Anda di halaman 1dari 5

P E N E L I T I A N I L M I A H

TINJAUAN EFISIENSI PENGGUNAAN


TEMPAT TIDUR UNIT RAWAT INAP ABSTRACT
BERDASARKAN INDIKATOR GRAFIK
BARBER-JOHNSON DI RUMAH SAKIT Hospital statistics are health statistics
UMUM ANNA MEDIKA MADURA that use and process data sources from health
services, where hospital statistics focus on
services in inpatient units.
One of the problems in hospitals is that
the efficiency of the use of beds is still low, to
assess the efficiency of hospitals, Barber-
Review of Efficient Use of Inpatient Beds Johnson charts can be used.
based on Indicators Barber-Johnson Graph at This study aims to describe the use of
Anna Medika General Hospital Madura inpatient beds at Anna Medika Madura Hospital
in the first and second quarter periods of 2018.
This type of research is a qualitative
research with a descriptive approach. Methods
of collecting data using in depth interviews. The
results of the study revealed that the efficiency
of the use of beds for inpatient care at Anna
Medika Madura Hospital was not efficient, due
Rulisiana Widodo*) to several factors from internal and external.
*) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Ngudia Husada Madura
Keywords : Grafik Barber-Johnson, In Depth
Interview

Correspondence : Rulisiana Widodo, Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.


disebutkan bahwa guna menunjang
PENDAHULUAN terselenggaranya rencana induk yang
baik, maka setiap rumah sakit
Rumah sakit merupakan institusi diwajibkan mempunyai dan merawat
pelayanan kesehatan yang statistik yang up to date (terkini) dan
menyelenggarakan pelayanan keseha- membina medical record berdasarkan
tan perorangan secara paripurna yang ketentuan-ketentuan yang telah
menyediakan pelayanan rawat inap, ditetapkan.
rawat jalan, dan rawat darurat (Depkes, Petunjuk Teknis Sistem Informasi
2009). Salah satu pengelolaan Rumah Sakit Tahun 2011, dalam
pelayanan rumah sakit yang mendapat formulir pelayanan rumah sakit terdapat
sorotan cukup besar ialah unit rawat beberapa indikator diantaranya BOR
inap, dikarenakan pada unit ini dapat (Bed Occupancy Rate), ALOS (Average
dilihat statistik suatu rumah sakit, Length of Stay), TOI (Turn of Interval),
sehingga dapat dipantau pula kinerja BTO (Bed Turn Over), NDR (Net Death
dari rumah sakit. Rate) dan GDR (Gross Death Rate).
Statistik rumah sakit adalah statistik Perpaduan keempat parameter tersebut
kesehatan yang menggunakan dan diwujudkan dalam bentuk Grafik Barber-
mengolah sumber data dari pelayanan Johnson. Oleh karenanya, kita dapat
kesehatan di rumah sakit untuk memanfaatkan indikator ini sebagai
menghasilkan informasi, fakta dan salah satu cara untuk melihat apakah
pengetahuan berkaitan dengan pelaya- tempat tidur pada unit rawat inap telah
nan kesehatan di rumah sakit (Sudra, dimanfaatkan secara efisien.
2010). Salah satu permasalahan yang ada
Keputusan Menteri Kesehatan No. di rumah sakit adalah masih rendahnya
034/Birhup/1972 tentang Perencanaan tingkat efisiensi penggunaan tempat
dan Pemeliharaan Rumah Sakit tidur. Rumah sakit sebagai sarana

