Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 94

STUDI PEMIKIRAN PENDIDIKAN KH. AHMAD DAHLAN

Amirah Mawardi1
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam| Unismuh Makassar

ABSTRAK
Jenis Penelitian yaitu penelitian kualitatif menggunakan pendekatan
sosiologis dan historis. Selain itu juga pendekatan fenomenologis, karena itu data
yang dikumpulkan lebih banyak merupakan data-data kualitatif, yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian,
misalnya perilaku persepsi, motivasi dan lain-lain. Berdasarkan sasaran penelitian
untuk mendapatkan data kualitatif,maka digunakan beberapa metode pengumpulan
data kualitatif antara lain: Observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian
ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen/alat penelitian
berupa pedoman obsevasi,pedoman wawancara dan catatan dokumentasi.
Muhammadiyah telah berkiprah khususnya dibidang pendidikan sejak lahirnya tahun
1912 untuk kemajuan bangsa indonesia antara lain: membangun sistem pendidikan
islam moderen, memperbarui paham islam, memperbarui alam pikiran ke arah
kemajuan atau kemoderenan, gerakan al-maa’un (penyantu-nan) dan penolong
kesengsaraan umum, membentengi umat islam dalam berbagai ancaman luar,
memodernisasi kehidupan masyarakat dan mempelopori kemajuan perempuan islam
ke ruang public.

Kata Kunci: Studi Pemikiran, Pendidikan

ABSTRACT
Type of study is a qualitative study using sociological and historical approach. In
addition, the phenomenological approach, because the more data collected is
qualitative data, the research aims to understand the phenomenon of what is
experienced research subjects, such as the behavior of perception, motivation and
others. Based on the research objectives to obtain qualitative data, then used some
qualitative data collection methods include: observation, interviews and
documentation. In this study the authors collected data using an instrument / tool of
research in the form of guidelines for observation, interview and record
documentation. Muhammadiyah has been acting especially in the field of education
since its inception in 1912 to the nation's progress Indonesia, among others: building
a modern Islamic education system, update the understanding of Islam, renew the
mind in the direction of progress or modernity, the movement of al-maa'un
(penyantunan) and helper woes Generally, fortify Muslims in various external threats,
modernize public life and pioneered the advancement of women Islam into public
space.

Keywords: Thinking Studies, Education

PENDAHULUAN sejarah memasuki abad ke dua


Muhammadiyah (1912-2014) telah
Pernyataan pemikiran KH. banyak melakukan usaha-usaha
Ahmad Dahlan tersebut, merupakan pencerahan dalam rangka
spirit agar generasi muda Islam tetap mewujudkan tujuan Muhammadiyah,
yakin dengan gerakannya untuk yakni menegakkan dan menjunjung
mempertahankan Islam di bumi tinggi agama Islam berdasarkan Al-
Indonesia. Al-hasil, dalam rentang
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 95

