Npm : 2110110141069
A24.4-A32.8
PENYEBAB PENYAKIT
Demam gigitan tikus adalah infeksi serius yang disebabkan oleh dua jenis
bakteri, yaitu Streptobacillus moniliformis (yang menjadi penyebab RBF di
Amerika Utara) atau Spirillum minus (yang umum ditemukan di Asia. Orang
biasanya terinfeksi bakteri ini setelah melakukan kontak, seperti digigit atau
dicakar oleh hewan pengerat yang membawa bakteri tersebut.
GEJALA
Gejala demam gigitan tikus bervariasi tergantung pada bakteri yang menjadi
penyebab penyakit tersebut:
1. Streptobacillus moniliformis memiliki masa inkubasi 3-10 hari. Masa
inkubasi adalah jeda waktu setelah terpapar bakteri hingga munculnya gejala.
Gejala demam gigitan tikus yang disebabkan streptobacillus bisa meliputi:
Demam yang datang dan pergi selama beberapa minggu.
Ruam di dekat gigitan tikus.
Nyeri sendi dan otot, terutama di punggung bawah.
Panas dingin.
Mual.
Muntah.
Sakit tenggorokan.
2. Sementara demam gigitan tikus yang disebabkan oleh Spirillum minus bisa
sembuh sebelum gejalanya muncul. Gejalanya mungkin akan muncul dalam
waktu 1-3 minggu setelah terpapar bakteri tersebut, antara lain:
Demam menggigil.
Nyeri otot dan sendi.
Sakit kepala.
Sakit tenggorokan.
Muntah.
Peradangan dan muncul bisul di tempat gigitan.
Ruam coklat atau ungu.
Kelenjar getah bening yang keras atau lunak.
PEMERIKSAAN
Diagnosis penyakit ini dapat dikonfirmasi dengan menemukan bakteri
penyebabnya melalui biakan darah atau cairan sendi. Selain itu dapat juga
dilakukan pemeriksaan terhadap contoh jaringan kulit atau kelenjar getah
bening dan pemeriksaan antibodi di dalam darah.
TERAPI/PENGOBATAN
Pemberian antibiotik, seperti amoxicillin, penicillin, erythromycin, atau
doxycycline, untuk mengobati infeksi. Antibiotik ini dapat diberikan selama
7–10 hari.
KOMPLIKASI
Dapat mengakibatkan meningitis yang sangat berbahaya karena
menyerang organ otak.
Dapat mengalami hepatitis akibat infeksi tidak dapat dikendalikan.
Kuning pada mata dan kulit muncul akibat kerusakan hati.
Gangguan pada selaput di paru-paru yang menyebabkan kesulitan
bernapas.
Inflamasi di otot jantung yang menyebabkan jantung sulit bekerja
optimal. Gangguan pada jantung dapat memengaruhi suplai darah ke
seluruh tubuh dan meningkatkan serangan jantung.
KODE DAN JALAN
A25.0 Spirillosis
Spirillosis A25.0
A25.1 Streptobacillosis
Streptobacillosis A25.1
A25.9 Rat-bite fever, tidak dijelaskan
Fever
-rat-bite A25.9
A26 Erysipeloid
PENYEBAB
Penyebabnya adalah bakteri Erysipelothrix rhusiopathiae. Bakteri ini
ditemukan pada ikan, burung, mamalia, dan kerang-kerangan. Manusia
biasanya terinfeksi melalui luka yang terjadi ketika mengolah produk-produk
binatang (misalnya daging, unggas, ikan, kerang-kerangan, tulang atau kulit
kerang).
GEJALA
Berikut ini menunjukkan Erysipeloid:
PEMERIKSAAN
A27 Leptospirosis
PENYEBAB
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang dibawa
oleh hewan. Leptospira dapat hidup selama beberapa tahun di ginjal hewan
tersebut tanpa menimbulkan gejala.
Kuda
Sapi
Tikus
GEJALA
Pada beberapa kasus, gejala leptospirosis tidak muncul sama sekali. Namun,
pada kebanyakan penderita, gejala penyakit ini muncul dalam 2 hari sampai 4
minggu setelah terpapar bakteri Leptospira.
Gejala leptospirosis sangat bervariasi pada setiap pasien dan awalnya sering
kali dianggap sebagai gejala penyakit lain, seperti flu atau demam berdarah.
Tanda dan gejala awal yang muncul pada penderita leptospirosis antara lain:
Keluhan di atas biasanya pulih dalam waktu 1 minggu. Namun, pada sebagian
kasus, penderita dapat mengalami penyakit leptospirosis tahap kedua, yang
disebut dengan penyakit Weil. Penyakit ini terjadi akibat peradangan yang
disebabkan oleh infeksi.
Penyakit Weil dapat berkembang 1–3 hari setelah gejala leptospirosis muncul.
Keluhan yang muncul bervariasi, tergantung pada organ mana yang terinfeksi.
Gejala dan tanda pada penyakit Weil antara lain:
Demam
Penyakit kuning
Sulit buang air kecil
Pembengkakan pada tangan dan kaki
Perdarahan, seperti mimisan atau batuk berdarah
Nyeri dada
Sesak napas
Jantung berdebar-debar
Lemas dan keringat dingin
Sakit kepala dan leher kaku
PEMERIKSAAN
Tes darah, untuk memeriksa fungsi hati, fungsi ginjal, dan kadar sel
darah putih
Tes Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) atau rapid test,
untuk mendeteksi antibodi di dalam tubuh
Polymerase Chain Reaction (PCR), untuk mendeteksi keberadaan
materi genetik bakteri Leptospira di dalam tubuh
Tes aglutinasi mikroskopik (MAT), untuk mengonfirmasi keberadaan
antibodi yang secara spesifik terkait dengan bakteri Leptospira
Pemindaian dengan CT Scan atau USG, untuk melihat kondisi organ
yang mungkin terkena dampak peradangan akibat infeksi leptospirosis
Kultur darah dan urine, untuk memastikan keberadaan bakteri
Leptospira di dalam darah dan urine.
TERAPI/PENGOBATAN
1. Pemberian obat-obatan
Infus cairan, untuk mencegah dehidrasi pada penderita yang tidak bisa
minum banyak air
Pemberian vitamin K, untuk mencegah perdarahan
Pemasangan ventilator, jika pasien mengalami gagal napas
Pemantauan terhadap kerja jantung
Transfusi darah, jika terjadi perdarahan berat
Hemodialisis atau cuci darah, untuk membantu fungsi ginjal.
KOMPLIKASI LEPTOSPIROSIS
Meski bisa sembuh dengan sendirinya, leptospirosis yang tidak diobati dengan
baik dapat mengakibatkan penyakit Weil. Komplikasi yang bisa terjadi akibat
penyakit Weil ini antara lain:
Gejala awal dapat berupa munculnya papula (benjolan) berukuran kecil akan
terlihat selama beberapa hari setelah kejadian dicakar atau digigit. Benjolan
tersebut dinamakan “inoculation lesion”, yaitu ketika terdapat luka tempat
bakteri akan masuk ke dalam tubuh. Benjolan yang terjadi di kelenjar getah
bening terlihat seperti gigitan serangga dan setelah beberapa lama dapat
membengkak dan melunak.
Pembengkakan pada kelenjar getah bening ini paling sering ditemukan pada
area ketiak atau leher. Ukurannya sekitar 2-5 sentimeter dalam diameter dan
mungkin diikuti dengan pembengkakan yang lebih besar di bawah kulit. Area
kulit yang membengkak ini juga terasa hangat dan berwarna merah.
Kelelahan.
Sakit kepala.
Demam ringan dengan suhu 37°C tetapi di bawah 38°C.
Tubuh yang pegal-pegal.
PEMERIKSAAN
TERAPI/PENGOBATAN
3. YERSINIOSIS
PENYEBAB
GEJALA
Demam
Mual, muntah
Nyeri perut
Diare, seringkali disertai darah
PEMERIKSAAN
Yersiniosis biasanya didiagnosis dengan mendeteksi bakteri Yersinia
enterocolitica pada tinja orang yang terinfeksi melalui pemeriksaan kultur
bakteri. Pemeriksaan penunjang radiologis (seperti USG atau CT scan) dapat
diperlukan untuk menentukan apakah pasien menderita radang usus buntu
atau tidak.
