Anda di halaman 1dari 18

1.

TUBERCULOSIS

 Historia :

Tuberkulosis (TBC) paru adalah suatu penyakit infeksi kronis yang sudah
sangat lama dikenal pada manusia, misalnya dia dihubungkan dengan
tempat tinggal di daerah urban, lingkungan yang padat, dibuktikan dengan
adanya penemuan kerusakan tulang vertebra otak yang khas TBC dari
kerangka yang digali di Heidelberg dari kuburan zaman neolitikum, begitu
juga penemuan yang berasal dari mumi dan ukuriran dinding piramid di
Mesir kuno pada tahun 2000 – 4000 SM. Hipokrates telah
memperkenalkan sebuah terminologi yang diangkat dari bahasa Yunani
yang menggambarkan tampilan penyakit TBC paru ini (Sudoyo dkk,
2010).

 Definisi :

Tuberkulosis (TBC) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh


kuman Mycrobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan
bronkus.

 Penyebab :

Penyebab TBC atau tuberkulosis adalah infeksi bakteri Mycobacterium


tuberculosis. Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda
terkena penyakit ini, mulai dari gaya hidup tidak sehat hingga memiliki
sistem kekebalan tubuh yang lemah.

 Penularan :

Penularan TBC umumnya terjadi melalui udara. Ketika penderita TBC aktif


memercikkan lendir atau dahak saat batuk atau bersin, bakteri TB akan
ikut keluar melalui lendir tersebut dan terbawa ke udara. Selanjutnya,
bakteri TB akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara yang dihirupnya.

 Gejala gejala :

Gejala-gejala TBC (tuberkulosis) yang muncul dapat berupa:


 Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih), biasanya
berdahak.
 Batuk mengeluarkan darah.
 Berkeringat pada malam hari.
 Penurunan berat badan.
 Demam dan menggigil.
 Lemas.
 Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
 Tidak nafsu makan.
 Lemas.

 Pecegahan :

 Jika Anda menderita TBC, langkah-langkah di bawah ini sangat berguna untuk
mencegah penularan, terutama pada orang yang tinggal serumah dengan Anda:

 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa, atau kenakan Apabila
menggunakan tisu untuk menutup mulut, buanglah segera setelah digunakan.
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
 Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering
membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk.
 Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC yang
Anda derita tidak lagi menular.

 Pengobatan :

Penyakit ini dapat disembuhkan dan jarang berakibat fatal jika penderita mengikuti
saran dari dokter. Prinsip utama pengobatan TBC (tuberkulosis) adalah patuh untuk
minum obat selama jangka waktu yang dianjurkan oleh dokter (minimal 6 bulan).
Apabila berhenti meminum obat sebelum waktu yang dianjurkan, penyakit TBC yang
Anda derita berpotensi menjadi kebal terhadap obat-obat yang biasa diberikan. Jika hal
ini terjadi, TBC menjadi lebih berbahaya dan sulit diobati.
1. HIPERTENSI

 HISTORI :

Penyakit ini dapat disembuhkan dan jarang berakibat fatal jika penderita
mengikuti saran dari dokter. Prinsip utama pengobatan TBC (tuberkulosis) adalah patuh
untuk minum obat selama jangka waktu yang dianjurkan oleh dokter (minimal 6 bulan).
Apabila berhenti meminum obat sebelum waktu yang dianjurkan, penyakit TBC yang
Anda derita berpotensi menjadi kebal terhadap obat-obat yang biasa diberikan. Jika hal
ini terjadi, TBC menjadi lebih berbahaya dan sulit diobati.

 Definisi :

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan


darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam
arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.