Qur’an dan sunnah, sehingga untuk melakukan eksploitasi terhadap


terwujudnya masyarakat Islam yang sumber-sumber ekonomi di seluruh
sebenarbenarnya.(AD. Indonesia.
Muhammadiyah Bab.I Kedua, bidang keagamaan,
Psl. 2) dibidang ini Muhammadiyah telah
“Tidak mungkin Islam lenyap melakukan perubahan sebagi berikut:
dari seluruh dunia, tetapi tidak 1) penentuan arah kiblat yang tepat
mustahil Islam hapus dari bumi dalam shalat, sebagai koreksi dari
indonesia, siapakah yang kebiasaan sebelumnya yang
bertanggung jawab?”(KH. menghadap tempat kearah barat. 2)
Ahmad Dahlan dalam Yunus Penggunaan perhitungan astronomi
Salam,1968:51) Pernyataan dalam menentukan permulaan dan
pemikiran KH. Ahmad Dahlan akhir bulan puasa (hisab), sebagai
tersebut, telah menjadi spirit dalam kebalikan dari pengamatan perjalanan
tonggak sejarah memasuki abad ke bulan oleh petugas agama. 3)
dua Muhammadiyah dan efektif Menyelenggarakan shalat bersama di
mencerahkan, sehingga Islam di bumi lapangan terbuka pada hari raya
Indonesia tidak terhapus sampai saat Islam, idul fitri, dan idul adha,
ini. Spirit pemikiran KH. Ahmad sebagai ganti dari shalat serupa dalam
Dahlan yang sarat makna tersebut, jumlah jamaah yang lebih kecil yang
berlatar pada renungan atas fakta di selenggarakan di mesjid. 4)
sejarah umat Islm Indonesia pra Pengumpulan dan pembagian zakat
Muhammadiayah, dimana kondisi fitrah dan qurban pada dua hari raya
umat Islam indonesia sebagaimana (idul fitri dan idul adha) oleh panitia
kutipan berikut ini: Indonesia, diakhir khusus (amil) untuk didistribusikan
abad ke 19, adalah sebuah negeri kepada mereka yang berhak
yang muram. Setelah runtuhnya menerimanya.
kekuasaankekuasaan monarkis di ` Ketiga, bidang sosial, dalam bidang
nusantara, negeri ini terkoyak oleh sosial dan kemasyarakatan, usaha
kolonialisme, sebuah pengalaman yang dirintis oleh Muhammadiyah
kolektif sebagai bangsa yang ialah mendirikan rumah sakit,
menimbulkan trauma dan cedera poliklinik, rumah yatim piatu, yang
historis. Pengalaman pahit sebagai dikelola melalui lembagalembaga dan
bangsa di bawah penindasan bukan secara individual sebagaimana
kolonialisme itu dialami sebagian dilakukan orang pada umumnya.
rakyat yang tenggelam dalam Demikian pula Muhammadiyah juga
kemiskinan (Profil Muhammadiyah, telah mewujudkan bidang bimbingan
2000:2) dan penyuluhan agama dalam
Dalam struktur pemikiran KH. masalahmasalah yang diperlukan dan
Ahmad Dahlan, terdapat lima pokok mungkin bersifat pribadi, seperti
pemikiran yakni: mempelopori mendirikan Badan
Pertama, bidang ekonomi, Penyuluhan
disebutkan bahwa kebijakan ekonomi Perkawinan (BPP) di kota-kota besar.
liberal yang diberlakukan secara Badan atau lembaga pendidikan
formal sejak tahun 1870 telah sosial didalam Muhammadiyah juga
memberi kesempatan tidak hanya ikut menangani masalah-masalah
kepada pemerintah koonial, keagamaan yang akan kaitannya
melainkan juga kepada pihak asing dengan bidang sosial, seperti
penerimaan dan pembagian zakat di
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 96

tangani sepenuhnya oleh PKU, yang pedagang yang kuat, seperti


sekaligus berwewenang sebagai pengusaha industri batik, rokok,
badan amil (Asymuni Andurrahman, kerajinan, pedagang perantara, dan
1990:120). pedagang keliling di daerah-daerah,
Keempat, bidang dakwah, seperti pekalongan, Yogyakarta,
caracara dakwah yang dilakukan oleh Surakarta, Kudus, Pariaman,
Muhammadiyah pada awal berdirinya Palembang, dan Banjarmasin.
tidak hanya memakai cara-cara Kelompok ini merupakan kelas
konfensional. Gerakan dakwah menengah pribumi dan juga
Muhammadiyah juga menggunakan merupakan sebagian kecil dari
media. Muhammadiyah melakukan wiraswastawan pribumi yang mampu
penyebaran agama Islam melalui bersaing pada tingkat lokal dengan
tulisan sesuai dengan perkembangan para penguasa dan pedagang asing
dalam bidang pendidikan dan seperti eropa, cina, arab, dan india
penerbitan pada waktu itu. yang mendominasi sektor ekonomi
Muhammadiyah mencetak selebaran secara umum pada waktu itu.
yang berisi do’a sehari-hari, jadwal Sebagian besar kelas menengah
shalat, jadwal puasa ramadhan, dan pribumi ( penguasa dan pedagang
masalah agama Islam lain. Selain pribumi) ini memiliki latar belakang
menerbitkan buku, Muhammadiyah agama Islam dan ikatan sosial yang
sejak tahun 1916 menerbitkan kuat, satu hal yang sebenarnya
soewara Muhammadiyah, sebuah paradoks dengan mayoritas pribumi
majalah tentang pemahaman yang juga muslim.
Muhammadiyah yang menggunakan Dengan demikian, interaksi
bahasa jawa. mereka dengan masyarakat dan
Kelima, bidang pendidikan, bangsa yang lebih luas berlangsung
dunia pendidikan juga banyak secara reguler dan
didominasi oleh kalangan eropa dan berkesinambungan, tidak hanya
elit terakomodasi dalam sistem dalam konteks ekonomi dan
pendidikan moderen yang banyak pendidikan, melainkan juga dalam
dikelola oleh pemerintah kolonial aspek sosial,kultural, dan politik.
indonesia kebekuan sistem Interaksi mereka dengan masyarakat
pendidikan tradisional di indonesia muslim dunia termasuk dengan orang
semakin meninggalkan mayoritas indonesia yang sudah lama bermukim
pribumi dalam ketidak berdayaan diluar negeri, ketika menunaikan
ditengah sistem sosial yang semakin ibadah haji maupun ketika sedang
moderen dan rasional. Kesadaran belajar di timur tengah dan mesir
sebagai bangsa terjajah tidak banyak telah membuka kesempatan
muncul dikalangan masyarakat akibat masuknya unsur-unsur baru kedalam
pembodohan yang secara sistematis masyarakat muslim indonesia.
dikelolah oleh pemerintah Tercatat dalam sejarah
kolonial.Elit feodal pribumi, bahkan indonesia bahwa gerakan
banyak yang tidak tercerahkan. Muhammadiyah lahir pada saat umat
Di tengah kemuraman Islam indonesia sedang mengalami
mayoritas penduduk pribumi yang pembusukan secara sistematis
tidak berdaya dalam kapitalisme dengan hilangnya spiritualitas Islam
kolonial itu, ada juga sekelompok untuk menangani persoalan-persoalan
kecil masyarakat pribumi yang rasional yang terjadi dalam hidup
muncul sebagai penguasa industri dan keseharian, seperti kemiskinan,
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 97

ketertindasan, kebodohan, yang lainnya, secara tetap


keterbelakangan, dan lain-lain. Dalam membandingkan kategori dan
hal inilah Muhammadiyah memiliki kategori lainnya. Proses analisis data
concern yang besar untuk dalam penelitian ini mencakup:
memberdayakan umat Islam a. Reduksi data, yaitu
indonesia yang selama ratusan tahun mengidentifikasi adanya satuan
mengalami marginalisasi kolonial data terkecil yang ditemukan
diberbagai bidang kehidupan dengan dalam data yang memiliki makna
menggunakan spiritualisasi Islam, bila dikaitkan dengan fokus dan
yaitu melalui gerakan Islam yang masalah penelitian.
organis, institusional, dan sistematis. b. Kategorisasi data, yaitu upaya
Berdasarkan uraian pada latar memilah-milah satuan kedalam
belakang tersebut, maka bagian-bagian yang memiliki
permasalahan yang menarik untuk kesamaan kemudian diberi label.
dikaji secara akademik adalah sebagai c. Sistensisasi, yaitu mencari kaitan
berikut: antara satu kategori dengan
1. Bagaimana sejarah pembaharuan kategori lainnya kemudian diberi
KH. Ahmad Dahlan? label lagi.
2. Bagaimana pemikiran pendidikan
KH. Ahmad Dahlan? HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN KH.Ahmad Dahlan,


melalui Muhammadiyah telah
Jenis Dan Pendekatan berkiprah khususnya dibidang
Penelitian yaitu penelitian kualitatif pendidikan sejak lahirnya tahun 1912
menggunakan pendekatan sosiologis untuk kemajuan bangsa jauh
dan historis. Selain itu juga sebelum republik indonesia
pendekatan fenomenologis, karena itu tercinta lahir tahun 1945.
data yang dikumpulkan lebih banyak Kiprah Muhammadiyah antara lain
merupakan data-data kualitatif, yaitu sebagai berikut:
penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa 1. Membangun Sistem Pendidikan
yang dialami subyek penelitian, Islam Moderen
misalnya perilaku persepsi, motivasi Muhammadiyah diakui sebagai
dan lain-lain. organisasi Islam yang paling
Berdasarkan sasaran menonjol dalam amal usaha
penelitian untuk mendapatkan data pendidikan. Pendidikan bahkan
kualitatif,maka digunakan beberapa menjadi ciri penting bahkan melekat
metode pengumpulan data kualitatif pada gerakan Muhammadiyah.
antara lain: Observasi,wawancara dan Lembaga pendidikan dari tingkat
dokumentasi. Dalam penelitian ini dasar hingga perguruan tinggi
penulis mengumpulkan data dengan dimiliki Muhammadiyah, termasuk
menggunakan instrumen/alat taman kanak-kanak Aisyiyah
penelitian berupa pedoman Busthanul Athfal yang terbesar di
obsevasi,pedoman wawancara dan seluruh tanah air. Ciri penting dan
catatan dokumentasi. merupakan kepeloporan
Data yang dikumpul kemudian Muhammadiyah dan lembaga
dianalisis dengan menggunakan pendidikan yang dirintis dan
perbandingan satu data dengan data dikembangkannya adalah sistem
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 98

pendidikan Islam moderen yang kecuali pada al-qur’an dan sunnah


terpadu atau holistik. Artinya Nabi yang sakhiha/ maqbulah.
pendidikan Islam yang diperkenalkan Adapun pandangan madzhab, ulama,
oleh Muhammadiyah memadukan dan sejenisnya yang bersifat faham
pendidikan agama dan pendidikan yang dasarnya substansi
umum dalam satu kesatuan sistem, kebenarannya harus diuji oleh
baik dalam bentuk sekolah atau alqur’an dan sunnah nabi bukan
perguruan umum atau madrasah dan sebaliknya, qaul dan pendapat ulama
pondok pesantren. jangan sampai mengugurkan dan
Lembaga pendidikan Islam mengaburkan pandangan Al-qur’an
moderen yang dipelopori dan sunnah Nabi yang maqbulah,
Muhammadiyah sejak kelahirannya apalagi menetapkan sebagai
merupakan alternatif dari sistem kebenaran mutlak yang harus diikuti
pendidikan Islam tradisional yang secara taqlid atau tanpa kritis. Hal
waktu itu hanya memperkenalkan demikianlah menjadi sangat penting
pendidikan agama secara khusus, karena warisan ulama tersebut sering
yang tidak responsif terhadap disalahkan, yang hingga saat ini ada
tantangan dan perkembangan zaman. sementara kalangan mudah yang
Apa yang dirintis Muhammadiyah begitu kritis bahkan berani
tersebut pada awalnya ditanggapi melakukan dekonstruksi terhadap
negatif oleh kalangan Islam pandangan dan mazhab ulama.
tradisional karena telah memakai Dalam kaitan ini
sistem sekolah model barat, tetapi Muhammadiyah benar-benar berhasil
lama-kelamaan diterima secara luas mendobrak kebekukan dalam paham
bahkan dibelakang hari ditiru dan keagamaan, sehingga Islam memiliki
menjadi sistem pendidikan yang ujukan yang otentik. Bahwa sumber
berlaku umum di lingkungan umat utama rujukan ajaran Islam itu adalah
Islam dengan sistem pendidikan
Al-Qur’an dan sunnah nabi yang
Islam moderen tersebut.
Muhammadiyah menghadirkan maqbulah, yang harus diyakini,
generasi muslim terpelajar yang kuat dipahami dan diamalkan secara
iman dan kepribadian selaku muslim mendalam dan luas pandangan
sekaligus memiliki kualitas sebagai fundamental dan luasnya
intelektual dan kemampuan cakrawala Islam dalam
menghadapi kemajuan zaman. memperbaharui faham Islam yang
bersumber pada ajaran yang otentik
itu, Muhammadiyah mengembangkan
2. Memperbarui Paham Islam
tajdid dan ijtihad, sehingga kembali
Muhammadiyah dengan
pada Al-Qur’an dan sunah nabi bukan
semangat kembali pada Al-Qur’an
sekedar mencari kemurnian semata
dan Sunnah nabi (al-ruju’ila al-qur’an
(purifikasi) tetapi sekaligus
wa al-sunnah) telah berhasil
pembaruan yang bersifat dinamisasi
meluruskan pemahaman agama yang
(ishlah,tajdid) disertai pengayaan
bersifat serba taklid dan perbuatan
baik pada aspek pemurnian maupun
kemusyrikan, tahayul, dan bid’ah ke
pengembangan, untuk kemudian
paham Islam yang otentik atau murni
membumikan Islam dalam realitas
pada al-qur’an dan sunnah nabi yang
jaman sehingga Islam itu melahirkan
sakhihah/ maqbulah. Bagi
kemajuan dan menjadi agama
Muhammadiyah, Islam tidak ada
rahmatan lilalamin.
sumber ajarannya, yang otentik
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 99

Gerakan purifikasi Keberhasilannya melakukan usaha


(pemurnian) yang cenderung keras menuju kemajuan hidup di segala
pada periode tertentu terutama dalam bidang.
pemberantasan TBC (Tahayul, Bid’ah Muhammadiyah berhasil melakukan
Khurafat) harus dibaca dalam konteks pembaharuan pemahaman Islam dan
dinamika gerakan,yang sering membangun cara hidup yang
mengalami diskontinuitas atau moderen sepanjang kemajuan ajaran
perubahan, disamping Islam kemudian dijuluki atau diberi
kesinambungan atau kontinuitas. predikat oleh banyak pihak sebagai
Tetapi Muhammadiyah mencoba gerakan pembaharuan Islam atau
pembaharuan cara atau metodologi tajdid fialIslam yang dalam istilah
dengan pendekatan dakwah kultural. kontemporer disebut pula sebagai
Pendekatan dakwah kultural tersebut gerakan reformisme Islam atau
bukan berarti Muhammadiyah modernisme.
membenarkan TBC yang Muhammadiyah hingga saat
bertentangan dengan prinsip aqidah ini tetap berkomitmen untuk
yang murni, tetapi lebih pada menawarkan pikiran-pikiran
memperkaya pendekatan sehingga yang berkemajuan. Jangan
tidak serba konfrontasi yang pada sampai roda sejarah terulang
akhirnya menjauhkan gerakan Islam kembali ke belakang.
ini dari umat awam. Tradisionalitas yang membawa
3. Memperbarui Alam Pikiran Ke kemujuran, ketinggalan, dan
arah Kemajuan Atau
Kemoderenan
Ketika Muhammadiyah lahir
umat Islam khususnya dan
masyarakat indonesia berada dalam
keadaan tradisional yakni
terkungkung oleh tradisi yang
menunjukkan keadaan dan sikap yang
tertinggal, terbelakang, dan jauh dari
kemajuan. Umat Islam saat itu identik
dengan kemiskinan, kolot, dan anti
kemajuan.
Ketika Muhammadiyah
lahir, umat Islam khususnya dan
masyarakat Indonesia pada umumnya
berada dalam keadaan tradisional,
yakni terkungkung oleh tradisi
menunjukkan keadaan dan sikap yang
tertinggal, terbelakang, dan jauh dari
kemajuan. Umat Islam saat itu identik
dengan kemiskinan sebagaimana
sejarah menunjukkan Islam berhasil
membangun kejayaan peradaban
Islam sekitar enam abad lamanya.
Tradisi tidak boleh menentang dan
memenjara umat atau masyarakat
dalam keterbelakangan.
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 100

keterbelakangan tidak boleh dibiarkan menghadirkan Islam sebagai gerakan


dengan alasan merawat khazanah lama pembebasan dan pemberdayaan
yang baik sesungguhnya semu dan mayarakat.
hanya mengawetkan status-kuo. Umat
Al-ma’un (penyantunan) bagi
Islam yang mayoritas dhuafa kemudian
menjadi korban sub-kordinasi para elit Muhammadiyah bukan hanya gerakan,
tradisional yang bersembunyi di atas bahkan menjadi teologi amal. Artinya
isu kekayaan kultural tetapi melalui al-ma’un Muhammadiyah
menyimpan pengawetan status-kuo membangun alam pikiran keIslaman
penghegemoni umat. Disinilah yang bersifat membebaskan anak-anak
Muhammadiyah harus tetap terpanggil yatim atau miskin sebagai wujud
menawarkan Islam yang berkemajuan, kelibatan agama dalam memperdayaan
sekaligus mengucapkan selamat kaum lemah dan tertindas dalam
tinggal pada tradisional yang kehidupan. Surat al-ma’un
mengawetkan ketertinggalan dan mengandung isi sebagai berikut
sistem yang mengekang kehidupan (terjemahan) : 1. Tahukah kamu(orang)
Islam. yang mendustakan agama. 2. Itulah
orang yang menghardik anak yatim. 3.
Dan tidak menganjurkan memberi
4. Gerakan Al-Maa’un makan orang miskin. 4. Maka
(Penyantunan) Dan Penolong kecelakaanlah bagi orang-orang yang
Kesengsaraan Umum shalat. 5. (yaitu) orang-orang yang lalai
Muhammadiyah termasuk dari shalatnya. 6. Orang-orang yang
organisasi Islam yang mengedepankan membuat riya. 7. Dan enggan
pada pelayanan sosial dan kesehatan (menolong dengan) barang berguna
Muhammadiyah merintis dan (Qs. Al-ma’un)(114):1-7).
mengembangkan pelayanan sosial dan
kesehatan secara lembaga yang kini
5. Membentengi Umat Islam Dalam
terus berkembang. Bagi
Berbagai Ancaman Luar
Muhammadiyah amal usaha di bidang
Muhammadiyah tanpa
pelayanan sosial dan kesehatan itu
menggemborkan diri melalui gerakan
bukan sekedar kariatif atau
amal usaha dan pemberdayaannya
kedermawaan, tetapi merupakan
secara langsung maupun tidak
gerakan pemberdayaan sebagai
langsung sebenarnya telah memagari
penolong kesengsaraan omeom (PKO).
atau membentangi umat dari segala
Bahwa melayani kaum miskin anak
bentuk ancaman dari luar, termasuk
yatim dan kaum duafa lainnya
ancaman kemurtadan atau pemindahan
merupakan panggilan keagamaan
agama. Namun langkah yang dilakukan
sebagai wujud konsistensi ajaran
Muhammadiyah bersifat elegan, yakni
agama, sebaliknya menelantarkan dan
tidak dengan cara konfrontasi dengan
tidak peduli pada kaum lemah itu
pihak lain.
merupakan bentuk pendustaan
Muhammadiyah melakukan
terhadap agama Islam melalui alma’un
pendekatan kulturaldan karya nyata,
dan PKO Muhammadiyah
sehingga tampil secara kompetitif dan
objektif. Kyai Dahlan bahkan
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 101

mengajak pendeta untuk berdialog dan 6. Memodernisasi Kehidupan


berdebat soal kebenaran agama, Masyarakat
dengan tetap santun dan cerdas. Muhammadiyah melalui
Gerakan inilah yang oleh Alwi Syihab gerakan pembaharuan pemahaman dan
disebut dengan usaha membendung pengalaman Islam yang beroreontasi
arus. Dampak positif yang dilakukan pada kemajuan, amal usaha yang
Muhammadiyah ialah menjaga membawa kemaslahatan secara nyata,
keberadaan umt Islam agar disuatu dan berbagai langkah
pihak tetap istiqomah dengan dakwah masyarakat lainnya secara
agamanya, tetapi pada saat yang sama lansung maupun tidak langsung telah
diperkuat dan diberdayakan melakukan proses modernisasi sosial
kehidupannya, sehingga lama dalam kehidupan masyarakat
kelamaan tumbuh dan berkembang indonesia. Muhammadiyah telah
menjadi umat yang relatif kuat. mempelopori perubahan sosial dari
Sejarah menunjukkan bahwa masyarakt yang berkemajuan, dan dari
sejak jaman penjajahan portugis hingga orientasi kehidupan yang statis kepada
belanda sampai pada pasca kehidupan yang dinamis. Karena itu,
kemerdekaan umat Islam indonesia Dr. Alfian menyebut Muhammadiyah
harus berlomba menghadapi golongan sebagai agen of social change, yakni
agama lain yang demikian ekspansif, kekuatan yang menjadi perantara
yang sampai batas tertentu masuk sekaligus pelaku perubahan sosial.
kewilayah komunitas muslim. Dalam Proses modernisasi sosial yang
konteks sosiologis hal demikian wajar demikian merupakan tonggak penting
adanya terjadi di seluruh belahan dunia dalam sejarah perkembangan
manapun dan oleh agama manapun masyarakat indonesia pada awal abad
terutama dari tiga agama yang bercorak ke-20, ketika bangsa indonesia kala itu
ekspansionistik (memiliki watak oleh Sutan Takdir Ali Syahbana disebut
penyebar dan disebarkan) seperti masih berada dalam
yahudi, nasrani, dan Islam. Dalam kebudayaan,”praindonesia” aliran
lalulintas mobilitas agamaagama itu, tradisional yang jauh dari nilai-nilai
Muhammadiyah tidak meratapi dengan kemajuan. Mulai gerakan sosial
menunjukkan sikap perlawanan yang kemasyarakatan dan kegemaran dalam
konfrontatif, tetapi menghadapinya bekerja, Muhammadiyah menurut
dengan sikap berani dan dewasa yakni Soekarno telah melakukan modernisasi
melalui pembentengan aqidah umat sosial dalam kehidupan masyarakat
Islam sekaligus memperbaharui indonesia.
kondisi kehidupan mereka agar tidak
rentan secara ekonomis, politik, dan 7. Mempelopori Kemajuan
budaya yang berpeluang pada Perempuan Islam Ke ruang
kerentangan aqidah. Publik
Muhammadiyah melalui
gerakan Aisyiyah yang dilahirkan pada
tahun 1917 merupakan satu-satunya
gerakan pembaharuan Islam
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 102

diindonesia muslim yang berani kehidupan masyarakat dan


melakukan terbosan dengan mempelopori kemajuan perempuan
menghadirkan gerakan perempuan islam ke ruang public.
Islam ke ruang publik. Terobosan
tersebut dikatakan berani karena DAFTAR PUSTAKA
seakan melawan dua arus, yaitu paham
keagamaan yang masih bias gender Djarnawi Hadikusuma, “Matahari-
terhadap perempuan dan budaya Matahari Muhammadiyah”,
masyarakat yang menganut sistem (Suara Muhammadiyah:
patriarki, yang melahirkan diskriminasi Yogyakarta, 2010)
yang sekuler-liberal, telah Haedar Nashir, “Muhammadiyah Abad
menghadirkan pembaharuan tatanan Kedua”, (Suara Muhammadiy-
yang berkeadilan antara laki-laki dan ah: Yogyakart, 2011) Haedar
perempuan sistem sosial muslim yang
demoktratis yang berakhlak utama.
Nashir, “Muhammadiyah
KESIMPULAN
Gerakan Pembaharuan”,
Pemikiran KH. Ahmad Dahlan (Suara Muhammadiyah:
tersebut, merupakan spirit agar Yogyakarta, 2010)
generasi muda Islam tetap yakin
dengan gerakannya untuk Haedar Nashir, “Manhaj Gerakan
mempertahankan Islam di bumi Muhammadiyah”, (Suara
Indonesia dalam rentang sejarah Muhammadiyah: Yogyakarta,
memasuki abad ke dua Cet. Ii, 2010)
Muhammadiyah telah banyak
melakukan usaha-usaha pencerahan Hujair, Ah. Sanaky, “Paradigma
dalam rangka mewujudkan tujuan Pendidikan Islam”, Safinia
Muhammadiyah, yakni menegakkan
Insania Press: Yogyakarta,2003
dan menjunjung tinggi agama Islam
berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah,
L.Exy J Moloeng, “Metodologi
sehingga terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya. Penelitian Kualitatif”,
Muhammadiyah telah berkiprah (Bamdunag: PT Remaja
khususnya dibidang pendidikan sejak Rosydakarya,2008) Munir
lahirnya tahun 1912 untuk kemajuan
bangsa indonesia antara lain: Mulkha, “Pesan Dan Kesan
membangun sistem pendidikan islam
moderen, memperbarui paham islam, KH. Ahmad Dahlan”, Bandung:
memperbarui alam pikiran ke arah Suara Muhammadiyah, 2010)
kemajuan atau kemoderenan, gerakan
al-maa’un (penyantu-nan) dan Mukhlas Abrar, “Muhammadiyah
penolong kesengsaraan umum, Persamaan Dan Kesamaan”,
membentengi umat islam dalam (Gama Media Yogyakarta,
berbagai ancaman luar, memodernisasi 2010)
Jurnal Tarbawi| Volume 1|No 2| ISSN 2527-4082| 103

M. Amien Rais, ”1 Abad


Muhammadiyah; Istiqomah
Membendung Kristenisasi Dan
Liberalisasi” (MTDK-
PPM,2010)
Sigit Daryanto, “Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia”, (Apollo:
Surabaya, 1998) Yusran Asrofi, “ KH.
Ahmad Dahlan;
Pemikiran Dan
Kepemimpinannya”, (MPKSDI
PP. Muhammadiyah:
Yogyakarta, 2005

Anda mungkin juga menyukai