·,.-t
,,·~"'#
v
PETUNJUK TEKNIS
Advokasi Bidang Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba Bagi
Lembaga/ lnstansi
l.QI)a
0"!>\~
!>bl. 1. /G~D/ p
'>\l"'"'~~V\
Penyusun,
TimAhli
Penanggung jawab
K narkoba setiap
pen ing katan, hal
tahun
ini telah
bahaya yang serius terhadap berbagai
terus
menjadi
menga lami
ancama n
aspek
l<ehidupan manus ia, masyarak at dan bangsa.
Pena ngg ulangan tidak saja membutuhkan ko m itmen dan
i<esa nggupan semua pihak, tetapi j uga aks i nya ta sem ua
.Jajaran pemerintah, pihak legislatif bai k pusat maupun
daerah dan partisipasi aktif sel uruh lapi san masyarakat
termasuk organisasi non pemerin ta h (NGO) serta dunia
usa ha .
Pengantar v
Daftar lsi ............ . . ... ......... .•.• IX
BAB I :PENDAHULUAN
A. Kita Akui Bah wa Ki ta T elah Kalah
Perang ................ ..
B. Na rko ba Adala h Mu suh Bangsa 7
DAFTAR PUSTAKA
EAE
BAB I
PENDAHULUAN
P
rogram kampanye anti Narkoba yang dilancarkan
oleh pemerintah Indo nes ia dapatlah dikatakan
telah meraih "sukses". Buktinya, hampir semua
orang Indonesia kini telah mengetahui bahwa
narkoba itu jahat. Kalau kita mengajak seseorang
memakai narkoba, ia pasti menolak, bahkan marah.
Orang Indon es ia sa ngat benci narkoba. Hal ini terlih at
dari banyaknya spand uk dan poster antinarkoba eli mana-
mana.
_il
AKIBATNYA
l
:i. K:uuubm:" tt'rgan~gu KEBANCURAN
-' · Kerawanan ekonomi NEGARA KESAT A '
5. Kerawanan politik REPUBLIK JNDONF.SIA
6. Kera\"vanan sosial budaya
BAB II
PENEGETAHUAN, JENIS-JENIS NARKOBA
DAN DAMPAKNYA
A. Pemahaman
N
arlwba aJa lah singl; atan dari NARiwt il; a,
P si KOtropi l;a, Jan BAhan Adi l<tif lainnya.
Namun, tidal; semu a jenis Narlwba bcrda mpak
ncgatif bila digunakan. Banyak narlw til<a dan
psikotropika yang memberi manfaat besa r bila d iguna l;an
de ngan bail; dan benar dalam bidang l<eJo l<teran.
1. Narkotika
a. Narkotika Alami
•Ganja
•Hasis
H as is ada lah tan arnan serupa ganJa yang tumbuh
di Amerika Latin dan Eropa. Daun ganja, hasis, dan
mariyuana jug a dapat disuling dan diambil sarinya.
Dalam ben tuk cair, harganya sangat mahal. Gunanya
adalah untuk disalahgunakan oleh pemadat-pemadat
"kelas tinggi".
•Koka
Koka adalah tanaman perdu mirip pohon kopi.
Buahnya yang matang berwarna merah seperti biji kopi.
Dalam komunitas masyarakat Indian kuno, biji koka
sering digunakan untuk menambah kekuatan orang yang
berperang atau berburu binatang. Koka kemudian diolah
menjadi kokain.
•Opium
Opium adalah bunga dengan bentuk dan warna
yang indah. Dari getah bunga opium dihasilkan candu
(opiat). Di Mesir dan daratan Cina, opium dulu
digunakan untuk mengobati beberapa penyakit, memberi
kekuatan, atau mengh ilangkan rasa sakit pada tentara
yang terluka sewaktu berperang atau ketika sedang
berburu.
Opium banyak tumbuh di "segitiga emas" antara
Burma, Kamboja dan Thailand, atau di daratan Cina dan
"segitiga emas" Asia Tengah, yaitu daerah antara
Afganistan, Iran dan Pakistan.
Dalam kalangan perd aga nga n internasional, ada
keb iasaa n ( keliru ) menamai daerah tempat penanaman
opium sebagai daerah "emas". Diberi nama. demikian
karena perdagangan opiat san ga t meng untungkan .
b. Narkotika Semisintetis
Narkotika semisintetis adalah narkotik a alami
yang diolah dan diambil zat aktifnya (intisarinya) agar
memiliki kh as iat ya ng lebih kuat sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan kedokteran. Contohnya:
•Morfin
Dipakai dalam dunia kedokteran untuk
meng hilangkan rasa sakit atau pembiusan pada operasi
(pembedahan ).
•Kodein
Dipakai untuk obat penghilang batuk.
•Heroin
Tidak dapat dipakai dalam pengobatan karena
daya adiktifnya sangat besar dan manfaatnya secara
medis belum ditemukan. Dalam perdagangan gelap,
heroin diberi nama putaw, atau petai. Bentuknya seperti
tepung terigu: halus, putih dan agak kotor
•Kokain
Hasil olahan dari biji koka.
c. Narkotika Sintetis
Narkotika sintetis adalah narkotika palsu yang
dibuat dari bahan kimia. Narkotika ini digunakan untuk
pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita
ketegantungan narkoba (substitusi). Contohnya:
• Petidin
Untul< o bat bius loi<al. (Opc rasi kecil , sunat dan
scbagainya).
• Methadon
Untui< pc ngobatan peca ndu narlwba.
• Naltrexon
Untul; pc ngobatan peca ndu narko ba.
2. Psikotropika
Psilwtropika ada lah za t atau obat buka n
narko tika, baik alam iah maupun sinte ti s, ya ng mcmiliki
khas iat psikoaktif melalui pengaruh selektif pad a susunan
sa raf pusat yang menye babkan pe rubahan khas pada
aktivitas normal dan perilaku.
3. Kelompok H alusinogen.
Halusinoge n adalah o hat, za t, tanaman ,
mal\anan atau minuman ya ng Uapa t nwnimbulkan
khayalan . Contohnya adalah LSD (LJ•mgic Arid
Diethyltamide), getah tana man kal;tus, ke~uhun~,
jam ur tertentu (misceline) d an ganja.
• Bahan Adiktiflainnya
Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain
narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan
ketergantungan. Contohnya:
I. Rokok
2. Kelompok alkohol dan mmum lain yang
dapat memabukkan dan menimbulkan
ketagihan.
3. Thinner dan zat-zat lain, seperti !em kayu,
penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila
dihisap, dihirup, dan dicium, dapat memabukkan.
2. Adiktif
8. Toleran
M
etode pencegahan dan pemberatasan
penyalahgunaan narkoba yang paling
mendasar dan efektif adalah promotif dan
preventif Upaya yang paling praktis dan nyata adalah
represif Upaya yang manusiawi adalah kuratif dan
rehabilitatif
A. Promotif
Disebut juga program preemtif atau program
pembinaan. Program ini ditujukan kepada masyarakat
yang belum memakai narkoba, atau bahkan belum
mengenal narkoba. Prinsipnya adalah denga n
meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok ini
secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah
berpikir un tuk memperoleh kebahagian sem ua dengan
memakai narkoba .
E. Represif
Program represif adalah program penindakan
terhadap produsen, bandar, pengedar dan pemakai
berdasar hukum.
• Partisipasi Masyarakat
Masyarakat diminta untuk berpartisipas i, paling
tidak melaporkan jika mengetahui adanya kegiatan yang
dicurigai terkait dengan penyalahgunaan, peredaran,
maupun produksi narkoba.
Dengan DORONGAN,
akan tumbuh RASA PERC AYA DIRI
DenganKEADILAN,
mereka akan menjadi BIJAKSANA
t/\Qr\ ber:s.QVV\Q
bebQ:s.\(.QV\ d\r\VV\IJ
dQr.\ NARKOBA
BABIV
PENDEKATAN ADVOKASI
PENCEGAHAN,PEMBERANTASAN
PENYALAHGUNAANNARKOBA
P
ada bab sebelumnya telah disinggun g secara
umum beberapa upaya pencegahan dan
pemberatasan penyalahgunaan narkoba. Bab
berikut ini akan membahas secara mendalam pendekatan
advokasi pencegahan penyalahgunaan narkoba.
A. Definisi Advokasi
Ada beberapa definisi tentang advokasi. Menurut
Webster 's Encyclopedia Unabridged Dictionary if English
Language ( 1989) adalah: "Act if pleading for supporting or
recommending; active espousal" (tindakan pembelaan,
dukungan atau rekomendasi; dukungan aktif).
1. Pembuat Kebijakan
Pembuat kebijakan publik adalah sasa ran
advokas i ya ng diharapkan dapat membuat ata u
mengeluarkan kebijakan publik yang mendukung
penanggulangan masalah atau keberhasilan program
ataupun issu yang diadvokasikan.
Contoh:
Dalam kasus advokasi masa/ah anak yang terkena narkoba,
kita dapat mengidentifikasi primary stakeholdernya adalah:
Anak dan Keluarga.
Sasaran Advokasi
TEORI
•
MASALAH i --+
+
~A -"
"Catalan:
V ,. Value, P =Practice, R = Resource
1. Analisis
Analisis merupakan langkah pertama untuk sebuah
advokasi yang efektif Hasil analisis menjadi fondasi
dalam menyusun strategi yang tepa!. Oleh karena itu,
mutu analisis akan sangat mempengaruhi kualitas dari
strategi yang akan disusun.
I) Apa issunya?
2) Bagaimana situasi nyata yang ada, apa penyebabnya
dan bagaimana situasi yang diharapkan ?
S) Bagaimana peluang untuk menguba h situasi yang
ada menjadi situasi yang diing inkan?
4) Kebijakan apa yang menyebabkan atau berhubungan
dengan masalah tersebu t?
5) Bagaimana perubahan dalam kebijakan yang ada
akan membantu memecahkan masalah?
6) Apa implikasi keuangan dari perubahan kebijakan
yang diusulkan?
7) In strum en kebijakan publik apa perlu dirubah atau
dibuat? (informasi, hukum dan regulasi, pajak dan
harga, investasi langsung dan penelitian ).
b. Analisis Publik
Analisis publik selain penting untuk merumuskan isi
pesan juga akan sangat diperlukan dalam pemilihan
ben tuk aksi dan tindakan serta media dan sa luran
informasi. Analis is publik dapat di lakukan denga n
memanfaatkan berbagai hasil penelitian, need assessment
maupun dari hasil penjajakan atau pendekatan pribadi,
khususnya untuk sasaran individu. Analisis publik ini
sebaiknya dilakukan secara rinci untuk tiap kelompok
sasaran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:
2) Primary Stakeholder:
a) Siapa saja ataukelompok masyarakat mana yang
akan mendapat manfaat apabila masalah ini
ditanggulangi a tau proses advokas i berhasil?
b) Bagaimana persepsi masing-mas ing kelompok
masyarakat tersebut terhadap masa lah ini ?
c) Bagaimana pengetahuan mas ing-masing
kelompok masyarakat tersebut terhadap
kemungkinan pemecahan masalah ini?
d) Bagaimana nilai (value) yang berkemba.ng pada
masing-masing kelompok masyarakat tersebut
terhadap masal ah ini?
e) Bagaimana praktek perilaku yang terj adi dalam
masing-m as ing kelompok masyarakat tersebut
dal am masalah ini?
f) Daya (resouces) apa yang dimiliki mas ing-masing
kelompok masyarakat tersebut dalam kaitan
ma salah ini dan seberapa besar?
g) Media atau sa luran informasi apa yang efektif
menjangkau kelompok masyarakat terseb ut?
s) Secondary Stakeholder:
a) Siapa saja atau pihak-pihak yang mempunya i
kaitan cukup erat dengan masalah ini ?
b) Bagaimana bentuk keterkaitan masing-masing
pihak tersebut dengan masalah ini?
c) Bagaimana persepsi masing-masing pihak
tersebut terhadap masalah ini ?
d) Bagaimana pengetahuan masing-masing pihak
tersebut terhadap kemungkinan pemecahan
masalah ini?
e) Bagaimana nilai kepentingan (value) yang
berkembang pada masing-masing pihak tersebut
terhadap masalah ini?
f) Bagaimana praktek perilaku ya ng terjadi dalam
masing-masing pihak tersebut dalam masalah ini~
g ) Daya (resouces) apakah yang dimiliki oleh piha·k-
pihak tersebut dalam kaitan masalah ini dan
seberapa besar?
h) Media atau saluran informasi apa yang etektif
menjangkau piha k-pihak tersebut?
c. Ana/isis K ebijakan
Analisis kebijakan akan sangat bcrpengaruh
dalam pelaksanaan mobilisasi uan tindakan (aksi).
Analasis kebijakan dapat dilakukan dengan mdakukan
pengkajian terhadap arahan atau kebijakan organisasi
dari atas dengan potensi atau kondisi lapangan atau
dengan melakukan kajian atau studi banding uengan
pengalaman di tempat lain.
2. Strategi
3. Mobilisasi
Mobilisasi adalah tekhnik advokasi dengan
menggunakan kekuatan massa / orang yang dapat
dilakukan melalui berbagai langkah seperti parade,
pawai, demonstrasi dan sejenisnya. Kegiatan seperti ini
mudah mengundang media massa untuk memblow-
upnya.
4. Tindakan/ Aksi
5. Evaluasi
a . Penetapan sasaran:
6. Kesinambungan
1. Pembua t Opini
Pembuat opini adalah seseorang yang pernyataan
sikap dan perilakunya diperhatikan, dihargai dan atau
diikuti banyak orang/ pihak. Secara umum pembuat opini
memiliki atrib ut keteladanan, kemampuan dan kharisma
bagi pengikutnya dan masyarakat umum. Ada beberapa
dasar mengapa pernyataan itu dihargai/ diikuti, antara
lain:
a). Karena dinilai memiliki kompetensi forma l
Denga n landasa n ini pej aba t fo rm al term asuk
sa lah sa tu pembentuk opin i. Na mim perlu
d iperh itun g kan secara lebih taj am besa ran dari
pengaruh tersebut denga n mempe rtimbang kan
issu/ masa lah yang dibicarakan dan posisi si pejabat.
Mengapa? Karena di era reform asi ini terj adi
penu run an pengaruh opini peja bat formal bila tid ak
didukung oleh kompetensi kepakaran (ilmi ah) dan
moral. Oleh karena itu pelaksa na ad vokasi program
P4GN perlu be nar-benar jeli da lam memil ih pejabat
fo rmal yang akan diekspose opininya dengan
mempe rtim bang kan berbagai hal terseb ut.
Contoh:
Advokasi penurunan angka kematian akibat narkoba.
Masalah:
kematian akibat narkoba tinggi (15.000/tahun).
Pesan advokasi:
10 kg shabu dibutuhkan untuk mal am Ia hun baru.
•
MASALAH PROGRAM
t , ADVOKASI t PROG RAM
AO VOKASI ~~
p
p
"
PEMERINTAH
+
DATA SECO NDARY
PSTAKE HOLDE~
· catatan .
V • Value , P • Practice, R"" Resource
2. Seminar / Presentasi.
3. Debat.
Deba r pada dasa rnya ya ng me rupal<a n salah sa tu
tclmil< ach·okasi dalam kclompolc C iri spcsi film ya adalah:
iss u dibahas dalam pe nde katan pro dan lw ntra. O engan
teknik ini pelibatan sasara n (khalayak) aka n lebih aktif
dan issu atau ma sa lah dapat dibahas d ari be rbagai sud ut
pandang seca ra tajam serta bisa lebih mendalam. D e ngan
cluk unga n media TV clan radi o, cle bat me njangkau
khalayak ya ng sangat lu as seca ra cukup me narik.
4. Dialog.
Hampir sa ma de nga n deba t, dialog le bih tepat
d ig unak an sebag ai teknil< advo l<as i dalam menjan g kau
l; elo mpok, yan g bila diclulwng o leh media massa,
l<hususnya TV dan radio bisa me nj a ng kau kelompo l<
ya ng sangat luas. T eknil< d ialog me mberi pelu ang ya ng
cu kup baik untuk meng ung kapka n aspirasi atau
pandangan sasa ran (khalayak ).
5. Negosiasi.
7. Mobilisasi.
Mobili sasi ada lah te knik advokasi de nga n
menggunakan kekuatan massa yang dapat dilaku kan
melalui berbagai varia si seperti parade, pawai , de mo,
unjuk rasa dan yang sejen isnya. Kcgiata n scpcrti ini
mudah mengundang media massa untuk me m blow-
upnya. Hampir sa ma dengan pe tis i a ta u rcso lu si dalam
advokasi program-program P4GN, teknik mobilisasi
juga umumnya menggunakan varian yang tergolong
lun ak seperti parade, pawai, safari dan yang senada
lainnya.
