Anda di halaman 1dari 7

Kelainan pada sistem ekskresi

A. Gangguan Pada Kulit


1. Jerawat
Jerawat merupakan gangguan pada kelenjar minyak yang umumnya dialami oleh anak
remaja. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya jerawat, seperti makan-
makanan yang seimbang, rajin menjaga kebersihan kulit, dan diimbangi dengan tidur serta
olahraga yang cukup.
Selain itu, kurangi atau kalau bisa hindari memakan makanan bertepung, mengandung gula,
cokelat, dan kacang.
2. Scabies atau kudis
Kudis merupakan penyakit kulit karena tungau (Sarcoptes scabies) dan dapat menular pada
orang lain. Orang yang terkena kudis biasanya tinggal di tempat kumuh dan tidak melindungi
kebersihan tubuhnya.
3. Gangren
Gangren merupakan kelainan pada kulit yang disebabkan oleh matinya sel-sel jaringan
tubuh. Gangren juga disebabkan oleh suplai darah yang buruk di bagian tertentu.
Kondisi ini umumnya terjadi pada tungkai, jari kaki, atau jari tangan, tetapi juga bisa terjadi
pada otot serta organ dalam tubuh.
4. Pruritus kutanea
Pruritus Kutanea sesuai namanya, 'pruritus' berarti gatal dan 'kutanea' ialah kulit. Pruvitus
kutanea merupakan penyakit kulit dengan gejala timbul rasa gatal yang dipicu oleh iritasi
saraf sensor perifer.
5. Eksim
Eksim merupakan penyakit kulit yang menyebabkan kulit menjadi kering, kemerah-merahan,
dan bersisik yang disebabkan infeksi atau iritasi bahan luar yang termakan ataumenyentuh
kulit.Eksim ditandai dengan rasa gatal berlebih pada kulit.
6. Kanker Kulit
Penyebab kanker kulit adalah kulit mendapat sinar matahari (khususnya sinar ultraviolet)
yang berlebihan. Biasanya kanker kulit menyerang orang berkulit putih karena warna kulit
tersebut lebih sensitif terkena sinar matahari.
Cara pencegahannya adalah dengan menghindari kontak dengan sinar matahari (khususnya
sinar ultraviolet) yang terlalu banyak dan pemakaian tabir surya secara rutin.
7. Psioriasis
Psoriasis disebabkan adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Gejala yang
ditimbulkannya adalah kulit kemerahan dan bersisik pada kulit kepala, sikut, punggung, dan
lutut.Jika terkena penyakit ini harus rutin melakukan pengobatan.
8. Biduran
Penyebab biduran antara lain udara dingin, alergi makanan, dan alergi bahan kimia. Tanda-
tanda penyakit ini adalah timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa gatal.
Cara pencegahan penyakit ini, yaitu dengan menghindari bahan makanan dan produk kimia
yang menyebabkan alergi.

9. Ringworm
Ringworm adalah nama sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Penyakit akibat jamur ini
ditandai dengan timbulnya bercak lingkaran di kulit. Pencegahan kulit ini dilakukan dengan
menjaga agar kulit tidak terlalu lembap.

B. Gangguan Pada Paru – Paru


1. Tuberkulosis
Serupa dengan namanya, penyebab penyakit paru-paru satu ini adalah adanya infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Ketika masuk serta menginfeksi paru-paru, bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat
membuat pengidapnya merasa sesak napas serta mengalami batuk kronis.
Tuberkulosis adalah penyakit paru-paru yang menular. Oleh karena itu, baik pengidap
maupun orang-orang di sekitarnya perlu mewaspadai penyakit ini.
Tidak hanya paru-paru, infeksi TBC juga dapat menyerang organ tubuh lain, seperti tulang
belakang, kelenjar getah bening, otak, usus, hingga jantung.
2. Pneumonia (Paru-Paru Basah)
Pneumonia merupakan salah satu jenis ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut berupa
meradangnya kantung udara dalam paru-paru (alveolus).
Pneumonia sering disebut paru-paru basah karena penyakit ini membuat kantung udara dalam
organ tersebut dipenuhi oleh cairan atau nanah.
Penyebab penyakit paru-paru satu ini yaitu infeksi virus maupun bakteri.
Beberapa gejala penyakit paru-paru basah di antaranya yaitu:
 Sering mengalami batuk dan disertai munculnya lendir kuning, hijau, atau bahkan
berdarah
 Sesak napas
 Nyeri di bagian dada
 Demam
3. Kanker Paru
Kanker paru merupakan penyakit berupa adanya pertumbuhan sel abnormal pada organ paru-
paru.
Penyebab dari kanker paru yaitu adanya mutasi gen dari sel-sel dalam organ tersebut.
Selain itu, kebiasaan merokok, baik aktif maupun pasif, didapati menjadi salah satu faktor
risiko paling umum yang dapat memicu terjadinya kanker paru.
Stadium pada kanker paru-paru bukan sel kecil
 Stadium 1: Sel kanker hanya ditemukan di daerah paru-paru. Sel kanker tidak ditemukan
di kelenjar getah bening dan tidak menyebar ke organ lain.
 Stadium 2:
Stadium 2A: Ukuran sel kanker kecil dan ditemukan di sekitar kelenjar getah bening.
Stadium 2B: Sel kanker sedikit lebih besar dan sudah menyebar sampai kelenjar getah bening
di sekitar daerah paru-paru yang terkena sel kanker atau sel kanker sudah menyebar ke daerah
lain seperti dinding dada.
 Stadium 3:
Stadium 3A: Sel kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening yang jauh dari area yang
terkena sel kanker atau sel kanker ditemukan di kelenjar getah bening dekat area yang terkena
sel kanker dan sudah menyebar ke daerah lain seperti dinding dada atau di tengah dada.

Stadium 3B: Sel kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sisi lain dari dada atau
ke kelenjar getah bening di atas tulang selangka atau ada lebih dari satu tumor di paru-
paru atau kanker sudah berkembang di area lain dari bagian dada, seperti di hati,
esofagus atau terdapat cairan berisikan sel kanker yang mengelilingi paru-paru.
 Stadium 4: Sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain seperti hati, tulang, dan
otak.
4. Asma
Asma yang terjadi pada paru-paru sering disebut dengan istilah asma bronkial. 
Asma bronkial merupakan penyakit yang membuat jalur udara menuju dan pada paru-paru
menyempit, membengkak, serta produksi lendirnya menjadi berlebihan.
Namun, genetik serta pengaruh lingkungan (polusi udara, paparan alergen, infeksi virus, dan
lain-lain) diketahui menjadi faktor pemicu dari penyakit paru-paru tersebut.
Gejala penyakit paru-paru pada Asma di antaranya yaitu:
 Mengi atau napas berbunyi
 Sesak napas
 Batuk
 Kesulitan untuk bernapas
5. Emfisema
Emfisema adalah salah satu jenis Penyakit Paru Obstruktif Kronik atau PPOK.
Serupa dengan kanker paru, penyakit emfisema ini paling umum disebabkan oleh kebiasaan
merokok yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh penderitanya.
Emfisema terjadi karena dinding alveolus atau kantung udaranya mengalami kerusakan.
6. Bronkitis
Penyakit pada organ paru-paru yang paling umum terjadi selanjutnya yaitu bronkitis.
Ya, penyakit bronkitis berkaitan dengan saluran bronkus pada paru-paru.
Tepatnya, bronkitis terjadi karena adanya peradangan di dinding saluran bronkus.
 Penyebab bronkitis adalah infeksi virus atau bakteri,
seperti Rhinovirus, Adenovirus, Influenza, Coronavirus, dan lain sebagainya.
7. Emboli Paru
Emboli paru merupakan penyakit yang terjadi karena adanya gumpalan darah yang
menyumbat salah satu arteri pada paru-paru.
Hal ini mengakibatkan paru-paru jadi tidak teraliri oleh darah dengan baik dan membuat
penderitanya mengalami sesak napas, nyeri di bagian dada, hingga batuk berdarah. 

C. Gangguan Pada Hati

Gejala Gangguan Hati


Sebagian besar gangguan hati tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala liver atau gangguan
hati biasanya baru muncul ketika gangguan hati sudah memasuki tahap lanjut atau bahkan saat
kondisi hati sudah rusak parah.

Ada beberapa gejala yang dapat muncul akibat gangguan hati, di antaranya:
 Warna kulit dan mata menjadi kuning
 Kulit terasa gatal dan mudah memar
 Cepat lelah
 Urine berwarna gelap
 Feses berwarna pucat
 Perut bengkak dan nyeri
 Pusing dan muntah
 Nafsu makan hilang
 Kaki dan pergelangan kaki bengkak
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala tersebut, terutama jika gejala yang dirasakan tidak
hilang selama berhari-hari. Jika diabaikan, gangguan hati dapat menjadi semakin parah dan
penanganan semakin sulit dilakukan.
Penyebab Umum dan Faktor Risiko Gangguan Hati
Gangguan hati dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
 Infeksi virus hepatitis, seperti virus hepatitis A, B, C, D, dan E
 Penularan virus hepatitis B dan C dari ibu yang menderita infeksi kedua virus tersebut
kepada janinnya
 Kelainan genetik
 Kanker
 Penimbunan lemak atau perlemakan hati
 Gangguan sistem imun

Gangguan hati juga dapat dipicu oleh penyakit, lingkungan, dan pola hidup tidak sehat. Berikut ini
adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita gangguan hati:
 Menggunakan jarum suntik untuk narkoba secara bergantian
 Melakukan hubungan seks tanpa pengaman atau sering berganti pasangan
 Menggunakan jarum tindik atau jarum tato yang tidak steril
 Melakukan kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh penderita hepatitis
 Mengonsumsi obat-obatan secara berlebihan
 Memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol
 Mengonsumsi suplemen atau obat herbal, seperti pegagan dan daun kenikir, dalam dosis
tinggi
 Mengalami obesitas
 Menderita diabetes tipe 2

Jenis-Jenis Gangguan Hati


Berbagai macam kondisi dan penyakit dapat menyebabkan gangguan pada fungsi hati. Jenis-jenis
gangguan hati tersebut meliputi:
1. Penyakit kuning
Di Indonesia, kondisi kulit dan mata yang menguning dikenal dengan penyakit kuning.
Padahal, kondisi ini sebenarnya merupakan gejala dari gangguan hati.Penyakit ini disebabkan
oleh kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam aliran darah yang melebihi batas normal.
Tingkat bilirubin menjadi tinggi karena adanya kelainan sel atau peradangan pada hati.
2. Kolestasis
Kolestasis terjadi ketika aliran cairan empedu dari hati berkurang atau tersumbat. Cairan
empedu dihasilkan hati guna membantu proses pencernaan. Aliran empedu yang terhambat
ini dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dan memicu penyakit kuning.
3. Sirosis
Sirosis merupakan kondisi terbentuknya luka atau jaringan parut di hati yang bersifat kronis.
Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan hati yang sulit diobati dan memicu kegagalan hati.
Kebiasaan minum minuman beralkohol dan infeksi virus hepatitis merupakan penyebab
paling umum sirosis.
4. Hepatitis A
Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A yang dapat menyebabkan peradangan hati.
Cara penularannya adalah melalui feses, air, dan makanan yang terkontaminasi virus tersebut.
Kontak fisik dengan penderita melalui hubungan seks juga dapat meningkatkan risiko tertular
hepatitis A.
5. Hepatitis B
Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan dapat ditularkan
melalui darah, cairan tubuh, atau luka yang terbuka.
Ibu hamil yang menderita hepatitis B juga dapat menularkannya ke janin di dalam kandungan.
Hati yang terinfeksi virus hepatitis B akan mengalami luka, kegagalan hati, dan bahkan
kanker jika tidak ditangani secepatnya.
6. Hepatitis C
Jenis hepatitis ini disebabkan oleh virus hepatitis C yang dapat menyebabkan organ hati
mengalami pembengkakan. Hepatitis C yang bersifat kronis bisa mengakibatkan sirosis,
kegagalan hati, dan kanker hati.
7. Perlemakan hati (fatty liver)
Sesuai dengan namanya, karateristik penyakit fatty liver ditandai dengan terlalu banyak lemak
yang tersimpan dalam hati. Akibatnya, hati mengalami peradangan yang dapat berkembang
menjadi jaringan parut permanen.
Pada kondisi kronis, hati berisiko mengalami sirosis dan memicu kegagalan hati. Perlemakan
hati bisa dipicu oleh konsumsi minuman keras (alcoholic fatty liver) atau sebab lain (non-
alcoholic fatty liver disease/NAFLD), seperti diabetes dan obesitas.
8. Kanker hati
Kanker hati terjadi ketika sel hati mengalami mutasi sehingga tumbuh secara tidak terkendali.
Dalam beberapa kasus, infeksi kronis akibat virus hepatitis B dan C bisa menyebabkan kanker
hati.

Selain beberapa penyebab yang telah disebutkan di atas, gangguan hati juga bisa disebabkan
oleh infeksi bakteri, toksin atau racun, dan kelainan genetik.
Pengobatan Gangguan Hati
Pengobatan gangguan hati tergantung pada jenis penyakitnya. Beberapa gangguan hati atau penyakit
liver dapat diatasi dengan mengubah gaya hidup, seperti berhenti mengonsumsi minuman beralkohol,
menurunkan berat badan, serta menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat.
Konsumsi obat antivirus diperlukan jika gangguan hati disebabkan oleh infeksi virus. Namun, jika
sudah mengalami sirosis, hati yang rusak tidak dapat disembuhkan. Upaya pengobatan tetap bisa
dilakukan dengan memantau perjalanan penyakit dan menekan risiko komplikasi.
Pengobatan untuk penderita gagal hati kronis dilakukan dengan operasi untuk menyelamatkan bagian
hati yang masih berfungsi. Jika upaya ini ternyata tidak memungkinkan, diperlukan transplantasi hati
untuk menyelamatkan nyawa penderita.
Gangguan hati bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, hindari kontak langsung
dengan darah maupun cairan tubuh penderita hepatitis. Pastikan juga Anda dan keluarga
mendapatkan vaksinasi hepatitis sebagai langkah efektif mencegah penyakit ini.
Jika Anda mengalami tanda dan gejala gangguan hati, segera konsultasikan ke dokter untuk
mendapatkan pemeriksaan lengkap dan penanganan lebih lanjut.

