Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Segala Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.dengan pertolongan-Nya.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Muhammad SAW.

Makalah ini disususn agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang “Tari Topeng
Kebudayaan Khas Bekasi”, yang kami sajikan dalam pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini disusun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang pada diri kami maupun
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah YME akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Tari Topeng Kebudayaan Khas Bekasi” yang sangat dekat sekali
dalam kehidupan masyarakat sekitar. Untuk itu kami berharap dengan adanya makalah ini dapat
menambah pengetahan tentang salah satu kebudayaan di indonesia yang hampir sebagian orang
melupakannya.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadikan masyarakat yang lebih baik lagi.

Surakarta, 20 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................


A. Latar Belakang ................................................................................

BAB II 5W + 1H .......................................................................
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan .............................................................................................

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................


A. Pengenalan Daerah Bekasi ..............................................................
B. Kebudayaan Bekasi ........................................................................
+ Kesenian Daerah Bekasi ...........................................................

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Budaya Bekasi diibaratkan hidup segan mati tak mau. Yang harus dilakukan saat ini
adalah menumbuhkan keyakinan untuk mampu bangkit. Harus mempunyai keberanian. Dengan
kata lain, tantangannya adalah harus memulai membangun jaringan komunikasi, baik dengan
industri dan masyarakat. Untuk menjaga keutuhan budaya Bekasi, jika menggunakan melalui
hak paten, dirasakan biayanya terlalu tinggi. Kalau bisa dengan peraturan daerah saja sudah
cukup kuat untuk melindungi. Karena pemerintah daerah lain tidak bisa mengklaim lagi.
Kebudayaan Bekasi berkembang berdasar sikap masyakatnya yang terbuka, sehinga
banyak pengaruh daerah lain masuk. Namun pengaruh Cirebonan cukup dominan. Persolaan lain
yang perlu diantisipasi adalah adanya “ancaman” daerah lain ( Jakarta ) yang boleh jadi akan
megklaim beberapa kesenian tradisi Bekasi sebagai bagian dari tradisinya. Ini sudah terjadi pada
kesenian Topeng yang aslinya dari Tambun, tapi kini orang mengenalnya sebagai Topeng
Betawi. Langkah selanjutnya, bisa lebih dipertajam. Misalnya menggunakan hak paten untuk
melindungi cagar budaya Bekasi. Langkah ini diharapkan dapat mengikis kata-kata kuota dari
Provinsi Jawa Barat bahwa Kota dan Kabupaten Bekasi hanya mendapat satu kuota cagar
budaya. Pemberian kuota ini sangat mengecewakan karena, membuka pintu bagi daerah lain,
seperti DKI Jakarta untuk mengklaim cagar budaya Bekasi. Dewan Kesenian bercita-cita bahwa
kebudayaan harus menjadi oasenya, bukan jadi obyeknya.
BAB II

B. RUMUSAN MASALAH

Dari untaian kata diatas, kami ingin menjelaskan kepada masyarakat mengenai batasan dan
rumusan masalah dalam beberapa point penting:

1. Bagaimana asal-usul daerah Bekasi ?


2. Seperti apakah kebudayaan suku Bekasi ?
3. Dalam perayaan apakah Tari Topeng Bekasi digunakan?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari makalah ini adalah karena menjaga, memelihara dan melestarikan
kebudayaan merupakan kewajiban setiap individu, maka dalam realisasinya, kami mencoba
menyusun makalah yang berjudul KebudayaanBekasi yang didalamnya mengulas tentang
berbagai kebudayaan berdasarkan unsur-unsur kebudayaan yang telah dipelajari.

Penyusunan makalah yang berjudul Kebudayaan Bekasi ini bertujuan agar pembaca
mengetahui bahwa Kabupaten dan Kota Bekasi merupakan daerah yang kaya akan budaya serta
menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari
setiap orang.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengenalan Daerah Bekasi


Bekasi adalah wilayah yang berbatasan langsung dengan daerah Jakarta sang primadona
Indonesia, yang dalam istilah adalah daerah urban. Banyak sekali masyarakat Bekasi
yang bekerja di Jakarta dan juga sebaliknya. Jakarta, sebagai ibukota dengan berbagai gaya
hidup dan gelembung budaya yang selalu berkembang, tentu saja menyentuh sisi-sisi Bekasi
sebagai daerah urban. Makanya, Bekasi merupakan salah satu kota yang paling cepat mengalami
perubahan dalam hal sosial, seperti lifestyle dan ilmu pengetahuan.
Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2, dengan batas wilayah Kota
Bekasi adalah:
• Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi
• Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok
• Sebelah Barat : Provinsi DKI Jakarta
• Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi
Letak geografis : 106o48’28’’-107o27’29’’ Bujur Timur dan 6o10’6’’-6o30’6’’ Lintang
Selatan.
Salah satu prestasi yang telah dicapai Kota Bekasi di tahun 2009 adalah Piagam Adipura.
Prestasi tersebut, merupakan catatan terbaik duet kepemimpinan Walikota Bekasi H Mochtar
Mohamad dan Wakil Walikota Bekasi H Rahmat Effendi, karena berhasil membalikkan predikat
sebagai Kota Metropolitan Terkotor yang disandang sejak tahun-tahun sebelumnya.
Keberhasilan meraih Piagam Adipura merupakan titik awal dalam persaingan meraih Piala
Adipura pada tahun 2010 mendatang. Keberhasilan yang sekaligus menjauhkan dari rasa
keberpuasan diri, membuat duet pemimpin Kota Bekasi ini terus memacu kinerjanya, salah
satunya dalam menggapai Piala Adipura yang diidam-idamkan, tidak hanya oleh keduanya, tapi
sekaligus oleh jajaran Pemkot Bekasi dan masyarakat Kota Bekasi.
Kota Bekasi yang disebut sebagai daerah penyeimbang ibukota Jakarta, saat ini telah
banyak melakukan pembenahan. Pertumbuhan masyarakat yang berkembang pesat menjadi
ukuran yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam tingkat kota/kabupaten, dimana perkembangan
Kota Bekasi saat ini telah mengikuti irama perkembangan DKI Jakarta.

B. Kebudayaan Bekasi
Kebudayaan Bekasi akan punah kalau tidak dijaga. Minimal dengan mempublikasikannya
dengan tulisan. Salah satu contoh ialah, pemerintah daerah Solo dan Banjarmasin yang sudah
melakukannya. Tetapi, kita belum menemukan sebuah buku di Bekasi yang menggarap profil
kebudayaan secara utuh. Mengharapkan ada penulis yang serius menggarap profil kebudayaan
Bekasi. Nanti kemungkinan bisa dicetak oleh pemerintah daerah dan dapat dibagikan ke
masyarakat secara gratis. DPRD respek dengan permasalahan kebudayaan Bekasi. Meminta dari
pertemuan-pertemuan Komunitas Pangkalan Bambu, dibuatkan notulensi sehingga ada jejaknya.
Selama ada keseriusan, ada pengkajian, dan mengajak anggota DPRD lainnya untuk juga
membicarakan masalah kebudayaan Bekasi yang terancam punah. Dan juga adanya kesediaaan
diri untuk membantu dengan memberikan komputer laptop untuk operasional. Minimal
kegunaanya untuk membuat notulensi tiap kali ada pertemuan Komunitas Pangkalan Bambu.