4. Bersedia Kompromi.
Tanpa mengurangi semangat konsisten, kita juga
memahami bahwa pihak lain, baik itu mitra/kawan kita
maupun yang menjadi musuh kita mem iliki "n il ai
kepentingan" tertentu. Ol eh karena itul ah I; ita juga perlu
bersed ia melakukan kompromi dalam bata s tidak
menghancurkan nilai-nilai prinsipal dari issu yang kita
perjuangkan.
H. Indikator Keberhasilan
lndikator l<eberhas ilan <Jdvol;as i dapat diuraik<Jn
dalarn l<clornpok:
T
clah ui s in gg un g paua bah te rcla hul u, bahwa
pada satu sisi, ada narkoba yang bcnnanhwt
un tuk man usia. Pada sis i l<1in, na rh:oba dapat
disa la hgun a l<an schin gga menga l;i batl<an pc ncle ritaan ,
l\e mel ar ata n, \,~jahatan, da n h:cl\acauan.
D . Partisipasi Masyarakat.
Penegakan hukum akan sa nga t sulit dan hasilnya
akan sanga t mengecewa kan apa bil a hanya dilakukan oleh
apa rat penegak hukurn. Par tisipas i rnasya rakat adalah
lwnci sul<ses penega kan hukum . ln t inya, h uk um hanya
efektif kalau rnasya rakat ik ut ser ta dalam:
K
e berh as ilan pelak sa naa n program P+GN te rl e tak
pad a i<e be rh as ilan pelaksa naa n kegia tan ad vokasi
i<epada seluruh lapi san masyara kat sehin gga
scca ra be rtahap ma syara kat send iri mempunya i
i<cma mpu a n unwk me nang kal bahaya pc nyalahg un aa n
d an pcredaran gelap Na rkoba. Untuk d apa t tercapa inya
tuj ua n tersebu t sanga tla h be rga ntung pada ad anya
kesada ran d an ko mitme n dalam melaksa nakan tugas
polw k, fun gsi, pe ran dan la ng kah la ng kah
Le mbaga / In sta nsi sebaga i berikut:
I. Tugas Pokok.
M enyelengga ral< an urusan kemasya raka tan
dibid a ng pe ncega han, pe nyalahg un aa n N arko ba.
2. Fungsi.
M emfas ilitas i dalam pe rc nca naan,
pel aksa naan dan pe ma nfaatan l<cgiatan pc nccga han
bahaya penyalahg unaan N arlw ba.
B. PERANAN LEMBAGA / INSTANSI
1. Sebagai Motivator :
Mcnumbuhkan komitmen di dalam masyarakat
tcrhadap upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba
dilingkungannya dan menggcral;kan masyaraka t
untul1 tidal< hanya mengata kan "tidak" pada Narlwba,
tctap i mcngajak juga untuk mel alwkan upaya
pcnccga han scpcrti melakuk an kegiatan advokasi
secar·a perorangan maupun kelo mpok ya ng ada
didalarn masya rakat sepert i: Remaja Masjid, Karang
Taruna, Majel is Taqlim, PKK , Posyandu dan
scbaga inya.
3. Sebagai Fasilitator :
M cngajak kader, remaja, o rang tua, tokoh agama,
tokoh masyarakat, tokoh pem ud a dan sebaga inya
untuk berperan serta dalam sosia li sasi upaya
pencega han penyalahgunaan dan pcreda ran gelap
Na rkoba baik secara lan gsung ma upun titlak
langsung.
C. LANGKAH- LANGKAH LEMBAGA / INSTANSI.
Sc bclum melaksanakan kegiatan operasional
pmccgaha, para pelaksana te rl ebih clahulu henclaknya
rn clakukan be rbagai pe rsiapan agar kegiatan te rse but
dapat terlaksana clengan baik sebaga im a na yang
diharpl;an. persiapan tesebut meli p uti :
!. Penyiapan sasaran.
a. Me ngicle ntifil<asi Sasaran
Me nentukan kclompol; masya raka t yang akan
mcnj acli sasa ran / obyek pe nyuluh an P+GN.
Contoh : si swa SD, SMP, SMU, Kelornpok,
Rcmaja Masjid Taklim, OHMAS, Organisasi
Kepemuclaan DLL.
b. Mcngicletifika si po tensi dan sumber yang ada
pada setiap kornpo nen scpc rti lw al itas sumbe r
daya manus i, pengetahuan dan kete rampilan ,
dan a/ k eJ,ay <:~an, sanma dan prasa rana tisik ,
tcn aga, l<e kuatan dn pcngaruh rcl asi/ hubungan
atauja rin g-an.
c. Melakukan analisi s te rh adHp mas<Jia h dan
keb utuhan yang ada pada rnasing - masing
ko mponen dalam pc nrega hanPe nyal ahgunaan
Narkoba.
d. Melakukan pcnguatan pada setiap lw mponen
melal ui l\egiatan pclatihan scs uai hasil ana lisi s
di111 ke butuhan :
1. Materi :
a. Pe ngetahu an dasar ba haya
penyalahgunaan narkoba
b. Keauaan cla n masa lah pe nyalahg un aan
Narkoba
c. Pe ran masyaraka t dal a m pen cegahan
penyalahgunaan narkoba .
u. Pe ran pemerintah dalam pencegahan
pe nyalahgun aan Narko ba.
e. Outreach
f T e knik -te knik pe ngemban gan stra tegi
pencegahan penya lahg un aa n Narkoba
g. T eknik - te knik melakukan simulasi.
h. T eknik- teknik Pe ny uluh an
Sos ialisas i
J KIE (komunikasi, lnformasi da n Edukasi)
k. Pe ny us unan rencana kerja.
I. Dan lain- lain ses uai masalah dan
kc but uhan yang spesifik pad a masing -
masing daerah.
:1. Pelaksana
a. Instansi Peme rintah
b. ORMAS'
c. LSM
d. Organisasi Kepemudaan
e. M embangun komitmen antar kompo nen -
komponen tersebut dan mengorga nisir
berbagai pote nsi da n sumber did alam
untuk digunakan bagi kegiatan Advokasi
Pencegahan penyalahgunaan Narkoba.
f Menggerakan komponen komponen
masyaral<at untuk aktif dalam pencega han
penyalahgunaan N arkoba
g. Menentukan sistem inisiator (misalnya
ketua RW, TOGA / TOMAS, ORMAS,
Organisasi Kepemudaan) Lmtuk memimpin
dan menggerakan komponen - komponen
tersebut dalam pencega han
penyalahgunaan narkoba.
RACMN.-.--•
EAE
BAB VII
PENUTUP
P
enya lahgunaan dan peredaran gelap Narkoba
sa ngat berisiko baik terhadap kelangsungan
hidup pemakai maupun orang-orang lain
(keluarga, lingkungan, masyarakat lua s) baik secara fisik ,
psiko sosia l, maupun ekonomi. Banyak upaya ya ng s udah
dan sedang di lakukan oleh masya rakat untuk
mengurangi res iko penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkoba seperti melalui upaya pencegahan, perawatan
dan rehabilitasi .
SURAT PERINTAH
NOMOR : Sprint 18 /VI/2001/BNN
Menimbang Bahwa dalam rangka Penyusunan dan Pencetakan buku Petunjuk teknis
Advokasi P4GN untuk lembagallnstanai dan Masyarakat, maka dipandang
pertu mengeluarhn Surat Perintah.
MEMERINTAHKAN
Kepada Nama, P•ngbt dlln J•~•n ...u•l y•ng t.rcantum d•llm 18mplr11n Surat
Perint.h lnl
2 3 4 5
1. Drs. Mudji Waluyo, SH, MM KafXJS Cegah l.akhar Pus Cegah Penanggung Jawab
BNN
2. Ora. Yunis Farida Oktoris, M.Si Kabid Advokasi Pus Cegah Sekretarisl
Pelaksana Keaiatan
3. Hens Wanangia Universitas Ketua Tim
Trtsakti Penvusun
4. Advendi Simangunsoung Universitas Anggota
Trisakti
5. Kolier Haryanto Universitas Anggota
Trisakti
6. Restianrick Bachsjirun Universitas Anggota
Trisakti
Muhammad Yudhi Luthfi Universitas Anggota
Trisakti
B. M. AdiktaSu Outsourchil'lQ Pus CeQah Anooota
Oikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal 5 Juni 2008
Kepala