A28.0 Pasteurellosis
Pasteurellosis A28.0
A28.8 Penyakit bakteri zoonotik lain yang dijelaskan, not elsewhere classified
Disease
-zoonotic, bacterial
--specified type NEC A28.8
Kusta dapat memengaruhi kulit dan saraf di luar otak dan sumsum tulang
belakang, yang disebut juga saraf perifer. Diketahui juga jika gejala dari
penyakit ini dapat menyerang mata dan jaringan tipis yang melapisi hidung
bagian dalam.Gejala utama kusta yaitu bercak perubahan warna menjadi lebih
putih dan lesi di kulit berbentuk benjolan. Gejala ini tidak hilang setelah
beberapa minggu atau lebih. Lesi pada kulit ini juga disertai gejala kebas pada
bagian tersebut dan kelemahan otot.Kerusakan saraf yang terjadi dapat
menyebabkan seseorang kehilangan perasaan di lengan dan kaki, serta
kelemahan pada otot. Semakin dini diagnosis dari gejala kusta terdeteksi,
semakin cepat penanganan yang dilakukan agar tidak menimbulkan
komplikasi berbahaya.Selain itu, ada beberapa jenis kusta yang menimbulkan
gejala berbeda dan dapat memengaruhi bagaimana cara mengobatinya, yaitu:
1. Tuberkuloid
Jenis kusta yang paling ringan. Orang dengan tipe ini hanya memiliki satu
atau beberapa bercak datar berwarna pucat (kusta paucibacillary)
disingkat PB. Daerah kulit yang terkena bisa mati rasa karena kerusakan
saraf di bawahnya. Kusta tuberkuloid kurang menular dari jenis-jenis
lainnya.
2. Lepromatosa
Jenis kusta yang lebih parah. Pengidap kusta jenis ini akan memiliki
benjolan luas di kulit dan ruam (kusta multibasiler), mengalami mati rasa,
dan kelemahan otot. Selain itu, hidung, ginjal, dan organ reproduksi laki-
laki juga dapat terpengaruh. Kusta lepromatosa lebih menular dari kusta
tuberkuloid.
3. Borderline
Pada tipe ini, seseorang memiliki gejala gabungan dari kusta jenis
tuberkuloid dan jenis lepromatosa.
PEMERIKSAAN
Pengobatan kusta yang paling utama adalah untuk memutuskan mata rantai
penularan, menurunkan insiden penyakit, mengobati dan menyembuhkan
pengidap, serta mencegah timbulnya kecacatan. Agar seseorang bisa sembuh
dan mencegah terjadinya resistensi, pengobatan yang dilakukan perlu
menggunakan kombinasi beberapa antibiotik.
PENYEBAB
Ulkus buruli disebabkan oleh bakteri Mycobacterium ulcerans. Jenis ini
termasuk dalam famili mikroba yang juga menyebabkan tuberkulosis dan
lepra. Bakteri ini menghasilkan racun yang menghancurkan jaringan,
menyebabkan ulkus atau luka yang terbuka lebar, terutama pada lengan atau
kaki.
GEJALA
Ulkus Buruli sering dimulai sebagai pembengkakan tanpa rasa sakit di daerah
yang terpengaruh, yang biasanya daerah lengan, kaki, atau wajah. Kemudian
muncul bisul besar, biasanya pada lengan atau kaki.
PEMERIKSAAN
Diagnosis laboratorium tukak Buruli dilakukan dengan metode mikroskopis
(pewarnaan menurut Tsil-Nielsen), bakteriologis dan PCR.
TERAPI/PENGOBATAN
Demam.
Panas dingin.
Nyeri otot.
Mual.
Diare.
Sakit kepala.
Leher terasa kaku.
Kebingungan atau perubahan kewaspadaan.
Kehilangan keseimbangan.
Kejang-kejang.
Gejala bisa tidak terlihat, tetapi berikut ini beberapa hal yang perlu ibu
perhatikan:
Ada dua langkah umum yang dilakukan untuk mengatasi listeriosis. Berikut
ini keduanya: