Anda di halaman 1dari 52

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

NOMOR 4 TAHUN 2015

TENTANG

TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA


REHABILITASI MEDIS DAN REHABILITASI SOSlAL
YANG DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH/
PEMERINTAH DAERAH MAUPUN MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan pasal 70 huruf d


Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
ten tang Narkotika, Badan Narkotika Nasional
memiliki tugas meningkatkan kemampuan
lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial pecandu narkotika, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun
masyarakat;

b. bahwa dalam rangka efisiensi dan efektifitas


pemberian peningkatan kemampuan
terhadap lembaga rehabilitasi medis
dan rehabilitasi sosial milik pemerintah
dan masyarakat, perlu menyusun tata

cara .....
cara peningkatan kemampuan lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan


sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala
Badan Narkotika Nasional tentang Tata
Cara Peningkatan Kemampuan Lembaga
Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial
Yang Diselenggarakan oleh Pemerintah/
Pemerintah Daerah Maupun Masyarakat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997


tentang Psikotropika (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
10, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3671);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
4. 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009
tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 12 , Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4967);
5. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

143, .....
143 , Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5062);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) ;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011
tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu
Narkotika (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5211);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013
tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5243);
10. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010
tentang Badan Narkotika Nasional;
11. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
12. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan BarangfJasa Pemerintah;
13. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015
tentang Perubahan ke 4 atas Peraturan
Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang

Pengadaan.....
Pengadaan BarangjJasa Pemerintah;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2415
Tahun 2011 tentang Rehabilitasi Medis
Bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan
Narkotika (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 825);
15. Peraturan Menteri Sosial Nomor 03 Tahun
2012 tentang Standar Lembaga Rehabilitasi
Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika, Dan Zat Adiktif Lainnya;
16. Peraturan Menteri Sosial Nomor 26 Tahun
2012 tentang Standar Rehabilitasi Sosial
Korban Penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika, Dan Zat Adiktif Lainnya (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 1218);
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/
PMK/05/2012 tentang Perjalanan Dalam
Negeri Bagi Pejabat Negara dan Pegawai Tidak
Tetap (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 678) ;
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK/05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pembayaran
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 1191);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan
Penyalahgunaan Narkotika (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 352);
20. Peraturan Kepala Badan Narkotika
Nasional Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Tata Cara Penanganan Tersangka Dan/
Atau Terdakwa Pecandu Narkotika Dan

Korban.. . ..
Korban Penyalahgunaan Narkotika Ke
Dalarn Lembaga Rehabilitasi ( Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 844);
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13
Tahun2014 tentang Perubahan Penggo1ongan
Narkotika ( Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 415);
22. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional
Nomor 16 Tahun 2014 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional
( Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 2085);
23. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi
dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/
Kota ( Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 493);
24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 421
Tahun 2010 tentang Standar Terapi dan
Rehabilitasi Gangguan Penggunaan Napza;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : P ERA TURA N KEP ALA B ADAN NARKO TIKA


NASIO NAL TENTANG TATA CARA P ENINGKA­
TAN KEMAMP UAN LEMB AGA REH AB ILITASI
MEDIS DAN REH AB ILITASI SO SI AL YANG
DI SELENGGARAKA NO LEH P EMERINTAH /P E­
MERINTAH DAERAH MAUP UN MASYARA KAT.

B AB I . . . . .
DAB I

KETENTUAN UMUM

P asal1

Dalarn Peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sarnpai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
2. Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan terapi
secara terpadu untuk membebaskan Pecandu Narkotika
dari ketergantungan Narkotika.
3. Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan
secara terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar
bekas pecandu Narkotika dapat kembali melaksanakan
fungsi sosial dalarn kehidupan bermasyarakat.
4. Pascarehabilitasi adalah bagian dari rehabilitasi sosial
berupa pembinaan lanjut dalarn bentuk pendarnpingan,
peningkatan ketrarnpilan dan dukungan produktivitas
agar marnpu menjaga kepulihan serta beradaptasi dengan
lingkungan sosial dan mandiri.
5. Penyalah Guna adalah adalah orang yang menggunakan
Narkotika tanpa hak atau melawan hukum.
6. Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan
atau menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaan
ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun
psikis.
7. Karban Penyalahgunaan Narkotika adalah seseorang yang
tidak sengaja menggunakan Narkotika karena dibujuk,

diperdaya.....

6 I PERATL:R'\J\; KEI'AL-\ 13AD<\:'IJ NARKOTlKA !'\ASIO:"ML


1\0MOR 4 TAhl N 2013
diperdaya, ditipu, dipaksa, danfatau diancam untuk
menggunakan Narkotika.
8. Peningkatan kemampuan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan seperti upaya memberikan penguatan,
dorongan, atau fasilitasi kepada lembaga rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial yang diselenggarakan oleh
pemerintah/pemerintah daerah maupun masyarakat agar
teijaga keberlangsungannya.
9. Penguatan adalah proses memberikan bantuan
berupa pembinaan dan peningkatan program kepada
lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang
diselenggarakan oleh pemerintah/ pemerintah daerah
maupun masyarakat.
10. Dorongan adalah serangkaian kegiatan dalam bentuk
komunikasi, informasi, dan edukasi dalam rangka
memotivasi lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah/pemerintah
daerah maupun masyarakat.
11. Fasilitasi adalah proses dalam memberikan kemudahan
terhadap lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
yang dikelola pemerintah/pemerintah daerah maupun
masyarakat dalam bentuk pemberian rekomendasi dan
upaya mengadvokasi pihak terkait dalam pemberian ijin.
12. Rehabilitasi rawat inap merupakan proses perawatan
terhadap klien dimana klien diinapkan di lembaga
rehabilitasi dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
rencana terapi untuk memulihkan kondisi fisik dan
psikisnya akibat penyalahgunaan Narkotika.
13. Rehabilitasi rawat jalan merupakan proses perawatan
terhadap klien dimana klien datang berkunjung ke lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial sesuai jadwal
dalam kurun waktu tertentu berdasarkan rencana terapi

untuk.....
untuk memulihkan kondisi fisik dan psikisnya akibat
penyalahgunaan Narkotika.
1 4. Lembaga rehabilitasi medis adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang melaksanakan rehabilitasi medis bagi
Pecandu, Korban Penyalahgunaan Narkotika dan Penyalah
Guna Narkotika yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
15. Lembaga rehabilitasi sosial adalah tempat atau panti yang
melaksanakan rehabilitasi sosial bagi Pecandu, Korban
Penyalahgunaan dan Penyalah Guna Narkotika yang
ditetapkan oleh Menteri Sosial.
16. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah,
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
17. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota,
dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
1 8. Badan Narkotika Nasional yang selanjutnya disingkat
BNN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian,
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden yang mempunyai tugas di bidang Pencegahan
dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika.

P asal2

Maksud dan Tujuan peraturan ini adalah:


1. Maksud peraturan ini adalah memberikan pedoman bagi
lingkungan BNN dalam peningkatan kemampuan lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang diselenggarakan
oleh pemerintahjpemerintah daerah maupun masyarakat

dan.....

8 PERATURAN KEPALA �A.DAN NARKOTIKA NASIONAL


NOMOR 4 TAHUN 201C.
dan pedoman bagi lembaga dalam menerima peningkatan
kemampuan.
2. Tujuan peraturan ini adalah agar pelaksanaan peningkatan
kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial oleh pemerintahjpemerintah daerah maupun
masyarakat dapat diselenggarakan secara efektif dan efisien
serta akuntabel.