1. Kesenian Daerah Bekasi


Sulit menetapkan kesenian Kola Bekasi. Pasalnya, warga Kota Bekasi saat percampuran
antara budaya Betawi, Jakarta dan budaya Sunda, Jawa Barat. Pasalnya, kebanyakan warga Kota
Bekasi berasal dari Jakarta. Sedangkan, daerah itu sendiri masuk Jawa Barat yang masuk
teritorial tanah Sunda.
Tapi, nyatanya kesenian Kota Bekasi lebih dekat dengan kesenian khas Jakarta. Pasalnya,
Budaya Betawi warga Kota Bekasi masih sangat dekat dengan budaya Betawi.
Sejak Kerajaan Pasundan, 2 Jawara Adu Kemahiran Silat, Kota Bekasi
rajin menginventarisir kesenian asli daerahnya. Setelah kesenian Topeng, kini satu lagi kesenian
khas Kota Patriot itu akan dipopulerkan. Yakni kesenian Ujungan.
Kesenian Ujungan yaitu kesenian dengan memukul betis dan tulang kering, dengan
memanfaatkan lull aren, seorang pemain Ujungan langsung meloncat-loncat dengan bergaya
lucu. Ditambah lagi dengan laga kocak pemain Ujangan ini membuat penonton terpingka-
pingkal. Agar tidak terkena penonton, maka disiapkan sendiri arenanya. Sejak tumbuh di
jamannya, permainan Ujungan ini sangat digemari warga Kota Bekasi. Karena, mereka sangat
terhibur apabila ada pagelaran kesenian ini digelar
Meski ditenggelamkan jaman, namun permainan tradisional Kota Bekasi ini mendapatkan
perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi untuk dijadikan kesenian khas Kota Bekasi. Bahkan,
kesenian ini juga pernah dipertontonkan saat digelarnya pertunjukan kesenian antar daerah di
Jawa Barat beberapa waktu lalu, (bersambung) sama dengan DKI Jakarta.
Ratusan tahun lalu, menurut para tokoh Bekasi yang kini masih hidup, permainan
Ujungan dijadikan sebagai buhan canda. Salah satu tokoh seni Kota Bekasi, H.M Husin Ka-mali
mengatakan Ujungan telah bermetamorfosa. Awalnya, Ujungan adalah permainan olahraga
ketangkasan. Namun, dalam perjalanannya temyata difungsikan sebagai alat penghibur bagi
masyarakat.
Kesenian selanjutnya yaitu berupa tari topeng Bekasi yang mana DKI
Jakarta telah mengklaim tari Topeng Bekasi menjadi Tari Topeng Betawi.

+ Tari Topeng Bekasi


Berbicara mengenai tari topeng, mungkin ingatan Anda langsung mengarah ke Cirebon.
Tetapi, tahukah Anda bahwa Bekasi juga memiliki kesenian yang dinamakan serupa? Ditengah
kemajuan dunia industri, tari topeng Bekasi tetap terpelihara dengan baik dan dapat dinikmati
hingga sekarang.
Tari topeng Bekasi atau yang biasa disebut dengan istilah Topeng Bekasi merupakan
kesenian rakyat yang tetap digemari masyarakat hingga saat ini. Berbeda dengan tari topeng
yang berasal dari Cirebon, Topeng Bekasi tergolong dalam jenis teater rakyat. Jadi, ketika
menyaksikan Topeng Betawi, Anda tidak hanya disuguhi tarian semata. Kesenian tersebut juga
menampilkan unsur lain seperti seni musik, seni vokal, seni peran, dan seni sastra. Pertunjukan
khas Bekasi itu juga diselingi acara lawakan yang bersumber dari kehidupan masyarakat kecil.

Pertunjukan Topeng Bekasi selalu dilaksanakan sesuai tata cara yang telah ada. Untuk
mengawalinya, dilaksanakan acara pemukulan gong. Prosesi ini tidak dilakukan secara
sembarangan. Jika pagelaran dilaksanakan hari Senin, gong ditabuh sebanyak empat kali. Bila
dihelat pada hari Selasa, maka gong dipukul sebanyak tiga kali. Jumlah pukulan selalu
ditentukan berdasarkan jumlah neptu hari.