 Penyebab :

Hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer


berkembang selama bertahun-tahun dan tidak diketahui penyebabnya secara pasti.
Hipertensi primer merupakan jenis hipertensi yang paling sering terjadi.
Berbeda dengan hipertensi primer, hipertensi sekunder bisa disebabkan oleh sejumlah
kondisi, yaitu:

 Penyakit ginjal
 Penyakit kelenjar tiroid
 Tumor kelenjar adrenal
 Kelainan bawaan pada pembuluh darah
 Kecanduan alkohol
 Penyalahgunaan NAPZA
 Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea)
 Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penurun panas, obat pereda nyeri,
obat batuk pilek, atau pil KB
 Gejala gejala :

Hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer


berkembang selama bertahun-tahun dan tidak diketahui penyebabnya secara pasti.
Hipertensi primer merupakan jenis hipertensi yang paling sering terjadi.
Berbeda dengan hipertensi primer, hipertensi sekunder bisa disebabkan oleh sejumlah
kondisi, yaitu:

 Penyakit ginjal
 Penyakit kelenjar tiroid
 Tumor kelenjar adrenal
 Kelainan bawaan pada pembuluh darah
 Kecanduan alkohol
 Penyalahgunaan NAPZA
 Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea)
 Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penurun panas, obat pereda nyeri,
obat batuk pilek, atau pil KB

 Pencengahan :

Cara mencegah hipertensi adalah dengan menghindari faktor yang dapat meningkatkan
risiko terserang penyakit ini. Beberapa cara efektif yang dapat dilakukan adalah:

 Raih dan pertahankan berat badan ideal.


 Lakukan olahraga rutin, seperti jalan cepat atau bersepeda 2–3 jam setiap
minggu.
 Konsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat, seperti buah dan sayuran.
 Batasi jumlah garam dalam makanan, tidak lebih dari 1 sendok teh per hari.
 Hindari konsumsi minuman beralkohol.
 Batasi konsumsi minuman berkafein.
 Hentikan kebiasaan merokok.

 Pengobatan :

Beberapa jenis obat yang sering digunakan untuk menangani hipertensi adalah:

 Diuretik, seperti hydrochlorothiazide
 Antagonis kalsium, seperti amlodipine dan nifedipine
 Penghambat Beta, seperti atenolol dan bisoprolol
 ACE inhibitor, seperti captopril dan ramipril
 Diuretik hemat kalium, seperti spironolactone
 Angiotensin-2 receptor blocker (ARB), seperti losartan dan valsartan
 Penghambat renin, seperti aliskiren
 Vasodilator, seperti minoxid

2. SIFILIS

 Histori :

Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh


bakteri Treponema pallidum. Sifilis bersifat kronik dan sistemik karena
memiliki masa laten, dapat menyerang hampir semua alat tubuh,
menyerupai banyak penyakit, dan ditularkan dari ibu ke janin (Djuanda,
2015). Masa laten pada sifilis tidak menunjukkan gejala klinis, namun
pada pemeriksaan serologis menunjukkan hasil positif (Sanchez, 2008).
Sifilis memiliki dampak besar bagi kesehatan seksual, kesehatan
reproduksi, dan kehidupan sosial.

 Definisi :

sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Gejala
sifilis diawali dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit di area kelamin,
mulut, atau dubur.

 Penyebab :

Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri, yang menyebar melalui hubungan


seksual dengan penderita sifilis. Meski demikian, bakteri penyebab sifilis
juga bisa menyebar melalui melalui kontak fisik dengan luka yang ada di
penderita. Melihat penularannya, sifilis rentan tertular pada seseorang
yang sering bergonta-ganti pasangan seksual.

 Penularan :

Penularan sifilis dapat dicegah dengan perilaku seks yang aman, yaitu
setia pada 1 pasangan seksual atau menggunakan kondom. Selain itu,
pemeriksaan atau skrining terhadap penyakit sifilis atau sipilis ini juga
perlu dilakukan secara rutin pada orang-orang yang memiliki faktor risiko
tinggi mengalami penyakit ini.

 Gejala gejala :

Gejala sipilis atau sifilis digolongkan sesuai dengan tahap perkembangan penyakitnya.
Tiap jenis sifilis memiliki gejala yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya:

 Sifilis primer
Sifilis jenis ini ditandai dengan luka (chancre) di tempat bakteri masuk.
 Sifilis sekunder
Sifilis jenis ini ditandai dengan munculnya ruam pada tubuh.
 Sifilis laten
Sifilis ini tidak menimbulkan gejala, tapi bakteri ada di dalam tubuh penderita.
 Sifilis tersier
Sifilis ini dapat menyebabkan kerusakan organ lainnya otak, saraf, atau jantung.

 Pencegahan :

Cara agar terhindar dari penyakit sifilis, yaitu:


1. Menghindari alkohol dan obat-obat terlarang.
2. Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual.
3. Berhenti untuk melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama.
4. Secara terbuka mendiskusikan riwayat penyakit kelamin yang dialami bersama
pasangan.

 Pengobatan :

Pengobatan siflis atau raja singa ini akan lebih efektif jika dilakukan ketika
tahap awal. Sifilis dapat diatasi dengan antibiotik penisilin.  Selama masa
pengobatan, penderita dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seks,
sampai dokter memastikan infeksi sudah sembuh.
3. DIABETES MELITUS

 Histori :

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM)


yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global,
regional, nasional maupun lokal. Salah satu jenis penyakit metabolik yang
selalu mengalami peningkatan penderita setiap tahun di negara-negara
seluruh dunia.

 Definisi :

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung lama


atau kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah sebagai
akibat dari kelainan insulin, aktivitas insulin ataupun sekresi insulin yang
dapat menimbukan berbagai masalah serius dan prevalensi dari
penyakit diabetes mellitus ini berkembang

 Penyebab :

Kondisi autoimun yang menyebabkan diabetes melitusterjadi ketika


sistem kekebalan tubuh Anda menyerang dan menghancurkan sel-sel
pankreas yang bertugas menghasilkan hormon insulin. Hormon insulin
berperan penting dalam penyerapan glukosa oleh sel-sel tubuh.

 Gejala gejala :

Sering merasa haus. Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
Sering merasa sangat lapar. Turunnya berat badan tanpa sebab yang
jelas.

 Pencegahan :

Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan,
diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes, di antaranya adalah:

 Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat


 Menjaga berat badan ideal
 Rutin berolahraga
 Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun

 Pengobatan :

Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan


memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian,
serta makanan rendah kalori dan lemak. Pilihan makanan untuk penderita
diabetes juga sebaiknya benar-benar diperhatikan.

5 DENGUE

 Histori :

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang


disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegepty dan Aedes albopictus

 Definisi :

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD


(dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan ditesis hemoragik.

 Penyebab :

Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh


nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus tersebut akan masuk
ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Biasanya, jenis nyamuk
ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang.

 Penularan :

Virus DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk betina yang


terinfeksi, terutama Aedes aegypti. Spesies lain dalam genus Aedes juga
bisa sebagai vektor. Namun, kontribusinya adalah sekunder dari Aedes
aegypti
 Gejala gejala :

Gejala demam berdarah, antara lain adalah demam, nyeri perut, muntah,


dan tubuh lemas. Penderita demam berdarah juga mengalami
perdarahan, seperti pada hidung, gusi, atau di bawah kulit, sehingga
tampak seperti memar. Darah juga bisa terdapat dalam urine, feses, atau
muntah.

 Pencegahan :

Selain dengan vaksin, demam dengue dapat dicegah melalui kegiatan


PSN (pemberantasan sarang nyamuk). PSN dilakukan dalam dua kali
pengasapan insektisida atau fogging. Pengasapan kedua akan dilakukan
satu minggu setelah pengasapan pertama, untuk membunuh jentik
nyamuk yang tidak dapat dibasmi saat pengasapan pertama.

 Pengobatan :

Tidak ada metode khusus untuk menangani demam berdarah. Pengobatan yang
dilakukan adalah untuk mengatasi gejala dan mencegah infeksi virus semakin
memburuk. Dokter akan menganjurkan pasien melakukan beberapa hal berikut:

 Minum banyak cairan dan istirahat yang cukup.


 Mengonsumsi obat penurun panas, untuk meredakan demam. Namun hindari
aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), karena dapat memperparah
perdarahan

6 REMATIK.

 Histori :

Rematik adalah penyakit inflamasi sistemik kronis, inflamasi sistemik yang


dapat mempengaruhi banyak jaringan dan organ, terutama menyerang
fleksibel (sinovial) sendi, dan dapat menyerang siapa saja yang rentan
terkena penyakit rematik

 Definisi :

Rematik adalah penyakit yang menimbulkan rasa sakit akibat otot atau
persendian yang mengalami peradangan dan pembengkakan. Rematik
terdiri atas berbagai jenis dan bisa menjangkiti persendian mana pun
pada tubuh.
 Penyebab :

Rheumatoid arthritis disebabkan oleh adanya kesalahan pada sistem


imun seseorang yang menyerang sinovium atau sebuah membran yang
melapisi sendi-sendi dalam tubuh. Akibatnya, sinovium menjadi meradang
dan menyebabkan kerusakan pada tulang rawan dan tulang di sekitar
sendi.

 Gejala gejala :

1. Kelelahan. Dengan rematik, Anda bisa jadi akan merasa sangat lelah


sebelum gejalalain menjadi jelas.
2. Keluhan di pagi hari.
3. Kekakuan pada sendi yang lebih kecil.
4. Nyeri sendi.
5. Pembengkakan sendi ringan.
6. Demam.
7. Mati rasa dan kesemutan.
8. Penurunan jangkauan gerak.

 Mencegah :

Cara Mencegah Rematik Agar Tidak Kambuh


1. Olahraga Rutin. Melakukan olahraga yang tepat, akan membuat rasa sakit
akibat rematik berangsur-angsur hilang. ...
2. Menjaga Nutrisi. ...
3. Mengurangi Stres. ...
4. Jangan Memposisikan Sendi dalam Satu Posisi Terlalu Lama

 Pengobatan :

Cara menyembuhkan rematik secara alami


1. Cukup tidur.
2. Olahraga teratur
3. Yoga
4. Tai chi.
5. Pijat.
6. Meditasi mindfulness.
7. Atur pola makan.
8. Suplemen probiotik.

7. HEPATITIS
.

 Histori :

Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan


adanya peradangan pada hati. Hepatitis merupakan suatu proses
terjadinya inflamasi atau nekrosis pada jaringan hati yang dapat
disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan metabolik,
maupun kelainan sistem antibody

 Defenisi :

Hepatitis adalah peradangan pada hati atau liver. Hepatitis bisa


disebabkan oleh infeksi virus, bisa juga disebabkan oleh kondisi
atau penyakit lain, seperti kebiasaan mengonsumsi alkohol, penggunaan
obat-obatan tertentu, atau penyakit autoimun.

 Penyebab :

Hepatitis bisa disebabkan oleh beragam kondisi dan penyakit. Namun,


penyebab yang paling sering adalah infeksi virus.

 Penularan :

Virus hepatitis B dapat menyebar melalui cairan tubuh dari orang yang


terinfeksi. Ini termasuk darah, keringat, air mata, air liur, air mani, cairan
Miss V, darah menstruasi, dan ASI dari orang yang terinfeksi

 Gejala gejala :

Berikut adalah beberapa gejala umum yang muncul pada penderita hepatitis:

 Mual
 Muntah
 Demam
 Kelelahan
 Feses berwarna pucat
 Urine berwarna gelap
 Nyeri perut
 Nyeri sendi
 Kehilangan nafsu makan

 Penurunan berat badan

 Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan atau penyakit kuning

 Pengobatan :

Pengobatan hepatitis akan disesuaikan dengan jenis hepatitis, tingkat


keparahan infeksi, serta kondisi pasien. Hepatitis akibat infeksi virus bisa
sembuh dengan sendirinya jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh
yang baik. Pengobatan hepatitis akibat infeksi virus bertujuan untuk
mengatasi infeksi, meredakan gejala, dan mencegah terjadinya komplikasi

8. SARIAAWAN.

 Histori :

Sariawan merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai dalam


kehidupan sehari-hari. Sariawan adalah infeksi jamur C. albicans pada
selaput lendir dirongga mulut, misal: bibir bagian dalam, lidah atau didekat
amandel.

 Definisi :

 sariawan adalah luka atau peradangan di bibir dan dalam mulut yang


dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman

 Penyebab :

Sariawan dapat disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dari beberapa kondisi
berikut:

 Cedera, seperti karena tergigit atau kesalahan dalam menyikat gigi


 Infeksi jamur, virus, atau bakteri di mulut atau di bagian tubuh lain
 Penyakit autoimun, seperti lupus
 Kondisi tertentu, seperti perubahan hormon, kekurangan nutrisi, stres, merokok,
dan faktor genetik

 Gejala gejala :

Biasanya, 1–2 hari sebelum sariawan muncul, ada sensasi kesemutan


atau terbakar di area bibir atau mulut. Setelah itu, akan muncul
kemerahan dan luka yang terasa nyeri dan kadang bisa membengkak.

 Pencegahan :

Untuk mencegah sariawan muncul kembali, Anda dapat melakukan hal-hal berikut ini:

 Lakukan kontrol rutin apabila menderita penyakit autoimun atau menggunakan


obat-obatan tertentu yang dapat membuat Anda rentan mengalami sariawan.
 Jaga kebersihan gigi dan mulut dengan rajin sikat gigi, berkumur, membersihkan
sela-sela gigi dengan dental floss, dan melakukan pemeriksaan ke dokter gigi
secara teratur.
 Pilih sikat gigi yang lembut dan hindari penggunaan pasta gigi yang
mengandung sodium laureth sulfate.
 Rawat kebersihan kawat gigi atau gigi palsu yang Anda gunakan.
 Batasi konsumsi makanan yang terlalu keras, panas, atau pedas.
 Terapkan pola makan yang bergizi seimbang.
 Kendalikan dan kelola stres dengan cara yang positif.
 Segera berkumur setelah menggunakan obat kortikosteroid melalui inhaler,
misalnya untuk mengatasi asma.

 Pengobatan :

ariawan umumya dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu 1–2 minggu. Meski
demikian, dapat dilakukan penanganan secara mandiri untuk mengurangi rasa sakit,
yaitu dengan:

 Menggunakan pasta gigi yang lembut dan tidak mengandung bahan-bahan yang
memicu iritasi, seperti sodium laureth sulfate
 Mengonsumsi makanan yang lembut dan menghindari makanan yang terlalu
keras, pedas, asam, atau panas
 Menggunakan es batu untuk mengompres sariawan
 Mengonsumsi teh chamomile, akar licorice, atau echinacea
9. HIV/AIDS

 Histori :

HIV adalah penyakit menular pembunuh nomor satu di dunia. Menurut


data dari World Health Organization (WHO) tahun 2017 menyatakan
bahwa 940.000 orang meninggal karena HIV.

 Definisi :

 HIV dan AIDS. HIV (human immunodeficiencyvirus) adalah virus yang


merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan
menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan,
kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang
berbagai penyakit.

 Penyebab :

AIDS disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). HIV yang


masuk ke dalam tubuh akan menghancurkan sel CD4. Sel CD4 adalah
bagian dari sel darah putih yang melawan infeksi. Semakin sedikit sel
CD4 dalam tubuh, maka semakin lemah pula sistem kekebalan tubuh
seseorang.

 Penularan :

Penularan HIV terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina dari
seseorang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Hal ini dapat
terjadi melalui berbagai cara, antara lain:
 Berhubungan sexs
 Berbagai jarum suntik
 Transfusi darah

 Gejala gejala :

Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat, dan dapat berlangsung hingga
beberapa minggu, yang meliputi:
 Demam hingga menggigil.
 Muncul ruam di kulit (infeksi kulit).
 Muntah.
 Nyeri pada sendi dan otot.
 Pembengkakan kelenjar getah bening.
 Sakit kepala.
 Sakit perut.
 Sakit tenggorokan dan sariawan.

 Pencegahan :

Sampai saat ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi HIV. Meskipun
demikian, infeksi dapat dicegah dengan beberapa langkah berikut:

 Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik seks melalui vagina
atau melalui dubur. Bila memilih kondom dengan pelumas, pastikan pelumas
yang berbahan dasar air. Hindari kondom dengan pelumas yang berbahan dasar
minyak, karena dapat membuat kondom bocor. Untuk seks oral, gunakan
kondom yang tidak berpelumas.
 Hindari berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan.
 Beri tahu pasangan bila Anda positif HIV, agar pasangan Anda menjalani tes
HIV.
 Diskusikan kembali dengan dokter bila Anda didiagnosis positif HIV dalam masa
kehamilan, mengenai penanganan selanjutnya dan perencanaan persalinan,
untuk mencegah penularan dari ibu ke janin.
 Bagi pria, disarankan bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.

 Pengobatan :

Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, namun ada jenis
obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut
antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus
HIV untuk menggandakan diri, dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.
Beberapa jenis obat ARV, antara lain:

 Efavirenz
 Etravirine
 Nevirapine
 Lamivudin
 Zidovudin
10. DIARREA

 Histori :

Diare merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Karenanya


tidak mengherankan jika bahan-bahan yang digunakan untuk
menyembuhkan penyakit tersebut menempati tempat yang khusus dalam
sejarah kedokteran

 Definisi :

Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering


buang air besar, dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya,
diare terjadi akibat makanan dan minuman yang terpapar virus,
bakteri, atau parasit.

 Penyebab :

Beberapa kondisi dapat menyebabkan seseorang mengalami diare, umumnya adalah


infeksi virus pada usus besar. Jenis-jenis virus tersebut meliputi rotavirus, norwalk,
cytomegalovirus,dan virus hepatitis. Rotavirus merupakan virus yang paling sering
menyebabkan diare pada anak-anak.
Selain infeksi virus, penyebab diare lainnya adalah:

 Infeksi bakteri, seperti Campylobacter, Clostridum difficile, Escherichia coli,


Salmonella, dan Shigella.
 Infeksi parasit, contohnya Giardiasis atau strongyloidiasis.
 Alergi makanan.
 Makanan yang mengandung pemanis buatan.
 Intoleransi fruktosa (pemanis alami pada madu dan buah-buahan)
dan intoleransi laktosa(zat gula yang terdapat pada susu dan produk sejenisnya).
 Pasca operasi batu empedu.
 Efek samping obat-obatan, misalnya antibiotik yang dapat mengganggu
keseimbangan alami bakteri dalam usus sehingga menimbulkan diare.
 Penularan :

Air merupakan media penularan utama diare dapat terjadi bila seseorang


menggunakan air minum yang tercemar, baik tercemar dari sumbernya,
tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah atau tercemar saat
disimpan di rumah.

 Gejala gejala :

Gejala diare bervariasi, umumnya meliputi perut kembung atau kram, tinja
encer, rasa mulas, atau terkadang mual dan muntah. 

 Pencegahan :

Upaya pencegahan diare tergantung kepada kedisiplinan seseorang dalam menjaga


kebersihan makanan dan minuman. Dengan menerapkan kebiasaan bersih, seseorang
dapat terhindar dari virus atau mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan diare.
Dianjurkan untuk:

 Rajin mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh
daging yang belum dimasak, sehabis dari toilet, atau setelah bersin dan batuk.
Bersihkan tangan dengan sabun, dan bilas dengan air bersih.
 Mengonsumsi makanan yang sudah dimasak. Hindari memakan buah-buahan
atau sayuran mentah yang tidak dipotong sendiri.
 Minum air matang.

 Pengobatan :

Sebagian besar kasus diare dapat pulih dalam beberapa hari tanpa memerlukan
pengobatan. Penderita diare dapat menerapkan beberapa hal berikut ini di rumah untuk
meredakan gejalanya:

 Meningkatkan konsumsi cairan.

Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit adalah salah satu kunci penting dalam
penanganan diare. Hal ini juga diperlukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Caranya adalah dengan mengonsumsi cairan sebanyak-banyaknya, bisa berupa air
putih, jus, atau kaldu. Pada anak-anak, pemberian oralit sangat disarankan. Pada bayi
yang masih menyusui, asupan ASI harus selalu terjaga.

 Mengonsumsi makanan yang tepat


Saat mengalami diare, penderita dianjurkan untuk mengonsumsi makanan lunak
selama beberapa hari. Selain itu, hindari juga makanan yang sarat lemak, serat, atau
bumbu. Jika kondisi usus sudah membaik, ganti ke makanan semi padat dengan kadar
serat yang ditingkatkan secara bertahap.

11. GONOREA (GO)

 Histori :

Anda mungkin juga menyukai