Anda di halaman 1dari 14

Nama : Baiq Liza Irmayani

Prodi : D3 Remik
Nim : 2210050019
Kls :A
Daftar Penyakit yang Termasuk Respiratory

1.Asma
Asma adalah penyempitan saluran napas akibat otot polos pembentuk
dinding saluran terus berkontraksi. Asma disebabkan oleh alergi atau kekurangan
hormon adrenalin.
2. Asfiksi
Afiksi masalah pada sistem pernapasan yang berupa gangguan pengangkutan
dan penggunaan oksigen oleh jaringan akibat tenggelam, pneumonia, atau
keracunan.
3. Asidosis
Asidosis adalah gangguan sistem pernapasan yang disebabkan oleh
peningkatan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah.
4. Wajah adenoid
Wajah adenoid merupakan penyempitan saluran pernapasan karena adanya
pembengkakan kelenjar limfa, pembengkakan di tekak atau amandel.
5. Pneumonia
Pneumonia adalah radang paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Diplococcus pneumonia.
6. Difteri
Difteri adalah gangguan sistem pernapasan berupa penyumbatan
faring/laring oleh lendir akibat infeksi bakter Corynebacterium diphteriae.
7. Emfisema
Emfisema adalah gangguan pada sistem pernapasan yang disebabkan oleh
perluasan alveolus yang berlebihan hingga menyebabkan paru-paru
menggelembung.
8. Tuberculosis (TBC)
TBC adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis.
9. Peradangan pada sistem pernapasan
Peradangan pada sistem pernapasan manusia yang umum terjadi adalah
bronchitis (radang bronkhus), laringitis (radang laring), faringitis (radang faring),
pleuritis (radang selaput paru-paru), renitis (radang rongga hidung), dan sinusitis
(radang sinus).
10. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan kantung-kantung udara di
dalam paru meradang dan membengkak. Kondisi ini sering disebut dengan paru-
paru basah, sebab paru-paru bisa dipenuhi oleh cairan atau nanah.
Penyebab pneumonia adalah infeksi bakteri, virus, atau jamur. Penularan infeksi
ini bisa terjadi melalui udara yang terkontaminasi kuman dari penderita yang
bersin atau batuk.
11. Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit paru yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini tidak hanya menyerang paru-paru,
tetapi juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain seperti tulang, kelenjar getah
bening, sistem saraf pusat, dan ginjal.
Bakteri penyebab TBC dapat menyebar di udara melalui percikan dahak atau
cairan dari saluran pernapasan penderitanya, misalnya saat batuk atau bersin.
12. Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran bronkus atau saluran
yang menghubungkan tenggorokan ke paru-paru. Salah satu penyebab bronkitis
yang paling umum adalah infeksi virus.
Virus penyebab bronkitis biasanya ditularkan dari penderita melalui percikan
dahak yang dikeluarkannya. Jika percikan dahak terhirup atau tertelan orang lain,
virus akan menginfeksi saluran bronkus orang tersebut.
13. Penyakit paru obstruktif kronis
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan paru kronis yang
menyebabkan terjadinya gangguan aliran udara, baik menuju maupun dari paru-
paru. Ada dua jenis gangguan yang terjadi pada PPOK, yaitu bronkitis kronis
dan emfisema.
Pada bronkitis kronis, peradangan terjadi pada dinding bronkus. Sedangkan pada
emfisema, peradangan atau kerusakan terjadi pada alveoli atau kantung kecil pada
paru-paru.
Faktor utama yang meningkatkan risiko terjadinya PPOK adalah paparan asap
rokok dalam jangka panjang, baik secara aktif maupun pasif. Faktor risiko lainnya
adalah paparan asap bahan bakar atau uap bahan kimia.
14. Influenza
Disebabkan oleh virus dan mudah menular, penularan bisa melalui kontak
langsung ke cairan seperti batuk atau bersin saat flu, hidung dipenuhinlendir
sehingga mengganggu pernapasan
15. Empisema
Emfisema adalah penyakit kronis atau jangka panjang akibat kerusakan pada
alveolus, yaitu kantong udara kecil pada paru-paru. Kondisi ini dapat
menyebabkan penderitanya sesak atau sulit bernapas.
Daftar Penyakit yang Termasuk Digestif

1. Diare
Diare adalah gangguan pencernaan yang diakibatkan oleh banyak faktor.
Beberapa penyebab diare yang paling umum di antaranya keracunan makanan
(kontaminasi bakteri), alergi makanan tertentu, atau makan pada saat yang tidak
tepat. Anda dikatakan mengalami diare apabila buang air besar (BAB) lebih dari 3
kali dalam sehari dengan tekstur feses yang encer. Gejala diare juga dapat disertai
dengan:
 rasa ingin segera BAB,
 mual dan/atau muntah,
 sakit perut melilit, atau
 perut terasa tidak nyaman.
Diare dapat menyerang segala kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia.
Penyakit ini sebenarnya sangat umum dan mudah diobati. Namun, diare parah
yang tidak ditangani dengan baik dapat berakibat fatal, terutama pada anak-anak.
Diare yang parah dapat mengakibatkan demam, turunnya berat badan, hingga feses
berdarah. Jika Anda tidak mendapatkan asupan cairan selama diare, buang air
besar terus-menerus juga dapat membuat Anda mengalami dehidrasi dan
kehilangan nutrisi.
2. Sembelit (konstipasi)
Frekuensi buang air besar setiap orang berbeda-beda. Ada yang bisa buang
air besar setiap hari atau sekali dalam seminggu. Anda bisa dikatakan mengalami
sembelit (konstipasi) apabila frekuensi BAB tiba-tiba lebih jarang atau lebih sulit
dari biasanya.
Sembelit adalah penyakit pada sistem pencernaan yang disebabkan oleh perubahan
pola makan atau asupan nutrisi. Faktor-faktor yang kerap menjadi penyebabnya
antara lain:
 terlalu banyak minum susu,
 kekurangan asupan serat,
 kekurangan asupan air,
 kurang aktif bergerak,
 sedang mengonsumsi obat antasida yang mengandung kalsium atau
aluminium, atau
 sedang stres.
Sembelit bukan termasuk gangguan sistem pencernaan yang serius, tapi kondisi ini
akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Anda bisa mencegah dan mengatasi
sembelit dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat, minum air, dan
berolahraga.
3. GERD (Gastroesophageal reflux disease)
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah penyakit pada sistem
pencernaan yang ditandai dengan naiknya asam lambung naik menuju
kerongkongan. Jika tidak ditangani, asam lambung yang naik dapat menyebabkan
iritasi pada lapisan dalam kerongkongan.
Gejala umum GERD meliputi:
 rasa terbakar pada dada (heartburn) terutama pada malam hari atau setelah
makan,
 kesulitan menelan,
 nyeri dada,
 perasaan seperti ada yang mengganjal dalam kerongkongan, dan
 keluarnya makanan atau cairan asam saat sendawa.
Pada bagian dasar kerongkongan, terdapat otot-otot berbentuk cincin yang
berfungsi mencegah naiknya makanan kembali ke atas. Jika otot ini melemah,
makanan dan asam lambung bisa bergerak naik menuju kerongkongan dan
menyebabkan heartburn.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko timbulnya GERD yakni obesitas,
kehamilan, hernia, dan terhambatnya pengosongan lambung. Gangguan
pencernaan ini juga bisa dipicu oleh kebiasaan merokok, makan dalam porsi besar,
dan konsumsi aspirin.
4. Gastroenteritis
Gastroenteritis merupakan penyakit infeksi pada sistem pencernaan yang
menyerang lambung dan usus. Penyakit ini dikenal juga sebagai flu perut atau
muntaber. Semua orang dapat mengalaminya, tapi anak berusia di bawah lima
tahun biasanya lebih rentan.
Gejala utama gastroenteritis di antaranya:
 diare,
 demam,
 mual atau muntah,
 sakit perut,
 sakit kepala, dan
 berkurangnya nafsu makan.
Penyebab utama flu perut adalah infeksi rotavirus dan norovirus. Selain itu,
penyakit pada sistem pencernaan yang satu ini juga dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, parasit giardia, serta zat kimia beracun yang terdapat dalam jenis jamur
tertentu.
Sebagian besar kasus muntaber yang disebabkan oleh virus tidaklah berbahaya.
Anda bahkan bisa pulih dalam beberapa hari hanya dengan beristirahat, makan
makanan yang lembut, dan minum banyak air untuk mengganti cairan yang hilang.
Namun, penyakit ini bisa menjadi berbahaya bila pasien mengalami dehidrasi
parah karena tidak mendapatkan cukup cairan. Pasien yang menunjukkan ciri-ciri
dehidrasi parah harus segera mendapatkan penanganan di rumah sakit.
5. Keracunan makanan
Seseorang dapat mengalami keracunan makanan bila mengonsumsi makanan
yang telah terkontaminasi oleh mikroba. Gejala keracunan disebabkan oleh efek
racun yang dihasilkan oleh berbagai mikroba tersebut terhadap saluran pencernaan.
Mikroba yang sering menyebabkan keracunan makanan di antaranya:
 E. coli,
 salmonella,
 C. botulinum,
 shigella, dan
 parasit giardia.
Kontaminasi bukan hanya dapat terjadi selama proses produksi atau pengemasan
makanan. Teknik penyimpanan atau pengolahan makanan yang keliru juga sering
kali menjadi penyebab seseorang mengalami keracunan.
Keracunan makanan ditandai dengan mual, muntah, sakit perut, dan demam. Anda
mungkin juga bisa mengalami diare encer atau berdarah, tergantung tingkat
keparahan penyakit.
Gejala dapat muncul dalam beberapa jam setelah Anda mengonsumsi makanan
yang terkontaminasi. Kebanyakan kasus keracunan makanan bersifat ringan dan
sembuh dengan sendirinya, tapi ada pula penderita yang memerlukan penanganan
di rumah sakit.
6. Penyakit kantong empedu
Segala macam peradangan, infeksi, penyumbatan, serta pembentukan batu
empedu merupakan bagian dari penyakit kantong empedu. Kantong empedu adalah
organ penampung cairan empedu yang terletak di bagian bawah hati.
Jenis penyakit kantong empedu yang paling umum adalah sebagai berikut.
 Kolesistitis (peradangan kantong empedu).
 Pembentukan batu pada kantong atau saluran empedu.
 Pertumbuhan jaringan pada kantong empedu.
 Kelainan bawaan lahir pada kantong empedu.
 Tumor pada kantong dan saluran empedu.
 Chronic acalculous gallbladder disease (berkurangnya kemampuan gerak
kantong empedu untuk mengeluarkan cairan empedu).
 Primary sclerosing cholangitis (peradangan dan pembentukan jaringan parut
pada kantong empedu).
 Penumpukan nanah atau kematian jaringan kantong empedu.
Gejala paling umum dari penyakit sistem pencernaan ini adalah nyeri berkala pada
perut sebelah kanan dekat tulang rusuk. Rasa nyeri dapat menjalar hingga
punggung belakang atau tulang dada, serta dibarengi mual atau muntah.
Apabila terjadi pembentukan batu empedu, pasien biasanya mengalami gejala
berupa kekuningan. Gejala lain yang dapat muncul yakni urine berwarna gelap,
warna feses menjadi lebih terang, penurunan tekanan darah, demam, serta mual
dan muntah.
7. Penyakit liver
Liver atau hati berfungsi untuk mencerna makanan dan membersihkan tubuh
dari zat beracun. Jenis penyakit pencernaan yang menyerang hati dapat disebabkan
oleh infeksi virus, konsumsi alkohol secara berlebihan, hingga faktor genetik.
Melansir National Library of Medicine AS, berikut adalah beberapa jenis penyakit
liver yang paling umum.
 Penyakit akibat virus seperti hepatitis A, B, dan C.
 Penyakit akibat racun atau konsumsi alkohol dan obat-obatan yang
berlebihan, misalnya penyakit perlemakan hati.
 Penyakit liver keturunan, seperti hemokromatosis dan penyakit Wilson.
 Kanker hati.
Tanda dan gejala umum dari penyakit hati sangat beragam. Tingkat keparahannya
pun berbeda-beda, tergantung jenis penyakit. Meski begitu, tanda dan gejala yang
paling umum meliputi:
 kulit dan mata yang tampak kekuningan (jaundice),
 perut terasa nyeri dan bengkak,
 bengkak di kaki dan pergelangan kaki,
 kulit gatal,
 warna urin gelap,
 warna tinja pucat, menghitam, atau terkontaminasi darah,
 mengalami kelelahan kronis,
 mual atau muntah,
 kehilangan selera makan, serta
 kulit tubuh cenderung mudah memar.
Seiring waktu, gangguan pada liver bisa menyebabkan luka dan pembentukan
jaringan parut (sirosis hati). Penyakit ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati
atau bahkan berakibat fatal bila tidak ditangani.

8. Radang usus buntu (apendisitis)


Radang usus buntu atau apendisitis termasuk jenis penyakit pada sistem
pencernaan yang ditandai dengan peradangan pada apendiks alias usus buntu. Hal
ini bisa disebabkan karena usus buntu tersumbat oleh tinja, benda asing, kanker,
atau infeksi.
Gejala umum dari radang usus buntu meliputi:
 nyeri di dekat area pusar,
 mual dan muntah,
 demam,
 susah kentut,
 nyeri saat kencing,
 perut kram, dan
 tidak nafsu makan.
Apendisitis perlu ditangani dengan operasi pengangkatan usus buntu. Tanpa usus
buntu, Anda tidak akan mengalami masalah berarti. Apendisitis yang dibiarkan
justru berbahaya karena dapat pecah dan menyebabkan infeksi pada selaput rongga
perut (peritoneum).

9. Gangguan usus
Ada sejumlah gangguan yang dapat menyerang usus kecil dan usus besar.
Beberapa penyakit disebabkan oleh infeksi atau peradangan. Selain itu, ada pula
masalah pada usus yang berawal dari pembentukan luka atau jaringan pada lapisan
dalam usus.
Berikut adalah beberapa contoh penyakit yang dapat menyerang usus kecil.
 Hernia inguinalis: keluarnya sedikit bagian usus kecil keluar dari rongga
perut.
 Penyakit celiac: peradangan pada usus halus yang dipicu oleh konsumsi
makanan mengandung gluten.
 Inflammatory bowel disease:segala macam penyakit yang ditandai dengan
peradangan pada usus, termasuk penyakit Crohn.
 Ulkus peptikum: dikenal sebagai tukak lambung, ini adalah gangguan
sistem pencernaan yang disebabkan oleh luka pada lapisan lambung atau
usus halus.
 Penyakit lainnya seperti perdarahan, penyumbatan, infeksi, atau kanker
pada usus halus.
Sementara itu, berikut adalah jenis penyakit sistem pencernaan yang terjadi pada
usus besar.
 Kolitis: peradangan dan iritasi pada lapisan dalam usus besar. Penyakit ini
adalah salah satu bentuk dari inflammatory bowel disease.
 Divertikulosis: pembentukan kantong kecil pada saluran pencernaan,
terutama usus besar. Bila kantong meradang atau terinfeksi, kondisi ini
disebut sebagai divertikulitis.
 Polip usus besar: pertumbuhan jaringan atau benjolan pada lapisan dalam
usus besar.
 Kanker usus besar: pembentukan jaringan tumor pada lapisan dalam usus
besar. Kondisi ini juga dapat berawal dari polip usus besar.

10. Ambeien/wasir (hemoroid)


Ambeien atau wasir adalah peradangan dan pembengkakan pada pembuluh
darah di sekitar anus. Dalam dunia medis, kondisi ini juga dikenal sebagai
hemoroid. Gejala utamanya adalah rasa nyeri pada anus dan keluarnya darah saat
buang air besar.
Salah satu faktor yang paling sering menyebabkan wasir adalah kebiasaan
mengejan terlalu keras atau lama ketika buang air besar. Masalah ini biasanya
dialami oleh penderita sembelit kronis yang kekurangan asupan serat.
Ambeien dapat menyebabkan rasa sakit hebat saat buang air besar sehingga Anda
mungkin takut untuk buang air besar. Padahal, menahan buang air besar justru bisa
membuat ambeien tambah parah.
Anda dapat mencegah wasir dengan cara yang sama seperti sembelit, yakni makan
banyak serat, minum cukup air, dan berolahraga. Obat wasir non-resep juga dapat
membantu mengempiskan bengkak wasir, tapi tetap harus diimbangi dengan
konsumsi serat.
11. Jenis penyakit pencernaan lainnya
Sistem pencernaan melibatkan berbagai organ dan saluran yang saling
bekerja satu sama lain. Selain masalah kesehatan yang telah disebutkan di atas,
berikut jenis penyakit lain yang kerap ditemukan pada sistem pencernaan.
 Fisura ani: robekan pada anus akibat kebiasaan mengejan saat buang air
besar.
 Intoleransi makanan: kesulitan mencerna makanan karena tubuh terlalu
sensitif terhadap kandungan tertentu dalam makanan.
 Pankreatitis: peradangan pada pankreas, organ penghasil hormon
pencernaan dan insulin.
 Splenomegali: pembesaran pada limpa, organ yang mengatur peredaran
getah bening dan beberapa fungsi imun.
 Pruritus ani: rasa gatal pada anus yang dapat disebabkan oleh penyakit
kulit atau gangguan lain pada sistem pencernaan.
 Perdarahan feses: munculnya darah pada feses akibat penyakit tertentu
pada sistem pencernaan.
 Proctitis: peradangan pada lapisan dalam rektum.
Sistem pencernaan manusia terdiri dari saluran pencernaan serta organ pelengkap
seperti liver, empedu, dan kantong empedu. Tiap komponen sistem pencernaan
dapat mengalami masalah akibat peradangan, infeksi, tumor, dan lain-lain.
Beberapa penyakit pada sistem pencernaan mungkin bersifat ringan, misalnya sakit
perut akibat salah makan. Namun, ada pula gangguan pencernaan yang lebih parah
atau dapat menimbulkan komplikasi sehingga perlu ditangani dengan segera.
12. IBS
IBS atau Irritable Bowel Syndrome adalah sekumpulan ciri-ciri gangguan
pencernaan, termasuk sakit perut dan perubahan buang air besar yang setidaknya
terjadi tiga kali per bulan selama tiga bulan berturut-turut. Gejala lainnya ialah
kembung, diare, sembelit, dan munculnya lendir pada feses.
Gejala tersebut belum diketahui pasti apa penyebabnya. Namun, faktor-faktor
tertentu seperti infeksi bakteri pada saluran cerna, kondisi kesehatan mental seperti
kecemasan, depresi, stres, serta konsumsi makanan tertentu diduga berkaitan
dengan terjadinya IBS. Penanganan IBS dapat dilakukan dengan beberapa cara di
bawah ini:
 Menghindari makanan yang memicu gejala
 Mengurangi stres
 Makan dalam porsi kecil, mengonsumsi lebih banyak serat
 Olahraga secara teratur dan istirahat cukup
13. Tukak Lambung
Tukak lambung merupakan luka yang terjadi pada dinding lambung. Jenis
gangguan pencernaan ini disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau
efek samping penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang.
Ciri umum tukak lambung meliputi kembung, mual dan muntah, feses berwarna
gelap, penurunan berat badan yang tak diketahui penyebabnya, serta hilangnya
nafsu makan. Untuk melakukan diagnosis tukak lambung lebih lanjut dapat
dilakukan pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi.
14.  Batu Empedu
Batu empedu merupakan contoh gangguan pencernaan yang terjadi akibat
cairan empedu mengandung terlalu banyak kolesterol dan limbah sisa
metabolisme. Gangguan ini juga dapat terjadi jika pelepasan empedu mengalami
hambatan. Gejala pada batu empedu meliputi:
 Nyeri kolik
 Radang kantung dan saluran empedu
 Ikterus atau jaundice (penyakit kuning)
Adapun faktor risiko terjadinya batu empedu bisa terjadi pada seseorang dengan
kondisi:
 Gemuk
 Berusia lebih dari 40 tahun
 Perempuan
 Usia subur
 Tidak mampu memecah dan menyerap makanan berlemak
 Sering buang angin
Batu yang terdapat di dalam kantung empedu bisa menyebabkan nyeri hebat di
bagian perut kanan atas. Kondisi ini dapat diatasi dengan obat-obatan hingga
operasi.
15. IBD
Inflammatory Bowel Disease atau IBD adalah kondisi peradangan yang
berlangsung lama di saluran pencernaan. Dua jenis paling umum dari IBD yaitu
penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Jenis gangguan pencernaan berikut dapat
menyebabkan iritasi dan pembengkakan, diare, sakit perut, kehilangan nafsu
makan, demam, serta penurunan berat badan.
Adapun penyebab IBD sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, respons
sistem kekebalan yang tidak biasa diduga menjadi pemicunya. Selain itu, respons
virus, bakteri, dan alergi kemungkinan juga memicu terjadinya peradangan. IBD
dapat didiagnosis melalui pemeriksaan kolonoskopi & pemeriksaan
laboratorium fecal calprotectin dan dapat diatasi tergantung pada penyebabnya.
Perawatan khusus seperti obat-obatan diperlukan untuk:
 Mengurangi peradangan
 Memblokir respons kekebalan
 Mengobati atau mencegah infeksi
 Mengobati diare parah
 Mengelola nyeri ringan tanpa obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)
 

Anda mungkin juga menyukai