ac.id/7498/1/SKRIPSI
%20IDA%20DESI%20ASTRIANI.pdf
Kisyani Laksono, 2009. Bahasa Daerah di Indnesia. [Online]
Tersedia:
https://www.academia.edu/36455274/BAHASA_DAERAH_DI_INDONE
SIA
Mita Rosalita, 2015. Jurnal Ilmu Budaya. [Online]
Tersedia: https://media.neliti.com/media/publications/100164-ID-
wawancara-sebuah-interaksi-komunikasi-da.pdf

LAMPIRAN

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai