BiSSA
Bincang Santai Seputar
Akreditasi
Agenda
01 PERSPEKTIF SEJARAH
02 KOMPLEKSITAS PELAYANAN
KEDOKTERAN
03 FMEA
05 CONTOH FMEA
PERSPEKTIF SEJARAH
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) pertama kali
dimunculkan dari sebuah studi yang dilakukan oleh NASA
pada tahun 1963. FMEA kemudian tersebar pada industri
manufaktur mobil
PP WAWANCARA
• Komite/Tim Mutu RS
• Kepala Unit kerja
9
Komite Mutu Memandu Penerapan
Program Manajemen Risiko Di Rumah Sakit
a) Komite mutu telah menyusun Program manajemen risiko tingkat RS untuk ditetapkan Direktur
b) Komite mutu memandu penerapan program manajemen risiko yang di tetapkan oleh Direktur
c) Komite mutu telah membuat daftar risiko RS berdasarkan daftar risiko unit2 di RS.
e) Komite mutu telah membuat pemantauan terhadap rencana penanganan dan melaporkan
kepada Direktur dan Representatif pemilik / Dewas setiap 6 bulan
f) Komite mutu telah memandu pemilihan minimal satu Analisa secara proaktif terhadap proses
berisiko tinggi yang diprioritaskan untuk dilakukan Analisa FMEA setiap tahun
10
FMEA
FAILURE MODE AND EFFECTS
ANALYSIS
What is FMEA?
Adalah metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan
MENCEGAH POTENSI KEGAGALAN SEBELUM TERJADI.
Hal tersebut didesain untuk meningkatkan keselamatan pasien
Dampak
(D)
Kegagalan
Dampak atau
(K) Konsekuensi Modus
Mode Kegagalan
Saat sistem atau
(M) bagian dari
Analisis sistem tidak
Cara atau
(A) Perilaku yang
sesuai yang
diharapkan baik
Penyelidikan secara dapat disengaja
detail suatu proses menimbulkan maupun tidak
kegagalan
FMEA
FMEA bisa dilakukan pada:
1. Proses yang telah dilakukan saat ini
2. Proses yang belum dilakukan atau baru akan
dilakukan misalnya:
• Implementasi Elektronik Rekam Medis
• Pembelian alat baru
• Redesain ruangan, kamar operasi, dll
PERBEDAAN FMEA & RCA
FMEA RCA
• Proaktif • Reaktif
• Proses spesifik • Kejadian spesifik
• Diagram alur proses • Diagram kronologis
• “Apa yang bisa terjadi?” • “Apa yang telah terjadi?”
• Fokus pada potensi kegagalan
• Fokus pada kegagalan
proses suatu sistem
• Mencegah kegagalan sebelum
sistem
terjadi • Mencegah kegagalan
muncul kembali
Langkah-Langkah FMEA
1 Pilih Proses Berisiko tinggi dan bentuk Tim
6 Redesain proses
Proses Non-Klinis
High = 3 points;
Medium = 2 points;
Low = 1 point
MEMBENTUK TIM
Multidisiplin
Satu orang yg memiliki “critical thinking” saat
Tidak lebih dari 10 orang (idealnya 4 – 8 orang) perubahan akan dilaksanakan
Memiliki pengetahuan tentang proses yg akan Setidaknya ada satu pembuat keputusan
dianalisis (subject matter / process expert) & (leader)
komitmen pada “performance improvement”
Mengikutkan orang yang tidak terlibat dlm
Mewakili bidang yg akan “dianalisis” proses tapi memiliki “analytical skill”
dan unit yang akan terkena perubahan
Timeline and Team Activities
Pra meeting Identifikasi topik dan beri motivasi pada tim
1st team meeting Gambarkan proses, identifikasi subproses, verifikasi ruang lingkup
2rd team meeting Kunjungi unit kerja untuk observasi proses, verifikasi semua langkah proses & subproses apakah
sudah benar (Langkah 3)
3 rd team meeting Brainstorming modus kegagalan, tugaskan anggota tim untuk berdiskusi dengan petugas pada unit
yang terlibat dalam proses (Langkah 3)
4rd team meeting Identifikasi penyebab modus kegagalan, tugaskan anggota tim untuk berdiskusi dengan petugas
pada unit yang terlibat dalam proses untuk memperoleh masukan tambahan (Langkah 3)
5th team meeting Tuangkan modus kegagalan dan penyebabnya pada lembar kerja FMEA, Buat Prioritas (langkah 4).
Identifikasi tindakan perbaikan dan tindaklanjuti tanggungjawabnya (Langkah 5)
6th team meeting Tugaskan anggota tim menindaklanjuti PIC untuk setiap tindakan perbaikan
Template fmea
ALUR PROSES DAN SUB PROSES
tem
plate
LANGKAH 2 BUAT ALUR PROSES & BRAINSTORMING MODUS KEGAGALAN
Selanjutnya :
Potential causes for failure diukur dengan likelihood Scale
Potential effect of Failure diukur dengan Severity scale
JCI tidak spesifik menentukan “skala” mana yang harus digunakan dalam menilai
modus kegagalan.
Pimpinan dan staf bebas memilih skala yang efektif, dan organisasi harus
Menggunakannya secara konsisten. Mis. Organisasi bisa memilih skala 1-10 atau 1-5.
Tidak masalah, apapun metode (FMEA) dan penentuan skala ( 1-10 atau
1-5) yang digunakan oleh tim, Anggota tim harus setuju dan mengerti skala apa
yang telah ditetapkan.
Misalnya Jika tim sepakat menggunakan skala 1-10, mereka harus setuju pada
definisi tiap rating.
SEVERITY SCALE
skala 10
LIKELIHOOD SCALE
skala 10
DETECTIBILITY SCALE
skala 10
SAMPLE SEVERITY SCALE 1-5
SEVERITY RATING
SAMPLE PROBABILITY OF OCCURRENCE SCALE 1-5
PROBABILITY
SAMPLE DETECTIBILITY SCALE
PRIORITASKAN MODUS KEGAGALAN
Pilot Testing
• Tim mengimplementasikan redesain dalam skala kecil, monitor hasilnya,
dan redesain sesuai kebutuan sebelum diimplementasikan dalam skala
besar
• Kumpulkan umpan balik dari staf yang terlibat dalam proses di skala kecil
tsb
• Pertimbangkan pre dan post survey staf yang terlibat dalam pilot testing.
• Bandingkan proses sebelum dan sesudah redesain
PDSA