Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Apresiasi Seni Dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu
Winarto,S. Sn.,S.Pd.,M.Sn.
Disusun Oleh :
NPM : 19540048
Kelas : PGSD 02
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
saya panjatkan puja dan puji atas kehadirat-Nya. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan Makalah tentang “Apresiasi
Kebudayaan Debus di Kabupaten Serang”.
Makalah ini telah saya susun dengan sebaik mungkin sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas Makalah ini.
Saya tentu menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, saya
sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk Makalah ini agar
menjadi lebih baik lagi.
Demikian, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
bisa dijadikan sebagai referensi oleh para pembaca.
Fadzilah Nurlaili
i
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ......................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia yang
bisa melahirkan nilai berharga baik bagi dirinya maupun masyarakat. Oleh
karenanya kebu-dayaan harus selalu dibina, dikembangkan, dilestarikan, dan
disebarluaskan kepada masyarakat. Kebudayaan juga memiliki sifat yang selalu
berkembang sehingga melahir-kan kesenian-kesenian baru. Salah satu ciri jati diri
bangsa yang masih ada adalah kesenian daerah yang harus terus dilestarikan
keberadaannya.
1
medan perang (Kartodirjo, 1984). Bekal yang diberikan bisa berupa doa-doa
dan kemampuan kebal terhadap senjata tajam.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah agar kita bisa mengetahui Sejarah
Kebudayaan Debus di Kabupaten Serang
2
BAB II
KEPUSTAKAAN
3
Banten para pemain debus sendiri banyak
yang tidak mengetahui artinya.
Sehingga pemberian arti debus
banyak dilakukan secara
serampangan atau dalam istilah
popular dikenal Kirata, Berdasarkan
dari penuturan dari para responden
dan beberapa tulisan yang beredar,
debus sering dimaknai “tembus”,
“ora tembus”, dan “dada tembus”,
bahkan ada yang mengatakan bahwa
debus itu
3. Jurnal yang Pencak silat merupakan salah satu Di buat oleh Siti
berjudul budaya seni bela diri di Banten, Mukhoridah(Mah
Perguruan Perguruan Silambawiqri merupakan asiswi
Silambawiqri salah satu dari sekian ribu perguruan Universitas
Kabupaten silat yang ada di Indonesia. yang Sultan Ageng
Serang Dalam merupakan organisasi otonom Tirtayasa Serang
Melestarikan Nahdlatul Ulama (NU) dan berada 2018) Di akses
Budaya Debus di bawah naungan Ikatan Pencak pada tanggal 20
Di Banten Silat Seluruh Indonesia (IPSI). Mei 2021
4
Silambawiqri dalam meningkatkan
prestasi kepada
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
silat, dipadukan dengan kehebatan ilmu kebatinan atau ilmu gaib
(kekebalan). Di dalam Debus ada konsep permainan dan konsep
kekebalan. Dengan demikian Debus memiliki dualisme makna yaitu
sebagai bentuk permainan dan seni. Sistem yang terdapat dalam Debus
memperlihatkan kelekatan dengan bentuk-bentuk permain-an, apalagi
dalam permainan Debus tidak tampak adanya suatu makna keindahan
yang selalu dikandung dalam suatu karya seni. Debus selalu
menampilkan suatu permainan yang menyeramkan tetapi mengagumkan,
sesuatu yang sebenarnya ironis (Wawancara dengan Beni Kusnan-dar,
27 Maret 2011).
7
Namun demikian usaha untuk pengembangan sekaligus pengenalan ke
dunia luar terus dilakukan oleh berbagai pihak, sehingga seni ini
sekarang sudah dapat berkem-bang dan dilestarikan.
8
Keahlian Debus pun pada awalnya diturunkan secara turun-
temurun dari generasi ke generasi sehingga mereka tidak mengetahui
siapa yang pertama mengajarkan ilmu tersebut atau penciptanya. Seni
permainan ini dari hari ke hari terus berkembang. Selanjutnya penurunan
keahlian yang tadinya hanya berjalan secara pewarisan dari orang tua, saat
ini keahlian tersebut dapat diterima dengan cara menjadi murid atau
pemain Debus. Status sosial pimpinan Debus sekarang lebih dikenal
dengan seseorang yang bergerak di bidang kesenian tradisional Debus
Banten atau tokoh masyarakat. Hal ini tentu berbeda dengan
kepemimpinan Debus sebelumnya yang dipegang oleh tokoh agama
atau kiai. Saat ini kiai tidak lagi menjadi pemimpin Debus, tetapi berada di
luar Debus. Kiai berkedudukan sebagai tokoh agama yang dihormati dan
disegani oleh anggota-anggota Debus, karena kiai memberikan
legitimasi bagi Debus sebagai suatu seni bernafaskan Islam dan tidak
bertentangan dengan Islam. Perubahan kepemimpinan ini memberikan
dampak tersendiri bagi masyarakat dalam memandang peranan dan
kedudukan Debus. Masyarakat memandang Debus tidak lagi sebagai
suatu permainan ritual dan syiar Islam yang dilakukan oleh kiai dan
murid muridnya, tetapi sebagai pertunjukan yang bersifat hiburan yang
berkaitan dengan Islam dan dilakukan oleh anggota Debus.
9
yang berkunjung ke Banten. Saat ini hotel berbintang yang ada di sepanjang
pantai Selat Sunda diwajibkan mementaskan kesenian ini, minimal sebulan
sekali.
10
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Mohamad Hudaeri, 2010. Buku yang berjudul “Debus Dalam Tradisi Masyarakat
Banten”, Percetakan Fudd Press, Serang. Mengutip tentang “ Pengertia
Debus”
Jurist Mahmum Hafizh, 20. Menganalisi tentang Kesenian Debus yang ada di
Kabupaten Serang. Wawancara dilakukan 30 Mei 2021.
12
LAMPIRAN
13
Gambar PPT
Cover PPT
Pendahuluan
14
Rumusan Masalah dan Tujuan
Kepustakaan 1
15
Kepustakaan 2
Pembahasan 1
16
Pembahasan 2
Pembahasan 3
17
Kesimpulan
Saran
18
Daftar Pustaka
19
Gambar 2.1 Kesenian Debus
20
Gambar 3 Bukti Konsultasi 1
2 Juni 2021
21