Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK

BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III


DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
PERIODE TRIWULAN TAHUN 2012

Dwianto1, Tri Lestari2


Mahasiswa APIKES Mitra Husada1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar2
petrusasep@yahoo.com1 !"#$%&'(%)*+,%#$'-.'/00&10&%22

ABSTRAK
enghitungan empat parameter Grafik Barber Johnson sangat diperlukan untuk mengukur efisiensi pelayanan
rumah sakit. Di RSUD Pandan Arang Boyolali angka kunjungan rawat inap bangsal kelas III tahun 2012 sebanyak
3947 pasien dan jumlah pasien keluar 3922 pasien, banyak pasien rawat inap yang tidak mendapatkan tempat tidur
pada bangsal tersebut dan sementara di ditempatkan di Instalasi gawat darurat (IGD). Tujuan penelitian untuk
mengetahui tingkat efisiensi pelayanan rawat inap pada bangsal kelas III periode triwulan tahun 2012 berdasarkan
Grafik Barber Johnson.
Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Cara pengumpulan data dengan observasi
dan wawancara. Populasi adalah Rekapitulasi Sensus harian rawat inap (SHRI) Periode Triwulan Tahun 2012 di
RSUD Pandan Arang dengan teknik pengambilan sampel teknik sampling jenuh dan analisisnya deskriptif kuantitatif.
Pada Bangsal kelas III periode triwulan I tahun 2012 pertemuan keempat parameter yang memasuki daerah
efisiensi adalah Bangsal Cempaka III sedangkan Bangsal Anggrek dan Bougenfil berada diluar daerah efisiensi.
Triwulan II pertemuan keempat parameter yang memasuki daerah efisiensi adalah Bangsal Cempaka III sedangkan
Bangsal Anggrek dan Bougenfil berada diluar daerah efisiensi. Triwulan III pertemuan keempat parameter yang
memasuki daerah efisiensi adalah Bangsal Bougenfil dan Cempaka III sedangkan Bangsal Anggrek berada diluar
daerah efisiensi. Triwulan IV pertemuan keempat parameter yang memasuki daerah efisiensi adalah Bangsal
Bougenfil sedangkan Bangsal Anggrek dan Cempaka III berada diluar daerah efisiensi. .
Di sarankan perelokasian tempat tidur pada Bangsal kelas III kususnya bangsal Anggrek supaya pelayanan
kepada pasien dapat maksimal serta penggunaan tempat tidur menjadi efisiensi.

3'#'!)451%!!!!!!! 6!7#'#%+#%)!3*+*/'#'5 !8$'")!9'$:*$!;0/5+05


Kepustakaan
: 10 (1994 2010)
PENDAHULUAN

sebagai dasar pengambilan keputusan, mengumpulkan

Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat

data untuk manajemen mutu, mengelola data untuk

organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan

menyusun laporan efisiensi pelayanan pada sarana

laporan secara cepat, tepat, dan akurat. Menurut

pelayanan kesehatan, melakukan analisa statistik

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

sederhana (KepMenKes, 2007).

Nomor 377 MenKes/SK/III/2007 tentang standar profesi

Statistik Rumah Sakit memiliki pengertian statistik

perekam medis dan informasi kesehatan, salah satu

yang menggunakan dan mengolah sumber data daeri

kompetensi perekam medis yaitu statistik kesehatan

pelayanan-pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk

antara lain mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan

menghasilkan informasi, fakta, dan pengetahuan

36

Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.1, Maret 2014

berkaitan dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

berlaku umum (generalisasai) (Arief, M, 2004). Dalam

Dalam memantau dan menilai tingkat efisiensi

penelitian ini menjelaskan atau menggambarkan tingkat

penggunaan tempat tidur (TT) pada bangsal perawatan

efisiensi penggunaan tempat tidur berdasarkan grafik

pasien digunakan empat parameter yaitu Bed Occupancy

Baber Johnson pada kelas III di RSUD Pandan Arang

Ratio (BOR), Average Length Of Stay (AvLOS), Turn

Boyolali tahun 2012.

Over Interval (TOI) dan Bed Turn Over (BTO). Sumber

Pendekatan yang digunakan adalah retrospektif,

data yang dapat digunakan untuk menghitung parameter

retrospektif adalah penelitian untuk menggali dan

tersebut Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) selama 1

menjelaskan data-data pada masa lampau (memandang

tahun. Empat parameter tersebut akan digunakan untuk

kebelakang). Dalam penelitian ini peneliti akan

membuat Grafik Barber Johnson (GBJ) yang berguna

mengambil data dari rekapitulasi sensus harian rawat

untuk :

inap tahun 2012.

1.
2.
3.

Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan

Dalam penelitian ini subyek adalah kepala bangsal

tempat tidur.

kelas III di RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2012.

Memonitor perkembangan target efisiensi

Obyek penelitian adalah Rekapitulasi Sensus Harian

penggunaan tempat tidur

Rawat inap Pada Bangsal Kelas III di RSUD Pandan

Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan

Arang Boyolali Tahun 2012,

tempat tidur antar unit.

1.
(Sudra, 2010)

Instrumen penelitian yang digunakan dalam


pengumpulan data

Hasil survey pendahuluan di RSUD Pandan Arang

Pedoman Observasi Pedoman observasi di

Boyolali diketahui bahwa angka kunjungan rawat inap

gunakan untuk mendapatkan data rekapitulasi

bangsal kelas III tahun 2012 sebanyak 3947 pasien dan

sensus harian rawat inap (SHRI) pada bangsal kelas

jumlah pasien keluar 3922 pasien. Pada waktu-waktu

III tahun 2012.

tertentu masih dijumpai pasien rawat inap yang tidak


mendapatkan tempat tidur pada bangsal tersebut, dan

2.

Cara Pengumpulan Data


a.

untuk sementara menjalani perawatan di Instalasi gawat

Metode Observasi
Suatu prosedur yang berencana meliputi

darurat (IGD) sampai mendapatkan tempat tidur di

melihat dan mencatat jumlah serta aktivitas

Bangsal rawat inap.

tertentu yang berhubungan dengan masalah

Beredasarkan latar belakang tersebut, penulis

yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Dengan

tertarik untuk mengambil judul Karya Tulis Ilmiah

metode ini peneliti memperoleh hasil perincian

Analisis Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur

data Rekapitulasi Laporan RL 1 pada Triwulan

Berdasarkan Grafik Barber Johnson Pada Bangsal Kelas

I sampai dengan Triwulan IV periode Tahun

III Di RSUD Pandan Arang Boyolali periode Triwulan

2012 untuk pembuatan Grafik Barber Johnson

Tahun 2012.

di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang


Boyolali

METODE PENELITIAN

b.

Metode Wawancara tak terstruktur

Rancangan penelitian deskriptif adalah penelitian

Suatu metode yang digunakan untuk

yang hasilnya berupa diskripsi (penggambaran) keadaan

mengumpulkan data, dimana peneliti

objek penelitian tanpa memberikan kesimpulan yang

mendapatkan keterangan atau pendirian

Ananlisis Efisisiensi Pelayanan Rawat Inap ...

37

secara lisan dari seseorang sasaran penelitian

secara objektif (Notoatmodjo, 2002). Peneliti

(responden) atau bercakap-cakap berhadapan

melakukan penelitian dengan menganalisis dan

muka dengan orang tersebut (face to face)

memaparkan hasil penelitian sesuai dengan keadaan

(Notoatmodjo, 2002). Peneliti menggunakan

sebenarnya pada saat penelitian berlangsung dan

metode wawancara tidak terstruktur, yakni

selanjutnya hasil penelitian dibandingkan dengan

wawancara yang bebas dimana peneliti

teori-teori yang berkaitan dengan Grafik Barber

tidak menggunakan pedoman wawancara

Johnson yang kemudian diambil kesimpulan dari

yang telah tersusun secara sistematis dan

data tersebut.

lengkap untuk pengumpulan datanya, dengan


mewawancarai kepala bangsal kelas III di

HASIL

RSUD Pandan Arang Boyolali.

1.

Data Kunjungan Pasien Rawat Inap Dirumah Sakit


Pandan Arang Boyolali

Kelas III di RSUD Pandan Arang Boyolali

adalah:

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) pada

TW
II

bangsal kelas III.


c.