42
pelayanan kesehatan dimana salah satu kepala ruang rawat inap, serta petugas
aktivitas yang rutin dilakukan dalam pelaporan.
statistik rumah sakit adalah menghitung Metode pengumpulan data
tingkat efisiensi hunian tempat tidur dilakukan dengan observasi dan
(TT). Hal ini dilakukan untuk memantau wawancara mendalam (in depth
aktivitas penggunaaan tempat tidur di interview). Observasi secara langsung
unit perawatan rawat inap dan untuk pada sumber data primer dan sekunder.
merencanakan pengembangannya. Wawancara mendalam (in depth
(Rano, Indradi, 2010) interview) dilakukan untuk mengetahui
Pelaporan di RSU Anna Medika penyimpangan struktur input dan
Madura dilaksanakan secara rutin setiap struktur proses dalam pencapaian
bulan, namun pada triwulan pertama penilaian efisiensi pemanfaatan tempat
dan kedua nilai indikator rumah sakit tidur.
mengalami fluktuasi yang signifikan.
Berikut tabel data indikator pelayanan HASIL PENELITIAN
rawat inap triwulan I dan II di RSU Anna Keempat nilai parameter dari
Medika Madura. Berber-Johnson dibutuhkan untuk
mengetahui apakah tingkat penggunaan
Indikator Triwulan I Triwulan II tempat tidur unit rawat inap yang
Pelayanan tersedia telah berdaya guna dan
BOR 14,62 % 17,31 % berhasil guna memenuhi pelayan
terhadap pasien. Nilai standar keempat
ALOS 1 hari 2 hari parameter tersebut menurut Barber-
TOI 6 hari 9 hari Johnson (standar internasional) adalah
BOR : 75%-85%, ALOS : 3-12 hari, TOI
BTO 13 kali 8 kali : 1-3 hari, BTO : 10-30 kali. Sedangkan
standart yang ditetapkan oleh Depkes
Dari data tabel di atas diketahui adalah BOR : 60%-85%, ALOS 6-9 hari,
bahwa keadaan indikator pelayanan TOI : 1-3 hari, dan BTO : 40-50 kali.
rawat inap memiliki nilai yang sangat Berikut nilai indikator pelayanan rawat
rendah dengan fluktuasi yang signifikan inap pada triwulan I dan II di RSU Anna
dari triwulan I ke triwulan II. Bahkan Medika Madura.
masih ada indikator yang belum
Indikator Standart Triwulan Triwulan
memenuhi nilai standart, baik yang Pelaya- Ideal I II
ditetapkan oleh Barber-Johnson nan
maupun yang telah ditentukan oleh BOR 60-85% 14,62 % 17,31 %
Depkes. ALOS 6-9 hari 1 hari 2 hari
Berdasarkan uraian di atas, maka
TOI 1-3 hari 6 hari 9 hari
peneliti ingin mengetahui bagaimana
gambaran efisiensi penggunaan tempat BTO 40-50 kali 13 kali 8 kali
tidur unit rawat inap berdasarkan
Indikator Grafik Barber-Johnson di Berdasarkan tabel di atas terlihat
Rumah Sakit Umum Anna Medika bahwa nilai indikator pelayanan rawat
Madura inap triwulan pertama dan kedua di RSU
Anna Medika Madura menunjukkan
beberapa angka yang belum memenuhi
METODE PENELITIAN ketetapan standart Barber-Johnson
Jenis penelitian ini bersifat maupun Depkes.
deskriptif dengan pendekatan kualitatif Nilai BOR dari triwulan pertama ke
yaitu untuk mengetahui gambaran kedua mengalami kenaikan, namun
efisiensi penggunaan tempat tidur unit masih jauh dari standart yaitu minimal
rawat inap berdasarkan indikator grafik mencapai 60%. Rata-rata lama dirawat
Barber-Johnson dengan menggunakan pasien hanya 1-2 hari sedangkan
data primer dan sekunder. standart minimalnya 3 hari. Begitupula
Penelitian dilakukan di Rumah dengan TOI dan BTO masih jauh dalam
Sakit Umum Anna Medika Madura pada standart Barber-Johnson maupun
bulan September 2018, dengan Depkes. Berikut nilai indikator
informan penelitian kepala keperawatan,

43
pelayanan rawat inap pada triwulan I kurang optimal dan tidak terselesaikan
dan II yang ditampilkan dalam bentuk secara tepat waktu.
grafik Barber-Johnson. Masalah perencanaan tenaga di
unit rawat inap berdasarkan wawancara
yang dilakukan ditemukan bahwa
perencanaan terkait kebutuhan tenaga
setiap tahun telah dilakukan.
2. Sarana dan Prasarana
Faktor sarana dan prasarana yang
ada di dalam rumah sakit yang
menunjang atau mendukung dalam
pelaksanaan tugas fungsi unit kerja baik
yang bersifat fisik maupun non fisik yang
digunakan untuk menunjang pelaksana-
an tugas dan fungsi unit kerja sesuai
jenis dan kelengkapannya.
Terkait sarana dan prasarana
dalam penilitian ini meliputi struktur
Grafik Barber-Johnson Triwulan I organisasi, SOP serta fasilitas fisik
seperti tempat tidur dan kondisi
lingkungan. Dari hasil observasi dan
telaah dokumen yang dilakukan di RSU
Anna Medika Madura sehubungan
dengan sarana dan prasarana yaitu
tidak adanya SOP, sehingga petugas
medis tidak memiliki patokan dalam
menjalankan tugasnya.
Mengenai fasilitas fisik seperti
tempat tidur untuk rawat inap di RSU
Anna Medika Madura bahwa untuk
jumlah tempat tidur dan sarana
prasarana di unit rawat inap sudah
mencukupi dan memenuhi standart.
3. Proses Pelayanan
Grafik Barber-Johnson Triwulan II Dalam hal faktor sikap petugas
kesehatan dalam unit rawat inap yang
Pada grafik Barber-Johnson di meliputi kumpulan perasaan, keyakinan
atas dapat diambil kesimpulan bahwa dan kecenderungan perilaku yang
titik Barber-Johnson dari triwulan secara relatif berlangsung lama yang
pertama ke kedua mengalami kenaikan ditujukan kepada ide, obyek dan
yang signifikan, namun titik berada di kelompok tertentu. Dalam hal ini
luar dan menjauhi daerah efisiensi. Oleh bagaimana sikap seorang petugas
karenanya dapat dikatakan bahwa kesehatan terkait responsivitas
penggunaan tempat tidur pada unit (Zeithaml,dkk dalam Hardiansyag, 2011:
rawat inap belum efisien. Faktor-faktor 46) sebagai berikut : Ketepatan waktu
yang mempengaruhi ketidakefisiensian dan kecepatan petugas, Kemampuan
tempat tidur disebabkan dari faktor merespon, Kecermatan, Ketepatan
internal dan eksternal diantaranya : Melayanai serta Kemampuan
a. Faktor Internal menanggapi keluhan.
1. Sumber Daya Manusia (SDM) Dari hasil observasi secara
Jumlah SDM di Rumah Sakit langsung pada RSU Anna Medika
Umum Anna Medika Madura khususnya Madura didapatkan hasil bahwa
di bagian unit rawat inap kurang ketepatan waktu dan kecepatan
mencukupi, kebanyakan ditemukan petugas, kemampuan merespon,
perawat yang masih melakukan double kecermatan, ketepatan melayani serta
job, dimana perawat sebagai tim kemampuan menanggapi keluhan
pelaksana dan juga sebagai adminis- sudah cukup baik, tidak ada komplain
trasi, sehingga banyak pekerjaan yang sedikitpun mengenai pelayanan petugas

44
terhadap pasien. Seluruh petugas inap yakni penilaian efisiensi peng-
menerapkan sistem customer oriented. gunaan tempat tidur di ruang rawat inap
b. Faktor Eksternal RSU Anna Medika Madura belum
Faktor eksternal didapatkan dari efisien karena titik Barber-Johnson
bagaimana pandangan masyarakat berada di luar daerah efisiensi.
terhadap pelayanan di RSU Anna Indikator pelayanan untuk nilai
Medika Madura, setelah dilakukan BOR di RSU Anna Medika Madura pada
wawancara dan observasi bahwa triwulan I sebesar 14,62% sedangkan
masyarakat kurang memilih RSU Anna pada triwulan II sebesar 17,31% belum
Medika Madura sebagai pelayanan memenuhi standar internasional yakni
kesehatan utama dikarenakan mereka 75%-85%, sedangkan untuk standar
lebih memilih rumah sakit pemerintah yang ditetapkan Dinkes (60%-85%) juga
maupun swasta yang telah bekerjasama belum sesuai. Nilai ALOS dari triwulan
dengan BPJS, sehingga pelayanan pertama dan kedua juga belum
kesehatan terhadap masyarakat dapat memenuhi standar internasional
tercover oleh BPJS secara keseluruhan. maupun standar yang telah ditetapkan
RSU Anna Medika Madura belum oleh Dinkes. Nilai TOI untuk RSU Anna
memfasilitasi masyarakat dengan BPJS, Medika Madura pada triwulan pertama
sehingga seluruh pasien terdaftar yakni 6 hari, sedangkan pada triwulan
sebagai pasien umum, dengan biaya kedua 9 hari, masih jauh dari standart
yang tidak murah. internasional maupun standar yang
telah ditetapkan oleh Dinkes yaitu 1-3
PEMBAHASAN hari. Nilai BTO didapatkan sangat
Barry Barber dan David rendah yaitu 13 kali pada triwulan I,
Johnson pada tahun 1973 berhasil sedangkan pada triwulan II mengalami
menciptakan suatu metode yang penurunan hingga 8 kali, keduanya
digambarkan dalam sebuah grafik yang belum memenuhi standart internasional
secara visual dapat menyajikan dengan maupun standart Depkes.
jelas tingkat efisiensi penggunaan Bed Occupancy Ratio (BOR)
tempat tidur pada unit rawat inap. merupakan angka yang menunjukkan
Konsep Barber Johnson digunakan presentase penggunaan tempat tidur di
dalam manejemen rumah sakit untuk unit rawat inap. Tinggi rendahnya BOR
menilai efisiensi penggunaan tempat harus dalam lingkup standart yang telah
tidur. ditetapkan oleh Barber-Johnson
Indikator-indikator yang maupun Depkes, karena BOR yang
digunakan meliputi angka hunian terlalu tinggi atau terlalu rendah, akan
penderita rawat inap (Bed Occupancy berdampak kembali pada rumah sakit.
Rate=BOR), lama rata-rata perawatan Semakin rendah BOR berarti
penderita di rumah sakit (Length of semakin sedikit tempat tidur yang
Stay=LOS), frekuensi penggunaan ditempati oleh pasien. Hal ini akan
tempat tidur rata-rata/tahun oleh berdampak pada aspek ekonomi rumah
berbagai penderita (Bed Turn sakit. Apabila perbandingan pengguna-
Over=BTO), maupun rata-rata lama an bed rawat inap dengan bed yang
sebuah tempat tidur berada dalam tersedia tidak sama, maka dalam segi
keadaan kosong (Turn Over ekonomi rumah sakit akan mengalami
Interval=TOI). kurangnya pendapatan.
Nilai-nilai standar keempat Disisi lain, semakin tinggi nilai
parameter tersebut menurut Barber- BOR berarti semakin tinggi pula
Johnson (standar internasional) adalah penggunaan tempat tidur yang ada
BOR= 75%-85%, ALOS= 3-12 hari, untuk perawatan pasien. Akibatnya,
TOI= 1-3 hari, BTO= 30 kali. Sedangkan beban kerja petugas meningkat karena
standar yang ditetapkan oleh Dinkes banyak pasien yang harus dilayani
adalah BOR= 60%-85%, ALOS= 6-9 sehingga menurunkan kualitas kinerja
hari, TOI= 1-3 hari, dan BTO= 40-50 tim medis, menurunkan tingkat ke-
kali. puasan pasien, menurunkan keselama-
Berdasarkan penelitian dengan tan pasien, yang nantinya menyebabkan
menggunakan grafik Barber-Johnson infeksi nosocomial juga semakin
dapat diketahui bahwa pelayanan rawat meningkat.

45
Semakin rendah nilai ALOS, Penyajian Data Rumah Sakit.
akan berdampak secara langsung pada Jakarta.
aspek ekonomis, yaitu biaya yang akan
dikeluarkan pasien kepada rumah sakit PERMENKES RI No. 034/Birhup/1972
juga semakin rendah, sebaliknya tentang Perencanaan dan
apabila ALOS semakin tinggi menunjuk- Pemeliharaan Rumah Sakit.
kan kinerja kualitas medis yang kurang
baik karena pasien harus dirawat lebih Juknis SIRS 2011 tentang Sistem
lama dalam artian lama sembuhnya. Informasi Rumah Sakit.
Angka turn over interval (TOI)
menunjukkan rata-rata jumlah hari
sebuah tempat tidur tidak ditempati
untuk perawatan pasien. Hari “kosong”
ini terjadi antara saat tempat tidur
ditinggalkan oleh seorang pasien hingga
digunakan lagi oleh pasien berikutnya,
semakin besar angka TOI, berarti
semakin lama saat “menganggur” nya
tempat tidur yaitu semakin lama saat
dimana tempat tidur tidak digunakan
oleh pasien. Hal ini berarti tempat tidur
semakin tidak produktif. Kondisi ini tentu
tidak menguntungkan diri dari segi
ekonomi bagi pihak manajemen rumah
sakit.
Sebaliknya, semakin kecil ang-
ka TOI, berarti semakin singkat saat
tempat tidur menunggu pasien berikut-
nya. Hal ini berarti tempat tidur bisa
sangat produktif, dan sangat meng-
untungkan bagi pihak manajemen,
namun juga akan berdampak pada
pasien yaitu meningkatkannya infeksi
nosocomial, karena bed kurang optimal
untuk dilakukan sterilisasi.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan terkait tinjauan efisiensi
penggunaan tempat tidur unit rawat inap
berdasarkan indikator grafik Barber-
Johnson didapatkan bahwa tingkat
penggunaan tempat tidur di RSU Anna
Medika tidak efisien, nilai parameter
BOR, ALOS, TOI dan BTO jauh dari
angka ideal, begitupula dengan titik
Barber-Johnson yang berada di luar
daerah efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Indradi Rano.2010. Statistik Rumah


Sakit. Graha Ilmu.

Depkes, RI. (2005). Buku Petunjuk


Pengisian, Pengolahan, dan

46

Anda mungkin juga menyukai