Anda di halaman 1dari 9

Tugas akhir KK3

1. Sepsis
Sepsis adalah komplikasi berbahaya akibat respons tubuh terhadap infeksi. Kondisi ini dapat
menyebabkan tekanan darah turun drastis sehingga terjadi kerusakan pada organ dan jaringan
tubuh, bahkan bisa mengancam nyawa penderitanya. Sepsis disebabkan oleh respons sistem
kekebalan tubuh yang tidak terkendali terhadap infeksi. Ketika terjadi infeksi, sistem kekebalan
tubuh akan melepaskan zat kimia ke aliran darah untuk melawan penyebab infeksi. Reaksi ini
akan menimbulkan peradangan di area yang mengalami infeksi.
Beberapa gejala umum yang dapat ditemukan saat terjadi infeksi, antara lain:
 Demam
 Gelisah
 Sulit bernapas
 Kelelahan berat (malaise)
 Mual dan muntah
 Linglung
Selanjutnya, untuk menentukan lokasi dan penyebab infeksi, dokter akan melakukan
pemeriksaan berikut:
 Tes urine dan tinja, untuk mendeteksi bakteri di dalam urine atau tinja
 Pemeriksaan dahak, untuk mendeteksi infeksi di saluran pernapasan
 Kultur darah, untuk memeriksa adanya bakteri di dalam darah
 Pemindaian dengan foto Rontgen, USG, atau CT scan, untuk memeriksa penumpukan
cairan di paru-paru
 Biopsi, untuk mengambil dan meneliti sampel jaringan kulit yang diduga terinfeksi
dengan menggunakan mikroskop
pasien sepsis akan menjalani perawatan gawat darurat di unit perawatan intensif atau
ICU. metode yang dilakukan untuk menangani sepsis:
a. Mencegah dehidrasi dan gagal ginjal akut
b. Menjaga tekanan darah agar tetap normal
c. Menjaga aliran oksigen ke dalam tubuh
d. Mempertahankan kadar gula darah normal
Kode dan jalan
1. Sepsis
- Haemophilus influenza A41.3
2. Sepsis
- Anaerobic A41.4
3. Sepsis
- Gram-negative A41.5
4. Sepsis
- Specified organism NEC A41.8
5. Sepsis A41.9
2. Actinomycosis
Aktinomikosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Actinomyces.
Aktinomikosis atau actinomycosis dapat terjadi pada berbagai organ tubuh, seperti mulut, dada,
panggul, dan perut.
Penyebab aktinomikosis adalah bakteri Actinomyces israelii dan Actinomyces gerencseriae yang
normal hidup di rongga mulut, saluran pencernaan, dan saluran kencing. Aktinomikosis terjadi
bila bakteri ini masuk ke bagian tubuh lain saat terjadi kerusakan jaringan.

Jika aktinomikosis terjadi di daerah mulut (oral), gejala yang muncul berupa:
 Perubahan warna kulit di sekitar mulut menjadi kemerahan atau kebiruan.
 Pembengkakan di mulut.
 Pembengkakan kelenjar getah bening.
 Sulit menggerakkan rahang dan mulut secara normal
Jika aktinomikosis terjadi di dada, dapat muncul gejala tambahan, seperti:
 Batuk kering atau batuk berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah.
 Sesak napas dan nyeri dada.
 Terdapat cairan pada paru-paru yang terkadang diikuti dengan munculnya benjolan pada
daerah paru-paru.

Jika aktinomikosis terjadi di perut, gejala tambahan yang dapat muncul adalah:

 Sakit perut.
 Muncul benjolan atau pembengkakan di perut bagian bawah.
 Diare atau sembelit.
 Mual dan muntah.
Jika aktinomikosis terjadi di daerah panggul, gejala tambahan yang dapat muncul adalah:

 Sakit di perut bagian bawah.


 Kehilangan nafsu makan.
 Terjadi pendarahan pada vagina atau keluar keputihan dari vagina.
Tes laboratorium yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aktinomikosis adalah:

 Kultur jaringan, yaitu prosedur mengambil sampel jaringan, nanah, dan cairan dari dalam
abses untuk diperiksa dengan metode kultur. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengidentifikasi jenis bakteri yang ada di jaringan.
 Tes darah, yaitu prosedur mengambil sampel darah pasien. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengidentifikasi infeksi di dalam darah.

Pemindaian

Dokter juga dapat meminta pasien menjalani pemeriksaan pemindaian untuk memastikan adanya
abses di organ dalam atau tidak. Metode yang dilakukan di antaranya:

 CT scan
 Rontgen
 MRI

Pemberian obat-obatan

Pengobatan utama aktinomikosis adalah dengan pemberian obat antibiotik. Beberapa jenis
antibiotik yang akan diberikan untuk mengatasi kondisi ini, yaitu penicillin, tetrasiklin,
clindamycin, dan erythromisin.

Pada tahap pertama, dokter akan memberikan penicillin suntik yang kemudian akan


diikuti dengan penicillin oral. Jangka waktu pengobatan oral tersebut berbeda-beda untuk
setiap orang, tetapi umumnya hingga 12 bulan.

Operasi

Operasi pada aktinomikosis bisa dilakukan dengan insisi (pemotongan) dan drainase (pengaliran)
abses, eksisi atau pengangkatan jaringan yang rusak, serta pengangkatan abses. Penderita
aktinomikosis akan menjalani tindakan pembedahan jika terdapat kondisi-kondisi di bawah ini:

 Terdapat kerusakan jaringan parah sehingga jaringan yang rusak perlu diangkat.
Contohnya jika terjadi nekrosis dan fistula.
 Terdapat abses berukuran besar.
 Penderita tidak sembuh dengan pemberian antibiotik.

Komplikasi Aktinomikosis

Komplikasi umumnya muncul jika tidak dilakukan penanganan yang cepat dan tepat.  Beberapa
komplikasi yang dapat terjadi akibat aktinomikosis adalah:

 Osteomielitis, terutama pada tulang rahang, tulang rusuk, dan tulang punggung.
 Meningitis (infeksi dan peradangan pada selaput meningen).
 Endokarditis.
 Infeksi pada saraf.
 Abses pada otak.
 Abses hati.
 Sepsis.

Aktinomikosis dapat berakibat fatal, terutama jika infeksi Actinomyces menyebar hingga sistem saraf
pusat seperti otak dan sumsum tulang belakang. Tingkat kematian akibat aktinomikosis yang parah dapat
mencapai 28%, namun hal ini tergantung pada lokasi aktinomikosis.

Kode dan jalan

1. Actinomycosis
- Pulmonary A42.0
2. Actinomycosis
- Abdominal A42.1
3. Actinomycosis
- Cervicofacial A42.2
4. Actinomycosis
- Septicemia A42.7
6. Actinomycosis
- Specified site NEC A42.8
7. Actinomycosis A42.9
3. Nocardiosis
Nocardiosis adalah penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi bakteri Nocardia
asteroides. Bakteri ini ditemukan di tanah dan air. 

Gejala nocardiosis bervariasi tergantung pada organ yang terinfeksi. Beberapa orang yang terinfeksi
bakteri Nocardia dapat tidak memiliki gejala sama sekali. [1, 2]
Paru-paru
Nocardiosis paling sering mempengaruhi paru-paru. Jika paru-paru terinfeksi, gejalanya dapat berupa: [1, 2]

 Nyeri dada saat bernafas (dapat terjadi tiba-tiba atau perlahan).


 Batuk berdarah.
 Demam.
 Kelelahan.
 Keringat malam.
 Penurunan berat badan.

Otak
Ketika infeksi paru-paru terjadi, infeksi tersebut dapat menyebar ke otak. Jika menyebar ke sistem saraf
pusat Anda (otak dan sumsum tulang belakang), Anda dapat mengalami: [1, 3]

 Demam.
 Sakit kepala.
 Kejang.
 Lemas.
 Kebingungan.
 Koma.