B AB II
KEGIATAN DANP RO SES
P ENI NGKATAN KEMAMP UAN

P asal 3

Peningkatan kemampuan yang dapat diberikan oleh BNN


diantaranya sebagai berikut:
a. penguatan lembaga;
b. dorongan lembaga; dan
c. fasilitasi lembaga.

P asal 4

(1) Kegiatan penguatan lembaga rehabilitasi medis dan


rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf a, diantaranya sebagai berikut :
a. pembinaan dan bimbingan teknis;
b. peningkatan keterampilan atau kompetensi Sumber
Daya Manusia (SDM);
c. peningkatan kapasitas lembaga;
d. magang;
e. peningkatan mutu layanan;
f. peningkatan sarana dan prasarana; dan

g. pemberian.....
g. pemberian dukungan layanan rehabilitasi dan
pascarehabilitasi.
(2) Pemberian dukungan layanan rehabilitasi sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) huruf g meliputi
a. rawat inap; dan
b. rawat jalan.
( 3) Pemberian dukungan layanan pascarehabilitasi sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) huruf g meliputi:
a. layanan pendampingan;
b. layanan bimbingan pengembangan diri;
c. terapi kelompok; dan
d. kelompok dukungan keluarga (family support group).

P asal 5

Kegiatan dorongan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi


sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, diantaranya
sebagai berikut :
a. seminar;
b. koordinasi antar pemangku kepentingan;
c. semiloka atau lokakarya;
d. dukungan asistensi/konselor adiksi; dan
e. pemberian motivasi penyediaan dan pengembangan program
layanan.

P asal 6

Kegiatan fasilitasi lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi


sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf c, diantaranya
sebagai berikut:
a. pemberian rekomendasi dalam pengurusan ijin
penyelenggaraan rehabilitasi; dan

b. mediasi.....

to I PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASTONAL


NOMOR 4 TAHUN 2015
b. mediasi antar pemangku kepentingan dalam penyelengga­
raan terkait rehabilitasi.

P asa17

Peningkatan kemampuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


dilakukan melalui proses :
a. persiapan;
b. pelaksanaan;
c. pembiayaan;
d. pelaporan; dan
e. monitoring dan evaluasi.

P asa18

(1) Persiapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf a


dilaksanakan dalam bentuk antara lain:
a. kegiatan pemetaan lembaga rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial;
b. penandatanganan perjanjian kerjasama; dan
c. penerbitan keputusan oleh Kepala BNN;
(2) Pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) huruf a
meliputi:
a. lokasi lembaga;
b. legalitas formal;
c. layanan yang tersedia;
d. sumber daya manusia;
e. sarana dan prasarana; dan
f. anggaran.
(3) Pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
dengan cara wawancara, observasi, kajian laporan danfatau
pengisian kuesioner.

(4) Hasil.....
(4) Hasil pemetaan berupa kesimpulan kebutuhan dan kondisi
lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang akan
memperoleh peningkatan kemampuan berdasarkan prioritas
kebutuhan dan kondisi lembaga.

P asal 9

(1) Legalitas formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8


ayat (2) huruf b merupakan keabsahan perizinan dalam
penyelenggaraan rehabilitasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(2) Legalitas formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi
lembaga rehabilitasi milik pemerintahfpemerintah daerah
antara lain :
a. penetapan dari kementerian yang membidangi urusan
kesehatan untuk penyelenggaraan rehabilitasi medis;
dan
b. penetapan dari kementerian yang membidangi urusan
sosial dalam hal penyelenggaraan rehabilitasi sosial.
( 3) Legalitas formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi
lembaga rehabilitasi milik masyarakat meliputi:
a. akte notaris;
b. ijin operasional dari dinasfinstansi terkait;
c. penetapan dari kementerian yang membidangi urusan
kesehatan untuk penyelenggaraan rehabilitasi medis;
danfatau
d. penetapan dari kementerian yang membidangi urusan
sosial dalam hal penyelenggaraan rehabilitasi sosial.

P asal10

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 ayat ( 1) huruf b ditandatangani oleh Deputi

Rehabilitasi. . ...
Rehabilitasi BNN dan pimpinan lembaga rehabilitasi.

P asal ll

Penerbitan Keputusan Kepala BNN sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 ayat ( 1) huruf c ditandatangani oleh Kepala BNN
atau Deputi Rehabilitasi BNN yang menerima pendelegasian
wewenang dari Kepala BNN.

P asal l2

( 1) Lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang


dapat memperoleh peningkatan kemampuan adalah yang
diselenggarakan oleh:
a. pemerintah/pemerintah daerah; dan/atau
b. masyarakat.
(2) Lembaga rehabilitasi yang diselenggarakan oleh pemerintah/
pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, antara lain:
a. Rumah Sakit Umum;
b. Rumah Sakit Khusus meliputi Rumah Sakit Jiwa dan
Rumah Sakit Ketergantungan Obat;
c. Puskesmas;
d. Klinik;
e. Panti rehabilitasi;
f. Balai atau loka rehabilitasi; dan/atau
g. Lembaga Pemasyarakatan.
( 3) Lembaga rehabilitasi yang diselenggarakan oleh masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, antara lain:
a. Lembaga rehabilitasi sosial;
b. Rumah sakit swasta; dan
c. Klinik swasta;

P asal13 . . . . .
P asal l3

( 1) Pemberian peningkatan kemampuan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 12 ayat ( 1) dapat pula dilakukan pada lembaga
milik pemerintah yang difungsikan sebagai tempat rehabilitasi
sosial, antara lain :
a. Resimen Induk Militer Komando Daerah Militer;
b. Sekolah Polisi Negara;
c. Komando Pendidikan Angkatan Laut; dan
d. Balai Pemasyarakatan.
(2) Lembaga milik pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) meliputi pula lembaga yang dimiliki oleh pemerintah
daerah yaitu Balai Latihan Kerja.
( 3) Lembaga milik pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) dan ayat (2) wajib mendapatkan persetujuan dari
Kementerian yang membidangi urusan sosial setelah
memperoleh rekomendasi dari BNN.

P asal14

( 1) Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi yang


diselenggarakan oleh pemerintahjpemerintah daerah
dilaksanakan oleh Direktorat Penguatan Lembaga
Rehabilitasi Instansi Pemerintah BNN, Bidang Rehabilitasi
Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Seksi Rehabilitasi
Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.
(2) Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi yang
diselenggarakan oleh masyarakat dilaksanakan oleh
Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen
Masyarakat BNN dan Direktorat Pascarehabilitasi BNN,
Bidang Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Provinsi dan
Seksi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Kabupaten/
Kota.

( 3) Penyelenggaraan.....

141
PERATURAN KEPALA B4.D \N NARKOTIKA NASIONAL
NOMOR ..J. TAHUN 201C.
(3) Penyelenggaraan rehabilitasi pacta lembaga milik
pemerintah/ pemerintah daerah yang difungsikan sebagai
tempat rehabilitasi sosial dilaksanakan oleh Deputi Bidang
Rehabilitasi BNN.

P asal lS

( 1) Layanan rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal


4 ayat (2) dan layanan pascarehabilitasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dilakukan oleh lembaga
rehabilitasi milik pemerintahjpemerintah daerah maupun
masyarakat.
( 2) Dalam hal klien telah menjalani layanan rehabilitasi medis
dan rehabilitasi sosial pacta suatu lembaga dan diperlukan
perawatan dalam bentuk lainnya dapat dilanjutkan pacta
lembaga yang sama atau dilakukan rujukan pacta lembaga
lain yang menyediakan layanan yang dibutuhkan oleh klien.

P asal l6

(1) Lembaga rehabilitasi milik pemerintahjpemerintah daerah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf a
sampai dengan huruf f melaksanakan penyusunan rencana
layanan rehabilitasi.
(2) Lembaga rehabilitasi milik pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 1 ayat ( 2) huruf g melaksanakan
penyusunan rencana layanan rehabilitasi bersama dengan
Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi
Pemerintah BNN.
(3) Lembaga milik pemerintah yang difungsikan sebagai tern pat
rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
( 1) dan milik pemerintahjpemerintah daerah sebagaimana

dimaksud.... .
dimaksud dalam Pasall 3 ayat (2) melaksanakan penyusunan
rencana layanan rehabilitasi bersama dengan Deputi Bidang
Rehabilitasi BNN.
(4) Lembaga rehabilitasi milik masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal12 ayat ( 3) melaksanakan penyusunan
rencana layanan rehabilitasi.

P asal17

(!) Lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial


melaksanakan pencatatan penyelenggaraan rehabilitasi
sesuai peraturan perundang-undangan.
(2) Lembaga milik pemerintah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat ( 2) huruf g dan lembaga milik pemerintah/
pemerintah daerah yang difungsikan sebagai tempat
rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud Pasal 13 ayat (1)
dan ayat ( 2) melaksanakan pencatatan sesuai pedoman yang
diterbitkan BNN.

BAB III
P ELAPORAN

P asal18

(1) Lembaga rehabilitasi yang menerima peningkatan


kemampuan wajib melakukan pelaporan sebagai berikut:
a. pelaporan pelaksanaan kegiatan; dan
b. pelaporan keuangan.
(2) Pelaporan pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a termasuk laporan rekapitulasi klien
yang memperoleh layanan rehabilitasi dan pascarehabilitasi.
( 3) Laporan rekapitulasi klien sebagaimana dimaksud pada

ayat 2 . . . . .
ayat (2) dikirimkan kepada BNN Kabupaten/Kota atau BNN
Provinsi sesuai ruang lingkup domisili lembaga rehabilitasi.
( 4) BNN KabupatenjKota wajib meneruskan laporan rekapitulasi
klien yang diterimanya kepada BNN Provinsi.
( 5) BNN KabupatenjKota dan BNN Provinsi wajib meneruskan
laporan rekapitulasi klien yang diterimanya kepada BNN.
(6) Laporan rekapitulasi klien sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) untuk lembaga milik pemerintahjpemerintah daerah
yang difungsikan sebagai tempat rehabilitasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat ( 1) dan ayat ( 2) dikirimkan
langsung kepada BNN.
(7) Format laporan rekapitulasi klien terdapat dalam lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan
Kepala ini.

Pasal19

(1) Laporan keuangan terkait dukungan pembiayaan layanan


rehabilitasi dan pascarehabilitasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal1 8 ayat ( 1) huruf b dilaksanakan secara berkala
yang diatur lebih lanjut dalam lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Kepala ini.
( 2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikirimkan kepada BNN.

BAB V
I
MONITORING DAN EV ALU ASI

Pasal20

BNN, BNN Provinsi, dan BNN KabupatenjKota melakukan


monitoring dan evaluasi secara berjenjang terhadap program dan

kegiatan.....
kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan
lembaga rehabilitasi.

P asal21

Monitoring dan evaluasi peningkatan kemampuan lembaga


rehabilitasi meliputi:
a. pemantauan pelaksanaan rehabilitasi;
b. pengumpulan data rekapitulasi klien;
c. identifikasi dan inventarisasi permasalahan teknis maupun
administratif;
d. identifikasi dan inventarisasi solusi masalah yang dapat
dilakukan;dan
e. evaluasi pelaksanaan upaya peningkatan kemampuan
lembaga rehabilitasi.

P asal22

Dalam melakukan monitoring dan evaluasi, BNN, BNN Provinsi,


dan BNN KabupatenfKota harus berkoordinasi dengan
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah atau Pemilik lembaga
terkait sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

P asal23

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi peningkatan kemampuan


lembaga rehabilitasi tercantum dalam lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Kepala
ini.

BABV . . . . .

181 Pl'�RATlJRAN KEPALA BADAN �ARKOTlKA NAS!ONAl


NOMUH 4 TAHCN 2015
BABV
PEMBIAYAAN

Pasal24

Pembiayaan peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi


yang diberikan oleh Badan Narkotika Nasional dibebankan
pacta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal25

(1) Dukungan layanan rehabilitasi dan pascarehabilitasi


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat ( 1) dapat
diwujudkan dalam bentuk antara lain:
a. pembiayaan rehabilitasi rawat inap;
b. pembiayaan rehabilitasi rawat jalan;
c. pembiayaan program pendampingan;
d. pembiayaan program pengembangan diri;
e. pembiayaan terapi kelompok; dan
f. pembiayaan kelompok dukungan keluarga (family
support group).
( 2) Pembiayaan layanan rehabilitasi dan pascarehabilitasi
sebagaimana dimaksud ayat ( 1) hanya dapat diberikan pacta
klien yang belum memperoleh pembiayaan dari pihak lain,
kecuali dilakukan pacta periode perawatan yang berbeda.
( 3) Besaran dukungan pembiayaan sebagaimana dimaksud
ayat ( 1) mengacu pacta Satuan Biaya Khusus danjatau
Satuan Biaya Masukan yang berlaku pacta tahun berjalan
yang disahkan oleh Menteri Keuangan atau pola tarif yang
disahkan oleh pemilik/ ketua lembaga.
( 4) Rincian besaran dukungan pembiayaan sebagaimana

dimaksud.....
dimaksud pada ayat ( 3) tercantum dalam lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala
ini.
( 5) Pembiayaan layanan rehabilitasi dan pascarehabilitasi
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dilakukan dengan cara
swakelola berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(6) Pembiayaan layanan rehabilitasi dan pascarehabilitasi
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 4) dilakukan melalui
mekanisme sebagaimana tercantum dalam lampiran V
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Kepala ini.
(7) Dalam hal dukungan pembiayaan sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 3) tidak memenuhi pola tarif resmi lembaga
rehabilitasi yang memperoleh dukungan peningkatan
kemampuan dari BNN, maka lembaga tersebut dapat
membebankan selisih pembiayaan pada pasien dan/atau
keluarganya.
(8) Dukungan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) tidak termasuk pembiayaan apabila klien membutuhkan
rujukan pada lembaga lain terkait dengan komplikasi fisik
dan/atau komplikasi kejiwaannya.

BABV I
LAIN- LAIN

Pasal26

Lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang


memberikan layanan rehabilitasi dan belum memenuhi
persyaratan legalitas formal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 diberikan jangka waktu paling lama satu tahun untuk
mengurus persyaratan tersebut dalam tahun anggaran berjalan.

BABV II....•
BABV II
PENUTUP

Pasal27
Peraturan Kepala BNN ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Kepala BNN ini dengan penempatan dalam Berita
Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 1 Maret 2015

KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

TTD

ANANG ISKANDAR

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Mei 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,
TTD

YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 770
BADAN NARKOTIKA NASIONAL LAMPIRAN I

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BNN

NOMOR TAHUN 2015


TANGGAL 31 Maret 2015

F ORMAT LAPORA N REKAPITULASI KLIEN REHABILITASI


LAPORA N KEPADA BNNI BNNPI BNN KABI KOTA
REKAPITULASI DATA KLIEN YANG DILAYANI
BULAN .•••.••..•...•..••..•..••..••.•••.•••20
15
LEMBAGA .••..••..••..••.•...•...•...•..•..•••.

JENIS PEMAKAIAN ZAT 1


IDENTITAS KLIEN KELAMIN TAHUN TERAKHIR
NO. (INISIAL I NO ID I RMI USIA JENIS CARA
L p
ZAT PAKAI

Mengetahui
Penanggung Jawab
TTD/Cap Lembaga/RS/Klinik

I ....................Nama.................... )

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 31 Maret 2 0 1 5

KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,


TTD

ANANG ISKANDAR
BADAN NARKOTIKA NASIONAL LAMPIRAN II

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BNN

NOMOR TAHUN 2015


TANGGAL 31 Maret 2015

LAPORA N TERKAIT DU KU NGAN PEMBIAYAAN


REHABILITASI

1. Lembaga rehabilitasi yang menerima dukungan wajib


mengirimkan laporan kegiatan secara periodik setiap bulan
yang dilampiri bukti pertanggungjawaban keuangan atas
penerimaan dukungan kepada Direktorat terkait.
2. Laporan pada bulan berjalan selambat-lambatnya diterima
pada minggu pertama bulan berikutnya ( contoh: layanan
bulan April diterima pada minggu pertama bulan Mei).
3. Laporan lengkap ( bukti pertanggungjawaban) dikirim ke BNN
dengan alamat Deputi Bidang Rehabilitasi U.P. Direktorat
Terkait, lantai 4 gedung Badan Narkotika Nasional, Jl. MT.
Haryono No 1 1 Cawang, Jakarta Timur, Kode Pos 13630.
4. Laporan rekapitulasi klien juga ditembuskan ke BNNP/
BNNK/Kota dan dinas terkait pada wilayah masing-masing.
5. Apabila batas waktu penyampaian laporan berakhir ( akhir
tahun), lembaga tidak dapat mengajukan klaim atas layanan
rehabilitasi yang telah dilaksanakan.
6. Regulasi frekuensi laporan pada lembaga rehabilitasi milik
pemerintah:
a. Pelaporan mingguan: merupakan data klien yang
mendapat layanan rehabilitasi dalam kurun waktu satu
minggu. Dikirim setiap Kamis.
b. Pelaporan bulanan: merupakan laporan kegiatan
layanan yang dilakukan selama satu bulan sebagai hasil
pencatatan dan pengolahan data klien selama satu bulan.
Dikirim setiap tanggal 30.
c. Pelaporan tiga bulanan
d. Pelaporan tahunan. Dikirim pada tanggal 20 bulan
Desember tahun berjalan.
7. Regulasi frekuensi laporan pada lembaga rehabilitasi milik
masyarakat:
a. Laporan bulanan: berisi rekapitulasi klien.
b. Laporan dikirimkan ke Kepala BNNKab/Kota, ditembuskan
ke Kepala BNNP dan Deputi Rehabilitasi BNN.
c. Laporan tahunan: berisi ringkasan program dan kegiatan
layanan, rekapitulasi klien, dan beberapa foto kegiatan
yang dikirim ke Deputi Rehabilitasi BNN melalui Direktur
Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat.
8. Regulasi frekuensi laporan pada layanan pascarehabilitasi:
a. Laporan bulanan: berisi rekapitulasi klien, kegiatan dan
dokumentasi layanan. Laporan dikirimkan ke Deputi
Rehabilitasi BNN melalui Direktur Pascarehabilitasi,
untuk layanan di Rumah Damping dan Pascarehabilitasi
Bapas ditembuskan ke Kepala BNNP/BNNK/Kab.
b. Laporan tahunan: berisi ringkasan program layanan,
rekapitulasi klien, dan beberapa foto kegiatan dikirim ke
Deputi Rehabilitasi BNN melalui Direktur Pascarehabilitasi.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 3 1 Maret 2015

KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,


TTD

ANANG ISKANDAR

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL


241 NOMOR 4 TAHUN 20l::l
BADAN NARKOTIKA NASIONAL LAMPIRAN III

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BNN

NOMOR 4 TAHUN 2015


TANGGAL 31 Maret 2015

PELAKSANAAN MONITORING DAN EV ALU ASI


PENINGKATAN KEMAMPU AN LEMBAGA REHABILITASI

1. Kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan


peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi dan
penyelenggara pascarehabilitasi dilaksanakan secara
berkala. Bentuk kegiatan monitoring dan evaluasi berupa :
a. kunjungan lapangan;
b. monitoring dilakukan terhadap penyelenggaraan
rehabilitasi; dan
c. evaluasi terhadap pemanfaatan dukungan penguatan
yang diberikan kepada penyelenggara rehabilitasi untuk
mengetahui ketepatan sasaran selama menjalankan
program rehabilitasi danfatau program pascarehabilitasi.

2. Selain monitoring dan evaluasi tersebut, juga dilakukan


pengawasan oleh BNN dan berkoordinasi dengan
Kementerian, Kantor Wilayah dan Dinas terkait.

Bentuk pengawasan yang dilakukan berupa:

a. Pengawasan internal yang dilaksanakan oleh tim


verifikator yang bertanggung jawab melakukan verifikasi
atas pemberian peningkatan kemampuan pada lembaga
rehabilitasi
b. Pengawasan eksternal dilakukan oleh BNN secara
berkala.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 3 1 Maret 2015

KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,


TTD

ANANG ISKANDAR
BADAN NARKOTIKA NASIONAL LAMPIRAN IV

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BNN

NOMOR 4 TAHUN 2015


TANGGAL 31 Maret 2015

RINCIAN BESARA N DU KU NGAN PEMBIAYAAN


LAYANAN REHABILITASI DAN PASCA REHABILITASI

1 . DU KU NGAN PEMBIAYAAN REHABILITASIRAWAT INAP


11
. . Milik Instansi Pemer intah Ber basis Rehabilitasi Med ia
d an So si al
Lama perawatan yang dapat ditagihkan pada layanan ini
adalah maksimum 3 ( tiga) bulan rawatan.

Alokasi Tlndakan &


Tlndakan I Keglatan
Besaran Blaya

A. Tim Asesmen Terpadu (TAT)

6 X Rp. 75.000 �
I) Biaya asesmen (maksimal 6 orang)
Rp. 450.000,-
2) Transport petugas asesmen per orang 6 x Rp. 150.000 �

(maksimal 6 orang) Rp. 900.000,-

3) Transport lokal pengantaran


Rp. 150.000,-
tersangka ke TAT (per orang)
4) Transport Pengantaran ke lembaga
Rp. 150.000,-
rehabilitasi (per orang)
5) Terapi simtomatik (per orang) Rp. 50.000,-
6) Pemeriksaan urin dengan rapid test
Rp. 100.000,-
(per orang)
7) Biaya verifikasi (per orang) Rp. 50.000,-
8) Honor petugas administrasi (orang/
Rp. 450.000,-
bulan)
9) Pertemuan Pembahasan Kasus (per
Rp. 1.000.000,-
bulan)
10) ATK (per bulan) Rp. 750.000,-

II) Honor ketua tim (per bulan) Rp. 500.000,-

PERATURAN KEPALA BADA.N NARKOT!KA NASIONAL


261 N0\10R 4 TAHUN 2015
B. Rehabilitasi Proses Hukum

1. Berbasis pelayanan rumab sakit maksimal sebesar Rp. 13.500.000,-


(selama 3 bulan) dengan rincian:
2 X Rp 75.000 �
a. Asesmen maksimal 2 kali
Rp. 150.000,-
b. Paket rawat inap kelas 3 (tiga) sesuai
pola tarif rumab sakit (maksimal Rp 10.500.000,-
Rp.10.500.000)
c. Obat-obatan maksimal Rp 1.650.000,-
d. Pemeriksaan urin dengan rapid test 3 x Rp. 100.000 �

maksimal 3 kali Rp. 300.000,-


e. Pemeriksaan laboratorium dan
Rp. 900.000,-
penunjang lain (maksimal Rp 900.000)
2. Berbasis panti dalam satu periode perawatan (selama 3 bulan)
sebesar Rp. 13.500.000,- dengan rincian per bulan:
a. Pemeliharaan fisik sebesar Rp 2.570.000,- terdiri dari:
1) Permakanan 3 x sehari @ Rp
Rp 1.500.000,-
50.000,00 X 30 hr & snack
2) Pemeriksaan urin dengan rapid
Rp 250.000,-
test
3) Pembelian sabun mandi, pasta
gigi, shampoo, sabun cuci, Rp 250.000,-
pembalut, handuk
4) Transport Rujukan ke RS/
Rp 220.000,-
Puskesmas
5) Pakaian (pakaian harlan, pak.
dalam, perlengkapan ibadab, Rp 350.000,-
handuk, sandal)
b. Biaya rehabilitasi sosial sebesar Rp 1.930.000,- terdiri dari:
1) Honor Tim Asesmen rehabilitasi
Rp 250.000,-
social
2) Honor Konseling Rp 250.000,-
3) Pembabasan Kasus (1 kali
Rp 100.000,-
seminggu)
4) Case Record (dilaksanakan setiap
Rp 100.000,-
hari)
5) Honor Terapi psikososial (4 kali
Rp 250.000,-
seminggu)
6) Terapi kelompok (4 kali seminggu) Rp 250.000,-
7) Pengisian waktu luang (musik/
Rp 35.000,-
rekreasi)
8) Home visit, kunjungan peksos
ke ternpat tinggal klien ( 1 kali Rp 220.000,-
sebul�)
9) Honor pembimbing fisik (olah
Rp 75.000,-
raga, dll) setiap hari
10) Honor pembimbing mentalfrohani
(bimbingan keagamaan, ceramah) Rp 100.000,-
setiap hari
1 1) Honor pembimbing vokasional Rp 100.000,-
12) ATK Rp 50.000,-

13) Bahan keterampilan Rp 150.000,-

1 2-
. Milik Masy ar akat I Sw asta Ber basis Rehabilitasi Med is
Biaya yang dapat diklaim maksimum sebesar Rp 3. 500.000
yang terdiri dari beberapa tindakan antara lain:
1 . Asesmen
2. Konseling
3. Pemeriksaan kesehatan
4. Obat-obatan
5. Kamar perawatan
6. Penggandaan dan penjilidan
Besaran biaya disesuaikan dengan pola tarif resmi
Rumah Sakit/Klinik Swasta fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut untuk kelas terendah yang melakukan klaim.
Lamanya perawatan disesuaikan dengan rencana terapi
berdasarkan hasil asesmen.
1 .3 . Milik Masy ar akat I Sw asta Ber basis Rehabilitasi So sial
Lama perawatan rehabilitasi rawat inap yang dapat
ditagihkan adalah maksimum 3 ( tiga) bulan rawatan.

Alokasi Tindakan &


Tindakan I Kegiatan
Besaran Biaya
I kali X Rp 75.000 =
I) Asesmen
Rp 75.000
4 kali X Rp 50.000 =
2) Konseling
Rp 200.000
I paket x Rp 300.000 -
3) Pemeriksaan kesehatan
Rp 300.000
4) Kamar perawatan (I bulan) Rp. 2.400.000

5) Penggandaan dan penjilidan Rp. 25.000

JUMLAH Rp. 3.000.000

1 .4 . Lembag a Milik Pemer intah Yang Difu ng sikan Sebag ai


Temp at Rehabilitasi So sial
Lama perawatan yang dapat ditagihkan pada layanan ini
adalah maksimum 3 ( tiga) bulan rawatan.

A. Lembag a Pemasy ar akatan I Ru mah Tahanan

Alokasi Tindakan &


Tindakan I Kegiatan
Besaran Biaya
a. MPE (Medical, Physical Evaluation)
I X Rp. 100.000 =
1) Obat-obatan simtomatik
Rp. 100.000,·
I X Rp. 100.000 -
2) Pemeriksaan Kesehatan
Rp. 100.000,-
I x Rp. 100.000 -
3) Konseling Individu
Rp. 100.000,-
1 X Rp. 100.000 =
4) K!E
Rp. 100.000,-
I X Rp. 100.000 -
5) Pembahasan Kasus
Rp. 100.000,-
b. Primary :
4 xRp. 50.000 =
I) Konseling Individu
Rp. 200.000,-
4 xRp. 50.000 =
2) Konseling Kelompok
Rp. 200.000,-
4 xRp. 25.000 =
3) Seminar
Rp. 100.000,-
4 xRp. 25.000 =
4) Terapi Kelompok
Rp. 100.000,-
2 xRp. 25.000 =
5) Terapi Keluarga
Rp. 50.000,-
6 xRp. 25.000 =
6) SNA (Saturday Night Activity)
Rp. 150.000,-
6 xRp. 25.000 =
7) Spiritualitas
Rp. 150.000,-
c. Re-Entry:
2 xRp. 25.000 =
I) Vokasional
Rp. 50.000,-
2) Seminar Pencegahan 2 xRp. 25.000 =

Kekambuhan (Relaps Prevention) Rp. 50.000,-


3) Terapi KeluargafFSG (Family I xRp. 50.000 -

Support Group) Rp. 50.000,-


2 xRp. 25.000 -
4) SNA (Saturday Night Activity)
Rp. 50.000,-
2 xRp. 25.000 =
5) Rujukan
Rp. 50.000,-
2 xRp. 225.000 -
d. Rujukan
Rp. 450.000,-
90 xRp. 25.000 =
e. Snack
Rp. 2.250.000,-

B. Sekol ah Pol isi Neg ar a I Resimen Induk Inf antr i


Ko mando Daer ah Mil iter atau Lembag a Pend d
i k
i an
TNIl ainny a

Alokasi Tindakan &


Tindakan I Kegiatan
Besaran Biaya
90 X Rp. 50.000 =
I) Makan untuk 3 bulan@ Rp. 50.000
Rp. 4.500.000,-
2) Asesmen Lanjutan (awal & akhir 2 X Rp. 100.000 -
program) maksimal 2 kali Rp. 200.000,-
3) Pemeriksaan urin narkoba 2 xRp. 100.000 =

maksimal 2 kali Rp. 200.000,-


4) Pemeriksaan Kesehatan maksimal 3 X Rp. 100.000 =

3 kali Rp. 300.000,-


5) Kaos dan perlengkapan pribadi
Rp. 650.000,-
klien
3 xRp. 100.000 -
6) Obat-obat simtomatik
Rp. 300.000,-
7) Program Rehabilitasi
MPE (Medical, Physical Evaluation}
a) Konseling Individu maksimal 2 2 xRp. 50.000 =

kali Rp. 100.000,-


b) Konseling Kelompok maksimal 1 2 xRp. 25.000 =

kali Rp. 50.000,-


2 xRp. 25.000 =
c) KIE Kesehatan maksimal I kali
Rp. 50.000,-
d) Pembahasan Kasus maksimal I 1 xRp. 25.000 =

kali Rp. 25.000,-


e) Bimbingan Rohani maksimal I I xRp. 25.000 =

kali Rp. 25.000,-


Program Inti
a) Konseling Individu maksimal 4 4 xRp. 50.000 =
kali Rp. 200.000,-
b) Konseling Kelompok maksimal 4 4 xRp. 25.000 -
kali Rp. 100.000,-
c) Edukasi/Seminar maksimal 4 4 xRp. 25.000 =
kali Rp. 100.000,-
4 xRp. 25.000 =
d) Terapi Kelompok maksimal 4 kali
Rp. 100.000,-
e) Terapi Keluarga/FSG (Family 1 xRp. 25.000 =