Acara kedua dalam pertunjukan Topeng Bekasi adalah tatalu. Tahap ini ditandai dengan
alunan bunyi alat musik rebab. Bila Topeng Bekasi dilaksanakan dalam acara keluarga, maka
terdapat prosesi yang dinamakan ijab kabul. Tetapi jika digelar dalam acara hiburan, acara ketiga
biasanya diisi dengan sambutan-sambutan.
Penampilan para penari topeng dapat disaksikan setelah memasuki prosesi keempat yakni
penyajian tari-tarian. Acara ini menyuguhkan tari topeng tunggal. Dalam tarian tersebut
penonton dapat melihat tiga karakter berbeda yang dilambangkan dengan tiga bentuk topeng
yaitu topeng subadra, kedok satria, dan kedok rahwana. Selain itu, ada pula pementasan tari lipet
gandes, tari kang aji, dan tari oncom lele.

Usai menyaksikan tarian, penonton diajak bersuka cita dengan penampilan para
komedian dalam acara penyajian lawakan. Sedangkan prosesi keenam dalam pertunjukan
Topeng Bekasi lazim disebut ngajantuk atau penyajian lakon cerita. Acara terakhir ini
menampilkan lakon dengan cerita yang bersumber dari kehidupan keluarga sehari-hari seperti
ngaruju, ngalinter, bodo pinter, ngabongkak, dan lain-lain.

Topeng Bekasi biasa dipentaskan untuk memeriahkan acara perkawinan, sunatan, menya
mbut tamu, kampanye, pentas seni , dan sebagainya. Bila ingin menyaksikan teater khas betawi I
ni Anda dapat datang ke Kabupaten Bekasi. Dari Jakarta ikuti Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingg
a sampai Cikarang Barat. Selanjutnya belok kiri ke Jalan Akses Tol. Setelah sampai pertigaan bel
ok kanan ke Jalan Imam Bonjol dan lurus saja sampai Jalan Haji Omar Said Cokroaminoto. Lalu
belok kiri pada pertigaan kedua masuk ke Jalan Kyai Asnawi yang mengarah langsung ke Kabup
aten Bekasi.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berangkat dari kenyataan bahwa ada dua budaya dominan yang berkembang di wilayah
Bekasi ini, yakni Betawi dan Sunda.
Menggugah kalangan konstituen untuk bagaimana merumuskan permasalahan cagar
budaya Bekasi yang “hilang” karena diklaim oleh daerah lain, seperti DKI Jakarta mengklaim
tari Topeng Bekasi menjadi Tari Topeng Betawi. Konstituen diharapkan memikirkan masalah ini
secara serius sehingga dikemudian hari tidak terjadi terjadi lagi. Misalnya, apakah bisa
menerbitkan peraturan daerah tentang perlindungan kebudayaan Bekasi sehingga tidak diklaim
oleh daerah lain. Kalau memungkinkan, apakah bisa dibuat hak paten. Mematenkan budaya
Bekasi.
Kebudayaan Bekasi berkembang berdasar sikap masyakatnya yang terbuka, sehinga
banyak pengaruh daerah lain masuk. Namun pengaruh Cirebonan cukup dominan. Persolaan lain
yang perlu diantisipasi adalah adanya “ancaman” daerah lain ( Jakarta ) yang boleh jadi akan
megklaim beberapa kesenian tradisi Bekasi sebagai bagian dari tradisinya. Ini sudah terjadi pada
kesenian Topeng yang aslinya dari Tambun, tapi kini orang mengenalnya sebagai Topeng
Betawi. Dia menyebut ada jenis empat tradisi yang mesti segera “dilindungi” agar tak direbut.
Antara lain Wayang klitik, Wayang udung. Langkah awal yang harus dilakukan adalah
melakukan pementasan kesenian, antara lain Ujungan. Ini untuk melibatkan para pelaku kesenian
itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1981. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia.


Muhammad, Abdulkadir. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung : Citra Aditya
Bakti.
http://amarfasyni.blogspot.com/2013/01/ilmu-budaya-dasar-makalah-kebudayaan.html
http://jakarta.panduanwisata.id/beyond-jakarta/bekasi/topeng-bekasi-pertunjukan-tradison
al-dari-kota-industri/
MAKALAH TARI TOPENG BEKASI

( STUDI MASYARAKAT INDONESIA )

Oleh: Jihanisa Nurulaziza

(K7718043)

Pendidikan Akuntansi

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Tahun 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai