Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas ijin-Nya buku Standar
Pelayanan Rehabilitasi bagi Pecandu dan Korban Penyatahgunaan Narkoba d i
· lingkungan B a d a n Narkotika Nasiolnal (BNN) tetah selesai d i s u s u n . Buku Standar
Standar yang disusun ini berdasarkan standar laya nan rehabilitasi yang
dibuat oleh World Health organization dan United Nations Office on Drugs and Crime
serta dikombinasikan dengan standar yang sudah dibuat oleh B N N , Kementerian
Kesehatan dan Kementerian Sosial. Oalam standar ini d i u raikan tentang program.
metode, waktu , sarana dan prasarana serta biaya untuk setiap kelompok klien.
Dalam metode rehabil itasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi rawat inap
dan rawat jalan sesuai dengan hasil asesmen dan rencana terapi yang dilakukan
oleh tim. Selain metode, standar ini membedakan p rogram rehabilitasi dalam
populasi khusus seperti anak-anak, perempuan, disabilitas sensorik dan klien
dengan masalah hukum. Standar ini juga menyertakan peran berbagai instansi atau
lembaga terkait dalam i ntervensi sehi ngg a hasil akhir program rehabilitasi lebih
optimal.
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa alas rahmat
dan karunia-Nya buku Standar Pelayanan Rehabilitasi bagi Pecandu dan Korban
Penyalahgunaan Narkotika Ieiah selesai disusun oleh Deputi Bidang Rehabilitasi
BNN.
Buku Standar Pelayanan Rehabilitasi bagi Pecandu dan Korban
Penyalahgunaan Narkoba ini merupakan upaya menyediakan acuan yang lebih
komprehensif dalam menyelenggarakan layanan rehabilitasi bagi penyalah guna
narkoba. Mengingat kompleksitasnya program rehabilitasi dan keterlibatan berbagai
profesi dengan metode yang berbeda-beda untuk setiap kondisi dan kebutuhan
klien, maka diperlukan standarisasi agar layanan rehabilitasi semakin berkualitas
dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Program pelayanan bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkoba
terus dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu, referensi bacaan yang mendukung hal tersebut sangat dibutuhkan dan
menjadi mutlak adanya.
Sehubungan dengan peningkatan Program Rehabilitasi, selaku Kepala
Badan Narkotika Nasional, saya menyambut baik diterbitkannya buku "Standar
Pelayanan Rehabilitasi bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkoba". Saya
berharap buku ini dapat menjadi sumber referensi praktis bagi semua pihak,
khususnya bagi Balai Besar Rehabilitasi BNN, Balai Rehabilitasi, Loka Rehabilitasi
dan Klinik Rehabilitasi di Lingkungan BNN, juga bagi instansi lain yang akan
menyelenggarakan program rehabilitasi.
Kepada semua pihak yang telah turut serta dalam mendukung diterbitkannya
buku ini, saya menyampaikan ucapan terimakasih alas kerjasamanya dalam
menyusun buku ini. Diharapkan buku ini dapat dimanfaatkan secara optimal.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk-Nya
iii
kepada kita semua dalam mensukseskan program rehabilitasi terkait dengan u paya
penanggulangan Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkoba untuk mewujudkan
masyarakat I ndonesia yang sehat dan produktif.
iv
DAFTAR ISI
vi
TIM PENYUSUN
Pelindung : Kepala B N N
Sekretaris Utama B N N
Penyusun : Sutarso
Debby F . Hernawaty
Yoseph Jody S.
Muslihah
Dewi Agusti na
Resky Fitriyanti D .
Tutik Hartini
Rahmi Meutia
Avi Rizqi
vii
viii
BAB 1
PENDA HU LUAN
A. La tar Belakang
Dalam Undang-U ndang tersebut pula, amanah bagi BNN sesuai pasal 70
huruf d adalah metakukan penguatan kemampuan lembaga rehabilitasi yang
dimiliki pemerintah maupun masyarakat, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Disini BNN juga memiliki tanggungjawab u ntuk melakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap lembaga rehabilitasi yang dibentuk dan dikelola oleh
pemerintah maupun masyarakat untuk memastikan bahwa standarisasi tenaga
rehabilitasi. metode rehabilitasi, sarana dan prasarana layanan rehabilitasi
pecandu na rkotika dapat terpenuhi. Sementara itu pasal 70 huruf a juga
menyebutkan bahwa BNN mempunyai tugas untuk menyusun dan
melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4 N). Artinya, perumusan
suatu kebijakan nasional terkait rehabilitasi juga menjadi tugas dan fungsi B N N .
U ntuk itulah perlu dibentuk suatu standar nasional rehabilitasi dengan komponen
minimal yang harus dimiliki, sebagai acuan penetapan kebijakan maupun
penyelenggaraan rehabilitasi.
Standar nasional ini disusun berdasarkan berbagai standar yang ada, baik
yang telah d iterbitkan oleh Kemenkes dan Kemensos, yang diterbitkan oleh
badan-badan dunia, seperti UNODC dan WHO , serta berbagai standar
rehabilitasi B N N itu sendiri.
B. Pengertian U m u m
1. Standar Pelayanan Rehabilitasi adalah suatu acuan yang memuat berbagai
ketentuan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara layanan rehabilitasi bagi
Pecandu dan Karban Penyalahgunaan Narkotika untuk menjamin
terlaksananya proses layanan rehabilitasi yang berkual itas.
2. Narkoba (Narkotika , obat-obatan dan bahan adiktif lain nya ) adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik si ntetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadara n , h i langnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
3. Ketergantu ngan Narkotika adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan u ntuk
menggu nakan Narkotika secara terus-menerus dengan takaran yang
meningkat agar menghasilka n efek yang sama dan apabila penggunaannya
dikurangi dan atau d i hentikan secara tiba-ti ba, menimbulkan gejala fisik dan
psikis yang khas.
4. Karban Penyalahgunaan Narkotika adalah seseorang yang tidak sengaja
menggunakan narkotika karena dibujuk, diperdaya, ditipu, d ipaksa dan atau
diancam untuk menggunakan Narkotika.
5. Penyalah guna adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau
melawan hukum.
6. Pecandu Na rkotika adalah orang yang menggunakan atau
menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada
Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.
7. Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan terapi secara terpadu untuk
membebaskan Peca ndu, Penyalahguna dan Karban penyalahgunaan
na rkotika dari keterg a ntungan Narkotika.
8: Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu .
baik fisik. mental maupun sosial. agar Peca n d u , Penyalahguna dan Karban
penyala hgunaan narkotika dapat kembali melaksanakan fu ngsi sosial dalam
kehidupan bermasyarakat.
9. Rehabilitasi Berkelanjutan adalah serangkaian proses rehabilitasi terpad u
'
yang mencakup rehabilitasi medis, sosial d a n pascarehabilitasi yang
d ilakukan secara kontin u .
1 0. Lembaga Rehabilitasi M e d i s a d a l a h F asilitas pelayanan kesehalan yang
melaksanakan rehabilitasi medis bagi Pecandu, Penyalahguna d a n Karban
penyalahgunaan narkotika yang ditetapkan oleh Menteri Kesehata n .
1 1 . Lembaga Rehabilitasi Sosial adalah tempat atau panti yan g melaksanakan
rehabilitasi sosial bagi Pecandu, Penyalahguna d a n korban penyalahgunaan
narkotika yang d itetapkan oleh Menteri Sosial.
12. Rawat Jalan adalah metode rehab ilitasi secara intensif yang oleh karena
kondisi fisik, psikis dan sosial, dimana penyalah guna tidak diharuskan
menginap d i dalam tempat yang memberikan layanan rehabilitasi .
1 3 . Rawat lnap a d a l a h motode rehabilitasi secara intensif b a g i penyalah guna
narkotika yang oleh karena kondis i fisik, psikis maupun sosial, memerlukan
rawatan d i dalam tempat layanan rehabilitasi dalam kurun waktu tertentu.
14. Pascarehabilitasi merupakan tahapan pembinaan lanjutan yang diberikan
kepada penyalah gu na narkotika setelah selesai menjalani rehabilitasi dan
merupakan bag ian yang integral dalam rangkaian rehabilitasi.
15. Rumah Damping yang selanj utnya d isebut Layanan Pascarehabilitasi
l ntensif adalah salah satu bentuk pembinaan lanjut yang diberikan kepada
klien yang telah menyelesaikan p rogram rehabiHtasi (medis sosial), dan
diutamakan kepada Klien yang belum mendapatkan dukungan sosial,
lingkungan tidak aman (banyak pecandu) dan atau belum memiliki
pekerjaan kegiatan rutin (tidak produktif)
1 6. Pembinaan lanjut yang selanjutnya disebut Layanan Pascarehabilitasi Lanjut
adalah Layanan yang diberikan kepada klien agar mampu mempertahankan
kepulihan, mampu hidup mandiri dan produktif serta kembali ke lingkungan
keluarga dan masyarakat serta berfu ngsi sosial. Layanan rawat lanjut
4
berguna untuk mengukur proses pemulihan klien dan keberhasilan program
rehabilitasi berkelanjutan.
1 7. Detoksifikasi adalah lintasan metabolisme yang mengurangi kadar racun di
dalam tubuh, dengan penyerapan, d istribusi, biotransformasi dan ekskresi
molekul toksin.
1 8. Simtomatik adalah pengobatan yang bertujuan meringankan atau
menyembuhkan g ejala, bukan mengobati sumber penyakit.
1 9. l ntervensi psikososial adalah s uatu pendekatan yang meng utamakan pad a
masalah psikologis dan sosial yang disandang oleh klien dengan tuj uan
untuk meningkatkan kemampuan klien menghadapi setiap masalah.
20. Pencegahan kekambuhan adalah suatu intevensi psikososial dalam rangka
memperkuat keterampilan penyalah guna na rkotika dalam menghadapi
setiap situasi agar dapat mempertahankan kepulihannya
2 1 . Komorbid itas adalah suatu kondisi adanya dua gangguan baik fisik maupun
psikis yang timbul pada individu dalam suatu periode yang bersamaan.
22. Tera pi Komu n itas (Therapeutic Community) adalah suatu pendekatan
perubahan perilaku yang memberlakukan sistem penghargaan dan
hukuman untuk menciptakan perilaku yang baru.
23. Tera pi 12 langkah adalah program pemulihan untuk orang-orang yang
memiliki masalah dengan penyakit adiksinya atau perilaku bermasalah
apapun yang membuat hidupnya menjadi tidak terkendali, sehingga
membutuhkan d u kungan-dukungan dari orang lain untuk menyelesaikan
masalah-masalah nya itu.
24. Disabilitas adalah adanya hendaya dari individu baik fisik maupun psikis
sehingga memerlukan suatu bantuan khusus dalam menjalani aktivitas
sehari-hari.
25. Layanan rehabilitasi pada tatanan khusus adalah penyele nggaraan
rehabilitasi berbasis layanan sosial yang di laksanakan pada lembaga yang
d i m i liki oleh pemeri ntah pusat daera h .
BAB 2
KOM PONEN REHABILITASI BERKE LANJUTAN
-
PENEGAK
HUKUM.
1
1
:c T
I
I
B. Rehabil itasi
Setiap orang dengan penggunaan Narkoba. baik itu pecandu, penyalah
guna atau korban penyalahgunaan Narkoba memiliki karakteristik, masalah dan
kebutu han terapi dan rehabilitasi yang berbeda-beda (UNODC, 20 1 5).
Karenanya layanan terapi dan rehabilitasi diharapkan dapat menawarkan
berbagai komponen dasar dan jejaring layanan lain yang disesuaikan dengan
kebutu han individual. Secara umum UNODC (20 1 5 ) mengelompokkan 6 (enam)
sub-populasi dari populasi orang yang menggunakan Narkoba, dimana masing
masing membutuhkan kebutu han layanan yang berbeda dan mencari keluaran
yang berbeda. Oleh karena itu kategorisasi sub-pppulasi ini perlu
8
dipertimbangkan dalam proses asesmen, penyusunan rencana terapi dan
penyediaan layanan. Keenam sub-populasi tersebut adalah:
Tabel. 2.1
Kelompok Pe nggu na se rta Kebutuha n Te rapi da n Rehabil itasi
10
suntik steril, layanan
medis, konselinq
Pecandu (dependent angguan penggunaan Program terapi
drug user) zat, konsekuensi rehabilitasi
kesehatan dan risiko
buruk lainnya
Pengguna Narkoba yang angguan perilaku akut Perawatan medis
terintoksikasi secara akut dan atau overdosis jangka p<jndek
(acutely intoxicated drug dan atau psikiatrik
users) intensif
Pengguna Narkoba ejala putus zat Program detoksifikasi
dalam kondisi g ejala jangka pendek
putus zat (drug users in
withdrawan
Pengguna Narkoba Risiko kekambuhan Program penceg ahan
dalam masa pemulihan kambuh dan
(drug users in recovery) rehabilitasi
C. Pascarehabi litasi
Pelaksanaan pascarehabilitasi merupakan tahapan pembinaan lanjutan
yang d iberikan kepada Peca ndu dan Korban Penyalahgu naan Narkoba setelah
menjalani rehabilitasi dan merupakan bagian yang teri nteg rasi dalam rangkaian
rehabilitasi ketergantu ngan narkoba. Dengan layanan pascarehabilitasi klien
memiliki keterampilan sosial dan mampu menjadi manusia yang hidup normatif,
mandiri dan produktif.
11
1. Dilakukan oleh
Medis
1. Milik BNN
2. Komponen Masyarakat
Layanan Pascarehabilitasi
3. Milik Rumah Sakit atau
lntensif (Rawat I nap)
setting khusus
Rehabilitasi pada
Pascarehabilitasi pada
SETIINGdan
SETIING dan populasi LAY.PASCAREHAB
populasi dengan
dengan kebutuhan klinis LANJUT
kebutuhan klinis
tertentu
tertentu
12
Dalam memberikan layanan rehabil<asi yang berl<elanjutan, dibutuhkan modifikasi
program untuk memberikan layanan bagi pecandu dan kortlan penyalahgunaan
Narl<oba dengan kebutuhan klinis tertentu. Adapun, populasi yang membutuhkan
layanan kebutuhan klinis tertentu adalah Anak, Perempuan, Disabil<as, dan Tet'ka<
Hukum.
13
4. Terapi yang efektif harus dapat mengakomodasi kebutuhan tiap individu,
tidak hanya masalah ketergantungannya saj a
5. Berada dalam program terapi selama periode waktu yang adekuat
merupakan hal yang sangat penting
6. Terapi perilaku (termasuk konseling ind ividu , keluarga kelompok)
merupakan bentuk yang paling sering d iterapkan pada terapi
ketergantungan Napza
7. Medikasi merupakan elemen penting bagi banyak penderita, khususnya
apabila dikombinasi dengan konseling d a n terapi perilaku
8. Rencana terapi dan layanan lain harus d i kaji secara berkelanjutan dan
d imodifikasi sesuai perubahan kebutuhan penderita
9. Banyak individu yang ketergantungan Na rkoba juga memiliki gangguan
mental lain nya, sehingga harus ditangani secara menyeluruh
10. Detoksifikasi hanya merupakan langkah awal dari terapi gangguan
penyalahgunaan Narkoba
11 . Terapi yang efektif tidak harus dilakukan dengan sukarela, dapat juga
merupakan suatu sanksi
12. Penggunaan Narkoba selama proses terapi harus dimonitor secara kontinu
13. Program terapi harus meng kaji adanya HI AIDS, hepatitis 8 dan C ,
tuberku losis, dan i nfeksi l a i n , serta konseling untuk mengubah perilaku.
Sesuai dengan pedoman rehabi litasi yang d ikeluarkan oleh U NODC, ada 7
prinsip rehabilitasi, antara lain :
1. Tera pi harus tersed ia, mudah diakses, menarik, dan sesuai kebutuhan.
(treatment must be available, accessible, attractive, and appropriate for
needs).
2. Adanya sta ndar etik dalam layanan terapi (ensuring ethical standards in
treatment service) .
3. Mempromosikan terapi untuk gangguan penggunaan N arkoba melalui
koordinasi yang efektif antara sistem perad ilan pidana, kesehatan dan
layanan sosial (promoting treatment of drug use disorders by effective
coordination between the criminal justice system and health and social
services)
14
4. Terapi harus berbasis bukti {berdasarkan kajian ilmiah) dan mengakomodasi
kebutuhan spesifik individu dengan gangguan penggunaan Narkoba
(treatment must be based on scientific evidence and respond to specific
6. Memastikan lata kelola yang baik dalam layanan terapi dan program untuk
gangguan penggunaan Narkoba (ensuring good clinical governance of
treatment services and programs for drug use disorders)
15
Standar Layanan Rehabilitasi bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan
Narkoba mengandung makna layanan yang komprehensif dengan dua
komponen yaitu layanan inti dan komponen layanan lain. Layanan inti yang
harus dimiliki atau dilaksanakan oleh setiap penyedia layanan, yaitu:
1. Penerimaan awal dan asesmen untuk mendapatkan data keseluruhan dari
pengguna atau pecandu narkoba yang akan direhabilitasi
2. Penyusunan rencana terapi, saat awal masuk petugas sudah bisa membuat
rencana terapi sesuai dengan hasil pemeriksaan awal dan asesmen
3. Konseling individual atau kelompok merupakan dasar terapi yang harus
diberikan oleh semua layanan
4. Terapi dan rehabilitasi khususnya untuk rawat inap berdasarkan abstinensia
atau tidak menggunakan zat lain nya
5. Farmakoterapi harus diberikan kepada individu yang mengalami
komorbid itas baik fisik maupun psikologis atau dapat diberikan pada saat
detoksifikasi
6. Narcotics/Alcohol Anonymous disediakan bagi mereka yang mendapatkan
rawat jalan atau mereka yang sudah pu nya motivasi tinggi untuk
kepulihannya
7. Monitoring Penggunaan Narkoba antara lain pemeriksaan urin sebaiknya
dilakukan secara berkala untuk dapat menilai sejauh mana mereka dapat
berta han untuk abstinen atau sebagai materi untuk perencanaan tindak
I anjut
8. Manajemen kasus dilakukan secara rutin untuk dapat mencari solusi
khususnya kasus-kasus sulit yang perlu intervensi multidisiplin
9. Perawatan berkelanjutan sudah harus disiapkan sejak awal pelaksanaan
terapi agar dapat terjaga kepu lihan individu dan mempersiapkan individu
untuk dapat kembali ke masyarakat dan
10. Komponen layanan lain yang ada d i luar ling karan tidak wajib dimiliki oleh
setiap pusat atau lembaga rehabilitasi, namun perlu membuat suatu jejaring
dengan pusat-pusat layanan lain sehingga kebutu han individu selama
proses terapi dan rehabilitasi dapat terpenuhi.
16
E. Keama na n da n Kesehata n
Keamanan adalah prosedu r dasar yang perlu d isiapkan oleh penyelenggara
layanan rehabilitasi u ntuk menjamin keselamatan para peng huni tempat
tersebut, mulai d a ri klien, stat maupun karyawan yang bekerja d i sana.
Sedangkan kesehatan adalah prosed u r yang perlu disiapkan oleh
penyelenggara layanan u ntuk menjaga kesehatan penghuni panti baik dari klien
maupun petugas yan g beke�a disana. Termasuk dalam komponen ini antara
lain:
1. Kebij akan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dalam penyelenggaraan rehabilitasi sosial, kebijakan yang dilakukan perlu
dibuat tertu lis d a n dapat dibaca setiap orang. Salah satunya adalah
kebijakan tertulis yang terkait kesehatan dan keselamatan kerja. H a l ini
penting diketahui bukan hanya u ntuk klien, namun juga bagi staf dan
karyawan yang bekerja d i sana. Dengan adanya kebijakan tertu lis,
mempertegas tanggung jawab pelaksana, dan diharapkan seluruh penghuni
panti dapat merasa menjadi bagian dari persoalan yang penti ng bagi dirinya
dan merasa berta nggung jawab untuk menjaga kesehatan dan keselamatan
kerja d i rinya maupun orang lain.
2. Prosed u r Evakuasi
Prosed u r evakuasi diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana yang
tidak dapat d iperkirakan dan mungkin muncul sewaktu-waktu .
Penyelenggara rehabilitasi perlu membuat prosed u r evakuasi secara tertulis
d ipasang d i tempat-tempat yang terlihat semua orang termasuk jalur
evakuasi dan titik kumpul. Prosed u r ini sebaiknya tidak hanya di pasang di
dinding, namun perlu dilakukan sosialisasi dan simulasi secara berkala, agar
setiap peng huni panti memahami apa yang harus d ilakukan bila bencana
datang. Selain prosed u r evakuasi, perlu d isiapkan alat pemadam kebakaran
yang disesuaikan dengan jumlah ruangan. Alat pemadam ini perlu d icek
secara berkala agar dapat dipastikan kelancaran penggunaannya.
17
mereka yang menjunjung tinggi kesehatan d a n memfasilitasi mereka yang
merokok. Perlu ketegasan untuk menetapkan ruangan area mana saja yang
bebas rokok dan d i mana d itentukan nya area untuk merokok. Perlu diatur
jam-jam yang diijinkan untuk merokok, misalnya pada saat jam istirahat atau
d ibuat aturan khusus agar dapat mengendalikan keinginan merokok yang
tidak terkontrol. Area bebas rokok perlu dibuat untuk menjaga kesehatan
orang lain yang tidak merokok dan membiasakan orang yang merokok untuk
menghargai orang lain. Selain itu adanya area bebas rokok dapat
meminimalisasi terjadinya kebakara n .
18
dengan klien dimana layanan yang diberikan berlandaskan pada kesejahteraan
dan kepentingan penerima layanan yang bersangkutan.
19
BAB3
STANDAR PELAYANAN REHABILITASI MEDIS
A . Status Lembaga
Dalam menyelenggarakan layanan rehabilitasi medis sebuah lembaga
harus memiliki dokumen resmi yang berisi tentang keabsahan lembaga tersebut
menyelenggarakan rehabilitasi medis. Otentikasi keabsahan umumnya berbentuk
dokumen yang menyatakan bahwa lembaga menjalankan layanan tersebut
secara resmi dan diakui negara. Penyelenggaraan rehabilitasi medis yang
dilakukan oleh Pemerintah perlu mendapatkan persetujuan dari Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta ijin operasional
dari Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan atau lnstansi terkait
setempat (mengikuti peraturan yang ada). Untuk penyelenggaraan rehabilitasi
medis yang dilakukan oleh masyarakat harus memiliki status badan hukum
dalam bentuk akta notaris, serta memiliki ijin operasional dari Dinas Kesehatan
atau instansi terkait setempat. Perizinan yang keluarkan oleh Oinas Kesehatan
20
atau Dinas Terkait lainnya memiliki batas waktu dan harus diperpanjang masa
berlaku telah habis.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sesuai dengan klasifikasi lembaga berdasarkan peraturan
yang berlaku.
C . Program Layanan
1. Program Layanan Minimal
a. Asesmen
Asesmen meliputi wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik terhadap
pecandu dan korban penyalahg unaan Narkoba. Asesmen dilakukan pada
awal, selama dan setelah proses rehabilitasi. Asesmen selama proses
rehabilitasi dilakukan sekurang-kurangnya setiap 6 bulan sekali. Asesmen
dilakukan oleh tim yang terdiri dari dokter sebagai penanggung jawab dan
tenaga kesehatan lain yang terlatih di bidang asesmen gangguan
pengg unaan Narkoba. Hasil asesmen bersifat rahasia dan merupakan
dasar rencana rehabilitasi medis terhadap pecand u , dan korban
penyalahg unaan Narkoba yang bersangkutan.
b. Pelayanan Detoksifikasi
Merupakan proses atau tindakan medis untuk membantu klien dalam
mengatasi gejala putus zat yang bertujuan untuk mengurangi rasa
21
ketidaknyamanan fisik dan atau psikis akibat dikurangi atau dihentikan
penggunaan zatnya. Penatalaksanaan dan pengelolaan pelayanan
detoksifikasi terdiri dari:
1) Pelayanan minimal
a) Tindakan putus zat bertahap untuk opioida, benzodiazepine, dan
alkohol
b) Medikasi simptomatik untuk semua jenis zat
2) Pelayanan lainnya
Untuk detoksifikasi opioida, apabila sarana dan prasarana yang
memadai dapat menggunakan metode: medikasi agonis, medikasi
agonis parsial, dan detoksifikasi cepat (menggunakan clonidi dan
naltre one).
c. Pelayanan Rawat Jalan dengan Terapi Simtomatik
Pemberian terapi sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan dengan
memberikan terapi simptomatis, terapi terkait kondisi fisik psikis dan
intervensi psikososial untuk mecapai dan mempertahankan kondisi pulih
dari gangguan penggunaan zat, dengan tujuan untuk membantu klien
memepertahankan kondisi bebas zat (abstinensia) dan memulihkan
kondisi fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Penatalaksanaan dan
pengelolaan pelayanan rawat jalan dengan terapi simtomatik terdiri dari:
1) Pelayanan Min imal
a) Terapi simptomatik
b) Konseling adiksi konseling individu
c) Wawancara Motivasional
d) Pencegahan Kekambuhan
e) Rujukan Pelayanan spesialistik bila perlu
2) Pilihan lainnya
a) Terapi kognitif dan perilaku
b) Konseling keluarga
c) Konseling pasangan amrital
d) Konseling vokasional
e) Kelompok Dukungan Keluarga
22
d. Pelayanan Tes Urine
Tindakan pemeriksaan urin pada tubuh seseorang menggunakan berbagai
metode, tidak untuk proses penegakan hukum, yang bertujuan untuk
menunjang penegakan d iagnosis, membantu menentukan terapi
selanjutnya, membantu memonitor kemajuan klien dalam fase
penyembuhan.
Penatalaksanaan dan pengelolaan pelayanan tes urin harus disertai
dengan wawancara dan pemeriksan klinis yang dapat memperkuat hasil
pemeriksaan tersebut. Pada saat dilakukan pemeriksaan urin zat, sangat
mungkin terjadi tes urin zat tersebut tidak dapat mendeteksi adanya
penggunaan NPS (New Psychoactive Substances). Oleh karena itu
pelaksanaan tes urin zat dapat dilakukan dengan cara:
I) Tipe dasar
Tes cepat (menggunakan test pack) dengan menggunakan 6 (enam)
parameter yaitu ·Amp, Met, THC, Heroin , K2, B 0.
2) Tipe lanjutan
Tes menggunakan peralatan laboratorium metode EMIT ETS dengan
konfirmasi melalui CMS bila sarana memadai.
2. Program Layanan Pilihan
a. Pelayanan Gawat Darurat Narkoba
Proses atau tindakan untuk mengatasi kondisi gawat dan darurat baik fisik
maupun psikis akibat penggunaan zat yang dapat mengancam kehidupan
diri sendiri dan orang lain, dengan tujuan mengatasi keadaan akut klien
dan menuru nkan a ngka kematian akibat kondisi akut yang diderita klien.
1) Jenis penatalaksanaan
a) Penyelamatan kehidupan
b) Pengendalian kegadu hgelisahan
2) Pengelolaan
a) Kondisi intoksikasi zat
b) Kondisi putus zat kriteria berat
c) Kondisi gad u h gelisah akibat efek zat
d ) Kondisi medik lain nya yang diakibatkan oleh penggunaan zat
23
b. Pelayanan rehabilitasl rawat lnap
U paya terapi berbasis bukti yang mencakup perawatan medis, psikososial
atau kombinasi keduanya baik perawatan inap jangka pendek maupun
panjang, dengan tujuan untuk membantu klien mempertahankan kondisi
bebas zat dan memulihkan kondisi fisik, psikologis, dan sosial.
Penatalaksanaan dan pengelolaan pelayanan rehabimasi rawat inap
menggu nakan model medis (gabungan model TC dan Minnesota serta
layanan medis).
24
c) Obat anti mania
d) Obat antian ietas
e) Obat anti insomnia
f) Obat anti hiperaktivitas
g) Obat anti konvulsi
h) Obat anti parkinsonisme
2) Konseling
a) Konseling individu
b) Psikoedukasi keluarga
25
D. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan komponen penting yang harus ada dalam penyelenggaraan rehabilitasi medis.
Sumber daya manusia tersebut harus disertai dengan kompetensi yang memadai. Berikut adalah standar SDM rehabilitasi
medis:
Tabel3.3 SDM Rehabilitasi Medis
I
I
Psikiater Psikolog Peksos/ S. Anal is Apoteker
NO. LAYANAN Pera Kesmas/ S. Lab KOMPETE N S I
Dokter Admin
Wat Psi/Konselor/
Asisten Kens
A. I Layanan Minimal
a) Pelatihan Penatalaksanaan
angguan Penggunaan at
1. Asesmen
(termasuk konseling dasar)
b) Pelatihan Asesmen
a) Ookter pemberi medikasi
agonis dan parsial agonis
harus memiliki sertifikat terkait
b) Kompetensi petugas
2. Detoksifikasi kesehatan harus diperbaharui
sesuai organisasi profesi
c) Petugas kesehatan perlu
mengikuti pelatihan dengan
modul dan sertifikat dari
Kemenkes
26
Ookter pem�aca hasil: terlatih
dalam membaca hasil tes urine
4. Tes Urin Zat NAP A
Analis: terlatih dalam
pengambilan sampel urin dan
I oemeriksaan urin NAP A
B. I Layanan Pilihan
27
E. Sarana dan Prasarana
Pemenuhan aspek standar sarana dan prasarana rehabilitasi d iperlukan dalam
menunjang layanan rehabilijasi medis. dibutuhkan sarana dan prasarana sebagai
berikut:
28
(d) N ato one HCL
(e) Antagonis Opiat
(f) Anti Psikotik Chlorpromazine atau haloperidol
(g) Sedatif-hipnotik
(h) Anti an ietas alprazolam atau clobazam
(i) Analgetik
fj) Spasmolitik
(k) Anti hipertensi
c) Prasarana
1 ) Memiliki cahaya dan ventilasi yang baik dan cukup
2) Limbah sarana pelayanan harus memiliki tata cara
pembuangan limbah sesuai pedoman san itasi rumah
sakit, baik untuk limbah padat dan cair.
3) Harus memiliki tempat cuci tangan sebagai salah satu
upaya kewaspadanaan baku dan kewaspadanaan
transmisi.
Pelayanan a) Ruang kegiatan klien yang terpisah dari ruang kerja staf
Rawat Jalan b) Sarana olahraga dan rekreasi kesenian
Simtomatik dan c) Ruang tamu
lntervensi d) Ruang tid u r
Psikososial e) Kamar mandi
�)
Dapur dan gudang
Ruanq serba quna
29
h) Ruang kantor
i) Ruang ibadah
j) Ruang Konseling
k) Peralatan dan meubelair yang sesuai dengan fungsi dari
ruang dan program
Pelayanan a) Ruang kegiatan klien yang terpisah dari ruang kerja staf
Rehabilitasi b) Sarana olahraga dan rekreasi kesenian
Rawat lnap c) Ruang tamu
d) Ruang tidur
e) Kamar mandi
f) Dapur dan gudang
g) Ruang serba guna
h) Ruang kantor
i) Ruang ibadah
j) Peralatan dan furniture yang sesuai dengan fungsi dari
ruang dan program
30
8) Peralatan pertolongan pertama
b) Peralatan non medik
1 ) etas
2) Botol untuk THD
3) Meja, kursi
4) ATK
5) Komputer
6) Telepon
7) Tempat khusus untuk membawa sediaan metadon
31
BAB 4
STANDAR PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL
Standar Pelayanan Rehabilitasi Sosial ini mengatur layanan rehabilitasi sosial yang
penyelenggaraannya didukung oleh BNN, termasuk indikator minimal
penyelenggaraan rehabilitasi sosial dan kompetensi petugas yang dibutuhkan.
Standar ini mengacu Keputusan Menteri Sosial R l Nomor 26 Tahun 2 0 1 2 tentang
Standar Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan at
Adiktif Lainnya dan Peraturan Menteri Sosial Nomor 03 Tahun 2 0 1 2 tentang
Standar Lembaga Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika dan at Adiktif Lainnya.
A. Status Lembaga
Dalam menyelenggarakan layanan rehabilitasi sosial sebuah lembaga harus
memiliki dokumen resmi yang berisi tentang keabsahan lembaga tersebut
menyelenggarakan rehabilitasi sosial. Otentikasi keabsahan umumnya
berbentuk dokumen yang menyatakan bahwa lembaga menjalankan layanan
tersebut secara resmi dan diakui negara. Pengaturan tentang hal ini
sebagaimana tertuang dalam Permensos Nomor 3 Tahun 2012 pasal 7 ayat (2)
32
yang berbunyi Selain memiliki status badan hukum sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1 ) , lembaga rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAP A juga
wajib mendaftar pada kementerian sosial atau instansi sosial sesuai wilayah
kewenangannya".
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah hierarki unit yang terdiri dari susunan dan hubungan
antara setiap bagian maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi
dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam struktur organisasi harus dapat menggambarkan pola hubungan, peranan
dan tanggung jawab serta kewenangan antar tiap-tiap unit serta deskripsi kerja
33
masing�masing unit secara tertulis. Dalam struktur organisasi hendaknya pemilik
yayasan yang namanya masuk dalam akta notaris tidak lagi masuk dalam
struktur pelaksana program dalam lembaga untuk menjaga profesionalitas.
C. Program Layanan
Program layanan adalah metode yang dijerapkan dalam upaya memulihkan
pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba, baik yang d isediakan secara
internal lembaga maupun rujukan, dalam bentuk layanan rawat jalan dan atau
rawat inap.
Komponen terapi yang diberikan pada layanan rawat inap dan rawat jalan
pada dasarnya sama, namun terdapat perbedaan dalam hal frekuensi, durasi
serta intensitas terapi yang diberikan. Perbedaan layanan tersebut diberikan
berdasarkan pada pertimbangan tingkat keparahan kecanduan, jenis zat yang
digunakan serta kebutuhan klien yang bersangkutan. Demikian pula apabila
lembaga memberikan layanan bagi populasi khusus, seperti anak dan
perempuan, metode yang diterapkan harus disesuaikan dengan kebutuhan
populasi tersebut. Lama perawatan untuk rawat inap jangka pendek maksimal 3
bulan dan rawat inap jangka panjang rna imal 6 bulan. Sedangkan rawat jalan
sesuai dengan kebutuhan klien dengan frekuensi antara 8 sampai 12 kali
pertemuan.
Berdasarkan ketersediaan layanan pada penyelenggara rehabilitasi sosial
terbagi menjadi 3 kriteria, yaitu :
1. layanan Minimal Yang Wajib Dllakukan Sendirl oleh Lembaga
Penyelenggara
a. Penerimaan awal
Penerimaan awal merupakan prosedur awal yang dilakukan sebelum
Pecandu dan Karban Penyalahgunaan Narkoba menjalani program
rehabilitasi. Dalam penerimaan awal dilakukan skrining singkat untuk
melihat ada tidaknya masalah penyalahgunaan narkoba pada klien.
Proses ini dilakukan menggunakan instrumen singkat yang valid dan
cepat hanya untuk mendapatkan informasi adakah suatu faktor risiko
dan atau masalah yang terkait dengan penggunaan narkoba.
34
Apabila hasil skrining menunjukkan hasil yang positif terhadap risiko
ketergantungan narkoba, proses penerimaan dilanjutkan dengan mengisi
kelengkapan administrasi seperti:
1) Pengisian form registrasi,
2) Pengisian biodata klien,
3) Pengisian informed consent (kesediaan untuk direhabilitasi),
4) Persyaratan lain yang disepakati oleh penyelenggara layanan.
b. Asesmen
Asesmen merupakan rangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara
menyeluruh tentang keadaan klien terkait pemakaian narkoba dan
dampaknya terhadap dirinya serta lingkungannya. Asesmen dilakukan
untuk mendapatkan informasi gambaran klinis dan masalah yang lebih
mendalam dari klien secara komprehensif, yang dapat diberikan pada
awal program, selama dalam program, dan menjelang selesai program.
d. lntervensi Psikososial
Berbeda dengan pemberian intervensi psikososial pada rehabilitasi medis
yang merupakan layanan penunjang, maka intervensi psikososial pada
rehabilitasi sosial merupakan Jayanan inti. Oalam intervensi psikosial klien
mendapatkan beragam pendekatan dan terapi baik dilakukan secara
individual maupun kelompok, dimana konten terapi, frekuensi dan
durasinya disesuaikan dengan kebutuhan klien. lntervensi psikososial
juga bertujuan merekonstruksi perilaku maladaptif akibat penyalahgunaan
35
zat menjadi perilaku yang adaptif. Jenis intervensi psikososial yang
dianjurkan antara lain:
1) Konseling Individual
2) Konseling Motivasi (MI)
3) Konseling Kognitif-Perilaku
4) Konseling pengurangan Risiko
5) Pencegahan Kekambuhan
6) Psikoedukasi bagi klien dan keluarganya
36
Rentang layanan secara keseluruhan yang dapat diterima oleh klien
secara langsung dari penyelenggara rehabilitasi maupun melalui rujukan.
37
f. Layanan keluarga
Memfasilitasi keluarga mengakses berbagai sumber dukungan yang ada
di dalam dan di luar keluarga, mediasi permasalahan antara klien dengan
keluarganya, monitoring hasil terapi dan hambatannya.
g . Layanan vokasional
Layanan vokasional merupakan kegiatan pengembangan kemampuan
diri dan keterampilan kerja yang sangat diperlukan bagi klien yang belum
memiliki keterampilan agar dapat produktif dan mandiri.
h. laya nan kesehatan jiwa
Layanan kesehatan jiwa merupakan layanan yang dapat diberikan
langsung oleh lembaga maupun dilakukan rujukan. Ketersediaan
terhadap layanan ini diperlukan mengingat klien ketergantungan
narkotika sangat rentan terhadap gangguan kesehatan jiwa sebagai
penyakit penyerta (gangguan ko-okuring).
38
boleh lebih dari satu
39
Tabel 4.3 Sumber Daya Manusia Rehabilitasi Sosial
40
B. Lavanan Inti Tambahan dilakukan sendiri atau ru·ukan
1) Pelatihan penanganan
medis bagi penyalahg una
zat
1 . Farmakoterapi
2) Pelatihan Oasar
angguan Penggunaan
at iUTC)
2 . Kelompok bantu diri Pelatihan Dasar angguan
dukunaan sebava Penggunaan at (UTC)
3. Perawatan Berkelan·utan
1) Pelatihan Dasar
angguan Penggunaan
at (UTC)
2) Memahami hukum
2 . Layanan bantuan hukum perdata dan pidana
terkait penyalahgunaan
narkotika
1) Pelatihan penanganan
medis bagi penyalahgun�
3. Laya nan kesehatan zat
2) Pelatihan Dasar
angguan Penggunaan
41
at UTC
4. Layanan pendidikan
1) Pelatihan CT dan
penanganan HI AIDS
5. Layanan H I AIDS 2) Pelatihan Dasar
angguan Penggunaan
at (UTCl
6. Lavanan keluarqa Pelatihan Dasar angguan
7. Layanan vokasional Penggunaan at ( UTC)
Pelatihan Dasar angguan
8. Layanan kesehatan jiwa
Penoounaan at (UTCl
42
E. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah hal yang sangat penting dalam penyelenggara
rehabilitasi sosial, yaitu fasilitas yang dapat mendukung efektivitas pelaksanaan
program rehabilitasi, baik yang berbentuk bangunan maupun benda fisik lainnya.
Pemenuhan aspek standar sarana-prasarana rehabilitasi antara layanan yang
dikelola oleh pemerintah dan masyarakat akan ada perbedaan, terutama dalam
ketersediaan ruangan yang spesifik yang diperuntukkan untuk suatu kegiatan.
Perbedaan tersebut utamanya disebabkan oleh ketersediaan pendanaan dalam
melengkapi fasilitas yang dimaksud.
1. Pemerintah
Layanan rehabilitasi rawat inap sosial mensyaratkan banyak fasilitas karena
klien menginap selama beberapa waktu dalam panti rehabilitasi. Sedangkan
dalam layanan rawat jalan sosial klien tidak menginap dan hanya datang ke
layanan sesuai perjanjian, dengan demikian fasilitas sarana dan prasaran
yang harus disiapkan juga minimal.
Layanan rehabilitasi sosial rawat inap merupakan layanan yang umumnya
diselenggarakan oleh pemerintah. Oalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 3
Tahun 20 1 2 tentang Standar Lembaga Rehabilitasi Sosial dalam pasal 1 7
menyebutkan bahwa sarana dan prasarana fisik dalam penyelenggaraan
rehablitasi sosial meliputi:
a. Perkantoran yang terdiri dari ruang pimpinan, ruang kerja staf, ruang
rapat, ruang tamu , ruang dokumentasi, ruang data dan informasi, ruang
perpustakaan, kamar mandi, dan dapur
b. Ruang pelayanan teknis yang terdiri dari ruang asrama, ruang pengasuh,
ruang periksa asesmen, ruang konseling psikososial, ruang isolasi, ruang
instalasi produksi, ruang olahraga dan pembinaan fisik, ruang bimbingan
mental dan sosial, ruang praktek keterampilan, dan ruang kesenian
c. Ruang pelayanan umum yang terdiri dari ruang makan, ruang belajar,
ruang ibadah, ruang kesehatan , aula, pas keamanan, ruang tamu,
gudang, kamar mandi, tempat parkir, dan rumah dinas pengurus
d. Peralatan lembaga rehabilitasi sosial yang terdiri dari peralatan penunjang
perkantoran, peralatan komunikasi, penerangan, instalasi air dan air
43
bersih, peralatan bantu bagi penerima pelayanan, peralatan penunjang
pelayanan teknis
e. Ala! transportasi yang terdiri dari ala! transportasi perkantoran dan ala!
transportasi penerima pelayanan dan
f. Sandang dan pangan bagi penerima pelayanan yang memenuhi syarat
kesehatan dan kelengkapan g izi seimbang.
2 . Masyarakat
Penyelenggaraan rehabilitasi sosial yang dilaksanakan oleh masyarakat
seyogyanya memenuhi sarana dan prasarana sebagaimana yang telah
disebutkan diatas. Namun dikarenakan keterbatasan pembiayaan, sarana dan
prasana yang ada dapat d imaksimalkan penggunaannya sehingga kaya
fu ngsi. Jumlah sarana dan prasarana yang diperlukan pada layanan rawat
inap dan rawat jalan akan berbeda tergantung pacta j umlah klien yang dilayani
setiap hari. Standar minimal sarana dan prasarana pada lembaga rehabilitasi
yang dikelola okeh masyarakat mencakup:
a. Ruang kantor (yang dapat mengakomodasi kebutuhan pimpinan, stat,
rapat, tamu dan penyimpanan data serta dokumen)
b. Ruang pelayanan (yang dapat mengakomodasi proses asesmen,
konseling, dan aktivitas lain nya)
c. Kamar tidur yang jumlahnya d isesuaikan dengan kapasitas klien (berlaku
bagi lembaga rehabilitasi sosial dengan metode rawat inap)
d. Ruang pelayanan umum (ruang makan, ruang edukasi dan rekreasi,
ruang keamanan)
e. Ruang pemeriksaan kesehatan (apabila dilakukan layanan secara
internal)
Kamar mandi (jumlahnya menyesuaikan rasio kapasitas klien)
g. Memenuhi standar keamanan dan kesehatan (sanitasi, sirkulasi udara,
penerangan, dan pengamanan terhadap instalasi listrik)
h. Peralatan yang dibutuhkan dalam menunjang pelayanan
44
Berikut matriks sarana dan prasarana dalam layanan sosial rawat inap dan
rawat jalan di layanan rehabilitasi yang dikelola- oleh pemerintah dan
masyarakat
PEMERINTAH MASYARAKAT
NO.
SARANA DAN PRASARANA Rawat Rawat Rawat Rawat
lnao Jalan lnao Jalan
A. Perkantoran
1 . Ruano Kantor
2. Ruana Raoat
3. Ruana Lemari Arsio
4. Ruang Lemari Data dan
lnformasi
D. Peralatan Lembaga
Rehabilitasi Sosial
1 . Peralatan Penunjang
Perkantoran
2. Peralatan Komunikasi
3. Penerangan dan keamanan
instalasi listrik
4. lnstalasi Air Bersih, Sanitasi
dan entilasi
E. Kendaraan Ooerasional
45
I
F. Sandang dan Pangan bagi
Penerima Pelavanan
1 1 . Makanan
2 . Seragam
46
BAB 5
a. Memotivasi dan membimbing klien agar mampu menghadapi situasi dan kondisi
yang beresiko menjadi pencetus (penyebab kekambuhan) dalam rangka
mempertahankan kepulihan.
b. Memfasilitasi dan membimbing klien untuk mencapai produktivitas dalam rangka
kemandirian ekonomi melalui pelatihan vokasional sesuai minat dan bakat serta
potensi pasar tempat domisili klien.
c. Membimbing klien untuk dapat menyatu kembali dan mampu berfungsi sosial
dalam lingkungannya.
A. Status Lembaga
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sesuai dengan klasifikasi lembaga berdasarkan peraturan
yang berlaku.
47
Kriteria inklusi klien pascarehabilitasi
Klien telah menyelesaikan program rehabilitasi (medis dan atau sosial) dan dinilai
mampu untuk mengikuti program pascarehabilitasi berdasarkan resume dan
rekomendasi lembaga pelaksana rehabilitasi
Catatan : Untuk metode pendekatan substitusi mengacu pada resume dan
C. Program Layanan
1. Tahap Penerimaan
Pelaksanaan Pascarehabilitasi pada tahap penerimaan dimaksudkan untuk
menjelaskan maksud dan tujuan Pascarehabilitasi kepada klien.
Pada layanan Pascarehabilitasi lanjut tahap awal penerimaan dilakukan
pada kunjungan pertama klien ke rumah dan atau kunjungan pertama di
Layanan Pascarehabilitasi Lanjut .
Beberapa tindakan yang dilakukan dalam tahap penerimaan adalah:
a. Proses Intake
b. Tinjauan rencana terapi
c. Pengukuran data awal (ASI,Test WHO ol,Tes Urica, Lembar kerja
perubahan, Roda Kehidupan, dll )
d. Tinjauan hasil evaluasi program rehabilitasi
e. Penyepakatan metode pascarehabilitasi yang diterapkan
Informed Consent sural persetujuan. melakukan layanan
pascarehabilitasi
48
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Pascarehabilitasi merupakan program yang dijalani oleh klien
setelah selesai menjalani program rehabilitasi. Layanan Pascarehabilitasi
yang dikembangkan meliputi layanan Pascarehabilitasi l ntensif , Layanan
Pascarehabilitasi Reguler, Layanan Pascarehabilitasi pada populasi
kebutuhan klinis tertentu dan setting khusus, dan Layanan Pascarehabilitasi
Lanjut.
2) Pengembangan Diri
Proses pengenalan j ati diri secara menyeluruh, baik kekuatan,
kelebihan atau potensi yang dimiliki maupun keterbatasan,
kelemahan dan kekurangan yang bisa menjadi penghambat
pencapaian aktualisasi diri. Materi yang diberikan seperti :
a} Membuat perencanaan hidup
b) Menetapkan target prestasi
c) Mengembangkan hobi yang selama ini belum d itekuni secara
serius
49
d) Program okasional
Memberikan pelatihan vokasional sesuai bakat dan m inatnya ,
sesuai dengan kondisi pasar temapt tinggal klien , serta
memberikan kegiatan pelatihan melalui kerjasama dengan
lembaga terkait.
4) Psikososial
Layanan yang diberikan bagi residen untuk memahami masalah
kejiwaan dirinya yang akan membantu dalam proses interaksi di
masyarakat
5) Manajemen kasus
Sistem laya nan meliputi aktivitas merencanakan, mengorganisasikan,
meng koordinasikan dan memon itor pelayanan serta sumber-sumber
yang dibutuhkan untuk merespon kebutuhan residen terhadap
pelayanan rehabilitasi .
6) Fasilitasi Pendidikan
Memfasilitasi kepada penyalah guna , korban penyalahgunaan dan
atau pecandu narkoba untuk mendapatkan akses layanan
pend idikan.
50
7) Kelompok Bantu Diri (self Help roup)
Salah satu pendekatan dalam sistem pemulihan yang dilakukan oleh
kelompok sehingga mereka dapat belajar meng hadapi permasalahan
kecanduan narkoba dan pemulihan.
51
c) Layanan pengembangan diri
d ) Fasilitasi layanan pendidikan dan vokasional
e) Support Group
2) Layanan pendukung :
a) Kelompok Bantu Diri
b) Family Support Group
c) l nformasi lowongan Kerja
c. P asc areh abilit asi p ad a Popul asi Kebutuh an kli nis terte ntu d an
selli ng Khusus
Pelaksanaan program pascarehabilitasi pada populasi kebutu han klinis
tertentu dan setting khusus memiliki definisi dan tujuan serta fu ngsi yang
sama dengan Layanan Pascarehabil itasi Reguler (Rawat Jalan) atau
Layanan Pascarehabilitasi l ntensif , namun d ilaksa nakan dalam setting
atau sasaran yang membutuhkan metode pendekatan khusus, seperti:
1) Anak-a nak (Ado/e scence/remaja)
2) Perempuan
3) Penyandang disabililas
4) Anggota POLRI,TN I ,AS N ,dan Pejabat pemerintahan lainnya
5) Warga Binaan Pemasyarakatan
52
selesai menjalani layanan Layanan Pascarehabilitasi l ntensif atau
Layanan pascarehabilitasi reg uler (rawat jalan).
53
• Pascarehabiltasi
RawatJalan
R3watlnap
54
1 . Tenaga Profesional: Sesuai dengan bidang dan latar belakang profesi
(Medis, Psikiatrik, Psikologi, Pekerja Sosial, H ukum, Adiksi)
2 . Tenaga Terampil: Memiliki sertifikat atau surat keterangan pernah mengikuti
pelatihan sesuai keterampilan dari lembaga terkait
55
7 Penyimpanan . Lemari Rak besi
����R�u�a�ng��K�Iin�ik�nPe�m�e�r�ik�sa�a�n--�'T�e�n�si=m�eter-.-----+--�
(sarpras Kesehatan termometer,
56
pi l iha n ) timbangan, bed,
Meja, Kursi, Obat
obatan, lemari Obat,
Jam dinding,
Tempat Sampah,
b. Struktur organisasi
Struktur organisasi sesuai dengan klasifikasi lembaga berdasarkan
peraturan yang berlaku.
57
c. T ah ap an L ay anan P asc areh abilit asi l nte nsif
I.
......
Persyaratan 1.. . Surat
'"' · - - - · .. _. _ __ _ _ _ _ - ·
keterangan surat pengantar dari lembaga rehabilitasi
Klien 2. Resume (medis dan atau sosial) dari lembaga rehabilitasi
(proses 3. Hasil tes minat bakat oleh psikolog (bila ada), bila tidak ada maka akan d ibuat
intake awal) ruj ukan oleh pihak Layanan Pascarehabilitasi l ntensif untuk d i lakukan tes m i nat
bakat
Beberapa persyaratan lain nya antara lain:
a. Mengisi form registrasi
b. Foto copy KTP ldentitas d iri
c. Foto copy KK
d . Mengisi I nformed Consent
e. Surat Keterang an Wali Orang tua Pengampu (Penjamin)
f. Membawa Surat Rujukan Rekomendasi dan resume medis atau sosial jika klien
merupakan kiriman dari BNNP B N N K
g . Klien y a n g berasal d a r i h a s i l putusan pengadilan telah selesai menjalani
rehabilitasi dan wajib diantar oleh petugas rehabilitasi kejaksaan serta
menyerahkan putusan pengad ilan.
h . Klien yang berasal dari angg ota (POLRI TN I) wajib menyertakan surat pengantar
dari kesatuannya.
i . Orang tua wali wajib menghad iri pertemuan yang d ijadwalkan oleh petugas a . l
Family Dialogue (FD), konseling keluarga pasangan o r a n g y a n g berpengaruh
bagi klien, Kelompok dukungan keluarg a , kunjungan keluarga, dan lain-lain.
2. Prosed ur 1. Penerimaan Awal
Proses awal yang dilakukan melalui:
a . Pemeriksaaan berkas-berkas persyaratan
58
h. Pengisian file klien ( I ntake Documentation & Record Keeping)
i. Dengan waktu pemeriksaan berkas adalah 1 5 menit.
2 . Pengukuran data awal
a . Ting kat pengukuran motivasi dengan menggunakan Tes U rica (University of
Rhode Island Change Assesment Scale).Tes U rica merupakan alat ukur untuk
mengetahui kesiapan motivasi klien dalam menjalankan perawatan dan dapat
dig unakan untuk rencana tindak lanjut. Tes u rica ini diisi sendiri oleh klien, Waktu
pelaksanaan Tes U rica adalah hari kedua klien d i Layanan Pascarehabilitasi
l ntensif. Waktu pelaksanaan tes U rica adalah 30 menit.
b. Tes minat dan bakat klien
Tujuan d ilaksanakan tes mi nat dan bakat adalah untuk mengetahui minat dan
bakat seseorang pada suatu bidang .
Penentuan Rencana Aksi Individual
c. Rencana Aksi I ndividual merupakan kesepakatan awal dengan klien sebelum
layanan pasca rehabilitasi. yang meliputi analisis masalah i nternal maupun
eksternal, terutama hal hal yang berkaitan dengan faktor pencetus
kekambuhan (relapse) serta potensi yang dapat d i g u nakan untuk mengatasinya.
Durasi Pelaksanaan rencana aksi individual adalah 30 menit.
d . Persepsi kualitas hid up dengan menggu nakan WHO ol (WHO Quality of Life)
(eva luasi awal)
WHO ol diberikan untuk mengukur pening katan kualitas hidup dari setiap klien.
Hasil dari evaluasi ini dapat menjadi salah satu ind ikator keberhasilan serta
efektifitas layanan rehabilitasi yang diberikan.
Waktu pelaksanaan pengisian WHO ol adalah hari ke 2 atau 3 Dan hari ke 48
(disesuaikan dengan kesiapan klien) klien d i Layanan Pascarehabilitasi l ntensif.
Waktu pelaksanaan adalah 30 45 menit. Pengisian WHO- ol dilakukan
dengan d ibantu petugas pendamping
3. Jenis 1. Konseling
Layanan a. Konseling l ndividu
Pascarehabili Waktu pelaksanaan individual konsel ing adalah sesuai kebutuhan klien , minimal
satu kali dalam satu mi nggu selama perlQ�e rawat inap di Layanan
59
tasi Layanan Pascarehabilitasi l ntensif. Durasi pelaksanaan konseling adalah 60 menit per
Pascarehabili sesi.
tasi l ntensif Materi konseling individu antara lain ·
1 ) Pencegahan Kekambuhan
2) Pematangan perencanaan
3) Persiapan integrasi ke masyarakat
4) Penyusunan rencana aksi individual
b . Konseling keluarga pasangan orang yang berpengaruh terhadap klien
Petugas pelaksana konseling keluarga pasangan orang yang berpengaruh
adalah pendamping. Durasi pelaksanaan konseling keluarga pasangan orang
yang berpengaruh adalah 60 menit
3. Pertemua n pagi
Waktu pelaksanaan pertemuan pagi adalah setiap pagi hari (senin-jumat) selama
periode rawat inap di Layanan Pascarehabilitasi l ntensif. Waktu kegiatan d i Layanan
Pascarehabilitasi l ntensif tiap sesi 60 men it.
4. Evaluasi haria n
Waktu pelaksanaan evaluasi harian adalah setiap senin sampai jumat pada malam
hari selama periode rawat inap d i Layanan Pascarehabilitasi lntensif. Waktu
pelaksanaan evaluasi harian adalah 30 menit.
60
5. Kelompok Dukungan Keluarga
Waktu pelaksanaan kelompok dukungan keluarga adalah 60 menit. Tujuan
pelaksanaan Kelompok Dukungan Keluarga sebagai berikut .
a. Mengidentifikasi kemampuan keluarga dan sistem pendukung.
b. Menggunakan sistem pendukung internal, mon itor hasil
c. Bagaimana keluarga mengakses berbagai sumber dukungan yang ada di luar
keluarga (eksternal), monitor hasil dan hambatannya
d . Bagaimana keluarga mengevaluasi penggunaan sumber pendukung internal dan
eksternal
6. Bimbingan Rohani
Bimbingan rohani berfokus terhadap masalah hid up dan bagaimana mengubah
sikap untuk membuka diri kepada hubungan yang bersifat personal kepada Tuhan.
Waktu pelaksanaan bimbingan rohani adalah minimal 1 kali dalam 1 minggu selama
periode layanan di Layanan Pascarehabil itasi l ntensif dan waktu pelaksanaanya
adalah - 60 menit.
7 . Vokasional
Waktu pelaksanan vokasional mi nimal 3 kali dalam seminggu. Waktu pelaksanaan
vocasional adalah min imal 90 menit per sesi. Kegiatan vokasinal dilaksanakan oleh
professional Oalam bidang nya dan klien mendapat sertifikat untuk ketrampilan nya
tersebut. Jenis kegiatan vokasional d i bagi berdasarkan cluster yang terdiri dari:
a. cluster pertukangan
b. cluster Teknologi l nformasi
c. cluster argo bisnis
d . cluster perternakan
e. cluster kerajinan
f. cl uster lata bog a
8. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine menaau nakan alat tes urin zat denqan rapid tes minimal 6
61
(Enam) parameter
1 0. Pengakhira n layanan
Klien yang telah selesai menjalani layanan Layanan Pascarehabilitasi intensif akan
dirujuk kembali ke keluarga dan masyarakat, namun tetap akan dilakukan
pendampingan pemantauan melalu i layanan Pascarehabil itasi lanjut d i BNNP atau
BNNKab Kota.
4. Metode l ntervensi Psikososial yang fokus kepada pencegahan kekambuhan dan keterampilan
vokasional.
5. Waktu 50 Hari (disesuaikan dengan perkembangan klien)
'pelaksanaan waktu layanan pascarehabilitasl rawal i n a p ( Layanan Pascarehabilii.lsi lntensif ) d i B N N , B N N P , BNNKota dan Kabupaltm
62
d. SDM Layanan Pascarehabilitasi Layanan Pascarehabilitasi lntensif
1) SDM Minimal dalam Layanan pascarehabilitasi Layanan
Pascarehabilitasi l ntensif a ntara lain:
a) tenaga administratif
b) Program manager
c) konselor adiksi asisten konselor adiksi
2) SDM Pilihan ideal dalam layanan pascarehabilitasi Layanan
Pascarehabilitasi l ntensif antara lain:
a) Konselor adiksi
b) Sarjana Psikolog
c) Pembimbing vokasional
d ) Tukang masak
e) Keamanan
f) Pembimbing kerohanian
g) Tenaga pendidik ( kebutuhan klinis tertentu anak)
h) Perawat
63
SDM LAYANAN PASCAREHABI LITASI INTENSIF
Efektifitas
Tenaga Pemberi Kompetensi Pelaksana
Kegiatan Pelaksana Layanan per
No
Hari
Pendidikan Sertifikasi
1. Penerimaan (Petugas • Min. SMA atau sederajat, Pelatihan Oasar angguan Penggunaan
Klien Administrasi, • Memiliki pengalaman di at
asisten konselor bidang administrasi dan
adiksi) adiksi min. 1 tahun
Pengukuran Konselor adiksi • Min. SMA atau sederajat, • Pelatihan Dasar angguan
data awal asisten • Pengalaman menjadi Penggunaan at
konselor adiksi Program Manager • Memiliki pengetahuan pendidikan
minimal 2 tahun. tentang adiksi, keterampilan konselin g ,
• Pengalaman klinis KIE, k o d e et ik profesi, modalitas terapi
menjadi asisten konselor rehabilitasi
adiksi minimal 2 tahun.
• Memiliki
pengetahuan pendidikan
tentang adiksi,
keterampilan konseling,
KIE, kode etik profesi,
modalitas terapi
64
rehabilitasi
• Telah bersih dan pulih
dari Narkotika selama 2
tahun ( bagi Mantan
Pecandul ·
Asisten 1 asisten • Min. SMA atau . Pelatihan Oasar angguan
konselor adiksi konselor sederajat, Penggunaan at
adiksiuntuk 5 • Memiliki
klien pengetahuan pendidikan
tentang adiksi,
keterampilan konseling,
KIE, kode etik profesi,
modalitas terapi
rehabilitasi
. Telah bersih dan pulih
dari Narkotika selama
�!�:���)
bagi Mantan
65
.
I I
Pendekatan Program 1 aslsten Pendidikan minimal S M U • Pelatihan Oasar angguan
Kelompok Manager konsetor adiksi Sederajat Penggunaan at
Asisten untuk 5 klien • Memiliki pendidikan • Memiliki pengetahuan pendidikan
konselor adiksi kurikulum konselor adiksi tentang adiksi, keterampilan konseling,
minimal kurikulum 1 -2 K I E . kode etik profesi, modalitas terapi
(optional - recovery rehabilitasi
coach/ pelatihan
pendampingan)
• Telah bersih dan pulih
dari Narkotika selama
tahun ( bagi Mantan
Pecandu
Evaluasi Harian I Program • Pendidikan minimal SMU • Pelatihan Dasar angguan
Manager Sederajat Penggunaan at
Asisten • Memiliki pendidikan • Memiliki pengetahuan pendidikan
konselor adiksi kurikulum konselor adiksi tentang adiksi, keterampilan konseling,
minimal kurikulum 1 -2 KIE, kode etik profesi, modalitas terapi
(optional - recovery rehabilitasi
coach/ pelatihan
pendampingan)
• Telah bersih dan pulih
dari Narkotika selama
tahun ( bagi Mantan
Pecandu
Family Support • Pendidikan minimal SMU • Pelatihan Oasar angguan
Sederajat Penggunaan at
• Memiliki pendidikan • Memiliki pengetahuan pendidikan
kurikulum konselor adiksi tentang adiksi, keterampilan konseling,
minimal kurikulum 1 -2 KIE, kode etik profesi, modalitas terapi
(optional - recovery rehabilitasi
coach/ pelatihan
pendampingan)
• Telah bersih dar!_ffi.ll i h
66
dari Narkotika selama
tahun ( bagi Mantan
Pecandu
Bimbingan
Rohani
Pembimbing
Rohani
• Pendidika minimal SMU
Sederajat
• Memiliki pengetahuan
pendidikan dalam bidang
keagamaan
okasional Pembimbing
okasional
• Pendidikan minimal SMU
Sederajat
Memiliki pengetahuan pendidikan
keterampilan khusus (contoh: pertanian,
komputer, kewirausahaan, sablon,
meubeler. dll).
1•
•
Responsible Program 1 asisten Pendidikan minimal SMU • Pelatihan Dasar angguan
I nteraction Manager konselor adiksi Sederajat Penggunaan at
konselor untuk 5 klien • Memiliki pendidikan Memiliki pengetahuan pendidikan
Asisten kurikulum konselor adiksi tentang adiksi, keterampilan konseling,
konselor adiksi minimal kurikulum 1 -2 KIE, kode etik profesi, modalitas terapi
(optional - recovery rehabilitasi
•
coach/ pelatihan
pendampingan)
Telah bersih dan pulih
dari Narkotika selama
67
tahun ( bagi Mantan
Pecandu
I
dari Narkotika selama 2
tahun ( bagi Mantan
Pecandu
68
Konsumsi Tukang Masak Sesuai dengan • pendidikan dasar bisa
kapasitas baca tulis
(1 5-20 org) • kemampuan untuk
menyiapkan konsumsi
secara baik dan sehat.
69
e. Kebutuhan Sarana d � n Prasarana Layanan Pascarehabilitasi
Layanan Pascarehabilitasi lntensif
No Ruang Perlengkapan Keterangan
• Lemari
• Komputer laptop
• Printer
• Jam
• Temoat sampah
• Lemari 60 1 20 60 cm
. antungan Baju
• Tempat sampah
• Jam dindino
4 Kamar Mandi • Perlengkapan mandi • Minimal 3 kamar
• Perlengkapan mencuci mandi
• Memiliki sanitasi
vana baik
5 Multifungsi • Meja Untuk 15 orang
Pelayanan • Kursi
• Karpet
• Papan tulis
• Peralatan vokasional
• Komputer Laptop
• l nfokus LCD
• Jam
• MIG/speaker
• ATK
• Temoat samoah
6 Dapur . Peralatan memasak . Sirkulasi udara baik
. Peralatan makan . Pencahayaan baik
. Pembuangan limbah
dapur
7 Penyimpanan . Lemari Rak besi
70
9 Kapasitas 1 5-20 orang
rasarana Keteran an
2. Layanan Pascarehabil ilasi Reg uler (Rawat Jalan) di BNN/B N N P/B N N K atau
Kab
Layanan Pascarehabil itasi Reguler (Rawat Jalan) Adalah pelayanan pasca
rehabilitasi intensif dengan sistern rawat jalan atau Intensive outpatient terhadap
pecandu atau korban penyalahgunaan narkoba yang telah selesai menjalani
program layanan rehabilitasi.
71
b. Struktur organisasi
Struktur organisasi sesuai dengan klasifikasi lembaga berdasarkan peraturan
yang berlaku.
c. Tahapan Layanan
1 . Su rat keterangan selesai mengikuti rehabilitasi
1. Persyaratan surat pengantar dari lembaga rehabilitasi.
Klien (proses
2. resume (medis dan atau sosial) dari lembaga
i ntake awal) rehabilitasi
3. Mengisi form registrasi
4 . Foto copy KTP ldentitas diri
5. Foto copy KK
6 . Mengisi lembar persetuj uan klien
7. Klien yang berasal dari hasil putusan pengadilan
dan telah selesai menjalani rehabilitasi waj i b
diantar o l e h petugas rehabilitasi kejaksaan serta
menyerahkan surat putusan pengadilan.
8. Klien yang berasal dari anggota (POLRI TN I ) wajib
menyertakan surat pengantar dari kesatuannya.
9 . Orang tua wali wajib menghadiri pertemuan yang
dijadwalkan oleh petugas a.l diskusi dengan
keluarga konseling keluarga pasangan orang
yang berpe ngaruh bagi klien, Kelompok dukungan
keluarQa , kun·unQan keluarQa , dan lain-lain.
2. Prosed ur 1 . Penerimaan Awal
Proses awal yang di lakukan metalui:
a) Klien melengkapi dan menyerahkan berkas
administratif.
b) Klien menyerahkan surat keterangan setesai
menjatani rehabilitasi dari tembaga rehabilitasi,
baik mitik pemerintah atau komponen masyarakat
atau surat keterangan selesai menjalani layanan
di Layanan Pascarehabilitasi l ntensif.
c) Asisten konselor adiksimengisi file ktien dengan
metakukan metode i nterview secara mendatam.
d) Asisten konselor adiksimelakukan pemeriksaan
tes urine terhadap klien. Sebelum dilakukan tes
urine, ktien tertebih dahutu mengisi kesed iaan
untuk melakukan tes urine
2 . Rencana Terapi
Rencana terapi yang diberikan kepada klien dapat
diketahui setelah asisten konselor adiksimengisi file
L
klien dengan metode interview secara mendalam . .
Selanjutnya dijadikan sebagai rekomendasi
rencana rawatan prog ram pascarehabilitasi rawat
-ja la n l
_L______ _____L__� ,��� R�
. --� e��a�n�a��t�
nc e�
ra� d i�a�
pii __� k�
uk q'a�
�a�n��d�e�n� n
72
mempertimbangkan kebutu han klien dan
ketersed iaan sumber d aya serta hambatan yang
akan d ihadapi untuk mencapai tujuan laya nan.
3 . Pemeriksaan tambahan antara lain:
1) Tes Pengukuran Motivasi (Tes U rica)
2) Penentuan Rencana Aksi Individual
3) Pengisian WHO ol (evaluasi awal)
4) Tes Roda Keh idupan
3 laya nan 1 . 1ayanan pascarehabilitasi reguler
pascarehabilit Layanan pascarehabilitasi reg uler d i berikan kepada
asi intensif klien untuk membantu menjaga kepulihannya
(rawat Jalan) dengan menggunakan sumber-sumber yang
tersed ia, sehingga klien dapat meningkatkan
kreativitas dan dapat berfungsi sosial kegiatan yang
d i lakukan antara lain:
a) Pertemuan Kelompok 4 kali
b) Seminar Psikoed ukasi 2 kali
c) Kelompok dukungan keluarg a 1 kali
2 . Rujukan dan Konsultasi
Rujukan dan konsultasi d i berikan kepada klien
sesuai kebutu han. Ruj ukan dan konsultasi yang
dapat diberikan, yaitu ·
a) Rujukan dan konsultasi medis
b) Rujukan dan konsultasi psikolog
Konseling ind ivid u, psikoedukasi keluarg a ,
dukungan sosial dan i ntervensi psikososial
lainnya.
3. Metode l ntervensi Psikososial yang fokus kepada pencegahan
kekambuhan dan pendekatan kelompok bantu diri.
4. Waktu Tatalaksana Pascarehabilitasi rawat jalan dapat
d ilakukan dalam frekuensi 7 kali pertemuan dalam
waktu 2 bulan sesuai dengan hasil asesmen , prog ress
perkembangan klien dan dapat melakukan rujukan
I psikolog dan dokter bila dibutuhkan
dalam setung layana n d 1 B N N , B N N P , B N N Kota d a n Kabupaten
Layanan Pascarehabil itasi Reg uler ( rawat jalan) pada Ke butu han Klinis
tertentu : Anak di B N N PIK
1. Persyaratan a. Telah menyelesa ikan layanan rehabilitasi disertakan
(proses i ntake dengan mem bawa sural keterangan selesai rehab
awal) b. Berusia 11 sampai dengan 18 tah u n
c. Menandatangani lembar persetujuan kesed iaan
mengi kuti layanan pasca rehabilitasi
d. Persetujuan dari orangtua wali pengampu untuk
meng i kuti program pascarehabilitasi
e. Tidak memiliki hambatan fisik dan mental u ntuk
menqikuti layanan pasca rehabilitasi
73
f. Saat penerimaan awal Tes Urine Negatif,
g . Dalam h a l a n a k berhadapan dengan masalah hukum,
maka permintaan pelayanan dari penyidik jaksa waj ib
melampirkan sural permohonan penitipan .
74
1) Konselor Adiksi
2) Sarjana Psikolog
3) Pembimbing okasional
4) Tenaga Pendidik ( Kebutu han Klinis Tertentu Anak)
75
No I Kegiatan Tenaga Efektifitas Kompetensi Pelaksana
Pelaksana Pemberi Pendidikan Sertifikasi
Layanan per
Hari
1. I Penerimaan Administrasi 1 administrasi Min. SMA atau sederajat
Awal Asisten konselor Asisten dan berpengalaman di
adiksi konselor bidang administrasi
adiksi adiksi min. 1 tahun
menghandle 5
klien
76
Perawatan Program • Min. SMA atau sederajat, • Pelatihan Dasar angguan Penggunaan
Manager • Program manager at
Asisten konselor layanan pasacrehabilitasi • Memiliki pengetahuan pendidikan tentang
adiksi intensif kepala bidang adiksi, keterampilan konseling, KIE, kode
atau kepala seksi yang etik profesi, modalitas terapi rehabilitasi
ditunj u k dan disahkan
oleh kepala badan
direktur
• Pengalaman klinis
pengetahuan pendidikan
tentang adiksi.
keterampilan konseling,
KI E , kode etik profesi.
modalitas terapi
rehabilitasi
Telah bersih dan pulih
dari Narkotika selama
tahun ( bagi Mantan
Pecandu)
i 3. i Konseling Konselor adiksi • Min. SMA atau sederajat, • Pelatihan Dasar angguan Penggunaan
lndividu Asisten • Pengalaman klinis at
konselor adiksi menjadi asisten konselor • Memiliki pengetahuan pendidikan tentang
adiksi minimal 2 tahun. adiksi, keteram pilan konseling, KIE, kode
• Memiliki etik profesi, modalitas terapi rehabilitasi
pengetahuan pendidikan
tentang adiksi,
keterampilan konseling,
KIE, kode etik profesi,
modalitas terapi
rehabilitasi
77
• Telah bersih dan pulih
dari Narkotika selama 2
tahun ( bagi Mantan
Pecandu)
4. Pertemuan Fasilitator • Min. SMA dan • Bagi Fasilitator yang berasal lingk
Kelompok berpengalaman d i bidang B N N P K Kab kegiatan dilaksanakan
adiksi min. 1 tahun diluar jam kerja (catatan)
• Petugas yang telah
mendapatkan
peningkatan kompetensi
petugas pascarehabilitasi
5 Seminar Fasilitator • Min. SMA dan
Psikoeduka berpengalaman di bidang
51 adiksi min. 1 tahun
• Petugas yang telah
mendapatkan
peningkatan kompetensi
petugas pascarehabilitasi
78
c
j�
-� "'
�
,_
·;;;
�
e
a.
SDM Layanan Pascarehabil itasi Reguler dalam Kebutuhan klinis tertentu dan
populasi khusus
1) Anak
No. Tenaga Pelaksana Kompetensi Pelaksana
Khusus Pendidikan Sertifikasi
1. Konselor Profesi • Pelatihan penatalaksanaan
Psikologi angguan Penggunaan at
2. Tenaga Pendidik Min 03 • Pelatihan keahlian sesuai
Pendidikan
profesi
3 Asisten konselor adiksi Min SMA
• Pelatihan pendampingan
4. Fasilitator dari LSM Min S 1 anak
A n a k LBH Anak
2) Perempuan
No. Tenaga Pelaksana Khusus Kompetensi Pelaksana
Pendidikan Sertifi kasi Pelati han
1. Asisten konselor adiksi Perempuan • Konselor Adiksi
Konselor Adiksi Narkoba Min. SMA dan Narkoba
Perempuan berpengalama
n d i bidang
adiksi
narkoba min.
1 tahun
2. Perawat Perempuan • Adiksi narkoba
03 dasar
Keperawatan • Penatalaksanaan
Penyakit penyulit
akibat adiksi
narkoba
3. Fasilitator dari LSM S1 Adiksi narkoba
Perempuan dan LBH dasar
Perempuan
80
e. Kebutuhan Sarana dan Prasarana Layanan Pascarehabilitasi Reg uler
(Rawat Jalan)
81
rawat lanjut berg u n a u ntuk mengukur proses pemulihan klien d a n keberhasilan
program rehabilitasi berkelanjutan .
b. Struktur organisasi
Struktur organisasi sesuai dengan klasifikasi lembaga berdasarkan peraturan
yang berlaku.
c. Tahapan Layanan
1. Persyaratan a. Sural keterangan selesai mengikuti rehabilitasi
Klien (Proses pascarehabilitasi dari lembaga rehabilitasi.
intake awal) b. resume (medis dan atau sosial) dari lembaga
rehabilitasi
c. Mengisi form registrasi
d . Foto copy KTP ldentitas d iri
e. Foto copy KK
f. Mengisi I nformed Consent
g . Klien baru yang berasal dari hasil putusan pengadilan
wajib diantar oleh petugas rehabilitasi kejaksaan dan
menyerahkan putusan pengadilan.
h . Klien yang berasal dari anggota (POLRI TNI) wajib
menyertakan surat pengantar dari kesatuannya.
i . Orang tua wali waj ib menghadiri pertemuan yang
dijadwalkan oleh petugas a.l d iskusi keluarga
konseling keluarga pasangan orang yang
berpengaruh bagi klien, Kelompok dukungan
Keluarga, kunjungan keluarga, dan lain-lai n .
2. Prosed ur 1 . Penerimaan Awal
Proses awal yang dilakukan melalui:
1) Klien melengkapi dan menyerahkan berkas
admin istratif.
2) Klien menyerahkan surat keterangan selesai
menjalani rehabilitasi pascarehabilitasi dari
lembaga rehabilitasi, baik milik pemerintah atau
komponen masyarakat, atau sural keterangan
selesai menjalani layanan Layanan
Pascarehabilitasi l ntensif sesuai dengan asesmen
awal atau sural keterangan selesai men·alani
82
layanan pascarehabilitasi sesuai dengan
asesmen awal
3} Asisten konselor adiksi mengisi rekam data klien
dengan melakukan metode interview secara
mendalam.
4) Tes Pengukuran Motivasi (Tes U rica)
Tes U rica merupakan alat ukur untuk mengetahui
kesiapan motivasi klien dalam menjalankan
perawatan dan dapat digunakan untuk rencana
tindak lanjut. Tes urica ini diisi sendiri oleh klien,
Waktu pelaksanaan tes U rica adalah 30 men it.
5) Penentuan Rencana Aksi Individual
Rencana Aksi Individual merupakan kesepakatan
awal dengan klien sebelum layanan pasca
rehabilitasi, yang meliputi analisis masalah
i nternal maupun eksternal, terutama hal hal
yang berkaitan deng an faktor pencetus
kekambuhan (relapse) serta potensi yang dapat
di g unakan u ntuk mengatasinya. Durasi
Pelaksa naan rencana aksi individual adalah 30
men it.
6) Pengisian WHO ol (evaluasi awal)
WHO ol diberikan untuk mengukur peningkatan
kualitas hid up dari setiap klien. Hasil dari evaluasi
ini dapat menjad i salah satu indikator
keberhasilan serta efektifitas layanan rehabilitasi
yang d iberikan. Diba ntu oleh asisten konselor
adiksidengan waktu pengisian kurang lebih 45
men it.
7) Pemeriksaan Urine
Asisten konselor adiksi melakukan pemeriksaan
tes urine terhadap klien. Sebelum d i lakukan tes
urine, klien terlebih dahulu mengisi kesed iaan
untuk melakukan tes urine.
8) Tes Rod a Kehidupan
Dengan menggunakan lembar roda kehid upan,
menilai ting kat kepuasan klien terhadap
kehid upan yang klien jalani saat ini. Harapan dari
penilaian i n i dapat menilai gambaran keadaan
klien, sehingga menentukan tindakan selanjutnya,
apakah meneruskan program pemantauan atau
pendampingan. pemantauan ini tidak langsung
hanya berfokus kepada klien, tetapi juga
melibatkan peran dukungan sosial, dalam hal i n i
keluarga atau pasangan.
-�--�-
----
3. Jen is layana n _u_
an-:ta
1 . Pem- a_
n --
--
,___,_______ )_
_,___1._ ia_t_le._
e_ p_ ya ___�
�, media k ��u nikasi lainn.__
on
83
2) Menggunakan tes roda kehidupan.
3) F rekwensi pemantauan minimal 2 kali dalam
sebulan (delapan kali selama kurun waktu 4 bulan)
4) Durasi komunikasi minimal 1 0-1 5 menit
5) Asisten konselor adiksi mencatat hasil tes dan
menyimpulkan rencana lanjut klien se/anjutnya.
2 . Pendampingan
Pendampingan. adalah suatu bentuk tindak lanj ut dari
rencana kegiatan yang akan disusun dalam program
pascarehanilitasi lanjut. Pendampingan disini berarti
klien didampingi dalam mempertahankan proses
pemulihannya. Pendampingan dapat d i bagi menjadi
dua bentuk layanan
1) on site (klien d i u ndang ke tempat layanan
pascarehabilitasi di BNNP K Kab.Pertemuan
kelompok minimal 2 kali pertemuan dalam rentan g
waktu 4 bulan
i. Konseling merupakan rangkaian kegiatan
dalam menciptakan hubungan pribadi yang
dilakukan secara tatap muka antara
konselor asisten konselor adiks iterhadap
klien serta menyediakan situasi yang
nyaman dan rasa aman, konseling ada 3
jenis yang dijalankan di program rawat lanjut
f. Konseling lndividu sesuai kebutu han
g . Konseling Keluarga sesuai kebutuhan
h. Konseling Kelompok sesuai kebutuhan
ii . Dukungan keluarga
Dukungan keluarga yang dalam bentuk
Family Sup port roup adalah d ukungan
dari keluarga untuk menjaga kepulihan
klien. Kelompok ini d iharapkan dapat
mem perthankan absti nensia dan
mewujudkan prod u ktivitas klien.
iii. Pemeriksaan urine
Alat uj i cepat zat narkoba yang mudah
digunakan dan dapat memberikan hasil
dengan cepat dilakukan pada awal, tengah,
dan akhir prog ram.
2) Kunjungan Rumah
Adalah upaya yang dilakukan konselor asisten
konselor adiksiuntuk mengeta hui kondisi klien,
keluarga dan lingkungan dalam kaitannya dengan
permasalahan klien agar mendapat informasi yang
lebih efektif. Frekwensi kunjungan disesuaikan ·
dengan evaluasi perkembangan klien,
1 ) Dukungan keluarga
Dukunqan keluarga yang_ dalam bentuk
84
Kelompok d u k u n g a n keluarga adalah d u k u n g a n
dari keluarg a u n t u k menjaga kepu l i h a n k l i e n .
Kelompok i n i d i h arapkan d a p a t memperthankan
abstinensia d a n mewujudkan produktivitas klien.
2) Pemeriksaan urine
Alat uji cepat zat narkoba yang mudah digunakan
dan dapat memberikan hasil dengan cepat
dilakukan pada awal teng a h dan akhir program.
3 . Penilaian Outcome
Setelah klien menjalani rawat lanjut akan dilakukan
penilaian kepada klien, yang meliputi evaluasi terapi
yang telah klien jalankan, produktif dan kemampuan
klien dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Yang
dinilai dalam setiap pertemuan dalam kurun waktu 4
bulan, yang menjadi penilaiannya antara lain:
1) Pulih hasil pemeriksaan u rin berkala negatif
2) Produktivitas memband ingkan nilai akhir dari
WHO O L ada perbaikan nilai , yang di nilai dari
awal program rawat lanjut sampai dengan akhir
program pascarehabilitasi lanjut (4-6bulan) dan
rutinitas mengikuti kelompok d u kungan sebaya
(kelompok bantu d iri)
Penilaian akhir yang didapat dari klien .
1 ) Pulih Prod uktif
2) Pulih tidak produktif
3) Tidak Pulih Produktif
4) Tidak pulih dan tidak produktif.
3. Metode Pemantauan dan pendamping a n , l ntervensi Psikososial
yang fokus kepada pencegahan kekambuhan.
4. Waktu Tatalaksana Pascarehabilitasi rawat lanjut dapat
dilakukan dalam 4 bulan
dalam setting layanan B N N . B N N P , B N N Kota d a n Kabupaten
Penilaian Outcome
Setelah klien menjalani pascarehabilitasi lanjut akan dilakukan penilaian
kepada klien, yang meliputi evaluasi terapi yang telah klien jalankan, produktif
dan kemampuan klien dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ma najemen
pemulihan bagi klien recovery add ict belangsung cukup panjang mulai dari
tahapan rehabilitasi rawat inap atau rawat jalan, pascarehabilitasi intensif
atau reg uler dan terakhir Pascarehabilitasi lanjut. Dari keseluruhan rehabilitasi
berkelanjutan outcome dari tiap klien akan berbeda- beda yang terbagi dalam
4 kelompok yaitu :
85
1 ). P u l i h Produ ktif Klien yang telah selesai mengikuti rehabilitasi
berkelanjutan diharapkan dapat pulih, tidak menggunakan narkoba
kembali dan menjadi prod u ktif bagi d i rinya sendiri d a n orang-orang di
sekitarnya. Kriteria prod uktif yang diharapkan dari klien yang telah selesai
adalah :
• Kemampuan bekerja secara produktif
• Kemampuan Belajar Secara Efektif
• Kemampuan Berkom unikasi dengan Efektif
• Kemampuan Bekerja secara Kolaboratif
• Kemampuan Bertindak dengan Penuh Tanggung J awab
• Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
• Kemampuan Menghargai Diri secara Positif
2). Pulih Tidak Produ ktif ; Pada kelompok ini klien yang telah selesai
menjalani pascarehabilitasi lanjut dan dapat mempertahankan
kepulihannya, tetapi secara sosial yang bersangkutan tidak produktif
3). Tidak Pulih Produktif ; Klien pada kelompok ini adalah mereka yang
mengalami slip, lapse atau relapse setelah menjalani layanan
pascarehabilitasi lanjut. Walaupun demikian mereka telah prod uktif,
menpunyai kegiatan u ntuk mengembangkan kemampuan dirinya.
4) Tidak Pulih Tidak Produktif ; Pada kelompok ini klien yang
menyelesaikan laya nan pascarehabilitasi lanjut belum dapat menjaga
kepulihannya , disamping itu mereka tidak mempunyai kemampuan diri
untuk produktif. Sebaiknya pada kelompok ini dilakukan asessmen ulang
u ntuk mengetahui masalah yang dihadapi klien untuk menjaga
kepulihannya, sehingga dapat diberikan layanan yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhannya.
86
SDM Pilihan ideal dalam Layanan Pascarehabilitasi Lanjut antara lain:
1) konselor adiksi
2) sarjana psikolog
3) pembimbing vokasional
4) Pekerja sosial
5) pembimbing kerohanian
6) tenaga pendidik ( kebutuhan klinis tertentu anak)
7) perawat
Efektifilas
Kompetensi Pelaksana
Tenaga Pemberi
No Kegiatan
Pelaksana Layanan per
Pendidi kan Sertifikasi
Hari
Penerimaan Asisten 1 asisten Min . SMA dan
Klien konselor adiksi konselor berpengalaman
adiksi5 klien di bidang adiksi
min. 1 tahun
Pemantauan Asisten 1 asisten Min. SMA dan
konselor adiksi konselor berpengalaman
adiksi 5 klien di bidang adiksi
min. 1 tahun
Pendampingan Asisten 1 asisten Min. SMA dan
konselor adiksi konselor berpengalaman
adiksi 2 klien di bidang adiksi
min. 1 tahun
Penilaian Asisten Min. SMA dan
Outcome konselor adiksi berpengalaman
d i bidang adiksi
min. 1 tahun
87
kloset, keset
88
BAB 6
1. Rawat Jalan
2. Rawat lnap
Detoksifikasi/
Evaluasi Fisik
& Psikiatri
(2 minggu)
89
Gam bar 6.2 Alur Layanan Rehabilitasi Rawat I nap Jangka Pendek
�� aw;! Tahap
(Primary) Resosialisasi
1 ( 1 6 minggu) ! l (4(Re-Entry)
minggu)
....._
_ _ ____.
Gam bar 6.3 Alur Layanan Rehabilitasi Rawat lnap Jangka Panjang
Dalam pelaksanaan layanan rehabilitasi, baik rawat jalan maupun rawat inap,
diberikan intervensi psikosial yang minimal terdiri dari konseling dasar
individual kelompok, terapi kelompok, Kelompok Dukungan Keluarga,
Dukungan Kelompok Sebaya, wawancara motivasi, dan Cognitive
3. Pascarehabilitasi
90
B. Rehabil itasl di Lingkungan B N N
1. K l i n l k B N N/BNNP/B N N K
Rehabilitasi d i K l i n i k B N N B N N P B N N K d ilaksanakan dengan program
rehabilitasi rawat jalan. Standar Klinik Rehabilitasi BNN BNNP BNNK memuat
hal-hal tertentu yang perlu dipenuhi dalam penyelenggaraan layanan
rehabilitasi seperti kelembagaan , program layanan, sumber daya manusia,
serta sarana dan prasarana agar mutu layanan dapat terjaga.
a. Kelembagaan
91
b. Program Laya nan
I
1. Persyaratan 1) Mengisi form registrasi
Registrasi 2) Foto copy KTP ldentitas diri
3) Foto copy KK
I 4) Mengisi I nformed Consent
5) Su rat Keterangan Orang tua Wali Pengampu
2. Asesmen dan Pelaksanaan Asesmen dapat dilaksanakan lebih dari 1 kali dalam periode rawatan atau
Pemeriksaan d isesuaikan dengan kondisi klien.
Kesehatan Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan dilakukan pada awal pertemuan dan sesuai dengan
kebutuhan kondisi klien.
Pemeriksaan U rin at Pemeriksaan urine menggunakan alat tes urin zat dengan 6 (enam) parameter
3. Farmakoterapi Farmak oterapi diberikan sesuai dengan gejala klien akibat penggunaan zatnya da� 1
I penyak1t_ penyerta yang berhubungan dengan penyalahgunaan narkoba. Farmakoterapi
yang dilakukan mengacu pada daftar obat yang d itetapkan dalam formularium obat B N N .
4. l ntervensi Psikososial Pelaksanaan rehabil itasi rawat jalan dilakukan dengan i ntervensi psikososial. Adapun
intervensi yang d ilakukan meliputi:
a) Konseling individual
b) Konseling kelompok
c) Wawancara Motivational (MI)
d) Konseling Pengurangan Perilaku Berisiko
e) Terapi Pencegahan Kekambuhan
f) Terapi kog nitif dan perilaku i
92
Waktu Tatalaksana rehabilitasi rawat jalan dapat dilakukan dalam frekuensi 4-8 kali pertemuan
dalam waktu 3 (tiga) bulan sesuai dengan hasil asesmen dan dapat melakukan rujukan
bila dibutuhkan.
93
• Konselor • M i n . SMA dan .
berpengalaman di bidang
adiksi min. 1 tahun
• Perawat • D3 S1 Keperawatan
94
d. Sarana dan Prasarana
No Sarana dan prasarana Keterangan
1. RuanQ periksa ·
a. Me' a kantor 2 buah
b. Kursi 2 set
c. Me · a pemeriksaan tempat tidur 1 buah
d . Tabung Oksigen Portable 1 buah
f. Wastafel 1 buah
2. Alat-alat pemeriksaan fisik
a. Stetoskop 2 buah
b. Tensimeter 2 buah
c. Termometer Sensor 2 buah
d . Senter Pemeriksa 2 buah
e. Timbangan berat badan 1 buah
3 . RuanQ konselinQ :
a. Kursi sofa 1 set
b. Me' a 1 buah
4 . R u a n Q tunQQU 1 ruanQan
5" 1<�111�1a11 ndi we 1 buah
95
2. Balai Besarl Balai/Loka Rehabil itasi BNN
Pelaksanaan rehabilitasi d i Balai Besar Balai Loka Rehabilitasi B N N d ilakukan
dengan layanan rehabi litasi rawat inap atau rawat jalan secara berkelanjutan
sampai dengan pascarehabilitasi. Program layanan rehabilitasi d i Balai
Besar Balai Loka Rehabi litasi BNN melayani pecandu dan korban
penyalahgunaan narkoba dewasa umum dan populasi berkebutuhan klinis
tertentu yaitu pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba anak,
perempuan, dan terkait hukum. U ntuk Balai Besar Rehabilitasi BNN juga
melayani peca ndu dan korban penyalahgunaan narkoba yang menyandang
disabilitas fisik.
Standar Balai Besar Balai Loka Rehabilitasi B N N merupakan acuan atau
ketentuan dalam melaksanakan program layanan reh abi litasi bagi Pecandu
dan Karban Penyalahgunaan Narkoba agar mutu layanan dapat terjaga.
Standar ini memuat tentang kelembagaan, jenis dan mekanisme layanan,
sumber daya manusia, sarana dan prasarana. Tugas dan fu ngsi Balai
Besar Balai Loka Rehabilitasi B N N sesuai dengan ketetapan Peraturan
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta
Peraturan Kepala B N N .
a. Kelembagaan
No. Komponen Unsur yang Harus Dipenuhi
1. isi dan Misi a. Memiliki rumusan visi dan misi
b. Mengimplementasikan visi dan misi
terhadap progam layanan rehabilitasi
2. SOTK a. Struktur Organisasi
b . U raian tugas pokok dan fu ngsi secara
tertulis
C. U raian tertulis sesuai dengan
kewenangan tugas pelaksanaan program
layanan rehabilitasi
96
3. Luas Lahan a. Balai Besar . - 1 2 ha
. b . B a l a i Rehabilitasi _ 2,5 ha 5 ha
c. Loka Rehabilitasi _ 1 , 5 ha 2 ha
�··Daya Tampung a. Balai Besar BOO orang
b. Balai Rehabilitasi : 300 orang
c. Loka Rehabilitasi : 1 50 250 orang
5. Pembiayaan Pembiayaan penyelenggaraan pelayanan
rehabilitasi di Balai Besar Balai Loka
Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN),
menggunakan dana APBN sesuai dengan
anggaran yang berlaku. Untuk pembiayaan
yang tidak ditanggung dalam prog ram,
dibebankan kepada keluarga.
b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Balai Besar Balai Loka Rehabilitasi BNN sesuai dengan
ketetapan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi serta Peraturan Kepala B N N .
97
c. Program Layanan
1) Rawat Jalan
Standar prog ram layanan, SDM, serta saran a dan prasarana layanan rehabilitasi rawat jalan d i Balai Besar Balai Loka
Rehabil1tasi BNN sesuai dengan standar layanan rehabilitasi rawat jalan d i Klinik B N N BNNP B N N K .
2) Rawat lnap
I a. I Persyaratan I 1) Mengisi Form Registrasi
2) Foto copy KTP ldentitas diri Penanggung Jawab 2 lembar
3) Foto copy KTP ldentitas diri eaton residen 2 lembar
4) Foto copy KK 2 lembar
5) Foto calon residen 4 6 berwarna 2 lembar
6) Mengisi I nformed Consent
7) Sural Keterangan Wali Orang tua Pengampu (Penjamin)
8) Membawa Surat Rujukan Rekomendasi jika klien merupakan kiriman dari BNNP B N N K
9 ) U s i a diatas 1 8 tahun (Anak u s i a 1 2- 1 8 tahun dapat menjalani rawat inap dengan program
layanan bagi populasi khusus dan tidak digabungkan dengan kelompok dewasa).
1 0) Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang ditandai dengan hasil urin positif
dan atau minimal ada riwayat penyalahg unaan dalam 12 bulan terakhir.
1 1 )Tidak ditemukan adanya gejala-gejala gangguan j iwa berat, ditentukan oleh hasil
pemeriksaan medis atau melalui rekomendasi dari psikiater.
12)Tidak memiliki penyakit yang dapat mengganggu p roses rehabilitasi.
1 3) Calon klien d iantar oleh orang tua wali pengampu sebagai penanggung jawab selama klien
menjalani rehabilitasi di Balai Besar Balai Loka Rehabilitasi B N N .
1 4 ) Kiien y a n g berasal d a r i kiriman instansi pemerintah atau swasta h a r u s membawa s u rat
98
I
pengantar resmi dari i nstansi organisasi terkait.
1 5) Klien yang bekerja atau sekolah kuliah, wajib menyertakan surat cuti kerja atau
sekolah kuliah.
1 6) Kiien yang berasal dari hasil putusan pengadilan wajib d iantar oleh petugas kejaksaan dan
menyerahkan putusan pengad ilan.
1 7) Kiien yang berasal dari anggota (POLRI TNI) wajib menyertakan surat pengantar dari
kesatuannya .
1 8) Mengikuti rehabihtasi dengan komplit program (Tahap Detoksifikasi, Entry U nit, P rimary,
dan Re Entry) dan pasca rehabilitasi.
1 9) 0rang tua wali pengampu waj 1b menghadiri pertem uan yang d ij adwalkan oleh petugas a.l
d iskusi keluarga , konseling keluarga, Kelompok dukungan keluarga kunjungan keluarga,
dan lain-lain.
20)Jika dibutuhkan, keluarga instansi pengirim dapat mengajukan permohonan terkait
keterangan rehabilitas i .
2 1 ) Mengikuti proses asesmen keluarga, u n t u k memahami latar belakang calon residen dan
landasan rawatan yang akan diberikan .
22)Meng ikuti proses psikoedukasi mengenai bahaya narkoti ka, adiksi, pola rawatan dan p roses
pemulihan.
b. I P rosed ur 1) Penerimaan Awal
Proses awal yang dilakukan melalui:
a) Pemeriksaan barang bawaan
b) Pemeriksaan urin dengan enam parameter
c) Pemeriksaan darah
d) Pemeriksaan kesehatan dasar
99
1
e) Wawancara menggunakan form asesmen wajib lapor.
f) Melakukan pemeriksaan rontgen, US , EK , dan E E
I g) Melakukan penilaian stalus gizi
I h) Pengisian lembar persetuj uan klien dan persetuj uan keluarga wali pengampu
Pada tahap ini juga klien akan melakukan pemeriksaan kesehata n , termasuk d idalam nya
akan dilakukan pelaksanaan CT, pemeriksaan H I AIDS dan pemberikan i nformasi serta
bantuan dalam memperoleh obat-obatan seperti AR , peng obatan tuberkulosa, pengobatan
hepatitis B dan C , dan i nfeksi lain.
1 00
a) Tahap ini d ilakukan maksimal 14 hari, selanj utnya dilakukan asesmen untuk menentukan
klien bisa mengikuti tahap selanjutnya.
b) Tahap yang d i lakukan meliputi:
(1) Mempersiapkan klien dan keluarga mstansi dengan memberikan i nformasi program
re habilitasi sosial yang akan d ij alani klien
( 1 ) Pendekatan yang d ilakukan pada tahap pelayanan ini disesuaikan dengan kebutuhan
klien.
4) Tahap Primary
Tahap Primary adalah suatu p roses kegiatan pemulihan secara terpad u , baik fisik, mental
maupun sosial, agar penyalah guna narkoba dapat kembali melaksanakan fungsi sosial
dalam kehidupan masyarakat dengan baik dan bertanggung jawab. Pada tahap primary
klien mulai mengenali potensi diri, kendala yang dihadapi dengan mengoptimalkan
tanta ngan yang ada serta mengatasi hambatan d isekitarnya.
Pada tahap ini klien mendapatkan terapi berupa konseling individu, tugas individu, maupun
terapi individual lainnya. Selanj utnya klien bergabung dalam komun itas terstruktur yang
mempunyai hierarki, jadwal harian , terapi kelompok, group seminar, konseling kelompok dan
departemen kerja sebagai media pendukung perubahan diri.
Tahap ini dilakukan selama 1 2 minggu untuk rawat inap jangka pendek, dan 1 6 minggu
untuk rawat inap jangka panjang.
5) Tahap Re-Entry
Merupakan tahap proses adaptasi dan persiapan kembali klien kembali ke masyara kat
dengan melakukan persiapan dan mendapatkan pendidikan pencegahan kekambuhan
Tahap i n i d ilakukan maksimal 4 (empat) minggu.
101
C. Metode Rehabil itasi medis dan re habil itasi sosial dengan pendekatan Terapi Kom u n itas (TC), pelbagai
intervensi psikososial, d ukungan keluarga, dan metode rehabilitasi berbasis bukti lainnya.
1 02
melampirkan surat keterangan cuti dari sekolah.
b. Prosed ur 1) Skrining
Pelaksanaan skrining melalui wawancara mendalam klien dan keluarga.
2) Asesmen
Asesmen dapat dilakukan melalui wawancara menggunakan form asesmen dan
pemeriksaan penunjang psikolog i .
103
Rawat Jalan : 8 (delapan) kali pertemuan dalam periode 2 (dua) bulan.
Rawat lnap · 3 (tiga) bulan dapat diperpanjang sampai 6 (enam) bulan sesuai kebutu han
klien
b) Perempuan
Laya nan rehabilitasi bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkoba pada populasi khusus perempuan memiliki
kriteria yang sama dengan dewasa umum. Oalam hal ini pelayanan juga d apat diberikan kepada Peca n d u dan
Korban Penya lahgu naan Narkoba perempuan yang sedang hamil karena memiliki hak yang sama seperti pecandu
lainnya.
Prinsip perawatan dan pengobatan Pecand u dan Korban Penyalahgunaan Narkoba pada perempuan yang sedang
hamil membutuhkan perawatan khusus dikarenakan :
a) Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkoba perempuan yang sedang hamil membutuhkan penanganan
khusus bagi masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi d i ri sendiri dan janinnya serta perawatan yang dapat
berdampak neg atif bagi salah satu atau keduanya.
b) Umu mnya Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkoba
c) perempuan yang sedang hamil hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang pengetahuan sebagai orangtua .
d) Tala kelola persalinan harus dipersiapkan sejak residen masuk ke dalam p rogram layanan rehabilitasi.
e) Setelah bayi lahir, diperlukan pemeriksaan yang komprehensif u ntuk mengetahui kemungkinan adanya
gangguan janin akibat penyalahgunaan narkoba.
1 04
Mekanisme yang dib icarakan pada uraian berikut ini d ikhususkan pada layanan rawat inap karena membutuhkan
penanganan khusus, sementara mereka yang membutuhkan rawat jalan dapat mengikuti program rawat jalan
dewasa secara umum.
a. I Persyaratan 1) Mengisi form registrasi
2) Foto copy KTP ldentilas diri
3) Foto copy KK
4) Mengisi lembar persetuj uan klien
5) Su ral Keterangan Wal i Orang tua Pengampu
6) Membawa Sural Rujukan Rekomendasi jika klien berasal dari kiriman BNNP B N N K
7) Perempuan u s i a dewasa l e b i h d a r i 1 8 tahun.
8) Bagi wan ita hamil dengan usia kehamilan Trimester I.
9) Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Na rkotika yang d itandai dengan hasil urin positif
dan atau minimal ada riwayat penyalahgunaan dalam 12 bulan terakhir
1 0)Tidak d itemukan adanya gejala-gejala gangguan j iwa berat, d itentukan oleh hasil
pemeriksaan medis atau melalui rekomendasi dari psikiater.
1 1 )Tidak memiliki penyakit yang dapal mengganggu p roses rehabilitasi.
1 2) Pemeriksaan Laboralo rium untuk H I , Hepatitis B . dan Sifilis.
1 3) Calon klien diantar oleh orang tua wali sebagai penanggung jawab selama klien
menjalani rehabilitasi.
1 4 ) Kiien yang berasal dari kiriman instansi pemerintah atau swasta harus membawa surat
pengantar resmi dari i nstansi organisasi terkait.
1 5) Kiien yang bekerja atau sekolah kuliah, wajib menyertakan su ral cuti kerja atau
sekolah kuliah.
1 6) Kiien yang berasal dari hasil putusan pengadilan waj ib diantar oleh petugas kejaksaan
dan menyerahkan p utusan pengadilan.
1 7 ) Kiien yang berasal dari anggota (kepolisian angkatan) wajib menyertakan sural
1 05
pengantar dari kesatuannya.
1 8) 0rang tua wali wajib menghadiri pertemuan yang d ijadwalkan oleh petugas seperti
misalnya diskusi keluarga, konseling keluarga, kelompok dukungan keluarg a
kunjungan keluarga, dan lain-lain, kecuali bila k l i e n t e l a h menikah dan t i d a k memiliki
dukungan sosial yang memadai.
2) Rawat lnap
Program rehabilitasi rawat inap dilakukan selama 3 (tiga) bulan, kecuali apabila klien
adalah orangtua tunggal dengan anak dan tidak memiliki dukungan sosial memadai
dapat menjalani program kurang dari 3 (tiga) bulan.
Tahapan rehabilitasi rawat inap perempuan terdiri dari:
a) Evaluasi Fisik dan Psikiatrik
( 1) Obstetrik
(2) Perawatan Prenatal
(3) layanan H I AIDS
(4) Pengobatan penyakit menular lainnya.
(5) Konseling gizi
1 06
b) Stabilisasi
Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah 2 (dua) minggu, dengan keg iatan
promosi kesehatan yang terd iri dari:
(1) Layanan pendidikan tentang kesehatan reproduksi
(2) Pendidikan tentang IMS, TB, Hepatitis dan HI AIDS.
(3) Pendidikan kesehatan preventif
c) Program Inti
Tahap primary d ilakukan selama 8 (delapan) minggu d isertai kegiatan pendukung
yaitu:
a) Psikoedukasi
• Pendidikan seksualitas
• Pelatihan keterampilan asertif
• Bagi perempuan usia subur ditambahkan:
• Pendidikan tentang efek obat-obatan pada janin
• Pendid ikan sebelum melah irkan dan perkembangan anak
b) Life Skills
• Perilaku asertif
• Manajemen problem solving
• Manajemen waktu
1 07
C. Metode Rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial dengan pendekatan terapi komunitas (TC) dan
inte!Vensi psikososial.
l ntervensi psikososial d ifokuskan pada:
1) Pening katan pemberdayaan diri perempuan dan mengenali potensi d i ri .
2) Pening katan pendidikan tentang kemam puan sebagai orangtua b a g i perempuan yang
telah memiliki anak atau sedang hamil.
3) Membangun rasa tanggung jawab sebagai pendidik bagi anak.
d. Waktu Rawat l nap : 3 (tiga) bulan atau kurang sesuai kondisi klien
c) Disabil itas
Populasi d isabilitas yang akan mendapatkan pelayanan rehabilitasi adalah penyandang disabilitas sensorik
(tergangg unya fungsi salah satu panca indra).
Pelaksanaan layanan rehabilitasi bagi penyandang d isabilitas hanya d ilaksanakan d i Balai Besar Rehabilitasi B N N .
Pecandu d a n Korban Penyalahgunaan Narkotika penyandang d isabilitas a k a n mendapatkan terapi untuk menangani
adiksinya d isertai terapi okupasi yang d isesuaikan dengan d isabilitas yang dialami.
Untuk mening katkan efektifitas program terapi , penyedia layanan rehabilitasi harus membuat rencana terap i bagi
Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika penyandang disabil itas yang d apat mengakomodir kebutuhan
khusus dari masing-masing individu, karena tidak semua penyandang d isabilitas akan merespon dengan cara yang
sama terhadap suatu metode terapi yang diberikan .
1 08
a. I Persyaratan 1) Mengisi form registrasi
2) Foto copy KTP ldentitas diri
3) Foto copy KK
4) Mengisi lembar persetujuan klien
5) Surat Keterangan Wali Orang tua (Penjamin)
6) Membawa Surat Rujukan Rekomendasi jika klien berasal dari kiriman BNNP B N N K
7) Usia dewasa lebih dari 1 8 tahun
8) Riwayat penggunaan narkotika dalam 1 (satu) tahun terakhir
9) Memiliki orang tua wali yang bertanggung jawab
1 0) Jika Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika pad a penyandang disabilitas
bekerja atau sekolah kuliah, wajib menye rtakan su rat cuti kerja atau sekolah kuliah
1 1 ) Penyandang disabilitas sensorik (terganggunya fungsi salah satu panca indra)
1 2) Klien mampu mengikuti p rogram rehabilitasi yang disesuaikan dengan kondisi fisiknya.
i b. I Prosed ur 1) Skrining
a) Pelaksanaan skrining d i lakukan untuk menentukan derajat keparahan penggunaan
narkoba juga untuk menentukan dan meng kaji kebutu han individual guna
menyusun rencana terapi
b) Menggunakan instrumen peni laian atau instrumen peraga sesuai dengan kondisi
penyandang disabilitas sensorik.
2) Asesmen
a) Melakukan wawancara mendalam dengan klien dan keluarga.
b) U ntuk tuna netra dan tuna rungu harus melibatkan penerjemah
3) Rawat I nap
a) Program rehabilitasi rawat inap dilakukan selama 3 (tiga) bulan.
b) Metode yang digunakan:
109
( 1 ) l ntervensi psikososial dilakukan dengan pendampingan lerapis yang bertuj uan
untuk pemulihan dari ketergantungan narkoti ka dengan mempertim bangkan
kebutuhan khusus dari penyandang disabililas disertai terapi penunjang yaitu
terapi okupasi.
(2) Psikoedukasi unluk menghilangkan stigma dan meningkatkan nilai diri (sell
esteem).
(3) Jadwal kegiatan harus fleksibel sehingga dapat mengakomodasi kebuluhan
fisik yang berbeda.
110
3) Program terapi harus meng kaji adanya HI AIDS, hepatitis B dan C, tuberkulosis, dan infeksi lain, serta
konseling u ntuk mengubah perilaku.
a. Persyaratan 1) Tersangka dan atau terdakwa penyalah guna narkotika yang d itempatkan ke lembaga
rehabilitasi berdasarkan permi ntaan penyidik, jaksa, atau putusan hakim.
2) Mele ngkapi persyaratan administrasi , berupa:
a) Berita Acara Serah Terima
b) Surat Pengantar dari penyidik jaksa atau salinan putusan rehabilitasi dari hakim
yang d ilampiri dengan hasil rekomendasi Tim Asesmen
c) Surat persetuj uan dari keluarga (bukan menyangkut rehabilitasinya, tetapi penyakit
lain yang perlu tindakan dan biaya lain yang tidak ditanggung)
d) Mengisi lembar persetuj uan pelaksanaan rehabil itasi untuk tidak melarikan diri dan
mematuhi semua aturan yang berlaku.
b. Prosedur Bagi pecandu yang masih menjalani proses hukum, aktivitas p rogram harian disesuaikan
dengan jadwal persidangan.
1) Skrining
Proses awal yang d ilakukan melalui:
a) Wawancara menggunakan form intake
b) Pemeriksaan kesehatan dasar
c) Pemeriksaan urin, dengan minimal 5 (lima) parameter.
2) Asesmen
Wawancara menggunakan Form Asesmen Wajib Lapor
3) Detoksifikasi Evaluasi Fisik dan Psikiatri
Dilakukan maksimal 14 hari. Selanjutnya, dilakukan asesmen �:_�ntuk menentukan kli�
_
111
bisa mengikuti tahap selanjutnya.
4) Stabilisasi ( Entry U nit)
a) Konseling untuk mempersiapkan klien dan keluarga instansi dengan memberikan
informasi program rehabilitasi sosial yang akan dijalani klien.
b) Pendekata n aspek medis fisik, psikososial, dan spiritual dengan proporsional.
6) Re-Entry
Tahap re-entry dilakukan selama maksimal 4 (empat) minggu. Metode yang d i g u nakan
meliputi:
a) Metode berkelompok TC dan metode rehabilitasi lain berbasis b u kti
b) l ntervensi psikososial
c) Family Support Group
C. Waktu Dalam proses hukum, maksimal 3 (tiga) bulan
112
d. Sumber Oaya Manusia
1) Kebutuhan SDM berdasarkan Layanan Rehabil ltasi
Jumlah tenaga pelaksana d itentukan berdasarkan perbandingan orang yang akan diberikan layanan setiap hari.
Sedangkan kebutuhan jumlah SDM d i setiap Balai Besar Balai Loka Rehabilitasi d itenlukan berdasarkan target layanan
dan struktur lembaga.
I
No Kegiatan Tenaga Efektifitas Komoetensi Pelaksana
Pelaksana Pemberi Layanan Pendidi kan Sertifikasi
per Hari
1. Penerimaan • Petugas 1 . 10 • Min. SMA atau • Pelatihan Dasar
Awal Ad ministrasi sederajat angguan
• pekerja sosial 1 .5 • S 1 Kesejahteran Sosial Penggunaan at
• Min D3 dan
• konselor adiksi berpengalaman adiksi
1 .5 • Min 03 Keperawatan
• perawat
113
• Psikolog • Profesi Psikolog angguan
Peng g u naan at
(termasuk konseling
Min. SMA dan d asar)
• Konselor •
Adiksi
1 :5 • Motivational
• Perawat • D3 S1 Keperawatan
I nterviewing
1 : 15
1 14
4. Stabilisasi • Dokter 1 . 5 • Spesialis Kesehatan • Pelatihan
Spesialis J iwa J iwa Penatalaksanaan
angguan
• Dokter Umum 1 . 15 • Profesi Kedokteran Penggunaan at
Umum • Konseling Oasar
Adiksi
' • Psikolog 1 .5 • Profesi Psikolog • Motivational
I nterviewing
• Pekerja Sosial 1 5 • D3 S 1 llmu Sosial
• Perawat 1 . 15 • 0 3 S 1 Keperawatan
• Pelatihan Asesmen
Adiksi Lanjutan
115
• Perawat • 03 S 1 Keperawatan
• Pembimbing 1 : 15 • 0 3 S 1 Pendidikan
Keagamaan Agama
okasional
1 : 20
Adiksi
• Psikolog 1 : 5 • Profesi Psikolog • Motivational
116
• Pekerja Sosial • 0 3 S 1 llmu Sosial I nterviewing
1 : 5 • Treatment plan
• Perawat • 03 S 1 Keperawatan • Pelatihan Asesmen
• Pelatihan Konseling
1 : 15 Lanj utan
• Konselor • Min. SMA atau
sederajat dan • Pelatihan keahlian
berpengalaman d i sesuai profesi
1 :5
bidang adiksi min. 1
tahun
• Asisten
Konselor
1 : 30
• l nstruktur • 03 S 1 bersertifikasi
okasional vokasional
1 : 20
I I
No Tenaga Pelaksana Kompetensi Pelaksana
r Pendidikan I Sertifikasi
Tenaga Medis
1. I Ookter Penyakit Oalam
2. 1 Ookter Spesialis Anak
I Spesialis Penyakit Oalam
1 Spesialis Anak : • Sesuai kompetensi
117
3. Dokter Spesialis Syaraf Spesialis Syaraf kewenangan klinis
4. Dokter Spesialis Radiologi Spesialis Radiologi Mou dengan faskes lain
5. Dokter Spesialis Patologi Spesialis Patolog i Klinik (frekuensi konsultasi per
Klinik minggu)
6. Dokter igi S 1 Kedokteran igi
7. Perawat igi 03 Perawat igi
118
I Kemasyarakatan Psikologi Hukum
I 4 Perencanaan Diploma Sarjana Ekonomi
I 5 Humas Diploma Sarjana Komunikasi
6 Tenaga Mekanikal Sarjana Teknik Elektro Diploma Teknik SMK Pelatihan keahlian sesuai
Eng ineering Teknik profesi
119
Keterangan:
Apabila belum memiliki dokter spesialis d imaksud dapat melakukan kerja sama dengan fasilitas layanan kesehatan yang
terdekat.
b) Perempuan
No. Tenaga Pelaksana Khusus Kom etensi Pelaksana
Pend idikan Sertifi kasi Pelatihan
Mou dengan faskes lain (frekuensi
konsullasi oer minaaul
1. Dokler Sp. Anastesi Spesialis Anastesi
Sesuai dengan kompetensi
2. Dokter Sp. Anak Spesialis Anak kewenangan klinis
3. Dokter Sp. Obgyn Spesialis Obgyn
120
4. Konselor Adiksi Narkoba Perempuan Min. SMA dan • Konselor Adiksi Narkoba
Perempuan berpengalaman d i bidang
adiksi narkoba min. 1 (memiliki vs tdk memiliki sertifikasi)
tahun
*
I
Untuk dilakukan dengan layanan rujukan
konsultasi per minggu)
c) Oisabil itas
No. Tenaga Pelaksana Khusus Kom� etensi Pelaksana
Pendidikan Sertifikasi
Mou dengan faskes lain (frekuensi
konsultasi per minooul
1 Terapis Wicara Bahasa, Terapis 03 S 1 Fisioterapi • Pelatihan penatalaksanaan
Fisik, Terapis Okupasional angguan Penggunaan at
• Pelatihan keahlian sesuai profesi
121
lnstruktur Keterampilan Minimal SMK Sesuai dengan kompetensi keahlian
1 22
b. Tensimeter
c. Termometer Sensor
d. Timbangan berat
bad an
4 otoskop
3. Perlengkapan tes urin zat:
a. Tes Urin at
b. Pot urin
c. Sarung Iangan
d. Masker
c. Tisu dan Hand Sanitizer
4. Formulir asesmen wa'ib laoor
5. Kamar mandi WC
1 23
Tianointus
Tabuna Oksiaen
Minor Set
Ememencvkit
Stetoskon
Senter Pemeriksaan
Tensimeter
Termometer Sensor
Timbanoan
Kursi rod a
Brankar
Otoskon
Nebulizer
3. Ruana dokter oerawat
4. Obat-obataawat darurat
5. Kamar mandi
6. Pembuangan limbah sesuai pedoman fasyankes,
baik untuk limbah oadat dan cair
7. Tempat cuci tangan wastafel d i lengkapi dengan tisu
dan hand sanitizer
c) Entry Unit
No Sarana dan prasarana Balai Besar Balai/Loka Rehabilitasi
1. Ruanaan d ilenakaoi:
a. Me' a
b. Kursi
c. Komouter
d . Pri nter
2. Ruana dokter perawat
1 24
3. I Ruano Rekreasi
4. I Wastafel
5. I Kamar mandi WC
d) Primary
No Sarana dan prasarana Balai Besar Balai/Loka Rehabil itasi
1. Ruangan yang dilengkapi :
a. Me· a
b. Kursi
c. Komouter
d . Printer
e . Lemari arsip
f. Wastafel
2. Ruang konseling
3. Ruang seminar
4. Ruang konselor dan mayor
5. Ruanq Rekreasi
6. Ruang makan
7. Kamar mandi WC
e) Re Entry
No Sarana dan prasarana Balai Besar Balai/Loka Rehabil itasi
1. Ruangan dilengkapi dengan:
a. Me'a
b. Kursi
c. Komputer
d. Printer
e. Lemari arsip
125
f. Wastafel
2. Ruang konseling
3. Ruanq makan
4. Ruano Rekreasi
5. Kamar mandi WC
1 26
21. Perpustakaan
22. E hibition
23. RuanQ l nformasi
24. udana Penvimoanan
25. Ruang pa nel
26. RuanQ Musik
27 . Area vokasional (pertanian. peternaka n , perikanan
28. Ruang vokasional (menjahit, masak)
29. Ruang penelitian
30 Laboratorium Psikolog i ( Dilengkapi dengan one way
mirror dan alat rekam)
31. Ruang terapi
32. Ruang Fitnes
33. RuanQan bi mbinQan kelompok l ntervensi keluarQa
34 . Ruang l ntervensi krisis
1 27
4) Sarana dan Prasarana khusus Populasi dengan Kebutuhan Klinis Tertentu
a) Anak
� rasarana Keteran
No
1. I Ruan
2. I Ruan Sesuai Kebutu han
b) Perempuan
Sarana dan prasarana
vokasional
c) Disabil itas
No Sarana dan prasarana Keterangan
Ketersediaan dan Keteoatan Penaaunaan
1 Ruang pemeriksaan fisik ruang sakit Sesuai Kebutuhan
1 28
BAB 7
PENYELENGGARAAN REHABI LITASI PADA TATANAN KHUSUS
A. Status Lembaga
Lembaga yang digunakan sebagai tem pat pelaksanaan rehabilitasi adalah
fasilitas layanan kesehatan maupun fasilitas layanan non kesehatan dengan
tatanan khsusus di institusi yang dim iliki oleh pemerintah pusat daerah, misalnya
balai lembaga pendidikan dan Lembaga Pemasyarakatan .
B. Program Layanan
Pelaksanaan layanan dalam lembaga rehabil itasi pada tatanan khusus, dilakukan
dengan metode rawat inap jangka pendek. Adapun program yang dilaksanakan
sebagai berikut
1. Layanan I nti
a. Penerimaan Awal
b. Asesmen
c. Perencanaan terapi intervensi
d . l ntervensi psikososial
2. Layanan Tambahan
a. Layanan Kesehatan
b. Farmakoterapi
c. Persiapan pascarehabilitasi
129
C. S u m be r Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) pelaksana rehabilitasi pecandu d a n korban
penyalahgunaan narkoba yang d ilaksanakan d i instansi pemerintah yang
digunakan sebagai lembaga tempat rehabilitasi mengacu kepada Peraturan
Menteri Sosial Republik I ndonesia Nomor 03 201 2. tentang Standar Lembaga
Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkoba, Standar Nasional
Pelayanan Keterg a ntungan Narkoba bagi Unit d a n atau Lembaga Rehabilitasi
l n stansi Pemerintah yang d itetapkan oleh BNN dan disesuaikan dengan
ketersed iaan jabatan (fungsional) yang terdapat pacta masing-masing instansi
pemerintah yang digunakan sebagai lembaga tempat rehabilitasi.
Penunjukan SDM internal lembaga ditunjuk dengan Su rat Perintah Kepala
i nstitusi lembaga sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penempatan
petugas meliputi bidang:
1 30
I
Pelaksana Pelaksana
I nti Tambahan
Program Ins Kon Ast
Manajer truktur se Kon Pemb
No. Program Layanan Psi Kompetensi Petugas
lor se Pera Dok ina
Adm kol
Adik lor wat ter Roha
ogi
si Adik ni
si
A. Layanan I nti (dilakukan oleh lembaga)
Memahami arsiparis dan
1
I Penerimaan awal pencatatan
pelaporan kegiatan
3) Pelatihan Dasar
serta
angguan Penggunaan
2 Asesmen I at
4) Pelati han asesmen medis
atau sosial
Perencanaan terapi 1) Pelatihan Dasar
3
interve nsi angguan Penggunaan
at
2) Memiliki pengalaman
4 I ntervensi psikososial dalam memberikan
i ntervensi psikososial
berbasis bukti
i B. Layanan Inti Tambahan dilakukan sendiri atau ru"ukan
I-
1 ) Pelalihan penanganan
medis bagi penyalahguna
1
Layanan kesehatan zat
2) Pelatihan Dasar
anoo uan Pengg u naan
131
c "'
"' c
c "
n! O>
O> .C
c "'
�o. �:ij
0.
D. Sarana dan Prasarana
Ketentuan fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan rehabilitasi d isesuaikan
dengan sarana prasarana yang tersedia d i instansi pemerintah yang digu nakan
sebagai lembaga tempat rehabilitasi masing-masing dan sesuai dengan standar
rehabilitasi yang meliputi:
a. Ruang Administrasi
b. Ruang periksa klinik poliklinik
c. Ruang Makan
d . Ruang Konseling
e. Ruang lnstruktu r dan Konselor
Ruang Kelas
g . Kamar mandi Toilet
h. Lapangan Olah Raga
Tempat Rawat lnap (Asrama Barak)
Tempat lbadah
k. Dapur
1 33
BAB B
REKAM PERKEMBANGAN KLIEN
Rekam perkembangan klien disebut juga rekam medis atau rekam sosial yang
berisikan catatan d a n dokumen tentang identitas klien, hasil asesmen pemeriksaan,
pengobata n , tindakan intervensi dan pelayanan lain yang Ieiah d iberikan kepada
klien. Rekam perkembangan klien harus d ibuat secara tertulis, lengkap dan jelas
atau secara elektronik. Pendokumentasian rekam perkembangan klien dilaksanakan
oleh seluruh layanan rehabilitasi baik milik pemerintah maupun masyarakat dengan
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndoensia Nomor
269 MENKES P E R Ill 2008 tentang Rekam Medis.
U ntuk pelaksanaan layanan rehabilitasi di Klinik B N N BNNP Kab,
pengad m i n istrasian rekam medis d apat d i lakukan oleh petugas yang tersedia dan
terlatih namun untuk pelaksanaan layanan rehabilitasi d i Balai Besar Balai Loka
Rehabil itasi BNN membutuhkan petugas khusus dengan pendidikan min 0 3 Rekam
Medis.
1 34
1 0) persetujuan tindakan bila diperlukan.
1 1 ) Ringkasan selesai program pulang (discharge summary) .
b. Rekam medis untuk klien rawat inap
lsi rekam medis untuk klien rawat inap sama seperti rawat jalan dengan
tambahan:
1) catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
2) nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
U ntuk klien yang menjalani layanan rawat inap, ringkasan pulang (resume) yang
d ibuat harus memuat:
a. identitas klien
b. diag nosis masuk dan indikasi klien selama menjalani perawatan
c. ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penu nja ng, diagnosis akhir,
pengobatan, tindak lanjut dan
d . nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelaya nan
kesehatan.
2. Rekam Sosial
Kodifikasi rekam sosial dapat meng ikuti kodifikasi yang berlaku pada rekam
medis. lsi rekam sosial sekurang-kurangnya memuat:
1) identitas klien
2) tanggal dan waktu perawatan
3) hasil asesmen
4) rencana terapi
5) lembar persetujuan terapi dan intervensi
6) catatan perkembangan klien (konseling individual, kelompok, dan
intervensi psikososial lainnya)
7) catatan kekambuhan
8) catatan rujukan dan
9) rlngkasan selesai program pulang (discharge summary).
1 35
B. lata Cara Penyelenggaraan
Pelaksanaan setiap rangkaian layanan yang diberikan kepada klien harus
dilakukan pencatatan yang jelas untuk memudahkan proses monitorin g dan eva luasi
terhadap perkembangan yang dialami oleh klien. Sistem pencatatan layanan
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial menggunakan acuan sesuai dengan
peratu ran dari Kementerian terkait.
Untuk rehabilitasi medis, setiap dokter atau d okter gigi dalam menjalankan
p raktik kedokteran waj ib membuat rekam medis. Hal ini juga berlaku bagi tenaga
kesehatan lain sebag aimana U U No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan .
Rekam medis harus d ibuat segera d a n dilengkapi setelah klien menerima
pelayanan. Pembuatan rekam medis d ilaksanakan melalui pencatatan dan
pendokumentasian hasil pemeriksaan pengobatan , tindakan d a n pelayanan lain
yang telah d iberikan kepada klien. Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus
dibubuhi nama, waktu , dan Ianda Iangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.
Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis
dapat dilakukan pembetulan. Pembetu lan hanya dapat dilakukan dengan cara
pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang d ibetulkan dan dibubuhi paraf dokter,
dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan. Dokter, dokter gigi,
dan atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung jawab atas catatan dan atau
dokumen yang dibuat pada rekam medis.
Untuk rehabilitasi sosial, setiap petugas rehabilitasi harus memberikan pelayanan
sesuai dengan Standar Operasional Prosed u r (SOP) yang ada. Setiap klien yang
d iterima harus mend apatkan nomor rekam perkembangan nya. Kemudian klien akan
mengikuti rangkaian layanan yang tersed ia. Setiap pemberian layanan, petugas
wajib membuatkan catatan hasil pelaksa naan layanan dan dibubuhi Ianda Iangan.
Pada saat pemberian layanan, klien juga harus menandatangani informed consent,
terutama bila layanan tersebut merupakan bentuk intervensi. Berikut adalah alur
Berkas Rekam Perkem bangan Klien:
1 36
--1 SE LESAI
1 37
Gambar 7.2 Alur Berkas Rekam Perkembangan Klien di Balai Besar/Balai/Loka B N N
1 38
1 . pemeliharaan kesehatan dan pengobatan klien
2. alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran , dan
kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi
3. keperluan pendidikan dan penelitian
4. dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan dan
5 . data statistik kesehatan.
Pemanfaatan rekam perkembangan klien yang menyebutkan identitas klien
harus mendapat persetujuan secara tertulis dari klien atau ahli warisnya dan
harus d ijaga kerahasiaannya. Pemanfaatan rekam perkembangan klien untuk
keperluan pendidikan dan penelitian tidak diperlukan persetujuan klien, bila
dilakukan untuk kepentingan negara. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan
bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan, dan atau penggunaan oleh
orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam perkembangan klien.
1 39
5. untuk kepentingan penelitian , pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak
menyebutkan identitas klien
Permintaan rekam perkembangan klien harus dilakukan secara tertulis kepada
pimpinan lembaga rehabilitasi. Penjelasan tentang isi rekam perkembangan klien
hanya boleh d ilakukan oleh dokter dokter gigi atau petugas rehabilitasi yang
ditunjuk oleh pimpinan atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.
140
BAB 9
PENGENDALIAN PROGRAM
A. Supervisi
1. Pengertian
Su pervisi diartikan sebagai teknik untuk mempelajari dan memperba iki secara
bersama·sama faktor·faktor perubahan. Supervisi dalam standar ini dipahami
sebagai rangkaian bimbingan teknis u ntuk memberikan dukungan terhadap
seluruh komponen layanan kepada pihak penyelenggaraan pelayanan
rehabil itasi bagi Pecandu dan Karban Penyalahgunaan Na rkotika di
lingkungan B N N .
141
2. Tujuan
a. Mengetahui sejauh mana petugas mengerti, meng hayati dan memahami
tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya dalam
penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi Pecandu dan Korban
Penyalahgunaan Narkotika.
b . Meningkatkan dan menantapkan kerjasama dan etos kerja petugas.
c. Terciptanya proses pelayanan rehabilitasi be�alan secara benar dan tujuan
tercapai secara optimal.
3 . Langkah-langkah
a . Merumuskan tujuan supervisi
b . Mempersiapkan instrumen supervisi tentang proses pelayanan
c. Menentukan tempat, waktu, tenaga pelaksana, dan target
d . Melaksanakan kegiatan supervisi (triwulan, semester dan setahun)
B. Monitoring
1. Pengertian
2 . Tujuan
142
3. Langkah-langkah
a. Mempelajari secara seksama gambaran umum kegiatan
b. Mempersiapkan, menyusun i nstrumen pemantauan
c. Menentukan tempat, waktu dan tenaga pelaksana
d . Melaksanakan kegiatan pemantauan ( �ecara insendentil bila diperlukan,
setiap triwulan, semester dan setahun).
C. Evaluasi
1. Pengertian
Evaluasi sebagai proses menentukan keberhasilan terhadap seluruh kegiatan
dalam penye\enggaraan layanan rehabilitasi bagi Pecandu dan Korban
Penyalahgunaan Narkotika. Dengan evaluasi dapat meningkatkan kualitas
kerja dengan memastikan bahwa perencanaan dan penyelenggaraan
layanan rehabilitasi bagi Pecandu dan Karban Penyalahgunaan Narkotika.
Dari evaluasi dipe rolehnya berbagai i nformasi tentang kemajauan yang telah
dicapai pada setiap standar layanan rehabilitasi .
2 . Tujuan
3. Langkah-langkah
143
D. Pelaporan
1 44
a. RSJ RSU dan Panti rehabilitasi sosial vertikal: melaporkan secara
langsung ke Kementerian Kesehatan atau Kementerian Sosial dengan
tembusan ke Dinas Kesehatan Provinsi atau Dinas Sosial Provinsi.
b. RSU RSJ dan Panti rehabilitasi sosial yang dimiliki Provinsi: melaporkan
secara langsung ke Dinas Kesehatan Provinsi atau Dinas Sosial Provinsi
c. RSU dan Puskesmas: melaporkan secara langsung ke Dinas Kesehatan
kabupaten kota.
d . Fasilitas layanan non kesehatan: melaporkan secara langsung ke
B N N P B N N K Kab (Jika pembiayaan didukung oleh BNN) dan atau kantor
wilayah instansi terkait.
e. Balai Besar Balai Loka Klinik milik B N N : melaporkan secara langsung ke
Dit. PLRIP Deputi Bidang Rehabilitasi B N N setiap akhir bulan berjalan.
Layanan pascarehabilitasi Rumah Damping milik BNN Layanan
Pembinaan Lanjut: melaporkan secara langsung ke Dit.Pascarehabilitasi
Deputi Bidang Rehabilitasi B N N .
g . Lembaga rehabilitasi m i l i k masyarakat y a n g mendapat pening katan
kemampuan dari B N N melaporkan ke B N N B N N P Kab Kota
h. Dinas Kesehatan atau Dinas Sosial Kabupaten Kota kem udian
melaporkan ke Dinas Kesehatan atau Dinas Sosial Provi nsi.
Dinas Kesehatan atau Dinas Sosial Provinsi kemudian melaporkan ke
Kementerian Kesehatan atau Kementerian Sosial.
j. Berkaitan dengan fu ngsi B N N selaku focal point P4 N maka Dinas
Kesehatan dan Dinas Sosial Prov Kab Kota di harapkan memberikan
tembusan laporan kepada BNN Prov Kab Kota .
2. Tujuan Pelaporan
a. Pelaporan dari instansi kesehatan sosial (seperti Puskesmas, RSU RSJ ,
Klinik maupun Panti Layanan bagi penyalahgunaan Narkotika) merupakan
suatu alat u ntuk memantau pelaya nan kesehata n , baik bagi kepenti ngan
klien yang bersa ngkutan, petugas rehabilitasi yang melayani maupun
pihak perencana dan penyusun kebijaka n .
b. U ntuk memperoleh informasi s e m u a k l i e n penyalahguna Narkotika yang
masuk dan keluar lembaga rehabilitasi selama 24 jam.
145
c. U ntuk mengetahui jumlah klien penyalahguna Narkotika yang masuk
keluar meninggal di Lembaga Rehabilitasi selama sebulan, triwu lan,
semester d a n seta hun .
3. Format Pelaporan
a . Bilamana fasyankes I PWL belum dapat menggunakan S istem l nformasi
NAP A (SI NAP A), maka data rekapitulasi klien dilaporkan menggu nakan
format yang d itentukan oleh lembaga fasilitas layanan rehabilitasi tersebut.
b. U ntuk fasilitas rehabilitasi milik BNN dan lembaga rehabilitasi yang
didukung oleh BNN, maka pelaporan menggu nakan Sistem l nformasi
Rehabilitasi Narkoba (SIRENA).
1 46
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri kesehalan R l Nomor 420 Menkes SK I l l 201 0 ten tang Pedoman
Layanan Terapi dan Rehabilitasi Komprehensif pada angguan Penggunaan
NAP A Berbasis Rumah Sakit
Keputusan Menteri kesehatan R l Nomor 421 Menkes S K Ill 201 1 tentang Standar
Pelayanan Terapi dan Rehab ilitasi angguan Penggunaan NAP A
Models of Residential Rehabilitation for Drug and Alcohol Misusers. NHS, 2006.
Peraluran Menteri Kesehatan Republik lndoensia Nomor 269 MENKES PER Ill 2008
tentang Rekam Medis
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Rawat Jalan bagi Pecandu dan Karban
Penyalahgunaan Narkotika. Deputi Bidang Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional,
2014.
Standar Rehabilitasi Sosial Penyalah guna Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
Lainnya. Kementerian Sosial R l , 2 0 1 2 .
TIP 2 3 : Treatment Drug Courts: Integrating Substance Abuse Treatment with Legal
Case Processing. SAM H SA, 2008.
1 47
TIP 29: Substance Use Disorder Treatment for People With Physical and Cognitive
Disabilities. SAM H SA, 2008.
TIP 32: Treatment of Adolescents With Substance Use Disorders. SAM HSA, 2008.
TIP 38: Integrating Substance Abuse Treatment and Vocational Services. SAMHSA
2000.
TIP 44: Substance Abuse Treatment for Adults in the Criminal Justice System.
SAMHSA, 2005
Treatnet: Quality Standards for Drug Dependence Treatment and Care Services.
U NODC, New York, 2 0 1 2
148
Badan Narkotika Nasional
Direktorat Pascarenabilitasl
Deputi Bidang Renabilitasl
Gedung BNN
.A.MT.._.., No.11 � .-.. r ....
•., .-..
To\>.fl21)a:J811566.a:J811567
FIK.flll)al885225.8(1111591,a:J811l92,
ColCor«>-:flll)a:J811591
SMSC..er8NN:<II818- 11.()2811
EmaiCor«rlll'<'l:�gc>d
hl:p:/ / ww
dlm.gc>d
-: �