Anda di halaman 1dari 14

1.

Diabetes Militus
 Pengertian
 adalah suatu penyakit metabolik yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar
glukosa atau gula darah. Gula darah sangat vital bagi kesehatan karena merupakan
sumber energi yang penting bagi sel-sel dan jaringan.
 Penyebab
Diabetes disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh, sehingga tubuh tidak
mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel, sehingga glukosa menumpuk
dalam darah.
 Gejala
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan
beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang
tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun,
karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan
tipe 2 meliputi:

 Sering merasa haus.


 Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
 Sering merasa sangat lapar.
 Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
 Berkurangnya massa otot.
 Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan
lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.
 Lemas.
 Pandangan kabur.
 Luka yang sulit sembuh.
 Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran
kemih.

Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami
diabetes, antara lain:

 Mulut kering.
 Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
 Gatal-gatal.
 Disfungsi ereksi atau impotensi.
 Mudah tersinggung.
 Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam
setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.
 Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan,
(akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.

Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika


glukosa dalam darah di atas normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis
sebagai diabetes. Seseorang yang menderita prediabetes dapat menderita diabetes
tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.

 Pengobatan
Pengobatan akan disesuaikan dengan jenis diabetes yang kamu alami. Terapi
insulin menjadi salah satu pengobatan yang bisa dilakukan oleh pengidap diabetes
tipe 1 maupun tipe 2. Bahkan, pada diabetes tipe 1 yang cukup berat, tranplantasi
pankreas bisa dilakukan guna mengatasi kerusakan pada pankreas. Sedangkan,
pengidap diabetes tipe 2 akan diberikan beberapa jenis obat-obatan untuk
menangani diabetes tipe 2
 Pencegahan
Lakukan beberapa gaya hidup sehat ini untuk mencegah penyakit diabetes:

1.Mempertahankan berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan rendah


lemak.

2.Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayur.

3.Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.

4.Berolahraga secara rutin dan banyak melakukan aktivitas fisik.

5.Mengurangi waktu duduk diam terlalu lama, seperti ketika menonton televisi.

6.Menghindari atau berhenti merokok.

 Foto terkait penyakit tsb


2.Hipertensi
 Pengertian
Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini
dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa
sekaligus meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan
kematian.
 Penyebab
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena kondisi kesehatan yang
mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan
tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.

Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:

 Obstruktif sleep apnea (OSA).


 Masalah ginjal.
 Tumor kelenjar adrenal.
 Masalah tiroid.
 Cacat bawaan di pembuluh darah.
 Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit
yang dijual bebas. 
 Obat-obatan terlarang

 Gejala
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang
timbul, antara lain:

 Sakit kepala;
 Lemas;
 Masalah penglihatan;
 Nyeri dada;
 Sesak napas;
 Aritmia; dan
 Adanya darah dalam urine.
 Pengobatan
Sebagian pengidap hipertensi harus mengonsumsi obat seumur hidup guna
mengatur tekanan darah. Namun, jika tekanan darah sudah terkendali melalui
perubahan gaya hidup, penurunan dosis obat atau konsumsinya dapat dihentikan.
Perhatikan selalu dosis obat yang diberikan dan efek samping yang mungkin
terjadi.

Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para pengidap hipertensi, antara


lain:

 Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine.
Pasalnya, hipertensi membuat pengidapnya rentan terhadap kadar garam
tinggi dalam tubuh.
 Obat untuk melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bisa
menurun. Perlu diketahui bahwa hipertensi membuat pengidapnya rentan
mengalami sumbatan pada pembuluh darah. 
 Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan
pembuluh darah.
 Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding
pembuluh darah lebih rileks. 
 Obat penghambat renin untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi
menaikkan tekanan darah. Jika renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan
naik tidak terkendali. 

Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan melalui


terapi relaksasi, misalnya terapi meditasi atau terapi yoga. Namun, pengobatan
hipertensi tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan perubahan gaya
hidup, seperti menjalani pola makan dan hidup sehat, serta olahraga teratur.

 Pencegahan
Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi, yaitu:

 Mengonsumsi makanan sehat.


 Batasi asupan garam. 
 Mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan.
 Berhenti merokok.
 Berolahraga secara teratur.
 Menjaga berat badan.
 Mengurangi konsumsi minuman beralkohol
 Foto terkait penyakit tsb

3.DBD
 Pengertian
Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit mudah menular yang
berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini
disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue.
 Penyebab
Kedua nyamuk penyebab DBD biasanya menginfeksi seseorang di pagi sampai
sore hari menjelang petang. Penularan terjadi saat nyamuk menggigit dan
menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue, ketika nyamuk
tersebut menggigit orang lain, maka virus akan tersebar.

Bisa dibilang, nyamuk berperan sebagai medium pembawa (carrier) virus dengue
tersebut. Selain gigitan nyamuk, demam berdarah dipicu oleh faktor risiko
tertentu. Beberapa faktor risiko tersebut, di antaranya:

 Pernah mengalami infeksi virus dengue sebelumnya;


 Tinggal atau bepergian ke daerah tropis; dan
 Bayi, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan kekebalan tubuh
yang lemah.

 Gejala
Umumnya gejala demam berdarah bersifat ringan, dan muncul 4–7 hari sejak
gigitan nyamuk, dan dapat berlangsung selama 10 hari. Gejala biasanya
menyerupai penyakit flu, dan bisa saja berkembang menjadi semakin parah jika
telat ditangani. Beberapa gejala demam berdarah, yaitu:

 Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius;


 Nyeri kepala berat;
 Nyeri pada sendi, otot, dan tulang;
 Nyeri pada bagian belakang mata;
 Nafsu makan menurun;
 Mual dan muntah;
 Pembengkakan kelenjar getah bening;
 Ruam kemerahan sekitar 2–5 hari setelah demam;
 Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening; dan
 Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit.

 Pengobatan
Hingga kini belum ada pengobatan spesifik untuk mengatasi demam berdarah.
Langkah pengobatan dilakukan untuk mengatasi gejala yang muncul, serta
mencegah infeksi virus semakin parah. Berikut ini beberapa upaya yang dapat
dilakukan:

 Cegah dehidrasi dengan banyak minum air putih.


 Mencukupi waktu istirahat.
 Konsumsi obat penurun panas yang relatif aman dan dianjurkan dokter;
 Menghindari konsumsi obat-obatan pereda nyeri. Hal ini dikarenakan obat-
obatan tersebut dapat menimbulkan komplikasi perdarahan. 
 Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar.

 Pencegahan
Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah,
yaitu:

 Anak usia 9–16 tahun seharusnya divaksinasi dengue, sebanyak 3 kali


dengan jarak 6 bulan;
 Memberantas sarang nyamuk yang dilakukan dalam dua kali pengasapan
insektisida atau fogging dengan jarak 1 minggu;
 Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, minimal setiap
minggu;
 Menutup rapat tempat penampungan air;
 Melakukan daur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti;
 Mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah;
 Memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah;
 Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit
dikuras;
 Menggunakan kelambu saat tidur;
 Menanam tumbuhan pengusir nyamuk;
 Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian;
 Menghindari wilayah daerah yang rentan terjadi infeksi;
 Mengenakan pakaian yang longgar; dan
 Menggunakan krim anti-nyamuk yang mengandung N-
diethylmetatoluamide (DEET), tetapi jangan gunakan DEET pada anak di
bawah 2 tahun.

 Foto terkait penyakit tsb


4.TB
 Pengertian
TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat
kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk
yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang
mengeluarkan darah.
 Penyebab
TBC (tuberkulosis) disebabkan oleh infeksi kuman dengan nama yang sama,
yaitu Mycobacterium tuberculosis. Kuman atau bakteri ini menyebar di udara
melalui percikan ludah penderita, misalnya saat berbicara, batuk, atau bersin.
Meski demikian, penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan
cukup lama dengan penderita, tidak semudah penyebaran flu.
 Gejala
Gejala-gejala TBC (tuberkulosis) yang muncul dapat berupa:

 Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih), biasanya berdahak.


 Batuk mengeluarkan darah.
 Berkeringat pada malam hari.
 Penurunan berat badan.
 Demam dan menggigil.
 Lemas.
 Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
 Tidak nafsu makan.
 Lemas.

Tidak semua kuman TBC yang masuk ke paru-paru langsung menimbulkan


gejala. Kuman TBC bisa saja hanya bersembunyi sampai suatu hari berubah
menjadi aktif dan menimbulkan gejala. Kondisi ini dikenal sebagai TBC laten.
Selain tidak menimbulkan gejala, TBC laten juga tidak menular.