D. Gangguan Pada Ginjal


Organ ini juga bertugas untuk mengontrol tekanan darah, elektrolit, dan keasaman
(pH) darah agar tetap stabil, mengatur produksi sel darah merah, serta menjaga kekuatan
kekuatan tulang.
Beragam Penyebab Penyakit Ginjal
Ketika fungsi ginjal terganggu akibat penyakit ginjal tertentu, kinerja berbagai organ tubuh
akan bermasalah. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk
terkena penyakit ginjal, di antaranya:
 Penyakit tertentu, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan penyakit
autoimun
 Cedera berat pada ginjal
 Efek samping obat-obatan
 Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga
 Usia lebih dari 60 tahun
 Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
Macam-Macam Penyakit Ginjal dan Gejalanya
Setidaknya ada 8 macam penyakit ginjal yang umum terjadi, yaitu:
1. Infeksi Ginjal
Infeksi ginjal atau pyelonephritis biasanya terjadi akibat bakteri yang berpindah dari kandung
kemih atau saluran kemih. Perpindahan bakteri ini bisa terjadi akibat infeksi saluran kemih
(ISK) yang tidak segera diobati atau adanya sumbatan pada saluran kemih, sehingga aliran
urine terhambat.
Penyakit infeksi ginjal dapat menimbulkan beberapa gejala berupa sakit pinggang atau
punggung, demam, mual, lemas, nyeri saat buang air kecil, dan ada darah atau nanah dalam
urine.
Infeksi ginjal perlu diobati dengan antibiotik seseuai resep dokter. Jika seseorang terkena
infeksi ginjal yang sudah parah, biasanya ia akan perlu dirawat di rumah sakit untuk
mendapatkan cairan infus dan antibiotik suntikan selama beberapa hari.
2. Batu ginjal
Batu ginjal merupakan salah satu macam penyakit ginjal yang sering terjadi. Kondisi ini
terjadi ketika zat tertentu di dalam ginjal menumpuk, mengendap, dan membentuk gumpalan
keras menyerupai batu. Zat-zat tersebut bisa berupa kalsium, oksalat, dan asam urat.
Seseorang berisiko terkena batu ginjal apabila ia memiliki beberapa faktor risiko, seperti
kurang minum air putih, sering mengonsumsi makanan asin dan manis, memiliki penyakit
tertentu, semisal hiperparatiroidisme dan infeksi saluran kemih.
Batu ginjal yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, jika ukuran
batu ginjal sudah besar dan menyumbat atau melukai dinding saluran kemih, maka dapat
menimbulkan nyeri saat buang air kecil dan urine berwarna seperti teh.
Penyakit batu ginjal yang ringan biasanya dapat diobati dengan banyak minum air putih dan
mengonsumsi obat-obatan. Namun, untuk menangani batu ginjal yang besar, biasanya
diperlukan tindakan medis oleh dokter, seperti operasi untuk membuang batu ginjal, bedah
ureteroskopi.
3. Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut adalah kondisi ketika ginjal tidak dapat berfungsi normal secara tiba-tiba.
Penyakit ginjal yang satu ini biasanya terjadi akibat beberapa faktor, seperti:
 Cedera parah pada ginjal
 Perdarahan hebat
 Dehidrasi berat
 Sepsis
 Efek samping obat-obatan tertentu
Kelainan pada ginjal, seperti batu ginjal dan glomerulonefritis
Kondisi ini dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti pembengkakan pada tungkai dan
kaki, lemas, menjadi lebih jarang pipis, sesak napas, penurunan kesadaran atau pingsan,
hingga kejang.
Penderita gagal ginjal akut perlu mendapatkan perawatan dari dokter di rumah sakit. Selama
perawatan, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk membatasi asupan garam serta
kalium, memberikan obat-obatan untuk memperbaiki fungsi ginjal, dan menjalani cuci darah.
4. Gagal ginjal kronis
Gagal ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal yang berlangsung selama lebih dari 3
bulan. Gagal ginjal kronis bisa disebabkan oleh gagal ginjal akut yang tidak ditanggani, efek
samping obat-obatan, hingga penyakit tertentu, seperti diabetes dan hipertensi.
Jika masih dalam wahap awal, gagal ginjal kronis biasanya tidak menimbulkan gejala.
Namun, jika sudah berkembang menjadi semakin parah, gagal ginjal kronis dapat
menimbulkan beberapa gejala berupa pembengkakan di kaki, lemas, pucat, nafsu makan
hilang, mual, gatal-gatal, kram otot, sulit tidur, dan sesak napas.
Penderita gagal ginjal kronis membutuhkan perawatan di rumah sakit. Selama perawatan,
dokter dapat memberikan obat-obatan untunk memperbaiki fungsi ginjal dan menyarankan
pasien untuk menjalani cuci darah. Untuk menangani gagal ginjal stadium akhir, dokter
biasanya perlu melakukan operasi transplantasi ginjal
5. Nefropati diabetik
Nefropati diabetik adalah penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes atau gula darah
tinggi yang tidak terkontrol dalam jangka panjang. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala
berupa susah tidur, gatal-gatal, urine berbusa, tubuh lemas, serta pembengkakan pada wajah,
tungkai, kaki dan lengan.
Nefropati diabetik umumnya tidak dapat disembuhkan, tapi penanganan bisa dilakukan untuk
mencegahnya semakin parah dan berbahaya. Untuk menangani penyakit ginjal ini, dokter
akan memberikan pengobatan untuk mengontrol tekanan darah dan gula darah, menyarankan
diet rendah garam, serta terapi cuci darah.
6. Sindrom nefritik
Sindrom nefritik adalah penyakit ginjal yang terjadi akibat peradangan pada glomerulus atau
bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi,
gangguan autoimun, hingga kelainan genetik.
Penyakit ini dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti buang air kecil berdarah, demam,
sakit perut, serta pembengkakan di beberapa bagian tubuh, seperti mata, kaki, dan lengan
akibat penumpukan cairan.
Untuk mengobati penyakit ginjal ini, dokter dapat memberikan obat-obatan, menyarankan
pasien untuk menjalani diet rendah garam dan kalium. Jika sudah menyebabkan gangguan
fungsi ginjal, penyakit ini perlu ditangani dengan prosedur cuci darah.
7. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik terjadi ketika ada kebocoran pada glomerulus, sehingga terdapat banyak
protein pada urine. Sindrom nefrotik bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti
infeksi, diabetes, dan lupus. Penyakit ini bisa menimbulkan gejala seperti urine berbusa,
edema di mata, kaki, dan lengan, serta kehilangan nafsu makan.
Penanganan sindrom nefrotik perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Misalnya jika
disebabkan oleh infeksi, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mengatasi infeksi. Jika
disebabkan oleh lupus, dokter dapat memberikan obat kortikosteroid untuk mengatasi
peradangan.
8. Tumor ginjal
Tumor ginjal adalah benjolan yang muncul di ginjal akibat pertumbuhan sel abnormal. Tumor
ginjal yang berukuran kecil biasanya bersifat jinak, sedangkan yang berukuran besar biasanya
bersifat ganas dan dapat menyebabkan kanker ginjal.
Penyebab tumor ginjal belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor risiko
yang meningkatkan peluang seseorang mengalami penyakit ini. Faktor risiko tersebut
meliputi:
 Obesitas dan pola makan yang tidak sehat
 Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol
 Riwayat hipertensi atau penyakit kanker ginjal dalam keluarga
 Sering terpapar zat beracun atau mengonsumsi obat-obatan tertentu
 Rutin menjalani terapi cuci darah
Sebagian besar tumor ginjal tahap awal biasanya tidak menimbulkan gejala. Jika muncul
gejala, biasanya tidak spesifik dan bisa menyerupai penyakit ginjal lainnya.
Pengobatan tumor ginjal tergantung pada ukuran, tahapan, pertumbuhan, dan perkembangan
tumor itu sendiri. Tahap awal pengobatannya adalah dengan observasi penuh untuk mencegah
pertumbuhan tumor dan mempertahankan fungsi ginjal. Pada tahap lanjut, tumor ginjal
memerlukan terapi dengan obat-obatan dan operasi.

Anda mungkin juga menyukai