Klasifikasi
Mengelompokkan data yang telah diperoleh

TW
III

untuk memudahkan dalam perhitungan.


d.

Tabulasi
Dari hasil pengumpulan data dikelompokan
dan data dimasukkan kedalam bentuk tabel.

e.

Penyajian Data
Setelah data dimasukkan table kemudian di
sajikan dalam bentuk Grafik Barber Johnson.

2.

TW
()

13

269 1325 1291 253

15

Cempaka III

337 1759 2089 332

11

Anggrek

406 1664 1696 400

!"#$%&'

245 1334 1200 229

16

Cempaka III

288 1618 1773 278

10

Anggrek

372 1625 1502 360

12

!"#$%&'

268 1278 1135 260

Cempaka III

339 1787 1840 315

17

Anggrek

413 1687 1663 398

10

!"#$%&'

248 1312 1220 235

11

Cempaka III

410 2137 2286 397

14

91

91

92

92

Sumber: Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap


Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
bangsal Anggrek pasien masuk tertinggi pada
triwulan IV sebesar 413 pasien, jumlah hari

Analisis Data

perawatan tertinggi pada triwulan IV sebesar 1687

Analisis data yang digunakan adalah secara

hari, jumlah lama dirawat tertinggi pada triwulan II

deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu

sebesar 1696 hari, dan jumlah pasien keluar hidup

metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

dan mati tertinggi pada triwulan II sebesar 444

membuat gambaran atau deskripsi tentang keadaan


38

HR

352 1644 1556 339

TW I !"#$%&'

Setelah data dikumpulkan kemudian data


tersebut dikoreksi sesuai dengan rekapitulasi

Mati

Editing

Pasien
Keluar

Anggrek

Hidup

Bangsal Kelas III

Harian Rawat Inap (SHRI) Bangsal kelas III.

kelengkapan pencatatan Sensus Harian Rawat

LD

Inap untuk memperoleh Rekapitulasi Sensus

Dilakukan pengumpulan data mengenai

b.

periode Triwulan Tahun 2012.

Collecting
Periode

a.

HP

Tahap-tahap pengolahan setelah data dikumpulkan

Data kunjungan pasien rawat inap pada Bangsal

Pasien masuk

Teknik Pengolahan Data

Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.1, Maret 2014

pasien dengan jumlah hari periode tertinggi 92 hari.

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui pada

Bangsal Bougenfil pasien masuk tertinggi

triwulan I hasil penghitungan BOR dan BTO

pada triwulan I sebesar 269 pasien, jumlah hari

tertinggi pada bangsal Anggrek sebesar 95,08%

perawatan tertinggi pada triwulan III sebesar 1334

dan 18,53 kali, AvLOS dan TOI tertinggi pada

hari, jumlah lama dirawat tertinggi pada triwulan I

bangsal Cempaka III 6,06 hari dan 1,46 hari.

sebesar 1291 hari, dan jumlah pasien keluar hidup

Triwulan II hasil Penghitungan BOR dan BTO

dan mati tertinggi pada triwulan IV sebesar 268

tertinggi pada bangsal Anggrek sebesar 96,24% dan

pasien dengan jumlah hari periode tertinggi 92 hari

23,34 kali, AvLOS dan TOI tertinggi pada bangsal


Cempaka III 5,64 dan 1,97 hari. Triwulan III hasil

Bangsal Cempaka III pasien masuk tertinggi

Penghitungan BOR dan BTO tertinggi pada bangsal

sebesar pada triwulan IV sebesar 410 pasien,

Anggrek sebesar 92,96% dan 19,58 kali, AvLOS

jumlah hari perawatan tertinggi sebesar 2137 hari,

dan TOI tertinggi pada bangsal Cempaka III 5,38

jumlah lama dirawat tertinggi sebesar 2286 hari

dan 1,27 hari. Triwulan IV hasil Penghitungan

dan jumlah pasien keluar hidup dan mati tertinggi

BOR tertinggi pada bangsal Cempaka III sebesar

sebesar 411 pasien dengan jumlah hari periode

96,78%, AvLOS dan TOI tertinggi pada bangsal

tertinggi 92 hari.
2.

Bougenfil 5,33 dan 1,02 har, BTO tertinggi pada

Penghitungan BOR, LOS, TOI dab BTO di Bagsal


Kelas III Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali
Tabel 2
Hasil perhitungan BOR, AvLOS, TOI dan BTO
pada bangsal kelas III di RSUD Pandan
Arang Periode triwulan Tahun 2012.
Periode

Bangsal

TW II

TW III

01/()

(%)

*+,-./ TOI
(Hari) (Hari)

BTO
(kali)

3.

Gambar Grafik Barber Johnson Bangsal Kelas III


di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali
Gambar grafik barber johnson pada bangsal
kelas III di RSUD Pandan Arang Boyolali periode
Triwulan Tahun 2012.
Langkah - langkah dalam membuat grafik

95,08

4,67

0,24

18,53

barber johnson yaitu menentukan koordinat titik

85,65

4,94

0,83

15,76

bantu sebagai berikut:

Cempaka III 80,54

6,06

1,46

12,08

Anggrek

96,24

3,75

0,15

23,34

86,23

5,44

0,87

14,41

Cempaka III 74,08

5,64

1,97

11,96

Anggrek

92,96

4,37

0,33

19,58

81,71

4,79

1,01

15,7

Cempaka III 80,93

5,38

1,27

13,83

Anggrek

96,51

4,13

0,15

21,47

83,89

5,33

1,02

14,47

Cempaka III 96,78

5,2

0,17

17,12

Anggrek
TW I

BOR

bangsal Anggrek 21,47 kali.

!"#$%&'

!"#$%&'

!"#$%&'

!"#$%&'

Tabel 3
Koordinat Titik Bantu Empat Parameter
8$'")!9'$:*$!;0/5+05!('2'!:'5<+'=!)*='+!>>>!2%!
RSUD Pandan Arang Boyolali periode Triwulan
Tahun 2012
Periode Bangsal BOR (%)

(9,5;0,5) (0;4,67) (0,24;0)

(4,91);
(4,91)

!"#$%&' (8,56;1,44) (0;4,94 (0,83;0)

(5,77);
(5,77)

Anggrek
TW I

*+,-./ TOI
BTO (kali)
(Hari) (Hari)

!"#$%&''()*+,' -$%.+/!01)0' 2345' 6783 5' 93:'


;)0'293'<);)'#)01*),'=$,)*':::'-$%+>;$'

Cempaka
(7,53);
(8,05;1,95) (0;6,06) (1,46;0)
III
(7,53)

triwulan tahun 2012

Ananlisis Efisisiensi Pelayanan Rawat Inap ...

39

Anggrek (9,62;0,38) (0;3,75) (0,15;0) (3,9);(3,9)


TW II

TW II

!"#$%&' (8,62;1,38) (0;5,44) (0,87;0)

Cempaka
(7,4;2,6) (0;5,64) (1,97;0) (7,6);(7,6)
III
!"#$%&' (8,17;1,83) (0;4,79) (1,07;0)

TW III

01/()

(6,31);
(6,31)

(5,86);
(5,86)

Cempaka
(6,65);
(8,09;1,91) (0;5,38) (1,27;0)
III
(6,65)
Anggrek (9,65;0,35) (0;4,13) (0,15;0)

(4,28);
(4,28)

!"#$%&' (8,39;1,61) (0;5,33) (1,39;0)

(6,36);
(6,36)

Cempaka
(5,37);
(9,68;0,32) (0;5,2) (0,17;0)
III
(5,37)

Sumber: Hasil perhitungan


a.

Gambar 1 Grafik Barber Johnson Bangsal kelas


III pada Triwulan I Tahun 2012 berdasarkan

Keterangan :

tabel 3.

A = Bangsal Anggrek
B = Bangsal Bougenfil
C = Bangsal Cempaka III
c.

Gambar 3 Grafik Barber Johnson Bangsal


kelas III pada Triwulan III Tahun 2012
berdasarkan tabel 3.