 Pengobatan
Prinsip utama pengobatan TBC (tuberkulosis) adalah patuh untuk minum obat
selama jangka waktu yang dianjurkan oleh dokter (minimal 6 bulan).
Apabila berhenti meminum obat sebelum waktu yang dianjurkan, penyakit TBC
yang Anda derita berpotensi menjadi kebal terhadap obat-obat yang biasa
diberikan. Jika hal ini terjadi, TBC menjadi lebih berbahaya dan sulit diobati.
Obat yang diminum merupakan kombinasi
dari isoniazid, rifampicin, pyrazinamide dan ethambutol.
 Pencegahan
Salah satu langkah untuk mencegah TBC (tuberkulosis) adalah dengan
menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini
termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2
bulan. Bagi yang belum pernah menerima vaksin BCG, dianjurkan untuk
melakukan vaksin bila terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita TBC.
TBC juga dapat dicegah dengan cara yang sederhana, yaitu mengenakan masker
saat berada di tempat ramai dan jika berinteraksi dengan penderita TBC, serta
sering mencuci tangan.
Walaupun sudah menerima pengobatan, pada bulan-bulan awal pengobatan
(biasanya 2 bulan), penderita TBC juga masih dapat menularkan penyakit. Jika
Anda menderita TBC, langkah-langkah di bawah ini sangat berguna untuk
mencegah penularan, terutama pada orang yang tinggal serumah dengan Anda:

 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa, atau kenakan Apabila
menggunakan tisu untuk menutup mulut, buanglah segera setelah digunakan.
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
 Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering
membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk.
 Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC yang
Anda derita tidak lagi menular.

 Foto terkait penyakit tsb


5.Jantung Koroner
 Pengertian
Penyakit jantung koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah utama yang
memberi pasokan darah, oksigen, dan nutrisi untuk jantung menjadi rusak.
Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh plak kolesterol dan proses peradangan.

 Penyebab
Penyebab penyakit jantung koroner ada banyak. Meski begitu, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi, kolesterol dan trigliserida tinggi,
diabetes, kegemukan, kebiasaan merokok, serta peradangan pada pembuluh darah
merupakan faktor utama yang melukai dinding arteri, sehingga menyebabkan
PJK.
Saat arteri rusak, plak akan lebih mudah menempel pada arteri dan lambat laun
menebal. Penyempitan pembuluh kemudian akan menghambat aliran darah kaya
oksigen ke jantung. Jika plak ini pecah, trombosit akan menempel pada luka di
arteri dan membentuk gumpalan darah yang memblokir arteri.  Hal ini dapat
menyebabkan angina semakin parah.
Ketika bekuan darah cukup besar, maka arteri akan tertekan yang
menyebabkan infark miokard atau kematian otot jantung.

 Gejala
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit jantung koroner, meliputi:

 Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada, nyeri ini bisa menjalar ke leher,
rahang, bahu, dan tangan sisi kiri, punggung, perut sisi kiri (sering dianggap
maag). Nyeri ini ringan sampai dengan berat. Nyeri dada ini disebut dengan
“angina” yang dapat bertahan selama beberapa menit. Jika plak belum
menyumbat arteri koronaria secara total, maka angina akan mereda dengan
sendirinya. Jika angina bertahan terus-menerus, maka segera bawa diri ke
dokter.
 Keringat dingin, mual, muntah, atau mudah lelah.
 Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia), bahkan bisa menyebabkan
henti jantung (sudden cardiac arrest) yang bila tidak ditangani dengan cepat
dapat menyebabkan kematian.

 Pengobatan
Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit jantung koroner,
meliputi:

 Obat-obatan penurun kolesterol, termasuk statin, niasin, dan fibrat. Obat-


obatan ini membantu mengurangi kadar kolesterol darah, sehingga mengurangi
jumlah lemak yang menempel pada pembuluh.
 Aspirin: Obat ini atau pengencer darah lainnya membantu untuk melarutkan
darah yang tersumbat, dan mencegah risiko stroke atau infark miokard. Namun
dalam beberapa kasus, aspirin mungkin bukan pilihan yang baik. Beritahu
dokter jika keluarga atau kerabat mengidap gangguan pembekuan darah.
 Beta blockers: Obat ini menurunkan tekanan darah dan mencegah risiko infark
miokard.
 Nitrogliserin dan inhibitor enzim yang mengubah angiotensin: Obat ini dapat
membantu mencegah risiko infark miokard.

 Pencegahan
Berikut beberapa tips berguna untuk mencegah penyakit jantung koroner:

 Pola makan sehat


 Terapkan menu makan yang kaya serat dan cukup nutrisi, perhatikan pula
cara pengolahannya, sebaiknya hindari makanan yang diolah dengan cara
digoreng di dalam banyak minyak, sebaliknya olah makanan dengan cara
ditumis, direbus, ataupun dikukus. Jika harus mengolah makanan dengan
cara menggoreng, sebaiknya gunakan minyak zaitun daripada minyak
goreng, sebab minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang rendah.
 Hindari makanan makanan yang mengandung kolesterol dan lemak tinggi,
misalnya seafood – kandungan kolesterol tinggi di dalamnya dapat
membahayakan jantung. Pilih produk makanan yang rendah lemak atau
bahkan tanpa lemak. Konsumsi susu, keju, ataupun mentega yang rendah
lemak.
 Selain lemak, hindari juga makanan yang mengandung gula yang tinggi,
misalnya soft drink. Konsumsi karbohidrat secukupnya karena secara alami
tubuh akan memproses karbohidrat menjadi gula dan lemak. Mengonsumsi
oat atau gandum dapat membantu menjaga kesehatan jantung.

 Berhenti Merokok
 Siapapun tahu bahwa rokok berdampak negatif untuk kesehatan jantung,
karena itu, hentikan kebiasaan merokok segera agar jantung tetap sehat.

 Hindari Stres
 Saat seseorang mengalami stres, otak memerintah tubuh untuk
mengeluarkan hormon kortisol untuk mengatasinya, tapi jika hormon ini
diproduksi berlebihan dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku.
Hormon norepinephrine juga akan diproduksi oleh tubuh untuk mengatasi
stres, tapi jika diproduksi berlebihan dapat mengakibatkan tekanan darah
meningkat.

 Hipertensi
 Tekanan darah tinggi juga dapat menjadi penyebab penyakit jantung, sebab
tekanan darah yang berlebihan dapat melukai dinding arteri dan
memungkinkan kolesterol LDL memasuki arteri dan berakibat pada
meningkatnya timbunan plak.
 Obesitas
 Jaga pola makan agar tidak berlebihan, sehingga terhindar dari kegemukan.
Seseorang dengan lingkar pinggang lebih dari 80 sentimeter memiliki risiko
lebih tinggi untuk terkena serangan jantung koroner.
 Selain itu, obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko
terkena tekanan darah tinggi dan diabetes. Diabetes merupakan salah satu
faktor yang mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner selain dapat
meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

 Olahraga Teratur
 Lakukan olahraga kardio, seperti jogging, berjalan kaki, renang, ataupun
bersepeda. Jenis olahraga tersebut dapat menguatkan kerja otot jantung dan
melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.

 Konsumsi antioksidan
 Radikal bebas yang berasal dari polusi udara, asap rokok, dan asap
kendaraan bermotor dapat menyebabkan endapan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan penyumbatan, radikal bebas dalam tubuh dapat
dihilangkan lewat konsumsi antioksidan, di mana antioksidan bekerja
menangkap radikal bebas dalam tubuh dan membuangnya. Antioksidan bisa
diperoleh dari berbagai macam sayuran dan buah.

Dokter juga akan meresepkan beberapa jenis obat untuk menangani penyakit
jantung koroner, antara lain:

 Pengencer darah – Dokter dapat meresepkan pengencer darah jenis


antiplatelet, kecuali pada pasien dengan gangguan pembekuan darah.
Antiplatelet dapat membantu mencegah pembekuan darah, dan
menurunkan risiko angina serta serangan jantung. Contoh obat ini
adalah aspirin dan clopidogrel.
 Statin – Statin berfungsi menurunkan kolesterol tinggi, dengan membuang
LDL dari darah, sehingga memperlambat perkembangan penyakit jantung.
Contoh obat statin yang biasa diresepkan
adalah atorvastatin dan simvastatin.
 Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors) –
Jenis obat ini digunakan untuk mengobati hipertensi, di
antaranya captopril dan enalapril.
 Angiotensin II receptor blockers (ARB) – Fungsi obat ini sama
seperti ACE inhibitors, yaitu mengatasi hipertensi. Contohnya
adalah valsartan dan telmisartan.
 Penghambat beta (beta blockers) – Obat ini berfungsi mencegah angina
dan mengatasi hipertensi. Contohnya adalah bisoprolol dan metoprolol.
 Nitrat – Nitrat berfungsi melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran
darah ke jantung meningkat, dan jantung tidak memompa darah lebih
keras. Salah satu jenis nitrat adalah nitrogliserin.
 Antagonis kalsium – Obat ini bekerja melebarkan pembuluh darah,
sehingga tekanan darah menurun. Contohnya
adalah verapamil dan diltiazem.
 Diuretik – Jenis obat ini bekerja mengurangi kadar air dan garam dalam
darah melalui urine, dan melebarkan pembuluh darah agar tekanan darah
menurun.
 Bila obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala yang dialami, pasien
akan disarankan untuk menjalani operasi. Dokter juga akan menjalankan
operasi bila penyempitan pembuluh darah disebabkan oleh penumpukan
ateroma. Sejumlah tindakan yang dilakukan, antara lain:

 Foto terkait penyakit tsb

Anda mungkin juga menyukai