Kulit
Kulit adalah area kedua yang paling sering mengalami nocardiosis. Infeksi kulit dapat terjadi ketika tanah
yang mengandung bakteri Nocardia masuk ke kulit melalui luka. Bertani atau berkebun tanpa sarung
tangan dan pakaian pelindung meningkatkan risiko kulit Anda terpotong, tertusuk duri, atau cedera ringan
lainnya. Jika kulit Anda terinfeksi bakteri Nocardia , Anda dapat mengalami: [1, 2, 3]

 Kerusakan kulit dan saluran drainase (fistula).


 Bisul atau nodul dengan infeksi terkadang menyebar di sepanjang kelenjar getah bening.
Area Lain
Dalam beberapa kasus, infeksi dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh Anda dan menimbulkan
berbagai gejala. Jika infeksi menyebar ke sistem pencernaan Anda, Anda dapat mengalami: [2]

 Mual.
 Muntah.
 Penurunan berat badan secara tiba-tiba.
 Pembengkakan perut.

Tes tersebut dapat termasuk sebagai berikut: [1, 2]

 Tes Pencitraan

Dokter dapat melakukan tes pencitraan rontgen dada atau CT scan untuk membantu diagnosis


nocardiosis. Tes ini menggunakan sinar X untuk menghasilkan gambar rinci dari paru-paru. [2, 4]

 Bronkoskopi

Pada tes ini, dokter Anda akan memasukkan sebuah tabung tipis yang dilengkapi dengan kamera ke
dalam tubuh Anda. Tes ini bertujuan untuk memeriksa paru-paru Anda. [2]

 Biopsi

Pada tes ini, dokter akan mengambil sampel kecil jaringan otak, paru-paru atau kulit abnormal. Sampel
tersebut kemudian di bawa ke laboratorium untuk dianalisis. Bakteri Nocardia membutuhkan waktu 2
sampai 3 minggu untuk tumbuh di laboratorium. [2]

 Kultur Dahak 

Pada tes ini, sampel kecil lendir Anda akan diambil untuk dianalisis. Tes ini digunakan jika paru-paru
terinfeksi.

Semua kasus nocardiosis harus diobati dengan minum obat antibiotik jangka panjang. Dokter
memberikan sulfonamid (obat antibiotik) dalam dosis rendah. Orang dengan nocardiosis dapat
membutuhkan lebih dari satu antibiotik. [1, 2, 3]
Pengobatan ini biasanya berlangsung selama 6 bulan hingga satu tahun. Namun, pada kasus infeksi yang
parah dapat memerlukan pengobatan untuk waktu yang lebih lama. Pembedahan dapat dilakukan untuk
mengeringkan nanah di kulit atau jaringan (abses

1. Nocardiosis
- Pulmonary A43.0+ J99.8*
2. Nocardiosis
- Cutaneous A43.1
3. Nocardiosis
- Specified site NEC A43.8
4. Nocardiosis A43.9
4. Bartonellosis
Bartonellosis adalah penyakit yang menyerang orang yang bersentuhan dengan hewan peliharaan dan liar,
yang merupakan reservoir patogen ini. ). disebabkan oleh bakteri Bartonella clarridgeiaedibawa oleh
kutu kucing.

 bakteri dari kelompok Bartonella dapat menyebabkan:

 endokarditis
 miokarditis
 meningitis
 purpura hati
 radang retina dan saraf optik (okular bartonellosis) - pada pasien yang melakukan kontak
dekat dengan kucing, yang mengalami demam progresif dan kehilangan ketajaman
penglihatan, harus dicurigai adanya bartonellosis mata.

diagnosis

Teknik berikut dapat dibedakan di antara metode serologis: imunofluoresensi (IFA), enzyme
immunoassay (ELISA) dan Western blot. Tes komersial, bagaimanapun, terutama disiapkan dengan
antigen B. henselae dan B. quintana, dan tidak ada tes yang memungkinkan untuk mengkonfirmasi
keberadaan antibodi untuk spesies yang tersisa dari genus Bartonella.

Metode biologi molekuler dengan teknik polymerase chain reaction (PCR) dapat mendeteksi DNA
patogen dalam darah, jaringan (bagian kelenjar getah bening, jantung, kulit, hati), bahkan dari sediaan
formalin dan parafin.

pengobatan

Antibiotik seperti tetrasiklin (doksisiklin, tertrasiklin), fluoroquinolon (levofloxacin, ofloxacin,


ciprofloxacin) dan rifampisin digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri dari genus
Bartonella.

1. Bartonellosis
- Systemic A44.0
2. Bartonellosis
- Cutaneous A44.1
3. Bartonellosis
- Specified NEC A44.8
4. Bartonellosis A44.9
5. Erysipelas
Erisipelas adalah infeksi bakteri yang menyerang jaringan lunak di lapisan atas kulit. Kondisi ini
sering kali ditandai munculnya area kemerahan yang terlihat mengilap, menonjol dan
membengkak.
Penyebab erisipelas adalah infeksi yang disebabkan bakteri Staphylococcus aureus

erisipelas akan memunculkan gejala berupa:

 Area kulit yang membengkak dan mengkilap dengan batas yang jelas

 Panas dan nyeri ketika disentuh

 Plak menonjol disertai kemerahan yang cerah

 Lecet yang terlihat menyerupai kulit jeruk

 Garis-garis merah

 Area kemerahan yang berubah warna menjadi ungu atau hitam (pada kasus yang parah)

Jika dirasa perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter akan merekomendasikan sejumlah
pemeriksaan penunjang sebagai berikut:

 Tes darah jika ada tanda-tanda infeksi sistemik, seperti bakteri dalam darah (bakteremia). Tes ini
juga dapat membantu mengungkapkan:

o Peningkatan kadar sel darah putih, yang dapat disebabkan oleh kerusakan jaringan dan
infeksi bakteri

o Peningkatan kadar protein C-reaktif, yang diproduksi oleh hati dalam jumlah tinggi
ketika peradangan terjadi

 Kultur darah untuk mengetahui jenis bakteri yang menginfeksi. 

 Tes pemindaian seperti magnetic resonance imaging (MRI) atau computed tomography (CT)
scan diperlukan untuk kasus infeksi yang parah,

Cara mengobati erisipelas

Antibiotik

Pengobatan erisipelas yang utama adalah dengan pemberian antibiotik karena merupakan infeksi bakteri.
Golongan penisilin, seperti dikloksasilin, adalah antibiotik pilihan pertama. 
Namun jika mengalami alergi terhadap penisilin, dokter biasanya akan memberikan antibiotik
golongan sefalosporin.  Jenis antibiotik vankomisin umumnya digunakan untuk erisipelas pada wajah
yang disebabkan oleh bakteri MRSA.

Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik minum dalam jangka waktu 7-14 hari. Pada kasus erisipelas
yang parah, antibiotik dapat dimasukkan langsung ke dalam kulit melalui infus.

Pasien yang mengalami episode erisipelas berulang mungkin memerlukan antibiotik jangka panjang.

Perawatan kulit  

Selain penanganan dengan obat-obatan, beberapa langkah pengobatan berikut dapat membantu
meringankan rasa sakit dan ketidaknyamanan di kulit serta mempercepat proses penyembuhan, antara
lain:

Istirahat di tempat tidur, posisikan area yang terinfeksi agar lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya.

 Kompres es pada area kulit yang terdampak

 Oleskan losion pelembap untuk mencegah kulit kering dan pecah-pecah

 Gunakan stoking kompresi setelah infeksi sembuh

 Konsumsi obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen

Perawatan untuk kulit yang rusak dengan krim yang diresepkan dokter  
5. Erysipelas A46
6. Other bacterial disease,3 not elsewhere classified
1. Gangrene
- Gas A48.03
-- Disease
2. Legionnaire’s A48.1
- Disease
--Legionnaire’s
---nonpneumonic A48.2
3. Syndrome
- Toxic shock A48.3
4. Fever
- Brazilian purpuric A48.4
5. Disease
- Bacterial
--specified NEC A48.8
7. Bacterial infection of unspecified site
1) Infection
- Streptococcal NEC A49.0
2) Infection
- Streptococcal NEC
--unspecified nature or site A49.1
3) Infection
- Haemophilus
--influenza NEC A49.2
4) Infection
- mycoplasma NEC A49.3
5) Infection
- Bacteroides NEC A49.8
6) Infection
- Bacterial NEC A49.9

Anda mungkin juga menyukai