Mendeteksi Penyakit
DI SUSUN OLEH:
1. DWI MUJI EAP (2016063)
2. NURIN NUZULIAH (2016083)
1. Hipotermia
Hipotermia termasuk kondisi kesehatan
yang membutuhkan penanganan medis
darurat. Hipoksia terjadi saat temperatur
tubuh menurun drastis di bawah suhu
normal yang dibutuhkan oleh metabolisme
dan fungsi tubuh, yaitu di bawah 35°C.
Saat temperatur tubuh berada jauh di
bawah titik normal, sistem persarafan dan
fungsi organ lain dalam tubuh akan mulai
terganggu. Apabila tidak segera ditangani,
hipotermia dapat menyebabkan kegagalan
sistem pernafasan dan sistem sirkulasi
(jantung), dan akhirnya menyebabkan
kematian.
Faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang mengalami Hipotermia,
meliputi:
Usia – bayi dan manula
Minuman keras dan obat-obatan terlarang
Penyakit yang mempengaruhi memori
Pengaruh penyakit tertentu
Obat-obatan tertentu
Orang yang menghabiskan waktu lama di
tempat yang dingin
Gejala-gejala
Hipotermia
• Mengantuk atau lemas.
• Bicara tidak jelas atau bergumam.
• Linglung dan bingung.
• Kehilangan akal sehat, misalnya
membuka pakaian meski sedang
kedinginan.
• Sulit bergerak dan koordinasi tubuh yang
menurun.
• Napas yang pelan dan pendek.
• Tingkat kesadaran yang terus menurun.
2. Penyakit Usus Buntu
Penyakit usus buntu adalah peradangan atau
pembengkakan apendiks atau usus buntu. Apendisitis
merupakan penyakit umum yang bisa menyerang siapa
saja. Tetapi, kalangan muda yang berusia 10 sampai 30
tahun adalah kelompok orang yang paling sering
mengalami kondisi ini.
Gejala-gejala Penyakit Usus Buntu
Gejala utama yaitu sakit perut. Pada awalnya, rasa sakit itu
akan datang dan pergi. Beberapa jam kemudian, rasa sakit
akan berpindah ke perut kanan bawah (tempat usus buntu
berada) sebelum akhirnya bertambah parah dan terus menerus
terasa sakit.
Rasa sakit juga akan bertambah parah ketika terjadi penekanan
pada bagian perut tersebut. Begitu juga pada saat Anda batuk
atau berjalan. Beberapa gejala lain yang dapat menyertai sakit
perut itu antara lain:
Kehilangan nafsu makan.
Perut kembung.
Tidak bisa buang gas.
Mual dan muntah.
Konstipasi atau diare.
Demam.
3. Campak
Campak adalah infeksi virus yang ditandai dengan
munculnya ruam di seluruh tubuh dan sangat menular.
Campak bisa sangat mengganggu dan mengarah pada
komplikasi yang lebih serius. Gejala campak mulai muncul
sekitar satu hingga dua minggu setelah virus masuk ke
dalam tubuh. Gejala tersebut di antaranya adalah:
Mata merah.
Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.
Tanda-tanda seperti pilek (misalnya radang
tenggorokan, hidung beringus, atau hidung tersumbat).
Demam.
Bercak putih keabu-abuan pada mulut dan tenggorokan.
Bercak atau ruam berwarna merah-kecokelatan akan
muncul di kulit setelah beberapa hari kemudian
4. Maag
Penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, mulai dari
luka terbuka di lapisan dalam lambung (tukak lambung), infeksi
bakteri Helicobacter pylori, hingga efek samping penggunaan obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Gejala atau ciri-ciri penyakit maag yang meliputi:
Perut kembung dan terasa penuh
Mudah kenyang
Mual saat makan
Sering sendawa
Intoleransi terhadap makanan berlemak
Nafsu makan menurun karena perut terasa sakit
Naiknya asam lambung
Penurunan berat badan
Nyeri ulu hati disertai sensasi terbakar di bagian dada
Ada pula gejala penyakit maag yang
terbilang berbahaya dan perlu segera diatasi:
Mual dan muntah secara terus menerus
Tinja berwarna gelap atau mengandung darah
Muntah darah
Nyeri perut yang tiba-tiba dan terasa begitu menyakitkan
Sulit bernapas
Anemia
Cara Mencegah Penyakit Maag
Menghindari konsumsi makanan pedas
Hindari konsumsi minuman tertentu
Berhenti merokok
5. Rhinitis
Rhinitis adalah peradangan atau iritasi yang terjadi di
membran mukosa di dalam hidung. Secara garis besar
rhinitis dibagi menjadi dua, yaitu rhinitis alergi dan
rhinitis nonalergi.
Rhinitis memiliki gejala yang mirip seperti pilek, yakni:
Bersin-bersin.
Hidung tersumbat atau berair.
Berkurangnya sensitivitas indera penciuman.
Rasa tidak nyaman atau iritasi ringan di dalam dan area
sekitar hidung.
Penyebab Rhinitis :
Peradangan membran mukosa yang diakibatkan
oleh bakteri, alergen (penyebab alergi), dan virus
dapat menyebabkan gejala-gejala rhinitis.
Beberapa penyebab rhinitis alergi adalah kelupasan
kulit mati atau rambut hewan, bahan kimia di
tempat kerja, tungau debu rumah, serta serbuk sari
dan spora. Sedangkan penyebab rhinitis nonalergi
adalah faktor lingkungan, kerusakan jaringan di
dalam hidung, penggunaan dekongestan hidung
berlebih, dan infeksi.