Keterangan :
A = Bangsal Anggrek
A = Bangsal Anggrek
B = Bangsal Bougenfil
C = Bangsal Cempaka III

Keterangan :
A = Bangsal Anggrek

b.

Gambar 2 Grafik Barber Johnson Bangsal

B = Bangsal Bougenfil

kelas III pada Triwulan II Tahun 2012

C = Bangsal Cempaka III

berdasarkan tabel 3.

40

Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.1, Maret 2014

d.

Gambar 4 Grafik Barber Johnson Bangsal

Triwulan
III

kelas III pada Triwulan III Tahun 2012


berdasarkan tabel 3.

Triwulan
()

Anggrek

(0,33; 4,37

Di luar daerah
$&23$%23

!"#$%&'

(1,07; 4,79)

Di dalam
45$657/$&23$%23

Cempaka III

(1,27; 5,38)

Di dalam
45$657/$&23$%23

Anggrek

(0,15; 4,13)

Di luar daerah
$&23$%23

!"#$%&'

(1,02; 5,33)

Di dalam
45$657/$&23$%23

Cempaka III

(0,17; 5,2)

Di luar daerah
$&23$%23

!"#$%&''?)"#)%' )0),+*+*' $@*+$0*+' -$011!0))0'


tempat tidur pada bangsal kelas III
4.

Analisis Efisiensi Penggunaan Tempat Tidur Pada


Bangsal Kelas Iii
Berdasarkan tabel 4. Titik Pertemuan Empat
Parameter Grafik Barber Johnson bangsal kelas
III Di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang

4.

Titik Pertemuan Empat Parameter Grafik Barber


Johnson pada Bangsal III di Rumah Sakit Umum
Daerah Pandan Arang periode triwulan tahun
2012.

Barber Johnson Bangsal III Di Rumah Sakit


Umum Daerah Pandan Arang Boyolali periode
triwulan tahun 2012

Triwulan
II

empat parameter berada diluar daerah efisiensi


sedangkan Bangsal Cempaka III berada didalam

Titik Pertemuan Empat Parameter Grafik

?%#%)!@*$#*,4'5!A,('#!@'$',*#*$!8$'")!

Triwulan
I

Anggrek dan Bougenfil koordinat titik pertemuan

daerah efisiensi.
Tabel 4

Periode

boyolali pada triwulan I Tahun 2012, pada bangsal

koordinat titik pertemuan empat parameter ketiga


Bangsal berada diluar daerah efisiensi.
Titik Pertemuan Empat Parameter Grafik

Koordinat Titik
Pertemuan Empat
Parameter

Hasil Analisis

Anggrek

(0,24; 4,67)

Di luar daerah
$&23$%23

!"#$%&'

(0,83; 4,94)

Di luar daerah
$&23$%23

Cempaka III

(1,46; 6,06)

Di dalam
45$657/$&23$%23

Anggrek

(0,15; 3,75)

Di luar daerah
$&23$%23

!"#$%&'

(0,87; 5,44)

Di luar daerah
$&23$%23

Cempaka III

(1,97; 5,64)

Di luar daerah
$&23$%23

Bangsal

Barber Johnson bangsal kelas III pada Triwulan II,

Barber Johnson bangsal kelas III pada Triwulan III,


pada bangsal Anggrek koordinat titik pertemuan
empat parameter berada diluar daerah efisiensi
sedangkan Bangsal Bougenfil dan Cempaka III
berada didalam daerah efisiensi.
Titik Pertemuan Empat Parameter Grafik
Barber Johnson bangsal kelas III pada Triwulan IV,
pada bangsal Anggrek dan Cempaka III koordinat
titik pertemuan empat parameter berada diluar
daerah efisiensi sedangkan Bangsal Bougenfil
berada didalam daerah efisiensi

Ananlisis Efisisiensi Pelayanan Rawat Inap ...

41

PEMBAHASAN

% dan 86,23% sedangkan BOR bangsal Cempaka

1.

Sumber data kunjungan rawat inap di peroleh dari

belum sesuai standar ideal Barber Johnson 74,08%.

sensus harian rawat inap (SHRI) yang dilakukan

Berdasarkan gambar 3 periode triwulan III dapat

setiap hari pada setiap ruang rawat inap.

diketahui titik pertemuan empat parameter Anggrek

Analisis efisiensi pelayanan rawat inap berdasarkan

diluar daerah efisiensi sedangkan bangsal Bougenfil

grafik barber bangsal kelas III pada triwulan 1 tahun

dan Cempaka III didalam daerah efisiensi. Nilai

2012. Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui

BOR bangsal Anggrek melebihi nilai standar ideal

titik pertemuan empat parameter bangsal Anggrek

barber johnson 92,96 % sedangkan BOR bangsal

dan Bougenfil di luar daerah efisiensi sedangkan

Bougenfil dan Cempaka sudah sesuai standar ideal

bangsal Cempaka III di dalam daerah efisiensi.

Barber Johnson 81,71% dan 80,93%. Berdasarkan

Nilai BOR bangsal Anggrek dan Bougenfil

gambar 4 periode triwulan IV dapat diketahui titik

melebihi nilai standar ideal barber johnson 95,08

pertemuan empat parameter bangsal Anggrek dan

% dan 85,65% sedangkan BOR bangsal Cempaka

Cempaka III diluar daerah efisiensi sedangkan

sudah sesuai standar ideal barber johnson 80,54%.

bangsal Bougenfil didalam daerah efisiensi. Nilai

Nilai standar ideal BOR berdasarkan berber

BOR bangsal Anggrek dan Cempaka III melebihi

johnson yaitu 75-85%. Untuk nilai BOR secara

nilai standar ideal barber johnson 96,51% dan

statistik semakin tinggi nilai BOR maka semakin

96,78% sedangkan BOR bangsal Cempaka belum

tinggi pula penggunaan Tempat tidur yang ada

sesuai standar ideal Barber Johnson 83,89%.

2.

untuk perawatan pasien, sedangkan semakin

3.

42

4.

Berdasarkan hasil analisis dari gambar 4.1 sampai

banyak pasien yang dilayani berarti semakin

4.4 dapat diketahui bahwa dari triwulan I sampai

berat pula beban kerja petugas kesehatan di unit

triwulan IV titik pertemuan empat parameter

tersebut. Akibatnya pasien bisa kurang mendapat

bangsal Anggrek diluar daerah efisiensi. Nilai

perhatian yang dibutuhkan dan kemungkinan

BOR nya tinggi yaitu 95,08%, 96,24%, 92,96%,

infeksi nosokomial juga meningkat. Pada akhirnya,

dan 96,51% melebihi nilai ideal standar BOR

peningkatan BOR yang terlalu tinggi justru

berdasarkan Barber Johnson 75-85%. Hal ini

menurunkan kualitas kinerja tim medis dan

di karenakan Bangsal Anggrek merupakan

menurunkan kepuasan serta keselamatan pasien.

bangsal di RSUD Pandan Arang Boyolali untuk

Begitu pula sebaliknya, semakin rendah nilai BOR

pelayanan pasien Jamkesmas (Jaminan Kesehatan

maka semakin sedikit tempat tidur yang digunakan

Masyarakat) dan Jamkesda (Jaminan Kesehatan

pasien dibandingkan dengan tempat tidur yang

Daerah) serta mutu pelayanannya baik sehingga

telah tersedia. Dengan kata lain, penggunaan

nilai BOR tinggi. Dibandingkan dengan Bangsal

tempat tidur yang rendah menyebabkan kesulitan

Bougenfil dan Cempaka III yang sama-sama untuk

pada aspek pendapatan ekonomi bagi pihak rumah

pelayanan Jamkesmas dan Jamkesda, Nilai BOR

sakit.

bangsal Anggrek lebih tinggi karena tempatnya

Berdasarkan gambar 2 periode triwulan II dapat

paling strategis dan lebih cepat dalam pelayanan

diketahui titik pertemuan empat parameter bangsal

pasien. Hal ini menyebabkan dalam pemanfaatan

Anggrek, Bougenfil dan Cempaka III di luar daerah

tempat tidur kurang efisien, meningkatnya kejadian

efisiensi. Nilai BOR bangsal Anggrek dan Bougenfil

infeksi nosokomial, beban kerja petugas pelayanan

melebihi nilai standar ideal barber johnson 96,24

semakin berat maka dari itu untuk memperbaiki

Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VIII.NO.1, Maret 2014

perlu di adakan perekrutan dokter dan perelokasian

III pertemuan keempat parameter berada di dalam

tempat tidur ketiga bangsal supaya titik pertemuan

daerah efisiensi adalah sedangkan Bangsal Anggrek

empat parameter bangsal Anggrek dapat memasuki

diluar daerah efisiensi. Pada triwulan IV Bangsal

daerah efisiensi serta pelayanan kepada pasien

Bougenfil pertemuan keempat parameter berada

dapat maksimal.

didalam daerah efisiensi adalah sedangkan Bangsal


Anggrek dan Cempaka III diluar daerah efisiensi.

SIMPULAN
1.

2.

Sumber data kunjungan rawat inap di peroleh dari

DAFTAR PUSTAKA

sensus harian rawat inap (SHRI) yang dilakukan

DepKes RI.2006. Petunjuk Teknis Peyelenggaraan

setiap hari pada setiap ruang rawat inap.

Rekam Medis, Direktorat Jenderal Pelayanan

Pada triwulan I hasil penghitungan BOR dan BTO

Medik. Jakarta: DepKes RI.

tertinggi pada bangsal Anggrek sebesar 95,08%


dan 18,53 kali, AvLOS dan TOI tertinggi pada
bangsal Cempaka III 6,06 hari dan 1,46 hari.
Triwulan II hasil Penghitungan BOR dan BTO

Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta: DepKes RI.


__________2008. PerMenKes No.269/ Per/ III/ 2008.

23,34 kali, AvLOS dan TOI tertinggi pada bangsal

Tentang Rekam Medis, Direktorat Jenderal

Cempaka III 5,64 dan 1,97 hari. Triwulan III hasil

Pelayanan Medik. Jakarta: DepKes RI.

Anggrek sebesar 92,96% dan 19,58 kali, AvLOS


dan TOI tertinggi pada bangsal Cempaka III 5,38
dan 1,27 hari. Triwulan IV hasil Penghitungan
BOR tertinggi pada bangsal Cempaka III sebesar
96,78%, AvLOS dan TOI tertinggi pada bangsal
Bougenfil 5,33 dan 1,02 hari, BTO tertinggi pada
bangsal Anggrek 21,47 kali.
Grafik Barber Johnson pada bangsal kelas III di
RSUD Pandan Arang Boyolali periode triwulan
tahun 2012, dapat dilihat pada gambar Grafik
Barber Johnson 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4.
4.

di Rumah sakit Indonesia revisi 1, Direktorat

tertinggi pada bangsal Anggrek sebesar 96,24% dan

Penghitungan BOR dan BTO tertinggi pada bangsal

3.

_________ 2008. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis

Hasil analisis tingkat efisiensi pada Bangsal kelas


III periode triwulan tahun 2012, Bangsal Cempaka
III pertemuan keempat parameter berada didalam
daerah efisiensi sedangkan Bangsal Anggrek dan
Bougenfil diluar daerah efisiensi. Pada triwulan II
Bangsal Cempaka III pertemuan keempat parameter
berada didalam daerah efisiensi sedangkan Bangsal
Anggrek dan Bougenfil diluar daerah efisiensi.
Pada triwulan III Bangsal Bougenfil dan Cempaka

__________2009. Undang Undang No.44 Tahun 2009.


Tentang Rumah Sakit. Jakarta. DepKes RI.
Ery R. 2009. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan
Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Huffman, EK. 1994. Health Information Management.
Berwyn: Physician Record Company.
Notoatmodjo S. 2002. Metodologi penelitian kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudra, RI. 2010. Statistik Rumah Sakit (Dari Sensus
<)*+$0' A)0' ?%)@=' 2)%#$%BC>.0*>0' (+011)'
Statistik Kematian Dan Otopsi). Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Taufiqurohman, MA. 2009. Pengantar Metodologi
Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta:
LPP UNS dan UNS Press

Ananlisis Efisisiensi Pelayanan Rawat Inap ...

43

Anda mungkin juga menyukai