1.
tifoid yang muncul pada minggu ke-3. Perdarahan usus umumnya ditandai dengan :
Perut membesar
Keluhan nyeri perut
Nyeri pada perabaan
Perdarahan saluran cerna sehingga tampak daerah kehitaman yang keluar besama dengan tinja,
5)
dan
Terjadi syok
Perdarahan usus muncul keika ada luka diusus halus, sehingga membuat gejala seperti sakit
perut, mual, muntah, dan terjadi infeksi pada selaput perut (peritonitis). Semua itu memerlukan
perawatan medis yang segera.
b.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
a)
b)
c)
2.
banyak cairan seperti air putih, teh manis, jus buah, atau susu.
Komplikasi dalam usus,
Panas tinggi sampai tidak sadar
Tinja berdarah karena terjadi luka diusus. Usus yang luka ini dapat pecah
Perut kembung
Penyebab
Menurut Dewi Pudiastuti R (2010), penyebab dari demam tifoid antara lain sebagai
a.
berikut:
Bekteri Salmonella typhi
Demam paratifoid juga dapat disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, B, atau C, tanda dan
gejalanya mirip dengan demam tifoid namun lebih ringan. Bakteri ini hanya menginfeksi
manusia
b. Pencemaran air minum dan sanitasi yang buruk
Infeksi dapat terjadi dengan meminum air yang telah tercemar bakteri Salmonella. infeksi juga
disebabkan oleh konsumsi makanan yang disiapkan oleh penderita demam tifoid yang tidak
mencuci tangan dengan baik setelah ke toilet.
c.
Makanan dan minuman yang terkontaminasi
3. Patofisiologi
Kuman masuk malalui mulut sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung oleh
asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus ke jaringan limfoid dan berkembang biak
menyerang vili usus halus kemudian kuman masuk ke peredaran darah (bakterimia primer) dan
mencapai sel-sel retikulo endoteleal, hati, limfa, dan organ lainnya.
Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo endoteleal
melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakterimia untuk kedua kalinya.
Selanjutnya kuman masuk ke beberapa jaringan organ tubuh, terutama limfa, usus, dan kandung
empedu
Pada minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia pleks player. Ini terjadi pada kelenjar
limfoid usus halus, minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu ke tiga terjadi ulserasi plaks
player, pada minggu ke empat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik.
Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain itu hepar kelenjarkelenjar mesentrial dan limfa membesar.
Gejala demam di sebabkan oleh endotoksil, sedangkan gejala pada saluran pencernaan di
sebabkan oleh kelainan pada usus halus (Suriadi & Rita Yulianni, 2005)
5. Gejala
Umumnya perjalanan perjalanan penyakit berlangsung dalam jangka waktu pendek dan
jarang menetap lebih dari 2 minggu. Gejala klinis yang sering terjadi pada demam tifoid adalah
sebagai berikut (Dewi Pudiastuti R, 2010).
a.
Demam
Demam atau panas merupakan gejala utama demam tifoid. Ciri-ciri demam yang khas
yaitu:
1) Demam dapat mencapai 39-40 C. Awalnya, demam hanya samar-samar saja, selanjutnya suhu
tubuh turun-naik, pada pagi hari lebih rendah atau normal sedangkan pada sore dan malam hari
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
lebih tinggi.
Intensitas demam akan semakin tinggi, yang disertai gejala lain seperti:
Mual dan muntah
Diare,
Sakit kepala,
Nyeri otot,
Insomnia,
Pegal, dan
anoreksia.
Pada anak, khusunya balita, demam tinggi dapat menimbulkan kejang. Pada minggu ke-2
intensitas demam makin tinggi, kadang-kadang terus-menerus. Bila keadaan membaik maka
pada minggu ke-3 suhu tubuh berangsur turun dan dapat normal kembali pada akhir minggu ke3. Tipe demam menjadi tidak beraturan jika ada intervensi pengobatan atau komplikasi.
b.
1)
2)
3)
4)
c.
d.
gejala klinis berat, penderita sampai somnolen dan koma atau dengan gejala-gejala psikosis.
e.
Bradikardia relatif dan gejala lain
Bradikardia relatif adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan
frekuensi nadi. Patokannya adalah bahwa setiap peningkatan 1 C tidak diikuti peningkatan
frekuensi nadi 8 denyut dalam 1 menit. Gejala-gejala lain yang dapat ditemukan pada demam
tifoid adalah rose spot (bintik kemerahan pada kulit), yang biasanya di perut bagian atas jarang
6.
diagnosis serologis.
a.
Diagnosis klinis
Gambaran klinis klasik yang sering ditemukan pada penderita demam tifoid dapat
dikelompokkan pada gejala yang terjadi pada minggu pertama, minggu kedua, minggu ketiga
dan minggu keempat.
1)
Minggu pertama
Demam tinggi lebih dari 40 C, nadi lemah bersifat dikrotik, denyut nadi bersifat dikrotik,
denyut nadi 80-100 kali permenit
2)
Minggu kedua
Suhu badan tetap tinggi, penderita mengalami delirium, lidah tampak kering mengkilat, denyut
3)
pertama dan minggu kedua biakan darah dan biakan sumsum tulang menunjukkan hasil positif,
sedangkan pada minggu ketiga dan keempat hasil biakan tinja dan biakan urine menunjukkan
c.
dan leukopeni
7. Pengobatan Demam Tifoid
Menurut Dewi Pudiastuti R (2010), untuk meminimalisasi komplikasi dan mencegah
pencemaran dan/atau kontaminasi maka dilakukan pengobatan secara maksimal, yaitu dengan
a.
cara berikut.
Nutrisi
Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral maupun parenteral. Cairan
harus mengandung elektrolit dan kalori yang optimal. Cairan parenteral diindikasikan pada
penderita sakit berat, ada komplikasi, penurunan kesadaran, serta sulit makan. Diet harus
mengandung kalori dan protein yang cukup, rendah selulosa (rendah serat) untuk mencegah
perdarahan dan perforasi. Diet untuk penderita demam tifoid, biasanya diklasifikasikan atas diet
b.
c.
d.
yang di gunakan untuk meminum dan dikonsumsi darus direbus dulu sampai mendidih.
8. Pencegahan
Menurut Dewi Pudiastuti R (2010), ada beberapa hal yang dapat mencegah timbulnya
a.
injeksi. Vaksin tifoid ini harus diulang setiap tiga tahun sekali.
b. Air minum
Penggunaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan akan mampu mencegah demam
c.
tifoid
Menjaga kebersihan perorangan, kebersihan lingkungan, pembuangan sampah yang baik, dan