Support Group) maksimal I kali Rp. 25.000,-

f) SNA (Saturday Night Activity} 4 xRp. 25.000 =


maksimal 4 kali Rp. 100.000,-
1 xRp. 25.000 -
g) Rekreasional maksimal I kali
Rp. 25.000,-
h) Bimbingan Rohani maksimal I I xRp. 25.000 =
kali Rp. 25.000,-
Perslapan pasca rehabllitasi selama
2 minggu
2 X Rp. 25.000 =
a) Vokasional maksimal 2 kali
Rp. 50.000,-
b) Seminar Pencegahan 2 xRp. 25.000 -
Kekarnbuhan maksimal 2 kali Rp. 50.000,-

c) Terapi Keluarga/FSG (Family I xRp. 25.000 -


Support Group) maksimal I kali Rp. 25.000,-

I xRp. 25.000 -
d) SNA (Saturday Nighl Activity)
Rp. 25.000,-
I xRp. 25.000 -
e) Bimbingan Rohani
Rp. 25.000,-

8) Rujukan

a) Rujukan Penyakit Penyerta I X Rp. 150.000 •

maksimal I kali Rp. 150.000,-


b) Rujukan mengantar ke BNNP
(dikembalikan ke Dayamas) atau
I x Rp. 100.000 •
Pasca Rehabilitasi melalui BNNP
Rp. 100.000,-
(rawat inap/ rawat jalan) jika
selesai program maksimal I kali

1. DUKUNGAN PEMBIAYAAN RAWAT JALAli


1.1. M llik Inatanai PemeriDtah Berbub RehabWtaai

Me.U.
Lama perawatan yang dapat ditagihkan pada layanan
ini adalah maksimum 12 (dua belas) kali pertemuan.

Alolraal TIDdakaa &


Tbulakan I Kepatan
Beaaran Bbya

I kali X Rp. 175.000 -


I) Pemeriksaan kesehatan
Rp. 175.000,-
I kali X Rp. 75.000 -
2) Asesmen
Rp. 75.000,-
8 kali xRp. 50.000 -
3) Konseling
Rp. 400.000,-
2 kaJi X Rp. 75.000 =
4) Terapi Kelompok
Rp. 150.000,-
2 kali xRp. 100.000-
5) Pemeriksaan urin (rapid test)
Rp. 200.000,-
6) Transpon Rujukan Rp. 100.000,-

7) ATK Rp. 100.000,-


1 .2 . Milik Masy ar akat I Sw asta Ber basis Rehabilitasi
Med ia
Biaya yang dapat diklaim maksimum sebesar Rp
1 . 000.000 yang terdiri dari beberapa tindakan antara
lain :
1) Asesmen
2) Konseling
3) Obat-obatan
4) Pemeriksaan Kesehatan
5) Penggandaan dan penjilidan
Besaran biaya disesuaikan dengan pola tarif resmi
Rumah Sakit/Klinik Swasta fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut yang melakukan klaim.
Lamanya perawatan disesuaikan dengan rencana
terapi berdasarkan hasil asesmen.

1 .3 . Milik Masy ar akat I Sw asta Ber basis Rehabilitasi


So sial
Lama perawatan yang dapat ditagihkan pada layanan
ini adalah maksimum 1 0 ( sepuluh) kali pertemuan.

Alokasi Tindakan &


Tindakan I Kegiatan
Besaran Biaya
1 kali x Rp 75.000 =
1) Assesmen
Rp 75.000
8 kali x Rp 50.000 -
2) Konseling
Rp 400.000
1 paket x Rp 300.000 =
3) Pemeriksaan kesehatan
Rp 300.000
4) Penggandaan dan penjilidan Rp. 25.000

Jumlah Rp. 800.000


2. DUKUlfGAK PEIIBIAYAAJII PASCAREHABILITASI
2.1. Lay&D&D PenclampiD.can

Alollut Tilldakaa •
Tilldakaa I Kepatau
llesaraD Bia,a

A. Penerimaan

I kJ X 1 00 . 000 •
a. Pemeriksaan urin (rapid test)
Rp. 1 00 . 000
I pkt X 50. 000 =
b. Rekarn medis
Rp. 50. 000

B. Dukungan Operasional

I) Honor operasional

I org x I bin x 450 .000 =


a. PJ. Program
Rp. 4 50 . 000
I org x I bin x l . 700.000 •
b. Petugas Administrasi
Rp . l . 700. 000
I org x I bin x2 . 1 00. 000 =
c. Pendamping
Rp . 2 . 1 00 . 000
I org x I bin x I . 700.000 =
d. Juru masak
Rp. l . 700.000

2) Belanja Bahan

I org x 50hr x 30. 000 -


a. Bahan makanan
Rp. 1 . 500. 000
I pkt X 500.000 =
b. Obat-obatan
Rp. 500.000
I org x 2 5 . 000 -
c. Sertifikat
Rp. 2 5 .000
I pkt X 5 . 000.000 =
d. Bahan Op. Rumah Tangga
Rj>. 5 . 000.000
I pkt X 3 . 000. 000 =
e. Bahan Pelatihan Vokasional
R� 3 . 000.000

3) Belanja Barang Persediaan lainnya

a. Pemeriksaan Urin dengan 2 kJ X 1 00 . 000 •

rapid test Rp. 200.000


I pkt X 1 . 000.000 =
b. Komp.Supplies
Rp. 1 . 000.000

4) Belanja Peljalanan Dinas

Transport lokal kepulangan I org x 1 50 . 000 -


Residen Rp. 1 50. 000
5) Belanja Jasa Profesi

1 org x 1 kl x 300.000 =
a. Instruktur
Rp. 300. 000
1 kJ X 1 2 5 . 000 -
b. Rujukan fkonsu1tasi
Rp. 1 2 5 .000

22
. . Lay anan Bimbing an Kelo mpok, Peng embang an Dir i
d an Ter ap i Kelu arg a d i BNNP/BNNK/ Kab atau Balai
Pemasy ar akatan (Bap as)

Alokasi Tindakan & Besaran


Tindakan I Kegiatan
Biaya

Penerimaan

Rekam medis 1 org x 50. 000 = Rp . 5 0 . 000

Dukungan Operasional

1) Honor operasional

1 org x 1 b1n x 450. 000 -


a. PJ. Program
Rp . 4 5 0 . 000
1 org x 1 b1n x 2 . 1 00 . 000 -
b. Pendamping
Rp . 2 . 1 00 . 000

2) Be1anja Bahan

1 org x 2 5 . 000 = Rp . 2 5 . 000


a. Sertifikat

3) Belanja Barang Persediaan


Lainnya
a. Pemeriksaan urin dengan 3 kl X 1 00 . 000 = Rp. 300. 000
rapid test

4) Belanja Jasa Profesi

1 org x 1 kl x 300.000 =
a. lnstruktur
Rp. 300.000

b. Rujukanjkonsultasi 1 kJ X 1 2 5 .000= Rp. 1 2 5 .000

5) Kegiatan

a. Grup terapi
- 1 org x 1 4 . 000 �
- Konsumsi
Rp . 1 4 . 000
1 org x 5 0 . 000 -
- Transport peserta
Rp. 5 0 . 000
- 1 org x !jam x 300. 000 �
- Honor fasilitator
Rp. 300.000
- l kl X 1 50 . 000 �
- Transport fasilitator
Rp. 1 50 . 000

b. Seminar Pengembangan diri

- 1 org x 1 4 . 000 -
- Konsumsi
Rp. 1 4 . 000
1 org x 50. 000 �
= Transport peserta
Rp . 50.000
- 1 org x !jam x 300. 000 -
Honor fasilitator
Rp . 300 . 000
- l kl X 1 50 . 000 �
- Transport fasilitator
Rp . 1 50 . 000

c. Family Support Group (FSG)

