Anda di halaman 1dari 29

TEKNIK PENENTUAN PRIORITAS

PERBAIKAN

Bayu Chandra Cahyono


NUSANTARA Online Class TKRS
07 – 06 – 2022
C U R R I C U L U M V I TA E
B ay u C h a n d r a C a hyo n o Pendidikan Formal
Menikah, 2 Putri
• FK UNEJ 2001
08113237171
• MM (SDM) UNEJ 2012

Pekerjaan • MMR UMY 2015


• Doctoral Program Unair 2021
2010 – 2012 Kasie Penunjang Medik RSU Kaliwates

2012 – 2014 Asst Man Pelayanan Medis RSU Kaliwates

2014 – 2015 Wadir Pelayanan Medis RSU Bhakti Husada


RSU MUJI RAHAYU Surabaya Sertifikasi
2016 – 2017
2015 – 2020 Kantor Direksi PTPN XII • Remunerasi (2018 - BNSP)

2020 – 2021 Kabid Sumber Daya Manusia PT. Rolas • Certified Profesional Human Capital Management (2019 - IHRCI)

Manajer Corporate Planing Investment dan • Konsultan Manajemen Kesehatan (2020 - IKKESINDO - BNSP)
April 21 – Jan 22
Manajemen Risiko PT. Rolas • Certified Profesional Risk Management (2020 - Ieelts Institute)
2017 – Skrg • Certified Profesional Business Process (2020 - Bizani Consulting)
NUSANTARA Group – Hospital Training
• Qualified Risk Management Profesional ( 2021 - BNSP)
Nov 2021 Assesor LARS DHP
Prioritas Masalah

• Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan informasi masalah


kesehatan untuk ditangani.
• Oleh karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga dan
teknologi maka tidak semua masalah tersebut dapat dipecahkan
(direncanakan pemecahannya).
• Untuk itu harus dipilih masalah mana yang "feasible" untuk
dipecahkan.
• Proses memilih masalah ini disebut memilih atau menetapkan
prioritas masalah.
Proses Penetapan Prioritas Masalah
• Dinilai oleh sebagian besar manager kesehatan sebagai inti proses
perencanaan.
• Langkah yang mengarah pada titik ini, dapat dikatakan sebagai suatu
persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas
Cara menentukan prioritas masalah
• Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni :Teknik
→Teknik Skoring
Memberikan nilai (scor) terhadap masalah tersebut dengan
menggunakan ukuran (parameter)
→Teknik Non Skoring
Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi
kelompok, oleh sebab itu juga disebut "nominal group tecnique (NGT)".
Parameter Teknik Skoring
• Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah.
• Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut (severity).
• Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate increase).
• Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of
unmeet need).
• Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social
benefit).
• Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasiblity).
• Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah (resources availability), termasuk tenaga kesehatan.
Skoring
• Masing-masing ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi
peneliti, bila masalahnya besar diberi 5 paling tinggi dan bila sangat
kecil diberi nilai 1.
• Kemudian nilai-nilai tersebut dijumlahkan. Masalah yang memperoleh
nilai tertinggi (terbesar) adalah yang diprioritaskan, masalah yang
memperoleh nilai terbesar kedua memperoleh prioritas kedua dan
selanjutnya.
Metode Hanlon
• Dalam metode Hanlon dibagi dalam 4 kelompok kriteria:
→Kelompok kriteria A= besarnya masalah
→Kelompok kriteria B= tingkat kegawatan masalah
→Kelompok kriteria C= kemudahan penanggulangan masalah
→Kelompok kriteria D= Pearl faktor, dimana
- P(appropriate)= Kesesuaian
- E (Economic feasibility)= Secara ekonomi murah
- A(Acceptibility)= dapat diterima
- R(Resources Availibility)= Tersedianya sumber
- L(legality)= Legalitas terjamin
Contoh
Masalah Urgensi Kemungkinan Biaya Pengaruh Total Rank
Intervensi Mutu dan KP

Tidak lengkap alat di 2 1 1 2 6 IV


RS
Kurangnya 2 1 2 2 7 III
ketersediaan Parkir
RS
Pelayanan IGD yang 3 2 2 3 10 I
kurang optimal
Penantaan ruang Poli 2 2 2 2 8 II

Pengelolaan sampah 2 2 1 3 8 II
medis RS yg kurang
baik
8 Kriteria Perbaikan Klinis

MASALAH Proses Jumlah Masalah Kemuda Hubun Hubung Sesuai Memberi Total Rank
berisiko banyak di RS han gan an dengan kan
tinggi. dalam dengan dengan tujuan pengala
penguku Ketida Ketentu strategis man
ran kpuasa an rumah pasien
n Pemerin sakit lebih
Pasien tah baik
(patient
experien
ce)
Teknik Non Skoring
• Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai
parameter, dilakukan bila tersedia data yang lengkap.
• Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah
yang lazim digunakan adalah tekhnik non skoring
Teknik Non Skoring
• Delphi Technique
→Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama.
→Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah
yang disepakati bersama.
• Delbeq Technique
→Menetapkan prioritas masalah melalui diskusi kelompok namun
peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya
maka sebelumnya dijelaskan dulu sehingga mereka mempunyai
persepsi yang sama terhadap masalah- masalah yang akan dibahas.
→Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama
Mengindentifikasi
Akar Penyebab Masalah
Diagram Tulang Ikan (fish- bone)
• Penyebab masalah dapat dikenali dengan menggambarkan diagram
sebab akibat atau diagram tulang ikan.
• Diagram tulang ikan adalah alat untuk menggambarkan penyebab-
penyebab suatu masalah secara rinci.
Diagram tulang ikan
Diagram Ishikawa
• Digunakan untuk memberikan gambaran umum suatu masalah dan
penyebabnya.
• Diagram tersebut memfasilitasi tim untuk mengidentifikasi sebab
masalah sebagai langkah awal untuk menentukan focus perbaikan,
mengembangkan ide pengumpulan data dan/atau mengembangkan
solusi, mengenali penyebab terjadinya variasi proses, dan
menganalisis masalah.
SIKLUS PDCA
• PDCA atau plan, do, check, act adalah pendekatan empat tahap
berkelanjutan yang biasanya dipakai untuk meningkatkan proses,
layanan atau produk dalam manajemen proses bisnis. Model PDCA
adalah model yang diciptakan oleh seorang Fisikawan Amerika pada
tahun 1920-an yakni Walter Andrew Shewhart.
• Namun, teori ini mulai dipopulerkan pada tahun 1950-an oleh William
Edwards Deming yang kerap dikenal sebagai bapak Quality
Control karena membawa teori PDCA ini sebagai dasar untuk Total
Quality Management dan Standar ISO 9001.
Siklus PDCA
1. Tahap plan (Perencanaan)
Tahap pertama model PDCA adalah mengidentifikasi masalah untuk merencanakan
langkah yang perlu dilakukan dalam mencari solusi. Ini disesuaikan dengan ukuran
proyeknya apakah besar atau kecil, rumit atau sederhana. Biasanya tahapan ini
berisi langkah-langkah kecil yang perlu dilakukan untuk membuat perencanaan
yang tepat guna mengantisipasi kemungkinan gagal.
Untuk memastikan rencana berjalan dengan baik, ada beberapa pertanyaan yang
perlu dijawab yaitu:
• Apa masalah inti yang perlu diselesaikan?
• Sumber daya apa yang dimiliki oleh perusahaan?
• Sumber daya apa yang diperlukan dalam masalah ini?
• Dalam kondisi seperti apa rencana ini dipandang berhasil serta apa tujuannya?
• Apa solusi terbaik menghadapi masalah berdasarkan pada sumber daya yang
tersedia?
2. Tahap do (melakukan)
• Di tahap ini dapat dilakukan uji coba proyek percontohan skala kecil
untuk mengukur apakah hasilnya sesuai dengan yang direncanakan
atau tidak.
• Catat setiap perubahan yang terjadi dalam proses ini karena itu bisa
menjadi data-data yang penting dalam proses evaluasi selanjutnya.
3. Tahapan Check (Memeriksa)

Proses checking dilakukan utk mengetahui kesalah dan untuk menghindari


proses kesalahan yang berulang. Ada beberapa hal yang bisa lakukan dalam
proses ketiga ini seperti:
• Memeriksa apakah standarnya terpenuhi
• Memeriksa apa yang berhasil dan salah serta kenapa ini bisa terjadi
• Untuk membuat proses ini berjalan dengan sempurna, selain memeriksa
hal di atas, juga dapat melakukan proses pemeriksaan dengan
menggunakan model ishikawa.
Model ishikawa ini bisa membantu mengidentifikasi masalah lewat 6
pertanyaan di antaranya:
• Lihat metode yang digunakan, apakah mungkin masalah berasal dari
metode yang kurang tepat?
• Lihat dari mesinnya. Apakah peralatan yang digunakan dalam uji coba
tersebut mutakhir atau tidak, apakah alat itu diatur dengan benar atau
tidak dan apakah bisa bekerja dengan baik?
• Faktor tenaga kerja dengan melihat kualitas, kuantitas, motivasi kerja
gingga apakah sudah mengikuti pelatihan atau belum.
• Lihat faktor bahan yang digunakan dalam uji coba tersebut apakah sudah
menggunakan kualitas bahan yang bagus atau buruk.
• Lingkungan, apakah lingkungan itu sudah memadai atau tidak?
4. Tahap Act (Tindakan)
• Jika hasil dari peninjauan selama tiga tahap di atas hasilnya cukup
memuaskan, maka dapat dikembangkan metode ini untuk terus
dilakukan secara berulang. Tapi, apabila ada kekurangan atau
kesalahan, maka tim bisa berupaya untuk memperbaikinya.
• Setiap model PDCA yang berhasil akan menjadi baseline standar baru
di perusahaan. Meski begitu, perlu mengingatkan tim agar melakukan
tahapan PDCA dengan hati-hati.
PDCA
• Salah satu model perbaikan pada sistem mikro adalah model Nolan
(Langley dkk, 1996).
• Nolan memperkenalkan suatu model perbaikan sistem mikro
pelayanan yang pada prinsipnya tidak terlepas dari langkah-langkah
proses perbaikan yang meliputi: Perencanaan ( Plan), Dikerjakan (Do),
Cermati hasilnya (Check), dan Amalkan untuk seterusnya (Action).
• Akan tetapi, harus ada kejelasan terlebih dahulu mengenai apa yang
menjadi sasaran perbaikan sebelum dilakukan perubahan ( setting
aims), dilanjutkan dengan cara untuk mengetahui bahwa perubahan
yang dilakukan akan menghasilkan perbaikan (measurement)
Langkah - Langkah
langkah perbaikan sistem mikro pelayanan model Nolan terdiri dari
tujuh langkah, yaitu:
1. Bentuk tim
2. Tetapkan sasaran perbaikan
3. Tentukan pengukuran
4. Pilih perubahan yang perlu dilakukan
5. Uji coba beberapa perubahan dalam skala kecil
6. Implementasikan perubahan
7. Sebarkan ke unit yang lebih luas
Gambar. Model Perbaikan Sistem Mikro (Nolan)
Sumber: Tjahyono Koentjoro, Regulasi Kesehatan di Indonesia, Andi Yogyakarta, 2007
Siklus PDCA
TERIMA KASIH
Bayu Chandra Cahyono
08113237171

Anda mungkin juga menyukai