-- 1 org x 1 4 .000 -
- Konsumsi
Rp . 1 4 . 000
1 org x 5 0 . 000 -
Transport peserta
Rp . 5 0 . 000
1 org x 1 jam x 300. 000 -
Honor fasilitator
Rp. 300 . 000
l kl X 1 50 . 000 -
Transport fasilitator
Rp. 1 50 . 000

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 3 1 Maret 20 1 5

KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,


TTD

ANANG ISKANDAR
BADAN NARKOTIKA NASIONAL LAMPIRAN V

REPUBLIK INDONESIA

����RA�N--�KE�P�����H�U�N��:�ON�l�
TANGGAL 31 Maret 2015

MEKANISME PEMBIAYAAN
DUKUNGAN REHABILITASI DAN PASCAREHABILITASI

1. Penagihan dapat diajukan setiap bulan kepada masing­


masing Direktorat dengan batas waktu klaim terakhir bulan
Desember tahun berjalan.
2. Lembaga rehabilitasi milik pemerintah dan lembaga lain milik
pemerintah yang difungsikan sebagai tempat rehabilitasi
sosial, pengiriman kelengkapan administrasi dan berkas
tagihan ditujukan kepada Direktorat Penguatan Lembaga
Rehabilitasi Instansi Pemerintah ( Dit. PLRIP).
3. Lembaga rehabilitasi milik masyarakat dan swasta,
pengiriman kelengkapan administrasi dan berkas tagihan
ditujukan kepada Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi
Komponen Masyarakat ( Dit. PLRKM).
4. Lembaga penyelenggara pascarehabilitasi, peng1nman
kelengkapan administrasi dan berkas tagihan ditujukan
kepada Direktorat Pascarehabilitasi ( Dit. Pascarehabilitasi).
5. Penagihan akan dibayarkan jika administrasi penagihan
yang diajukan telah di verifikasi oleh Tim Verifikator.
6. Tim verifikator melampirkan surat hasil verifikasi yang telah
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
7. Pembayaran tagihan akan dilakukan oleh :
a. Bendahara pengeluaran pembantu ( BPP) Dit. PLRIP
untuk lembaga rehabilitasi milik pemerintah dan
lembaga lain milik pemerintah yang difungsikan sebagai
tempat rehabilitasi sosial melalui transfer ke rekening
atas nama Tim Asesmen Rehabilitasi atau bendahara
penyelenggara rehabilitasi.
b. Bendahara pengeluaran pembantu (BPP) Dit. PLRKM
untuk lembaga komponen masyarakat dan swasta
melalui transfer ke rekening atas nama lembaga
rehabilitasi yang bersangkutan.
c. Bendahara pengeluaran pembantu (BPP) Dit.
Pascarehabilitasi untuk lembaga penyelenggara
pascarehabilitasi melalui transfer ke rekening atas
nama lembaga penyelenggara pascarehabilitasi yang
bersangkutan.
8. Bukti pembayaran penagihan (SP2D I copy transfer) yang
telah dibayarkan akan dikirimkan oleh Direktorat terkait
kepada penyelenggara rehabilitasi dan pascarehabilitasi
melalui fax atau email.
9. Alur Pembiayaan:

Ditujukan ke Deputi
c:::::::> Bidang Rehabilitasi
= =
U.P. Direktorat
terkait* setiap awal
bulan thn berjalan

Proses Pem bayaran oleh Bendahara Persetujuan pembayaran

Direktorat Terkait• ditujukan ke oleh Pejabat Pembuat

reken ing bank instansi/lembaga/ Komitmen dan di ketahui

penyelenggara pascarehabilitasi oleh Direktur Direktorat


Terkait

10. Dokumen Administrasi sesuai dengan Lampiran II mengenai


Laporan Terkait Dukungan Pembiayaan Rehabilitasi.
1 1 . Berkas Pertanggungjawaban untuk Lembaga Milik
Pemerintah
a. Layanan berbasis rehabilitasi rawat jalan
1) Asli surat permohonan pengajuan penagihan.
2) Rekapitulasi rincian jumlah biaya atas tindakan

38 .
r \1 f.< , ', r-..f l \ l \ 1' 1
\ 1 '"' ' � \] ...
atau kegiatan yang dilakukan.
3) Halaman depan rekening Tim Asesmen
Rehabilitasi;
4) Satu lembar kwitansi yang menyebutkan dan
melampirkan bukti rincian jumlah biaya atas
tindakan atau kegiatan yang dilakukan:
a) asesmen;
b) konseling;
c) terapi kelompok meliputi psikososial,
vokasional, olah raga, bimbingan rohani,
FSG, dll;
d) ATK;
e) penggandaan berkas atau laporan;
f) pemeriksaan medis ( bila ada);
g) transport rujukan ( bila ada);
h) pembelian alat tes urin narkoba;

5) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.

b. Layanan berbasis rehabilitasi rawat inap dalam


proses hukum
1) Asli surat permohonan pengajuan penagihan.
2) Rekapitulasi rincian jumlah biaya atas tindakan
atau kegiatan yang dilakukan.
3) Halaman depan rekening Tim Asesmen
Rehabilitasi.
4) Satu lembar Kwitansi yang menyebutkan dan
melampirkan bukti rincian jumlah biaya atas
tindakan atau kegiatan yang dilakukan:
a) asesmen;
b) ATK;
c) bahan keterampilan;
d) konseling;
e) terapi kelompok meliputi psikososial,
vokasional, olah raga, bimbingan rohani, FSG
dll;
f) pemeriksaan kesehatan;
g) fotokopi resep;
h) rapid test urin narkoba;
i) pemeriksaan laboratorium dan penunjang
lain;
j) transport rujukan (jika ada);
k) UPK ( kebutuhan pribadi residen sehari-hari
meliputi handuk, toilet kit, dll); dan
I) Case conference ( pembahasan kasus).

5) Kamar Perawatan ( kelas yang paling rendah)


satu lembar Kwitansi yang menjelaskan jumlah
hari periode perawatan dan harga satuan kamar
perawatan/hari ( j ika dilaksanakan di Rumah
Sakit).
6) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.

c. Layanan berbasis rehabilitasi rawat inap di SPN/


Rindam
1) Asli surat permohonan pengajuan penagihan.
2) Rekapitulasi rincian jumlah biaya atas tindakan
atau kegiatan yang dilakukan
3) Halaman depan rekening Tim Asesmen
Rehabllitasi.
4) Satu lembar Kwitansi yang menyebutkan dan
melampirkan bukti rincian jumlah biaya atas
tindakan atau kegiatan yang dilakukan:
a) asesmen;
b) biaya makan dan snack;
c) bahan keterampilan;
d) konseling;
e) terapi kelompok meliputi psikososial,
vokasional, olah raga, bimbingan rohani,
FSG;
f) pemeriksaan kesehatan;
g) fotocopy resep;
h) rapid test urin narkoba;
i) pemeriksaan laboratorium dan penunjang
lain;
j) transport rujukan (jika ada);
k) UPK ( kebutuhan pribadi residen sehari-hari
meliputi handuk, toilet kit, dll); dan
l) case conference ( pembahasan kasus).

5) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.

d. Layanan berbasis rehabilitasi rawat inap di Lapas/


Rutan
1) Asli surat permohonan pengajuan penagihan.
2) Rekapitulasi rincian jumlah biaya atas tindakan
atau kegiatan yang dilakukan.
3) Halaman depan rekening Tim Aseamen
Rehabllitaai.
4) Satu lembar Kwitansi yang menyebutkan dan
melampirkan bukti rincian jumlah biaya atas
tindakan atau kegiatan yang dilakukan:
a) asesmen;
b) snack;
c) bahan keterampilan;
d) konseling;
e) seminar kekambuhan;
f) terapi kelompok meliputi psikososial,
vokasional, olah raga, bimbingan rohani,
FSG dll;
g) pemeriksaan kesehatan;
h) fotocopy resep;
i) rapid test urin narkoba;
j) pemeriksaan laboratorium dan penunjang
lain;
k) transport ruj ukan Gika ada);
I) UPK ( kebutuhan pribadi residen sehari-hari
meliputi handuk, toilet kit, dll); dan
m) case conference ( pembahasan kasus).

5) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.

1 2 . Berkas Pertanggungjawaban untuk Lembaga Rehabilitasi


Milik Masyarakat f Swasta
a. Berbasis Rehabilitasi Medis Rawat !nap:
1) Surat Permohonan pengajuan tagihan
2) Satu lembar kwitansi yang menyebutkan rincian
jumlah biaya atas tindakan atau kegiatan yang
dilakukan:
a) asesmen;
b) konseling;
c) pemeriksaan kesehatan ( termasuk tes urine
jika di perlukan);
d) obat-obatan; dan
e) kamar perawatan
3) Lampiran atas kwitansi yang distempel Rumah
Sakit/Klinik Swasta:
a) fotokopi resume asesmen;
b) fotokopi resume hasil konseling per pertemuan;
c) fotokopi lembar pemeriksaan kesehatan dan
resume hasil pemeriksaan kesehatan; dan
d) fotokopi resep obat dan rincian pembelian obat
4) Kwitansi tanda terima biaya penggandaan dan
penjilidan, disertai satu lembar fakturfnota
fotokopifpenggandaan dan penjilidan berkas
administasi pertanggung jawaban keuangan atau
laporan.
5) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
b. Milik Masyarakat f Swasta Berbasis Rehabilitasi Sosial
Rawat !nap:
1) Surat permohonan pengajuan tagihan
2) Satu lembar kwitansi yang menyebutkan rincian
jumlah biaya atas tindakan atau kegiatan yang
dilakukan:
a) asesmen;
b) konseling;
c) pemeriksaan kesehatan ( termasuk tes urine jika
diperlukan);
d) kamar perawatan; dan
e) penggandaan dan penjilidan.
3) Lampiran atas kwitansi yang di stempel lembaga:
a) fotokopi resume asesmen;
b) fotokopi resume hasil konseling per pertemuan;
dan
c) fotokopi lembar pemeriksaan kesehatan dan
resume hasil pemeriksaan kesehatan;
4) Fakturjnota fotokopifpenggandaan dan penjilidan
berkas administasi pertanggungjawaban keuangan
atau laporan.
5) Surat Pemyataan Tanggung Jawab Mutlak.

c. Milik Masyarakat fSwasta Berbasis Rehabilitasi Medis


Rawat Jalan :
1) Surat permohonan pengajuan tagihan
2) Satu lembar kwitansi yang menyebutkan rincian
jumlah biaya atas tindakan atau kegiatan yang
dilakukan:
a) asesmen;
b) konseling;
c) obat-obatan; dan
d) pemeriksaan kesehatan ( termasuk tes urine jika
diperlukan);
3) Lampiran atas kwitansi yang di Stempel Rumah
Sakit/Klinik Swasta:

a) fotocopy resume asesmen;


b) fotocopy resume hasil konseling per pertemuan;
c) fotocopy resep obat dan rincian pembelian obat;
dan
d) fotocopy lembar pemeriksaan kesehatan dan hasil
pemeriksaan kesehatan;
4) Kwitansi tanda terima biaya penggandaan dan
penjilidan, disertai satu lembar fakturf nota
fotokopi/penggandaan dan penjilidan berkas
administasi pertanggung jawaban keuangan atau
laporan.
5) Pemyataan Tanggung Jawab Mutlak.

d. Milik Masyarakatf Swasta Berbasis Rehabilitasi Sosial


Rawat Jalan :
1) Surat permohonan pengajuan penagihan
2) Satu lembar kwitansi yang menyebutkan rincian
jumlah biaya atas tindakan atau kegiatan yang
dilakukan:
a) asesmen;
b) konseling;
c) pemeriksaan kesehatan ( termasuk tes urine jika
diperlukan) dan;
d) penggandaan dan penjilidan
3) Lampiran atas kwitansi yang di stempel lembaga:
a) fotokopi resume asesmen;
b) fotokopi resume hasil konseling per pertemuan;
dan
c) fotokopi lembar pemeriksaan kesehatan dan
resume hasil pemeriksaan kesehatan;
4) Faktur/nota fotokopifpenggandaan dan penjilidan

44 1 H � .\.Tl 1-! -\ -.; f,; � l' \ l " H .\. 1 H '\ '\l,f<KIJTII\-\ '\ \ "i l l i "\ -\ 1
\ 0 \l O R .t T -\ l l l � .' 1 ,
berkas administasi pertanggung jawaban keuangan
atau laporan.
5) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.

1 3 . Berkas Pertanggungjawaban untuk Penyelenggara


Pascarehabilitasi
a. Layanan Pascarehabilitasi Rumah Damping
1) Fakturjnota bahan makanan per tahap ( diatas
1 juta, menggunakan materai sesuai ketentuan
berlaku);
2) Fakturjnota bahan operasional per tahap ( diatas
1 juta, menggunakan materai sesuai ketentuan
berlaku);
3) Fakturjnota bahan pelatihan vokasional, bahan
pendukung operasional kegiatan;
4) Nominatif honor pendamping;
5) Nominatif honor instruktur pelatihan layanan
Pascarehabilitasi;
6) Kwitansi dan fotokopi resume pemeriksaan medis
( hila ada) dan fotokopi surat rujukan ( hila ada);
7) Kwitansi pembelian rapid test urin narkoba;
8) Nominatif transport lokal kepulangan klien
Pascarehabilitasi ;
9) Kwitansi biaya sewa rumah ( hila ada);
10) Pelaporan : Fakturjnota Pembelian Alat Tulis Kantor
atau fakturjnota fotokopijpenggandaan berkas
atau laporan;
11) Daftar absensi klien per tahap selama dalam
layanan;
12) Resume dan catatan perkembangan klien.

b. Layanan Pascarehabilitasi BNNP/BNNK/Kab dan Balai


Pemasyarakatan ( Bapas)
1) Nominatif honor pendamping;
2) Nominatif honor instruktur pelatihan layanan
pascarehahilitasi;
3) Kwitansi dan fotocopy resume pemeriksaan medis
(hila ada) dan fotocopy surat rujukan (hila ada) ;
4) Kwitansi pemhelian Rapid test urin narkoha;
5) Pelaporan : Faktur I nota Pemhelian Alat Tulis Kantor
atau fakturI nota foto copy I penggandaan herkas
atau laporan;
6) Daftar ahsensi klien;
7) Resume dan catatan perkemhangan klien.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 3 1 Maret 20 1 5

KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,


TTD

ANANG ISKANDAR

Anda mungkin juga menyukai